MANAJEMEN KEUANGAN REKSA DANA SYARIAH

MANAJEMEN KEUANGAN REKSA DANA
SYARIAH
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manjemen Keuangan
Non Bank Syariah
Dosen Pengampu: Hj. Diah Siti Sa’diah, M.Ag.

Disusun Oleh:
Kelompok 3/HPS-B/VI
Ilman Muhamad Asodiq

1143020089

Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
2017 M

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta
ini. Sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya pada

mata kuliah Manajemen Keuangan Non Bank Syariah yang berjudul
“MANAJEMEN KEUANGAN REKSA DANA SYARIAH”. Shalawat beserta
salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda agung, yakni Nabi
Muhammad SAW, kepada shahabat beliau, kepada pengikut beliau, dan tak lupa
kepada umat beliau yang senantiasa masih mengikuti ajarannya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai reksadana syariah. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah ini berguna bagi penulis dan yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahn kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Bandung, April 2017

Penyusun


i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................

i

DAFTAR ISI...................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

1

A. Latar Belakang ...............................................................................

1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................

2

C. Tujuan ............................................................................................

3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................

4

A. Manajemen Syariah .......................................................................

4

B. Reksadana Syariah .........................................................................

5


C. Fatwa DSN MUI ............................................................................

13

D. Bentuk-Bentuk Reksadana Syariah ................................................

19

E. Keuntungan dan Resiko Reksadana Syariah ..................................

21

BAB III PENUTUP ........................................................................................

25

Simpulan .........................................................................................................

25


DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

26

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai agama wahyu merupakan sumber pedoman hidup bagi
seluruh umat manusia. Oleh karena itu, seluruh aktivitas yang dilakukan dalam
bidnag ekonomi Islam mengutamakan metode pendekatan sistem nilai
sebagaimana yang tercantum dalam sumber-sumber hukum Islam, yang berupa
Al-Quran, Sunnah, Ijma, dan Ijtihad.
Sistem nilai tersebut diharapkan dapat membentuk sistem ekonomi Islam
yang mampu mengentaskan kehidupan manusia dari ancaman pertarungan serta
timbulnya perpecahan akibat adanya persaingan dan kegelisahan, yang
menyebabkan keserakahan sebagai bentuk krisis dari sistem ekonomi kapitalis
individualistic dan marxis sosialistsik.1 Islam menginginkan ekonomi pasar
yang dilandaskan pada nilai-nilai moral. Segala kegiatan ekonomi harus

berdasarkan prinsip kerja sama dan prinsip tanggung jawab.
Karakteristik utama dari sistem ekonomi Islam adalah penggunaan konsep
segitiga (triangle concept) yang memiliki tiga elemen dasar, yaitu Allah SWT.,
manusia, dan alam. Dalam melaksanakan segala aktivitas ekonomi, manusia
akan selalu berhubungan dengan manusia lainnya (hablum minannaas). Elemen
alam pada konsep segitiga dimaksudkan sebagai wahana atau tempat yang
mampu memberikan dan mencukupi kebutuhan seluruh makhluk hidup,
khusunya umat manusia. Sekalipun demikian, manusia yang telah ditakdirkan
sebagai makhluk hidup yang diberi akal memiliki kewajiban untuk menjaga
kelestarian dan kelangsungan hidup dari alam tersebut. Pada akhirnya,
keseluruhan hubungan horizontal antara kedua elemen tersebut harus mengacu
pada sebuah garis lurus vertical, yaitu Allah SWT. (hablum minannallah). Hal
tersebut merupakan salah satu bentuk filsafat ekonomi Islam.

1
Muhamad, Lembaga-lembaga Keuangan Umat Kontemporer, Yogyakarta: UII Press,
2000, hlm. 14-16.

1


Oleh karena itu, pembentukan reksa dana syariah sebagai lembaga investasi
syariah juga memiliki keterkaitan yang erat dengan implementasi konsep
ekonomi Islam yang mengacu pada sistem nilai dan asas-asas pokok filsafat
ekonomi Islam, yang berpedoman pada Al-Quran serta sumber-sumber hukum
Islam lainnya.
Berinvestasi di reksa dana merupakan alternatif berinvestasi masyarakat
yang diinginkan memperoleh return investasi dari sumber yang jelas. Return
investasi yang dapat diketahui tanpa harus turut serta dalam menjalankan
investasi dengan tersedianya laporan return dari manager investasi atau pihak
lain yang memberikan tempat atau jasa berinvestasi. Jadi reksa dana hadir
sebagai wadah yang dapat dipergunakan sebagai pemodal atau pihak yang ingin
berinvestasi, namun memiliki waktu dan pengetahuan terbatas.
Berinvestasi dengan reksadana memiliki banyak manfaat, terturama bagi
para investor kecil yang akan melaksanakan investasi tidak secara langsung,
mengingat investasi secara langsung membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Dalam berinvestasi dengan menggunakan reksa dana investor akan diuntungkan
dengan pengelolaan portofolio secara profesional oleh manager investasi.
Sehingga dalam hal ini yang menjadi latar belakang penulis dalam menulis
makalah ini.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.

Apa pengertian reksadana syariah ?

2.

Bagaimana reksadana syariah dalam Fatwa DSN MUI No. 20/DSNMUI/IV/2001 ?

3.

Apa saja produk-produk reksadana syariah ?

4.

Apa keuntungan dan risiko reksadana syariah ?

2

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembuatan makalah ini pada dasarnya adalah ingin:
1. Mengetahui dan memahami tentang Reksadana Syariah.
2. Mengetahui dan memahami penjelasan reksadana syariah dalam Fatwa
DSN MUI No. 20/DSN-MUI/IV/2001.
3. Mengetahui dan memahami bentuk-bentuk reksadana syariah.
4. Mengetahui dan memahami keuntungan dan risiko reksadana syariah.

3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Syariah
Sebelum membahas mengenai manajemen reksadana syariah terlebih dahulu
akan dipaparkan mengenai manajemen syariah. Manajemen adalah sesuatu yang
berjalan atau berlangsung, atau lebih tepat lagi dikatakan suatu kegiatan.2
Manajemen juga dapat dikatakan sebagai kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien menunjukkan bahwa dalam prosesnya banyak
liku-liku yang harus ditempuh, terutama dalam hubungannya dengan faktor
manusia. Organisasi itu sendiri, menurut Everett M. Rogers dan Rekha Agarwala
Rogers (1976), adalah suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama

untuk mencapai tujuan bersama melalui jenjang kepangkatan dan pembagian kerja.
Dalam pandangan ajaran islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi,
benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak
boleh dilakukan secara asal-asalan. Hali ini merupakan prinsip utama dalam ajaran
Islam.3 Rasulullah SAW. Bersabda, dalam sebuah hadis yang diriwayarkan Imam
Thabrani, “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan suatu
pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas, dan tuntas).” (H.R.
Thabrani).
Arah pekerjaan

yang jelas, landasan yang mantap, dan cara-cara

mendapatkannya yang transparan, merupakan amal perbuatan yang dicintai Allah
SWT. Manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan baik,
tepat, dan tuntas, merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran Islam.
Hal-hal yang dibahas dalam manajemen syariah adalah:
1. Perilaku, yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan. Hal ini
berbeda dengan perilkau dalam manajemen konvensional yang sama sekali
tidak terkait, bahkan terlepas dari nilai-nilai tauhid. Orang-orang yang
2

Onong Uchjana Effendy, Psikologi Manajemen dan Administrasi, Bandung: Mandar
Maju. 1989. Hlm. 15.
3
Didin Hafidhudin dan Hendri Tanjung. Manajemen Syariah dalam praktik, Jakarta: Gema
Insani. 2003, hlm. 1

4

menerapkan manajemen konvensional tidak merasa adanya pengawasan
melekat, kecuali semata-mata pengawasan dari pemimpin atau atasan.
Setiap kegiatan dalam manajemen syariah diupayakan menjadi amal saleh
yang bernilai abadi.
2. Struktur organisasi. Hal ini menjelaskan bahwa dalam mengatur kehidupan
dunia, peranan manusia tidak akan sama. Kepintaran dan jabatan seseorang
tidak akan sama. Sesungguhnya struktur itu merupakan sunnatullah.
Struktur yang berbeda-beda merupakan ujian dari Allah dan bukan
digunakan untuk kepentingan sendiri.
3. Sistem, yaitu suatu totalitas himpunan bagian yang satu sama lain
berhubungan sedemikian rupa, sehingga menjadi kesatuan yang terpadu
untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem ini dibuat harus menyebabkan
perilaku pelakunya berjalan dengan baik. Sistem berawal dari pembahasan
untuk apa manusia diciptakan. Sistem itu adalah seluruh aturan kehidupan
manusia yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Rasul. Aturan tersebut
berbentuk keharusan dan larangan melakukan sesuatu. Aturan tersebut
dikenal sebagai hukum lima, yaitu: wajib, sunnah, mubah, makruh, dan
haram. Pelaksanaan sistem yang konsisten dalam manajemen, akan
melahirkan sebuah tatanan yang rapi, sebuah tatanan yang disebut sebagai
manajemen yang rapi.
B. Reksadana Syariah
Secara bahasa Reksadana tersusun dari 2 konsep, yaitu reksa yang berarti jaga
atau pelihara dan konsep dana yang berarti himpunan uang. Dengan demikian
secara bahasa reksadana berarti kumpulan uang yang dipelihara. 4 Reksadana
(mutual fund) adalah wahana yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat
(pemodal) untuk kemudian diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh manajer

4

Asri Sitompul. Reksa dana;Pengantar dan Pengenalan Umum. (Bandung : Citra
Aditya Bakti), 2003 hal 2.

5

investasi (MI). Portofolio efek tersebut bisa berupa saham, obligasi, instrumen
pasar uang, atau kombinasi dari beberapa di antaranya.5
Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1, ayat (27):
“Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh
Manajer Investasi.”Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana
yang ditempatkannya pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun
kerugian dan menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam “Nilai
Aktiva Bersih” (NAB) reksadana tersebut.
Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk
disimpan pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi,
dimana bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan
kolektif dan administratur.
Reksadana Syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal sebagai pemilik harta (shabib al-mal/rabb al-mal) untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi sebagai
wakil shahib al-mal menurut ketentuan dan prinsip Syariah islam.
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 20/DSN-MUI/IV/2001, Reksadana
Syariah (Islamic investment funds) adalah reksadana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip-prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara
pemodal dengan manajer investasi (wakil pemodal), maupun antara manajer
investasi dengan pengguna investasi. Jika membandingkan dengan reksa dana
konvensional, keduanya tidak memiliki banyak perbedaan. Perbedaan mendasar
yaitu hanya terletak pada cara pengelolaan dan prinsip kebijakan investasi yang
diterapkan. Kebijakan invesstasi reksa dana syariah adalah berbasis instrumen
investasi dengan cara-cara pengelolaan yang halal. Halal disini berarti bahwa
perusahaan yang mengeluarkan instrumen investasi tersebut tidak boleh melakukan

5

Heri Sudarsono. Bank dan lembaga keuangan syariah deskripsi dan ilustrasi. (Yogyakarta :
Ekonisia 2004), hal 201

6

usaha-usaha yang bertentangan dengan prinsip Islam. Misalnya,tidak melakukan
perbuatan riba (membungakan uang) dan tidakmemakai strategi investasi
berdasarkan spekulasi, saham, obligasi dan sekuritas lainnya tidak berhubungan
dengan produk minuman keras, produk yang mengandung babi, bisnis hiburan
berbau maksiat, perjudian, pornografi, dan sebagainya.6
Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan
prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta
(sahib sl-mal/ rabb al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil sahib al-mal,
maupun antara manajer investasi sebagai wakil sahib al-mal dengan pengguna
investasi.7 Dengan demikian, reksadana syariah adalah reksadana yang pengelolaan
dan kebijakan investasinya mengacu kepada syariah Islam. Reksadana syariah tidak
akan

menginvestasikan

dananya

pada

obligasi

dari

perusahaan

yang

pengelolaannya atau produknya bertentangan dengan syariah Islam misalnya pabrik
minuman beralkohol, industri pertenakan babi, jasa keuangan yang melibatkan riba
dalam operasionalnya dan bisnis yang mengandung maksiat.8
Reksadana syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang dapat
dijadikan alternatif berinvestasi bagi masyarakat yang menginginkan return dari
sumber yang bersih dan dapat dipertanggungjawabkan secara syariah. Tujuan
utama reksadana syariah bukan semata-mata hanya mencari keuntungan, tetapi juga
memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan, komitmen pada nilai-nilai
religiusitas, meskipun tanpa harus mengabaikan kepentingan para investor.9
Reksa dana merupakan suatu organisasi yang di dalamnya mencakup perilaku
pengelola, struktur organisasi, serta sistem, yang harus dijaga dan dibina
kinerjanya. Oleh karena itu, reksa dana perlu dikelola secara benar oleh orang yang

6

Diakses melalui http://repository.usu.ac.id Pada 23 April 2017 Pukul 10.45.

7

Pasal 1 angka 6 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah.
8
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangna Syariah, (Medan: Prenada Media,
2009), hal. 168-169.
9
Burhanuddin Susanto, Pasar Modal Syariah (Tinjauan Hukum), (Yogyakarta:
UII Press Yogyakarta, 2008), hal. 74.

7

dianggap mampu mengelolanya. Hal ini karena dalam reksa dana terkandung halhal berikut.10
1. Dana yang diperoleh dari masyarakat diinvestasikan pada portofolio efek.
2. Portofolio efek tersebut sangat bervariasi, sehingga masing-masing
instrument tersebut mempunyai tingkat pengembalian yang berbeda-beda.
3. Arus kas yang berubah-ubah.
4. Keahlian manajer investasi dalam mengelola portofolio yang mampu
menghasilkan risiko dari portofolio tersebut dan kepastian tingkat
pengembalian. Manajer investasi diharapkan paham, tegas, terbuka, dan
bersedia bermusyawarah dalam pengembalian keputusannya. Faktor-faktor
yang terkait dengan manajer investasi adalah:
a. Alokasi asset (asset allocation);
b. Instrument investasi (stock selection);
c. Kemampuan menilai waktu jual beli di pasar (market timing).
Reksadana syariah akan memiliki peranan besar dalam pembangunan ekonomi,
karena dapat memobilisasi dana dari masyarakat pemodal untuk pertumbuhan dan
pengembangan perusahaan nasional baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
maupun swasta. Reksadana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang
ingin berperan serta dalam kegiatan pasar modal, meskipun dengan penyertaan
dana yang relatif kecil dan kemampuan menanggung resiko yang sedikit.
Panduan bagi masyarkat muslim untuk berinvestasi pada produk ini sudah
diberikan melalui fatwa DSN-MUI No. 20 tahun 2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah. Sayangnya produk investasi
syariah yang lebih menguntungkan dari produk tabungan atau deposito perbankan
syariah ini kurang tersosialisasi. Pemilik dana (investor) yang menginginkan
investasi halal akan mengamanahkan dananya dengan akad wakalah kepada
Manajer Investasi. Reksadana Syariah akan bertindak dalam aqad mudharabah
sebagai Mudharib yang mengelola dana milik bersama dari para investor. Sebagai
10

Adler Haymans Manurung. Panduan Lengkap Reksa Dana Investasiku, Jakarta: Kompas, 2007,
hlm 43.

8

bukti penyertaan investor akan mendapat Unit Penyertaan dari Reksadana Syariah.
Dana kumpulan Reksadana Syariah akan ditempatkan kembali ke dalam kegiatan
Emiten (perusahaan lain) melalui pembelian Efek Syariah. Dalam hal ini
Reksadana Syariah berperan sebagai Mudharib dan Emiten berperan sebagai
Mudharib. Oleh karena itu hubungan seperti ini bisa disebut sebagai ikatan
Mudharabah Bertingkat.11
Pengelolaan investasi ini merupakan proses mengelola uang atau juga sering
disebut pengelolaan portofolio. Investasi mempunyai konsep, yaitu konsumsi yang
ditunda sementara waktu.
Ada lima tahapan dalam pengelolaan investasi, yaitu sebagai berikut.
1. Penentuan tujuan investasi, bergantung pada investornya.
2. Pembentukan kebijakan investasi, dimulai dengan: (a) penentuan asset.
Alokasi asset ini dapat ditentukan berdasarkan tujuan investasi tersebut; (b)
mengethaui batasan (constraint) yang dimiliki oleh investor; (c) mengetahui
sistem perpajakan yang ada.
Dalam hal ini alokasi asset, ada tiga pendekatan yang sedang berlaku saat ini,
yaitu:
a. Asset alokasi strategis (strategic asset allocation). Pendekatan ini
merupakan hasil konsekuensi dari optimasi mean-varians, yaitu asset
alokasinya untuk jangka panjang. Dalam hal ini, tidak adanya keputusan
yang berdasarkan kondisi pasar.
b. Asset alokasi taktis (tactical asset allocation). Pendekatan ini mempunyai
pandangan bahwa manajer investasi dapat mengalahkan pasar. Di samping
itu manajer investasi tidak mempunyai konsensus dalam keadaan pasar
pada masa mendatang, bahkan dikatakan bahwa pasar dalam keadaan
inefisien.
c. Aset alokasi dinamis (dynamic asset allocation). Pendekatan ini hampir
menyerupai aset alokasi strategis karena sama-sama mempunyai

11

Pasal 1 angka 6 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan
Investasi untuk Reksa Dana Syariah

9

pandangan bahwa pasar tidak dapat dikalahkan maka dilakukan
penyesuaian terhadap aset alokasi.
3. Pemilihan strategi portofolio
Strategi ini dibagi dalam dua kelompok pengelolaan berikut.
a. Pengeloaan portofolio aktif
Periode pengelolaan sangatlah temporer, sehingga manajer investasi
sering mengganti saham untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang
tinggi. Dalam hal ini manajer investasi tidak merasa rugi apabila
melakukan cut-loss jika ada saham lain yang menjanjikan tingkat
pengembalian yang tinggi dibandingkan dengan saham yang dimiliki saat
ini. Menurut Morrison, ada dua pandangan penting untuk sukses dalam
mengelola portofolio aktif, yaitu:
1) Mempunyai ide yang bagus tentang pandangan alternative
investasi yang lain;
2) Tidak setuju dengan konsensus atau tidak setuju terhadap
gelombang pergerakan harga. Pengeloalan portofolio aktif selalu
berkonsentrasi pada jumlah saham yang kecil dikenal dengan
pemilihan saham (stock selection);
3) Melakukan

perubahan

keluar

atau

masuk

dengan

terdiversifikasinya portofolio, dikenal dengan pendekatan kondisi
pasar (market timing).
b. Pengelolaan portofolio pasif
Dalam pengelolaan ini diasumsikan bahwa pasar sangatlah efisien,
sehingga manajer investasi tidak dapat sukses dalam mengelola
portofolio dengan menggunakan pendekatan kondisi pasar (market
timing) dan pemilihan saham (stock selection).
4. Pemilihan aset
Dalam hal ini diperlukan pengetahuan pemilihan saham terutama untuk
strategi portofolio aktif.
5. Pengukuran dan evaluasi kinerja

10

Dalam hal ini tingkat portofolio dan risikonya dihitung dan dibandingkan
dengan patokan (benchmark). Hasil tahapan ini merupakan input pada
tahapan pertama untuk melakukan perubahan.
Portofolio membagikan deviden, terutama untuk masyarakat Indonesia
tingkat pengembalian (1) yang direalisasikan pada sebuah portofolio
adalah hasil selisih anatar harga pasar portofolio pada akhir periode dan
awal periode (2) pembagian kas yang dilaksanakan oleh portofolio.12
Secara umum pertumbuhan dan perkembangan reksa dana syariah mengalami
kenaikan cukup pesat. Hal ini terlihat dari data statistik bahwa sampai dengan
tahun 2003 hanya ada 3 (tiga) reksa dana syariah dimana 1 (satu) di antaranya
efektif pada tahun yang sama, sedangkan pada tahun 2004 terdapat sebanyak 7
(tujuh) reksa dana syariah baru dinyatakan efektif sehingga sampai dengan akhir
tahun 2004 secara kumulatif terdapat 10 (sepuluh) reksa dana syariah telah
ditawarkan kepada masyarakat atau meningkat sebesar 233,33 % jika
dibandingkan dengan tahun 2003 yang hanya terdapat 3 (tiga) reksa dana syariah
dengan total Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar Rp 168.110,17 miliar. Mesti
diakui bahwa sampai dengan akhir tahun 2004, total (NAB) reksa dana syariah
baru mencapai Rp 525.970,10 miliar (0,15%) dan total NAB industri reksa dana
di pasar modal Indonesia, yaitu sebesar Rp 104.037,824,63 triliun. Namun, jika
dibandingkan dengan NAB reksa dana syariah sampai dengan tahun 2003, maka
terlihat meningkat sebesar 312,872%, yaitu dari Rp 168.110,17 miliar (Rp
73.984,22 + Rp 94.125,95) pada akhir tahun 2003 menjadi Rp 525.970,10 miliar
pada akhir tahun 2004.13
Pembeda reksadana syariah dan reksadana konvensional adalah reksadana
syariah memiliki kebijaksanaan investasi yang berbasis instrumen investasi pada
portfolio yang dikategorikan halal. Dikatakan halal, jika perusahaan yang
menerbitkan instrumen investasi tersebut tidak melakukan usaha yang bertentangan

12

Khaerul Umam, Pasar Modal Syariah Praktik Pasar Modal Syariah, Bandung: Pustaka Setia, 2013,
hlm. 143-145.
13
Adrian, Sutedi. Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip
Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2011, hlm. 8-9.

11

dengan prinsip-prinsip Islam. Tidak melakukan riba atau membungakan uang.
Saham, obligasi dan sekuritas lainnya yang dikeluarkan bukan perusahaan yang
usahanya berhubungan dengan produksi atau penjualan minuman keras, produk
mengandung babi, bisnis hiburan berbau maksiat, perjudian, pornografi, dan
sebagainya. Disamping itu, dalam pengelolaan dana reksadana ini tidak
mengizinkan penggunaan strategi investasi yang menjurus ke arah spekulasi.
Reksadana syariah akan memiliki peranan besar dalam pembangunan ekonomi,
karena dapat memobilisasi dana dari masyarakat pemodal untuk pertumbuhan dan
pengembangan perusahaan nasional baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
maupun swasta. Reksadana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang
ingin berperan serta dalam kegiatan pasar modal, meskipun dengan penyertaan
dana yang relatif kecil dan kemampuan menanggung resiko yang sedikit.
Hasil keuntungan investasi tersebut dibagihasilkan diantara para investor dan
manajer investasi sesuai dengan proporsi modal yang dimiliki. Produk investasi ini
bisa menjadi alternatif yang baik untuk menggantikan produk perbankan yang pada
saat ini dirasakan memberikan hasil yang relatif kecil. Reksadana syariah memang
sangat sesuai untuk investasi jangka panjang seperti persiapan menunaikan ibadah
haji atau biaya sekolah anak di masa depan. Saat ini pilihannya pun semakin
banyak.

12

C. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syari'ah14
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan kembali dalam
portofolio efek oleh Manajer Investasi.
2. Portofolio Efek adalah kumpulan efek yang dimiliki secara bersama (kolektif)
oleh para pemodal dalam Reksa Dana.
3. Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola Portofolio
Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah.
4. Emiten adalah perusahaan yang menerbitkan Efek untuk ditawarkan kepada
publik.

14

Diakses melalui http://www.dsnmui.or.id pada 23 April Pukul 11:41 WIB.

13

5. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
6. Reksa Dana Syari'ah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan
dan prinsip Syari'ah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai
pemilik harta (sahib al-mal/ Rabb al Mal) dengan Manajer Investasi sebagai
wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib almal dengan pengguna investasi.
7. Mudharabah/qirad adalah suatu akad atau sistem di mana seseorang
memberikan hartanya kepada orang lain untuk dikelola dengan ketentuan
bahwa keuntungan yang diperoleh (dari hasil pengelolaan tersebut) dibagi
antara kedua pihak, sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati oleh kedua
belah pihak, sedangkan kerugian ditanggung oleh shahib al-mal sepanjang
tidak ada kelalaian dari mudharib.
8. Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran
Umum dengan tujuan agar pihak lain membeli Efek.
9. Bank Kustodian adalah pihak yang kegiatan usahanya adalah memberikan jasa
penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain,
termasuk menerima deviden, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek,
dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
BAB II
MEKANISME KEGIATAN REKSA DANA SYARI'AH
Pasal 2
1. Mekanisme operasional dalam Reksa Dana Syari'ah terdiri atas:
a. antara pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan dengan
sistem wakalah, dan
b. antara Manajer Investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan
sistem mudharabah.
2. Karakteristik sistem mudarabahadalah:
a. Pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal) yang diwakili oleh
Manajer Investasi dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang
telah disepakati kedua belah pihak melalui Manajer Investasi sebagai
wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada pemodal.
b. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah diberikan.
c. Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko kerugian atas
investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya (gross
negligence/tafrith).

BAB III
HUBUNGAN, HAK, DAN KEWAJIBAN

14

Pasal 3
Hubungan dan Hak Pemodal
1. Akad antara Pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan secara wakalah.
2. Dengan akad wakalah sebagaimana dimaksud ayat 1, pemodal memberikan
mandat kepada Manajer Investasi untuk melaksanakan investasi bagi
kepentingan Pemodal, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Prospektus.
3. Para pemodal secara kolektif mempunyai hak atas hasil investasi dalam Reksa
Dana Syari'ah.
4. Pemodal menanggung risiko yang berkaitan dalam Reksa Dana Syari'ah.
5. Pemodal berhak untuk sewaktu-waktu menambah atau menarik kembali
penyertaannya dalam Reksa Dana Syari'ah melalui Manajer Investasi.
6. Pemodal berhak atas bagi hasil investasi sampai saat ditariknya kembali
penyertaan tersebut.
7. Pemodal yang telah memberikan dananya akan mendapatkan jaminan bahwa
seluruh dananya akan disimpan, dijaga, dan diawasi oleh Bank Kustodian.
8. Pemodal akan mendapatkan bukti kepemilikan yang berupa Unit Penyertaan
Reksa Dana Syariah.
Pasal 4
Hak dan Kewajiban Manajer Investasi dan Bank Kustodian
1. Manajer Investasi berkewajiban untuk melaksanakan investasi bagi
kepentingan Pemodal, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Prospektus.
2. Bank Kustodian berkewajiban menyimpan, menjaga, dan mengawasi dana
Pemodal dan menghitung Nilai Aktiva Bersih per-Unit Penyertaan dalam Reksa
Dana Syari'ah untuk setiap hari bursa.
3. Atas pemberian jasa dalam pengelolaan investasi dan penyimpanan dana
kolektif tersebut, Manajer Investasi dan Bank Kustodian berhak memperoleh
imbal jasa yang dihitung atas persentase tertentu dari Nilai Aktiva Bersih Reksa
Dana Syari'ah.
4. Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak melaksanakan
amanat dari Pemodal sesuai dengan mandat yang diberikan atau Manajer
Investasi dan/atau Bank Kustodian dianggap lalai (gross negligence/tafrith),
maka Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian bertanggung jawab atas
risiko yang ditimbulkannya.

Pasal 5
Tugas dan Kewajiban Manajer Investasi

15

Manajer Investasi berkewajiban untuk:
a. Mengelola portofolio investasi sesuai dengan kebijakan investasi yang
tercantum dalam kontrak dan Prospektus;
b. Menyusun tata cara dan memastikan bahwa semua dana para calon pemegang
Unit Penyertaan disampaikan kepada Bank Kustodian selambat-lambatnya
pada akhir hari kerja berikutnya;
c. Melakukan pengembalian dana Unit Penyertaan; dan
d. Memelihara semua catatan penting yang berkaitan dengan laporan keuangan
dan pengelolaan Reksa Dana sebagaimana ditetapkan oleh instansi yang
berwenang.
Pasal 6
Tugas dan Kewajiban Bank Kustodian
Bank Kustodian berkewajiban untuk:
a. Memberikan pelayanan Penitipan Kolektif sehubungan dengan kekayaan Reksa
Dana;
b. Menghitung nilai aktiva bersih dari Unit Penyertaan setiap hari bursa;
c. Membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan Reksa Dana atas perintah
Manajer Investasi;
d. Menyimpan catatan secara terpisah yang menunjukkan semua perubahan dalam
jumlah Unit Penyertaan, jumlah Unit Penyertaan, serta nama,
kewarganegaraan, alamat, dan indentitas lainnya dari para pemodal;
e. Mengurus penerbitan dan penebusan dari Unit Penyertaan sesuai dengan
kontrak;
f. Memastikan bahwa Unit Penyertaan diterbitkan hanya atas penerimaan dana
dari calon pemodal.
BAB IV
PEMILIHAN DAN PELAKSANAAN INVESTASI
Pasal 7
Jenis dan Instrumen Investasi
1. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan
Syari'ah Islam.
2. Instrumen keuangan yang dimaksud ayat 1 meliputi:
a. Instrumen saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian
dividen didasarkan pada tingkat laba usaha;
b. Penempatan dalam deposito pada Bank Umum Syariah;
c. Surat hutang jangka panjang yang sesuai dengan prinsip Syari'ah;

Pasal 8
Jenis Usaha Emiten

16

1. Investasi hanya dapat dilakukan pada efek-efek yang diterbitkan oleh pihak
(Emiten) yang jenis kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan Syari'ah
Islam.
2. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan Syari'ah Islam, antara lain,
adalah:
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang;
b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan
asuransi konvensional;
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan
makanan dan minuman yang haram;
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barangbarang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Pasal 9
Jenis Transaksi yang Dilarang
1. Pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi harus dilaksanakan menurut
prinsip kehati-hatian (prudential management/ihtiyath), serta tidak
diperbolehkan melakukan spekulasi yang di dalamnya mengandung
unsur gharar .
2. Tindakan yang dimaksud ayat 1 meliputi:
a. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu;
b. Bai al-Ma'dum yaitu melakukan penjualan atas barang yang belum
dimiliki (short selling);
c. Insider trading yaitu menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau
memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan transaksi
yang dilarang;
d. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat
(nisbah) hutangnya lebih dominan dari modalnya.

Pasal 10
Kondisi Emiten yang Tidak Layak
Suatu Emiten tidak layak diinvestasikan oleh Reksa Dana Syariah:
a. apabila struktur hutang terhadap modal sangat bergantung kepada pembiayaan
dari hutang yang pada intinya merupakan pembiayaan yang mengandung unsur
riba;
b. apabila suatu emiten memiliki nisbah hutang terhadap modal lebih dari 82%
(hutang 45%, modal 55 %);
c. apabila manajemen suatu perusahaan diketahui telah bertindak melanggar
prinsip usaha yang Islami.

17

BAB V
PENENTUAN DAN PEMBAGIAN HASIL INVESTASI
Pasal 11
1. Hasil investasi yang diterima dalam harta bersama milik pemodal dalam Reksa
Dana Syari'ah akan dibagikan secara proporsional kepada para pemodal.
2. Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non-halal, sehingga
Manajer Investasi harus melakukan pemisahan bagian pendapatan yang
mengandung unsur non-halal dari pendapatan yang diyakini halal (tafriq alhalal min al-haram).
3. Penghasilan investasi yang dapat diterima oleh Reksa Dana Syari'ah adalah:
a. Dari saham dapat berupa:
• Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan
dari laba yang dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk
tunai maupun dalam bentuk saham.
• Rights yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dahulu yang
diberikan oleh emiten.
• Capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jualbeli saham di pasar modal.
b. Dari Obligasi yang sesuai dengan syari'ah dapat berupa:
• Bagi hasil yang diterima secara periodik dari laba emiten.
c. Dari Surat Berharga Pasar Uang yang sesuai dengan syari'ah dapat berupa:
• Bagi hasil yang diterima dari issuer.
d. Dari Deposito dapat berupa:
• Bagi hasil yang diterima dari bank-bank Syari'ah.
4. Perhitungan hasil investasi yang dapat diterima oleh Reksa Dana Syari'ah dan
hasil investasi yang harus dipisahkan dilakukan oleh Bank Kustodian dan
setidak-tidaknya setiap tiga bulan dilaporkan kepada Manajer Investasi untuk
kemudian disampaikan kepada para pemodal dan Dewan Syari'ah Nasional.
5. Hasil investasi yang harus dipisahkan yang berasal dari non halal akan
digunakan untuk kemaslahatan umat yang penggunaannya akan ditentukan
kemudian oleh Dewan Syari'ah Nasional serta dilaporkan secara transparan.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Pelaksanaan ini akan diatur
kemudian oleh Dewan Syari'ah Nasional.
2. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui
Badan Arbitrasi Syari'ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
3. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.

18

D. Bentuk- bentuk Reksadana Syariah
1. Reksadana Berdasarkan Hukum
Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18,
ayat (1), bentuk hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana
berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksadana berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
a.

Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT Reksadana/ investment
companies)
Merupakan

suatu perusahaan yang bergerak pada pengelolaan

portofolio investasi pada surat-surat berharga yang tersedia di pasar
investasi. Dari kegiatan tersebut, PT Reksadana akan memperoleh
keuntungan dalam bentuk peningkatan nilai aset perusahaan (sekaligus nilai
sahamnya), yang kemudian juga akan dapat dinikmati oleh para investor
yang memiliki saham pada perusahaan tersebut.
b.

Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif (unit investment trust)
Merupakan kontrak yang dibuat antara manajer investasi dan bank
Kustodian yang juga mengikat pemegang unit penyertaan sebagai investor.
Melalui kontrak ini, manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola
portofolio kolektif dan bank Kustodian penitipan dan administrasi investasi
kolektif.

2. Reksadana Berdasarkan Sifat Operasional
a. Reksadana terbuka (open-end fund)
Reksadana terbuka menjual sahamnya melalui penawaran umum untuk
seterusnya di catatkan pada bursa efek. Investor tidak dapat menjual
kembali saham yang dimilikinya kepada reksadana melainkan kepada
investor lain melalui pasar bursa dimana harga jual belinya ditentukan oleh
mekanisme harga.
b. Reksadana tertutup (close-end fund)
Reksadana tertutup menjual saham atau unit penyertaannya secara
terus menerus sepanjang ada investor yang membeli. Saham ini tidak perlu
dicatatkan di bursa efek dan harganya ditentukan didasarkan atas nilai
19

aktiva bersih (NAB) atau net asset value (NAV) per saham yang dihitung
oleh bank Kustodian.15
3. Reksadana Berdasarkan Jenis Investasi
a. Reksadana pendapatan tetap (fixed income funds)
Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang apabila dalam
alokasi investasi ditentukan bahwa sekurang-kurangnya 80% dari nilai
aktivanya

diinvestasikan

dalam

efek

hutang dan

sisanya dapat

diinvestasikan (seluruhnya atau sebagian) dalam efek hutang. Karena dapat
memiliki saham yang secara umum mempunyai resiko yang lebih tinggi,
reksadana ini sangat sesuai bagi pemodal yang tidak berkeberatan untuk
menanggung resiko kehilangan sebagian kecil dari modal atau dana awal
untuk mendapatkan kemungkinan memperoleh pendapatan yang cukup
besar dibandingkan dengan hasil investasi di Deposito.
b. Reksadana saham (equity funds)
Reksadana saham atau yang disebut juga reksadana jenis ekuitas adalah
reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari asetnya
dalam efek ekuitas atau saham.
c. Reksadana campuran (balance fund)
Reksadana campuran adalah reksadana yang mempunyai kebebasan
menentukan alokasi aset sehingga dapat sewaktu-waktu mempunyai
portofolio investasi dengan mayorritas saham dan di lain waktu merubah
sehingga menjadi mayoritas obligasi. Dengan demikian, bila biaya
pemakaian dana sedang tinggi, maka pasar modal umumnya melesu dan
harga saham cenderung menurun, sebalinya, bila pemakaian biaya dana
sedang rendah maka pasar modal umumnya akan bergairah dan harga saham
cenderung meningkat.16
E. Keuntungan dan Risiko Reksadana Syariah

15
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah,
Kencana, Jakarta, 2007, hal. 110-111.
16
Muhamad, Dasar-dasar keuangan Islami, Ekonisia, Yogyakarta, 2004, hlm. 189-190.

20

1. Keuntungan reksadana syariah
Beberapa keuntungan dalam menginvestasikan melalui reksadana adalah
sebagai berikut :
a.

Tingkat likuiditas yang baik
Yang dimaksud likuiditas disini adalah kemampuan untuk mengelola uang

masuk dan keluar dari reksadana. Dalam hal ini yang paling sesuai adalah
reksadana untuk saham. Saham yang telah dicatatkan di bursa, dimana transaksi
terjadi setiap hari. Selain itu, pemodal dapat mencairkan kembali saham/unit
penyertaan setiap saat sesuai dengan ketetapan yang dibuat masing-masing
reksadana sehingga memudahkan investor untuk mengelola kasnya.
b.

Manajer profesional
Reksadana dikelola oleh manajer investasi yang andal, ia mencari peluang

investasi yang paling baik untuk reksadana tersebut. Manajer investasi bekerja
keras untuk meneliti ribuan peluang investasi bagi pemegang saham/unit
reksadana oleh tujuan investasi dari reksadana tersebut.
c.

Diversifikasi
Diversifikasi adalah istilah investasi dimana tidak menempatkan seluruh

dana di dalam satu peluang investasi, dengan maksud membagi risiko. Manajer
investasi memilih berbagai macam saham, sehingga kinerja satu saham tidak
akan memengaruhi keseluruhan kinerja reksadana. Pada umumnya, reksadana
mempunyai kurang lebih 30 sampai 60 jenis saham dari berbagai perusahaan.
d.

Biaya rendah
Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak investor sehingga

besarnya kemampuan melakukan investasi akan menghasilkan biaya transaksi
yang murah.
2. Risiko reksadana syariah
Beberapa resiko yang dihadapi para investor dalam melakukan investasi
melalui reksadana syariah adalah sebagai berikut :
a. Risiko perubahan kondisi ekonomi dan politik

21

Sistem ekonomi terbuka yang dianut oleh Indonesia sangat rentan terhadap
perubahan ekonomi Internasional. Perubahan kondisi perekonomian dan politik
di dalam maupun di luar negeri atau peraturan khususnya di bidang Pasar Uang
dan Pasar Modal merupakan faktor yang dapat memengaruhi kinerja
perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan yang
tercatat di bursa Efek di Indonesia, yang secara tidak langsung akan
memengaruhi kinerja portofolio rekdsadana.
b. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan
Nilai unit penyertaan reksadana dapat berfluktuasi akibat kenaikan atau
penurunan nilai aktiva bersih reksadana. Penurunan dapat disebabkan oleh,
antara lain :
1)

Perubahan harga efek ekuitas dan efek lainnya

2)

Biaya-biaya yang dikenakan setiap kali pemodal melakukan pembelian
dan penjualan

c. Risiko wanprestasi oleh pihak-pihak terkait
Risiko ini dapat terjadi apabila rekan usaha manajer investasi gagal
memenuhi kewajibannya. Rekan usaha dapat termasuk tetapi tidak terbatas
pada emiten, pialang, bank kustodian, dan agen penjual.
d. Risiko likuiditas
Penjualan kembali (pelunasan) tergantung pada likuiditas dari portofolio
atau kemampuan dari manajer investasi untuk membeli kembali atau melunasi
dengan menyediakan uang tunai.
e. Risiko kehilangan kesempatan transaksi investasi pada saat pengajuan
klaim asuransi
Dalam hal ini terjadinya kerusakan atau kehilangan atas surat-surat berharga
dan aset reksadana yang disimpan di bank kustodian, bank kustodian di lindungi
oleh asuransi yang akan menanggung biaya penggantian surat-surat berharga
tersebut. Selama tenggang waktu penggantian tersebut, manajer investasi tidak
dapat melakukan transaksi investasi atau surat-surat berharga tersebut,

22

kehilangan kesempatan melakukan transaksi ini dapat berpengaruh terhadap
nilai aktiva per unit pernyataan.17

Adapaun risiko-risiko lainnya yang muncul antaralain sebagai berikut;18
1. Interst-rate risk, disebut juga sebagai market risk, yaitu risiko utama yang
dihadapi investor karena kenaikan tingkat bunga yang akan menurunkan
hargaobligasi dan tingkat bunga menurun-menurunkan harga obligasi.
2. Reinvestment risk, yaitu risiko yang dihadapi akibat investasi atas bunga yang
diperoleh atas hasil strategi reinvestment. Interest-rate risk dan reinvestment
risk mempunyai efek yang saling menghilangkan (offsetting effect). Sebuah
strategi yang didasarkan atas efek penghilangan tersebut disebut dengan
imunisasi (immunization).
3. Call risk, yaitu risiko yang dihadapi oleh investor, yang di dalamnya penertbit
obligasi mempunyai hak untuk membeli kembali (call) atas obligasi tersebut.
Apabila tingkat bunga turun di bawah kupon, obligasi dan penerbit akan
menggunakan haknya utnuk membeli obligasi tersebut.
4. Default risk, yaitu risiko yang dihadapi investor atau pemegang obligasi
karena obligasi tersebut tidak dapat membayar obligasi saat jatuh tempo. Oleh
karena itu, investor harus hati-hati membeli obligasi, terutama obligasi yang
tidak termasuk investment grade.
5. Inflation risk, yaitu risiko yang dihadapi investor diakibatkan inflasi sehingga
arus kas yang diterima oleh investor bervariasi dalam kemampuan membeli
(purchasing power).

17
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah,
Kencana, Jakarta, 2007, hal. 114-117.
18
Adler Haymans Manurung. Panduan Lengkap Reksa Dana Investasiku, Jakarta: Kompas, 2007,
hlm 43-44.

23

6. Exchange risk, yaitu risiko yang dihadapi investor akibat adanya perubahan
nilai tukar. Biasanya, risiko ini akan ditemukan ada obligasi yang
berdenominasi valuta asing.
7. Liquidity risk, yaitu risiko yang dihadapi oleh investor dalam rangka menjual
obligasi tersebut di pasar. Ukuran dari likuiditas dapat diperhatikan dari
selisih antara nilai beli dan jual dari obligasi tersebut.
8. Volatility risk, yaitu risiko yang dihadapi investor karena obligasi tersebut
dikaitkan dengan opsi yang bergantung pada tingkat bunga. Salah satu faktor
yang memengaruhinya, yaitu volatility dari tingkat bunga.
Pengelolaan investasi ini merupakan proses mengelola uang atau juga sering
disebut pengelolaan portofolio. Investasi mempunyai konsep, yaitu konsumsi
yang ditunda sementara waktu.

24

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan
dan prinsip syariat Islam. Baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik
harta (shahib al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil, maupun antara
manajer investasi sebagai wakil dengan pengguna investasi.Syariah dapat
menerima usaha semacam reksadana sepanjang hal yang tidak bertentangan dengan
syariah. Zuhaily berkata: Dan setiap syarat yang tidak bertentangan dengan dasardasar syariat dan dapat disamakan hukumnya (di qiyaskan) dengan syarat-syarat
yang sah.
Bentuk-bentuk reksadana syariah meliputi: reksadana berdasarkan hukum,
reksadana berdasarkan sifat operasional, reksadana berdasarkan jenis investasi.
Pilihan dalam reksadana ada dua, yaitu aspek keuangan dan aspek non keuangan.
Kegiatan investasi rekasadana syariah : Dalam melakukan kegiatan
investasi reksadana syariah dapat melakukan apa saja sepanjang tidak bertentangan
dengan syariah, Akad yang dilakukan oleh reksadana syariah dengan emiten dapat
dilakukan melalui mudarabah (qiradh)/musyarakah, Jual beli reksadana syariah
selaku mudharib juga di bolehkan melakukan jual beli saham, Mekanisme
transaksi.
Keuntungan dalam menginvestasikan melalui reksadana adalah sebagai
berikut: Tingkat likuiditas yang baik, Manajer profesional, Diversifikasi, Biaya
rendah. Sedangkan resiko dalam melakukan investasi melalui reksadana syariah
adalah antara lain: Risiko perubahan kondisi ekonomi dan politik, Risiko
berkurangnya nilai unit penyertaan, Risiko wanprestasi oleh pihak-pihak
terkait,Risiko likuiditas, Risiko kehilangan kesempatan transaksi investasi pada
saat pengajuan klaim asuransi.

25

DAFTAR PUSTAKA
Muhamad (2000). Lembaga-lembaga Keuangan Umat Kontemporer.
Yogyakarta: UII Press.
Onong Uchjana Effendy(1989). Psikologi Manajemen dan Administrasi, Bandung:
Mandar Maju.
Didin Hafidhudin dan Hendri Tanjung (2003). Manajemen Syariah dalam praktik,
Jakarta: Gema Insani.
Asri Sitompul (2003). Reksa dana;Pengantar dan Pengenalan Umum. (Bandung :
Citra Aditya Bakti.
Heri Sudarsono (2004). Bank dan lembaga keuangan syariah deskripsi dan
ilustrasi. Yogyakarta : Ekonisia.
Diakses melalui http://repository.usu.ac.id

Pasal 1 angka 6 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah.

Andri Soemitra (2009), Bank dan Lembaga Keuangna Syariah. Medan: Prenada
Media.

Burhanuddin

Susanto(2008),

Pasar

Modal

Syariah

(Tinjauan

Hukum),

Yogyakarta: UII Press Yogyakarta.

Adler Haymans Manurung(2007). Panduan Lengkap Reksa Dana Investasiku,
Jakarta: Kompas.
Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan
Investasi untuk Reksa Dana Syariah

26

Khaerul Umam(2013), Pasar Modal Syariah Praktik Pasar Modal Syariah,
Bandung: Pustaka Setia.

Adrian, Sutedi(2011). Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan
Berdasarkan Prinsip Syariah, Jakarta: Sinar Grafika.

Diakses melalui http://www.dsnmui.or.id

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution(2007), Investasi Pada Pasar Modal
Syariah, Jakarta: Kencana.

Muhamad ( 2004,), Dasar-dasar keuangan Islami, Jakarta: Ekonisia

27

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MANAJEMEN BERITA TELEVISI PADA MEDIA NUSANTARA CITRA (MNC) NEWS CENTER BIRO SURABAYA (Studi Pada Pengelola Berita Lokal di RCTI, TPI, dan Global TV

2 40 2

MANAJEMEN STRATEGI RADIO LOKAL SEBAGAI MEDIA HIBURAN (Studi Komparatif pada Acara Musik Puterin Doong (PD) di Romansa FM dan Six To Nine di Gress FM di Ponorogo)

0 61 21

HUBUNGAN ANTARA SPIRITUALITAS DAN MANAJEMEN STRES PADA INDIVIDU PARUH BAYA

2 20 56

JUMLAH DANA DAN KREDIT DARI BANK TABUNGAN MENJADI BANK UMUM PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA ( PERSERO ) CABANG DENPASAR

3 91 12

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI TANJUNG KARANG PERKARA NO. 03/PID.SUS-TPK/2014/PT.TJK TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DANA SERTIFIKASI PENDIDIKAN

6 67 59

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DAN MANAJEMEN WAKTU BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

11 108 89