ROLE MODEL KEPALA TK PENINGKAT MUTU LAYANAN PENDIDIK ANAK USIA DINI DI TK MELATI BALIKPAPAN Masdiana TK Melati Balikpapan

  Masdiana / JMP Online Vol. 2 No. 6 Juni (2018) 573-583 JMP Online Vol 2, No. 6, 573-583.

  © 2018 Kresna BIP.

  Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) e-ISSN 2550-0481

   p-ISSN 2614-7254

  ROLE MODEL KEPALA TK PENINGKAT MUTU LAYANAN PENDIDIK ANAK USIA DINI DI TK MELATI BALIKPAPAN Masdiana TK Melati Balikpapan

  INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

  Dikirim : 30 Juni 2018 Penelitian ini bertujuan sebagai upaya peningkat Revisi pertama : 03 Juli 2018 mutu layanan pendidik anak usia dini melalui role model Diterima : 04 Juli 2018 Kepala TK. Juga sebagai motivasi dan inovasi pemecahan Tersedia online : 06 Juli 2018 masalah yang terjadi di TK Melati Balikpapan. Subyek dalam penelitian ini adalah pendidik TK Melati Balikpapan selama tiga bulan. Dalam penelitian ini adalah Kata Kunci : Layanan Pendidik,

  Anak Usia Dini, Role Model Kepala layanan pendidik terhadap anak didik di TK Melati dalam TK semua bidang. Hingga dapat menciptakan buku-buku tentang anak usia dini seperti buku Tepuk Anak dan Buku Syair Anak.Berdasarkan hasil bahwa melaui Penerapan Email : Role Model Kepala TK dapat meningkatkan kemampuan layanan pendidik anak usia dini di TK Melati Balikpapan

  Masdiana / JMP Online Vol. 2 No. 6 Juni (2018) 573-583 PENDAHULUAN Latar Belakang

  Layanan tenaga pendidik dalam suatu lembaga pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan kualitas layanan pendidikan. Dalam hal ini seorang tenaga pendidik baik secara individu maupun bersama-sama sedapat mungkin memberdayakan kompetensinya untuk mencapai layanan yang maksimal.

  Hal lain yang berkaitan erat adalah peran seorang kepala sekolah sebagai pemimpin, manajer dan supervisor di lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Peran kepala sekolah tersebut sangat berpengaruh dalam layanan tenaga pendidik. Dengan situasi tersebut maka jelas bahwa peran kepala sekolah juga merupakan satu dari sekian indikator keberhasilan pelayanan pendidikan.

  Seperti yang terjadi di lembaga pendidikan TK Melati Balikpapan Tengah, layanan yang diberikan terlihat tidak maksimal. Proses pembelajaran anak didik mulai tiba di sekolah hingga anak didik meninggalkan sekolah tidak mencapai hasil yang baik. Pada kenyataannya guru sebagai tenaga pendidik di TK Melati tidak memiliki standar kualitas tertentu yang dapat mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri, kreatifitas dan disiplin untuk dirinya sendiri. Kurang memiliki wawasan dan pemahaman tentang layanan pendidikan.

  Agar adanya peningkatan kualitas layanan tenaga pendidik, diperlukan strategi yang akan merubah layanan menjadi maksimal. Perlu dikembangkan sebuah strategi yang efektif sehingga tujuan peningkatan kualitas layanan pendidikan anak usia dini di TK Melati dapat dicapai secara maksimal.

  Strategi yang dikembangkan harus dapat membantu proses perubahan pada pendidik sebagai pelaksana layanan dalam proses pembelajaran. Strategi inipun diharapkan juga dapat menguatkan peran Yayasan pengelola, orang tua dan Komite Sekolah sebagai Stakeholder.

  Rumusan Masalah

  Dengan adanya permasalahan dari layanan pendidik yang tidak maksimal tersebut dibutuhkan suatu strategi sebagai salah satu cara dan stimulan layanan pendidik. Strategi ini diterapkan berdasarkan pemodelan kepala sekolah.

  Pada proses penerapannya, strategi ini memiliki tiga langkah strategi berbeda. Strategi ini saling terkait dan bersinergi dengan semua elemen pada lembaga pendidikan. Hal ini di laksanakan agar hasil layanan menjadi maksimal.

  Strategi yang diterapkan ini dinamakan “strategi pemodelan kepala sekolah”. Masalah yang timbul adalah

  “Bagaimana meningkatkan kualitas pendidik dalam

memberikan layanan maksimal melalui strategi pemodelan kepala sekolah di TK

Melati ?”.

   Tujuan Penelitian

  Penulisan karya tulis ini dengan tujuan sebagai berikut : Sebagai upaya peningkatan kualitas layanan pendidik

  • Menjadi motivasi dan inovasi bagi kepala sekolah dan pendidik
  • Dapat menjadi wawasan dan pengetahuan baru untuk pemecahan masalah pada
  • lembaga pendidikan lain

  Masdiana / JMP Online Vol. 2 No. 6 Juni (2018) 573-583 Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoritis a.

  Pemanfaatan strategi Role Model Kepala Sekolah berimbas pada peningkatan kinerja pendidik b.

  Meningkatnya kualitas layanan pendidik anak usia dini c. Pemodelan Kepala Sekolah sebagai role model menginspirasi pendidik 2. Manfaat Praktis a.

  Bagi Siswa 1.

  Siswa termotivasi untuk belajar sambil bermain 2. Suasana pemebalajaran menjadi menyenangkan dengan layanan yang maksimal dari pendidik

3. Siswa meniru hal poisitf dari pendidik untuk meningkatkan hasil belajar b.

  Bagi Guru 1.

  Meningkatkan kualitas pendidik layanan anak usia dini 2. Mengembangkan keterampilan dalam memberikan contoh pemodelan pada anak didik c.

  Bagi Sekolah 1.

  Meningkatnya layanan pendidik pada anak didik berimplikasi pada meningkatnya layanan sekolah

  2. Mutu sekolah akan meningkat seiring pemodelan yang dilakukan kepala sekolah pada seluruh pendidik

  KAJIAN PUSTAKA Layanan Anak Usia Dini

  Layanan dapat diarikan sebagai layanan yaitu proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain secara langsung. Namun dlam Kamus Besar Bahasa Indonesia pelayanan diartikan menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain seperti tamu atau pembeli.

  Dalam hal layanan anak usia dini dimaksud adalah layanan yang diberikan oleh pendidik terhadap anak didik di sekolah selama berada di sekolah ataupun pada kegiatan di luar sekolah. Layanan bukan hanya pada memberikan pembelajaran di dalam kelas tapi secara keseluruhan dari awal kegiatan hingga khir kegiatan di sekolah.

  Pendidikan Anak Usia Dini

  Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 butir 14 dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembiaan yang ditujukan kapada anak anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

  Role Model Role model adalah orang yang lebih sukses dari kita dan nantinya akan kita jadikan panutan kita. Namun secara sederhana role model dapat berarti teladan.

  Keberadaan role model di sekolah sangat penting sekali, selain sebagai motivator bisa

  Masdiana / JMP Online Vol. 2 No. 6 Juni (2018) 573-583

  juga dijadikan mentor bagi para pendidik dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

  Kepala Taman Kanak-Kanak

  Kepala Taman Kanak-Kanak adalah guru yang diberikan tambahan untuk memimpin suatu sekolah yang diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.

  METODE PENELITIAN Tempat, Subjek dan Waktu Penelitian

  Penelitian bertempat di TK Melati yang berada di kecamatan Balikpapan Tengah Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah pendidik TK Melati Balikpapan. Penelitian ini dilakukan pada bulan September hingga November 2015.

  Penelitian ini bertujun untuk menganalisis kinerja pendidik dalam layanan yang dilakukan terhadap anak usia dini di lingkungan TK Melati Balikpapan. Dalam hal ini memilih menggunakan desain role model Kepala Sekolah sebagai teladan dalam meningkatkan kualitas layanan pendidik.

  Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu dengan memberikan gambaran tentang kemampuan layanan yang dilaksanakan oleh pendidik memalui pemodelan kepala sekolah. Dengan mempelajari hubungan kerja dengan yang diteliti dan mendeskripsikan gejala-gejala yang diteliti.

  Pengambilan data yang diteliti dengan menggunakan observasi.

  Strategi Pemecahan Masalah

  Strategi yang diterapkan guna meningkatkan layanan maksimal pendidik m enggunakan strategi “Pemodelan” yang terbagi menjadi tiga strategi penting, yaitu :

  (1) Model Kinerja, (2) Berkelanjutan, (3) Hubungan Kerja Tim. Strategi pemodelan ini merupakan perwujudan pemodelan kepala sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah

  Strategi pemodelan dikembangkan dan diterapkan berdasarkan pertimbangan bahwa dengan mengingat pelayanan pendidikan yang bermutu amat penting agar konsumen dalam hal ini anak didik, orang tua dan pihak lain yang terlibat akan memperoleh kepuasaan layanan yang diberikan di sekolah, sebab para konsumen atau pelanggan tersebut menaruh harapan besar terhadap sekolah dalam rangka menjawab tantangan di masa depan.

  Mutu Pendidikan sangat berkaitan erat dengan seluruh proses yang terjadi dalam pelaksanaan pendidikan tersebut. Tanpa proses layanan pendidikan yang berkualitas tidak akan pernah diperoleh hasil atau produk yang berkualitas pula. Artinya tidak akan ada kepuasaan dari pelanggan/konsumen yang tiada lain adalah anak didik, orang tua dan masyarakat.

  Masdiana / JMP Online Vol. 2 No. 6 Juni (2018) 573-583

  Oleh kerena itu “Strategi Pemodelan” yang dilakukan kepala sekolah adalah suatu inovasi seorang pemimpin lembaga pendidikan sebagai perwujudan peran kepala sekolah. Pemodelan yang dimaksudkan adalah sebagai langkah nyata yang dapat ditiru, dicontoh dan dipraktekkan dalam peningkatan kualitas layanan pendidikan yang dilaksanakan pendidik sebagai bagian dari proses yang langsung berinteraksi dengan konsumen, khususnya anak didik.

  Segala perilaku, inovasi positif yang dilakukan kepala sekolah harus dapat mendorong dan memberi rangsangan terhadap para pendidik dilingkungannya. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan secara kesuluruhan dilihat dari hakekat kepala sekolah adalah bahwa keberhasilan tersebut selain ditentukan oleh pendidik juga akan ditentukan dengan peran kepala sekolah agar tujuan lembaga pendidikan tercapai sesuai yang telah ditentukan dan dijabarkan ke dalam visi dan misi sekolah tersebut.

  Sebagai penentu kebijakan, kepala sekolah harus memaksimalkan perannya dan memiliki kemampuan memimpin sekolah dengan bijaksana dan selalu terarah kepada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dengan memaksimalkan dan lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan mutu pendidikan di lembaga pendidikan, yang akan berimbas pada kualitas anak didik.

  Selanjutnya selain peran kepala sekolah, sebagai pertimbangan pemilihan dan penerapan strategi adalah tiga elemen penting dalam proses peningkatan kualitas mutu pelayanan pendidikan. Ketiga proses tersebut adalah pendidik, proses pembelajaran dan anak didik.

  Pendidik sebagai elemen pertama dilatarbelakangi oleh pendidik yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi anak didik dan lingkungannya. Oleh sebab itu seorang pendidik harus memiliki standar kualitas tertentu, baik berupa tanggungjawab, kedisiplinannya, wibawa sebagai karakter pendidik yang berpotensi positif untuk mendorong suasana positif pula untuk anak didiknya.

  Pendidik pula yang bertanggungjawab dalam menstrasfer apa yang terjadi di dalam proses pembelajaran berupa layanan pada proses tersebut. Dalam Undang- Undang RI tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tertera pada pasal 39 bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pelatihan dan pembibingan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

  Keterkaitan antara proses pembelajaran dan pendidik dikutip pada Sistem Pendidikan Nasional Bab IV pasal 3, bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Terlihat sangat berkaitan sekali antara pendidik dengan proses pembelajaran yang berlangsung.

  Sebagai kelanjutan dalam proses tersebut ada satu elemen penting yang sangat fundamen, yaitu anak didik yang merupakan hasil produk dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Disini akan terlihat bagaimana proses tersebut berlangsung dan hasil apa yang didapat setelah pendidik memberikan layanan pendidikan terhadap anak didik.

  Ketiga elemen ini harus saling berkaitan dan bersinergi agar mutu layanan akan meningkat dengan kualitas yang baik. Dalam arti anak didik merupakan bagian dari

  Masdiana / JMP Online Vol. 2 No. 6 Juni (2018) 573-583

  hasil dari sebuah proses pembelajaran dimana kualitas perkembangannya ditentukan oleh kualitas layanan pendidik.

  Kemampuan layanan yang diberikan pendidik di TK Melati perlu peningkatan untuk menunjang perbaikan kualitas layanan. Penguasaan kemampuan dalam layanan pendidikan membutuhkan waktu, kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh melalui pemodelan kepala sekolah ini.

  Pengembangan dan penerapan layanan yang menyesuaikan strategi pemodelan berasal dari kesadaran pendidik dan pelatihan dari kepala sekolah diperlukan juga sebagai motivasi yang kuat.

  Hasil yang dicapai dari Pemilihan Strategi 1.

  Hasil Strategi Model Kinerja Penerapan model kinerja yang dikembangkan ini adalah model kinerja kepala sekolah itu sendiri guna meningkatkan kualitas layanan dalam proses pelaksanaannya. Dengan demikian kepala sekolah menjadikan dirinya sebagai model yang dapat dilihat, ditiru dan diperankan kembali oleh pendidik.

  Proses pemodelan ini saat berlangsungya dapat secara langsung maupun tidak langsung. Model yang dimaksud seperti, membuat karya lagu anak, tepuk anak, menyelesaikan tugas dengan baik dan lain-lain.

  Pendekatan ini dikembangkan untuk membantu proses transisi perubahan dari paradigma dalam memberikan layanan pada anak usia dini. Nantinya diharapkan bahwa ketika pemodelan ini sudah dapat dipahami dan dilaksanakan maka berimbas pada cara pendidik melaksanakan layanan berkualitas. Terlihat dari perubahan sikap, tindakan dan ucapan pendidik akan menjadi karakter yang kuat untuk ditransfer anak didik sebagai pemodelan positif.

  Strategi ini dilaksanakan dengan cara: a. Pelatihan dan Pengembangan Diri b.

  Pembinaan dengan Bimbingan Pemodelan Pada strategi “Model Kinerja” ini dilakukan dalam memberikan bimbingan pemodelan dan pengembangan diri yang dilakukan oleh kepala sekolah secara langsung atau tidak langsung dan memperoleh hasil yang telah dicapai adalah sebagai berikut :

  

Tabel 1. Hasil Strategi Model Kinerja

No Langkah Pendekatan Hasil

  1 Pelatihan dan Pengembangan diri 1.

  Pendidik mengikuti pelatihan, seminar, uji petik dan pengembangan diri yang dilaksanakan oleh pihak lain (Misalnya: IGTKI, Yayasan lain, K3TK dll) 2. Sharing and Training untuk menginformasikan hasil kegiatan pelatihan/seminar yang dilakukan Kepala

  Sekolah/Pendidik 3. Doa pagi Bersama 4.

  Kegiatan Makan bersama 5. Kunjungan Bersama (field trip) 6. Pembuatan Buku Saku Lagu anak/Syair/Tepuk 7.

   Family Day

  Masdiana / JMP Online Vol. 2 No. 6 Juni (2018) 573-583

Lanjutan Tabel 1. Hasil Strategi Model Kinerja

  2 Pembinaan dengan 1.

  Micro Teaching (Menjadi guru di hadapan Guru / Bimbingan kepala sekolah pemodelan

2. Pemodelan (Kepala Sekolah yang menjadi model)

  Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2015) Terlihat Bahwa penerapan

  “model kerja” sangt efektif. Dimana para pendidik dapat menciptakan dan berkreasi. Seperti pada langkah pendekatan pelatihan dan pengembangan diri terliht hasil yang sangat signifikan, seperti pendidik bisa menghasilkan buku saku lagu anak, syair dan tepuk anak. Selanjutnya terlaksananya beberapa program yang bertujuan meningatkan kedekatan serta bersinerginya antara pedidik dengan warga sekolah. Misalnya pelaksanaan kunjungan-kunjungan bekerja sama dengan komite sekolah, family day.

  Pendidik pun sering mengikuti berbagai pelatihan dan seminar dalam rangka menunjang peningkatan kompetensi seta pengembangan karier. Dilengkapi dengan kegiatan sharing and training sebagai wadah berbagi dan informasi terkini tentang Pendidikan Anak Usia Dini.

  Untuk langkah pendekatan pembinaan dan pemodelan telah memberikan dampak positif terhadap pendidik. Pelaksanaan langkah ini adalah Kepala TK langsung menjadi contoh yang dapat diambil, ditiru dan dimodifikasi untuk pengembagan selanjutnya dari seluruh pendidik.

2. Hasil Strategi Berkelanjutan

  Strategi ini dikembangkan untuk mencapai tujuan pemberian motivasi atau rangsangan pada pendidik untuk pencapaian layanan pendidikan yang diberikan kepada naka didik sebagai proses pembelajaran positif.

  Dalam strategi berkelanjutan ini adalah sebuah proses dalam mempraktekkan pemodelan kepala sekolah oleh pendidik sebagai suatu usaha sadar dan berkesinambungan dalam meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada anak didik. Secara singkat pada strategi berkelanjutan ini memiliki tiga langkah penting, yaitu : a.

  Mempraktekkan strategi pemodelan Misalnya pendidik sudah dapat menghasilkan karya membuat tepuk anak.

  b.

  Memperbaiki kualitas layanan pendidik Dengan mempraktekkan strategi ini maka kualitas layanan akan meningkat, seperti kinerja pendidik dalam layanan bimbingan, pengajaran dan pelatihan anak.

  c.

  Perencanaan tindak lanjut Pada langkah ketiga ini dapat dicontohkan seperti tiap pendidik akan merinci layanan yang belum sesuai atau belum menunjukkan peningkatan kualitas dan akan direncanakan perbaikan layanan.

  Dalam strategi berkelanjutan dimaksudkan bahwa apa yang telah dilaksanakan merupakan suatu proses yang terus menerus untuk perbaikan pada pencapaian layanan yang telah dilakukan selanjutnya. Dapat dilihat pada tabel 2:

  Masdiana / JMP Online Vol. 2 No. 6 Juni (2018) 573-583

Table 2. Hasil Strategi Berkelanjutan

No Langkah Pendekatan Hasil

  1 Mempraktekkan strategi Mempraktekkan strategi pemodelan secara pemodelan langsung ataupun tidak langsung pada anak didik baik saat KBM ataupun tidak sesuai strategi model kepala sekolah

  2 Merperbaiki kualitas 1.

  Terlaksananya SOL (standar operasional layanan pendidik layanan) pendidik

  3 Perencanaan tindak 1. pelaksanaan SOL (standar Perbaikan lanjut operasional layanan) yang belum tercapai terhadap :

  Anak didik

  • Orang tua dan masyarakat/pihak lain
  • Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2015)

  Hasil Hubungan Kerja Tim

  Sekolah sebagai penyelengara pendidikan merupakan wadah berinteraksinya seluruh bagian yang berada dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Baik orang tua, anak didik, Komite Sekolah, Yayasan pengelola, tenaga pendidik dan kepala sekolah. Hubungan kerja Tim ini dilaksanakan dengan beberapa langkah, yaitu : a.

  Pertemuan rutin b.

  Parenting Pendekatan ini dimaksudkan sebagai penguat di dalam peningkatan kualitas layanan pendidikan yang dilakukan pendidik dan kepala sekolah. Adapun hasil yang telah dicapai dapat terlihat pada tabel 3 di bawah ini:

  

Tabel 3. Hasil Hubungan Kerja Tim

No Langkah Hasil Pendekatan 1 Pertemuan Rutin 1.

  Menyamakan format anecdot record dan cara pengisiannya

  2. Mengagendakan kegiatan/prestasi yang telah terlaksana guru, anak didik dan kepala sekolah

  3. Pemantapan SOL yang telah ditetapkan bersama 4.

  Kebijakan kepala sekolah yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi TK Melati

  2 Parenting 1.

  Parenting keseluruhan (orang tua, pihak sekolah, komite sekolah dan tenaga ahli)

  2. Penyusunan Kegiatan tahunan 3.

  Keterlibatan dalam kegiatan sekolah out bound, pelepasan dan wisuda anak didik, HUT TK Melati, Perayaan Hari besar, Penyusunan biaya kegiatan tahunan

  Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2015)

  Masdiana / JMP Online Vol. 2 No. 6 Juni (2018) 573-583 Faktor Penghambat pada Pelaksanaan Strategi Pemodelan Kepala Sekolah

  Dalam pelaksanaan strategi pemodelan yang dilakukan oleh kepala sekolah ini memiliki faktor penghambat yang menjadi kendala saat pelaksanaannya. Adapun faktor tersebut sebagai berikut.

  Pertama adalah persepsi pendidik yang berbeda. Dengan keadaan seperti ini pasti kendala akan muncul, masing-masing pendidik memiliki cara dan pandangan yang berbeda dalam layanan pendidikan yang diberikan. Perbedaan ini dapat mengganggu hubungan kerja tim, karena kekompakan antar pendidik sangat dibutuhkan agar terlihat seirama dalam melaksanakan layanan pendidikan

  Kedua adalah latar belakang pendidikan yang berbeda juga menjadi penghambat. Masing-masing pendidik memiliki pendidikan berbeda. Tidak semua pendidik yang memiliki kualifikasi S1 PAUD, hanya kepala sekolah dan satu guru di semester akhir. Sedangkan pendidk lain hanya D3 bukan pendidikan ditunjang dengan mengikuti Latihan Pendidikan Kelompok Bermain selama tujuh bulan dan lainnya hanya setingkat SLTA ditambah dengan LPPKB. Jadi Pengetahuan dan wawasan pendidik pun berbeda yang akan berimbas pada kualitas layanan pendidikan.

  Ketiga merupakan tantangan terasa sangat sulit karena tidak akan mudah untuk menyamakan sudut pandang orang tua terhadap layanan pendidikan yang dilaksanakan guru dan kepala sekolah. Masing-masing anak awalnya dibesarkan di dalam keluarga yang memiliki kebiasaan yang berbeda.

  Setiap orang tua memiliki karakter individu yang berbeda pula. Imbasnya anak didik akan membawa kebiasaannya di rumah atau perlakuan orang tua terhadap anak terbawa ke sekolah. Hal ini dapat menyulitkan peningkatan kualitas layanan pendidikan, namun para pendidik akan berusaha sepenuh hati memberikan layanan dengan perbedaan sudut pandang orang tua tersebut.

  Faktor-Faktor Pendukung

  Dalam pelaksanaan layanan pendidikan di TK Melati, ada beberapa hal yang menjadi faktor pendukung. Seperti yang dipaparkan dibawah ini. Faktor pertama adalah kemauan para pendidik untuk merubah diri sendiri dalam peningkatan kualitas layanan yang diberikannya kepada pendidik. Dengan ketekunan dan kesabaran seorang kepala sekolah untuk melatih dan membina rekan kerja maka perubahan itu mulai nampak. Keyakinan untuk berubah menjadi lebih baik adalah sugesti yang harus diyakini. Semua pasti bisa jika diringi doa dan keikhlasan diri.

  Kedua adalah penggunaan media internet sebagai alat komunikasi melalui blog pendidikan kepala sekolah menjadikan wadah informasi dan rangsangan untuk membaca hal-hal yang berhubungan dengan dunia pendidikan.

  Faktor ketiga adalah terbatasnya jumlah anak didik yang berada di dalam satu kelas. Artinya untuk satu pendidik dibatasi hanya 10 hingga 15 anak saja yang dibimbingnya.

  Hal tersebut atas pertimbangan untuk memudahkan dan memaksimalkan pelaksanaan layanan pendidikan yang akan diberikan. Kemudian yang terakhir adalah lingkungan yang sangat kondusif. TK Melati terletak ditengah perumahan yang teratur dan bersih diapit oleh dua sekolah dasar negeri.

  Masdiana / JMP Online Vol. 2 No. 6 Juni (2018) 573-583

  Lingkungan sekolah yang asri membuat kenyamanan dalam pelaksanaan kegiatan dan layanan pendidikan. Sekolah yang berpagar dengan kolam ikan terletak di sudut kiri menambah kertarikan bagi anak didik. Lingkungan masyarakat sekitar yang peduli atas keberadaan TK Melati khususnya tetangga sekitar.

  Alternatif Pengembangan

  Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak pada TK Melati dalam mencari alternatif pemecahan masalah tentang kualitas layanan pendidikan yang diberikan oleh para pendidik yang berbeda persepsi, latar belakang pendidikan, perbedaan sudut pandang orang tua yang menjadi faktor penghambat. Kekuatan dan kebersamaan dibutuhkan untuk mencari penyelesaian masalah.

  Upaya yang dapat dilakukan adalah memelihara dan mempertahankan kekuatan tim kerja dalam hubungan dalam lembaga. Kepala sekolah harus memfungsikan dirinya secara maksimal melalui peran yang harus mampu memimpin sekolah dengan bijak dengan inovasi-inovasi yang hebat dan menekankan kepada para pendidik bahwa melakukan suatu perubahan untuk perbaikan kualitas tidaklah mudah, butuh kesungguhan dan tim kerja yang solid.

  Bersama-sama melakukan kegiatan pengembangan diri sendiri dan peningkatan spiritual masing-masing pendidik baik secara kelompok ataupun individu sangat mendukung dengan cara pencapaian merubah kualitas pelayanan menjadi bermutu.

  Menekankan pula pada persamaan sudut pandang adalah penting jika kita melakukan perbuatan atau pekerjaan di dalam satu lingkup, agar semua berjalan seiring dan seirama. Untuk itu perlu juga pertemuan rutin dengan orang tua.

  Apa yang sudah dijadikan model haruslah dipraktekkan sesuai dengan kebutuhan oleh pendidik. Kepala sekolah memotivasi untuk memfasilitasi kebutuhan pendidik. Keterbukaan dan perhatian kepala sekolah menjadi penyemangat dalam kegiatan layanan sesuai kebutuhan.

  Dukungan pengelola Yayasan merupakan kontribusi besar bagi kepala sekolah untuk berdiskusi dengan para pendidik sebagai tim kerja, mengkomunikasikan tentang perubahan layanan pendidikan yang akan dilaksanakan sesuai dengan strategi yang akan diterapkan. Kebijakan lembaga harus sesuai dengan model strategi yang dilakukan.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Penerapan Strategi Pemodelan dalam layanan pendidikan di TK Melati selama lebih dari lima tahun dan melihat hasil yang sudah dicapai, dapat disimpulkan bahwa Strategi Pemodelan sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan maksimal pendidik di TK Melati Balikpapan. Setiap bagian dari strategi menghasilkan kualitas layanan sebagai langkah nyata dalam memaksimalkan kualitas layanan pendidik.

  Strategi Pemodelan ini terdiri dari tiga strategi yang saling berkaitan dan bersinergi antara satu dengan yang lainnya. Ketiga pendekatan dalam strategi pemodelan tersebut terdiri dari : a.

  Strategi Model Kinerja 1.

  Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Diri

  Masdiana / JMP Online Vol. 2 No. 6 Juni (2018) 573-583 2.

  Pembinaan dengan Bimbingan/Pemodelan b. Berkelanjutan sebagai satu proses pemodelan yang terus menerus di dalam proses interaksi dengan anak didik.

  1) Mempraktekkan strategi pemodelan

  2) Memperbaiki kualitas layanan pendidik

  3) Perencanaan tindak lanjut c.

  Hubungan Kerja Tim 1)

  Pertemuan rutin 2)

  Parenting

  Saran

  Pemodelan Kepala Taman Kanak-Kanak yang dijadikan strategi peningkatan mutu layanan pendidik harus benar-benar sesuai dengan prosedur dalam lembaga khususnya pendidikan anak usia dini.

  Layanan yang diberikan harus pula memenuhi standar kebutuhan anak usia dini agar tercapainya tujuan pendidan di taman kanak-Kanak tersebut. Kerjasama antara seluruh pihak yang terlbat seperti, orang tua murid, komite sekolah, Kepala Sekolah, warga sekitar, dinas terkat dan pendidik itu sendiri sangat perlu ditingkatkan lagi.

  Memperluas wawasan tentang role model dan pemodelan juga sangat berperan dalam pencapaian layanan yang dilakukan secara maksimal. Didukung dengan kerjasama yang solid dengan seluruh warga sekolah, terlebih antara sesame pendidik dan Kepala Sekolah sebagai pelaksana

DAFTAR PUSTAKA

  Abdullah Munir. 2010. Menjadi Kepala Sekolah Efektif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

  Depatemen Pendidikan Nasional, 2007, Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK, SD,

  SMP, SMA, SMK & SLB . Yogyakarta: Pustaka Yustisia

  Dorothy Rich. 2008. Menciptakan Hubungan Sekolah-Rumah yang Positif. Jakarta: Macanan Jaya Cemerlang

  Mulyasa. 2011. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: bumi Aksara Pemerintah Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

  Tentang Sistem pendidikan Nasional dan Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tantang Guru dan Dosen . Jakarta: Visimedia

  

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PEMBELAJARAN ALJABAR SISWA KELAS VII SMPN 7 SALATIGA Defit Arya Putra

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 GETASAN Florentina Dian Ika Vitasari

0 0 11

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BAGI SISWA YANG DIBERI MODEL PBI DAN CORE BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 AMPEL KABUPATEN BOYOLALI Cici Indarwati

0 0 12

MULTIMEDIA UNTUK ANAK USIA 4-6 TAHUN Claudia Nefitha Tjahjono Putri

0 3 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA.3 SMA NEGERI 2 TEMBILAHAN Asniadarni SMA Negeri 2 Tembilahan Riau

0 0 12

PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN SEPAKBOLA DI KELAS VII SMPN 2 LUBUK BATU JAYA TAHUN PELAJARAN 20162017 Nifitri Siregar SMPN 2 Lubuk Batu Jaya

0 1 11

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING LEARNING (PPL) UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MUATAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 4 SD SALATIGA 02 Desi Wulandari

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR TEMA 4 MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI SALATIGA 01 Katarina Widyaningsih

0 0 15

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL SAVI PADA SISWA KELAS 5 SDN DUKUH 03 SALATIGA Yuni Elfiyani

0 2 13

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI IPA DALAM MATERI IN TERAKSI MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN DI SMPN 2 LUBUK BATU JAYA Lis Suryati SMPN 2 Lubuk Batu Jaya

0 1 13