BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Implementasi Metode Naïve Bayesian Dan Backward Chaining Pada Sistem Pakar Diagnosa Penyakit/Hama Tanaman Teh
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kecerdasan Buatan
Kecerdasan buatan sebagai ilmu terapan telah ada sekitar selama kurang lebih tiga
puluh tahun. Tujuan dari praktisi individu bervariasi dan berubah dari waktu ke waktu.
Sebuah karakterisasi yang wajar dari bidang umum adalah bahwa hal itu dimaksudkan
untuk membuat komputer melakukan hal-hal yang bila dilakukan oleh seorang ahli,
yang digambarkan memiliki kecerdasan seperti seorang pakar. Mencirikan tujuan
keceradasan buatan baik sebagai pembangunan sistem cerdas yang berguna dan
pemahaman kecerdasan manusia (Brooks, 1991).
Menurut Minsky, kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara kerja
membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia (Kusrini,
2006). Menurut H. A. Simon kecerdasan buatan (artificial intelegence) merupakan
kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer
untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas (Kusrini,
2006).
Menurut Winston dan Prendergasi ada tiga manfaat kecerdasan buatan
(Kusrini, 2006), yaitu :
1. Membuat komputer lebih cerdas.
2. Mengerti tentang kecerdasan.
3. Membuat mesin lebih berguna.
7
Kecerdasan yang dimaksud adalah kemampuan untuk belajar atau mengerti dari
pengalaman, memahami pesan yang kontradiktif dan ambigu, menanggapi dengan
cepat dan baik atas situasi yang baru, menggunakan penalaran dalam memecahkan
masalah serta menyelesaikannya dengan efektif.
2.2
Sistem Pakar
Profesor Edward Fieganbaum dalam (Listyono, 2008) dari Universitas Stanford
sebagai seorang pelopor awal dari teknologi sistem pakar, mendefinisikan sistem
pakar sebagai suatu program komputer cerdas yang menggunakan knowledge dan
prosedur inferensi untuk menyelesaikan
masalah
yang
cukup
sulit sehingga
membutuhkan seorang yang ahli untuk menyelesaikannya.
Sistem pakar adalah salah satu cabang dari Artificial Intellegence (AI) yang
membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk penyelesaian masalah
tingkat manusia yang pakar. Seorang pakar adalah orang yang mempunyai keahlian
dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan
khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya.
Knowledge dalam sistem pakar mungkin saja seorang ahli, atau knowledge yang
umumnya terdapat dalam buku, majalah dan orang yang mempunyai pengetahuan
tentang suatu bidang (Arhami, 2005).
Berikut gambar 2.1 yang menggambarkan konsep dasar suatu sistem pakar :
Gambar 2.1 Konsep Dasar Fungsi Sistem Pakar
8
2.2.1
Struktur Sistem Pakar
Sistem pakar disusun oleh dua bagian yaitu lingkungan pengembangan dan
lingkungan konsultasi. Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk
memasukan knowledge pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan
lingkungan konsultasi digunakan oleh
pengguna
yang
bukan
pakar
guna
memperoleh knowledge pakar (Listyono, 2008). Komponen-komponen yang terdapat
dalam sistem pakar yaitu :
1. Antar muka pengguna.
Merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk
berkomunikasi. Antar muka yang efektif dan ramah pengguna (user-friendly) sangat
penting bagi pemakai yang tidak ahli dalam bidang yang diterapkan oleh sistem pakar.
2. Basis pengetahuan
Merupakan kumpulan pengetahuan bidang tertentu pada tingkatan pakar dalam format
tertentu. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan
aturan. Fakta merupakan informasi tentang obyek dalam area permasalahan tertentu,
sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara memperoleh fakta baru dari fakta
yang telah diketahui.
3. Mesin inferensi
Merupakan otak dari sebuah sistem pakar dan dikenal juga dengan sebutan control
structure (struktur kontrol) atau rule interpreter (dalam sistem pakar berbasis kaidah).
Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh
pakar dalam menyelesaikan suatu masalah.
4. Memory kerja
Merupakan bagian dari sistem pakar yang menyimpan fakta-fakta yang diperoleh saat
dilakukan proses konsultasi. Fakta-fakta inilah yang nantinya akan diolah oleh mesin
inferensi berdasarkan pengetahuan yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk
menentukan suatu keputusan pemecahan masalah. Konklusinya bisa berupa hasil
diagnose, tindakan, dan akibat.
9
5. Fasilitas penjelasan
Komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar. Tujuan
adanya fasilitas penjelasan dalam sistem pakar antara lain membuat sistem menjadi
cerdas, menunjukkan adanya proses analisa dan yang tidak kalah pentingnya adalah
memuaskan psikologis pemakai.
6. Fasilitas akuisisi pengetahuan
Akumulasi, transfer, dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari
sumber pengetahuan ke dalam program komputer, yang bertujuan untuk memperbaiki
dan atau mengembangkan basis pengetahuan.
Berikut gambar 2.2 arsitektur pada sistem pakar berdasarkan penjelasan diatas :
Gambar 2.2 Struktur Sistem Pakar
2.2.2
Ciri-Ciri Sistem Pakar
Ada beberapa ciri-ciri sistem pakar (Kusrini, 2006), yaitu :
1. Terbatas pada bidang spesifik.
2. Dapat memberikan penalaran untuk data yang tidak lengkap atau tidak pasti.
3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang
dapat dipahami.
4. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.
10
5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
6. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran.
7. Output tergantung dari dialog dengan user.
8. Knowledge base dan inference engine terpisah.
2.2.3
Keuntungan Sistem Pakar
Sistem pakar (expert system) merupakan paket perangkat lunak atau paket program
komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasihat dan sarana bantu dalam
memecahkan
masalah
di
bidang-bidang
spesialisasi
tertentu
seperti
sains,
perekayasaan, matematika, kedokteran, pendidikan dan sebagainya. Ada beberapa
keunggulan sistem pakar (Arhami, 2005) di antaranya yaitu :
1. Menghimpun data dalam jumlah yang sangat besar.
2. Menyimpan data tersebut untuk jangka waktu yang panjang dalam suatu
bentuk tertentu.
3. Mengerjakan perhitungan secara cepat, tepat, dan tanpa jemu mencari data
yang tersimpan dengan kecepatan tinggi.
2.2.4
Kelemahan Sistem Pakar
Di samping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiki beberapa
kelemahan (Arhami, 2005), di antaranya adalah :
1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan di mana pengetahuan tidak selalu
bisa didapatkan dengan mudah, karena kadangkala pakar dari masalah yang
kita buat tidak ada, dan kalaupun ada kadang-kadang pendekatan yang dimiliki
oleh pakar berbeda-beda.
2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi
sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan
dan pemeliharaannya.
3. Bisa jadi sistem tidak dapat membuat keputusan.
11
4. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun seorang tetap tidak
sempurna atau tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti
sebelum digunakan.
2.2.5
Elemen Manusia Pada Sistem Pakar
Sistem pakar setidak-tidaknya mempunyai dua unsur manusia atau lebih yang terlibat
di dalam pembangunannya dan pengembangan serta penggunaannya. Minimal, ada
seorang yang membangun dan ada penggunanya. Menurut Turban dalam (Desiani,
2006), ada 4 unsur manusia dalam sistem pakar yaitu :
1. Pakar (The Expert)
Orang yang menguasai bidang ilmu pengetahuan tertentu, berpengalaman,
pengambil keputusan dan menguasai metode-metode tertentu, serta mampu
memanfaatkan
talentanya
dalam
memberikan
nasehat/saran
terhadap
penyelesaian suatu permasalahan.
2. Perekayasa Pengetahuan (Knowledge Engineer)
Orang yang membantu pakar dalam menyusun area permasalahan dengan
mengintrepretasikan dan mengintegrasikan jawaban-jawaban pakar atas
pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi, mengajukan counter
example dan menerangkan kesulitan-kesulitan konseptual.
3. Pemakai (User)
Sistem pakar memiliki beberapa kelas pemakai, yaitu :
a. Pemakai bukan pakar. Dalam hal ini, sistem pakar berperan sebagai
seorang konsultan atau pemberi nasihat.
b. Siswa yang ingin belajar, di sini sistem pakar berperan sebagai
instruktur.
c. Pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan menambah
basis pengetahuan, dalam hal ini sistem pakar berperan sebagai rekan
kerja (partner).
12
d. Pakar dalam hal ini sistem pakar berperan sebagai kolega atau asisten.
4. Unsur lainnya
Beberapa unsur lainnya yang mungkin termasuk ke dalam unsur manusia
untuk sistem pakar adalah system builder (pembangun sistem) atau system
analyst yang membantu mengintegrasikan sebuah sistem pakar dengan sistem
terkomputerisasi lainnya.
2.3
Teh
Teh (Camellia sinensis) merupakan minuman non-alkohol yang banyak digemari oleh
masyarakat. Teh sebagai bahan minuman, dibuat dari pucuk muda yang telah
mengalami proses pengolahan tertentu. Daun teh mengandung khasiat yang
bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia, salah satunya adalah sebagai antioksidan.
Namun kualitas dan produktivitas tanaman teh menjadi masalah dalam
pemasaran, dua akar permasalahan ini menyebabkan produk teh indonesia kalah
dengan negara lain. Persaingan harga jual komoditi teh menjadi salah satu faktor daya
saing yang menentukan kelangsungan industri teh Indonesia. Penurunan kualitas daun
teh disebabkan salah satu faktor utama yaitu adanya serangan penyakit dan hama.
`
2.3.1 Penyakit Tanaman Teh
Berikut ini adalah penyakit yang terdapat pada tanaman teh (Semangun, 2000) :
1. Cacar Teh (Exobasidium vexans)
Penyakit cacar daun teh yang disebabkan oleh jamur E. vexans dapat menurunkan
produksi pucuk basah sampai 50 persen karena menyerang daun atau ranting yang
masih muda. Gejala penyakit ini mula-mula cacar tampak seperti bercak kecil hijau
pucat dan tembus cahaya pada daun muda. Dalam waktu 5-6 hari bercak meluas
menjadi 0,6-1,3 cm. Ini menjadi cekung, sehingga pada sisi bawah daun terbentuk
13
bagian cembung, yang mirip dengan cacar. Permukaan atas yang cekung adalah
licin, mengkilat, dan biasanya lebih pucat dari pada bagian yang tidak sakit.
2. Penyakit Akar Merah (Ganoderma pseoduferreum)
Cendawan atau jamur akar merah merupakan penyakit paling banyak menyerang
perkebunan teh yang mempergunakan pohon pelindung sejenis Albizzia falcate
ataupun Derris micophyla. Jamur ini menyerang bagian akar tanaman pelindung
dan menularkannya pada tanaman teh. Gejala penyakit ini yaitu daun-daun
menguning, layu, rontok, dan tanaman mati. Jika tidak terhambat jamur akar merah
akan meluas ke semua jurusan. Dengan demikian penyakit akar merah biasanya
membentuk rumpang yang luas dan bundar.
3. Penyakit Akar Hitam (Rosellinia arcuata)
Penyakit ini banyak menimbulkan kerugian di perkebunan teh Sri Lanka dan India.
Rosellinia menimbulkan kerugian yang besar pada pertanaman teh yang berumur
3-8 tahun, yang terdapat pada tanah hutan baru. Jamur dapat membentuk rizomorf
di dalam tanah. Jamur dapat menular dengan beberapa macam cara,yang terpenting
adalah melalui kontak antara akar yang sehat dengan yang sakit. Jamur dapat juga
menular dengan rizomorf di bawah tanah,dengan konidium dan askospora dan
misellium. Gejala pada penyakit ini adalah terdapat pada bagian-bagian tanaman
diatas tanah sama dengan gejala yang disebabkan oleh penyakit-penyakit akar pada
umumnya, yaitu daun-daun menguning, layu, rontok, dan tanaman mati. Pada
permukaan akar teh yang sakit jamur akar hitam ini menimbulkan gejala, yaitu
adanya jaringan benang-benang jamur berwarna hitam.
4. Penyakit Busuk Daun (Cylindrocladium ilicicola)
Penyakit busuk daun disebabkan oleh C. ilicicola dan G. Cingulata yang
menyerang tanaman teh di pesemaian,dapat mengakibatkan matinya setek teh.
Gejala penyakit ini, yait pada daun induk setek terjadi bercak besar berwarna coklat
tua. Bercak dapat membesar sehingga seluruh daun membusuk, dan daun terlepas.
Setek menjadi lemah karenanya, bahkan dapat mati. Penyakit dapat meluas ke
batang muda yang sedang berkembang dari setek dan menyebabkan mati pucuk.
14
5. Penyakit Mati Ujung (Pestalotia theae)
Penyakit mati ujung disebabkan oleh jamur Pestalotia thea yang menyerang
tanaman terutama melalui luka atau bagian daun yang rusak.Penyakit ini akan
timbul pada tanaman yang lemah karena kekurangan unsur hara (N dan K),
pemetikan yang berat, kekeringan, angin kencang dan sinar matahari yang kuat.
2.3.2
Hama Tanaman Teh
Berikut ini adalah hama yang terdapat pada tanaman teh (Tjahjadi, 1989) :
1. Kepik Penghisap Daun (Helopeltis spp.)
Kepik yang berukuran 2,5 cm dengan warna badan coklat kegelapan ditandai
dengan huruf “X” pada lipatan sayap di punggung dan ujung antena kemerahan.
Tampilannya gagah, dengan “otot-otot” paha yang tampak gempal. Perilakunya
tenang dan selalu memilih pucuk-pucuk daun yang muda, dengan akibat pucuk itu
akan segera layu dalam beberapa waktu.
2. Ulat Jengkal (Hyposidra talaca)
Daur hidup ulat kilan sangat bergantung pada makanan dan iklim setempat. Daur
hidupnya 2,5 – 3,5 bulan. Betinanya dapat meletakkan telur sampai 320 butir dan
meletakkan telur berkelompok pada daun. Lama stadium telur 5-6 hari. Menjelang
menetas telur mengalami perubahan warna dari hijau kebiruan menjadi kehitaman.
Ulat-ulat kecil yang telah menetas dari telur akan bergerombol dan angin akan
membantu penyebarannya. Gejala hama ulat jengkal adalah menyerang daun,
pupus daun,dan pentil teh. Serangan beratmenyebabkan daun berlubang dan
pucuktanaman gundul, sehingga tinggal tulangdaun saja.
3. Ulat Penggulung Pucuk (Cydia leucostoma)
Ulat penggulung pucuk menyerang bagian tanaman teh yang akan dipanen oleh
petani, jadi hama ini memiliki potensi cukup besar untuk merugikan petani. Ulat
tersebut menggulung pucuk daun dengan memakai benang-benang halus untuk
mengikat daun pucuk sehingga tetap tergulung.
15
2.4
Metode Naïve Bayesian
Probabilitas Bayesian adalah suatu interpretasi dari kalkulus yang memuat
konsep probabilitas sebagai derajat dimana suatu pernyataan dipercaya benar. Teori
Bayesian juga dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan untuk
memperbaharui tingkat kepercayaan dari suatu informasi.
Teori probabilitas Bayesian merupakan satu dari cabang teori statistik
matematik yang memungkinkan kita untuk membuat satu model ketidakpastian dari
suatu kejadian yang terjadi dengan menggabungkan pengetahuan umum dengan fakta
dari hasil pengamatan.
Salah satu metode dalam penggunaan sistem pakar untuk membantu
mendiagnosa penyakit/hama tanaman teh yaitu dengan metode Naïve Bayesian yang
merupakan pendekatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligent) dan pemecahan
masalah dengan menggunakan nilai probabilitas dari penyakit/hama dan gejala yang
tampak pada tanaman teh.
2.4.1 Teori Probabilitas
Probabilitas
merupakan
suatu
cara
kuantitatif
yang
berhubungan
dengan
ketidakpastian yang telah ada sejak abad ke-17, ketika penjudi-penjudi Francis
meminta bantuan dari para ahli matematika yang terkemuka seperti Pascal, Fermat
dan lainnya (Listyono, 2008)
Teori probabilitas digunakan untuk membahas suatu peristiwa, kategori, dan
hipotesis dimana tidak ada tingkat kepastian mencapai 100%. Sebagai contoh dapat
dituliskan sebagai berikut :
A
B
Dimana jika A benar, maka B benar, jika tidak yakin apakah A benar, maka tidak
dapat menggunakan ungkapan ini. Contoh sebagai berikut :
16
Apakah cuaca besok? Hipotesis sederhana yang berdasarkan pengamatan umum,
seperti “cuaca besok cerah 10%, dan cuaca besok hujan 70%. Maka notasi yang
diberikan adalah sebagai berikut :
P(C) = 0.1
P(H) = 0.7
Statement pertama dapat diketahui sebagai nilai probabilitas besok cerah adalah 0.1,
nilai probabilitas dinyatakan sebagai bilangan real antara 0 dan 1. Probabilitas 0
berarti “pasti tidak” dan probabilitas 1 berarti “pasti”.
2.4.2
Teorema Bayes
Teori Bayes dikemukakan oleh seorang pendeta Inggris pada tahun 1702-1761 yang
bernama Thomas Bayes. Teori Bayes digunakan untuk menghitung probabilitas
terjadinya suatu peristiwa berdasarkan pengaruh yang didapat dari hasil observasi.
Teori Bayes merupakan kaidah yang memperbaiki atau merevisi suatu probabilitas
dengan cara memanfaatkan informasi tambahan. Maksudnya, dari probabilitas awal
(prior probability) yang belum diperbaiki yang dirumuskan berdasarkan informasi
yang tersedia saat ini, kemudian dibentuklah probabilitas berikutnya (posterior
probability) (Hartatik, Yasa, 2015)
Probabilitas Bayes merupakan salah satu cara untuk mengatasi ketidakpastian data
dengan menggunakan formula Bayes yang dinyatakan (Coppin, 2004) berikut :
P[H|X] =
𝑃(𝑋 |𝐻 )∗𝑃(𝐻)
𝑃(𝑋)
.......................................... Persamaan (1)
Dimana :
P(H|X)
: Probabilitas hipotesis H benar jika diberikan evidence X
P(X|H)
: Probabilitas munculnya evidence X, jika diketahui hipotesis
benar H.
P(X)
: Probabilitas evidence X.
P(H)
: Probabilitas hipotesis H tanpa memandang evidence apapun.
17
Probabilitas yang diberikan kepada setiap penyakit/hama dan gejala berbeda.
Bobot yang diberikan oleh pakar yang digunakan pada sistem ini adalah :
Tabel 2.1 Skala Pembobotan
Hipotesa
Nilai Bayes
Serangan Berat
0.8 - 1
Serangan Lumayan Berat
0.6 - 0,7
Serangan Sedang
0.4 - 0,5
Serangan Ringan
0.1 - 0.3
Tidak Ada Serangan
0
Berikut nilai probabilitas penyakit/hama dan gejala yang diberikan oleh Ir. Lahmuddin
Lubis, MP sebagai pakar tanaman teh dapat dilihat pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Bobot Penyakit/Hama dan Gejala
NO Penyakit/Hama
1
Cacar Teh
Gejala
1. Bercak Kecil Hijau Pucat
Bobot
Bobot
Penyakit
Gejala
0.8
0.1
2. Tembus Cahaya pada daun muda
0.3
3. Dalam 5-6 hari bercak meluas
0.5
menjadi 0.6-1.3cm.
4. Permukaan cacar tampak tertutup
0.7
debu putih kelabu.
5. Permukaan bercak menonjol
0.8
kebawah
2
Busuk daun
1. Serangan dimulai dari bagian ujung
0.7
0.2
daun.
3
Mati Ujung
2. Daun terlepas dari tangkai
0.3
3. Tunas mengering
0.5
4. Bercak berwarna coklat pada daun
0.7
1. Bercak berwarna coklat pada daun
0.5
0.1
18
4
Akar Merah
2. Jamur menjalar sampai ke tunas
0.4
3. Tunas mengering
0.6
4. Ranting patah dan menguning
0.8
1. Daun-daun menguning
0.6
0.2
2. Daun-daun layu
0.3
3. Daun-daun rontok
0.4
4. Tanaman mati.
0.6
5. Permukaan akar terdapat benang-
0.7
benang berwarna merah.
6. Kayu pada akar yang sakit lunak
0.9
dan mengeluarkan air jika di tekan.
5
Akar Hitam
1. Daun-daun menguning
0.2
0.2
2. Daun-daun layu
0.4
3. Daun-daun rontok
0.5
4. Tanaman mati
0.6
5. Permukaan akar terdapat benang-
0.7
benang jamur berwarna hitam.
6. Kayu pada akar terdapat titik–titik
0.8
hitam.
6
Kepik
Penghisap Daun
1. Serangan terjadi pada daun atau
0.7
0.2
pucuk.
2. Bercak-bercak hitam pada daun
0.4
teh.
3. Ranting/pucuk mengalami bercak-
0.6
bercak cekung
4. Ranting layu, kering
7
8
Ulat Jengkal
Ulat
1. Terdapat bekas gigitan pada daun
0.8
0.5
0.2
2. Larva memakan daun teh.
0.4
3. Menyerang daun muda.
0.5
4. Daun berlubang.
0.6
5. Pucuk daun gundul.
0.8
1. Pucuk tergulung
0.3
0.3
19
Penggulung
Pucuk
2.Terdapat benang-benang halus pada
0.5
pucuk.
3.Pada bagian yang tergulung
0.8
dalamnya rusak.
Berikut gambar gejala penyakit/hama tanaman teh dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Gambar Gejala Penyakit/Hama Tanaman Teh
No
Gejala
1
Bercak Kecil Hijau Pucat
2
Tembus Cahaya pada daun muda
3
Dalam 5-6 hari bercak meluas
menjadi 0.6-1.3cm.
Gambar
20
4
Permukaan cacar tampak tertutup
debu putih kelabu.
5
Permukaan
bercak
menonjol
kebawah
6
Serangan dimulai dari bagian
ujung daun.
7
Daun terlepas dari tangkai
21
8
Tunas mengering
9
Bercak berwarna coklat pada daun
10
Jamur menjalar sampai ke tunas
11
Ranting patah dan menguning
22
12
Daun-daun menguning
13
Daun-daun layu
14
Daun-daun rontok
15
Tanaman mati.
23
16
Permukaan akar terdapat benangbenang berwarna merah.
17
Kayu pada akar yang sakit lunak
dan mengeluarkan air jika di
tekan.
18
Permukaan akar terdapat benangbenang jamur berwarna hitam.
19
Kayu pada akar terdapat titik–titik
hitam.
24
20
Serangan terjadi pada daun atau
pucuk.
21
Bercak-bercak hitam pada daun
teh.
22
Ranting/pucuk mengalami bercakbercak cekung
23
Ranting layu, kering
25
24
Terdapat bekas gigitan pada daun
25
Larva memakan daun teh.
26
Menyerang daun muda.
27
Daun berlubang.
26
28
Pucuk daun gundul.
29
Pucuk tergulung
30
Terdapat
benang-benang
halus
pada pucuk.
31
Pada
bagian
dalamnya rusak.
yang
tergulung
27
2.5
Backward Chaining
Mesin inferensi adalah program komputer yang bertindak sebagai otak dari sistem
pakar, merumuskan metodologi untuk penalaran tentang informasi dalam basis data
dan workplace, dan merumuskan kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan yang
tersedia. Mesin inferensi akan bekerja saat menerima instruksi dari pengguna di
seperti jawaban dari pertanyaan yang ditampilkan dalam antarmuka pengguna dan
pengguna mengklik tombol submit (Fadlillah et al, 2014).
Backward Chaining merupakan proses perunutan yang arahnya dimulai
dengan tujuan/goal kemudian merunut balik ke jalur yang akan mengarahkan ke goal
tersebut, mencari bukti-bukti bahwa bagian kondisi terpenuhi. Pada Backward
Chaining, proses internal selalu mengecek konklusi terlebih dahulu, sebagai praduga
awal, baru kemudian mengecek gejala-gejala dipenuhi user atau tidak, bila
keseluruhan gejala terpenuhi, maka praduga sistem benar dan dikeluarkan sebagai
output, bila ada gejala yang tidak terpenuhi berarti praduga sistem salah, selanjutnya
sistem akan mengecek konklusi berikutnya (Hartati, 2003). Backward Chaining
dimodelkan sebagai berikut :
Tujuan,
IF (kondisi).
2.6
Bahasa Pemrograman Sistem
2.6.1
Pengenalan PHP
PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor.PHP merupakan bahasa berbentuk
skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses oleh server. Hasilnyalah yang
dikirimkan ke klien, tempat pemakai menggunakan browser.
PHP bermula saat Rasmus Lerdorf membuat sejumlah skrip Perl yang dapat
mengamati siapa saja yang melihat daftar riwayat hidupnya, yakni pada tahun 1994.
Skrip-skrip ini selanjutnya dikemas menjadi tool yang disebut “Personal Home
Page”. Paket inilah yang menjadi cikal-bakal PHP. Pada tahun 1995, Rasmus
menciptakan PHP/FI Versi 2. Pada versi inilah pemrogram dapat menempelkan kode
28
terstruktur di dalam tag HTML. Kode PHP juga bisa berkomunikasi dengan database
dan melakukan perhitungan-perhitungan yang kompleks sambil jalan (Kadir, 2003).
2.6.2
Pengenalan Database MySQL
MySQL dikembangkan oleh sebuah perusahaan Swedia bernama MySQL AB, yang
pada saat itu bernama TcX DataKonsult AB, sekitar 1994-1995. Tujuan utama TcX
membuat MySQL pada waktu itu memang untuk mengembangkan aplikasi Web untuk
klien. TcX merupakan perusahaan pengembang software dan konsultan database.
MySQL versi 1.0 dirilis Mei 1996 secara terbatas kepada empat orang. Baru di bulan
Oktober versi 3.11.0 dilepas ke publik. Pada Juni 2000 MySQL AB mengumumkan
bahwa sejak versi 3.23.19, MySQL adalah software bebas berlisensi GPL(General
Public License).
MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal.
Kepopulerannya disebabkan MySQL menggunalan SQL sebagai bahasa dasar untuk
mengakses databasenya. Selain itu, MySQL bersifat free (tidak perlu membayar untuk
menggunakannya) pada pelbagai platform (kecuali pada Windows, yang bersifat
shareware).
MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System).
Sehingga istilah seperti table, baris, dan kolom tetap digunakan dalam MySQL. Pada
MySQL sebuah database mengandung beberapa table, table terdiri dari sejumlah baris
dan
kolom.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kecerdasan Buatan
Kecerdasan buatan sebagai ilmu terapan telah ada sekitar selama kurang lebih tiga
puluh tahun. Tujuan dari praktisi individu bervariasi dan berubah dari waktu ke waktu.
Sebuah karakterisasi yang wajar dari bidang umum adalah bahwa hal itu dimaksudkan
untuk membuat komputer melakukan hal-hal yang bila dilakukan oleh seorang ahli,
yang digambarkan memiliki kecerdasan seperti seorang pakar. Mencirikan tujuan
keceradasan buatan baik sebagai pembangunan sistem cerdas yang berguna dan
pemahaman kecerdasan manusia (Brooks, 1991).
Menurut Minsky, kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara kerja
membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia (Kusrini,
2006). Menurut H. A. Simon kecerdasan buatan (artificial intelegence) merupakan
kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer
untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas (Kusrini,
2006).
Menurut Winston dan Prendergasi ada tiga manfaat kecerdasan buatan
(Kusrini, 2006), yaitu :
1. Membuat komputer lebih cerdas.
2. Mengerti tentang kecerdasan.
3. Membuat mesin lebih berguna.
7
Kecerdasan yang dimaksud adalah kemampuan untuk belajar atau mengerti dari
pengalaman, memahami pesan yang kontradiktif dan ambigu, menanggapi dengan
cepat dan baik atas situasi yang baru, menggunakan penalaran dalam memecahkan
masalah serta menyelesaikannya dengan efektif.
2.2
Sistem Pakar
Profesor Edward Fieganbaum dalam (Listyono, 2008) dari Universitas Stanford
sebagai seorang pelopor awal dari teknologi sistem pakar, mendefinisikan sistem
pakar sebagai suatu program komputer cerdas yang menggunakan knowledge dan
prosedur inferensi untuk menyelesaikan
masalah
yang
cukup
sulit sehingga
membutuhkan seorang yang ahli untuk menyelesaikannya.
Sistem pakar adalah salah satu cabang dari Artificial Intellegence (AI) yang
membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk penyelesaian masalah
tingkat manusia yang pakar. Seorang pakar adalah orang yang mempunyai keahlian
dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan
khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya.
Knowledge dalam sistem pakar mungkin saja seorang ahli, atau knowledge yang
umumnya terdapat dalam buku, majalah dan orang yang mempunyai pengetahuan
tentang suatu bidang (Arhami, 2005).
Berikut gambar 2.1 yang menggambarkan konsep dasar suatu sistem pakar :
Gambar 2.1 Konsep Dasar Fungsi Sistem Pakar
8
2.2.1
Struktur Sistem Pakar
Sistem pakar disusun oleh dua bagian yaitu lingkungan pengembangan dan
lingkungan konsultasi. Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk
memasukan knowledge pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan
lingkungan konsultasi digunakan oleh
pengguna
yang
bukan
pakar
guna
memperoleh knowledge pakar (Listyono, 2008). Komponen-komponen yang terdapat
dalam sistem pakar yaitu :
1. Antar muka pengguna.
Merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk
berkomunikasi. Antar muka yang efektif dan ramah pengguna (user-friendly) sangat
penting bagi pemakai yang tidak ahli dalam bidang yang diterapkan oleh sistem pakar.
2. Basis pengetahuan
Merupakan kumpulan pengetahuan bidang tertentu pada tingkatan pakar dalam format
tertentu. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan
aturan. Fakta merupakan informasi tentang obyek dalam area permasalahan tertentu,
sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara memperoleh fakta baru dari fakta
yang telah diketahui.
3. Mesin inferensi
Merupakan otak dari sebuah sistem pakar dan dikenal juga dengan sebutan control
structure (struktur kontrol) atau rule interpreter (dalam sistem pakar berbasis kaidah).
Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh
pakar dalam menyelesaikan suatu masalah.
4. Memory kerja
Merupakan bagian dari sistem pakar yang menyimpan fakta-fakta yang diperoleh saat
dilakukan proses konsultasi. Fakta-fakta inilah yang nantinya akan diolah oleh mesin
inferensi berdasarkan pengetahuan yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk
menentukan suatu keputusan pemecahan masalah. Konklusinya bisa berupa hasil
diagnose, tindakan, dan akibat.
9
5. Fasilitas penjelasan
Komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar. Tujuan
adanya fasilitas penjelasan dalam sistem pakar antara lain membuat sistem menjadi
cerdas, menunjukkan adanya proses analisa dan yang tidak kalah pentingnya adalah
memuaskan psikologis pemakai.
6. Fasilitas akuisisi pengetahuan
Akumulasi, transfer, dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari
sumber pengetahuan ke dalam program komputer, yang bertujuan untuk memperbaiki
dan atau mengembangkan basis pengetahuan.
Berikut gambar 2.2 arsitektur pada sistem pakar berdasarkan penjelasan diatas :
Gambar 2.2 Struktur Sistem Pakar
2.2.2
Ciri-Ciri Sistem Pakar
Ada beberapa ciri-ciri sistem pakar (Kusrini, 2006), yaitu :
1. Terbatas pada bidang spesifik.
2. Dapat memberikan penalaran untuk data yang tidak lengkap atau tidak pasti.
3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang
dapat dipahami.
4. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.
10
5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
6. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran.
7. Output tergantung dari dialog dengan user.
8. Knowledge base dan inference engine terpisah.
2.2.3
Keuntungan Sistem Pakar
Sistem pakar (expert system) merupakan paket perangkat lunak atau paket program
komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasihat dan sarana bantu dalam
memecahkan
masalah
di
bidang-bidang
spesialisasi
tertentu
seperti
sains,
perekayasaan, matematika, kedokteran, pendidikan dan sebagainya. Ada beberapa
keunggulan sistem pakar (Arhami, 2005) di antaranya yaitu :
1. Menghimpun data dalam jumlah yang sangat besar.
2. Menyimpan data tersebut untuk jangka waktu yang panjang dalam suatu
bentuk tertentu.
3. Mengerjakan perhitungan secara cepat, tepat, dan tanpa jemu mencari data
yang tersimpan dengan kecepatan tinggi.
2.2.4
Kelemahan Sistem Pakar
Di samping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiki beberapa
kelemahan (Arhami, 2005), di antaranya adalah :
1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan di mana pengetahuan tidak selalu
bisa didapatkan dengan mudah, karena kadangkala pakar dari masalah yang
kita buat tidak ada, dan kalaupun ada kadang-kadang pendekatan yang dimiliki
oleh pakar berbeda-beda.
2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi
sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan
dan pemeliharaannya.
3. Bisa jadi sistem tidak dapat membuat keputusan.
11
4. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun seorang tetap tidak
sempurna atau tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti
sebelum digunakan.
2.2.5
Elemen Manusia Pada Sistem Pakar
Sistem pakar setidak-tidaknya mempunyai dua unsur manusia atau lebih yang terlibat
di dalam pembangunannya dan pengembangan serta penggunaannya. Minimal, ada
seorang yang membangun dan ada penggunanya. Menurut Turban dalam (Desiani,
2006), ada 4 unsur manusia dalam sistem pakar yaitu :
1. Pakar (The Expert)
Orang yang menguasai bidang ilmu pengetahuan tertentu, berpengalaman,
pengambil keputusan dan menguasai metode-metode tertentu, serta mampu
memanfaatkan
talentanya
dalam
memberikan
nasehat/saran
terhadap
penyelesaian suatu permasalahan.
2. Perekayasa Pengetahuan (Knowledge Engineer)
Orang yang membantu pakar dalam menyusun area permasalahan dengan
mengintrepretasikan dan mengintegrasikan jawaban-jawaban pakar atas
pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi, mengajukan counter
example dan menerangkan kesulitan-kesulitan konseptual.
3. Pemakai (User)
Sistem pakar memiliki beberapa kelas pemakai, yaitu :
a. Pemakai bukan pakar. Dalam hal ini, sistem pakar berperan sebagai
seorang konsultan atau pemberi nasihat.
b. Siswa yang ingin belajar, di sini sistem pakar berperan sebagai
instruktur.
c. Pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan menambah
basis pengetahuan, dalam hal ini sistem pakar berperan sebagai rekan
kerja (partner).
12
d. Pakar dalam hal ini sistem pakar berperan sebagai kolega atau asisten.
4. Unsur lainnya
Beberapa unsur lainnya yang mungkin termasuk ke dalam unsur manusia
untuk sistem pakar adalah system builder (pembangun sistem) atau system
analyst yang membantu mengintegrasikan sebuah sistem pakar dengan sistem
terkomputerisasi lainnya.
2.3
Teh
Teh (Camellia sinensis) merupakan minuman non-alkohol yang banyak digemari oleh
masyarakat. Teh sebagai bahan minuman, dibuat dari pucuk muda yang telah
mengalami proses pengolahan tertentu. Daun teh mengandung khasiat yang
bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia, salah satunya adalah sebagai antioksidan.
Namun kualitas dan produktivitas tanaman teh menjadi masalah dalam
pemasaran, dua akar permasalahan ini menyebabkan produk teh indonesia kalah
dengan negara lain. Persaingan harga jual komoditi teh menjadi salah satu faktor daya
saing yang menentukan kelangsungan industri teh Indonesia. Penurunan kualitas daun
teh disebabkan salah satu faktor utama yaitu adanya serangan penyakit dan hama.
`
2.3.1 Penyakit Tanaman Teh
Berikut ini adalah penyakit yang terdapat pada tanaman teh (Semangun, 2000) :
1. Cacar Teh (Exobasidium vexans)
Penyakit cacar daun teh yang disebabkan oleh jamur E. vexans dapat menurunkan
produksi pucuk basah sampai 50 persen karena menyerang daun atau ranting yang
masih muda. Gejala penyakit ini mula-mula cacar tampak seperti bercak kecil hijau
pucat dan tembus cahaya pada daun muda. Dalam waktu 5-6 hari bercak meluas
menjadi 0,6-1,3 cm. Ini menjadi cekung, sehingga pada sisi bawah daun terbentuk
13
bagian cembung, yang mirip dengan cacar. Permukaan atas yang cekung adalah
licin, mengkilat, dan biasanya lebih pucat dari pada bagian yang tidak sakit.
2. Penyakit Akar Merah (Ganoderma pseoduferreum)
Cendawan atau jamur akar merah merupakan penyakit paling banyak menyerang
perkebunan teh yang mempergunakan pohon pelindung sejenis Albizzia falcate
ataupun Derris micophyla. Jamur ini menyerang bagian akar tanaman pelindung
dan menularkannya pada tanaman teh. Gejala penyakit ini yaitu daun-daun
menguning, layu, rontok, dan tanaman mati. Jika tidak terhambat jamur akar merah
akan meluas ke semua jurusan. Dengan demikian penyakit akar merah biasanya
membentuk rumpang yang luas dan bundar.
3. Penyakit Akar Hitam (Rosellinia arcuata)
Penyakit ini banyak menimbulkan kerugian di perkebunan teh Sri Lanka dan India.
Rosellinia menimbulkan kerugian yang besar pada pertanaman teh yang berumur
3-8 tahun, yang terdapat pada tanah hutan baru. Jamur dapat membentuk rizomorf
di dalam tanah. Jamur dapat menular dengan beberapa macam cara,yang terpenting
adalah melalui kontak antara akar yang sehat dengan yang sakit. Jamur dapat juga
menular dengan rizomorf di bawah tanah,dengan konidium dan askospora dan
misellium. Gejala pada penyakit ini adalah terdapat pada bagian-bagian tanaman
diatas tanah sama dengan gejala yang disebabkan oleh penyakit-penyakit akar pada
umumnya, yaitu daun-daun menguning, layu, rontok, dan tanaman mati. Pada
permukaan akar teh yang sakit jamur akar hitam ini menimbulkan gejala, yaitu
adanya jaringan benang-benang jamur berwarna hitam.
4. Penyakit Busuk Daun (Cylindrocladium ilicicola)
Penyakit busuk daun disebabkan oleh C. ilicicola dan G. Cingulata yang
menyerang tanaman teh di pesemaian,dapat mengakibatkan matinya setek teh.
Gejala penyakit ini, yait pada daun induk setek terjadi bercak besar berwarna coklat
tua. Bercak dapat membesar sehingga seluruh daun membusuk, dan daun terlepas.
Setek menjadi lemah karenanya, bahkan dapat mati. Penyakit dapat meluas ke
batang muda yang sedang berkembang dari setek dan menyebabkan mati pucuk.
14
5. Penyakit Mati Ujung (Pestalotia theae)
Penyakit mati ujung disebabkan oleh jamur Pestalotia thea yang menyerang
tanaman terutama melalui luka atau bagian daun yang rusak.Penyakit ini akan
timbul pada tanaman yang lemah karena kekurangan unsur hara (N dan K),
pemetikan yang berat, kekeringan, angin kencang dan sinar matahari yang kuat.
2.3.2
Hama Tanaman Teh
Berikut ini adalah hama yang terdapat pada tanaman teh (Tjahjadi, 1989) :
1. Kepik Penghisap Daun (Helopeltis spp.)
Kepik yang berukuran 2,5 cm dengan warna badan coklat kegelapan ditandai
dengan huruf “X” pada lipatan sayap di punggung dan ujung antena kemerahan.
Tampilannya gagah, dengan “otot-otot” paha yang tampak gempal. Perilakunya
tenang dan selalu memilih pucuk-pucuk daun yang muda, dengan akibat pucuk itu
akan segera layu dalam beberapa waktu.
2. Ulat Jengkal (Hyposidra talaca)
Daur hidup ulat kilan sangat bergantung pada makanan dan iklim setempat. Daur
hidupnya 2,5 – 3,5 bulan. Betinanya dapat meletakkan telur sampai 320 butir dan
meletakkan telur berkelompok pada daun. Lama stadium telur 5-6 hari. Menjelang
menetas telur mengalami perubahan warna dari hijau kebiruan menjadi kehitaman.
Ulat-ulat kecil yang telah menetas dari telur akan bergerombol dan angin akan
membantu penyebarannya. Gejala hama ulat jengkal adalah menyerang daun,
pupus daun,dan pentil teh. Serangan beratmenyebabkan daun berlubang dan
pucuktanaman gundul, sehingga tinggal tulangdaun saja.
3. Ulat Penggulung Pucuk (Cydia leucostoma)
Ulat penggulung pucuk menyerang bagian tanaman teh yang akan dipanen oleh
petani, jadi hama ini memiliki potensi cukup besar untuk merugikan petani. Ulat
tersebut menggulung pucuk daun dengan memakai benang-benang halus untuk
mengikat daun pucuk sehingga tetap tergulung.
15
2.4
Metode Naïve Bayesian
Probabilitas Bayesian adalah suatu interpretasi dari kalkulus yang memuat
konsep probabilitas sebagai derajat dimana suatu pernyataan dipercaya benar. Teori
Bayesian juga dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan untuk
memperbaharui tingkat kepercayaan dari suatu informasi.
Teori probabilitas Bayesian merupakan satu dari cabang teori statistik
matematik yang memungkinkan kita untuk membuat satu model ketidakpastian dari
suatu kejadian yang terjadi dengan menggabungkan pengetahuan umum dengan fakta
dari hasil pengamatan.
Salah satu metode dalam penggunaan sistem pakar untuk membantu
mendiagnosa penyakit/hama tanaman teh yaitu dengan metode Naïve Bayesian yang
merupakan pendekatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligent) dan pemecahan
masalah dengan menggunakan nilai probabilitas dari penyakit/hama dan gejala yang
tampak pada tanaman teh.
2.4.1 Teori Probabilitas
Probabilitas
merupakan
suatu
cara
kuantitatif
yang
berhubungan
dengan
ketidakpastian yang telah ada sejak abad ke-17, ketika penjudi-penjudi Francis
meminta bantuan dari para ahli matematika yang terkemuka seperti Pascal, Fermat
dan lainnya (Listyono, 2008)
Teori probabilitas digunakan untuk membahas suatu peristiwa, kategori, dan
hipotesis dimana tidak ada tingkat kepastian mencapai 100%. Sebagai contoh dapat
dituliskan sebagai berikut :
A
B
Dimana jika A benar, maka B benar, jika tidak yakin apakah A benar, maka tidak
dapat menggunakan ungkapan ini. Contoh sebagai berikut :
16
Apakah cuaca besok? Hipotesis sederhana yang berdasarkan pengamatan umum,
seperti “cuaca besok cerah 10%, dan cuaca besok hujan 70%. Maka notasi yang
diberikan adalah sebagai berikut :
P(C) = 0.1
P(H) = 0.7
Statement pertama dapat diketahui sebagai nilai probabilitas besok cerah adalah 0.1,
nilai probabilitas dinyatakan sebagai bilangan real antara 0 dan 1. Probabilitas 0
berarti “pasti tidak” dan probabilitas 1 berarti “pasti”.
2.4.2
Teorema Bayes
Teori Bayes dikemukakan oleh seorang pendeta Inggris pada tahun 1702-1761 yang
bernama Thomas Bayes. Teori Bayes digunakan untuk menghitung probabilitas
terjadinya suatu peristiwa berdasarkan pengaruh yang didapat dari hasil observasi.
Teori Bayes merupakan kaidah yang memperbaiki atau merevisi suatu probabilitas
dengan cara memanfaatkan informasi tambahan. Maksudnya, dari probabilitas awal
(prior probability) yang belum diperbaiki yang dirumuskan berdasarkan informasi
yang tersedia saat ini, kemudian dibentuklah probabilitas berikutnya (posterior
probability) (Hartatik, Yasa, 2015)
Probabilitas Bayes merupakan salah satu cara untuk mengatasi ketidakpastian data
dengan menggunakan formula Bayes yang dinyatakan (Coppin, 2004) berikut :
P[H|X] =
𝑃(𝑋 |𝐻 )∗𝑃(𝐻)
𝑃(𝑋)
.......................................... Persamaan (1)
Dimana :
P(H|X)
: Probabilitas hipotesis H benar jika diberikan evidence X
P(X|H)
: Probabilitas munculnya evidence X, jika diketahui hipotesis
benar H.
P(X)
: Probabilitas evidence X.
P(H)
: Probabilitas hipotesis H tanpa memandang evidence apapun.
17
Probabilitas yang diberikan kepada setiap penyakit/hama dan gejala berbeda.
Bobot yang diberikan oleh pakar yang digunakan pada sistem ini adalah :
Tabel 2.1 Skala Pembobotan
Hipotesa
Nilai Bayes
Serangan Berat
0.8 - 1
Serangan Lumayan Berat
0.6 - 0,7
Serangan Sedang
0.4 - 0,5
Serangan Ringan
0.1 - 0.3
Tidak Ada Serangan
0
Berikut nilai probabilitas penyakit/hama dan gejala yang diberikan oleh Ir. Lahmuddin
Lubis, MP sebagai pakar tanaman teh dapat dilihat pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Bobot Penyakit/Hama dan Gejala
NO Penyakit/Hama
1
Cacar Teh
Gejala
1. Bercak Kecil Hijau Pucat
Bobot
Bobot
Penyakit
Gejala
0.8
0.1
2. Tembus Cahaya pada daun muda
0.3
3. Dalam 5-6 hari bercak meluas
0.5
menjadi 0.6-1.3cm.
4. Permukaan cacar tampak tertutup
0.7
debu putih kelabu.
5. Permukaan bercak menonjol
0.8
kebawah
2
Busuk daun
1. Serangan dimulai dari bagian ujung
0.7
0.2
daun.
3
Mati Ujung
2. Daun terlepas dari tangkai
0.3
3. Tunas mengering
0.5
4. Bercak berwarna coklat pada daun
0.7
1. Bercak berwarna coklat pada daun
0.5
0.1
18
4
Akar Merah
2. Jamur menjalar sampai ke tunas
0.4
3. Tunas mengering
0.6
4. Ranting patah dan menguning
0.8
1. Daun-daun menguning
0.6
0.2
2. Daun-daun layu
0.3
3. Daun-daun rontok
0.4
4. Tanaman mati.
0.6
5. Permukaan akar terdapat benang-
0.7
benang berwarna merah.
6. Kayu pada akar yang sakit lunak
0.9
dan mengeluarkan air jika di tekan.
5
Akar Hitam
1. Daun-daun menguning
0.2
0.2
2. Daun-daun layu
0.4
3. Daun-daun rontok
0.5
4. Tanaman mati
0.6
5. Permukaan akar terdapat benang-
0.7
benang jamur berwarna hitam.
6. Kayu pada akar terdapat titik–titik
0.8
hitam.
6
Kepik
Penghisap Daun
1. Serangan terjadi pada daun atau
0.7
0.2
pucuk.
2. Bercak-bercak hitam pada daun
0.4
teh.
3. Ranting/pucuk mengalami bercak-
0.6
bercak cekung
4. Ranting layu, kering
7
8
Ulat Jengkal
Ulat
1. Terdapat bekas gigitan pada daun
0.8
0.5
0.2
2. Larva memakan daun teh.
0.4
3. Menyerang daun muda.
0.5
4. Daun berlubang.
0.6
5. Pucuk daun gundul.
0.8
1. Pucuk tergulung
0.3
0.3
19
Penggulung
Pucuk
2.Terdapat benang-benang halus pada
0.5
pucuk.
3.Pada bagian yang tergulung
0.8
dalamnya rusak.
Berikut gambar gejala penyakit/hama tanaman teh dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Gambar Gejala Penyakit/Hama Tanaman Teh
No
Gejala
1
Bercak Kecil Hijau Pucat
2
Tembus Cahaya pada daun muda
3
Dalam 5-6 hari bercak meluas
menjadi 0.6-1.3cm.
Gambar
20
4
Permukaan cacar tampak tertutup
debu putih kelabu.
5
Permukaan
bercak
menonjol
kebawah
6
Serangan dimulai dari bagian
ujung daun.
7
Daun terlepas dari tangkai
21
8
Tunas mengering
9
Bercak berwarna coklat pada daun
10
Jamur menjalar sampai ke tunas
11
Ranting patah dan menguning
22
12
Daun-daun menguning
13
Daun-daun layu
14
Daun-daun rontok
15
Tanaman mati.
23
16
Permukaan akar terdapat benangbenang berwarna merah.
17
Kayu pada akar yang sakit lunak
dan mengeluarkan air jika di
tekan.
18
Permukaan akar terdapat benangbenang jamur berwarna hitam.
19
Kayu pada akar terdapat titik–titik
hitam.
24
20
Serangan terjadi pada daun atau
pucuk.
21
Bercak-bercak hitam pada daun
teh.
22
Ranting/pucuk mengalami bercakbercak cekung
23
Ranting layu, kering
25
24
Terdapat bekas gigitan pada daun
25
Larva memakan daun teh.
26
Menyerang daun muda.
27
Daun berlubang.
26
28
Pucuk daun gundul.
29
Pucuk tergulung
30
Terdapat
benang-benang
halus
pada pucuk.
31
Pada
bagian
dalamnya rusak.
yang
tergulung
27
2.5
Backward Chaining
Mesin inferensi adalah program komputer yang bertindak sebagai otak dari sistem
pakar, merumuskan metodologi untuk penalaran tentang informasi dalam basis data
dan workplace, dan merumuskan kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan yang
tersedia. Mesin inferensi akan bekerja saat menerima instruksi dari pengguna di
seperti jawaban dari pertanyaan yang ditampilkan dalam antarmuka pengguna dan
pengguna mengklik tombol submit (Fadlillah et al, 2014).
Backward Chaining merupakan proses perunutan yang arahnya dimulai
dengan tujuan/goal kemudian merunut balik ke jalur yang akan mengarahkan ke goal
tersebut, mencari bukti-bukti bahwa bagian kondisi terpenuhi. Pada Backward
Chaining, proses internal selalu mengecek konklusi terlebih dahulu, sebagai praduga
awal, baru kemudian mengecek gejala-gejala dipenuhi user atau tidak, bila
keseluruhan gejala terpenuhi, maka praduga sistem benar dan dikeluarkan sebagai
output, bila ada gejala yang tidak terpenuhi berarti praduga sistem salah, selanjutnya
sistem akan mengecek konklusi berikutnya (Hartati, 2003). Backward Chaining
dimodelkan sebagai berikut :
Tujuan,
IF (kondisi).
2.6
Bahasa Pemrograman Sistem
2.6.1
Pengenalan PHP
PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor.PHP merupakan bahasa berbentuk
skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses oleh server. Hasilnyalah yang
dikirimkan ke klien, tempat pemakai menggunakan browser.
PHP bermula saat Rasmus Lerdorf membuat sejumlah skrip Perl yang dapat
mengamati siapa saja yang melihat daftar riwayat hidupnya, yakni pada tahun 1994.
Skrip-skrip ini selanjutnya dikemas menjadi tool yang disebut “Personal Home
Page”. Paket inilah yang menjadi cikal-bakal PHP. Pada tahun 1995, Rasmus
menciptakan PHP/FI Versi 2. Pada versi inilah pemrogram dapat menempelkan kode
28
terstruktur di dalam tag HTML. Kode PHP juga bisa berkomunikasi dengan database
dan melakukan perhitungan-perhitungan yang kompleks sambil jalan (Kadir, 2003).
2.6.2
Pengenalan Database MySQL
MySQL dikembangkan oleh sebuah perusahaan Swedia bernama MySQL AB, yang
pada saat itu bernama TcX DataKonsult AB, sekitar 1994-1995. Tujuan utama TcX
membuat MySQL pada waktu itu memang untuk mengembangkan aplikasi Web untuk
klien. TcX merupakan perusahaan pengembang software dan konsultan database.
MySQL versi 1.0 dirilis Mei 1996 secara terbatas kepada empat orang. Baru di bulan
Oktober versi 3.11.0 dilepas ke publik. Pada Juni 2000 MySQL AB mengumumkan
bahwa sejak versi 3.23.19, MySQL adalah software bebas berlisensi GPL(General
Public License).
MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal.
Kepopulerannya disebabkan MySQL menggunalan SQL sebagai bahasa dasar untuk
mengakses databasenya. Selain itu, MySQL bersifat free (tidak perlu membayar untuk
menggunakannya) pada pelbagai platform (kecuali pada Windows, yang bersifat
shareware).
MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System).
Sehingga istilah seperti table, baris, dan kolom tetap digunakan dalam MySQL. Pada
MySQL sebuah database mengandung beberapa table, table terdiri dari sejumlah baris
dan
kolom.