LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PKL

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
PADA BAGIAN PENAGIHAN DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Menyelesaikan Tugas Akhir
Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara
Medan

Oleh
Nama

: Ambi Nainggolan

NPM

: 100120018

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA

MEDAN
2014

i

UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
Jl.Setia Budi No.479-F Tanjung Sari- Medan 20132 (061) 8210161 (4 Lines); Fax : (061) 8213269

PERSETUJUAN PEMBIMBING LAPANGAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) atas:
Nama

: Ambi Nainggolan

NPM

: 100120018


Departemen

: Akuntansi

Program Studi

: Akuntansi

Judul

: LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PADA
BAGIAN PENAGIHAN DINAS PENDAPATAN
KOTA MEDAN

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Lapangan sebagai syarat menyusun
skripsi
Medan, 16 Mei 2014

Ketua Program Studi


Dosen Pembimbing

( Joana L. Saragih, S.E, M.Si)

(Dra. I.R. Saragih, M.Si, Ak)

NIDN: 0113087201

NIDN: 0106056002

i

LEMBAR EKSEKUTIF
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
disebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki sumber pendapatan asli Daerah,
berasal dari hasil pajak Daerah, hasil retribusi Daerah dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Pendapatan Daerah lain-lain yang sah,
diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan Pemerintah
dan Pembangunan Daerah, untuk meningkatkan dan meratakan kesejahteraan
masyarakat. Dengan demikian, daerah mampu melaksanakan otonomi, yaitu

mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Berdasarkan kutipan tersebut jelas diketahuai salah satu sumber
pendapatan asli daerah berasal dari Pajak Daerah. Pajak Daerah adalah pungutan
daerah menurut peraturan yang di tetapkan guna pembiayaan pengeluaran daerah
sebagai badan hukum publik yang di atur dalam Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009. Pajak Restoran adalah salah satu pajak yang dikelola langsung oleh
Pemerintah Daerah, yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah
guna mendukung kesinambungan kota Medan.
Selama penulis melakukan praktik kerja lapangan di Dispenda Kota
Medan penulis banyak mengetahui, mengerjakan laporan yang berhubungan
dengan penagihan pajak restoran dan pajak hotel. pajak ditagih karena diketahui
ada masih ada pajak terutang/belum dibayar maka dikeluarkan surat tagihan yang
dibuat sesuai prosedur penagihan pajak daerah. pertama melakukan PKL disana
banyak menemukan kesulitan dalam melakukan tugas yang diberikan tetapi
selanjutnya penulis sudah terbiasa dan bisa mengatasi masalah tersebut.
ii

PENGESAHAN LAPORAN PTAKTIK KERJA LAPANGAN

Laporan ini disusun oleh


:

Nama

: Ambi Nainggolan

NPM

: 100120018

Departement

: Akuntansi

Program Studi

: Akuntansi

Judul


: LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PADA
BAGIAN PENAGIHAN DINAS PENDAPATAN KOTA
MEDAN

Telah diperiksa dan disetujui Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapangan pada
Program Studi Akuntansi, Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas
Katolik Santo Thomas Sumatera Utara Medan.

Medan,

Disetujui Oleh,

Mei 2014

Diketahui Oleh,

Dosen Pembimbing PKL

KepalaDepartemenAkuntansi


(Dra. I.R.Saragih, M.si, Ak)

(Romasi Lumban Gaol, S.E, M.Si)

NIDN: 0113087201

NIDN: 0109086301
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Maha Esa atas
limpahan kasih dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini guna memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan program studi Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas
Katolik Santo Thomas Sumatera Utara Medan, yang dilaksanakan pada
Dinas Pendapatan Kota Medan.
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini berisi tentang segala kegiatan
yang dilakukan oleh penulis selama lebih kurang 30 hari kerja di Dinas

Pendapatan Kota Medan serta pengetahuan dan pengalaman yang
diperoleh selama mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Dalam proses penyelesaian laporan ini penulis telah banyak
menerima dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. P. Dr. Hieronimus Simorangkir, selaku Rektor Universitas Katolik
Santo Thomas Sumatera Utara.
2. Keluarga saya khususnya ibuku yang penuh dengan rasa kasih telah
mengasuh, membimbing, mendoakan tiada henti dan saudarasaudaraku yang sangat kusayangi, yang tidak hentinya memberi
dorongan dan semangat,Terimakasih atas doanya.
3. Drs.S.Sihombing MBA selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Katolik Santo Thomas Sumatera Utara.
iv

4. Ibu Romasi Lumban Gaol, SE, M.Si selaku Kepala Departemen
Akuntansi

Fakultas

Ekonomi


Universitas

Katolik

Santo

ThomasSumatera Utara
5. Ibu Dra. I. R Saragih, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing PKL saya
dengan ikhlas telah meluangkan waktu vember bimbingan dan
pengarahan kepada penulis demi terselesaikannya laporan praktik
kerja lapangan ini.
6. Bapak pimpinan serta seluruh Staf pegawai Dinas Pendapatan Kota
Medan
7. Sahabatku The Fighters, Terimakasih buat semangat dan doanya
dan juga buat semua teman-teman yang telah bersedia membantu
penulis dalam penyelesaian laporan PKL ini.
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini masih jauh dari sempurna,
karena masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa.
Maka penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan laporan ini. Dengan harapan akan meningkatkan ilmu
pengetahuan di masa sekarang dan yang akan datang.

Medan,

Mei 2014

Penulis

Ambi Nainggolan
v

DAFTAR ISI
LEMBAR EKSEKUTIF…………………………………………….

ii

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………...

iii


KATA PENGANTAR……………………………………………….

iv

DAFTAR ISI…………………………………………………………

vi

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….

1

A. Latar Belakang PKL…………………………………………..

1

B. Maksud dan Tujuan PKL ……………………………………..

4

C. Waktu Pelaksanaan PKL………………………………………

7

BAB II TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL………………………

8

A. Sejarah Singkat Dispenda Kota Medan……………………….

8

B. Struktur Organisasi Dispenda Kota Medan…………………..

9

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dispenda Kota Medan …….

11

D. Gambaran Umum Pegawai Dispenda Kota Medan…………..

21

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN……

24

A. Bidang Kerja…………………………………………………..

24

B. Kendala Yang Dihadapi……………………………………….

27

C. Cara Mengatasi Kendala………………………………………

27

BAB IV KESIMPULAN………………………………………..…...

28

A. Kesimpulan…………………………………………………….

28

B. Saran……………………………………………………………

29

LAMPIRAN

vi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
disebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki sumber pendapatan asli Daerah,
berasal dari hasil pajak Daerah, hasil retribusi Daerah dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Pendapatan Daerah lain-lain yang sah.
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 juga menjelaskan tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara. Pendatan Asli Daerah yang antara lain berupa Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan
penyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan Daerah, untuk meningkatkan dan
meratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, daerah mampu
melaksanakan otonomi, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri.
Berdasarkan kutipan tersebut jelas diketahuai salah satu sumber
pendapatan asli daerah berasal dari Pajak Daerah. Pajak Daerah adalah pungutan
daerah menurut peraturan yang di tetapkan guna pembiayaan pengeluaran daerah
sebagai badan hukum publik yang di atur dalam Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 sebagai perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000

1

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dimana Pajak Daerah terbagi menjadi
dua jenis, yaitu pajak provinsi yang terdiri dari :
1. Pajak Kenderaan Bermotor
2. Bea Balik Naman Kenderaan Bermotor
3. Pajak Bahan bakar kederaan bermotor
4. Pajak Air Permukaan
5. Pajak Rokok
Pajak Kabupaten dan Kota yang terdiri dari :
1. Pajak hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Parkir
7. Pajak Air Tanah
8. Pajak Sarang Burung Walet
9. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Pajak daerah tersebut digunakan untuk membiayai pembangunan daerah
dan dalam pelaksanaan Pajak daerah tersebut tentunya masih banyak di temukan
permasalahan-permasalahan dan hambatan-hambatan terutama bagi Pemerintah
Daerah yang mengakibatkan berkurangnya PAD yang diterima. Oleh karena itu,
petugas yang berwenang dalam pelaksanaan Pajak daerah ini khususnya bagian
penagihan yang bertanggung jawab menangani pajak daerah yang tertunggak
2

harus lebih meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat mengatasi permasalahan
yang timbul. Apabila permasalahan tersebut dapat diatasi, tentunya akan dapat
meningkatkan Penerimaan Daerah, yang nantinya akan dapat digunakan sebagai
pembangunan daerah.
Pajak Restoran adalah salah satu pajak yang dikelola langsung oleh
Pemerintah Daerah, yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah
guna mendukung kesinambungan kota Medan. Pajak restoran juga sangat
potensial

dalam

meningkatkan

penerimaan

daerah,

maka

dalam

menyelenggarakan Pajak Restoran tersebut, Pemerintah Daerah melalui Dinas
Pendapatan Daerah kota Medan harus mengawasi proses pelaksanaan pajak
Restoran ini sesuai dengan peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah yang telah
di tetapkan.
Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan mempunyai peranan yang sangat
besar dalam menyelenggarakan Pajak Restoran di Kota Medan. Bagaimana
sebenarnya prosedur penagihan pajak restoran pada Dinas Pendapatan Kota
Medan, dimana pihak Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan harus melakukan
kegiatan yang lebih intensif dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
( PAD)
Hal inilah yang menjadikan penulis tertarik dalam memilih kantor Dinas
Pendapatan Daerah Kota Medan sebagai tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL)
dan memilih judul “Laporan Praktik Kerja Lapangan Pada Bagian
Penagihan Dinas Pendapatan Daerah Kota medan” sebagai objek pajak yang
menarik untuk di jadikan wadah praktik kerja lapangan.
3

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan
Praktik kerja Lapangan (PKL) ini adalah hasil penulisan mahasiswa
setelah menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama satu bulan
berdasarkan data yang diperoleh dan dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah.
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Setiap kegiatan yang dilaksanakan tentunya mempunyai tujuan, adapun tujuan
penulisan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut:
a. untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program pendidikan strata 1
di Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara Medan dalam
penulisan tugas akhir
b. memberikan

kesempatan

kepada

mahasiswa

untuk

mengenal

dan

mengetahui secara langsung tentang perusahaan sebagai salah satu
penerapan disiplin dan pengembangan karir. Mahasiswa juga dapat menilai
tentang pengembangan dari ilmu yang mereka miliki.
c. Memperoleh Link dan Match antara perguruan tinggi dan dunia kerja.
d. Mahasiswa diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan dunia kerja yang
sesungguhnya sehingga tantangan berupa kualitas, kuantitas dan kinerja
yang berasal dari dunia pendidikan dapat dijawab dan dipenuhi.
e. Memberikan pengalaman kerja pada dunia kerja kepada mahasiswa dalam
rangka menerapkan dan membandingkan teori dan pengetahuan yang telah
diterimanya dalam perkuliahan atau praktikum dengan situasi nyata
ditempat kerja praktek.

4

f. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional yaitu tenaga
kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan kerja yang sesuai
dengan tuntutan lapangan kerja.
g. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas professional.
h. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja.
2. Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Adapun manfaat dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah :
a. Manfaat bagi Mahasiswa
Manfaat mahasiswa melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) antara lain:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan untuk mempersiapkan diri secara
teoritis maupun praktis khususnya dibidang perpajakan.
2. Mahasiswa mendapat bentuk pengalaman nyata serta permasalahan yang
dihadapi dunia kerja.
3. Membangun mental mahasiswa terhadap Lapangan Pekerjaan yang
sesungguhnya baik kesiapan dalam menghadapi tugas yang diberikan
perusahaan maupun kesiapan dalam membina hubungan dilingkungan
perusahaan.
4. Mahasiswa

diharapkan

dapat

memperbaikan

sikap

terutama

cara

berkomunikasi, penampilan, etika, maupun sopan santun sebagaimana yang
terdapat dalam suasana kerja yang sebenarnya.
5. Untuk menerapkan teori dan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan.

5

6. Mengetahui tata cara dan prosedur pelaksanaan penagihan pajak daerah
pada dinas pendapatan kota medan.
b. Manfaat bagi Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara
Adapun manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi Universitas Katolik
Santo Thomas Sumatera Utara antara lain:
1. Dapat meningkatkan kerja sama antara Dinas Pendapatan Kota Medan
dengan Program studi Strata 1 Akuntansi.
2. Untuk memperkenalkan sumber daya Universitas Katolik Santo Thomas
khususnya program studi strata 1 Akuntansi perpajakan.
3. Membuka interaksi antara program studi strata satu akuntansi perpajakan
UNIKA dengan instansi yang bersangkutan yaitu Dinas Pendapatan Kota
Medan.
4. Membantu dunia pendidikan agar dapat menciptakan mahasiswa yang
professional berkualitas dan berdisiplin tinggi.
5. Menyesuaikan kurikulum UNIKA Santo Thomas Sumatera Utara dengan
perkembangan dunia usaha.
c. Manfaat Bagi Instansi
Adapun manfaat bagi instansi yang telah menerima mahasiswa Praktik Kerja
Lapangan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara Dinas Pendapatan
Kota Medan Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara khususnya
program studi strata satu Akuntansi
2. Membantu instansi dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari selama PKL
6

3. Untuk menambah ide dan gagasan untuk perbaikan sistem kerja yang ada di
Dinas Pendapatan Kota Medan.
4. Hasil dari Penulisan Ilmiah ini diharapkan menjadi salah satu sumbangan
pemikiran kepada Dinas Pendapatan Kota Medan.
C. Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Medan merupakan unit Dinas Pemerintah
Kota Medan yang beralamat di JL. Abdul Haris Nasusition Nomor 32 Medan.
Dispenda Kota Medan Mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah
tangga daerah dalam bidang pendapatan daerah dan melaksanakan tugas-tugas
lainnya sesuai dengan bidang tugasnya. Adapun alasan memilih tempat ini sebagai
tempat pelaksanaan praktik kerja lapangan adalah karena berhubungan jurusan
konsentrasi yang diambil yaitu Akuntansi perpajakan, maka penulis memilih
Dispenda Kota Medan sebagai instansi pemerintah yang menangani pajak daerah.
Adapun waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang penulis lakukan
yaitu selama satu bulan:
1. Dimulainya waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan tanggal 1 April
2014 dan selesai tanggal 16 Mei 2014
2. Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di Dinas Pendapatan Kota
Medan, Jl. A.H Nasution No 32 Medan

7

BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL
A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan
Pada mulanya Dinas Pendapatan Kota Medan adalah suatu sub bagian
pada bagian keuangan yang mengelola bidang penerimaan dan pendapatan daerah.
Pada sub bagian ini belum terdapat sub seksi, karena pada saat itu wajib pajak /
wajib retribusi yang berdomisili di daerah kota Medan belum begitu banyak.
Dengan mempertimbangkan perkembangan pembangunan dan laju
pertumbuhan penduduk di kota Medan melalui peraturan daerah sub bagian
keuangan tersebut dirubah menjadi bagian pendapatan. Pada bagian pendapatan
dibentuklah beberapa seksi yang mengelola penerimaan pajak dan retribusi daerah
yang merupakan kewajiban para wajib pajak/wajib retribusi di dalam daerah kota
Medan, yang terdiri dari 21 kecamatan diantaranya kecamatan Medan Tuntungan,
Medan Johor, Medan Amplas, Medan Denai, Medan Tembung, Medan Timur,
Medan Kota, Medan Area, Medan Baru, Medan Polonia, Medan Maimun, Medan
Selayang, Medan Sunggal, dan Lainnya.
Sehubungan dengan instruksi Mentri Dalam Negeri KUPD No.7/12/41-10
tentang Penyeragaman Sruktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Di seluruh
Indonesia. Maka Pemerintah Kota Medan, berdasarkan Peraturan Daerah No. 12
tahun 1978 menyesuaikan dan membentuk struktur organisasi Dinas Pendapatan
yang baru. Di dalam struktur organisasi Dinas Pendapatan yang ini dibentuklah
seksi- seksi administrasi Dinas Pendapatan, juga dibentuk Bagian Tata Usaha
yang membawahi 3 (tiga) Kepala Sub Bagian yaitu sub sektor perpajakan,
8

retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya yang merupakan kontibusi yang
cukup penting bagi pemerintahan daerah dalam mendukung serta memelihara
pembangunan dan di dalam peningkatan penerimaan pendapatan daerah.
Selanjutnya berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000
Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka Pemerintah Kota Medan
melakukan Penataan Organisasi yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota
Medan Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas- Dinas Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Medan, salah satu
diantaranya adalah Dinas Pendapatan Kota Medan.
B. Sruktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2001 khusus untuk Dinas
Pendapatan Kota Medan telah ditetapkan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
Pendapatan Kota Medan beserta Struktur Organisasi melalui Surat Keputusan
Walikota Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
Pendapatan Daerah Kota Medan.
Adapun struktur organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan adalah sebagai
berikut:
1. Kepala Dinas
2. Bagian Tata Usaha terdiri dari:
a. Sub Bagian Keuangan
b. Sub Bagian Kepegawaian
c. Sub Bagian Perlengkapan
3. Sub Dinas Program terdiri dari:
9

a. Seksi Penyusunan Program
b. Seksi Pemantauan dan Pengendalian
c. Seksi Pengendalian Pendapatan
d. Seksi Evaluasi dan Pelaporan
4. Sub Dinas Pendataan dan Penetapan terdiri dari:
a. Seksi Pendataan dan Penetapan
b. Seksi Pengelolahan Data Informasi
c. Seksi Penetapan
d. Seksi Pemeriksaan
5. Sub Dinas Penagihan terdiri dari:
a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi
b. Seksi Penagihan dan Perhitungan
c. Seksi Restitusi dan Pembukuan
d. Seksi Pertimbangan dan Keberatan
6. Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain-lain terdiri dari:
a. Seksi Penatausahaan Penerimaan Retribusi dab Pendapatan Lain-Lain
b. Seksi Penerimaan Lain-lain
c. Seksi Penerimaan BUMD dan Pendapatan Lain-lain
d. Seksi Legalisasi Pembukuan Surat-surat Berharga
7. Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan terdiri dari:
a. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil Pendapatan Pajak dan Non Pajak
b. Seksi Bagi Hasil Pajak
c. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan.
10

8. Kelompok Jabatan Fungsional
9. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD)
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan
Dinas Pendapatan Kota Medan mempunyai tugas melaksanakan sebagian
urusan rumah tangga daerah dalam bidang pendapatan daerah dan melaksanakan
tugas-tugas lainnya sesuai dengan bidang tugasnya.
Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Dinas Pendapatan mempunyai
fungsi:
1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang pendapatan
daerah.
2. Melakukan Pembukuan dan pelaporan atas pekerjaan penagihan pajak
daerah, retribusi daerah dan penerimaan asli daerah lainnya, serta penagihan
pajak Bumi Bagunan.
3. Melaksanakan koordinasi dibidang pendapatan daerah unit dan instansi
terkait dalam rangka penetapan besarnya pajak dan retribusi.
4. Melakukan Penyuluhan pajak daerah, retribusi daerah dan penetapan daerah
lainnya seta PBB.
5. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidangnya.
6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala daerah.
1) Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok
dinas di bidang ketatausahaan yang meliputi pengelolahan administrasi keuangan
kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan dan urusan umum lainnya.
11

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Tata Usaha
mempunyai fungsi:
1. Menyusun rencana kerja kegiatan
2. Melaksanakan pengelolahan urusan surat menyurat dan urusan umum lainnya.

3. Mengelolah urusan keuangan dan perbendaharaan serta penyusunan laporan
keuangan
4. Mengelolah administrasi kepegawaian
5. Mengelolah urusan perlengkapan, kerumahtanggaan pengadaan barang dinas
6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugasnya.
Bagian Tata Usaha terdiri dari:
a. Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas mengelolah keuangan dari
perbendaharaan serta menyusun laporan keuangan.
b. Sub Bagian Kepegawaian, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pengelolahan administrasi di bidang kepegawaian.
c. Sub Bagian Perlengkapan, mempunyai tugas kegiatan melaksanakan di bidang
perlengkapan,kerumahtanggaan da pengadaan barang.
d. Sub Bagian Umum, mempunyai tugas mengelolah tatausaha dan surat
menyurat serta urusan umum lainnya.
2) Sub Dinas Program

12

Sub Dinas Program mempunyai tugas sebagian tugas dinas di bidang
Penyusutan program. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana deimaksud, Sub
Dinas Program mempunyai fungsi:
1. Menyusun rencana kerja kegiatan
2. Mengumpulkan bahan dan data untuk penyusunan program kegiatan dan
perencanaan Pendapatan Daerah
3. Menyususn kebijakan teknis serta program kerja jangka pendek, menengah
dan panjang
4. Menyusun penerimaan Pendapatan Daerah, merencanakan sistem dan
prosedur kerja
5.

Menyusun rencana serta mengkaji pengembangan
potensi pendapatan daerah

6. Melaksanakan pembinaan teknis di bidang pendaptan terhadap semua unit
yang melaksanakan pungutan daerah
7. Menyajikan

data

statistic

target

dan

realisasi

pendapatan

serta

mengidentifikasi permasalahan pendapatan daerah
8. Melaksanakan penyuluhan di bidang pendapatan daerah
9. Melaksanakan tukar menukar informasi tentang target dan realisasi
penerimaan daerah dengan daerah lainnya
10. Mempersiapkan Rancangan Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah
tentang Pajak Daerah
11. Mengevaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan teknis operasional
pengelolahan pendapatan daerah
13

12. Menyusun laporan realisasi pendapatan daerah
13. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikann oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
Sub Dinas Program terdiri dari:
a. Seksi Penyusunan Program, mempunyai tugas merencanakan penerimaan
Pendapatan Daerah, sitem dan prosedur kerja seta menyusun kebijaksanaan
teknis dan program kerja jangka pendek,menegah serta jangka panjang
b. Seksi Pemantauan dan Pengendalian, mempunyai tugas melaksanakan
pembimbing teknis di bidang daerah dan melaksanakan kegiatan pemantauan
yang melaksanakan dan pengendalian terhadap tugas yang dilaksanakan di
bidang pendapatan serta melaksanakan penyuluhan di bidang pendapatan
daerah
c. Seksi Pengembangann Pendapatan, mempunyai tugasc menyusun rencana
serta mengkaji untuk pengembangan potensi pendapatan daerah dan
mempersiapkan Rancangan Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah
tentang Pajak Daerah Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya.
d. Seksi Evaluasi dan Pelaporan, mempunyai tugas mengevaluasi dan memonitor
pelaksanaan teknis operasional pengelolahan pendapatan daerah, menyajikan
data statistic target dan realisasi pendapatan daerah, mengidentifikasikan
permasalahan pendapatan daerah dan menyusun laporan realisasi pendapatan
daerah.
3) Sub Dinas Pendapatan dan Penetapan

14

Sub Dinas Pendapatan dan Penetaaan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas dinas dibidang pendapatan dan penetaan. Untuk melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud, Sub Dinas Pendapatan dan Penetapan mempunyai
fungsi:
1. Menyusun rencana kegiatan kerja
2. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh Wajib Pajak, Wajib
Retribusi,dan Pendapatan Daerah Lainnya
3. Melaksanakan Pengelolahan data dan informasi baik dari Surat Pemberitahuan
Pajak Daerah (SPTPD), Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD)
Hasil Pemerikasaan dan Informasi Terkait Lainnya
4. Melaksanakan Penetapan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan
Daerah Lainnya
5. Merencanakan dan menatausahakan hasil pemeriksaan terhadap Wajib Pajak
dan Wajib Retribusi
6. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidangnya.

Sub Dinas Pendapataan dan Penetapan terdiri dari:
a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran, mempunyai tugas melaksanakan Pendataan
Objek Pajak Daerah/Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya melalui
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan Surat Pemberitahuan
Retribusi

Daerah

(SPTRD),

melaksankan

pendaftaran

Wajib

Pajak

Daerah/Wajib Retribusi Daerah melalui formulir pendaftaran, menyimpan,
15

mendistribusikan memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah serta
menyusun Surat Perpajkan Daerah lainnya yang berkaitan dengan pendaftaran
dan pendataan.
b. Seksi Pengelolahan Data dan informasi, mempunyai tugas melaksanakan
pengumpulan dan pengelolahan data Objek Pajak Daerah/Rertibusi Daerah,
menuangkan hasil pengelolahan data dan informasi data kedalam kartu data
serta mengirimkan kartu data kepada Seksi Penetapan dan demikian
sebaliknya.
c. Seksi Penetapan, mempunyai tugas melaksanakan perhitungan penetapan
Pokok Pajak Daerah/Retribusi Daerah berdasarkan kertu data termasuk
perhitungan denda dan sanksi lainnya, menerbitkan dan mendistribusikan
serata menyimpan arsip Surat Perpajakn Daerah/Retribusi Daerah yang
berkaitan dengan penetapan, melaksanakan perhitungan jumlah angsuran
pembayaran/penyetoran atas permohonan Wajib Pajak
d. Seksi Penerimaan, mempunyai tugas menyusun rencana pemeriksaan dan
melaksanakan pemeriksaaan Objek Pajak/Retribusi, menatausahan hasil
pemeriksan lapangan atas objek pajak/retribusi serta mengirim laporan
pemeriksaan kepada Seksi Pengelolahan Data Informasi.

4) Sub Dinas Penagihan
Sub Dinas Penagihan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
dinas dibidang penagihan meliputi kegiatan pembukuan, verifikasi, penagihan dan

16

perhitungan restitusi, pemindahbukuan serta pertimbangan terhadap keberatan
Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Dinas Penagihan
mempunyai fungsi:
1. Menyusun rencana kerja kegiatan
2. Melaksanakan Pembukuan atas tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan
pendapatan daerah lainnya
3. Melaksanakan penagihan atas tunggakan pajak daerah,retribusi daerah dan
pendapatan daerah lainnya
4. Melaksanakan perhitungan retribusi dan atau pemindahbukuan atas Pajak
Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya
5. Melaksanakan telaah dan saran pertimbangan terhadap keberatan WP atas
pajak terutang
6. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya
Sub Dinas Penagihan terdiri dari:
a. Seksi pembukuan dan verifikasi, mempunyai tugas melaksanakan pembukuan
dan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan Pajak Daerah, Retribusi
Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya, melaksanakan pembukuan dan
verifikasi penerimaan dan pengeluaran benda berharga serta pencataan uang
dari hasil pungutan benda berharga ke dalam Kartu Persediaan Benda
Berharga, Menyiapkan laporan tentang realisasi penerimaan dan tunggakan
Pajak Daerah Retribusi Daerah dab Pendapatan Daerah Lainnya serta
17

menyiapkan laporan tentang realisasi penerimaan, pengeluaran dan sisa
persediaan benda berharga secra berkala
b. Seksi Penagihan dan Perhitungan, mempunyai tugas melaksanakan penagihan
atas tunggakan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah
lainnya menerbitkan dan mendistribusikan serta mmenyimpan arsip surat
perpajakan daerah/retribusi daerah yang berkaitan dengan penagihan
c. Seksi

retribusi

dan

pemindahbukuan,

mempunyai

tugas

menerima

permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari Wajib Pajak , meneliti
kelebihan pembayaran Pajak Daerah/Retribusi Daerah yang Surat Keputusan
Kepala Dinas tentang pemberian restitusi dan atau pemindahbukuan
d. Seksi Pertimbangan dan Keberatan, mempunyai tugas menerima Surat
Keberatan dari Wajib Pajak/restitusi dan meneliti keberatan WP serta
membuat pertimbangan atas keberatan WP dan mempersiapkan Surat
Keputusan Keapala Dinas tentang persetujuan atau penolakan atas keberatan
tersebut.
5) Sub Dinas Retribusi Dan Pendapatan Lain-Lain
Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain dipimpin oleh Kepala Sub
Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas. Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain
mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Menyusun rencana kegiatan kerja
2. Melaksankan penatausahaan penerimaan retribusi dan pendapatan lain-lain
termasuk pinjaman daerah dan dana darurat
18

3. Melaksanakan penatausahaan penerimaan retribusi dan pendapatan lain-lain
termasuk pinjaman daerah dan dana darurat
4. Melaksanakan penatausahaan penerimaan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) dan pendapatan lain-lain
5. Melaksanakan legalisasi dan pembukuan surat-surat berharga
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain-lain terdiri dari:
a. Seksi Penatausahaan penerimaan retribusi dan Penerimaan Lain-Lain,
mempunyai tugas melaksankan penatausahan penerimaan retribusi dan
melaksanakan penatausahaan pendapatan lain-lain
b. Seksi Penerimaan Lain-Lain, mempunyai tugas melaksanakan penatausaahn
penerimaan lain-lain, merencanakan dan mengupayakan penerimaan lain-lain
baik dari penerimaan, wakil pemerintah di daerah maupun dilembaga-lembaga
keuangan dan atau badan-badan lain termasuk pinjaman daerah dan dana
darurat
c. Seksi Penerimaan Badan Usaha Milik Daerah dan Pendapatan Lain-Lain
mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan penerimaan Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) dan melaksankan penatausahaan hasil pengelolahan
kekayaan daerah yang dipisahkan
d. Seksi Legalisasi Pembukuan Surat-Surat Berharga, mempunyai tugas
melaksanakan legalisasi surat-surat berharga dann melaksanakan pembukuan
surat-surat berharga. Setiap seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang
19

dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kapada
Kepala Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan lain-lain.
6) Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan
Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Dinas yang dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas.
Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan mempunyai fungsi:
1. Menyusun rencana kegiatan kerja
2. Melaksanakan pinatausahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan pajak
3. Melaksanakan koordinasi dengan pemberian bagi hasil, non pajak
4. Melaksankan perhitungan dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi
Khusus (DAK)
5. Melaksanakan pengkajian pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan dan
pengkajian hasil pendapatan daerah di bidang bagi hasil pendapatan
6. Melaksanakan tugas lain-lain yang berkaitan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan terdiri dari:
a. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil Pendapatan Pajak dan Non Pajak, mempunyai
tugas melaksanakan penatausahaan surat-surat ketetapan Pajak Bumi dan
Bangunan, menatausahakan pendapatan bagi hasil pajak dan bukan pajak
b. Seksi Bagi Hasil Pajak, mempunyai tugas menerima dan mendistribusikan
suarat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dan Daftar Himpunan Pokok
Pajak (DHPP), Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP) Bumu dan
20

Bagunan melaksanakan penagihan pajak bumi dan bangunan, melaksanakan
perhitungan

penerimaan

bagi

hasil

pajak

lainnya

serta

membantu

menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) PBB kepada wajib
pajak, menerima kembali hasil penagihan SPOP dan mengirimkan kembali
kepada Kantor Pelayanan PBB
c. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak, mempunyai tugas melaksanakan perhitungan
penerimaan dari hasil Dana Alokasi Umum, melaksanakan perhitungan
penerimaan dari Dana Alokasi Khusus
d. Seksi

Peraturan

Perundang-Undangan

dan

Pengkajian

Pendapatan,

mempunyai tugas mengkaji tentang pelaksanaan Peraturan PerundangUndangan dan melaksanakan koordinasi dengan unit terkait pelaksanaan
Peraturan

Perundang-Undangan

serta

melaksanakan

pengkajian

atas

penerimaan pendaptan daerah secara periodik.
7) Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas Pendapatan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
D. Gambaran Data Pegawai Dinas Pendapatan
Komposisi pegawai/karyawan di Dinas Pendapatan Kota Medan adalah
sebagai berikut:

21

No

Tabel 2.1
Komposisi Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan
Tahun 2011
Bagian/Subdis/Bendahara/Swakelola
Jumlah
1 Sekretariat

71 Orang

Dinas

1 Orang

Bagian Umum/Keuangan/Penyusunan Program

36 Orang

Bendahara Penerimaan/Pengeluaran

20 Orang

Penyimpan Barang Berharga/Penyimpan Barang

14 Orang

& Pengurus Barang
2 Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah

26 Orang

3 Bidang Penagihan

49 Orang

4 Bidang Pendataan & Penetapan (DATAP)

77 Orang

5 Bidang Bagi Hasil Pendapatan (BHP)

85 Orang

6 Unit Pelaksana Teknis

336 Orang

7 Security

18 Orang

Jumlahan PNS dan Pegawai HONOR
Sumber: Dinas Pendapatan Kota Medan

22

662 Orang

Tabel 2.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
Tahun 2011
Golongan
Jumlah

No

1 Golongan IV/b

1 Orang

2 Golongan IV/a

5 Orang

3 Golongan III/d

35 Orang

4 Golongan III/c

37 Orang

5 Golongan III/b

62 Orang

6 Golongan III/a

70 Orang

7 Golongan II/d

8 Orang

8 Golongan II/c

17 Orang

9 Golongan II/b

6 Orang

10 Golongan II/a

51Orang

Jumlah Keseluruhan
Sumber: Dinas Pendapatan Kota Medan
Keterangan:
Pegawai Negeri Sipil

: 292 orang

Pegawai Honor

: 59 orang

Yang dikaryakan

: 1 orang

Pegawai Outsourcing

: 310 orang

Jumlah

: 662 orang

23

292 Orang

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Bidang Kerja
Bagian Penagihan
Sub Dinas Penagihan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
dinas dibidang penagihan meliputi kegiatan pembukuan, verifikasi, penagihan dan
perhitungan restitusi, pemindahbukuan serta pertimbangan terhadap keberatan
Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya.
Penagihan Pajak Restoran
Apabila pajak restoran yang terutang tidak dilunasi setelah jatuh tempo
pembayaran, walikota atau pejabat yang ditunjuk akan melakukan tindakan
penagihan pajak. Penagihan pajak dilakukan terhadap pajak terutang dalam
SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang
harus dibayar bertambah.
Tata Cara Penagihan Pajak Restoran
a. Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal
tindak pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo
pembayaran
b. Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka
waktu sebagaimana telah ditentukan dalm Surat Teguran atau Surat Peringatan

24

atau surat lain yang sejenisnya, jumlah pajak yang masih harus dibayar ditagih
dengan surat paksa
c. Pejabat menerbitkan Surat Paksa segera setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari
sejak tanggal Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenisnya.
d. Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalan jangka waktu 2x24 jam
sesudah tanggal pemberitahuan Surat Paksa, pajabat segera menerbitkan Surat
Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP)
e. Setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak belum juga melunasi utang
pajaknya, setelah 10 hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan, pejabat mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada
Kantor Lelang Negara
f. Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan hari,tanggal,jam dan tempat lelang,
juru sita memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada wajib pajak
g. Bentuk, jenis dan isi formulir yang digunakan untuk pelaksanaan penagihan
pajak daerah ditetapkan oleh kepala daerah.
Dalam Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan penulis ditempatkan di bidang
penagihan penagihan pajak restoran dan hotel, pekerjaan yang dilakukan adalah
1. Membuat daftar pajak restoran dan Hotel yang tertunggak dari tahun wajip
pajak (WP) terdaftar sampai tahun 2012 tiap wilayah. Dalam hal ini karena
kota medan terdiri dari 21 kecamatan maka pendataan wajib pajak dibuat
per kecamatan yang dalam praktiknya disebut wilayah. Dari pekerjaan
tersebut penulis mengetahui bahwa kepatuhan WP dalam memenuhi
kewajibannya sudah cukup tinggi.
25

2. Membuat daftar pajak restoran dan hotel yang tertunggak tahun 2013 tiap
wilayah. pekerjaan ini dilakukan dengan mengecek terhadap sistem
pendapatan daerah didalam computer, masukkan NPWP maka data
mengenai WP tersebut akan muncul berapa jumlah pajak yang terutang.
3. Mencocokkan data pajak restoran dan hotel yang tertunggak dari komputer
yang lama dengan komputer yang baru. pekerjaan ini mencocokkan data
dalam neraca tentang pajak yang tertunggak, mengecek apakah sudah betul
data yang ada dineraca. hal ini dikarenakan data dari komputer lama dengan
yang baru bisa berbeda yang mungkin disebabkan oleh data yang belum di
update atau terjadi kesalahan.
4. Memeriksa data WP yang masih terutang pajak hotel dan restoran.
Pekerjaan ini adalah memeriksa kembali WP yang masih terutang karena
pada bulan sebelumnya WP sudah dimasukkan kedalam daftar WP yang
terutang pajak hotel maka pada bulan selanjutnya dicek kembali kedalam
komputer apakah WP tersebut masih tetap terutang. hal ini penting
dilakukan karena bisa saja WP sudah membayar pajak yang terutang karena
jika WP tersebut mempunyai tunggakan maka tim penagih akan turun
kelapangan untuk melihat keadaan WP dan melakukan pendekatan supaya
melunasi pajak terutangnya jadi penting untuk memeriksa kembali supaya
tidak dimasukkan lagi kedalam daftar WP yang masih terutang.
A. Kendala yang dihadapi
Kendala yang dihadapi pada awal pelaksanaan PKL adalah

kurangnya

Percaya diri terhadap pekerjaan yang dilakukan, takut serta segan untuk bertanya
26

bila bertemu kesulitan ditambah lagi sebagian komputer yang dipakai masih
komputer lama yang kerjanya lambat sehingga waktu untuk menyelesaikan satu
pekerjaan menjadi terlalu lama, namun selanjutnya penulis mejadi terbiasa dan
berani untuk bertanya sehingga pekerjaan lebih cepat selesai.
B. Cara Mengatasi Kendala
Mengatasi kendala tersebut dengan membiasakan diri dengan pegawai,
bertanya jika tidak tahu, bertanya kepada pegawai juga kepada teman dan mereka
besedia membantu dan menjelaskan sampai paham dan pekerjaanpun bisa
diselesaikan lebih cepat.

27

BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Salah satu sumber pendapatan asli daerah berasal dari Pajak Daerah. Pajak
Daerah adalah pungutan daerah menurut peraturan yang di tetapkan guna
pembiayaan pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik yang di atur dalam
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagai perubahan atas Undang-Undang
Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dimana Pajak
Daerah terbagi menjadi dua jenis yaitu pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota.
PAD ini diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan
Pemerintah dan Pembangunan Daerah, untuk meningkatkan dan meratakan
kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, daerah mampu melaksanakan
otonomi, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Dinas Pendapatan Kota Medan adalah unit kerja Pemerintah Kota Medan
yang bertugas mengelola pendapatan daerah kota medan. Sub Dinas Penagihan
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang penagihan
meliputi kegiatan pembukuan, verifikasi, penagihan dan perhitungan restitusi,
pemindahbukuan serta pertimbangan terhadap keberatan Pajak Daerah, Retribusi
Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya. Pajak Restoran adalah salah satu pajak
yang dikelola langsung oleh Pemerintah Daerah, yang memberikan kontribusi
terhadap pendapatan asli daerah guna mendukung kesinambungan kota Medan.
Pajak restoran juga sangat potensial dalam meningkatkan penerimaan daerah,
maka dalam menyelenggarakan Pajak Restoran tersebut, Pemerintah Daerah
28

melalui Dinas Pendapatan Daerah kota Medan harus mengawasi proses
pelaksanaan pajak Restoran ini sesuai dengan peraturan Pemerintah dan Peraturan
Daerah yang telah di tetapkan, supaya tidak hilang potensi penerimaan yang bisa
meningkatkan PAD. Petugas yang berwenang dalam pelaksanaan Pajak daerah ini
khususnya bagian penagihan yang bertanggung jawab menangani pajak daerah
yang tertunggak harus lebih meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat mengatasi
permasalahan yang timbul.
B. Saran
a. Bagi Instansi
1. Dispenda

diharapkan

meningkatkan

kinerja

lagi

dalam

meningkatkan penerimaan pajak karena banyak WP yang berusaha
mengurangi pajak yang dibayar bahkan tidak membayar, jadi perlu
usaha untuk mengawasi WP tersebut.
2. Pegawai Dispenda diharapkan memberi pekerjaan terhadap anak
PKL karena terkadang seharian tidak ada pekerjaan yang membuat
anak PKL mengantuk diruangan
b. Bagi Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara
1. Waktu pelaksanaan PKL terlalu singkat sehingga belum sempat
terbiasa dengan wilayah kerja dan waktu pelaksanaan PKL sudah
habis, diharapkan menambah waktu pelaksanaan PKL supaya
mahasiswa menjadi leluasa dan mandiri dalam dunia kerja
2. Sebaiknya PKL diganti dengan KKN karena tempat untuk
melaksanakan PKL sangat sulit ditemukan, bahkan tidak jarang
29

perusahaan menolak untuk dijadikan tempat PKL karena alasan
internal

perusahaan

sedangkan

bila

KKN

bisa

memperkenalkan Unika St Thomas keberbagai daerah.

30

sekalian