FUngsi Dan Tujuan Pendidikan pptx

Dasar, Fungsi, dan Tujuan Pendidikan

Pembimbing: Dr. Nonoh Siti Aminah, M.Pd.
Tujuan
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dan guna mengembangkan kemampuan dibidang
akademis mata kuliah Ilmu Kependidikan

Disusun Oleh FKIP Pend. Fisika 2013 Kelas A:

Azhar Umam
K2313012

Esty Agustiani
K2313020

Kurnia Fani Perdana
K2313036

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta

2013

Daftar Isi

i.

Cover …………………………………………………………………………………………..1

ii.

Kata Pengantar …………………………………………………………...................................2

iii.

Daftar isi ……………………………………………………………………………………….3
A. Bab I : Pembukaan
a. Latar belakang ………………………………………………………………………...4
b. Rumusan Masalah …………………………………………………………………….4
B. Bab II : Pembahasan
a. Pengertian Pendidikan ………………………………………………………………..5

b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan ……………………………………………………….9
c. Lingkungan Pendidikan ………………………………………………..……………12
d. Dasar Pendidikan……………………………………….............................................16
e. Asas Pendidikan ………………………………………..............................................20
C. Bab II : Penutup
Kesimpulan …………………………………………………………………………………..22
Saran …………………………………………………………………………………………22

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………………...23

6

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat luar biasa sehingga
dapat menyusun dan menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Kependidikan. Terima kasih
kami ucapkan kepada Ibu Dr. Nonoh Siti Aminah, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Ilmu
Kependidikan yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman kelompok I yang telah bekerja sama dalam

penyusunan makalah ini.
Makalah kami berjudul Dasar, Fungsi, dan Tujuan Pendidikan yang membahas tentang
pengertian pendidikan, fungsi dan tujuan pendidikan, lingkungan pendidikan, dasar
pendidikan, dan asas pendidikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kegiatan pembelajaran ke depan. Dalam
penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa “tiada gading yang tak retak”, masih bayak
kekurangan dalam makalah kami. Oleh karena itu kami mengharapkan evaluasi dari Ibu
Dosen.
Terima kasih,
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, September 2013

6

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan
pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan
yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selama
hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat
luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan.
Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk
mancapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem
pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan
pendidikan yang berada di luar lingkungan formal.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini
penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka dalam makalah ini penulis akan
mencoba untuk membahas dan menjabarkan tentang:
1. Apa Makna dan Pengertian Pendidikan?
2. Apa Fungsi dan Tujuan Pendidikan
3. Meliputi Apa Saja Lingkungan Pendidikan itu?
4. Bagaimanakah Dasar Pendidikan?
5. Apa Saja Asas-Asas di Dalam Pendidikan

6


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan memiliki definisi yang sangat luas dan dapat dilihat dari
berbagai sudut. Definisi Umum Pendidikan dapat diartikan sebagai Suatu metode
untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan
dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.
1.) Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan, proses, cara dan pembuatan mendidik

2.) Ensiklopedi Wikipedia
Education is a social science that encompasses teaching and learning specific
knowledge, beliefs, and skills. The word education is derived from the Latin educare
meaning "to raise", "to bring up", "to train", "to rear", via "educatio/nis", bringing
up, raising.
3.) Menurut Undang-Undang

a. UU SISDIKNAS No. 2 tahun 1989 : Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang
b. UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003: Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

6

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
4.) Etimologi (Bahasa)
Bahasa Arab : berasal dari kata Tarbiyah, dengan kata kerja Rabba yang
memiliki makna mendidik atau mengasuh. Jadi Pendidikan dalam Islam adalah
Bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani dan akal anak didik
sehingga bisa terbentuk pribadi muslim yang baik.
Bahasa Yunani : berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata “paid” artinya anak
dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat diartikan
sebagai “ilmu dan seni mengajar anak (the art and science of teaching children)
5.) Psikologi

Pendidikan adalah Mencakup segala bentuk aktivitas yang akan memudahkan
dalam kehidupan bermasyarakat.
6.) Psikologis dan Pedagogis
Tugas pendidikan sekolah yang utama adalah mengajarkan bagaimana cara
belajar, mendidik kejiwaan, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk
belajar terus-menerus sepanjang hidupnya dan memberikan keterampilan kepada
peserta didik, mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik.
7.) Sosial Budaya
Mengacu kepada hubungan antara individu dengan individu lainnya dalam
suatu lingkungan atau masyarakat. Begitu juga hal nya dengan budaya, budaya
masyarakat sangat berperan dalam proses pendidikan, karena budaya identik dengan
adat dan kebiasaan. Apabila sosial budaya seseorang itu berjalan baik maka
pendidikan akan mudah dicapai.
8.) Menurut Bahasa (Etimologi)
1. Bahasa Romawi

6

Berasal dari kata “educare”, yaitu mengeluarkan dan menuntun,
tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia.


2. Bahasa Yunani
Berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata “paid” artinya anak dan
“agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat
diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak (the art and science of
teaching children).
3. Bangsa Jerman
Berasal dari kata “Erziehung” yang setara dengan “educare”, yaitu :
membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi
anak.
4. Bahasa Jawa
Berasal dari

kata “panggulawentah”

(pengolahan),

mengolah,

mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak,

mengubah kepribadian sang anak.
9.) Menurut Para Ahli Pendidikan
1. Menurut para ahli
Definisi pendidikan adalah berbagai upaya dan usaha yang dilakukan
orang dewasa untuk mendidik nalar peserta didik dan mengatur moral mereka.
(Warta Politeknik Negeri Jakarta, April 2007).
2. Langefeld
Mendidik adalah membimbing anak dalam mencapai kedewasaan.
3. Heageveld
Mendidik adalah membantu anak dalam mencapai kedewasaan.
4. Bojonegoro
Mendidik adalah memberi tuntunan kepada manusia yang belum
dewasa
5. Ki Hajar Dewantara

6

Pendidikan adalah segala daya upaya untuk memajukan budi pekerti,
pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu
hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.


6. Rosseau
Mendidik adalah memberikan pembekalan yang tidak ada pada masa
anakanak, tapi dibutuhkan pada masa dewasa.
7. Darmaningtyas
Pendidikan adalah usaha dasar dan sistematis untuk mencapai taraf
hidup dan kemajuan yang ledih baik.
8. Paulo Freire
Pendidikan merupakan jalan menuju pembebasan yang permanen dan
terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah masa di mana manusia menjadi
sadar akan pembebasan mereka, yang melalui praksis mengubah keadaan itu.
Tahap kedua dibangun atas tahap yang pertama, dan merupakan sebuah proses
tindakan kultural yang membebaskan.
9. John Dewey
Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal
ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang
dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan
dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini
melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan
kelompok di mana dia hidup.

10. H. Horne
Pendidikan adalah proses yang terus-menerus (abadi) dari penyesuaian
yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik
dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam
alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.dalam
pertumbuhan dan perkembangannya sampai tercapai kedewasaanya.
11. Frederick J. Mc Donald
Pendidkan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk
merubah tabiat.
12. Ahmad D. Marimba
6

Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama.

13. Djayakarta
Pendidikan

adalah

memanusiakan

manusia

muda,

maksudnya

pengangkatan manusia muda ke tahap insani. Inilah yang menjelma dalam
semua perbuatan mendidik.
14. Sir Godfrey Thomson
Pendidikan

adalah

pengaruh

lingkungan

atas

individu

untuk

menghasilkan perubahan-perubahan yang permanent di dalam kebiasaankebiasaan tingkah lakun, pikiran, dam sifatnya.
B. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan
1.) Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan merupakan serangkaian tugas atau misi yang diemban dan
harus dilakukan oleh pendidik. Tugas atau misi pendidik itu dapat tertuju pada diri
manusia yang dididik mauapun kepada masyarakat bangsa ditempat ia hidup. Adapun
beberapa fungsi pendidikan:
1. Bagi dirinya sendiri, pendidikan berfungsi menyiapkan dirinya agar menjadi
manusia secara utuh, sehingga ia dapat menunaikan tugas hidupnya secara baik dan
dapat hidup wajar sebagai manusia.
2. Bagi masyarakat, pendidikan berfungis untuk melestarikan tata social dan tata nilai
yang ada dalam masyarakat (preserveratif) dan sebagai agen pembaharuan social
(direktif) sehingga dapat mengantisipasi masa depan.
3. Menyiapakan tenaga kerja
4. Menyiapkan manusia sebagai warga Negara yang baik.
5. Menyiapkan manusia sebagai manusia.

6

2.) Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan akan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa.
Disamping itu pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia indonesia. Tujuan pendidikan dapat
dilihat dari dua sudut pandang yaitu menurut islam dan tujuan pendidikan secara umum.
Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan
pendidikan. Adalah suatu yang logis bahwa pendidikan itu harus dimulai dengan tujuan,
yang diasumsikan dengan nilai. Tanpa sadar tujuan, maka dalam paraktek pendidikan
tidak ada artinya M.J. Langeveld mengemukakan ada 6 tujuan pendidikan yaitu;
 Tujuan khusus adalah pengususan tujuan umum atas dasar berbagai hal,
misalnya usia, jenis kelamin, inteligensi dan sebagainya.
 Tujuan tak lengkap tujuan yang hanya menyangkut sebagian aspek kehidupan
manusia.
 Tujuan sementara adalah tujuan yang hanya dimaksudkan untuk sementara
saja, sedangkan kalau tujuan sementara itu sudah tercapai, lalu ditinggalkan
dan diganti dengan tujuan yang lain.
 Tujuan intermedier, yaitu tujuan perantara bagi tujuan lainnya yang pokok.
 Tujuan incidental, yaitu tujuan yang dicapai pada saat-saat tertentu, seketika,
sepontan.
Di Indonesia pernah diperkenalkan tujuan-tujuan yaitu:
 Tujuan umum adalah tujuan akhir atau tertinggi yang berlaku di semua
lembaga dan kegiatan pendidikan.

6

 Tujuan institusional adalah tujuan yang menjadi tugas suatu lembaga
pendidikan untuk mencapainya.
 Tujuan kurikuler, yaitu tujuan yang akan dicapai oleh mata pelajaran atau
bidang studi tertentu.
 Tujuan instruksional adalah tujuan yang ingin dicapai pada waktu guru
mengajar suatu pokok bahasan tertentu.

Tujuan pendidikan islam
Tujuan pendidikan islam adalah mendekatkan diri kita kepada Allah dan
pendidikan islam lebih mengutamakan akhlak. Secara lebih luas pendidikan islam
bertujuan untuk


Pembinaan Akhlak




Penguasaan Ilmu
Keterampilan
bekerja
masyarakat

dalam







Mengembangkan akal dan Akhlak
Pengajaran Kebudayaan
Pembentukan kepribadian
Menghambakan diri kepada Allah
Menyiapkan anak didik untuk
hidup di dunia dan akhirat

6




Tujuan Pendidikan Secara Umum



Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat sebagai berikut:

 1. Tujuan pendidikan terdapat dalam UU No2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang
beriman dan dan bertagwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan kerampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
berbangsa.
 2. Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu
Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja
profesional serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus
menumbuhkan jiwa patriotik dan memepertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan
semangat kebangsaan dan kesetiakawaan sosial, serta kesadaran pada sejarah
bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.

 3. TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di bidang
pendidikan didasarkan atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk
membentuk

manusia-manusia

pembangun

yang

berpancasila

dan

untuk

membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab dapat
menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan
kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya
dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam
UUD 1945.


C. Jenis Lingkungan Pendidikan



Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak

didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat
besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang
disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup
lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial. Lingkungan sekitar yang
dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan
rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam
interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya
pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.


Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di

dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki
Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah
an lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.


1. Keluarga


Keluarga merupakan pengelompokkan primer yang terdiri dari

sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat
berbentuk keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu dan anak) ataupun keluarga yang
diperluas (disamping inti, ada orang lain: kakek/nenek, adik/ipar, pembantu dan lainlain). Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh keseluruhan situasi dan kondisi
keluarganya.


Sebagian dari tujuan pendidikan itu akan dicapai melalui jalur

pendidikan sekolah ataupun jalur pendidikan luar sekolah lainnya (kursus, kelompok
belajar dan sebagainya). Bahkan peran jalur pendidikan sekolah makin lama makin
penting, khususnya yang berkaitan dengan aspek pengetahuan dan keterampilan. Hal
ini tidak berarti bahwa keluarga dapat melepaskan diri dari tanggung jawab
pendidikan anaknya itu, karena keluarga diharapkan bekerja sama dan mendukung
kegiatan pusat pendidikan lainnya (sekolah dan masyarakat).


Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal,

yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat

kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan
mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik.


Pendidikan keluarga berfungsi:
1. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
2. Menjamin kehidupan emosional anak
3. Menanamkan dasar pendidikan moral
4. Memberikan dasar pendidikan sosial.
5. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.



2. Sekolah


Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam

keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan.
Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.


Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk

melaksanakan pendidikan. Semakin jauh suatu masyarakat semakin penting peranan
sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses
pembangunan masyarakatnya itu.


Dari sisi lain, sekolah juga menerima banyak kritik atas berbagai

kelemahan dan kekurangannya yang mencapami puncaknya dengan gagasan Ivan
Illich untuk membebaskan masyarakat dari wajib sekolah dengan buku yang terkenal
Bebas dari Sekolah .


Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka

diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga
terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut;
  Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta
menanamkan budi pekerti yang baik.

  Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang
sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
  Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca,
menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan
kecerdasan dan pengetahuan.
  Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar
atau salah, dan sebagainya.


3. Masyarakat


Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan

lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini,
telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga
dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh
pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.


Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam

masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaankebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat,
maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.


Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi,

yakni:


a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan (jalur
sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan (jalur luar
sekolah).



b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat,
baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif.



c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang (by
designe) maupun yang dimanfaatkan (utility).



Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat tergantung pada

taraf perkembangan dari masyarakat itu beserta sumber-sumber belajar yang tersedia
didalamnya. Untuk Indonesia, perkembangan masyarakat itu sangat bervariasi,
sehingga wujud sosial kebudayaan dalam masyarakat Indonesia dewasa ini, menurut
Koentjaraningrat (dari Wayan Ardhana 1986: Modul 1/71-71) paling sedikit dapat
dibedakan menjadi enam tipe sosial – budaya sebagai berikut:


1. Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang amat sederhana, hidup
dengan berburu dan belum mempunyai kebiasaan menanam padi. Sistem dasar ini
kemasyarakatannya berupa desa terpencil tanpa diferensiasi dan stratifikasi yang
berarti. Masyarakat ini tidak mengalami kebudayaan perunggu, kebudayaan Hindu
dan agama Islam.



2. Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau sawah
dengan tanaan pokok padi. Sistem dasar kemasyarakatannya adalah komunikasi
pertani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial sedang dan yang merasakan diri
sebagai bagian bawah dari suatu kebudayaan yang lebih besar. Gelombang
pengaruh kebudayaan Hindu dan agama Islam tidak dialami. Arah orientasinya
adalah masyarakat kota dengan peradaban kepegawaian.



3. Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam d ladang atau
sawah dengan tanaman pokok padi. Sistem dasar ini kemasyarakatannya adalah
desa komunitas petani dengan diferensiasi dam stratifikasi sosial sedang,
gelombang pengaruh kebudayaan Hindu tidak dialami atau sangat kecil, sehingga
terhapus oleh pengaruh agama Islam. Arah orientasinya adalah masyarakat kota
yang mewujdukan peradaban bekas kerajaan, berdagang dengan pengaruh Islam,
becampur dengan peradaban kepegawaian.



4. Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem becocok tanam di sawah dengan
tanaman pokok padi. Sistem dasar kemasyarakatannya adalah komunitas petani
dengan diferensiasi dan stratifikasi sosoal yang agak kompleks. Masyarakat ini
mengalami semua gelombang pengaruh kebudayaan asing, seperti kebudayaan
Hindu, agama Islam dan Eropa. Arah orientasinya adalah masyarakat kota yang
mewujudkan peradaban kepegawaian.

5. Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan



dengan sektor perdagangan dan industri yang lemah. Tipe masyarakat
metropolitan yang mengembangkan sektor perdagangan dan industri, tetapi masih
didominasi oleh aktivitas kehidupan pemerintahan dengan suatu sektor
kepegawaian yangluas dan kesibukan politik di tingkat daerah ataupun pusat.


D. Dasar Pendidikan


Pentingnya Dasar Pendidikan


Dasar pendidikan adalah pondasi atau landasan yang kokoh bagi setiap

masyarakat untuk dapat melakukan perubahan sikap dan tata laku dengan cara berlatih
dan belajar dan tidak terbatas pada lingkungan sekolah, sehingga meskipun sudah
selesai sekolah akan tetap belajar apa-apa yang tidak ditemui di sekolah. Hal ini lebih
penting dikedepankan supaya tidak menjadi masyarakat berpendidikan yang tidak
punya dasar pendidikan sehingga tidak mencapai kesempurnaan hidup. Apabila
kesempurnaan hidup tidak tercapai berarti pendidikan belum membuahkan hasil yang
menggembirakan. Dasar atau landasan pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi
yaitu :


Pandangan Islam



Al-qur’an.



Al-qur’an merupakan pedoman tertinggi yang manjadi petunjuk dan dasar kita

hidup di dunia. Dalam Al-qur’an kita bisa menemukan semua permasalahan hidup
termasuk pendidikan dan ilmu pengetahuan.



Hadist



Hadist merupan pedoman kita setalah Al-qur’an, dengan demikian hadist juga

merupakan dasar atau elemen dalam pendidikan. Nilai-nilai Sosial kemasyarakatan
yang tidak bertentangan dengan Al-qur’an dan Hadist.



Secara Umum



Religius (Merupaken elemen atau dasar pendidikan yang paling pokok, disini

ditanamkan nilai nilai agama islam (iman, akidah dan akhlak) sebagai suatu pondasi
yang kokoh dalam pendidikan.)
Ideologis (Yaitu mengacu kepada ideologi bangsa kita yakni nya pancasila



dan berdasarkan kepada UUD 1945. Dan intinya adalah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.)
Ekonomis



(Pendidikan bisa dijadikan sebagai suatu langkah untuk

mendapatkan kehidupan yang layak dan keluar dari segala bentuk kebodohan dan
kemiskinan.)


Politis (Lebih mengacu kepada suasana politik yang berlansung.)



Teknologis (Dunia telah mengalami eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dan bisa dikatakan teknologi sangat memiliki peran dalam kemajuan dunia
pendidikan.)


Pendidikan merupakan gejala semesta dan berlangsung sepanjang

hayat manusia, disitu pasti ada pendidikan. Dasar pendidikan adalah landasan berpijak
dan arah bagi pendidikan sebagai wahana pengembangan manusia dan masyarakat.
Pendidikan memiliki hubungan dengan pendidikan. Filsafat memberikan pandangan
yang luas tentang pendidikan.


Menurut Imam Barnadib berdasarkan urut-urutan timbulnya dalam sejarah alam
filsafat, filsafat dapat digolongkan menjadi empat tipe:


Filsafat naturalisme berpandangan bahwa semua datang dari alam yang
bersifat fisik.



Filsafat idealisme berpandangan bahwa kenyataan itu terdiri atas subtansisubtansi yang berupa ide-ide atau gagasan-gagasan atau spirit, atau jiwa.



Filsafat realisme berpandangan bahwa hakikat segala sesuatu adalah sesuatu
yang real, terbebas dari subyek atau manusia yang mengetahui.



Filsafat pragmatisme berpandangan bahwa kegunaan, manfaat, utilita
menempati kedudukan utama dari segala sesuatu.


Filsafat menjadi dasar pemikiran-pemikiran pendidikan secara

filosofis. Menurut Imam Barnadib ada empat pemikiran filsafat pendidikan:
 Yang menghendaki bahwa pendidikan itu pada hakekatnya progrsif, dan tujuan
pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus
menerus. Ini disebut progresivisme.
 Yang menghendaki bahwa pendidikan itu hendaknya didasarkan atas nilai-nilai
yang tinggi, yang kedudukanya essensial dalam kebudayaan. Ini disebut
essensialisme.
 Yang menghendaki konsepsi pendidikan didasarkan oleh pertanyaan, apakah
yang paling utama untuk menghadapi tantangan krisis masa depan. Ini disebut
perenialisme.
 Yang berpendapat bahwa pendidikan hendaknya mampu membangkitkan anak
didik

agar

dapat

merekonstruksi

pengalaman

hidupnya.

Ini

disebut

rekonstruksionisme.


Macam-macam Dasar pendidikan



Ada beberapa landasan pendidikan yang perlu diperhatikan, yaitu landasan

filosofis, landasan sosiologis, landasan kurtural, landasan historis, dan landasan psikologis,
bahkan landasan ilmiah dan teknologis. Di samping itu ada landasan yuridis (legalistik),
ekonomi, politik :


a.)

Landasan filosofis berkaitan dengan kajian mengenai makna terdalam atau

hakikat pendidikan, mengapa pendidikan dapat dilakukan dan atau diberiakan oleh
dan kepada manusia, apa yang seharusnya menjadi tujuan pendidikan. Essensialisme,
behaviorisme, pereniallisme, progresivis-me, rekonstruksionisme, dan humanism

merupakan mazab-mazab teori pendidikan berdasarkan aliran-aliran filsafat tertentu,
yang pada giliran selanjutnya mempengaruhi pandangan mengenai konsep dan praktik
pendidikan.


1.)

Essensialisme merupakan aliran pendidikan yang menerapkan filsafat idealism

secara eklektis.


2.)

Perenialisme hampir sama dengan essensialisme, tetapi lebih menekankan pada

keabadian atau ketetapan atau kehikmatan, yaitu hal-hal yang ada sepanjang masa.


3.)

Progresivisme adalah mazab pendidikan yang menginginkan kemajuan.



4.)

Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari progresivisme.



5.)

Behaviorisme memiliki beberapa akar atau sumber ideologi atau filsafat.



6.)

Humanisme merupakan kelanjutan dari progresivisme, telah mengadopsi banyak

sekali prinsip-prinsip progresivisme termasuk pemusatan pada siswa, peran guru yang
tidak otoritatif, fokus pada aktivitas dan partisipasi siswa, aspek-aspek kooperatif dan
demokratisasi pendidikan.


b.)

Landasan Sosiologis adalah hal-hal yang berkaitan dengan perwujudan tata tertib

sosial, perubahan sosial, interaksi sosial, komunikasi, dan sosialisasi, memrupakan
indikator bahwa pendidikan menggunakan landasan sosiologis.


c.)

Landasan kurtural, di Indonesia telah ditegaskan bahwa pendidiakan nasional

berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai
hubungan timbal balik. Kebudayaan dapat diwariskan dan dikembangkan melalui
pendidikan, sebaliknya bentuk, ciri-ciri dan pelaksanaan pendidikan ditentukan oleh
kebudayaan yang ada dalam masyarakat.


d.)

Landasan Historis, kehidupan manusia mempunyai sejarah yang panjang

sehingga manusia tidak mampu melacak titik awal kapan mulainya kehidupan ini.
Sejak manusia hidup, sejak itu pula pendidikan ada, dari yang paling sederhana
sampai pendidikan yang sangat kompleks seperti sekarang ini.



e.)

Landasan Psikologis, kegiatan pendidikan melibatkan aspek kejiwaan manusia.

Karena itu landasan psikologis merupakan salah satu landasan pendidiakn yang
penting. Pada umumnya pendidikan berkaitan dengan pemahaman dan penghayatan
akan perkembangan manusia, khususnya dalam proses belajar mengajar.


f.)

Landasan Ilmiah, teknologi dan seni merupakan salah satu materi pengajaran

sebagai bagian dan pendidikan. Perkembangan IPTEKS akan segera diakomodasi
oleh pendidikan, di sisi lain pendidikan sangat dipengaruhi oleh perkembangan
IPTEKS, sehingga tersedia berbagai informasi yang cepat dan tepat untuk selanjutnya
dijadikan program, alat dan cara kerja teknologi pendidikan.


g.)

Landasan Politik, polotik sebagai cita-cita yang harus diperjuangkan melalui

pendidikan, dimaksudkan agar tujuan dan atau cita-cita suatu bangsa dapat tercapai.


h.)

Landasan Ekonomi, pendidikan dapat dipandang sebagai human investment,

karena dengan pendidikan maka manusia terdidik ini dapat menjadi modal bagi
pembangunan. Manusia terdidik yang kemudian berfungsi sebagai tenaga kerja dan
memiliki kemampuan teknologis, dapat membantu pertumbuhan ekonomi, yaitu
naiknya GNP atau pendapatan nasional.


i.)

Landasan Yuridis, supaya pendidikan tidak melenceng dari keinginan

masyarakat, maka perlu diatur dalam regulasi yang berlaku di masyarakat/bangsa
tersebut.


E. Asas Pendidikan
 Asas atau prinsip pendidikan adalah ketentuan-ketentuan yang dijadikan pedoman

atau pegangan dalam melaksanakan pendidikan agar tujuanya tercapai dengan benar dan
dapat dipertanggungjawabkan). Komisi pembaharuan pendidikan (1980) pernah menyusun
beberapa azas pendididkan bagi Indonesia, yaitu:
 Asas ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, yang
berarti di depan pendidik member contoh, di tengah member dorongan, di belakang
memberi pengaruh agar menuju kebaikan).

 Asas pendidikan sepanjang hayat, yang berarti pendidikan dimulai dan lahir sampai
mati
 Asas semesta, menyeluruh dan terpadu. Semesta artinya pendidikan itu terbuka untuk
seluruh rakyat, menyeluruh artinya mencakup semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
Terpadu artinya saling berkaitan antara pendidikan dengan pembangunan nasional.
 Asas manfaat, yang berarti pendidikan harus mengingat kemanfaatanya bagi masa
depan peserta didik, bagi masyarakat, bangsa, negara, dan agama.
 Asas usaha bersama, yang berarti bahwa pendidikan menekankan kebersamaan antara
keluarga sekolah dan masyarakat.
 Asas demokratis, yang berarti bahwa pendidikan harus dilaksanakan dalam suasana
dan hubungan yang proposional antara pendidik dan peserta didik, ada keseimbangan
antara hak dan kewajiban pada masing-masing pihak.
 Asas adil dan merata yang berarti bahwa semua kepentingan berbagai pihak harus
mendapat perhatian dan perlakuan yang seimbang.
 Asas perikehidupan dalam keseimbangan, yang berarti harus mempertimbangkan
segala segi kehidupan manusia, misalnya jasmani rokhani, dunia akherat, individual dan
sosial, intelektual, kesehatan, keindahan dan lain sebangainya.
 Asas kesadaran hukum, dalam arti bahwa pendidikan harus sadar dan taat pada
peraturan yang berlaku serta menegakkan dan menjamin kepastian hukum.
 Asas kepercayaan pada diri sendiri, yang berarti bahwa pendidik dan peserta didik
harus memiliki kepercayaan diri sehingga tidak ragu dan setengah-setengah dalam
melaksanakan pendidikan.
 Asas efisiensi dan efektifitas, dalam arti bahwa dalam pendidikan harus ditumbuhkan
keaktifan, kreativitas, inisiatif, ketrampilan, kelincahan, dan sebagainya,
 Asas fleksibelitas, dalam arti bahwa dalam pendidikan harus diciptakan keluwesan
(fleksibel) baik dalam materi maupun caranya, sesuai dengan keadaan, waktu dan tempat.




BAB III





PENUTUP

A. Kesimpulan


Dari Uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa : Pendidikan menurut

pandangan islam lebih dominan kepada pembentukan akhlak, akidah dan iman.
Sedangkan secara umum pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan pengembangan
kemapuan yang dimiliki. Apabila kedua hal ini digabungkan maka hasil dari pendidikan
akan sangat maksimal dan menghasilkan peserta didik yang memiliki intelektual dan
akhlak yang mulia.


Dasar pendidikan menurut islam fokus kepada Al-qur’an dan hadist sedang

secara umum dasar pendidikan juga lebih menitik beratkan ke dasar religius.


Tujuan Pendidikan baik secara islam dan umum hampir memiliki kesamaan

yaitu mendapatkan kesuksesan. Apabila digabungkan maka tujuan pendidikan adalah
upaya untuk meraih kesuksesan hidup di dunia dan akherat. Pendidikan merupakan salah
satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Untuk mendapatkan pendidikan yang baik
maka perlu adanya pemahaman terhadap dasar dan tujuan pendidikan secara mendalam
baik secara islam maupun secara umum. .


B. Saran


Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masaih banyak

terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan
guna perbaikan makalah dimasa yang akan datang.







 Daftar Pustaka


Deway, John, 2004. Experience and Education filsafat pendidikan john dewey,
Bandung: Mizan. Harahap, Poerbahawatja, 1982.



Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: PT Gunung Agung. Hasbullah, 2001. Dasardasar ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.



Miarso Yusufhadi, 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.



Miarso, 2007. Menyemai benih teknologi pendidikan. Jakarta: Pustekom Diknas.



Naisbitt, 2002. High tech high touch. Bandung: Mizan Nasution.1987. Teknologi
Pendidikan. Bandung: Jemmars.



Mudyahardjo, 2002. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.



Salim, 1985. Then Contemporary English- Indonesia dictionary. Jakarta: Modern
English Pers.



Saliman, Sudharsono. 1993. Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum. Jakarta:
Rineka Cipta.



Satori Djam’an, 2007. Profesi Keguruan. Jakarta : UT.



Seels, Richey. 1994. Teknologi Pendidikan definisi dan kawasannya. Jakarta: UNJ



______, 1989. UU RI No 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Semarang: Aneka Ilmu.



_______, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.



_______, 2003. UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.



Sumaatmadja, 2002. Pendidikan pemanusian manusia manusiawi. Bandung:
Alfabeta



Tilaar, 1999. Pendidikan kebudayaan, dan masyarakat madani Indonesia.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.



Satori Djam’an, 2007. Profesi Keguruan. Jakarta : UT.



http://www.scribd.com/doc/7592955/Definisi-Pendidikan



http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/07/dasar-dan-tujuan-pendidikan.html



http://www.hasbihtc.com/apa-itu-pendidikan-pengertian-pendidikan.html



http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/03/konsep-fungsi-tujuan-dan-aliranaliran.html



http://fatamorghana.wordpress.com/2009/10/07/pengertian-pendidikan/