Permasalahan anak usia dini. docx

MAKALAH
MENINGKATKAN PENDIDIKAN KETERAMPILAN BERBAHASA PADA ANAK
USIA DINI MELALUI CERITA
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Permasalahan Anak Usia Dini
Dosen Pengampu : Diah Nugraheni, S, M.pd

Disusun Oleh:
Tri Setyowati
13260959
PG_PAUD
3B

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS IKIP VETERAN SMARANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perilaku anak usia prasekolah saat ini beragam, salah satu perilakunya adalah anakanak yang sangat sulit diatur, tidak bisa diam dan seolah-olah tidak memperhatikan pelajaran

dikelas. Anak-anak tersebut biasanya mengalami gangguan dalam perkembangannya yaitu
gangguan hiperkinetik yang secara luas dimasyarakat disebut sebagai anak hiperaktif.
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan
hiperaktvitas (GPPH) atau attention dificit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini
juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain
dysfunction syndrome. Terhadap kondisi anak yang demikian , biasanya para pendidik
sangat susah mengatur dan membimbingnya. Disamping karena keadaan dirinya yang sangat
sulit untuk tenang juga anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, suka memotong
pembicaraan guru atau teman , dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang
diajarkan pendidik kepada anak tersebut. Selain itu juga, prestasi belajar anak hiperaktif juga
tidak bisa maksimal. Untuk itulah dibutuhkan suatu pendekatan untuk membantu anak-anak
hiperaktif teresebut supaya mereka dapat memaksimalkan potensi diri dan meningkatkan
prestasinya.
Ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal
yang disabkan disfungsi neurologia dengan gejala utama tidak mampu memusatkan
perhatian. Begitupula anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan
perhatian.
Gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada system saraf pusat dan otak sehingga
rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan. Penyebab lainya
didikarenakan temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak, serta epilepsi.

Atau bisa juga karena gangguan dikepala seperti geger otak, trauma karena persalinan sulit
atau pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk atau alergi makanan.
Pendekatan ini yaitu dengan adanya bimbingan berupa layanan/ treatment yang sesuai
kebutuhanya. Sehingga dengan demikian, diharapkan setiap anak akan memperoleh haknya

untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik tanpa terkecuali, karena pengajaran yang
diberikan telah disesuaikan dengan kemampuan dan kesulitan yang dimilikinya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Mengetahui pengertian anak yang hiperaktif
Mengetahui ciri-ciri anak yang hiperaktif
Mengetahui faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak
Mengetahui problem-problemyang biasa dialami oleh anak hiperaktif
Mengetahui penanganan anak hiperaktif


1.3 Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah
anak yang Hiperaktif. Serta ingin memperluas ilmu sosial.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini antara lain :
1. Memperluas cakrawala berfikir kita mengenai masalah anak yang Hiperaktif serta
solusinya.
2. Sebagai media informasi dalam dunia pendidikan terutama PAUD-SD

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anak Hiperaktif
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan
hiperaktvitas (GPPH) atau attention dificit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini
juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain
dysfunction syndrome.
Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa
perkembangan dini (sebelum usia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan

perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagainsituasi dan dapat
berlanjut hingga dewasa.
Dr.Seto mulyadi dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-hari” mengatakan
pengertian istilah anak hiperaktif adalah : hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku
yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak
bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif.
1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau impulsif, mereka
tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada pada anak perempuan, mereka
seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti sedang berada “di awang-awang”.
2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive
Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsive, tetapi bisa memusatkan
perhatian, tupe ini sering kali ditemukan pada anak-anak kecil
3. Tipe gabungan
Mereka sangat mudah terganggu perhatianya, hiperaktif dan impulsif, kebanyakan anak-anak
termasuk tipe ini, jadi yang dimaksud hiperaktif adalah suatu pola perilaku pada seseorang
yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak menaruh perhatiandan
impulsif (bertindak sesuai hatinya). Anak hiperaktif selalu bergerak dan tidak pernah
merasakan asyiknya permainan atau mainan yang disukai oleh anak-anak lain seusia mereka,


dikarenakan perhatian mereka suka beralih dari satufokus ke fokus yang lain, mereka seakanakan tanpa henti mencari sesuatu yang menarik dan mengasikkan namuntidak kunjung
datang.
2.2 Ciri-Ciri Anak Hiperaktif
Ciri utama anak yang menderita ADHD, yaitu :
1. Tidak ada perhatian
Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau ketidakmampuan berkonsentrasi pada
beberapahal seperti membaca, menyimak dan sering tidak mendengarkan perkataan orang
lain.
2. Hiperaktif
Mempunyai terlalu banyak energi, misalnya berbicara terus menerus, tidak mampu duduk
diam , selalu bergerak dan sulit tidur.
3. Impulsif
Sulit untuk menunggu giliran dalam permainan, sulit mengatur pekerjaanya, bertindak tanpa
dipikir, misalnya mengejar bola yang lari kejalan raya, menabrak pot bunga pada saat berlari
diruanngan , atau bicara tanpa dipikir terlebih dahulu akibatnya.
4. Menentang
Anak dengan gangguyan hiperaktivitas biasanya memiliki sikap penentang/ pembangkang
atau tidak mau dinasehati, misalnya penderita akan marah jika dilarang berlari kesana kemari,
corat-coret atau naik turun tak berhenti, penilakanya juga bisa bisa ditunjuk dengan sikap
cuex.

5. Destruktif
Perilakunya bersifat merusak, oleh karena itu anak hiperaktif sebaiknya dijauhkan dari
barang-barang yangmudah rusak.
6. Tanpa tujuan

Semua aktivitas dilakukkan tanpa tujuan jelas, kalau anak aktif, ketika naik keatas kursi
mempunyai tujuan, misal mengambil mainan ataubermain peran sebagai supeman, sebaliknya
anak hipraktif melakukanya tanpa tujuan , dia hanya naik turun saja.
7. Tidak sabar dan usil
Ciri-ciri khusus anak yang hiperaktif menurut Irawati Ismail (2009) diantaranya ialah sebagai
berikut :
1.

Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.

2.

Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.

3.


Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak

selayaknya.
4.

Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.

Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak pernah
habis.
5.

Sering terlalu banyak bicara

6.

Sering sulit menunggu giliran

7.


Sering memotong atau menyela pembicaraan

Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap
lawan bicaranya).

2.3 Pengaruh Hiperaktivitas Terhadap Perkembangan Anak
Menurut Irawati Iskandar (2009), pengaruh jangka panjang terhadap anak yang mengalami
Gangguan

Pemusatan

Perhatian

dengan

Hiperaktivitas

(GPPH/ADHD).

1. Anak tidak dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik, sehingga akhirnya

mengalami kegagalan sekolah.
2.

Anak

sering

tidak

patuh

terhadap

perintah

orang

tua.

3. Anak sulit didisiplinkan, sehingga akhirnya mempunyai hambatan fungsi sosial dan

pekerjaan.

Dalam upaya pencegahan, yang penting bagi kita adalah :

1. Mencoba menganalisis masalah yang dihadapi.
2. Mencari jalan untuk mencairkan suasana yang terlanjur tegang dan berusaha membina
kembali hubungan yang hangat dan positif, yanag selanjutnya akan digunakan sebagai
landasan untuk pelaksanaan sistem kontrol.
3. Menerima atau mencari bantuan dari luar bila diperlukan.1[13]
2.4 Mengatasi Hiperaktivitas
Orang tua dan anak-anak hiperaktifnya berkembang dengan baik sering kali adalah orang tua
yang berhasil mengatasi sendiri masalah mereka.
1. Mereka telah menemukan cara-cara untuk mengidentifikasi dan merangsang pengendalian
diri anak mereka.
2. Mereka memberlakukan aturan-aturan yang jelas, dan mereka berusaha sebanyak mungkin
meluangkan waktu untuk kegiatan-kegiatan bersama anak mereka bahkan meskipun di antara
mereka juga sering terjadi pertentangan.
3. Mereka berusaha mengendalikan diri mereka sendiri.
4. Sebagai suami istri, mereka tetap berusaha agar pendekatan mereka sejalan.2[14]
ADHD sering kali ditanggani dengan obat, terkadang dikombinasikan dengan terapi

prilaku,konseling,pelatihan keterampilan sosial,dan penempatan ruang kelas khusus. Dalam
jangka pendek psikomotorik stimulan seperti Methylphenidate (“Ritalin”), yang digunakan
dalam dosis yang tepat tampaknya aman dan efektif, akan tetapi dampak jangka panjangnya
tidak diketahui (AAP Committee On Children with disabilities dan committee on
Drugs,1996;Elia

et

all,1999;NIH,1998;Rodrigues,1999;USDHHS,1999c;

Zametkin,1995;Zametkin & Ernst,1999).sebuah studi 14 bulan yang dilakukan secara acak
terhadap 579 anak penderita ADHD usia 7 sampai 9 tahun menemuka program perawatan
denagn Ritalin yandg dimonitor secara hati-hati, baik berdiri sendiri atau dikombinasikan
dengan modifikasi prilaku, lebih efektif di bandingkan dengan terapi prilaku saja atau
perawatan komunitas standar (MTA cooperative group,1999). Obat lebih baru yang disebut
Atomoxehrie tampaknya juga aman dan efektif bagi ADHD (Michelson et al,2001).3[15]
1
2
3

2.5Metode Penanganan Anak Hiperaktif diLingkungan Keluarga
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan
membimbing
1.

Orang

2.

anak-anak
tua

perlu

mereka

menambah

Kenali

yang

tergolong

pengetahuan

kelebihan

tentang

hiperaktif

gangguan

dan

:

hiperaktifitas

bakat

anak

3. Membantu anak dalam bersosialisasi
4.Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif
(misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib), memberikan disiplin yang
konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak.
5. Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan
energinya
6.

Menerima

keterbatasan

anak

7. Membangkitkan rasa percaya diri anak
8. Bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya.
9. Latih anak-anak dapat medisiplin diri sendiri dengan sistematis, konsisten, jelas dan
konsekuen.
10. Jangan menghukum anak hiperaktif karena itu bukan sepenuhnya kesalahan dia.
11. Jangan menjuluki anak hiperaktif dengan julukan yang buruk, seperti nakal, bodoh, dan
lain sebagainya, karena mereka akan menjadi seperti apa yang kita katakan. Dan menjadi
anak yang tidak percaya diri.
12. Penanganan sebaiknya diberikan mulai dari keluarga terdekat (ibu).
13.

Memberikan

kasih

sayang

kepada

anak

namun

tidak

memanjakannya.

14. Ketika menasehati anak sebaiknya jelas dan spesifik serta diulang-ulang agar
anak mudah memahami dan menggunakan kekerasan.
15. Menjalin komunikasi yang baik dengan anak, selalu katakan ia anak baik dan

berikan

apresiasi bila ia melakukan hal yang baik.
16. Hindari tayangan TV, video dan games yang bersifat kekerasan
17. Praktekan pola hidup sehat dengan menu makanan alamiah yang sesuai
Kebutuhan

2.6 Penanganan Anak Hiperaktif di Taman Kanak-Kanak

anak.

Untuk penanganan anak hiperaktif di Taman Kanak-kanak dapat mengunakan metode
bermain, metode ini sangat baik diberikan kepada anak hiperaktif karena anak akan belajar
mengendalikan diri sendiri dan memahami dunianya. Dengan menggunakan metode bermain
kepada anak seperti ini diperlukan guru-guru yang harus menemaninya. Melalui kegiatan
bermain anak dapat mengembangkan kreatifitasnya, yaitu melakukan kegiatan yang dapat
menyalurkan bakat si anak. Bagi anak seperti ini, metode ini dapat diberikan dan anak akan
merasa sangat senang. Karena anak itu dapat dengan bebas melakukan kegiatannya yang
dirasakan cukup baik bagi dirinya. Melalui kegiatan bermain ini anak dapat menggunakan
fisik-motorik. Bermacam-macam cara dan teknik dapat dipergunakan dalam kegiatan tersebut
seperti merayap, berlari, merangkak, berjalan, melompat, menendang dan melempar. Guru
atau pembimbing anak dapat melakukan metode bermain ini sehingga anak tersebut tidak
cepat bosan dengan cara yang diberikan oleh guru. Seperti mengajak anak untuk bernyanyi
yang menggunakan aturan main, anak seperti ini akan tertarik untuk melakukannya.
Kegiatan bermain dapat membantu penyaluran kelebihan tenaga. Setelah melakukan
kegiatan bermain anak memperoleh keseimbangan antara kegiatan dengan menggunakan
kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan ketenangan. Anak dapat menyalurkan rasa
ingin tahunya dengan menggunakan metode bermain ini seperti bagaimana caranya
memasak, mengapa pohon layu bila tidak diberi air, dan sebagainya. Kegiatan menggambar
dapat juga diberikan kepada anak hiperaktif termasuk didalam kegiatan bermain. Anak dalam
menggambar dapat menggunakan pensil warna dan kertas gambar. Cara seperti ini
merupakan

salah

satu

kegiatan

yang

dapat

menyalurkan

tenaga

pada

dirinya.

Penanganan anak hiperaktif melalui bimbingan dan konseling di Taman Kanak-Kanak, dapat
pula

dilakukan

hal-hal

sebagai

berikut:

1. Mulailah pelajaran dengan kegiatan yang mengeluarkan energi, seperti gerak dan lagu.
Tujuannya untuk mengurangi kelebihan energi khususnya pada anak yang hiperaktif.
2.

Tutuplah

benda-benda

yang

menarik

perhatian

anak.

3. Gunakan warna cat yang lembut untuk kelas dan peralatan yang ada serta hindari warnawarna

yang

terlalu

menyolok.

4. Selalu menjelaskan kepada anak hiperaktif mengenai kegiatan yang akan dilakukan,
meliputi jenis kegiatannya, hasil yang diharapkan, dan lama waktu yang dibutuhkan agar
anak

tersebut

senantiasa

mengingat

tugasnya.

5. Berilah label pada setiap tempat penyimpanan benda karena anak yang hiperaktif suka
mengambil

benda

dan

BAB III
PENUTUP

4

lupa

mengembalikannya.4[16]

A. Kesimpulan
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian
dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder
(ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini
sering disebut minimal brain dysfunction syndrome. Terhadap kondisi siswa yang
demikian, biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di samping
karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena anak hiperaktif
sering mengganggu orang lain, suka memotong pembicaran guru atau teman, dan
mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yangdiajarkan guru kepadanya.
Bimbingan dan konseling menjadi sarana mengatasi anak hiperaktif baik
bimbingan konseling yang dilakukan di rumah maupun di sekolah. Selain itu perlu
ada kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua dalam menangani anak yang
hiperaktif. Kerjasama yang baik antara semua pihak dalam menangani anak hiperaktif
akan sangat membantu dalam perbaikannya kedepan demi masa depan anak tersebut.

B. Saran
Dengan bantuan yang khusus dari ibu bapak, guru-guru, para dokter,atau
lingkungan bermain, anak-anak ADHD akan mampu menangani masalah kurang
pemusatan perhatian atau hiperaktif mereka dengan lebih baik. Mereka juga dapat
menyalurkan tingkah laku hiperaktif mereka dalam suasana yang sesuai seperti latihan
fisik atau senam. Oleh karena itu, lebih baik memilihkan aktivitas yang memberi
mereka kebebasan bergerak. Atau membuat diagnosis lengkap yang memerlukan
penilaian dari seorang pakar yang berpengalaman dalam mengevaluasi beberapa hal
yang bisa menimbulkan sikap yang tidak dapat memusatkan perhatian. Diagnosis
dibuat dengan mempelajari corak tertentu tingkah laku anak-anak serta laporan
tingkah laku mereka di rumah dan di sekolah dari ibu bapak dan guru sekolah.
Kerapakali perawatan ADHD yang berhasil, melibatkan pendekatan multidisiplin
yang melibatkan bidang pengobatan, psikologi, social dan pendidikan.Untuk
penanganan anak hiperaktif sebaiknya memiliki kelas khusus yang bisa
menanganinyasecara benar dan tepat seperti kelas Inklusi.

DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, sity, dkk. Perkembangan dan Konsep Dasar AUD, Jakarta; Universitas
Terbuka,2009
Papalia E. Diane, Sally wendkos old, Ruth Duskin Feldman, Human Development
( Psikologi Perkembangan), Cet : Ke-1, Jakarta; Kencana, 2008
Taylor Eric, Anak yang Hiperaktif, Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992

http://earlychildhoodeducation-fifi.blogspot.com/2011/01/bk-di-tk.html 14/10/11