Bab 11 formulasi pakan doc

Agribisnis Ternak Unggas

Nama mata pelajaran

:

Formulasi pakan

Kelas /semester

:

XI/3

Standar kompetensi

:

Membuat formulasi pakan

Kompetensi dasar


:



Mengidentifikasi bahan baku
pakan



Mengidentifikasi nutrisi pakan



Menyusun formula pakan.

Alokasi waktu

:


20 jam

Kegiatan
Pemelajaran
Mengidentifikasi
Bahan Baku
Pakan

Indikator

Penilaian

Dapat
Mengidentifikasi
Bahan Baku

Tes Tertulis,
Penugasan,

Mengidentifikasi

Nutrisi Bahan
Pakan

Mengetahui
Kandungan
Nutrisi Bahan
Pakan

Evaluasi
Tertulis,
Penugasan

2

3

Modul, Tabel
Pakan

Memahami

Kebutuhan
Pakan Unggas

Memahami
Kebutuhan
Pakan Unggas

Evaluasi
Tertulis

2

3

Modul, Tabel
Kebutuhan

Formulasi Pakan

Tersusun

Formulasi
Pakan Ayam

Evaluasi
Tertulis,
Praktek

2

3

Modul,
Kalkulator

Direktorat Pembinaan SMK 2008

Alokasi Waktu
TM PS
PI
2

3

Sumber Belajar
Modul, Tabel
Bahan Pakan

Agribisnis Ternak Unggas

BAB 11
FORMULASI PAKAN
1.

Mengidentifikasi Bahan
Baku Pakan

Bahan pakan diklasifikasikan menjadi beberapa
kategori yaitu: sebagai sumber protein, sumber
energi, mineral dan vitamin. Pengelompokan
tersebut digunakan untuk menyusun ransum dengan
harga termurah (Least cost formula). Faktor utama

yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan
pakan adalah kandungan nutrisi bahan, tingkat
kecernaan, ketersediaan, kontinuitas dan harga.
Dalam budidaya ternak unggas, baik itu ayam
pedaging mapun ayam petelur pakan mempunyai
peranan yang sangat penting. Keberhasilan usaha
peternakan unggas sangat ditentukan oleh kualitas
pakan yang diberikan
Didalam proses budidaya unggas khususnya ayam
biaya produksi terbesar dikeluarkan untuk pakan,
besarnya sekitar 75% - 80% dari total biaya
produksi. Hal ini berarti bahwa biaya produksi akan
dapat di tekan apabila bisa menekan biaya pakan.

1.1.

Persyaratan Pakan

Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas maka
bahan pakan unggas harus memenuhi persyaratan–

persyaratan tertentu diantaranya:

Bahan pakan ternak yang dipergunakan tidak
boleh bersaing dengan bahan untuk makanan
manusia. Apabila manusia banyak
membutuhkannya, maka bahan pakan tersebut
jangan diberikan pada unggas

Bahan pakan yang dipergunakan untuk pakan
ternak unggas harus tersedia dalam waktu
yang lama atau ketersediaN sepanjang waktu
bahan pakan tersebut diperlukan. Bahan
pakan yang ketersediaanya pada suatu saat
ada dan kemudian hilang atau tidak ada alias
lenyap, harus dihindari.
 Bahan pakan yang dipergunakan untuk pakan
ternak unggas setiap tahun bahkan setiap
bulan selalu di produksi, sehingga akan
menjamin ketersediaan bahan pakan tersebut
secara kontinyuitas .

 Harga bahan pakan, harus dinilai dari segi
manfaat bahan pakan tersebut, sehingga
dapat mencerminkan kualitas pakan yang telah
disusun.
 Kualitas gizi bahan pakan, untuk pakan ternak
unggas, batasan kualitas adalah kandungan
serat kasar dari bahan pakan tersebut.
Semakin tinggi kandungan serat kasar bahan
pakan, maka akan semakin kurang berperan
bahan pakan tersebut bagi unggas.
Kelengkapan asam amino, vitamin, mineral dan
energi yang dikandung memegang peranan apakah
bahan pakan tersebut berperan atau tidak. Bahan
Direktorat Pembinaan SMK 2008

pakan yang mudah membentuk racun atau mudah
tercemar, harus disingkirkan dari campuran bahan
pakan unggas.
Pakan unggas harus memenuhi segala kebutuhan
nutrisi bagi unggas. Unggas yang dipelihara secara

intensif mulai dari DOC sampai akhir selalu berada
di dalam kandang. Oleh karena itu segala
kebutuhan nutrisi unggas harus terpenuhi dalam
pakan yang diberikan. Dalam menyiapkan pakan
tidak hanya mencapur bahan pakan tetapi harus
juga diketahui karakteristik unggas, serta di pahami
betul bahan pakan yang digunakan.
Produksi pakan unggas meliputi penyediaan bahan
pakan sesuai syarat teknis pakan serta syarat
bahan. Inti dari produksi pakan ternak adalah
pengaturan dan pemilihan bahan pakan.
Ketersediaan bahan pakan merupakan factor
penentu dalam kelangsungan usaha pakan unggas.
Oleh karena itu dalam produksi pakan yang harus
diperhatikan adalah pengetahuan tentang seluk
beluk bahan pakan sampai rantai distribusi
pengadaan bahan pakan tersebut.

1.2. Sumber Bahan Pakan
1.2.1. Bahan Pakan Hewani

Bahan pakan hewani adalah bahan baku pakan
yang berasal dari bagian-bagian tubuh hewan.
Bahan pakan hewani ini merupakan sumber protein.
Bahan pakan asal hewan sudah sejak zaman
Belanda sudah diperkenalkan kepada para
peternak. Bahan pakan hewani merupakan inti
kesempurnaan nutrisi rangsum unggas, karena
kandungan asam aminonya seimbang dan
sempurna.
Beberapa bahan pakan asal hewan yang sering
digunakan untuk unggas adalah tepung ikan, tepung
tulang, tepung kerang dan tepung sisa rumah
potong, lemak atau minyak hewan.

1.2.1.1.Tepung Ikan
Tepung ikan merupakan sumber utama asam amino
dalam ransum. Hal ini karena dalam tepung ikan
terdapat asam amino yang berkualitas dan
seimbang. Hal yang menjadi kendala dalam
pemakaian tepung ikan adalah pengaruh baunya
pada produk unggas, baik daging maupun telurnya.
Tepung ikan berasal dari sisa-sisa pengolahan
industri makanan ikan, secara umum tepung ikan
mengandung protein kasar antara 60% - 70% dan
mengandung lysin dan methionin, asam amino
selalu kurang dalam bahan asal nabati.

Agribisnis Ternak Unggas

Selain protein dan asam amino, tepung ikan juga
merupakan sumber kalsium dan phosphor. Kedua
mineral ini merupakan mineral makro yang
diperlukan unggas untuk tumbuh dan bertelur.

1.2.1.2. Limbah Industri Udang.
Mutu tepung udang tergantung pada proses
pengolahannya. Pengeringan dan bagian tubuh
yang akan diproses sangat menentukan kualitas
tepung udang. Tepung udang mengandung antara
35%-45% protein kasar. Penggunaan dalam
ransum unggas dilakukan sebagai pendamping atau
dikombinasikan dengan tepung ikan atau bahan
sumber nabati. Pada unggas petelur pemberian
tepung udang maksimal 7%, sedangkan untuk ayam
pedaging antara 8% sampai 14%.

1.2.1.3. Tepung Bulu.
Bulu ayam sebagai hasil sampingan pemotongan
ayam potong dapat di olah menjadi tepung bulu.
Tepung bulu ini berasal dari bulu yang dikeringkan
dan kemudian digiling. Protein kasar dalam tepung
bulu berkisar antara 82%-91%. Dari kandungan
yang begitu tinggi hanya sebagian kecil saja yang
dapat di manfaatkan unggas.
Tepung bulu mempunyai energi metabolik (ME)
sebesar 2354 kalori /kg . 35% asam amino dalam
tepung bulu tidak bisa dimanfaatkan oleh unggas
dan dikeluarkan lagi.

1.2.1.4. Lemak Hewan
Untuk mencapai energi metabolis yang dikehendaki
pakan unggas sering di tambah dengan lemak
selain itu bisa pula berasal dari minyak kelapa.
Lemak hewan yang akan digunakan sebaiknya
dibeli dalam jumlah yang diperlukan saja, bila perlu
disimpan hendaknya dalam bentuk minyak.
Cara penggunaannya adalah dengan
mencampurkan lemak atau minyak dengan bahan
terkecil dalam formula dan aduk hingga rata. Lemak
dapat juga digunakan sebagai bahan appetizer,
karena lemak hewan/lemak nabati merupakan
makanan yang di gemari unggas.

1.2.1.5. Tepung Darah
Darah merupakan limbah rumah potong hewan.
Kualitas tepung darah untuk pakan unggas dari segi
kesehatan tergantung pada bagaimana bahan itu
diperoleh dari rumah potong. Bila penampungan
darah bercampur dengan kotoran, maka bahan
tersebut tidak layak di untuk digunakan sebagai
bahan pakan unggas dan sebaliknya bila berasal
dari tempat yang bersih maka bahan tersebut
memenuhi syarat sebagai bahan pakan unggas.
Tepung darah mengandung 80% protein kasar,
tetapi kurang akan asam amino isoleusin, rendah
Direktorat Pembinaan SMK 2008

kalsium dan phosphor. Tepung darah mengandung
1,6% lemak dan 1% serat kasar. Tepung darah
tidak dapat sepenuhnya dapat digunakan oleh
unggas, hanya 60% asam amino yang dapat
digunakan. Tepung darah dalam ransum maksimum
4%.
Selain kelima hal tersebut di atas masih ada
beberapa bahan lain yang berasal dari hewan
antara lain sisa rumah potong hewan, limbah
penetasan, tinja unggas, tepung tulang, tepung
kerang dan lain-lain.

1.2.2. Bahan Pakan Nabati.
Bahan pakan asal tumbuhan untuk unggas dibagi
atas bahan makanan yang biasa digunakan (jagung,
dedak,bungkil kacang kedelai, bungkil kelapa,
minyak nabati ) dan bahan makanan yang tidak
lazim digunakan (bungkil kacang tanah, ubi kayu
dan lain-lain). Bahan pakan nabati merupakan
bahan pakan asal biji-bijian yang menjadi sumber
energi bagi ternak. Bahan pakan nabati kandungan
serat kasarnya cukup tinggi. Berikut adalah
beberapa bahan pakan asal nabati :

1.2.2.1. Jagung kuning.
Jagung kuning tidak dapat dijadikan bahan pakan
sumber protein bagi unggas, karena kandungan
protein yang agak rendah dan defisiensi asam
amino. Kandungan protein dan asam amino yang
rendah sangat terkait dengan varietas dan faktor
lingkungannya. Kandungan asam amino jagung
belum mencukupi kebutuhan untuk unggas
sehingga penggunaan jagung kuning yang
berlebihan untuk menyebabkan kebutuhan asam
amino terancam. Kelebihan jagung kuning adalah
kandungan Xanthophyll yang menyebabkan warna
kuning pada kaki ayam, kulit broiler dan kuning telur.
Bahan pakan ternak, terutama bahan pakan utama
asal nabati dan hewani harus tahan lama yang
berarti bahwa bila disimpan tidak berubah bentuk
fisik, tetap kuning, tidak berubah kandungan
nutrisinya. Sebagai contoh jamur, fusarium roseum
yang dapat berkembang selama penyimpanan di
gudang dapat meyebabkan kualitas telur menurun.

1.2.2.2.

Dedak Halus.

Dedak halus adalah bahan pakan yang paling
banyak digunakan setelah jagung. Dedak
merupakan limbah proses pengolahan gabah dan
tidak dikonsumsi oleh manusia. Dedak mempunyai
kandungan serat kasar 13%, sedangkan unggas
tidak mampu mencerna serat kasar lebih dari 4%.
Hal ini merupakan pembatas nutrisi yang
menyebabkan dedak halus tidak dapat digunakan
secara berlebihan.
Kandungan nutrisi dedak adalah kandungan protein
kasar 13,5% dan kandungan energi metabolis
sebesar 1890 kalori/kg. Sedangkan asam amino
dedak memang lengkap, tetapi tidak memenuhi

Agribisnis Ternak Unggas
kebutuhan sehingga perannya sebagai penyedia
asam amino tidak dapat diandalkan, demikian pula
vitamin dan mineral.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dedak
bukan merupakan bahan pakan sumber nabati yang
andal dan hanya bersipat pelengkap saja. Dedak
dewasa ini telah digantikan oleh limbah gandum
yang mempunyai kualitas lebih baik daripada dedak.
Penggunaan dedak lebih di karenakan oleh
ketersediaan dan harga yang murah.
Pemeliharaan kualitas dedak dapat dilakukan
dengan memeriksa baunya, bila sudah tercium
tengik atau bau tidak normal lainnya tertanda bahwa
dedak tersebut sudah mulai rusak. Kemudian
warnanya, dedak yang normal berwarna coklat
terang, bila sudah putih atau kehijau-hijauan
tertanda dedak sudah rusak. Untuk melihat
pemalsuan, dapat dilakukan dengan memasukkan
sedikit dedak kedalam segelas air bening, bila
banyak yang mengambang berarti dedak telah
dicampur gilingan kulit padi.
Selain itu dapat diberikan parutan lugol 10% pada
dedak yang sudah dicampur air. Makin berwarna
merah berarti kandungan Serat Kasar-nya tinggi,
maksimum hanya 10% yang diterima.
Terakhir untuk melihat apakah dedak tersebut
banyak dicampur dengan kapur halus, maka
ditambahkan larutan Hcl. Bila banyak berbuih
berarti banyak campuran kapur halusnya.

1.2.2.3. Kacang Kedelai dan
Limbahnya.
Syarat pakan dapat digunakan sebagai bahan
pakan unggas adalah bahan-bahan pakan tersebut
tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. Kacang
kedelai merupakan sumber protein nabati bagi
unggas. Kelemahan dari kacang kedelai adalah
kesediaannya yang kadang-kadang ada, kadangkadang tidak ada serta adanya kandungan “anti
tripsin” pada kedelai mentah. Kacang kedelai masih
digunakan oleh manusia untuk membuat tahu dan
tempe sehingga limbah kacang kedelai yang banyak
digunakan untuk pakan unggas, berupa bungkil
kedelai sebagai pendamping tepung ikan. Bungkil
kacang kedelai mengandung protein berkisar antara
42% sampai 50%, tetapi tidak ada methionin.
Energi metabolis bungkil kacang kedelai berkisar
antara 2825 – 2890 kalori / kg. Untuk unggas
pedaging bahan ini cukup membantu sebagai
sumber energi di samping jagung kuning. Bungkil
kacang kedelai mempunyai kandungan serat kasar 
6%, kandungan kalsium dan phosphor juga lebih
baik disbanding dengan biji-bijian bahan pakan
unggas lainnya.

1.2.2.4. Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa merupakan bahan pakan sumber
protein asal nabati. Kandungan protein kasar
Direktorat Pembinaan SMK 2008

bungkil kelapa berkisar antara 20%-26%. Hal ini
yang menjadi dasar mengapa bungkil kelapa
digunakan sebagai pendamping tepung ikan dan
jagung kuning.
Kelemahan bungkil kelapa adalah kandungan
minyaknya masih tinggi dan mudah menjadi tengik.
Ketengikkan ini akan mengganggu selera makan
unggas dan pencernaannya. Oleh sebab itu pabrik
pakan unggas jarang menggunakan bungkil kelapa
dalam komposisinya.

1.2.2.5. Minyak Nabati.
Minyak nabati merupakan salah satu bahan pakan
unggas yang banyak digunakan untuk unggas
pedaging. Hal ini karena unggas pedaging
memerlukan energi tinggi yang biasanya hanya
berasal dari minyak. Minyak nabati yang sering
digunakan untuk pakan unggas adalah minyak
kelapa dan sejenisnya. Selain itu minyak dalam
pakan unggas juga akan menambah selera makan,
dan sifat berdebu pada pakan “all mash”.
Minyak nabati yang digunakan hendaknya minyak
yang berkualitas, artinya tidak mudah rusak dan
tidak mudah tengik. Sebagai sumber energi
pendukung, minyak bukan bahan pakan utama
sebagai sehingga persentase penggunaannya tidak
baku bahkan boleh tidak di gunakan.
Di samping kelima bahan pakan nabati di atas
masih banyak bahan pakan asal nabati yang
lainnya, misalnya bungkil kacang tanah, ubi kayu
dan hasil olahannya, hijauan untuk unggas dan
bahan makanan lainnya.

1.2.3. Premix Mineral
Premix mineral merupakan campuran antara vitmin,
mineral mikro, asam amino bahkan beberapa
produk menambahkan antioksidan. Jenis premix
mineral bermacam-macam tergantung pabrik
pembuatnya. Cara penggunaan sebaiknya
mengikuti rekomendasi pabrik pembuatnnya.

1.3. Identifikasi Bahan Baku
Pakan Konsentrat
Bahan pakan yang baik mempunyai tekstur, aroma
dan warna yang khas untuk setiap jenis. Kita perlu
mengetahui karakter masing-masing jenis bahan,
agar jika membeli kita bisa memperoleh bahan
pakan sesuai dengan yang dikehendaki. Identifikasi
bahan baku Pakan konsentrat terdapat pada
tabel ......

Tabel ......... Indentifikasi Pakan Konsentrat
No

Bahan

Tekstur

Aroma

Warna

1.

Ampas Bir

Tepung halus,

Alkohol

Coklat muda

2.

Ampas Brem

Butiran

alkohol

Kekuningan

3.

Ampas Kecap

Butiran kasar

Kecap

Coklat muda

4.

Ampas Tahu

Tepung basah

kedelai

Putih

5.

Biji Kapas

butiran

Harum

hitam

6.

Bungkil Biji Kapas
(Expeller)

Tepung kasar

Harum

Hitam

7.

Bungkil Kacang
Tanah(Expel)

Butiran kasar

Kacang tanah

Agak putih

8.

Bungkil Kedelai 44/7

Butiran kasar

kedelai

9.

Bungkil Kelapa

Tepung campur
butiran

10.

Bungkil Kopra

Tepung campur
butiran

11.

Dedak Gandum

Tepung

12.

Dedak Jagung (37% Pati)

Tepung

Wangi
minyak
kelapa
Wangi
minyak
kelapa
Seperti
gandum
Jagung

Putih
kekuningan
Coklat

13.

Dedak Padi 15-30% Serat

Tepung kasar

Wangi beras

Coklat muda

14.

Dedak Padi 1-9% Serat

Tepung halus

Wangi beras

Coklat muda

15.

Dedak Padi 9-15% Serat

Tepung
kasar

Wangi beras

Coklat muda

16.

Dicalsium Pospat

Tepung

menyengat

Putih

17.

Garam Dapur

Butiran

Khas garam

putih

18.

Jagung Kuning

Butiran

Kuning

19.

Kapur

20.

Kedelai BS

Tepung
berdebu
Butiran

Harum
jagung
Aroma
Kerang
Kurang segar

21.

Kedelai Sangrai

Butiran

22.

Kulit Coklat

Potongan kulit

23.

Kulit Kacang Tanah

Potongan kulit

agak

harum
kedelai
Harum coklat
Harum
kacang

Coklat
Putih
kecoklatan
Putih
kecoklatan

Putih
Coklat
kehitaman
Coklat muda
Kecoklatan
Coklat muda

No

Bahan

Tekstur

Aroma

Warna

24.

Kulit Kedelai

Potongan kulit

Kecoklatan

25.

Kulit Kopi

Potongan kulit

Harum
kedelai
Harum kopi

26.

Lemak Ternak

Padat

Putih

27.

Lumpur Sawit

Cair

Seperti
daging
Harum sawit

28.

Mineral Sapi

Tepung

Bau kerang

29.

Minyak Sawit

cair

Harum sawit

Putih
kecoklatan
kuning

30.

Monokalsium Pospat

Tepung

Putih

31.

Onggok

Butiran kasar

Bau
agak
menyengat
Apek

32.

Palm Kernel Meal
(Expeller)

Tepung
berminyak

Harum sawit

coklat

33.

Palm Kernel Meal
(Solvant)

Tepung

Harum sawit

Coklat

34.

Premix Mineral

Tepung

Bau kerang

Abu-abu

35.

Serat Sawit Fermentasi

Serat butiran

Harum sawit

Coklat

36.

Singkong kering

Batangan atau
potongan

Apek

Putih pucat

37.

Tepung Bunga Matahari
(Exp)

Tepung

Harum

Kecoklatan

38.

Tepung Kerang

Bau laut

Putih pucat

39.

Tepung Tulang

Bau daging

Putih pucat

40.

Tetes Tebu

Tepung
berdebu
Tepung
berdebu
Cair kental

Kecoklatan

41.

Ubi Jalar

Potongan

Tebu
gula
Apek

42.

Urea

Butiran

Amoniak

atau

Kehitaman

Kecoklatan

Putih abu-abu

Putih
kekuningan
Putih

Limbah tersebut dapat diperoleh dari pengolahan hasil pertanian, misalnya tetes hasil limbah pabrik gula, dedak
limbah pengolahan padi dll. Bahan baku lokal dapat diperoleh dengan membeli ke sentra-sentra penghasil bahan
tersebut. Misalnya untuk bahan onggok, dapat dibeli di Lampung. Tetes dapat dibeli dari pabrik gula di Lampung,
Cirebon, Klaten, Yogya dll. Beberapa bahan seperti bungkil kedelai, bungkil atau biji kapas, pollard, dll masih di
impor dari luar negeri. Kita dapat mengimpor bahan pakan dan menjualnya kembali ke pasar lokal. Pemasaran
bahan pakan dapat dilakukan dengan penjualan langsung ke peternak atau perusahaan peternakan, bisa juga
melalui pengecer bahan pakan seperti poultry shop dan koperasi.

2. Nutrisi Bahan Pakan Pakan
Kandungan nutrisi bahan pakan yang perlu dipertimbangkan dalam formulasi pakan adalah protein kasar (Crude
protein), ME (metabolisme energi, kadar air (berat kering), lemak, serat kasar, kalsium (Ca), phspor (P), asam

amino lisin dan methionin. Asam amino metionin dan lisine dipertimbangkan karena kedua asam amino tersebut
konsntrasinya paling sedikit dalam bahan pakan, sehingga dengan memenuhi kedua asam amino tersebut,
kebutuhan asam amino lainnya sudah cukup. Tabel komposisi pakan tertera pada tabel.....

Tabel.... Komposisi Bahan Pakan

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

BAHAN
biji kapas
bungkil biji kapas
(expeller)
bungkil kacang
tanah(expel)
bungkil kedelai
44/7
dedak gandum
dedak jagung
(37% pati)
dedak padi 1530% serat
dedak padi 1-9%
serat
dedak padi 9-15%
serat
dicalsium pospat
DL Methionine
garam dapur
jagung kuning
kapur
kedelai sangrai
L Lisine HCl
lemak ternak
lumpur sawit

BK
(%)
92.0

ME
(Kkal/kg)
2,920

CP
(%)
23.0

Lisin
(%)
0.00

Meth
(%)
0.00

M+C
(%)
0.00

SK
(%)
19.10

Lemak
(%)
21.30

Ca
(%)
0.20

P
(%)
0.73

93.0

2,320

40.9

1.59

0.55

0.55

12.00

3.90

0.20

1.05

90.0

2,500

42.0

1.26

0.45

0.52

12.00

7.30

0.16

0.56

86.6
86.6

2,120
1,710

43.0
15.2

2.75
0.61

0.65
0.25

1.33
0.59

6.50
9.20

1.80
3.60

0.30
0.11

0.65
1.15

89.0

2,520

12.0

0.49

0.23

0.49

6.00

5.80

0.10

0.50

89.8

1,000

7.0

0.34

0.13

0.26

24.00

7.00

2.40

1.60

89.9

2,950

13.6

0.65

0.27

0.54

6.10

15.60

2.33

1.57

89.2
99.0
99.7
95.0
89.0
99.0
88.5
98.5
99.5
93.1

2,200
0
2,360
0
3,350
0
3,300
3,730
8,500
2,840

13.3
0.0
58.0
0.0
8.5
0.0
37.0
94.5
0.0
13.3

0.63
0.00
0.00
0.00
0.22
0.00
2.27
78.00
0.00
0.00

0.27
0.00
99.00
0.00
0.20
0.00
0.51
0.00
0.00
0.00

0.53
0.00
99.00
0.00
0.35
0.00
1.03
0.00
0.00
0.00

11.90
0.00
0.00
0.00
2.10
0.00
5.80
0.00
0.00
16.30

10.20
0.00
0.00
0.00
3.80
0.00
18.80
0.00
99.90
18.85

2.35
24.00
0.00
0.00
0.02
38.00
0.23
0.00
0.00
0.30

1.58
18.00
0.00
0.00
0.28
0.00
0.52
0.00
0.00
0.19

NO
19
20
21
22
23
24
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

3.

BAHAN
mineral sapi
minyak sawit
monokalsium
pospat
onggok
palm kernel meal
(Expeller)
palm kernel meal
(Solvant)
premix mineral
serat sawit
fermentasi
singkong (pati
63%)
singkong (pati
73%)
tepung biji kapas
(expel)
tepung bulu ayam
hidrolisis
tepung bunga
matahari (exp)
tepung daging
tulang
tepung darah
tepung groundnut
(Expel)

BK
(%)
99.0
76.6

ME
(Kkal/kg)
0
8,600

CP
(%)
0.0
15.3

Lisin
(%)
0.00
0.00

Meth
(%)
0.00
0.00

M+C
(%)
0.00
0.00

SK
(%)
0.00
0.00

Lemak
(%)
0.00
57.20

Ca
(%)
15.00
0.00

P
(%)
5.00
0.00

99.0
90.1

0
0

0.0
2.8

0.00
0.00

0.00
0.00

0.00
0.00

0.00
8.26

0.00
0.67

16.00
0.00

22.50
0.00

92.7

2.913

14.6

0.44

0.32

0.52

15.70

9.80

0.20

0.46

89
98.0

3.128
0

15.3
0.0

0.52
1.50

0.34
2.00

0.61
0.00

15.60
0.00

1.80
0.00

0.24
0.00

0.56
0.00

94.2

2,930

10.2

0.00

0.00

0.00

40.10

5.10

0.57

0.17

86.4

2,770

2.5

0.08

0.03

0.05

4.50

0.00

0.15

0.10

87.5

3,090

2.0

0.07

0.03

0.05

3.30

0.00

0.15

0.10

89.9

1,840

37.1

1.41

0.59

1.22

16.80

6.90

0.24

1.09

93.0

3,276

81.0

2.28

0.57

4.34

1.00

7.00

0.33

0.55

89.5

2,480

44.3

1.11

1.24

2.17

6.30

10.40

1.68

0.94

93.0
90.6

2,495
3,020

50.0
87.5

2.61
8.40

0.69
1.14

1.05
2.27

2.80
0.00

7.10
0.60

10.00
0.17

5.10
0.17

90.1

1,340

21.3

0.49

0.30

0.62

14.10

2.40

0.13

0.58

Kebutuhan Nutrisi Pakan Unggas

Kebutuhan nutrisi ayam terdapat beberapa versi. Pemerintah indonesia membuat standar tersendiri seperti tertera pada GMP (good manufacturing practice), masing-masing
perusahaan pembibitan mengeluarkan standar masing-masing dan NRC juga mengeluarkan standar tersendiri. Tabel kebutuhan NRC paling banyak dijadikan pedoman
dalam menyusun pakan unggas. Berdasarkan standar tersebut kemudian perusahaan pakan dengan sedikit modifikasi membuat pakan dengan kandungan nutrisi yang
masing-masing perusahaan sedikit berbeda. Contoh kebutuhan nutrisi pakan ayam petelur dan broiler tertera pada tabel..... dan tabel....

Table … Contoh nutrisi yang dibutuhkan ayam petelur
No

Nutrisi

0-5
minggu
starter

5-10
minggu
grower

10-16
minggu
pullet

16 mg bertelur
2% (pre

17-28 mg

28-60 mg

layer)

1
2

Energi Kkal/kg
Protein kasar(%)

2.950
20,50

2.850
20,00

Lysine (%)
1,16
1,03
Methionine (%)
0,52
0,47
M+C (%)
0,86
0,80
3
Lemak (%)
1,00
1,00
4
Mineral makro
Ca (%)
1,05
1,00
P (%)
0,15
0,16
5
Serat kasar (%)
5,00
6,00
Sumber: Rhone Phoulenc Animal Nutrition 1993 dan
konsumsi pakan, ditambahkan kalsium 50%
prelayer.

2.750
16,80

2750
17,50

2750
17.7

2750
16,3

0,78
0,35
0,63
1,00

0,87
0,38
0,68
1,00

0,82
0,41
0,70
1,00

0,75
0,38
0,64
1,00

1,00
2-2,1
3,65-4,2
4 - 4,2
0,16
0,16
0,4
0,38
8,00
8,00
8,00
8,00
NRC 1994. untuk menghindari menurunnya
granular pada pakan pada fase pullet dan

Tabel….Contoh nutrisi yang
No
Nutrisi

dibutuhkan ayam broiler komersial dan NRC

3.086
22,00
1,1
0,43
0,97
5,00

3,100
21-23
1,10
0,43
0,97
2,5-7

3.200
23-24
1,25
0,28
0,92
9,00

5

Energi Kkal/kg
Protein (%)
Lysine (%)
Methionine (%)
M+C (%)
Lemak (%)
Mineral makro
Ca (%)
P (%)
Serat kasar (%)

24 haridijual
(finisher)
3.200
20-21
1,00
0,23
0,80
10,0

0,9-1,10
0,7-0,90
4,00

0,9-1,2
0,7-1,2
5,00

1,00
0,80
5,00

1,00
0,70
5,00

6
7

Kadar air (%)
Salinomycin (ppm)

12,00
40-60

13,00
Monensim

8

Virginiamycin
(ppm)
Colistin (ppm)
Kadar abu (%)
Bentuk

2,5-5

Zink bacitracin

2-20
6,50
Butiran
(crumble)

5,00-8,00
Butiran
(Crumble)

NRC 1994

NRC 1994

1
2

3
4

9
10
11







Merek A 0-4
minggu

Merek B
0-4 minggu

0-24 hari
(starter)

salinomicin sebagai cocidostat
virginamicin dan colistin sebagai pemacu pertumbuhan
avilamicin sebagai growth promotor
monensim sebagai cocidiostat
zink bacitracin sebagai antibiotik pemacu pertumbuhan

4. Menyusun Formula Pakan
Pakan unggas harus memenuhi segala kebutuhan nutrisi bagi unggas. Unggas yang dipelihara secara intensif
mulai dari DOC sampai akhir selalu berada di dalam kandang. Oleh karena itu segala kebutuhan nutrisi unggas
harus terpenuhi dalam pakan yang diberikan. Dalam menyiapkan pakan tidak hanya mencapur bahan pakan
tetapi harus juga diketahui karakteristik unggas, serta di pahami betul bahan pakan yang digunakan .

4.1. Formulasi Pakan.
Yang dimaksud dengan formulasi ransum ternak adalah cara meramu bahan-bahan pakan ternak untuk
memenuhi kebutuhan ternak sesuai dengan tingkat produksi yang di inginkan. Di bagian atas telah diterangkan
bahwa zat-zat makanan utama yang dibutuhkan oleh ternak unggas dan harus mendapat perhatian adalah
protein dan energi. Dalam rangka penyusunan formulasi ransum ini dibutuhkan data-data tentang Kebutuhan
ternak akan zat-zat makanan dan Data komposisi zat-zat makanan dari bahan pakan yang digunakan untuk
menyusun ransum.
Dalam menyusun ransum, proses yang sebaiknya harus dilakukan adalah sebagai berikut :

Harus mengetahui kondisi ternak yang akan diberi pakan, apakah ternak dalam masa pertumbuhan,
produksi atau digunakan untuk kerja.

Menyiapkan data kebutuhan ternak akan zat-zat makanan.

Menentukan bahan pakan yang akan digunakan untuk menyusun ransum.





Menyiapkan data komposisi zat makanan dari bahan pakan yang akan digunakan.
Membentuk tabel daftar komposisi zat makanan dari bahan pakan yang akan digunakan.
Meneliti susunan zat makanan sesuai dengan kebutuhan ternak.

Apabila belum seimbang cek kembali susunan bahan pakan dan komposisi zat makanannya, dengan pertanyaan
apakah ransum telah merupakan pakan yang murah tetapi memenuhi syarat, perlu ditambahkan dengan pakan
tambahan seperti mineral, kapur dan lain-lain.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data bahan pakan, kandungan nutrisinya dan
harga produk tersebut. Dalam menyusun ransum kita dapat menggunakan beberapa cara, mulai cara segi empat
pearson yang paling mudah, metode coba-coba baik secara manual maupun dibantu software komputer sampai
software komputer otomatis yang berbasis linear programing. Pada buku ini akan penulis bahas cara menyusun
dengan metode coba-coba secara manual dan dengan software komputer
Dalam menyusun pakan perlu diperhatikan harga, batas aman maksimum dan ketersediaannya. Dari segi harga
kita harus melihat apakah dari harga per Kkal (ME) atau harga per protein. Ketersediaan yang dimaksud
mengenai jumlah, mutu dan kontinyuitasnya. Ayam yang diberi makan dengan formula yang sering berubah akan
menyebakan produksi tidak optimal.
Bahan pakan dengan kandungan energinya lebih besar dari kandungan TDN dalam ransum yang kita susun kita
klasifikasikan sebagai bahan pakan sumber energi, sedang bahan pakan dengan kandungan protein lebih tinggi
dari kandungan protein dalam ransum yang kita susun kita klasifikasikan sebagai bahan pakan sumber protein.
Harga per energi diperoleh dengan membagi harga bahan per kg dengan kandungan eneergninya, demikian juga
dengan harga per protein diperoleh dengan membagi harga per kg dengan kandungan proteinnya. Misal harga
dedak per kg Rp 1500 dengan kandungan ME 2950 kkal/kg dan protein 13,3% maka:
a.
maka harga per ME = Rp. 1500/2950 = Rp. 0,5,b.
harga per protein = Rp. 1500/13,3 = Rp. 113,Batas aman masksimum berkaitan dengan kondisi bahan pakan itu sendiri dan pengaruhnya kesehatan ayam.
Karakteristik tersebut meliputi : kandungan minyak, tekstur, aroma, berdebu, sifat beracun dll. Misalnya bungkil
sawit yang berlemak tidak boleh diberikan lebih dari 10% karena akan mudah tengik dan terlalu berminyak
menurunkan konsumsi pakan. Batas masimum tersebut diperoleh dari hasil penelitian. Sayang data tersebut
masih sulit diperoleh, sehingga peternak juga harus mengamati sendiri terhadap perilaku ayam dalam
pemeliharaan ternak ayam.
Tabel .... dan ....... menunjukkan urutan harga ME dan protein dari yang termurah sampai yang termahal. Dalam
menyusun ransum kita akan memilih bahan dengan harga yang lebih murah.

4.2. Cara Menyusun Formula
Seperti telah diketahui adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk menyusun ransum

:

4.2.1. Metode Segiempat Pearson
Metode segi empat Pearson adalah metode yang sederhana untuk mencampur 2 bahan pakan dan hanya untuk
satu nutrisi. Cara ini sering digunakan untuk mencampur premix (atau konsentrat) dan biji bijian; dan juga untuk
mencampur bahan yang kaya energi dengan bahan yang kaya protein.
Contoh: untuk ayam petelur
Terdapat 2 bahan baku yang tersedia dengan kandungan protein sebagai berikut:

Dedak mengandung protein kasar 13%

Premix konsentrat mengandung protein kasar 36%

Kita ingin mencampur pakan konsentrat dengan kandungan protein kasar 16% dari bahan baku dedak dan
premix konsntrat. Berapa persen dedak dan premix konsenrat pada pakan konsentrat tersebut ?

Menggunakan metode segi empat Pearson
Dedak
13%

20 bagian
16%

Premix konsentrat
36%

3 bagian
______
23 bagian

Dedak sebanyak 36-16 = 20 bagian setara dengan 20/23x100% = 87%
Premix konsntrat 16-13= 3 bagian setara dengan 3/23x100% = 13%
Jika menyusun 100 kg pakan maka komposisinya 87 kg dedak dan 13% premix konsntrat.
4.2.2. Metoda Coba-Coba
Langkah 1.
Cadangkan 2% untuk mineral dan vitamin. Untuk pakan ayam petelur dewasa bisa dicadangkan sekian % untuk
kapur atau tepung kerang (antara 5-10%)
Langkah 2
Tambahkan bahan yang diinginkan dalam jumlah persentase minimum dalam pakan, misal tepung darah
sebanyak 2%
Langkah 3.
Tambahkan 30% bahan yang mempunyai Kandungan energi lebih tinggi dari yang dibutuhkan pada ransum yang
akan disusun, pilih bahan yang harga energinya paling murah, tetapi jangan melebihi batas aman maksimum.
Misal : penngunaan dedak pada ayam broiler dibatasi tidak lebih dari 30% karena akan menaikkan kadar erat
kasar diatas kebutuhan.
Langkah 4.
Tambahkan 18% bahan yang memiliki kandungan protein lebih tinggi dari protein yang dibutuhkan, pilih bahan
dengan harga protein paling murah tetapi jangan melebihi batas aman maksimum,
Langkah 5.
Tambahkan sejumlah persentasi, bahan baku sember energi, jumlahkan berapa nutrisi pakan dan bandingkan
dengan total kebutuhan nutrisi. Pilih dan tambahkan 10% bahan yang kekurangan. Teruskan menambah 10%
dan seterusnya sampai mencapai 100%
Langkah 6.
Kadang-kadang diperlukan untuk mengganti beberapa bahan dengan yang lain untuk mencapai perbandingan
(tingkat) yang diinginkan dari energi, protein dll.

4.2

Tabel..... Format bantu formulasi dengan metode coba-coba
Bahan
baku

Jumlah
(%)

CP
(%)

ME
(kkal/kg)

Ca (%)

P
(%)

Harga
/kg

Latihan :
Susunlah pakan ayam petelur dewasa dengan kandungan nutrisi : kadar protein 17% dan
metabolisme energi (ME) = 2750 kkal/kg. Jika disediakan bahan baku sbb:
Tabel..... Data Bahan Baku pakan
No

Jenis barang

PK(%)

ME
(Kkal/kg)

Ca
(%)

P
(%)

harga
per kg

bungkil kelapa
sawit
13.00
1,900
0.18 0.46
1500
dedak jagung
12.00
1,719
0.1
0.5
1500
dedak padi
13.00
1,940
2.4
1.6
1500
Molases
8.50
3,320
0.67 0.05
1500
dedak
5 gandum/pollar
12.00
1,800
0.11 0.15
1600
bungkil kacang
6 tanah
39.10
2,520
0.18 0.57
2000
7 bungkil kelapa
20.00
1,950
0.11 0.44
2000
8 jagung kuning
8.70
3,340
0.02 0.28
2500
9 bungkil kedelai
52.08
3,350
0.3 0.65
6500
10 tepung ikan
70.00
3,020
3.5
2.6
9000
11 tepung darah
87.50
2,290
0.17 0.17 10000
Data diolah dari berbagai sumber, NRC 2004 untuk kepentingan simulasi, kandungan nutrisi dari tabel yang
berbeda dan harga bahan baku bisa bervariasi.
1
2
3
4

Tabel..... Daftar Bahan Baku Pakan dan urutan harga per protein
No

Jenis barang

PK(%)

1

bungkil kacang tanah

39.10

2

bungkil kelapa

3

tepung darah

4

harga pe kg

harga
per
protein

2000

51

20.00

2000

100

87.50

10000

114

dedak padi

13.00

1500

115

5

bungkil kelapa sawit

13.00

1500

115

6

bungkil kedelai

52.08

6500

125

7

dedak jagung

12.00

1500

125

8

tepung ikan

70.00

9000

129

9

dedak gandum/pollar

12.00

1600

133

10

Molases

8.50

1500

176

11

jagung kuning

8.70

2500

287

Tabel.... Daftar bahan baku Pakan dan urutan harga ME
No

Jenis barang

ME (Kkal/kg)

harga per kg

harga
ME

per

1

dedak padi

3,350

1500

0.45

2

dedak jagung

2,520

1500

0.60

3

jagung kuning

3,340

2500

0.75

4

bungkil kelapa sawit

1,950

1500

0.77

5

Molases

1,900

1500

0.79

6

dedak gandum/pollar

1,800

1500

0.83

7

bungkil kelapa

1,940

2000

1.03

8

bungkil kacang tanah

1,719

2000

1.16

9

bungkil kedelai

3,320

6500

1.96

10

tepung darah

3,020

10000

3.31

11

tepung ikan

2,290

9000

3.93

Hasil formulasi dengan metode coba-coba

bahan baku

Jumlah

CP (%)

ME

Ca (%)

P (%)

Harga

premix mineral

2

0.000

0.000

kapur

7

0.000

0.000

2.100

0.000

35

tepung darah

2

1.750

45.800

0.003

0.003

200

dedak padi

30

3.900

1005.000

0.720

0.480

450

bungkil kedelai

18

9.374

597.600

0.054

0.117

1170

periksa

59

15.024

1648.400

2.877

0.600

2055

dedak jagung

10

1.200

171.900

0.010

0.050

150

perksa

69

16.224

1820.300

2.887

0.650

2205

nutrisi ransum

69

11.730

1897.500

2.070

0.483

jagung

10

0.870

334.000

0.002

0.028

250

periksa

79

17.094

2154.300

2.889

0.678

2455

jagung

10

0.870

334.000

0.002

0.028

150

periksa

89

17.964

2488.300

2.891

0.706

2605

jagung

11

0.957

367.400

0.002

0.031

275

100

18.921

2855.700

2.894

0.737

2880

2750

3

0.7

jumlah
Ransum yang
diinginkan

16-17%

200

Kandungan CP (Crude protein) dihitung dengan rumus Jumlah persen x kandungan CP dibagi 100, demikian juga dengan kandungan nutrisi
lainnya dan harga. Misal dedak padi 30%, maka jumlah CP = (30 x 13)/100 = 3,9 %, dst
Hasil penyusunan ransum diatas menunjukan bahwa kandungan protein terlalu tinggi. Untuk itu jumlah sumber protein (bungkil kedelai)
bisa dikurangi misal 3-4% dan diganti dengan sumber energi misal jagung/dedak. Kandungan kalsium masih terlalu rendah, untuk
mengatasi bisa diberikan kalsium secara terpisah dengan menabur pada tempat pakan, penambahan prosentase kapur akan menyebabkan
pakan berdebu dan kurang disukai ayam.

4.2.3. Perhitungan dengan Software Komputer
Perhitungan formulasi pakan dengan soft komputer sangat mudah. Kita tinggal membeli soft ware jadi, namun harganya mahal sekitar
Rp.200.000.000. software yang dijual ada yang otomatis dengan basis linear programin atau semi otomatis dengan basis program borland
atau excel. Pertama kita harus membuat kebutuhan nutrisi pakan yang akan kita susun, kedua membuat daftar nutrisi bahan pakan lengkap
dengan harganya.
4.2.3.1. Otomatis
Pengoperasian software otomatis sangat mudah. Kita masukan kebutuhan nutrisi pakan yang akan disusun, kemudian kita pilih bahan baku
yang tersedia, dan komputer akan memberikan formulasi sesuai dengan yang kita miliki dalam waktu sedetik.

4.2.3.2. Semiotomatis
Pada software ini sama harus memasukan data kebutuhan pakan yang akan disusun (Requirement) dan kandungan nutrisi bhan pakan
(ingredient listing). Kemudian kita memilih bahan pakan berdasarkan harga termurah dan dicoba-coba sampai formulasi menghasilkan
formula dengan nutrisi yang kita kehendaki.
Contoh hasil perhitungan untuk pakan ayam broiler starter tertera pada Tabel ........ Kebutuhan :

Protein Kasar 22%,

ME 3200 kkal/kg,

Lysine 1,2%,

methionin 0,5%,

crude fiber (Serat Kasar) 5%,

Ca 1%

P 0,8 %

Harga