Film yang mengkisahkan tentang seorang a (1)

Film yang mengkisahkan tentang seorang anak cwo pendiam
bernama Joshua (Ramon Y.Tungka) yang memiliki tekanan
akibat perlakuan yang tidak mengenakan dari teman-teman
di sekolahnya dan terlebih juga karena sifat kedua
orangtuanya. Mamihnya Joshua yang acuh tak acuh dan
Papihnya yang selalu menggunakan kekerasan pada Joshua.

Joshua merasa dirinya tidak pernah benar dimata kedua
orang tuanya, dan di sekolahnya pun ia selalu diganggu dan
dijaili oleh tim basket yaitu Jerry,dkk. Perlakuan Jerry,dkk itu
tidak pernah menjadi pertimbangan bagi pihak sekolah
karena orangtua Jerry merupakan salah satu pengkontribusi
sumbangan fasilitas sekolah yang mengakibatkan sang
kepala sekolah yaitu ibu Manda selalu berterimakasih yang
walaupun itu merupakan salah satu cara dari orangtua Jerry

agar anaknya yang selalu mendapatkan nilai buruk bisa terus
naik kelas.

Joshua sempat dekat dengan salah satu gadis di sekolahnya
yaitu Cathy (Metha Yunatria) yg merupakan pacar dari salah

satu teman Jerry. Joshua yang pendiam dan terkesan aneh
membuat ia semakin dijaili oleh Jerry,dkk.

Dalam diamnya Joshua ternyata ada salah satu cwe yang
bersimpati terhadapnya, yaitu sabina (Sheila Marcia). Sabina
mengerti apa yg Joshua rasakan karena sabina merasa ia pun
seperti Joshua yang merasakan suatu tekanan, walaupun
bukan tekanan dari teman-teman disekolahnya seperti yg
Joshua rasakan.
Sebenarnya ada salah satu orang lagi disekolah yang
bersimpati pada Joshua, yaitu guru BP nya, ibu Miranda.
Beliau selalu berusaha keras untuk membujuk Joshua agar ia
jujur atas masalah yang dialaminya, termasuk jujur atas
segala tindakan teman-temannya dan seluruh tekanan batin
yg Joshua rasakan hingga membuatnya seperti orang aneh,
namun Joshua hanya bungkam dan tidak mempercayai
siapapun, hingga tiba saatnya dimana kenekatan Joshua
dimulai !!

Joshua membeli sebuah pistol dengan 1 peluru, kemudian ia

mencuri 6 kertas penggilan murid milik Bu Miranda dan
segera menulis keenam nama-nama teman-temannya yang
ia kehendaki lalu memanggil mereka dengan panggilan surat
BP tsb.

Sesampai keenam anak itu didalam, Joshua pun beraksi !
ia menyandra keenam temannya itu dengan ancaman pistol
yang digenggamnya.
Tindakan Joshua itu diketahui oleh Sabina dan sabina
langsung memberi tahu kepada ayahnya yaitu kapten
Margono dari kepolisian.

Saat itu didalam ruangan Joshua terus melampiaskan
kekesalannya pada keenam teman yang disandranya. Tiga
cwe termasuk Cathy, dan ketiga cwo dari tim basket
termasuk Jerry.

dan akhirnya dipanggilah ibu Miranda, guru BP yang selalu
menangani Joshua disekolah. Ia berusaha membujuk Joshua
lewat Speaker agar Joshua segera menghentikan

penyandraannya, namun upaya itu tidak membuahkan hasil
meskipun Bu Miranda telah mengirimkan makanan sesuai
permintaan Joshua.

Sebenarnya sederhana keinginan dari Joshua, ia hanya ingin
dihargai dan dipentingkan, namun ia bertindak dengan cara
yang salah.

SINGKAT CERITA...
akhirnya Joshua bilang pada Kapten Margono lewat
komunikasi orari, ia bilang bahwa akan membebaskan ketiga
cwe yg ia sandra! Kapten Margono sempat bernegosiasi agar
semuanya dibebaskan namun Joshua tetap bersikukuh untuk
hanya melepaskan wanita saja!

Selepas itu Joshua langsung menghakimi Jerry,dkk. Ia
menyuruh kedua teman Jerry untuk memperlakukan Jerry
sesuai dengan apa yg pernah Jerry lakukan padanya dulu!
Bu Manda selaku kepala sekolah sangat panik dan menjadi
salah satu orang yang dipojokkan karena tidak pernah

membela Joshua malah selalu membela Jerry!
Diakhir film Joshua menggantung Jerry diatas loteng seperti
yg pernah Jerry lakukan dulu padanya, yaitu saat Joshua
digantung diatas pagar dan ditertawai oleh semua temantemannya.
Haru biru mulai terasa disini.

Komunikasi yang sempat terhubung lewat orari antara Joshua
dengan Ibu BP, kemudian Joshua dengan kedua orangtuanya
benar-benar membuat miris hati penonton.
Dengan sigap para polisi berencana menyergap Joshua dari
belakang, namun baru beberapa langkah ketika para polisi
ingin beranjak menyergap, sebua pistol ditangan Joshua
mengahntam kepalanya. Joshua bunuh diri, seketika
meninggal dihadapan seluruh orang yang menontonnya
diatas loteng, termasuk kedua orangtuanya.

Resensi Film Favorit: CATATAN AKHIR SEKOLAH

Judul: CATATAN AKHIR SEKOLAH
Sutradara: Hanung Bramantyo

Skenario: Salman Aristo
Pemain: Ramon J. Tungka, Marcel Chandrawinata, Vino G. Bastian
Produksi: Rexinema
Sudah mulai jengkelkah kita dengan film-film remaja di televisi? Remaja cantik versus
remaja jahat dengan cerita dan persoalan di luar akal sehat?

Alhamdulillah, sutradara Hanung Bramantyo (memulai debutnya dengan film Brownies)
dan penulis skenario Salman Aristo tidak masuk dalam kategori sineas klise yang ingin
asal bikin film. Jadi, jangan kaget dan silakan terkesiap ketika muncul adegan awal yang
orisinal--untuk ukuran sinema Indonesia--dan dahsyat itu. Kamera yang dipegang
Tommy Jepang pada awal adegan awal berlangsung tanpa jeda, tanpa cut, selama
delapan menit yang panjang. Rekaman itu memperkenalkan kehidupan anak-anak SMU
Fajar Harapan yang kita kenal sebagai sebuah keseharian di lorong-lorong sekolah, di
lapangan basket, di toilet, di dalam kelas, di luar kelas, di ruang pemutaran film, atau di
kantin.

Adalah tiga lelaki SMA atau kelompok A3 yang "cupu" (culun punya = ini istilah masa
kini untuk para pecundang). Mereka terdiri dari Agni (Ramon J. Tungka), kepala geng
berkacamata, keras kepala, dan penuh teori; Alde (Marcel Chandrawinata, pemain baru
dengan penampilan bersinar), sosok yang paling ganteng tapi pemalu dan anggota

band di sekolahnya; dan Arian (Vino Bastian), yang meledak-ledak (setiap ledakan
ditunjukkan dengan akting yang sama: sepasang tangan yang sibuk dengan suara yang
nyaring), setia kawan, dan menggampangkan persoalan.

Untuk menggebrak "sejarah" dan menghancurkan citra "cupu", ketiga pecundang ini
bersepakat membuat sebuah film dokumenter tentang kehidupan sekolah mereka:
bagian gelap dan bagian penuh cahaya. Rekaman tentang mereka yang hidup dari
menyontek dan mereka yang "tidak pernah menyontek seumur hidup". Atau rekaman
anak masjid yang memulai kalimatnya dengan kutipan ayat Quran hingga membuat
ketiga anak ini buru-buru salat karena ingin menjauhkan diri dari api neraka.

Rekaman tentang mereka yang kabur dari kelas dan klepas-klepus merokok di belakang
sekolah; mereka yang OD (overdosis) narkoba; tentang seorang kekasih sialan yang
kasar bernama Ray (Christian Sugiono) yang menampar pacarnya yang jelita dan
ringkih, Alina (Joanna Alexandra). Tetapi dokumenter ini juga merekam mereka yang
memberikan cahaya pada pendidikan, seperti guru-guru yang mengajar karena
memang percaya bahwa setitik kontribusi dalam kelas adalah fondasi pada karakter
anak-anak.

Ide cerita yang lahir dari Salman Aristo yang, menurut pengakuannya, "diawali oleh rasa

sebal yang luar biasa saat menonton tayangan remaja di televisi" adalah sebuah upaya
dokumentasi yang menjungkirbalikkan semua tayangan sinetron remaja di televisi.
Artinya, film ini "melawan" stereotip sinetron, yang selalu menunjukkan tokoh anakanak SMA yang baik (cantik atau ganteng) versus yang jahat (cantik, jahat, judes, dan
penuh muslihat di luar akal sehat) yang lantas diwarnai dengan satu sosok nerd yang
berkacamata tebal, yang hanya dirubung siswa pada saat ulangan, atau satu sosok
gendut atau bencong yang fungsinya untuk ditertawakan penonton.

Film Catatan Akhir Sekolah adalah bentuk yang mendekati realitas anak-anak sekolah
masa kini, justru karena para sineasnya tak harus memajang wajah-wajah ganteng dan
kemewahan yang tak masuk di akal. Wajah 1.000 figuran anak sekolah yang "cuma"
figuran itu tampil berkeringat, bau angkot dan metromini, diselingi shot-shot toilet jorok
SMA atau upaya masturbasi seorang siswa lelaki yang mengintip rok siswi di kelasnya,
yang tampak begitu nyata dan tidak dipulas kosmetik apa pun.

Jika sosok Pak Boris (Joshua Pandelaki yang tampil komikal) disajikan sebagai tokoh
antagonis--kepala sekolah genit, korup, dan diskriminatif--tentu saja karena sutradara
Hanung Bramantyo dan penulis Salman Aristo pada akhirnya membutuhkan contoh
karakter amoral yang harus diberi ganjaran. Pembuktian? Bukankah tiga anak ini tengah
membuat film dokumenter? Anda bisa menebak, akhir film ini kemudian jadi banyak
keinginan seperti penyakit film Hollywood dan film Indonesia yang kepingin betul

penontonnya merasa "plong".

Film dokumenter yang bagus banget itu disajikan dalam pesta akhir tahun sekolah. Ini
termasuk tingkah polah Pak Boris dengan duit yang menghebohkan khalayak penonton.
Seiring keramaian pesta itu, persoalan cinta kelompok A3 itu sekaligus "diselesaikan";
murid korban narkoba itu tampak "kembali ke jalan yang benar"; murid sialan yang
beraninya gampar cewek itu cemberut melihat tayangan dirinya; dan seterusnya.

Oh ya, dan malam itu juga Pak Boris yang korup dikerubungi guru dan satpam, entah
mau dibawa ke mana, mungkin ke polisi, mungkin ke "pengadilan internal". Pokoknya,
dia diganjar! Lucu. Hanung dan Salman toh ingat, dalam realitas, koruptor dan penjahat
di Indonesia jarang bisa diganjar justru karena kita hidup di negara yang paling korup di
dunia. Artinya, dalam hidup nyata, sosok Boris akan tetap hidup dengan jaya. Kelompok
A3 itu malah biasanya akan dicerca.

Akhir film yang kontradiktif dari seluruh realitas yang dibangun sejak awal mungkin
memperlihatkan: sineas Indonesia memang masih belajar. Tidak apa-apa. Ini tetap film
yang bagus, yang orisinal, layak tonton, dan layak dicatat sebagai salah satu film
Indonesia yang berani melawan kedunguan televisi.


Sinopsis : Catatan Akhir Sekolah berkisah tentang 3 remaja yang duduk dibangku 
kelas 3 SMA. Mereka adalah  remaja­remaja biasa, yang tidak terlalu menonjol di 
sekolah. Berharap supaya seluruh sekolah mengenal mereka, akhirnya mereka 
berencana membuat sebuah film dokumenter yang berisi kejadian sehari­sehari di 
sekolah mereka, yang nantinya akan ditayangkan di acara pentas seni sekolah. Nama 
ketiga anak tersebut adalah Agni (Ramon Y Tungka),  Alde (Marcel 
Chandrawinata) dan Arian (Vino G Bastian),
Agni adalah anggota klub film sekolah, namun filmnya selalu ditolak oleh
anggota yang lain. Alde adalah anak orang kaya yang aktif di ekskul band,
banyak wanita yang tergila-gila padanya. Sedangkan Arian adalah anggota
ekskul mading, namun hanya menjabat sebagai pemegang kunci mading.
Namun, dalam proses pembuatan film ini, banyak halangan yang ditempuh.
Seperti Agni yang masih memendam perasaan kepada mantan pacarnya,
Alina. Sedangkan Alina kini telah menjalani kasih dengan Ray, walau Alina
sering kali dikasari oleh Ray. Selain itu, Alde juga memendam rasa pada
sahabat Alina yang bernama Ratih, namun Alde tidak berani mengungkapkan
karena Ratih adalah anak pedagang Somay dikantin sekolah.
Cerita dimulai dengan kegaduhan di ruang ekskul film, dimana Agni sedang
memutar film buatannya kepada anggota ekskul film yang lain. film yang
sama sekali tidak bisa dimengerti dan dipahami isinya oleh anggota lain dan

akibatnya justru pertengkaran yang terjadi. Kemudian disusul oleh Arian
yang juga sedang di kejar oleh beberapa siswa untuk merebut kunci mading

dari tangan Arian. Selanjutnya Alde yang saat itu terlihat kebingungan
mengusir fans girlnya yang seringkali bertindak nekat dan kewalahan.
Siang itu, Agni, Arian, dan Alde berkumpul bersama. Sambil makan mie
ayam yang mereka pesan, ketiga bocah itu merencakan untuk membuat
sesuatu yang spektakuler di prome night. Hal tersebut semata-mata mereka
lakukan agar dikenal di seluruh sekolah dan membuktikan bahwa mereka itu
bukan cupu alias pecundang. Dengan semangat tinggi, Agni mulai bicara
tentang angan-angannya membuat film dokumentasi musikal sekolah.
Sedangkan Arian berencana membuat sebuah buku tahunan yang kongkrit!
What???
Malamnya mereka mulai menyusun ide tentang film dokumenter yang akan
mereka buat itu, dengan semangat mereka mulai menyumbangkan ide demi
ide yang berada dalam otak mereka. Arian yang ditugaskan menjadi penulis
skenario dalam film itu mulai mengungkapkan gagasannya. Film yang akan
mereka buat itu berjudul “Catatan Akhir Sekolah”. Kata Arian kepada dua
sahabatnya “ Kita sekolah itu Cuma nyatet..nyatet.. dan nyatet. Nah, film ini
yang bakalan jadi catatan akhir kita disekolah. Gimana? Cool kan?”

Lalu dimulailah rencana pembuatan film dokumenter itu. Namun apa yang
dibayangkan terkadang tidak sesuai kenyataan, baru hari pertama rencana
itu dijalankan. Mereka bertiga sudah ditangkapa satpam saat sedang
merekam di kamar mandi dan akhirnya Handycam mereka di sita oleh pak
Boris sang kepala sekolah.
Perlahan-lahan konflik pun muncul, pertengkaran kecil antara Arian dan Agni
mengakibatkan pembuatan film itu terhenti secara tiba-tiba. Dilain pihak,
Agni juga mulai sibuk mengurusi mantan pacarnya dan secara tidak
langsung dia melupakan sahabat-sahabatnya dan rencanya sendiri. sampai
suatu ketika Alde terluka karena dihajar preman-preman dan itu membuat
semuanya sadar dan kembali membuat ketiga sahabat itu berbaikan dan
kembali menyusun rencana pembuatan film dengan terstruktur dan matang.
Pagi itu, Agni, Arian dan Alde datang dengan penuh percaya diri ke sekolah
menggunakan bajaj, ditambah lagi kacamata hitam yang mereka pakai hari
itu sungguh membuat satpam dan kepsek melongo hampir mati. Hihihi

Sayangnya suasana keren itu harus berakhir buruk dengan jatuhnya Arian
dari bajaj karena baju seragamnya tersangkut pintu bajaj. Hahaha
Semua kejadian disekolah mereka rekam, mulai dari yang pacaran, ngebolos,
ngeroko, minum bir, sampai anak-anak yang hobi nyontek dan melakukan
hal-hal diluar kewajaran (ngintip).

Pemain : Ramon Y Tungka sebagai (agni)
Marcel Chandrawinata sebagai (alde)
Vino G Bastian sebagai (arian)
Christian Sugiono sebagai (ray)
Joanna Alexandra sebagai (alina)

Dokumen yang terkait

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Enriching students vocabulary by using word cards ( a classroom action research at second grade of marketing program class XI.2 SMK Nusantara, Ciputat South Tangerang

12 142 101

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37