Konsep Dasar Perkembangan compatibility mode

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepanjang rentang hidupnya, semenjak dari masa kehamilan sampai
meninggal, manusia selalu mengalami perubahan, baik perubahan dalam
bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahan-perubahan
tersebut terus berlangsung karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan
pada dirinya. Pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan manusia
merupakan dua sisi mata uang yang menunjukkan gambaran yang berbeda,
tetapi merupakan dua hal yang tak terpisahkan, bahkan kadang disamakan
pengertiannya. Secara umum, pertumbuhan dan perkembangan dapat
diartikan sebagai perubahan yang bersifat progresif dan terus menerus.
Dalam siklus kehidupannya, manusia pasti mengalami proses
perkembangan baik segi fisik maupun psikologisnya. Misalnya, dari seorang
yang tidak berdaya, sampai menjadi seorang mahasiswa. Dalam proses
perkembangan, jelas adanya perubahan-perubahan yang meliputi aspek fisik,
intelektual, sosial, moral, bahasa, emosi, dan perasaan, minat, motivasi, sikap,
kepribadian, bakat, dan kreativitas. Di mana didalam setiap aspek tersebut
pada dasarnyya membuat kombinasi-konbinasi atau hubungan baru yang
kemudian membentuk spesalisasi fisik dan psikologis yang berbeda antara
manusia yang satu dan lainnya.

Adanya kombinasi dan perbedaan, menyebabkan adanya persaingan
dan rasa saling membutuhkan antara manusia yang satu dan lainnya. Dengan
demikian, pola perilaku manusia dapat menunjukkan kesempatan apa yang
akan diperoleh untuk mengembangkan kepopulerannya dalam kelompok
terhadap mereka yang berlatar belakang ras, agama, sosial-ekonomi yang
berbeda akan memperbaiki mereka yang mempunyai standar penampilan dan
perilaku yang berbeda.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan?
2. Apa yang dimaksud dengan perkembangan?
3. Apa saja ciri-ciri perkembangan?
4. Apa saja prinsip-prinsip perkembangan?

1

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pertumbuhan
2. Untuk mengetahui pengertian dari perkembangan
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dari perkembangan
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip perkembangan


2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Perkembangan
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) sendiri sebenarnya merupakan istilah
yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga pengertiannya lebih
bersifat biologis. C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan
sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagianbagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan. Menurut
A.E. Sinolungan (1997), perubahan menunjuk pada perubahan
kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung dan diukur, seperti panjang dan
berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan
pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran
(size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.1
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa istilah
pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk perubahanperubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran
dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala,

jantung, paru-paru dan sebagainya. Dengan demikian, istilah
pertumbuhan lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau
pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum
kemudian menurun menuju kepada keruntuhannya.
Pertumbuhan merupakan suatu proses perubahan yang bersifat
kuantitatif. Hal ini senada dengan pernyataan yang dibuat oleh Drs. H .
Abu Ahmadi dan Drs. Munawar Sholeh yang menyatakan bahwa
“bagian pribadi material yang kuantitatif mengalami pertumbuhan
sedangkan bagian pribadi fungsional yang kualitatif mengalami
perkembangan”.2 Kuantitatif disini dapat berupa perbesaran atau
pertambahan, dari yang tidak ada menjadi ada, dan kemudian dari yang
kecil menjadi besar. Akan tetapi, dalam hal ini tidak selamanya material
itu kuantitatif seperti sel, kromosom dan rambut melaikan juga ada
1 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: 2011), Hal.10
2 H.Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: 2005), Hal. 5

3

material yang bersifat kualitatif, seperti nilai yang merupakan bentuk
dari pengaruh lingkungan disekitar mereka.

Contoh dari pertumbuhan yang materialnya bersifat kualitatif
nilai itu sendiri adalah bahwa ketika seseorang mendapat pengetahuan
akan nilai-nilai kehidupan yang baik dalam dirinya seperti sopan
santun, dan nilai itu didapatkan sejak masa kanak-kanak sebagai dasar
hidupnya maka, nilai yang baik itu juga akan selalu tumbuh pada diri
seseorang tersebut sampai masa tuanya yang kesemua cerminan nilai itu
akan tampak pada kehidupan sehari-hari dari individu tersebut.
b. Perkembangan
Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan
sistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan psikis. Perubahan fisik
meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil dari konsepsi
(pembuahan ovum dan sperma), dan hasil dari interaksi proses biologis
dan genetika dengan lingkungan. Sementara perubahan psikis
menyangkut keseluruhan karakteristik psikologis individu, seperti
perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan moral.
Perkembangan merupakan proses yang dialami oleh individu
mulai dari masa konsepsi sampai meninggal dunia yang berlangsung
secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan. Hal ini senada
dengan pernyataan dari Abin Syamsuddin bahwa perkembangan adalah
proses yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan (maturity)

yang berlangsung secara sistematis (Lefrancois, 1975), progresif
(Witherington, 1952), dan berkesinambungan (Hurlock, 1956) baik
pada aspek fisik maupun psikis.3
Yang dimaksud dengan sistematis, progresif, dan
berkesinambungan itu adalah sebagai berikut:
1) Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling
kebergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian
organisme (fisik dan psikis) dan merupakan satu kesatuan yang
harmonis. Jadi, dalam proses perkembangan akan terjadi tahapantahapan perubahan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya
dan apabila salah satu tahapnya dihilangkan maka tidak akan terjadi
3 Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta:2011), Hal. 29

4

suatu perkembangan. Contoh dari prinsip ini, seperti kemampuan
berjalan anak seiring dengan matangnya otot-otot kaki, dan
keinginan remaja untuk memperhatikan jenis kelamin lain seiring
dengan matangnya organ seksualnya.
2) Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat,
mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif

(psikis). Berarti bahwa perkembangan menunjukkan pada suatu
proses ke arah yang lebih sempurna seiring dengan bertambahnya
umur manusia. Contohnya, seperti perubahan anak dari kecil
menjadi dewasa serta perubahan pengetahuan dan kemampuan yang
lebih baik seperti pada anak yang mulai mengenal abjad atau huruf
sampai pada kemampuan membaca buku atau majalah.
3) Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau organisme
itu berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara
kebetulan atau loncat-loncat. Jadi dapat diartikan bahwa proses
perubahan itu sifatnya bertahap. Contohnya, untuk dapat berjalan
seorang bayi pasti melalui tahapan melata, merangkak dan berdiri.
Begitupun berjalan adalah merupakan syarat tahapan anak untuk
dapat berlari.4
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara
luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang
dimiliki individu yang tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciriciri yang baru. Di dalam istilah perkembangan juga tercangkup konsep
usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.”
Menurut F.J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan
menunjuk kepada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak
begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk kepada

perubahan yang besifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.”5
Kesimpulan umum yang dapat ditarik dari beberapa definisi di
atas adalah bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian
pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga
terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus
4 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung :2004), Hal.16
5 Desmita, Op.Cit.Hal.9

5

menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah
yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan melalui
pertumbuhan, pemasakan dan belajar.
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri
kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana
ketahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsurangsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap
berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa
pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Ini menunjukkan bahwa sejak masa konsepsi sampai meninggal
dunia, individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami

perubahan-perubahan yang bersifat progresif dan berkesinambungan.
Selama masa kanak-kanak sampai menginjak remaja misalnya, ia
mengalami perkembangan dalam struktur fisik dan mental, jasmani dan
rohani, rohani sebagai cirri-ciri memasuki jenjang kedewasaan.
Demikian seterusnya, perubahan-perubahan diri individu itu terus
berlangsung tanpa henti meskipun kemudian laju perkembangannya
semakin hari semakin pelan, setelah ia mencapai titik puncaknya.
Berdasarkan pengertian di atas, pertumbuhan dan perkembangan
mengandung dan mengimplikasikan pengertian adanya perubahan pada
manusia. Pertumbuhan membawa perubahan, demikian pula
perkembangan membawa perkembangan. Namun di antara keduanya
terdapat perbedaan. Pertumbuhan lebih menekankan pada perubahan
(penyempurnaan) maupun sebaliknya struktur, maka pada
perkembangan perubahnya terletak dalam penyempurnaan fungsi.
Pertumbuhan akan terhenti setelah mencapai kematangan, adapun
perkembangan berjalan terus sampai akhir hayat.
2. Ciri-Ciri Perkembangan
Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd. menyebutkan bahwa
perkembangan itu secara umum mempunyai empat ciri6, sebagai berikut :
a. Terjadi perubahan dalam ukuran besarnya, dalam perkembangan akan

terjadi perubahan dalam ukuran besarnya baik itu pada aspek fisik
6 Syamsu Yusuf LN., Op.Cit. Hal.16

6

maupun pada aspek psikis. Contoh pada aspek fisik adalah terjadinya
perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ tubuh lainnya.
Sedangkan contoh pada aspek psikis adalah semakin bertambahnya
perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan berpikir, mengingat,
serta menggunakan imajinasi kreatifnya.
b. Terjadinya perubahan dalam proporsi, jadi dalam perkembangan akan
terjadi perubahan yang seimbang baik dalam aspek fisik dan aspek
psikis. Pada aspek fisik terjadi perubahan yang seimbang atau proporsi
seperti tinggi badan seorang anak yang sesuai dengan fase
perkembangannya dan pada pada usia remaja proporsi tubuhnya
mendekati proporsi tubuh remaja. Sedangkan pada aspek psikis seperti
pada terjadinya perubahan imajinasi dari fantasi ke realitas, dan
perubahan perhatiannya yang sebelumnya hanya tertuju pada dirinya
sendiri perlahan-lahan mulai beralih kepada orang lain atau teman
sebaya.

c. Lenyapnya tanda-tanda yang lama, seiring dengan terjadinya
perkembangan pada seorang anak maka akan terjadi perubahanperubahan yang akan menghilangkan tanda-tanda yang sebelumnya
baik itu pada fisik maupun psikis. Pada aspek fisik seperti hilangnya
kelenjar Thymus (kelenjar kanak-kanak) yang terletak pada bagian
dada, rambut-rambut halus dan gigi susu. Sedangkan pada aspek psikis
terlihat pada lenyapnya masa mengoceh (meraban), bentuk gerak-gerik
kanak-kanak (seperti merangkak) dan perilaku implusif (dorongan
untuk bertindak sebelum berfkir).
d. Diperolehnya tanda-tanda yang baru, seperti tanda-tanda pada fisik
yaitu pada pergantian gigi dan karakteristik seks pada usia remaja, baik
primer (menstruasi pada wanita, dan mimpi basah pada anak pria),
maupun sekunder (perubahan pada anggota tubuh, pinggul dan buah
dada pada wanita, kumis, jakun, suara pada anak pria), sedangkan
tanda-tanda pada psikis seperti pada berkembangnya rasa ingin tahu
terutama yang berhubungan dengan seks, ilmu pengetahuan, nilai-nilai
moral, dan keyakinan beragama.
B. Hukum-Hukum Perkembangan

7


1. Hukum Tempo Perkembangan
Menurut hukum ini, setiap anak mempunyai tempo kecepatan
perkembangan sendiri-sendiri.7 Perkembangan jiwa tiap-tiap anak
berlainan, menurut temponya masing-masing perkembangan anak yang
ada. Ada yang cepat (tempo singkat) ada pula yang lambat. Contohnya
ada seorang anak yang cepat sekali menguasai keterampilan berjalan dan
berbicara, tetapi ada juga anak yang berjalannya atau bicaranya lambat
dikuasai. Mereka memiliki tempo sendiri-sendiri.
2. Hukum Irama Perkembangan
Hukum ini mengungkapkan bukan lagi cepat atau lambatnya
perkembangan anak, akan tetapi tentang irama atau ritme perkembangan.
Menurut Desmita (2009: 16), hukum irama berlaku untuk setiap manusia.
Jadi perkembangan anak itu mengalami gelombang pasang surut,
mulai lahir hingga dewasa, kadangkala anak tersebut mengalami juga
kemunduran dalam suatu bidang tertentu. Misalnya, akan mudah sekali
diperhatikan jika mengalami perkembangan pada anak-anak menjelang
remaja. Ada anak yang menampakkan kegoncangan yang hebat, tetapi ada
pula anak yang melewati masa tersebut dengan tenang tanpa meunjukan
gejala yang serius.
3. Hukum Memperkembangkan Diri
Dalam kehidupan timbul dorongan dan hasrat mempertahankan diri.
Dorongan yang pertama adalah dorongan mempertahankan diri, kemudian
disusul dengan dorongan mengembangkan diri. Dorongan
mempertahankan diri terwujud misalnya pada dorongan makan dan
menjaga keselamatan diri sendiri. Anak menyatakan perasaan lapar, haus,
dan sakit, dalam bentuk menangis. Dan tangisnya itu yang dianggap
sebagai dorongan mempertahankan diri.
Dalam perkembangan jasmani terkihat hasrat dasar untuk
mengembangkan pembawaan. Untuk anak-anak dorongan
mengembangkan diri berbentuk hasrat mengenal lingkungan, kegiatan
bermain, dan sebagainya. Di kalangan remaja timbul rasa persaingan dan
perasaan belum puas terhadap apa yang telah tercapai. Hal ini dianggap
sebagai dorongan mengembangkan diri.
7 Desmita, Op.Cit.Hal. 16

8

C. Prinsip-prinsip Perkembangan
Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd. menyebutkan bahwa terdapat enam
prinsip dalam perkembangan8, yaitu:
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never
ending proses)
Perkembangan berlangsung secara terus-menerus yang dipengaruhi oleh
pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya sampai mencapai
kematangan atau masa tua.
2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, intelegensi
maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi. Terdapat
hubungan atau korelasi yang positif diantara aspek tersebut. Apabila
seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (sering
sakit-sakitan), maka dia akan mengalami kemandegan dalam
perkembangan aspek lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang
dan mengalami kelabilan emosional.
3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu.
Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap
sebelumnya yang merupakan prasyarat dari perkembangan selanjutnya.
Contohnya, untuk dapat berjalan, seorang anak dapat berdiri terlebih
dahulu dan berjalan merupakan prasyarat bagi perkembangan
selanjutnya, yaitu berlari atau meloncat.
4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada
waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat).
Contohnya seperti pada otak yang mencapai bentuk ukurannya yang
sempurna pada umur 6-8 tahun, tangan, kaki dan hidung mencapai
perkembangan yang maksimum pada usia remaja, dan imajinasi kreatif
berkembang dengan cepat pada masa kanak-kanak dan mencapai
puncaknya pada masa remaja.
5. Setiap fase perkembangan memiliki ciri khas
Para ahli telah banyak mengadakan penelitian dan menetapkan fase-fase
perkembangan yang sesuai dengan umur masing-masing pada umumnya
8 Syamsu Yusuf LN., Op.Cit. Hal.17

9

untuk dijadikan pedoman dalam mempelajari perkembangan individu.
Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: sampai usia
dua tahun, anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya, menguasai
gerak-gerik fisik dan belajar berbicara, dan pada usia tiga sampai enam
tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia sosial (belajar
bergaul dengan orang lain).
6. Setiap Individu yang normal akan mengalami tahapan fase
perkembangan
Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan
berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan: bayi,
kanak-kanak, anak, remaja, dewasa dan masa tua.
Sedangkan menurut Hurlock (1991) terdapat sembilan prinsip
perkembangan9, yaitu meliputi:
1. Adanya Perubahan
Makna dari adanya perubahan itu sendiri sebagai prinsip dari
perkembangan adalah bahwa setiap individu tidak selalu dalam keadaan
yang sama, setiap individu akan mengalami perubahan yang dimulai dari
awal pembuahan hingga kematian. Perubahan ini dapat menanjak,
kemudian berada dititik puncak kemudian mengalami kemunduran.
Setiap individu akan mengalami sebuah perubahan yang nampak
dalam diri individu tersebut, seperti :
a. Adanya perubahan bentuk dan berat yang merupakan perubahan
fisik dari individu tersebut, dan perubahan dalam hal ingatan dan
imajinasi yang merupakan bentuk dari perubahan mentalnya.
b. Adanya perubahan proporsi, misalnya perubahan perbandingan
antara kepala dan tubuh pada seorang anak.
c. Hilangnya ciri lama, misalnya hilangnya gigi susu dan berganti
dengan gigi yang baru.
d. Mendapatkan ciri baru, hilangnya gigi susu anak akan mendapatkan
ciri yang baru dengan mulai tumbuhya gigi baru.
2. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya
Setiap individu akan lebih mudah menerima setiap perubahan pada
awal usia perkembangan mereka daripada perkembangan di usia-usia
selanjutnya. Dalam hal ini lingkungan memiliki pengaruh yang besar

9 Sitti hartinah D.S., Pengembangan Peserta Didik, (Bandung :2011), Hal.27

10

terhadap perkembangan individu. Pengaruh lingkungan yang ada sejak
individu itu masih kecil akan terbawa hingga individu tersebut dewasa.
Terdapat empat bukti yang di ungkapkan oleh Yudrik Jahja untuk
memperkuat pendapat tersebut, yaitu :
a. Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam
perkembangan anak.
b. Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ini tentunya akan
berpengaruh sepanjang hidup dalam penyesuaian sosial dan pribadi
anak.
c. Dasar awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah.
d. Semakin dini sebuah perubahan dilakukan, maka akan semakin
mudah bagi seseorang anak menagdakan perubahan pada dirinya.10
3. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Perkembanagn dalam hal ini akan dipengaruhi oleh proses kematangan
yaitu terbentuknya karakteristik dari seorang individu yang merupakan
bawaan genetiknya. Sedangkan belajar dalam hal ini merupakan sarana
individu tersebut untuk semakin dapat menumbuhkan kemampuan yang
ada pada dirinya dengan baik. Karena belajar merupakan perkembangan
yang berasal dari latihan dan usaha.
4. Pola perkembangan dapat diramalkan
Dalam perkembanagan motorik akan mengkuti hukum chepalocaudal
yaitu perkembangan yang menyebar keseluruh tubuh dari kepala hingga
kaki. Maksudnya adalah kemajuan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
pertama-tama tarjadi di bagian kepala, badan dan terakhir kaki.
Sedangkang hukum yang kedua yaitu proximodistal, dimana
perkembangan dimulai dari yang dekat ke yang jauh. Kemampuan jarijemari anak akan didahului oleh keterampiln lengan terlebih dahulu.
5. Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan
Dalam perkembangan ada karakteristik yang dapat diramalkan.
Setiap individu akan mengalami kesamaan setiap tahap
perkembangannya. Seperti setiap individu akan mulai untuk dapat berdiri
kemudian berjalan. Dalam hal ini yang membedakan perkembangan
tersebut adalah cepat atau lambatnya individu tersebut dalam
perkembangannya.

10 Yudrik Jahja,Op.Cit. Hal. 34

11

Perkemabangan yang terjadi pada setiap individu selalu
berkesinambungan, dimulai dari awal pembuahan hingga kematian.
Seperti imajinasi akan menonjol pada masa kanak-kanak dan akan
mencapai puncaknya pada masa remaja.
6. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan
Setiap individu akan mengalami perbedaan dalam
perkembangannya. Cepat lambatnya perkembangan yang terjadi pada
individu tersebut karena setiap individu memiliki unsur biologis dan
gentik yang berbeda.
Disini faktor lingkungan juga besar pengaruhnya terhadap
perkembangan individu. Seperti ada atau tidaknya dukungan dari
lingkungan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung proses
dari perkembangan itu sendiri. Meskipun perkembangan manusia
mengikuti pola umum, tetapi tempo dan irama perkembangan bersifat
individual, dalam pengertian cepatan, urutan perkembangan, serta
kualitas kemampuan yang dapat dicapai setiap individu tidak sama, hal
tersebut menyangkut sifat manusia yang unik.
7. Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya sosial
Meskipun dikatakan bahwa perkembangan selalu bergerak normal, akan
tetapi perlu juga diwaspadai adanya gangguan yang berasal dari dalam
dirinya sendiri ataupun lingkungan. Karena gangguan yang muncul
tersebut akan membawa pengaruh pada perkembangan penyesuaian fisik,
psikologis, maupun sosialnya. Akibatnya, secara tidak sengaja
memungkinkan anak mengubah pola perkembangan sehingga
menghasilkan daerah mendatar atau bahkan menurun pada grafik
perkembangan anak. Jika tidak diwaspadai, hal tersebut akan merugikan
perkembangan anak.
8. Setiap periode perkembangan mengandung harapan sosial
Penelitian membuktikan bahwa manusia dapat mempelajari pola perilaku
dan keterampilan tertentu dengan lebih baik dan berhasil pada usia
tertentu dibanding pada tingkat usia yang lain. Berdasarka hal tersebut,
kelompok sosial tertentu kemudian mengharapkan setiap individu dalam
kelompoknya dapat bersikap sama, dan mempunyai kemampuan khusus
yang sama pada tahapan perkembangan tertentu, itulah yang disebut
dengan “harapan sosial”. Harapan sosial sering pula dipakai oleh
12

kelompok masyarakat sebagai cerita untuk menetapkan apakah
perkembangan seseorang termasuk perkembangan normal atau tidak.
9. Kebahagiaan bervariasi pada berbagai fase perkembangan
Maksudnya disini adalah bahwa setiap tahapan perkembangan yang
terjadi pada setiap individu mengalami kebahagiaan yang bervariasi.
Kebahagiaan merupakan pengalaman subjektif yang tidak mungkin
digambarkan dengan ukuran dan prosedur objektif. Subjektivitas rasa
bahagia tersebut menyangkut perbedaan individual yang berbeda antara
satu dengan yang lain, juga menyangkut subjektivitas pada setiap tahapan
perkembangan. Sesuatu yang menimbulkan kebahagiaanakan bergeser
pada setiap perkembangan. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa
hal yang membahagiakan pada tahap perkembangan tertentu mungkin
bukan lagi merupakan penyebab kebahagiaan pada periode-periode
perkembangan selanjutnya.

13

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses kematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal
dalam perjalanan waktu tertentu. Hasil pertumbuhan berupa
bertambahnya ukuran kuantitatif dari fisik anak seperti tinggi dan berat
badan, kekuatan ataupun proporsi sehingga secara ringkas pertumbuhan
adalah proses perubahan dan kematangan fisik yang menyangkut
perubahan ukuran atau perbandingan.
2. Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada
kualitas fungsi organ-organ jasmaniah dan organ-organ jasmaniah dan
bukan pada organ jasmani tersebut sehingga penekanan arti
perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang
termanifestasi pada organ fisiologis. Proses perkembangan akan
berlangsung sepanjang kehidupan manusia, sedangkan proses
pertumbuhan seringkali akan berhenti jika seseorang telah mencapai
kematangan fisik.
3. Ciri-ciri perkembangan secara umum mempunyai empat ciri yaitu terjadi
perubahan dalam ukuran besarnya, terjadinya perubahan dalam proporsi,
lenyapnya tanda-tanda yang lama,dan diperolehnya tanda-tanda yang
baru.
4. Prinsip perkembangan yaitu meliputi, adanya perubahan, perkembangan
awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya, perkembangan
merupakan hasil proses kematangan dan belajar, pola perkembangan
dapat diramalkan, pola perkembangan mempunyai karakteristik yang
dapat diramalkan, terdapat perbedaan individu dalam perkembangan,
setiap bidang perkembangan mengandung bahaya sosial, Setiap periode
perkembangan mengandung harapan sosial, dan kebahagiaan bervariasi
pada berbagai fase perkembangan
B. Saran
Mempelajari konsep dasar dan prinsip-prinsip perkembangan
merupakan hal yang sangat peting, tidak hanya bagi orang tua tetapi juga oleh
14

para guru untuk memahami psikologi perkembangan anak, sehingga mereka
dapat memahami karakter, perilaku hingga kebiasaan anak didik . terlebih lagi
bahwa guru harus siap menghadapi sekian banyak perbedaan dari sekian
banyak anak didik yang terangkum dalam satu ruang lingkup belajar.

15

DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, M. Djawad, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004.
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011.
Hartinah, Sitti, Pengembangan Peserta Didik, Bandung: PT Refika Aditama,
2011.
Jahja,Yudrik, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Kencana, 2011.
Sholeh, Munawar dan Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, Jakarta :PT Rineka
Cipta, 2005.

16