PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI PADA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 6 SAMBAS TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh : Jaka Afriana
SMP Negeri 6 Sambas baru mendapatkan sarana LCD proyektor
pada tahun pelajaran 2012/2013. Hadirnya LCD proyektor telah
memotivasi guru untuk mengadakan variasi pembelajaran
menggunakan media. Pembelajaran IPA menggunakan media animasi
pada materi cahaya merupakan pengalaman mengajar terbaik yang
telah dilakukan pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Sambas Tahun
Pelajaran 2012/2013. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan
dalam 2 (dua) siklus. Kemampuan guru dalam merancang
pembelajaran IPA menggunakan media animasi mengalami
peningkatan sebanyak 16 % yang diartikan bahwa guru telah
menyusun rencana pembelajaran dengan sangat baik. Sedangkan
dalam melaksanakan pembelajaran, persentase skor rata-rata indikator
kinerja guru meningkat sebesar 8 %. Guru telah menumbuhkan
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sehingga siswa antusias,
bersemangat, dan senang mengikuti pembelajaran IPA. Hasil belajar
IPA menggunakan media animasi diperoleh peningkatan sebesar
21,17 %. Dari uji statistik Mc Nemar diperoleh bahwa χ2 hitung > χ2tabel,

terjadi peningkatan yang positif terhadap hasil belajar IPA
menggunakan media animasi.
Kata Kunci : Hasil Belajar, IPA, Media Animasi
SMP Negeri 6 Sambas get LCD projector means in the school year
2012/2013. The presence of LCD projectors has motivated teachers to
conduct lessons using a variety of media . Learning science using the
media animation on the light material is the best teaching experience
that has been done on the eighth grade students of SMP Negeri 6
Sambas A Academic Year 2012/2013. Classroom Action Research
(CAR ) is done in two (2 ) cycles . The ability of teachers in designing
learning science using the media animation has increased by 16 %
which means that the teacher has prepared lesson plans very well.
While in implementing the learning, the average percentage score of
teacher performance indicator increased by 8 % . Teachers have
students cultivate active participation in learning so that students are
enthusiastic, excited, and happy to follow the science lesson. Science
learning outcomes using animation media obtained an increase of
21.17 % . Of the statistical test shows that χ2 hitung > χ2tabel , increased
positive toward science learning outcomes using the medium of
animation.

Keywords : Learning Outcomes , Science , Media Animation

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu pelajaran pokok dan utama
di sekolah menengah pertama. Mengingat pentingnya pembelajaran IPA sebagai
bagian integral dari pendidikan pada umumnya sudah dimulai sejak di Sekolah
Dasar hingga Perguruan Tinggi. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
(2006), mata pelajaran IPA perlu diberikan kepada semua peserta didik untuk
memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.
Kegiatan pembelajaran sebagai bagian dari proses pendidikan, sering
mendapatkan beberapa masalah yang menjadi penghambat majunya pendidikan.
Diantaranya adalah kurangnya motivasi belajar siswa, yang berakibat pada
rendahnya hasil belajar, sehingga berakibat pada rendahnya mutu lulusan sekolah.
Rendahnya motivasi dan mutu pendidikan dikarenakan dalam proses
pembelajaran guru jarang menggunakan variasi pembelajaran sehingga siswa
merasa bosan dan monoton berada di dalam kelas.
Fakta yang terjadi di SMP Negeri 6 Sambas bahwa sejak berdiri Juli 2005
hingga Maret 2013 guru IPA hanya melakukan variasi pembelajaran dengan
model-model pembelajaran dan melalui metode eksperimen/ praktikum
dikarenakan belum memiliki sarana media LCD Proyektor . Guru jarang

melakukan variasi pembelajaran menggunakan media pembelajaran karena
kelengkapan sarana yang belum memadai. Ada beberapa kompetensi dasar (KD)
IPA yang bersifat abstrak, seperti cahaya, dan listrik. Pembelajaran materi cahaya
dan listrik sangat memerlukan media visualisasi agar mudah dipahami siswa. Hal
ini yang dirasakan peneliti sebagai masalah yang harus dicari jalan keluarnya.
Karena proses pembelajaran akan berdampak pada hasil belajar siswa. Dari hasil
belajar yang didapat belum mencapai hasil yang memuaskan.
Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran merupakan
bentuk variasi guru dalam mempermudah siswa memahami materi yang diajarkan.
Karena peserta didik dalam menerima pengalaman belajar atau mendalami materimateri pelajarannya masih banyak memerlukan benda-benda, kejadian-kejadian
yang sifatnya konkrit, mudah diamati atau langsung diamati, sehingga
pengalaman-pengalaman tersebut akan lebih mudah dipahami. Penggunaan media
dalam pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam memberikan
pengalaman yang bermakna.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan
oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai
dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien

yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Di samping mampu
menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk mengembangkan
keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila
media tersebut belum tersedia.

Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar
demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di
sekolah pada khususnya. Untuk membawa proses pembelajaran IPA yang
terkesan teoritis dan abstrak ke arah konkrit, maka media animasi merupakan
solusi alternatif dalam mempermudah pembelajaran IPA.
Dalam memperbaiki proses pembelajaran yang terjadi guru berusaha untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan dengan melakukan penelitian
yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran
Menggunakan Media Animasi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Sambas
Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah (1) mengetahui
kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran IPA
menggunakan media animasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Sambas Tahun
Pelajaran 2012/2013, (2) Mengetahui hasil belajar IPA melalui pembelajaran

menggunakan media animasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Sambas Tahun
Pelajaran 2012/2013, dan (3)Mendeskripsikan respon siswa terhadap
pembelajaran IPA menggunakan media animasi pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 6 Sambas Tahun Pelajaran 2012/2013.
Ruang lingkup penelitian adalah kemampuan guru merancang dan
melaksanakan pembelajaran dan hasil belajar IPA menggunakan media animasi
adopsi yang telah dimodifikasi guru.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan peningkatan adalah upaya
yang dilakukan dalam meningkatkan proses dan hasil belajar IPA. Proses
pembelajaran dikatakan meningkat jika media pembelajaran yang digunakan
dapat mengkondisikan siswa lebih aktif dan jumlah siswa yang berpartisipasi
dalam pembelajaran lebih banyak. Hasil belajar dikatakan meningkat jika hasil
belajar yang dicapai tiap siswa selama tindakan menunjukkan kenaikan,
bertambah baik dilihat hasil tes setelah pembelajaran. Bertambahnya jumlah siswa
yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) juga menjadi indikasi
adanya peningkatan dari upaya tindakan yang dilakukan.
Proses adalah runtunan peristiwa dalam perkembangan sesuatu (Sigit,
1998). Proses belajar dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran yang
terjadi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yang melibatkan
aktivitas siswa dan guru di lihat dari hasil observasi kolaborator menggunakan

catatan lapangan.
Hasil belajar siswa menurut penelitian ini adalah tingkat penguasaan atau
daya serap siswa terhadap materi pembelajaran cahaya. Tingkat penguasaan
tersebut diukur dengan menggunakan tes setelah pembelajaran menggunakan
media animasi yang disusun dan direvisi oleh guru sebagai peneliti.
Pembelajaran IPA adalah proses pemberian pengalaman belajar IPA
kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga
peserta didik memperoleh kompetensi tentang konsep yang dipelajari.
Pembelajaran IPA yang dipelajari pada pokok bahasan cahaya tentang cermin
lengkung dan lensa.

Media animasi dalam penelitian ini direvisi sendiri oleh guru selaku
peneliti dengan menggabungkan program aplikasi presentasi powerpoint dan
aplikasi macromedia flashplayer yang diunduh melalui internet.
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Menurut Hadari Nawawi (2005 : 3), metode deskriptif adalah prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan
keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain–
lain). Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini berdasarkan

pertimbangan – pertimbangan bahwa peneliti akan mengungkapkan semua gejala
– gejala yang dihadapi pada saat penelitian ini dilakukan.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri untuk memperbaiki proses pembelajaran. Menurut
Suharsimi Arikunto (2007), penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut
diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Penelitian ini bersifat kolaboratif yaitu penelitian yang dilakukan bersamasama dengan teman sejawat untuk mengatasi masalah yang terjadi di dalam kelas.
Suharsimi Arikunto (2007) mengemukakan, bahwa kerja sama (kolaborasi) antara
guru dengan peneliti sangat penting dalam bersama menggali dan mengkaji
permasalahan nyata yang dihadapi . Terutama pada kegiatan mendiagnosis
masalah, menyusun usulan, melaksanakan tindakan, menganalisis data. Peneliti
dan guru mempunyai peran dan tanggung jawab yang saling membutuhkan dan
saling melengkapi untuk mencapai tujuan. Peran kerja sama sangat menentukan
keberhasilan penelitian tindakan kelas ( PTK ).
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 6 Sambas dengan mengambil siswa
kelas VIII A menjadi subjek penelitian. Kelas VIII A dipilih karena jumlah siswa
yang lebih banyak dari kelas VIII B. Selain itu, kelas VIII A dan VIII B adalah
kelas dengan karakteristik yang sama karena di ajar oleh guru yang sama. Siswa

kelas VIII A berjumlah 17 orang dengan siswa laki-laki berjumlah 11 orang dan
perempuan 6 orang. Pelaksanaan penelitian untuk siklus I pada hari Selasa, 21
Mei 2013 sedangkan pada hari Selasa, 28 Mei 2013 pelaksanaan siklus II.
Dalam upaya mencapai tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan
sesuai dengan alur PTK yang digunakan dalam tahap perencanaan dihasilkan
antara lain: (1) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk 2 kali pertemuan,
(2) slide media animasi dengan menyesuaikan RPP dan alokasi waktu pada materi
cermin dan lensa, (3) instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) 1 untuk menilai
kemampuan guru dalam merancang RPP dan IPKG 2 untuk menilai kemampuan
melaksanakan pembelajaran IPA, (4) angket respon siswa untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA menggunakan media animasi, (5) tes
hasil belajar siswa beserta kunci jawaban dan pedoman penilaian untuk materi
cermin dan lensa dengan terlebih dahulu menyusun kisi-kisi soal postest untuk
siklus I dan siklus II.

Hasil
Siklus Pertama (I)
Kemajuan belajar siswa setelah mendapatkan tindakan diukur
menggunakan lembar soal tertulis yang dikembangkan oleh guru sebagai peneliti.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk mata pelajaran IPA

kelas VIII di SMP Negeri 6 Sambas adalah 64. Berdasarkan hasil temuan yang
berhubungan dengan hasil belajar siswa pada siklus I dengan perhitungan mean
(rata-rata), diperoleh nilai rata-rata siswa 63,24. Ada 6 orang siswa yang masih
belum mencapai KKM, dan 11 orang siswa yang telah mendapatkan nilai diatas
KKM. Data hasil belajar siswa disajikan pada table 1 berikut ini.

NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

14
15.
16.
17.

Tabel 1 Hasil Belajar Siswa Siklus I
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
Ali
45
Belum Tercapai
Ari Tri Sakti
35
Belum Tercapai
Dendi
70
Terlampaui
Eka
70

Terlampaui
Eko
50
Belum Tercapai
Farida Anum
70
Terlampaui
Gedengga
65
Terlampaui
Libandri
70
Terlampaui
Lili Mulyati
50
Belum Tercapai
Misdi
70
Terlampaui
Pely Roliyadi
70
Terlampaui
Pratiwi
65
Terlampaui
Rizal
60
Belum Tercapai
Sujiwan
100
Terlampaui
Sulastri
65
Terlampaui
Wahyudi
55
Belum Tercapai
Yeni Yunika
65
Terlampaui
Jumlah
1075
Tuntas 11 (64, 71%)
Rata-rata
63,24
Belum Tuntas 6 (35,29%)

Dengan demikian hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran pada
siklus I masih belum memuaskan sehingga perlu ditingkatkan pada siklus
berikutnya.
Siklus Kedua (II)
Kemajuan belajar siswa setelah mendapatkan tindakan kedua diukur
menggunakan lembar soal tertulis yang dikembangkan oleh guru sebagai peneliti.
Berdasarkan hasil temuan yang berhubungan dengan hasil belajar siswa pada
siklus II dengan perhitungan mean (rata-rata), diperoleh nilai rata-rata siswa
84,41. Ada 1 orang siswa yang masih belum mencapai KKM, dan 16 orang siswa
yang telah mendapatkan nilai diatas KKM. Data hasil belajar siswa disajikan pada
tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2 Hasil Belajar Siswa Siklus II
NO
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1. Ali
75
Terlampaui
2. Ari Tri Sakti
55
Belum Tercapai
3. Dendi
90
Terlampaui
4. Eka
100
Terlampaui
5. Eko
65
Terlampaui
6. Farida Anum
95
Terlampaui
7. Gedengga
85
Terlampaui
8. Libandri
95
Terlampaui
9. Lili Mulyati
100
Terlampaui
10. Misdi
85
Terlampaui
11. Pely Roliyadi
100
Terlampaui
12. Pratiwi
85
Terlampaui
13. Rizal
75
Terlampaui
14 Sujiwan
65
Terlampaui
15. Sulastri
80
Terlampaui
16. Wahyudi
100
Terlampaui
17. Yeni Yunika
85
Terlampaui
Jumlah
1435
Tuntas 16 (94,12%)
Rata-rata
84,41
Belum Tuntas 1 (5,88%)
Dengan demikian hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran pada
siklus II terjadi peningkatan sehingga guru dan kolaborator sepakat untuk
melakukan tindakan hanya sampai pada siklus II.
Pembahasan
Deskripsi hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dapat peneliti
uraikan dalam tahapan siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan. Siswa yang
mengikuti pembelajaran IPA dengan menggunakan media animasi adalah siswa
kelas VIII A SMP Negeri 6 Sambas berjumlah 17 orang.
Data yang diperoleh pada indikator kerja yaitu data pengamatan guru
kolaborator mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Guru
yang berperan sebagai kolaborator mencatat hal-hal yang sesuai dengan lembar
IPKG dan catatan lapangan yang telah disiapkan oleh peneliti. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis menggunakan perhitungan persentase.
Dari catatan lapangan hasil observasi yang dilakukan kolaborator
diperoleh beberapa deskripsi : (1). siswa merasa tertarik untuk menyimak dan
memperhatikan penjelasan guru karena media animasi yang disertai gambar dan
foto lucu disertai audio, (2). siswa sangat antusias karena jarang mengalami
pembelajaran menggunakan media presentasi power point disertai media animasi,
(3). siswa aktif mengerjakan melukis bayangan dan mengerjakan latihan soal yang
diinstruksikan guru, (4). siswa memerlukan waktu lama dalam melukis
pembentukan bayangan pada cermin cekung karena banyak siswa yang belum

mempunyai penggaris/mistar. Jadi meminjam dengan teman yang lain setelah
selesai mengerjakan. Hasil Belajar siswa siklus I dan siklus II disajikan pada tabel
berikut.

Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Belajar Tiap Siklus
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Nama Siswa

Ali
Ari Tri Sakti
Dendi
Eka
Eko
Farida Anum
Gedengga
Libandri
Lili Mulyati
Misdi
Pely Roliyadi
Pratiwi
Rizal
Sujiwan
Sulastri
Wahyudi
Yeni Yunika
Jumlah
Rata-rata
∑ Siswa dengan nilai < 64
∑ Siswa dengan nilai > 64

Nilai
Siklus 1
45
35
70
70
50
70
65
70
50
70
70
65
60
100
65
55
65
1075
63,24
6 (35,29%)
11 (64, 71%)

Nilai
Siklus 2
75
55
90
100
65
95
85
95
100
85
100
85
75
65
80
100
85
1435
84,41
1 (5,88%)
16 (94,12%)

Peningkatan
30
20
20
30
15
25
20
25
50
15
30
20
15
- 35
15
45
20

Hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga ranah (domain) yaitu
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penelitian ini hanya mengukur hasil
belajar dengan ranah kognitif. Pada siklus I rata – rata hasil belajar hanya
mencapai 63,24 sedangkan nilai KKM adalah 64 sehingga dilakukanlah siklus II,
dan hasil belajar siklus II mencapai 84,41 dilihat dari angka tersebut dapat
disimpulkan bahwa tejadi peningkatan hasil belajar sebesar 21,17 point atau
21,17%. Sedangkan untuk ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama sebesar
64,71 % atau sejumlah 11 siswa. Pada siklus kedua meningkat menjadi 94,12 %
atau sejumlah 16 siswa. Peningkatan persentase hasil belajar dan ketuntasan
belajar disajikan pada grafik 1 berikut ini.

Grafik 1 Peningkatan Persentase Hasil Belajar Siswa dan Ketuntasan
Belajar Tiap Siklus
100

94.12%
84.41%

80
67.71%

63.24 %
60

Siklus I
Siklus II

40

20

0
Hasil Belajar Siswa

Ketuntasan Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa dari siklus pertama
sampai siklus kedua mengalami peningkatan yang memuaskan. Tapi ada satu
siswa justru mengalami penurunan hasil belajar. Ini disebabkan ketidaktelitian
siswa dalam menyelesaikan soal. Berarti dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media animasi dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil perhitungan statistik Mc Nemar, untuk db = 1, jika χ2tabel < χ2 hitung,
maka terjadi peningkatan hasil belajar siswa menggunakan media animasi yang
positif antara siklus I dan siklus II (Siegel, 1997:79).
Tabel 4 Rekapitulasi hasil uji Mc Nemar

Hasil Belajar
Ketuntasan
Belajar
Respon Siswa

Siklus
I
63,24

Siklus
II
84,41

Perubahan
D
A
21,17
0

E

χ2

Keterangan

10,59

19,22

+

64, 71

94,12

29,41

0

14,71

27,44

+

78,00

89,00

11,00

0

5,50

9,09

+

Dari perhitungan pada tabel diperoeh bahwa χ2 tabel rata-rata = 3,84 ini
berarti bahwa χ2 hitung > χ2tabel. Secara keseluruhan terjadi peningkatan hasil belajar
IPA dengan menggunakan media animasi.

Simpulan dan Saran
Simpulan
Secara keseluruhan, simpulan dalam penelitian ini adalah : (1) kemampuan
guru dalam merancang pembelajaran IPA menggunakan media animasi telah
dibuktikan dengan persentase skor rata-rata pada siklus I 75 % (skor rata-rata
3,02) dan siklus II 91 % (skor rata-rata 3,65). Sehingga terjadi peningkatan
sebanyak 16 % yang diartikan bahwa guru telah menyusun rencana pembelajaran
dengan sangat baik. Sedangkan dalam melaksanakan pembelajaran, hasil
penilaian oleh kolaborator dengan skor rata-rata pada siklus I 3,48 dengan
persentase 87 % dan siklus II 3,80 dengan persentase 95%. Persentase skor ratarata indikator kinerja guru meningkat sebesar 8 %., (2). hasil belajar IPA melalui
pembelajaran menggunakan media animasi diperoleh peningkatan sebesar 21,17
% dari siklus I dengan rata-rata 63,24 % dan siklus II 84,41 %. Uji statistik Mc
Nemar bahwa χ2 hitung > χ2tabel. Secara keseluruhan terjadi peningkatan yang positif
terhadap hasil belajar IPA dengan menggunakan media animasi, (3). respon siswa
terhadap pembelajaran IPA menggunakan media animasi antara lain: merasa
senang, tertarik, sangat membantu, membentuk sikap kreatif, memahami konsep
lebih sederhana dan praktis, semakin faham, belajar sungguh-sungguh, dan perlu
diterapkan di sekolah.
Saran
Diharapkan dalam proses pembelajaran IPA guru menggunakan media
pembelajaran agar pembelajaran lebih konkrit dan mudah dipahami siswa.
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa
secara signifikan. Penelitian penggunaan media animasi dapat dilanjutkan baik
pada materi berbeda atau pada kelas yang berbeda.
Daftar Pustaka
BNSP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP/MTs. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Pembinaan SMA. 2008. Sistem Penilaian KTSP. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Endriani, Ani. 2011. Jenis-jenis Media . http://aniendriani.blogspot.com
/2011/03/jenis-jenis-media.html. (diakses tanggal 6 Juni 2013)
Indra Munawar. 2009. Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi).
http://indramunawar.
blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dandefinisi.html diakses pada tanggal 6 Juni 2013.
Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama
Sigit Daryanto. 1998. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Apollo
Sutikno, M. Sobry. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok : Holistica
Wardhana, Yana. Teori Belajar dan Mengajar. Bandung : PT. Pribumi
Mekar

RIWAYAT HIDUP PENULIS
Jaka Afriana, lahir di Sambas (Kalimantan Barat), 22 April
1985. Menyelesaikan pendidikan sarjana pada program studi
pendidikan fisika di FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak,
lulus tahun 2008. Pada tahun 2014, penulis diterima pada
program studi pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana UPI
Bandung melalui program beasiswa Pembinaan Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan (P2TK) Dikdas Kemdikbud.
Penulis memulai karir sebagai guru honorer pada tahun
2008 dan lulus CPNS pada tahun yang sama. Penulis mengajar IPA di SMP Negeri 6
Sambas dan pernah mengajar fisika di SMA swasta. Selama menjadi guru penulis
aktif di organisasi dengan menjabat sebagai sekretaris MGMP IPA SMP/MTs Rayon
Sambas dan sekretaris Ikatan Alumni Pendidikan Fisika (IAPF) FKIP UNTAN. Tahun
2014, penulis mendapatkan penghargaan guru SMP berprestasi Kabupaten Sambas
sekaligus memperoleh predikat kedua guru SMP berprestasi Provinsi Kalimantan
Barat. Publikasi ilmiah penulis yang telah terbit antara lain:
1. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA FKIP UNTAN Pontianak vol. 4 No. 1 Juli
dengan judul Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran Teori Kinetik
Gas di SMA/MA Negeri dan Swasta Kecamatan Sambas sebagai ketua peneliti.
2. Terigas Education Journal Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas No.1 tahun 1
Maret
5 berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran
Menggunakan Media Animasi pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 6 Sambas Tahun
Pelajaran 2012/2013 .
3. Judul Penggunaan Alat Peraga Sederhana SISI MISTIS dalam Pembelajaran Listrik
Statis” terbit di Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Fisika FKIP UAD Yogyakarta
vol. 2 No.2, Oktober 2015.
4. Presenter International Seminar on Science Education (ISSE) Universitas Negeri
Yogyakarta tahun 2015 dengan judul Improving Scientific Literacy Through
Project-Based Learning”.
5. Proceeding ISSE UNY dengan judul artikel Models of Integrated STEM (Science,
Technology, Engineering and Mathematics) Learning to Build Scientific Literacy,
sebagai penulis kedua.
6. Proceeding International Conference on Educational Research and Development
(ICERD) Universitas Negeri Surabaya tahun 2015 sebagai penulis ketiga dengan
judul Developing Virtual Test as Alternative Assessment for Measure students
Science literacy .

Selain artikel penelitian, penulis juga pernah mendapatkan Research Grant
SEAMEO QITEP in Science bagi guru IPA pada tahun 2015 bersama tim sebagai
peneliti kedua. Korespondensi penulis melalui email: jakafisika04@gmail.com.