Kategori utama penggunaan energi terbarukan

BAB I
PENDAHULUAN
Kehidupan kita tergantung pada pasokan energi yang memadai. Kita membutuhkan
energi untuk menerangi dan menghangatkan rumah, untuk memasak makanan, untuk
transportasi dan komunikasi dan menjalankan produksi di pabrik-pabrik. Tanpa energi semua
ini tidak mungkin dilakukan, dan peradaban kita akan segera runtuh ke barbarisme.
Ketergantungan kita pada energi mencolok diilustrasikan oleh hubungan antara harapan
hidup rata-rata dan konsumsi energi.
Orang-orang di negara-negara miskin, terutama di Afrika dan Asia, memiliki
konsumsi energi rata-rata antara 0,01 dan 0,1 ton setara batubara per orang per tahun dan
memiliki harapan hidup rata-rata antara 35 dan 45 tahun. Disisi lain, orang di negara-negara
berkembang dengan baik seperti di Eropa, Amerika Utara dan Jepang menggunakan antara
lima dan sepuluh ton setara batubara per orang per tahun dan memiliki harapan hidup ratarata antara 70 dan 75 tahun. Menurut Hodgson (2010) “This difference is a measure of the
energy that is needed to bring the standard of living of all people to the level now enjoyed by
the most favoured ones”.

Perbedaan ini adalah ukuran energi yang diperlukan untuk

membawa taraf hidup semua orang.
Selama berabad-abad energi ini telah diperoleh dengan berbagai cara. Pada zaman
kuno kayu adalah bahan bakar utama. Api memberikan panas untuk memasak dan

kehangatan. Penebangan kayu untuk bahan bakar lebih cepat dari pertumbuhan baru
pohonnya, sehingga hutan hancur secara bertahap, contohnya disekitar Mediterania diikuti
oleh hutan Eropa Tengah. Meningkatnya kelangkaan kayu dikarenakan pencarian alternatif
sumber energi, dan kemudian batubara ditemukan, didekat permukaan dan dibawah tanah.
Batu bara memiliki nilai kalori yang lebih tinggi dari kayu dan lebih mudah diangkut
sehingga batu bara menjadi sumber energi utama di banyak negara maju dan memberikan
kekuatan untuk revolusi industri, terutama di tempat-tempat bijih besi tersedia.
Selama abad kesembilan belas minyak ditemukan, pertama di Amerika Serikat dan
kemudian di banyak negara lain. Minyak memiliki banyak keuntungan dibandingkan
batubara: dapat mudah diangkut dengan pipa dan tanker, dan merupakan awal dari industri
petrokimia. Selama abad kedua puluh secara bertahap batu bara sebagai sumber energi
banyak digunakan, selain itu gas alam sering ditemukan bersamaan dengan minyak. Dengan
ini kita memiliki sumber penerangan dan pemanasan. Diabad kesembilan belas juga mulai
pesatnya perkembangan industri listrik untuk komunikasi, pemanasan dan perdanganan.

Listrik memiliki keuntungan yaitu sangat mudah dialirkan dari stasiun pembangkit ke tempat
yang membutuhkan.
Listrik dapat digunakan untuk kereta pinggiran kota, untuk kereta jarak jauh dan kapal
digunakan batubara, sekarang digunakan minyak bumi sebagai bahan bakar. Listrik yang
dihasilkan oleh turbin didorong oleh uap yang dihasilkan dari pembakaran batubara atau

minyak. Turbin juga dapat didorong oleh air, dan memang roda air telah digunakan sejak
zaman kuno untuk memutar batu penggiling untuk menggiling jagung. PLTA merupakan
sumber listrik yang lain . Menurut Golomb (2002)“During the twentieth century the world’s
economy and population increased more rapidly than ever before and the total energy
consumption rose even more rapidly”. Selama abad kedua puluh perekonomian dunia dan
populasi meningkat lebih cepat daripada sebelumnya dan total konsumsi energi naik bahkan
lebih cepat. Populasi dunia naik dua kali lipat rata-rata setiap 35 tahun; tingkat kenaikan
bervariasi dari satu negara ke negara, yang terbesar di Afrika dan Amerika Latin dan hampir
stasioner di daerah yang lebih maju seperti Eropa dan Amerika Utara.
Bersama dengan peningkatan standar hidup, maka konsumsi energi dunia dua kali
lipat setiap empat belas tahun. Hal ini bukan ukuran nyata kebutuhan energi, masih banyak
miliaran orang kekurangan energi bahkan beberapa dari kebutuhan pokok. Pada orang-orang
di negara-negara kurang berkembang dipaksa untuk bertahan hidup pada sebagian kecil dari
energi, jika dibandingkan yang digunakan oleh orang-orang di negara maju.
Dalam Energy, The Environment and Climate Change Hodgson (2010) menyatakan
bahwa “This shows that an acceptable standard of living requires about five thousand kWh
per year, or 200,000 megajoules (MJ) per person”. Hal ini menunjukkan bahwa standar yang
dapat diterima sekitar lima ribu kWh per tahun, atau 200.000 megajoule (MJ) per orang.
Dengan asumsi bahwa populasi dunia akan meningkat menjadi delapan miliar ini
memberikan kebutuhan energi sekitar 1,6 × 10 (15) MJ. Dengan demikian produksi energi

dunia akan terus meningkat setidaknya empat kali lipat untuk memenuhi standar hidup
masyarakat di negara-negara berkembang sampai dengan yang dikembangkan (Fanchi dalam
Hodgson (2010). Perkiraan ini tidak memperhitungkan kemungkinan bahwa sebagian besar
peningkatan populasi akan berlangsung di negara-negara miskin.
Konsumsi energi dunia meningkat sebesar 4,3% dari tahun 2003 sampai 2004, dan hal
ini kemungkinan akan berlanjut. Saat ini perkiraan persentase penggunaan berbagai sumber
energi adalah: minyak 36,8%; gas 23,7%; batubara 27,2%; nuklir 6,1% dan 6,2% hidro.
Batubara merupakan yang paling cepat berkembang dan juga yang paling polusi. Sumber
utama energi di masa kini yaitu, batubara, minyak dan gas, yang terbatas dan memang yang

cepat habis. Studi sumber daya yang tersedia menunjukkan bahwa di masa mendatang
sumber daya ini akan menjadi semakin sulit untuk diperoleh dalam jumlah yang dibutuhkan.
Selain itu, mereka menghasilkan polusi dan sudah menyebabkan kerusakan besar untuk bumi
dan atmosfernya.

B. Kategori Utama Penggunaan Energi
Energi telah dimanfaatkan oleh manusia selama ribuan tahun. Awalnya dengan
menggunakan api untuk cahaya, panas, memasak dan untuk keselamatan. Kemudian
ditemukan sumber energi lainnya. Beberapa energi ini diarahkan untuk meningkatkan
produktivitas pertanian, industri, transportasi dan lain-lain. Dengan semakin berkembangnya

zaman, populasi perkotaan tumbuh pesat begitu juga dengan aktivitas penggunaan energi,
seperti manufaktur dan perdagangan, yang sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan
besar. Selain itu, kemudahan melakukan berbagai kegiatan yang diinginkan sering kali tidak
diikuti dengan kesadaran tentang penggunaan energi secara berlebihan. Untuk memahami
kategori penggunaan energi Sioshansi dalam Energy, Sustainability, and The Environment;
Technology, Incentives, Behavior (2011) memberikan gambaran sebagai berikut:
1. Why do we use so much energy?
Masyarakat modern ditandai dengan konsumsi besar bahan bakar fosil dan nuklir
yang dibutuhkan untuk menyediakan pengoperasian infrastruktur fisik di mana masyarakat
bergantung pada produksi makanan dan air, pakaian, tempat tinggal, transportasi,
komunikasi, dan jasa manusia penting lainnya. Menurut Fay dan Golomb (2002) “The
amount of this energy use and its concentration in the urban areas of industrialized nations
has caused the environmental degradation of air-, water- and land-dependent ecosystems on
a local and regional scale, as well as adverse health effects in human populations”.
Penggunaan energi ini dan konsentrasinya di daerah perkotaan negara-negara industri telah
menyebabkan kerusakan lingkungan serta ekosistem, serta efek kesehatan yang merugikan
pada manusia.
Penggunaan energi tidak lepas dari pemikiran manusia yang menginginkan
keuntungan dalam ekonomi. Pendapat ini diperkuat oleh Sioshansi (2011)“Economic theory
predicts that, all else being equal, one would use more of one critical input in the production

process if it were inexpensive relative to others”.Teori ekonomi memprediksi bahwa, semua
sederajat, orang akan lebih banyak menggunakan satu input penting dalam proses produksi
jika itu lebih murah dibandingkan dengan lainnya.Jika energi yang relatif murah terhadap
tenaga kerja dan modal dalam proses produksi maka pengguna akan menggantikan energi
sementara untuk mengurangi tenaga kerja dan / atau modal.
Ini telah menjadi pola berulang sejak awal revolusi industri, seperti yang digambarkan
dalam anekdot berikut:

 Tidak efisiennya penggunaan bola lampu pijar, hampir tidak berubah sejak Thomas
Edison menemukan itu abad yang lalu, memberikan manifestasi dari fenomena ini. Lampu ini
biasanya membuang 90% dari energi dalam bentuk panas yang tidak diinginkan,
mengkonversi kurang dari 10% dari energi menjadi cahaya yang berguna. Namun bola lampu
pijar masih digunakan secara luas karena listrik secara tradisional relatif murah, disubsidi,
atau tidak tepat harga.
 Detroit, perusahaan nomor tiga terbesar pembuat mobil, selama beberapa dekade
dibayar hampir tidak ada perhatian terhadap ekonomi bahan bakar, dengan fokus sepenuhnya
pada yang lain tampilan yang dibuat semakin besar, lebih berat, dan lebih bermodel.
Pesawat,kereta api, bus, truk, kapal hampir semua dirancang dan dipasarkan dengan
memperhatikam pada fitur selain efisiensi energi, baik itu kecepatan, kapasitas, jangkauan,
kinerja, umur panjang, pemeliharaan, dan yang paling penting, awal harga.Contohnya Jika

harga awal pesawat kurang dari model saingan atau jika memiliki jangkauan yang lebih
panjang, maka hasil penjualan akan meningkat walau konsumsi bahan bakarnya besar.
Konsumsi bahan bakar baru menjadi pertimbangan karena kenaikan harga bahan bakar dan
kekhawatiran tentang peraturan pemerintah.
Contoh-contoh ini menggambarkan hal ini tidak terbatas pada beberapa produk,
beberapa industri, atau beberapa negara. Bahkan saat ini, produsen kebanyakan fokus hampir
secara eksklusif pada meminimalkan biaya awal bahan dan desain sehingga mengurangi
biaya produksi, tapi tidak peduli dengan peningkatan konsumsi energi karena biaya ini
ditanggung oleh konsumen. Seolah energi secara historis murah dan tampaknya berlimpah,
orang cenderung tidak khawatirn dengan pemborosan energi.
Pemborosan energi ini terjadi diberbagai negara didunia terlihat pada gambar berikut;

Berdasarkan data pada grafik terlihat pemborosan energi yang terjadi di berbagai
negara di dunia terutama negara-negara industri dan negara-negara berkembang. Negaranegara ini ikut menyumbang pada semakin berkurangnya ketersediaan energi di alam dan
polusi serta perusakan ozon yang semakin meningkat.
Konsumsi energi dunia meningkat sebesar 4,3% dengan beberapa negara meningkat
lebih cepat dari yang lain. Menurut Hodgson (2010) “These uncertainties are characteristic
of all estimates of future energy production and demand”. Ketidakpastian ini merupakan
karakteristik dari semua perkiraan produksi dan penggunaan energi masa depan. Beberapa
variabilitas yang diharapkan untuk ketersediaan energi dan biaya pengadaannya, berbeda

dengan hukum persyaratan mengenai penempatan, membangun dan menjalankan pembangkit
energi dan selain variasi yang besar dapat juga terjadi karena tekanan politik dan kejadian tak
terduga.
Untuk memahami besarnya intensitas penggunaan energi manusia di negara-negara
saat ini, kita mungkin membandingkannya dengan energi minimum yang diperlukan untuk
mempertahankan kehidupan per individu dari kalori dalam makanan yang dibutuhkan tubuh.
Di Amerika Serikat, merupakan salah satu yang paling intensif pengguna energi, penggunaan
bahan bakar fosil harian rata-rata per kapita sebesar 56 kali asupan energi makanan yang
diperlukan sehari. Di sisi lain, di India, negara berkembang, energi yang digunakan hanya 3
kali asupan kalori makanan sehari-hari. Warga AS menghabiskan 20 kali energi yang
digunakan oleh warga negara India, dan berbagi per kapita mereka dari produk domestik
bruto nasional adalah 50 kali lebih besar. Terbukti, kesejahteraan ekonomi penduduk terkait
erat dengan konsumsi energi mereka.

2. What do we use energy for?
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita menggunakan energi dengan pertimbangan dapat
mempermudah kita melakukan kegiatan atau untuk mengurangi dana dan mendapatkan
layanan yang dibutuhkan, misalnya satu barel minyak, satu kilowatt listrik, atau sekian kg
kubik gas alam hanya dihargai karena mereka bisa memanaskan tungku, menjalankan mobil,
memungkinkan kita untuk menonton TV, atau menggoreng makanan dan lain sebagainya.

Menurut Sionshansi (2011), “This is referred to as energy services; we need thes ervices
provided by energy, not the energy source itself”. Hal ini menunjukkan kita membutuhkan
‘layanan’ yang disediakan oleh energi, bukan sumber energi itu sendiri. Bensin memiliki
energi dan terkonsentrasi memungkinkan kita untuk mengemudi jarak jauh tanpa pengisian
bahan bakar dan sehingga bensin sangat dihargai dalam layanan mobilitas. Listrik yang
menyalakan lampu, memungkinkan kita untuk mendengarkan musik, atau mengakses
Internet, memberikan pencahayaan, hiburan, dan konektivitas, masing-masing dihargai
karena layananannya.
Sektor komersial juga menjadi contoh penggunaan energi yang cukup besar dimana
pengguna/ penghuni umumnya tidak membayar untuk energi yang telah dikonsumsi secara
langsung, juga tidak memiliki insentif langsung untuk melestarikan. Rumah-rumah
diberbagai negara rata-rata dibangun dengan mempertimbangkan kenyamanan penghuninya
dengan sedikit mempertimbangkan lingkungan sekitar. Selain itu, biaya energi cenderung
persentase yang relatif kecil dari biaya keseluruhan produk dan jasa di sektor komersial.

Jika kita membagi penggunaan energi di antara empat sektor ekonomi Kegiatan:
industri (manufaktur, produksi material, pertanian, pemulihan sumber daya), transportasi

(mobil, truk,kereta api, pesawat terbang, pipa dan kapal), komersial (jasa), dan perumahan
(rumah).


Menurut Golomb (2002) “The capacity to consume energy at this rate is a

consequence of the technology developed in industrialized nations” . Kapasitas untuk
mengkonsumsi energi pada tingkat ini merupakan konsekuensi dari teknologi yang
dikembangkan di negara-negara industri. Di Amerika Serikat pada tahun 1996, kategori ini
dikonsumsi, masing-masing, 36%, 27%, 16%, dan 21% dari total energi. Dianggap bersamasama, energi yang dikonsumsi dalam perorangan, yang masing-masing merupakan
kontributor penting untuk fungsi sektor ekonomi nasional. Salah satu penggunaan yang
menonjol dari energi, terutama dalam sektor industri dan komersial, adalah pembangkitan
tenaga listrik. Penggunaan energi ini sekarang merupakan 36% dari total penggunaan energi
di seluruh dunia, namun 44% di Amerika Serikat. Dikombinasikan dengan sektor
transportasi, kedua menggunakan 70% dari total penggunaan energi AS.
Dari penjelasan ini penggunaan energi tidak lepas dari beragam kebutuhan manusia,
berkembangnya berbagai sektor kehidupan, dan teknologi yang digunakan. Dalam energy,
environmental and development, Goldemberg dan Lucon menjelaskan kategori penggunaan
energi sebagai:
1. The energy, cost of satisfying basic human needs.
Energi, Harga untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Menurut Goldemberg


(2010), “there is not a single level of basic needs, but a hierarchy of them”.
Kebutuhan manusia sesungguhnya tidak ada yang merupakan kebutuhan dasar
namun berupa hierarki /tingkatan. Berbagai alasan seperti iklim, budaya, daerah,
periode waktu, usia dan jenis kelamin menjadi alasan pertimbangan. Selain itu
kebutuhan yang beragam dan keinginan manusia yang tak pernah puas
memungkinkan pemborosan penggunaan energi.
2. Energy consumption as a function of income.
Konsumsi energi sebagai fungsi dari pendapatan. Salah satu karakteristik intrinsik
dari masyarakat ganda di negara berkembang adalah kenyataan bahwa elit dan
masyarakat miskin berbeda secara fundamental dalam energi yang mereka
menggunakan. Elit mencoba untuk meniru gaya hidup yang berlaku di industri
negara dan memiliki standar energi mewah berorientasi serupa. Sebaliknya,
miskin lebih peduli dengan pengaturan energi yang cukup untuk memasak dan
untuk kegiatan penting lainnya. Bagi masyarakat miskin, pembangunan berarti
dasar memuaskan kebutuhan manusia, termasuk akses terhadap pekerjaan,

makanan, pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan, air mengalir, pengolahan
limbah, dll. Dengan keadaan seperti ini energi dikonsumsi sebagai bentuk
pendapatan dalam memenuhi standar hidup dan peningkatan pembangunan


BAB III PENUTUP

Kesimpulan:

1. Energi digunakan sejak dulu kala hingga saat ini terus menerus
2. Peristiwa sejarah di dunia seperti Revolusi Industri memberikan konstribusi
dalam awal penggunaan energi dengan teknologi.
3. Dalam pelaksanaannya berbagai sektor kehidupan cenderung
mempertimbangkan kenyamanan dan kepuasan penggunanya serta tampilan
yang menarik dan berdaya jual, namun sedikit yang memperhatikan
pemborosan energinya.
4. Penggunaan energi erat kaitannya dengan pemenuhan kebutahan manusia,
energi sebagai fungsi pendapatan serta tingkat kesejahteraan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Fay. James A, Golomb, Dan S. 2002 . Energy and Environment. New York .Oxford
University Press
Goldemberg, Jose. Lucon, Aswaldo. 2010. Energy, Environmental and Development:
London. Cromwell Press Group
Hodgson, Peter E. 2010.

Energy, The Environment and Climate Change:

London.

University of Oxford, Imperial College Press.
Sioshansi, P. Fereidoon. 2011. Energy, Sustainability, and The Environment; Technology,
Incentives, Behavior: London. Elsevier Inc

Dokumen yang terkait

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

Analisis korelasi antara lama penggunaan suntik KB DMPA dan tingkat keparahan gingivitis di wilayah kerja puskesmas Sumbersari Jember

0 29 71

PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Kategori IndonesiaÂ’s Best Wealth Creators)

0 18 27

Minat berwirausaha siswa SMk Triguna utama Ciputat Tangerang Selatan dilihat dari status pekerjaan oran tua

3 32 83

Pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam; eksperimen SMPN 2 Tangerang Selatan

0 42 122

Urgensi penggunaan variasi stimulasi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ips ekonomi di Madrasah aliyah Putri Annuqayah Sumenep Madura

2 49 77

Pengaruh penggunaan model pembelajaran creative problem solving: CPS termodifikasi terhadap hasil belajar siswa pada konsep hukum newton tentang gravitasi

3 36 0

Efektivitas penggunaan audio visual sebagai media pembelajaran pendidikan agama islam di SD Islam Al-Azhar 12 Cikarang -Bekasi

0 26 99

Analisa perancangan sistem informasi surat ijin penunjukkan dan penggunaan tanah (SIPSIPPT) di Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Bandung : laporan kerja praktek

2 31 54

Sistem komputerisasi penerbitan IPPT (ijin peruntukan penggunaan tanah) pada Dinas Tata Kota-Kota Bandung

0 10 44