Dakwah kampus berbasis kompetensi upaya

Oleh : Dani Setiawan *

Dicari seseorang yang saleh,
mampu memimpin dan dapat
mengembangankan jamaahorganisasi untuk meraih
kemenangan

 Melaksanakan

harokah dan

dakwah
 Membangun pemahaman
sosial dan politik
 Membangun kompetensi
akademik & persiapan profesi



Aktif di lembaga / wajihah da’wah kampus




Tidak apatis terhadap perubahan kondisi sosial
kampus



Membina minimal 1 halaqoh produktif



Mempunyai track record prestasi akademis



Mempunyai kompetensi dan jaringan pasca
kampus




Hafal minimal 2 juz Al Qur’an



Mempunyai skor TOEFL minimal 500



Menguasai minimal 1 bahasa asing

Profil Kader dalam konteks Da’wah
Kampus
ADK harus mempunyai keunggulan-keunggulan yang
dibutuhkan dalam mobilitas vertikal dan mobilitas
horizontal, yaitu :
1) Kokoh dalam tarbiyah
2) Mempelajari bahasa Arab dan bahasa Inggris
3) Aktif di lembaga kampus dan kepanitiaan
4) Mempunyai penghasilan sendiri
5) Menguasai spesialisasi ilmunya

6) Berusaha melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih
tinggi
7) Mempunyai binaan yang aktif dalam tarbiyah dan
da’wah
8) Mengajak kader lain untuk berprestasi bersama
9) Menjadi leader dalam menyelesaikan problematika
masy.
10) Menjadikan dirinya rujukan publik

Instrumen Pemberdayaan
Kader Kampus

Mahasiswa
Kelompok
Studi

Org. Profesi
Mahasiswa

Asosiasi

Profesi

Profesional

Inst. Bisnis
Mahasiswa

Asosiasi
Pengusaha

Enterpreneur

Inst. Riset
Mahasiswa

Universitas/
LPND

Ilmuwan/
Birokrat


Org. Intra/Ex.
Mahasiswa

LSM/Ormas/
Orpol

Tokoh
Masyarakat












LDK adalab Benteng Moral, Pabrik SDM, tempat ADK
berasal dan dikader
ADK dari LDK akan disebar ke lembaga2 akademis untuk
memanfaatkannya dalam rangka Peningkatan
Kompetensi
LDK kerjasama dengan LDF dalam hal pembagian Peran,
LDK ke Dakwah harokiyah Umum dan LDF gabungan
Dakwah harokiyah dan Dakwah Akademis
ADK di Asosiasi LDF dll meningkatkan kompetensinya
LDK merintis biro2 akademis yang merupakan asosiasi
ADK yang aktif di lembaga2 akademis
LDK mengadakan syiar2 akademis, sms UTS dan UAS, dll
LDK TIDAK BOLEH MENINGGALKAN CORE INTINYA yakni
CORE SAYAP DAKWAH HAROKIYAH



Bagi kampus yang sudah memiliki lembagalembaga keilmuan yang sudah settle,
seperti HIMA/HMJ, Laboratorium mahasiswa,
kelompok studi fakultas, maka ADK yang

aktif dalam LDK cukup didorong untuk aktif
di lembaga-lembaga tersebut untuk
mengambil manfaat dalam meningkatkan
kompetensi dan keilmuan mereka.



bagi kampus yang tidak memiliki lembagalembaga akademis dan keilmuan , maka
LDK bisa menginisasi dengan membentuk
biro atau badan khusus yang menangani
bidang akademis, yang nanti diharapkan
bisa melahirkan aktivis yang akan
membentuk lembaga-lembaga akademis.






LDF adalah jawaban atas sebuah problem dari

LDK di sebuah kampus yang memiliki banyak
fakultas atau jurusan/program studi yang
biasanya tidak bisa menjangkau sasaran
dakwah dengan aneka spesifikasi model
mahasiswa dari berbagai bidang
Harus ada sinergi dan pembagian peran
LDF akan menggarap sisi-sisi akademis kader
dengan mengadakan kegiatan akademis,
seperti belajar bersama, tutorial, penelitian
berbasis keilmuan, kajian islamisasi ilmu seperti
Islam dan kedokteran dan LDF FK, Islam dan
ekonomi di LDF FE, Islam dan politik di LDF FISIP





LDK bisa juga mendirikan biro / badan khusus
untuk memfasilitasi pertemuan seluruh biro
akademis di semua LDF / LDJ dalam rangka

melakukan syiar dakwah akademis bersama se
kampus, misalkan dengan seruan
meningkatkan ibadah dan belajar dalam
menghadapi UTS dan UAS, tausiyah melalui
surat dan sms terhadap ADK akan datangnya
momen-momen akademis,
LDK Mengumpulkan ADK yang memiliki skill
menonjol dalam riset / penelitian untuk
melakukan penelitian bersama yang dikaitkan
dengan moralitas



Konsep sinergi antar berbagai lini dan
lembaga dakwah kampus (LDK-LDF/LDJ dan
ADK di Lembaga2 akademis inilah yang
saya DEFINISIKAN dengan LDK berbasis
Kompetensi, atau Dakwah Kampus berbasis
Kompetensi


Ilmuwan Islam unggul pada abad VII – XV
 Kemunduran pasca abad XV – XX
 Apakah semua ilmu dan teori yang
dikemukakan oleh BARAT / non muslim
adalah KAFIR / THOGHUT / TIDAK ISLAMI ?


Jawabnya : TIDAK

ISLAMISASI SAINS BUKAN LAH menolak
teori2 dari sarjana dan ilmuwan / teknokrat
non muslim, Karena tidak semua yang
berasal dari sarjana atau ilmuwan muslim
adalah dianggap sebagai kafir, thoghut dan
tidak islami
 apabila ada teori atau temuan yang tidak
islami atau bertentangan dengan norma
Islam, maka dakwah kampus dan ilmuwan
muslim harus menjawab tantangan ini
dengan islamisasi sains









LDK dan LDF dalam memandang islamisasi
sains harus dalam kerangka spirit atau normatif
dan aplikatif
Normatif dalam hal meluruskan pandangan
yang salah dari pemikir dan ilmuwan non
muslim akan teori dan temuan IPTEK yang
bertentangan dengan norma Islam.
Aplikatif dalam hal, kita tidak boleh terlena
dengan ketertinggalan IPTEK umat Islam lalu
tidak mau menggunakan ilmu dan tekonologi
dari non muslim, tapi manfaatkanlah dan
pergunakan sejauh bisa menunjang dakwah
dan agama ini.

Ekonomi
 Psikologi
 Hukum
 Budaya dan Sastra
 Komunikasi
 Politik
 Kedokteran
 Filsafat
 Sosiologi
 dll


SELAMAT
BERJUANG