PERCIK. Media Informasi Air Minum dan Pe (27)
2 Percik Juni 2006
ILLUSTRASI: www.rudikoz.com
Data Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Mungkinkah Terintegrasi?
P tas dan melibatkan partisipasi ma- akurat dan up to date akan mendorong nunjukkan efektifitas suatu kegiatan.
enyelenggaraan pembangunan
an itu telah mencapai target yang dite- negara yang baik ditandai dengan
jawabkan. Konsekuensinya, kebutuhan
tapkan. Sedangkan sebagai pemban- adanya keterbukaan, akuntabili-
data yang dapat diandalkan menjadi
keniscayaan. Penggunaan data yang
ding, data dapat berfungsi untuk me-
syarakat. Proses perencanaan pemba-
Selain mempunyai fungsi, data juga ngunan berjalan berdasarkan atas data
efisiensi pembangunan, tepat guna, dan
memiliki peran. Data berperan dalam dasar, kecenderungan perkembangan,
tepat sasaran.
perencanaan sampai dengan pengukur- proyeksi kebutuhan, dan alokasi sum-
Secara umum data memiliki tiga
an pencapaian pembangunan, sebagai ber-sumber daya.
fungsi utama yakni bahan informasi,
bahan pengambilan kebijakan/keputus- Pasal 31 Undang-undang No. 25
alat ukur, alat pembanding. Sebagai
an (Decission Supporting System), alat tahun 2004 tentang Sistem Peren-
bahan informasi, data bisa menun-
kontrol untuk mencegah pengulangan canaan Nasional menyebutkan bahwa
jukkan capaian pembangunan, apa yang
kesalahan dan pengulangan program- perencanaan pembangunan harus di-
sudah dilaksanakan, mana yang belum,
/kegiatan, dan mendukung penyeleng- dasarkan pada data-data dan informasi
termasuk bagian mana yang belum
garaan pemerintahan yang transparan, yang akurat dan dapat dipertanggung-
tersentuh pembangunan. Dengan data
dapat diukur sejauh mana pembangun-
akuntabel dan partisipatif.
Percik Juni 2006 Percik Juni 2006
Melihat peran data pembangunan
yang dilaksanakan oleh institusi yang
rakat karena didefinisikan secara berbe- kunci pembangunan. Bisa dibayangkan
bersangkutan. Perbedaan data tersebut
da. Persepsi masyarakat dengan pe- bagaimana kebijakan akan diambil
juga disebabkan oleh adanya perbedaan
ngumpul data (surveyor) yang berbeda sementara data-data pendukung yang
pada penggunaan definisi, kategorisasi
mengakibatkan fasilitas yang sama dijadikan pijakan bagi keputusan itu
variabel yang digunakan, metode pe-
ditempatkan pada kelompok data ber- tidak memenuhi syarat. Dapat diduga,
ngambilan data, dan kehandalan sum-
beda. Perbedaan data juga bisa terjadi hasilnya bisa jadi melenceng dari harap-
ber daya manusia yang mengolah dan
karena perbedaan kriteria teknis terha- an atau bahkan tak sesuai sama sekali
mengelolanya.
dap prasarana dan sarana. dengan prediksi.
Berbagai jenis data itu tentu tak bisa
disatukan begitu saja. Di sisi lain data
Di negara-negara maju, database
pembangunan harus tersedia. Jalan ke-
Tantangan ke Depan
pembangunan mendapat perhatian
Ketiadaan data baku yang bisa penting. Sistem informasi data yang di-
luarnya yakni menggunakan data yang
menggambarkan kondisi riil sektor terapkan memungkinkan semua data
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik
AMPL sekaligus bisa dipergunakan bisa tersedia sesuai dengan kebutuhan.
(BPS) sebagai lembaga pemerintah yang
acuan oleh semua stakeholder, jelas ti- Kondisi ini memungkinkan pelaksana-
berwenang mengeluarkan data. Data
dak menguntungkan dari sisi pemba- an pembangunan menjadi efisien dan
AMPL ini diambil berdasarkan hasil
ngunan dan penilaian pihak luar. Ini efektif serta terukur.
Survey Sosial Ekonomi Nasional (SU-
SENAS). Data hasil SUSENAS tersebut
bisa menunjukkan belum adanya kepe-
digunakan sebagai acuan khususnya
merintahan yang baik (good gover-
Data AMPL Indonesia
nance). Oleh karena itu, perlu ada siner- Indonesia yang merdeka sejak 1945
dalam mengevaluasi pencapaian target
gi antarstakeholder dan antarstake- seharusnya telah memiliki database
MDGs.
holder dengan BPS. pembangunan secara rinci. Namun
Ketersediaan data AMPL di data
Banyak hal yang bisa dikerjakan fakta menunjukkan lain. Sistem pen-
BPS sangat terbatas. Mengapa? Karena
bersama di antaranya melakukan anali- dataan pembangunan belum berjalan
data AMPL belum dipandang sebagai
sis komparasi bagaimana data sektor sesuai dengan harapan. Banyak data
variabel yang perlu diperlakukan secara
AMPL saat ini didefinisikan, dikum- pembangunan yang masih sulit didapat-
khusus dibanding sektor lain, misalnya
pulkan dan diagregasikan. Penting pula, kan hingga kini. Kalau pun ada sering
survei pertanian atau survei volume
pihak-pihak tersebut mengidentifikasi tidak lengkap. Tak heran bila data terse-
penjualan beras. Dalam SUSENAS,
kembali kategori data AMPL yang dibu- but tidak memungkinkan untuk dianali-
kavling pertanyaan untuk sektor ini pun
tuhkan baik di tingkat nasional maupun sa dan dijadikan dasar pengambilan
sangat terbatas. Misalnya, tidak ada
daerah dalam rangka sinkronisasi de- kebijakan.
data dari BPS berapa sumur gali yang
ngan SUSENAS yang dilakukan oleh Kenyataan itu mencakup pula data
memenuhi syarat jarak minimal 10
BPS, serta mengidentifikasi peran dan sektor air minum dan penyehatan ling-
meter dari tempat pembuangan tinja.
tanggung jawab stakeholder dalam kungan (AMPL). Padahal pembangun-
Survei ini hanya mempertanyakan hal-
pengelolaan data AMPL. an sektor ini telah mulai berlangsung
hal global.
Yang tak kalah pentingnya yaitu secara menyeluruh dan sistematis sejak
Ketiadaan data rinci inilah yang
membangun konsensus bersama an- PELITA I. Hanya saja pembangunan
mendorong instansi terkait di luar BPS
tarstakeholder AMPL dalam pengkla- sarana fisik itu tidak diikuti dengan
mengadakan survei yang lebih khusus.
sifikasian, metoda pengumpulan serta pendataan secara terpadu. Berbagai
Instansi tersebut membutuhkan data
pengelolaan data AMPL terutama un- institusi terkait mengeluarkan data
sesuai kebutuhannya. Dengan demikian
tuk data dasar (base line) dan peman- AMPL. Misalnya Departemen Kesehat-
setiap instansi menggunakan pende-
tauan MDGs. Di sini, stakeholder ha- an, Departemen Pekerjaan Umum, atau
katan yang dianggap sesuai dengan data
rus duduk bersama untuk membahas Departemen Dalam Negeri memiliki da-
yang dibutuhkannya.
dan membicarakan hal itu. Peme- ta masing-masing. Bisa diduga muncul
Sayangnya selama proses pendataan
rintah daerah alangkah baiknya ikut angka yang berbeda untuk kategori
berlangsung, koordinasi antar-instansi
pula dalam pembahasan ini karena yang sama dan kelompok sasaran yang
dan intansi dengan BPS sebagai sur-
merekalah ujung tombak pengumpul- sama.
veyor resmi negara belum terjalin de-
an data di daerah. Pemda pula yang Hal ini bisa dimaklumi mengingat
ngan baik. Di sana-sini ditemukan tum-
mengenali data AMPL di daerahnya setiap institusi akan lebih fokus ter-
pang tindih data. Perbedaan definisi di
dan yang bisa memverifikasi data yang hadap angka pencapaian pembangunan
tingkat institusi dan masyarakat terus
terjadi. Seringkali fasilitas AMPL tidak
dikeluarkan BPS. MJ
4 Percik Juni 2006
Beda Definisi, Beda Hasil
D Penerbit Wilayah 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 mengakibatkan hasil yang berbeda sa- Sumber
efinisi memegang peranan
Tabel 2
penting dalam pendataan. Per-
Cakupan Pelayanan Air Minum dari Berbagai Institusi
bedaan pendefinisian akan
Data
ma sekali. Karena itu, persamaan pen-
90,6 91,4 SUSENAS definisian menjadi hal pertama dan
UNICEF Perkotaan
67,0 68,5 utama sebelum proses pendataan ber-
Perdesaan
77,2 78,7 langsung. Jika tidak, hasilnya pasti akan
Total
61,4 Penghitungan lain-lain. Ini seperti yang terjadi dalam
40,8 SUSENAS penyajian data air minum dan penye-
Perdesaan
50,0 untuk MDG's hatan lingkungan (AMPL) Indonesia se-
Total
DGURD, PU lama ini.
Pekerjaan Perkotaan 43,0
Tabel 1 memberikan contoh definisi Total
yang berbeda pada sektor air minum PERPAMSI
Direktori Perkotaan
PERPAMSI Perdesaan
untuk membedakan sumber air yang
Total
BPS laporan Pemantauan MDGs di Indone-
berkategori baik dan tidak baik antara
(non pipa)
sia dan BPS (Susenas 2002).
MDGs menjadikan hidran umum berdiri
definisi sumber air dan sarana sanitasi
Tabel 1 Kategori Sumber Air Bersih
sendiri karena sistem distribusinya sangat
yang layak (improved) dan tidak layak (un-
Menurut Beberapa
berbeda kendati sumbernya sama.
improved) yang saat ini digunakan untuk
Laporan Statistik
Yang lebih nyata perbedaannya da-
memantau pencapaian MDG's sektor Per- mukiman dan Perumahan di tingkat glo-
SUMBER AIR BERSIH TERLINDUNGI
SUMBER AIR BERSIH TAK TERLINDUNGI
bal. Selain perbedaan antar-institusi, ada
Laporan MDGs
BPS
Laporan MDGs
BPS
perbedaan di masyarakat. Perbedaan itu
Indonesia
Indonesia
menyangkut persepsi antara masyarakat dan pengumpul data. Ini memungkinkan
fasilitas yang sama ditempatkan pada ke- 2. hidran umum
1. sambungan pipa 1. sambungan pipa
1. gerobak dorong
1. air kemasan
lompok data yang berbeda-beda. 3. sumur bor
2. sumur bor
2. air kemasan
(termasuk isi ulang)
Di samping masalah definisi, ada beda 4. sumur terlindungi
3. sumur terlindungi
3. air dari truk tangki
2. sumur
pendekatan yang digunakan oleh masing- 5. mata air
4. mata air terlindungi
4. sumur
tak terlindungi
masing institusi sesuai kebutuhan dan ke- terlindungi
5. air hujan
tak terlindungi
3. mata air
pentingannya (service provider point of 6. air hujan
5. mata air
tak terlindungi
tak terlindungi
4. sungai
view). Tabel 2 menggambarkan salah satu
5. lain-lain
contoh ketidaksinkronan data dari berba-
gai institusi yang ada. Data dalam tabel 2 menunjukkan Tabel tersebut menunjukkan dalam
(danau, waduk, dll)
UNICEF dan WHO keduanya mengambil hal sumber air bersih terlindungi,
lam memandang sumber air tak terlin-
data dari SUSENAS tapi perbedaan MDGs menjadikan hidran umum ma-
dungi. Dalam kategori ini BPS mema-
angkanya sangat jauh. Mana yang benar? suk kategori sumber air bersih terlin-
sukkan sungai dan lain-lain. Sedangkan
Tentu semua data itu benar karena dungi, sedangkan BPS tidak memasuk-
MDGs tidak mengkategorikannya seba-
masing-masing memiliki argumentasi kannya. Bisa jadi BPS menganggap hi-
gai sumber air tak terlindungi, dan me-
tersendiri. Persoalannya sekarang, dran sebagai bagian dari sistem sam-
masukkan gerobak dorong (penjaja air
apakah perbedaan itu akan terus bungan perpipaan karena sumber airnya
keliling) ke dalamnya.
dilestarikan? Dalam hal data, perlu ada berasal dari jaringan pipa. Sebaliknya
Definisi yang digunakan oleh media
sumber tersebut juga belum sesuai dengan
integrasi. (MJ/GUS)
Percik Juni 2006
Menuju Integrasi Data AMPL
I lingkungan (AMPL) mengingat kebu- mewujudkan tujuan di atas. Program ini ngelolaan data AMPL pada tiap
ntegrasi data mau tidak mau harus
z Grand design pengelolaan data dilakukan oleh semua stakeholder
2006 ini, Pokja AMPL yang terdiri atas
AMPL dimulai dengan analisis data air minum dan penyehatan
stakeholder Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan, menyusun program untuk
komparasi data berupa studi pe-
Departemen Teknis. tidak mudah. Masing-masing pihak 1. Pengajuan usulan perubahan data 3. Sosialisasi di daerah mengenai pen- harus meninggalkan pola-pola pengelo-
tuhan yang mendesak. Tentu prosesnya
terdiri atas berbagai komponen, yaitu:
tingnya penyusunan basis data AMPL laan data 'maunya sendiri', tumpang
dalam SUSENAS-BPS
sebagai bahan dalam pemantauan tindih, dan tidak terorganisasi dengan
Komponen ini mencakup kegiat-
pencapaian MDGs. baik.
an-kegiatan antara lain pertemuan
Kegiatan dalam komponen ini Dalam kerangka pengelolaan data
serial, lokakarya, proses pengajuan
usulan, pelaksanaan atas usulan
antara lain:
yang lebih integral dan handal, perlu
z Mengomunikasikan mengenai arti sejumlah langkah, antara lain dengan
perubahan tersebut dalam kerangka
penting pengelolaan data bagi dae- melakukan analisis komparasi bagaima-
kegiatan SUSENAS-BPS tahun 2007
mendatang.
rah dalam tiap kesempatan penye-
lenggaraan program-program sikan, dikumpulkan, dan diagregasi ter-
na data sektor AMPL saat ini didefini- 2. Pengembangan jejaring yang sinergis
AMPL lainnya. utama oleh BPS dan institusi terkait.
dalam pengelolaan data dan infor-
z Memantau dan mengevaluasi per- Selanjutnya kategori data yang ada
masi antarstakeholder AMPL
kembangan pelaksanaan pengelo- diidentifikasi sesuai kebutuhkan baik di
Kegiatan-kegiatan yang termasuk
laan data AMPL di daerah. tingkat nasional maupun daerah dalam
dalam komponen ini antara lain:
z Memfasilitasi daerah dalam ke- rangka sinkronisasi dengan SUSENAS
z Konsolidasi data dan informasi
rangka pengelolaan data. yang dilakukan oleh BPS. Selain itu,
termasuk di dalamnya hasil-hasil
Program ini didukung oleh seluruh perlu ada identifikasi kembali peran dan
penelitian dan studi dari masing-
pihak yang peduli atas pengembangan tanggung jawab stakeholder dalam pe-
masing stakeholder dengan aktivi-
data sektor Air Minum dan Penyehatan ngelolaan data AMPL. Proses tersebut
tas kompilasi, kategorisasi, inter-
Lingkungan, seperti: Bappenas, BPS, tidak bisa tidak membutuhkan langkah
exchange, dan publikasi/penerbit-
Departemen Pekerjaan Umum, Depar- bersama seluruh stakeholder. Ini bertu-
an (buku, CD, website).
temen Kesehatan, Departemen Dalam Ne- juan membangun konsensus bersama
z Konsolidasi program pengelolaan
geri, dan Kementrian Lingkungan Hidup. atas masalah ini.
data AMPL dari masing-masing
Lembaga internasional pun terlibat. Di luar itu, Pemerintah
stakeholder.
Mereka antara lain: UNICEF, Daerah pun memiliki peran
ILUSTRASI:RUDI KOSASIH
dan AusAID melalui program yang tidak bisa dielakkan.
WASPOLA. Dengan dukungan Pemda perlu lebih proaktif da-
seluruh stakeholder ini, diha- lam mengenali kondisi data
rapkan pengelolaan data AMPL AMPL di daerahnya. Dengan
bisa terlaksana lebih terpadu demikian, pengelolaan data
dan menyeluruh namun tetap AMPL menjadi suatu jejaring
efektif dan efisien. sinergis yang terhubungkan baik
Memang, hasil belum ter- vertikal maupun horizontal.
lihat nyata. Namun dari ber- Melalui proses tersebut diharap-
bagai kegiatan yang melibat- kan pengelolaan data menjadi
kan stakeholder terkait, at- efektif, efisien, dan tetap achie-
mosfer menuju integrasi data veble dan reasonable.
AMPL sudah mulai terasa. Kita berharap, integrasi data
Langkah Awal
AMPL bukan lagi sekadar Dalam kurun waktu tahun
mimpi. (GUS/MJ)
6 Percik Juni 2006
B agaimana konsep pengelo- laan data Sistem Statistik Na- sional?
Konsepnya adalah dengan memben- tuk suatu tatanan yang terdiri atas un- sur-unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk totali- tas dalam penyelenggaraan statistik. Se- perti diketahui bahwa penyelenggara kegiatan statistik terdiri dari Badan Pu- sat Statistik (BPS) yang menghasilkan statistik dasar; instansi pemerintah (sektoral) yang menghasilkan statistik sektoral, dan masyarakat umum yang menghasilkan statistik khusus. Agar ter- jadi totalitas dalam penyelenggaraan statistik, maka diperlukan adanya kerja sama antara ketiga penyelenggara di atas dalam hal perencanaan, pengum- pulan, pengolahan dan atau analisis sta- tistik. Bila hal ini terwujud maka akan tercipta kesamaan dalam hal konsep, definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukur- annya sehingga akan tersedia data sta- tistik yang lengkap, akurat, dan mu- takhir serta terhindarinya duplikasi da- ta.
Bisa Anda jelaskan peran BPS dalam pengelolaan data statistik secara nasional?
Peran BPS adalah sebagai pusat ru- jukan statistik. Artinya setiap kegiatan statistik yang dilakukan oleh instansi pemerintah maupun masyarakat wajib diberitahukan rancangan kegiatannya dengan mengikuti rekomendasi yang di- berikan BPS serta menyerahkan hasil- nya kepada BPS. Dalam hal ini, instansi pemerintah maupun masyarakat diper- bolehkan menyelenggarakan kegiatan statistik sendiri. Namun bila kegiatan tersebut dilakukan dengan cara sensus dan dengan jangkauan populasi berska- la nasional, maka harus melibatkan BPS
dalam kegiatannya.
Bagaimana efektifitas BPS da- lam menjalankan peran tersebut dan apa kendalanya?
Hal yang paling utama yang dilaku- kan BPS adalah menyosialisaikan UU Nomor 16 tahun 1997 tentang statistik, serta Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik kepada semua pihak yang ter- kait dengan statistik, termasuk di da- lamnya masyarakat sebagai sumber da- ta atau responden. Kendala yang diha- dapi adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat tentang pentingnya data yang memenuhi unsur kelengkapan, akurat, dan mutakhir sehingga mempe- ngaruhi kualitas data yang dihasilkan dari suatu kegiatan statistik.
Sering ada "kesimpangsiuran" angka dalam penyajiannya, baik yang dikeluarkan departemen tek- nis (sektoral) maupun BPS. Apa yang telah dilakukan BPS dalam mengatasi hal itu?
Untuk internal BPS, Insya Allah "ke- simpangsiuran" angka tidak akan terja-
di karena BPS menerapkan satu pintu untuk permintaan data, yaitu melalui Direktorat Diseminasi Statistik bekerja sama dengan satuan organisasi BPS yang terkait. Sementara untuk eksternal BPS, memang masih banyak hal yang harus dilakukan untuk mengatasi "ke- simpangsiuran" tersebut. Untuk meng- atasi hal itu, selama ini yang dilakukan BPS adalah mengundang instansi ter- kait untuk melakukan kerja sama sebe- lum melakukan kegiatan statistik. Seba- gai contoh, mengundang beberapa ins- tansi terkait dalam suatu rapat interdep dalam rangka persiapan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) serta me- nyosialisasikan hasilnya melalui kegiat- an seminar dan sebagainya. Selain itu, BPS juga mengirim Formulir Pemberi- tahuan Survei Statistik Sektoral (FS3) kepada instansi terkait untuk diisi se- suai dengan pertanyaan yang ada me- ngenai kegiatan statistik yang dilakukan oleh instansi terkait. Kemudian BPS melakukan meneliti dan mengevaluasi rancangan survei yang diajukan, untuk kemudian diberikan rekomendasi kepa-
da instansi terkait. Bila rekomendasi ti- dak diberikan, instansi terkait tidak di- perkenankan melakukan kegiatan sta- tistik.
Sejauh mana respon departe- men sektoral dalam menanggapi upaya-upaya dari BPS ini?
Sejauh ini, respon dari instansi terkait cukup baik untuk menghadiri kegiatan-kegiatan yang dilakukan BPS. Namun, untuk Formulir Pemberitahuan Survei Statistik Sektoral (FS3) masih sa- ngat kurang. Instansi yang rutin meres- ponnya adalah Bank Indonesia. Dengan sendirinya, rekomendasi yang sering BPS keluarkan adalah untuk Bank In- donesia. (GUS/MJ)
Percik Juni 2006
Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat, BPS, Ahrizal Manaf
Masyarakat Belum Sadar Data
FOTO: ISTIMEWA
B agaimana konsep pengelola- an data dan informasi di Cip- ta Karya?
Sebelum terbentuknya kembali Ditjen Cipta Karya, terdapat beberapa aplikasi pengolahan data. Struktur or- ganisasi-saat itu Ditjen TPTP-dibagi berdasarkan wilayah, dan wilayah diba- gi menjadi sektor. Masing-masing di- rektorat berorientasi pada data yang di- butuhkan sesuai dengan lingkup tugas- nya dengan metode pengumpulan data yang belum sama, tergantung dana dan waktu pengumpulan yang tersedia. Be- lum ada upaya integrasi yang optimal. Sejak terbentuknya Ditjen Cipta Karya kembali 2005, ada Subdit Data dan In- formasi, di bawah Dit Bina Program yang bertugas melakukan pengumpulan dan pengolahan data serta pelaporan kemajuan pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya. Kami bersyukur bahwa dalam Renstra Dep PU 2005- 2009, Pengelolaan Data dan Penyebar- luasan Informasi merupakan prioritas yang harus dikembangkan.
Apa saja kendala pengelolaan data?
Bila melihat ke belakang, terutama pengalaman 1 tahun terakhir ini kenda- lanya sangat banyak. Paling tidak ada empat yaitu pertama data. Pemeliha- raan data yang sudah ada kurang dan jarang di-back-up. Sering ada bypass prosedur dalam pencarian data sehing-
ga membuat file menjadi besar. Kedua, masalah aplikasi. Selama ini banyak aplikasi yang disusun pihak ketiga tidak menyerahkan source programnya dan source kodenya kepada pengelola data. Beberapa aplikasi tidak dapat diguna- kan melalui jaringan karena platform berbeda. Yang ketiga kendala hard- ware. Pengadaan hardware tidak ter- koordinasi. Proses peremajaan hard-
ware yang kurang mengantisipasi kebu- tuhan beban, kecepatan, dan kemam- puan penyimpanan. Yang terakhir, kendala SDM. SDM belum siap dengan perubahan teknologi informasi. IT min- ded belum membudaya.
Bagaimana langkah mengatasi kendala tersebut?
Kami sedang menyiapkan konsep Rencana Induk Sistem Informasi Ma- najemen (RI SIM). Mudah-mudahan selesai akhir tahun ini. Bila konsep RI SIM jadi, nanti akan langsung disosiali- sasikan ke semua stakeholders tentang rencana pengembangannya ke depan.
Sering ada data sektor yang di- keluarkan oleh instansi/departe- men lain berbeda, tanggapan An- da?
Ya harus dilihat latar belakangnya. Mirip seperti di unit kerja di lingkungan kami. Masing-masing instansi mengam- bil data sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Dalam hal ini kami akan melihat data mana yang terbaru, dan apakah instansi yang mempublika- sikan data tersebut memiliki kompeten- si dalam mengeluarkannya.
Apa kira-kira penyebab perbe- daan ini?
Seperti yg disampaikan sebelumnya, karena kepentingan masing-masing ins-
tansi yang berbeda, dan tujuan pengum- pulan data itu untuk apa? Kadang-kadang ada instansi yang mempublikasikan data tanpa melihat fungsi instansi tertentu yang seharusnya mempublikasikannya.
Upaya apa saja yang telah dila- kukan untuk menjembatani per- bedaan ini?
Perlu ada konsensus di antara instansi yang terlibat, siapa yang bertanggung jawab terhadap data apa. Dengan BAPPE- NAS dan BPS kita sudah melakukan hal ini untuk data AM dan PLP. Kita duduk ber- sama menyamakan persepsi, definisi, in- dikator, variabel, dan tata cara pengum- pulan datanya sesuai dengan standar BPS, jadi keabsahannya dapat terjamin. BPS merupakan instansi yang bertanggung jawab dalam penyajian data nasional. Kita dan BAPPENAS serta BPS akan uji coba tahun ini, dan akan melakukan SUSENAS 2007 nanti.
Sejauh mana hubungan Dep. PU dengan BPS dalam kerangka Sistem Statistik Nasional ini?
Hingga tahun 2005, untuk pengum- pulan data dan informasi bidang per- mukiman kami telah bekerja sama de- ngan BPS. Saat itu masih ada Ditjen Pe- rumahan dan Permukiman. Mulai 2006, fungsi tersebut diambil alih oleh Ditjen Cipta Karya. Saat ini sedang dila- kukan penataan kembali beberapa per- tanyaan untuk SUSENAS 2007 me- nyangkut bidang AM dan PLP kerja sama dengan BAPPENAS dan BPS. Diharap- kan ke depan hal ini bisa berlanjut mengingat data yang dikumpulkan ha- rus time-series, dan kami menyadari bahwa potensi BPS sangatlah kompeten dalam melakukan survei dan pengolah- an data, yang akhirnya menjadi dasar kami dalam mengimplementasikan ke- bijakan yang ditetapkan. (MJ/GUS)
Percik Juni 2006 8
Kasubdit Data dan Informasi, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Dep. PU, Dwityo A. Soeranto
Perlu Konsensus Bersama FOTO: ISTIMEWA
Air Lumayan, BAB Sembarangan Air Lumayan, BAB Sembarangan
T AK ADA YANG MENDUGA .S EMUANYA BERJALAN BEGITU CEPAT .D ALAM SEKE -
membersihkan puing rumah terpaksa
JAP , HUNIAN LULUH LANTAK .S EKITAR 6.000 JIWA MEREGANG NYAWA . R A -
hanya diparkir di kantor Dinas Cipta Karya. Masyarakat belum mau puing
TUSAN RIBU ORANG KEHILANGAN RUMAH .K ABUPATEN B ANTUL MENJADI DAERAH rumahnya dibersihkan karena mereka YANG PALING PARAH KONDISINYA .Y OGYAKARTA DAN SEKITARNYA BERDUKA .
mendengar pernyataan Wapres Yusuf Kalla bahwa korban gempa akan didata
asyik di rumah. Mereka menikmati S bukti. Warga pun kembali. Sebagian membongkar puing-puing itu setelah
aat itu waktu menunjukkan pu- Dalam keramaian itu pun kecelakaan untuk mendapatkan bantuan Rp. 10 kul 05.53 WIB. Banyak warga tak terelakkan. Beberapa orang terluka. juta-Rp. 30 juta setiap rumah tergan- Yogya dan sekitarnya masih Hingga akhirnya isu tsunami tak ter- tung kerusakannya. Mereka baru mau
sarapan pagi sebelum beranjak bekerja. masih bisa bersyukur karena rumahnya pendataan berakhir. Tiba-tiba bumi berguncang dahsyat. hanya rusak ringan. Banyak yang lain
Dalam kondisi darurat, mereka me- Gempa bumi terjadi. Data Badan harus meneteskan air mata karena milih bertahan di tenda-tenda darurat. Meteorologi dan Geofisika menun- kehilangan sebagian anggota keluarga Tidak seperti di Aceh, di mana peng- jukkan angka 5,9 pada skala Richter. dan tempat tinggalnya.
ungsi terkonsentrasi di barak-barak Orang-orang tunggang langgang menye-
Di hari kelima pasca bencana, puing- pengungsian, warga Yogyakarta dan lamatkan diri keluar rumah. Sebagian puing rumah masih teronggok di tem- sekitarnya lebih suka berada di sekitar lagi kalah cepat dengan runtuhnya patnya. Mereka belum berpikir untuk reruntuhan rumah mereka. Mereka rumah mereka. Mereka tertimpa rerun- membersihkan puing-puing itu. Seba- membangun tempat tinggal sementara tuhan. Ada yang hanya terluka, tapi ada gian besar masih berpikir untuk men- dari tenda maupun seng-seng bekas. Be- yang meninggal dunia.
dapatkan bantuan makanan yang pem- berapa di antara mereka malah hanya Suasana panik menyelimuti daerah bagiannya masih belum merata hingga beratap langit. Mereka beralasan ingin bencana sesaat setelah gempa. Ini gara- seminggu bencana. Daerah-daerah yang menjaga barang-barang mereka. gara berhembus isu tsunami. Orang jauh dari akses jalan raya kondisinya Apalagi beredar berita banyak terjadi berlarian menuju ke arah utara. Jalan- menyedihkan karena kurang pasokan pencurian. Tak heran mereka mencuri- jalan ke arah kota Yogyakarta dari arah bahan pangan dan obat-obatan.
gai setiap yang datang ke daerah mere- Bantul (di selatan) padat dipenuhi ken-
Beberapa eskavator yang datang da- ka tanpa identitas atau sekadar ingin daraan dan orang-orang yang berlarian. ri berbagai daerah untuk membantu melihat-lihat kehancuran yang terjadi.
Percik Juni 2006
Sebuah tulisan besar misalnya berbunyi,
Tabel Jumlah Korban dan Kerusakan Akibat Gempa
''Kami bukan tontonan'', atau ''Ini bu- Daerah Istimewa Yogyakarta kan daerah wisata gempa''. Daerah Istimewa Yogyakarta
Lokasi Lokasi
Korban
Kerusakan (Rumah Penduduk)
Fasilitas Umum
Kondisi AMPL
Lk Berat
Lk Ringan
Tempat Ibadah
Sekolah Bang Pemerintah
Secara umum kondisi air bersih bagi Roboh Berat Ringan Roboh Berat Ringan Roboh Berat Ringan
Kab. Bantul Bantul
masyarakat masih tersedia. Sumur-su-
Kab. Sleman Sleman
mur warga yang umumnya berupa su-
Kota Yogyakarta Yogyakarta
mur gali masih bisa dipakai kendati ha- Kab. Kulon Progo Kln. Progo
rus ada upaya untuk membersihkan da-
Kab. Gunung Kidul Gng. Kidul
39 ri puing-puing reruntuhan. Sementara 57 warga yang menggunakan sumur pom-
pa, kini beralih ke sumur timba. Jawa Tengah Ketua RT 8/13 Dusun Kanubayan,
Lokasi Lokasi
Korban
Kerusakan (Rumah Penduduk)
Fasilitas Umum
Desa Trirenggo, Kec. Bantul, Kab. Bang Pemerintah Bantul, Karyadi mengungkapkan air tak Roboh Berat Ringan Roboh Berat Ringan Roboh Berat Ringan
Lk Berat
Lk Ringan
Tempat Ibadah
Sekolah
Kab. Klaten
menjadi masalah. Hanya saja karena lis-
Kab. Magelang
trik padam, mereka terpaksa harus me-
Kab. Boyolali
27 45 6 14 nimba di sumur, sementara biasanya 7
Kab. Sukoharjo
Kab. Wonogiri
mereka tinggal pencet tombol pompa,
Kab. Purworejo
air langsung mengalir.
Lain lagi di RT 02 Dusun Sawungan,
Total DIY&Jateng
Desa Sumbermulyo, Kec. Bambangli- Sumber: Media Center Pemda Propinsi DIY, 17 Juni 2006 puro, Bantul, air sumur memang masih bisa dipakai tapi agak bau dan keruh.
nya, kamar mandi dan WC dibangun ''Tapi masih lumayan, kita bisa pakai,''
menempel dengan rumah. Kondisi ini kata Sukindro, warga setempat sambil
Secara umum kondisi air bersih
telah mengubah perilaku warga dalam menunjukkan adanya puing-puing tem-
buang air besar (BAB). Mereka kembali bok yang masuk ke lubang sumur.
bagi masyarakat masih tersedia.
BAB sembarangan. Di RW 39 Derman, Desa Sumber-
Sumur-sumur warga yang
Sungai menjadi pilihan utama. mulyo, kecamatan yang sama rumah
umumnya berupa sumur gali
''Kebetulan kita dekat dengan Sungai yang rusak mencapai 90 persen. Sumur
masih bisa dipakai kendati harus
ada upaya untuk membersihkan Winongo dan Kalisoro. Lagipula airnya
mereka yang 90 persen menggunakan mengalir. Ya ini kan darurat. Mau pompa ikut tak berfungsi. ''Makanya di
dari puing-puing reruntuhan.
apalagi karena MCK ikut tertimbun,'' sini air agak kekurangan,'' kata Ketua
kata Suwandi. Menurutnya, pihaknya RW Suwandi, DS.
Sementara warga yang
sangat paham bahwa persoalan sanitasi Air memang cukup untuk meme-
menggunakan sumur pompa,
ini penting tapi warga saat ini perlu res- nuhi kebutuhan air minum dan masak
kini beralih ke sumur timba.
cue (penyelamatan) terlebih dahulu. tapi tidak cukup untuk mandi setiap
''Saya baru memikirkan sanitasi setelah hari dua kali seperti biasanya. ''Seka-
hari kedelapan. Tapi itu baru mikir lho, rang kita paling mandi sekali, itu pun
entah dilaksanakan atau tidak,'' kata menunggu kalau sudah malam karena
datang membantu beserta peralatan-
mantan anggota DPRD ini. tempatnya terbuka,'' kata Sukindro.
nya. Hidran umum juga ditempatkan di
''Ya sekarang jadi tren pagi. Sebelum Masalah air ini pun telah mendapat
25 titik rawan air. UNICEF saat itu akan
subuh orang-orang pada ke sungai,'' ka- perhatian. Satu unit mobil pengolah air
membantu 50 hidran umum dan ratus-
ta Sukindro. Warga tak mau buang air bersih hasil kerja sama Ditjen Cipta
an jerigen air bersih. Air cukup kendati
di sekitar reruntuhan. ''Warga di sini Karya-LAPI ITB-Kodam III Siliwangi
masih belum mencukupi standar.
malu kalau buang air sembarangan di diperbantukan untuk memproduksi air
Yang menjadi masalah justru per-
dekat rumah. Paling hanya anak-anak bersih. Penyaluran dilakukan oleh re-
soalan sanitasi. Bersamaan dengan run-
yang buang hajat di dekat reruntuhan lawan dari instansi daerah lain yang
tuhnya rumah-rumah warga, WC pun
ikut hancur. Di daerah Bantul khusus-
rumah,'' katanya sambil menunjuk
10 Percik Juni 2006 10 Percik Juni 2006
belum mengeluh ada bocoran limbah ke 200 meter dari kampung.
Jumlah rumah yang berhasil dibersih-
sumur-sumur mereka. Selain faktor keterpaksaan, ada pula
kan sangat sedikit. Beberapa warga me-
Ke depan, pada masa recovery, re- faktor trauma. Ini seperti yang dialami
manfaatkan kembali sisa-sisa bangunan
konstruksi, dan rehabilitasi, perlu ada oleh warga Kampung Pajimatan, Desa
yang masih bisa dipakai untuk mem-
tenaga-tenaga handal di bidang penye- Girirejo, Kec. Imogiri Bantul. ''Warga
bangun kembali rumah mereka.
hatan lingkungan, surveillance, dan gizi. justru saya anjurkan buang hajat di su-
Sementara itu, Instalasi Pengolahan
Masyarakat tinggal diarahkan. Mereka ngai, lha wong mereka masih takut.
Air Limbah (IPAL) Yogyakarta yang ter-
mudah untuk diajak partisipasi. Mereka Jangan-jangan ada gempa lagi. Kalau
letak di Sewon, Bantul terlihat masih
juga punya kesadaran yang tinggi untuk saya sendiri, ke sungai lebih tenang,''
aman. Hanya jalan di sekeliling IPAL itu
segera bangkit kembali. Bahkan ada kata Abdul Gani, penasihat LPMD kam-
retak-retak. Diduga retakan ini pun ter-
yang bertekad untuk tidak mengan- pung tersebut. Di daerah ini, warga juga
jadi di bagian dasar IPAL. Namun itu
dalkan bantuan pemerintah. memanfaatkan MCK umum yang ada di
perlu pembuktian dan agak sulit dila-
(Mujiyanto, berdasarkan terminal Imogiri, namun jumlahnya
kukan karena IPAL tak bisa di-stop peng-
operasiannya. Sejauh ini warga sekitar
pantauan hari ke-4--6 pasca bencana)
tidak mencukupi. Perilaku seperti ini telah memun- culkan persoalan. Sampai 1 Juni 2006 (hari kelima pasca bencana) semua ru-
Y UDI I NDARTO ,
mah sakit dan posko kesehatan mela-
Direktur Administrasi PDAM Kabupaten Bantul
porkan telah menangani pasien pende- rita diare baik dewasa maupun anak-
FOTO:MUJIYANTO
anak. Serangan diare ini sudah diduga
itu sudah normal?
sebelumnya. Perkembangan penyakit Belum maksimal, tapi paling tidak itu sangat memungkinkan karena kon-
sudah bisa berproduksi lagi. Itu tadi disi sanitasi lingkungan yang buruk dan
karena listriknya dan yang kedua bertumpuknya sampah di mana-mana
karena jaringan distribusi juga ter- yang mengundang datangnya lalat.
ganggu. Sejauh ini jaringan distribusi Fasilitas MCK yang ada tak mencukupi.
yang rusak sekitar 10 persen. Tak Selain diare, penyakit lainnya yang
heran maka di beberapa lokasi air diprediksi yaitu ISPA (infeksi saluran
yang kita hasilkan masih terlihat pernafasan atas), dan cacar di kalangan
keruh karena mungkin ada kebocor- anak balita.
an. Kami akan terus perbaiki. Bantuan WC darurat memang be- lum masuk. Inisiatif sudah ada. Misal-
B PDAM Bantul karena gem- yang terganggung salurannya?
isa dijelaskan kondisi
Berapa jumlah pelanggan
nya Pemda DKI mengirimkan beberapa
unit toilet umum yang diletakkan di la-
Sekitar 2.000 pelanggan dari pangan Desa Trirenggo, Bantul, tepat di
pa bumi Sabtu lalu?
PDAM Bantul mengelola 12 sistem 11.500 pelanggan PDAM Bantul yang depan rumah dinas bupati yang menja-
penyediaan air bersih yang terletak di ada. Karena perlu diketahui ke- di Posko Satkorlak daerah. Jumlah ini
beberapa kecamatan. Dari jumlah ter- banyakan rakyat Bantul tinggal di de- sangat tidak memadai dibandingkan lu-
sebut, pada hari kelima (Rabu/7/6) sa-desa dan memenuhi kebutuhan air asnya daerah bencana.
ini sebanyak delapan sistem IPA telah bersihnya dari sumur gali dan sumur Di bidang persampahan, dalam kon-
bisa beroperasi, sedangkan empat pompa. Air di sini sangat bagus dan disi darurat, belum ada perhatian. Da-
yang lain belum bisa beroperasi. Ma- dangkal.
pat dipastikan sampah puing (debris)
sih ada trouble. Yang belum berope-
akan sangat melimpah. Puing-puing itu
rasi yaitu di Dlingo, Trimulyo, Sran-
Apa upaya PDAM mengha-
praktis belum dibersihkan sama sekali
dakan, dan Plandak. Penyebabnya dapi kondisi bencana ini, teruta-
karena butuh tenaga yang banyak. Be-
aliran listrik mati.
ma bagi pelanggan?
berapa keluarga korban dari luar daerah Kami menyediakan hidran umum. berinisiatif datang khusus untuk mem-
Apakah dari yang berfungsi Sampai sekarang kami telah menyedi- bersihkan puing-puing tersebut.
Percik Juni 2006 Percik Juni 2006
akan 50 unit hidran umum ke posko-
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
posko pengungsian. Kapasitasnya satu HU sekitar 3.000 liter. Ini tidak hanya
FOTO:MUJIYANTO
untuk pelanggan kami tapi juga untuk Kurang lebih selama 10 hari. masyarakat. Hidran-hidran itu kami suplai air dari IPA-IPA yang ada meng-
Setelah itu apa rencana beri-
gunakan truk tangki yang jumlahnya 18
kutnya?
unit. Kami sudah mengantisipasi bah- wa setelah bencana ini akan muncul
Apakah HU yang ada cukup?
penyakit-penyakit karena kondisi Kalau bicara cukup, belum cukup.
lingkungan yang jelek. Ini bisa terja- Idealnya minimal ada 150 unit hidran
di karena banyak sarana sanitasi umum. Tapi memang banyak keterba-
yang rusak sehingga masyarakat tasan yang kami miliki.
buang air besar sembarangan. Ini isa Anda jelaskan kondisi kan berbahaya. Makanya saat ini pun
B layanan kesehatan di Ka- kami sudah mulai melakukan pe-
Maksudnya?
nyemprotan untuk membasmi lalat. Kami masih mengajukan. Belum tahu
Dana untuk alokasi itu tidak ada.
bupaten Bantul?
Saat ini semua layanan kesehatan Kami juga terus mengimbau ma- kapan akan cair. Di sisi lain kami
Puskesmas kolaps. Ini terjadi karena syarakat agar hati-hati dalam buang sendiri mengalami musibah. Hampir
hampir 65 persen Puskesmas yang air besar. Kami juga terus berkoordi-
80 persen SDM kami mengalami musi- ada hancur atau rusak sehingga tak nasi dengan instansi terkait untuk bah. Satu di antaranya meninggal
bisa digunakan untuk melayani menyediakan air bersih guna me- dunia atas nama Sarjono. Praktis
menuhi kebutuhan masyarakat. operasional terganggu. Perlu diketahui, operasionalisasi saat ini justru
masyarakat.
Bagaimana layanan terha-
Penyakit apa saja yang sudah
dilakukan oleh pihak luar yang mem-
dap korban gempa?
mulai terdeteksi?
bantu seperti SDM dari PDAM lain
Infeksi saluran pernafasan atas yang terjun langsung baik sebagai
Saat ini kami telah memperoleh
bantuan dokter sebanyak 500 dokter (ISPA), kulit berupa gatal-gatal, sopir, operator IPA dan sebagainya.
umum dan 50 dokter spesialis, di- diare, mata, dan THT. Kami sendiri belum normal. Tapi kami
tambah sekitar 1.000 perawat, leng-
harus tetap buka dari pagi hingga
kap dengan obat-obatannya. Kami
Langkah apa saja yang Anda
pukul 21.00.
juga menerima bantuan rumah sakit ambil setelah kondisi darurat?
lapangan. Alhamdulillah RSUD
Kami ingin Puskesmas segera
Mengenai soal listrik, apakah
masih bisa berfungsi. Ada tiga rumah berfungsi kembali. Kami ingin agar
PDAM Bantul tak memiliki ca-
sakit lapangan dengan kapasitas gedung Puskesmas yang hancur
dangan pembangkit sendiri?
masing-masing 100 tempat tidur. segera bisa dibangun kembali de- Kami cuma satu unit jenset keliling.
Rumah sakit itu ada di lapangan ngan lebih cepat. Ini sangat pen- Jadi gak mungkin itu digunakan, kare-
Dwiwindu, RS PKU Muhammadiyah, ting. Selain itu, kami bekerja sama na semuanya butuh listrik. Makanya
dan RS Panembahan Senopati. Jadi dengan dinas PU akan segera mem- kami menunggu listrik dari PLN.
kalau ada masyarakat yang sakit, bangun MCK bagi warga yang ter- mereka langsung kami arahkan ke timpa bencana.
Apa yang mendesak diper-
rumah sakit lapangan tersebut.
lukan oleh PDAM Bantul?
Semua layanan gratis, termasuk yang
Apakah masih ada bantuan
Dalam kondisi darurat seperti
ada di rumah sakit swasta. Pe- yang diperlukan?
Dari sisi medis sudah cukup kami butuh truk tangki untuk mendis-
sekarang kami butuh SDM. Selain itu
merintah akan menanggung semua
dalam masa tanggap darurat ini. tribusikan air. Selama ini kami hanya
biayanya.
Namun setelahnya kami butuh tena- punya dua unit. (MJ)
Berapa lama kondisi darurat
ga kesehatan lingkungan, surveil-
ini akan berlangsung?
lance, dan ahli gizi. (MJ)
12 Percik Juni 2006
S etelah peristiwa gempa bumi
pada hari Sabtu tanggal 27 Mei 2006 pada pukul 05.53 WIB,
yang menghancurkan 200.000 rumah dan menewaskan lebih dari 6.200 orang di Yogyakarta dan Jawa Tengah, perto- longan darurat telah datang dan menghilangkan penderitaan sebagian besar dari korban gempa tersebut.
Pada tahap selanjutnya, sarana air bersih dan sanitasi darurat harus secara tepat direncanakan dan dibangun secepatnya untuk mengurangi risiko menyebarnya penyakit di dalam penam- pungan. Penampungan-penampungan menyediakan ruang untuk 150-500 orang/penampungan dan dibangun di dekat rumah-rumah korban gempa yang rusak. Pos Koordinasi (Posko) menghubungkan bantuan darurat kepa-
da masyarakat yang berada di tempat penampungan di sekitarnya. Kasus per- tama dari munculnya penyakit diare telah terjadi saat ini.
Pengalaman berharga dari peristiwa di Aceh yang dapat diambil adalah per- lunya untuk mengurangi volume air limbah domestik di tempat penampung- an karena tangki septik yang ada tidak dirancang untuk menyerap air limbah domestik dalam volume yang besar. Kapasitas dari truk tinja untuk mengumpulkan limbah tersebut juga sangat terbatas, begitu pula dengan kapasitas pengolahan air lim- bah dan lumpur tinja domestik. Instalasi pengolahan air limbah di Sewon, Kabupaten Bantul mengalami retak-retak pada strukturnya akibat gempa. Pengoperasian secara terus- menerus akan mengakibatkan terjadinya polusi air tanah di
sekitar wilayah tersebut.
Konsep penerapan sanitasi dalam kondisi darurat yakni:
Pengurangan air limbah dengan membatasi jumlah air bersih yang di- gunakan dan memisahkan grey water (air yang telah digunakan un- tuk mencuci, mandi) dengan black water (air hasil pembilasan kotoran di toilet) Pengolahan blackwater mengguna- kan prinsip DEWATS yang dimodifi- kasi, dimana tangki air telah dimo- difikasi dan diatur untuk mencapai reactor anaerobic 8 tingkat. Sedimentasi dan infiltrasi dari grey- water dan blackwater yang telah dio- lah Pemisahan dari sub-unit (tangki) dan dihubungkan dengan penghubung yang fleksibel dari silikon untuk membuat stabil dari goncangan yang masih terjadi setelah peristiwa gempa bumi.
Unit akan mencakup sebuah tangki untuk air bersih. Tidak akan ada pipa
air yang diinstalasikan ke ruang toilet. Pengguna harus membawa wadah air 8 liter ke dalam toilet. Ini untuk memas- tikan penggunaan air yang minimal dan efektif. Sistem perpipaan dalam ruang toilet akan meningkatkan volume air limbah yang dihasilkan lebih dari 8 liter, seperti yang terjadi di Aceh.
Seorang operator akan dipekerjakan dan digaji sebesar Rp 600.000,- (setara dengan 50 euro) per bulannya. Ini un- tuk memastikan kebersihan dari sarana yang digunakan.
Pengolahan air limbah yang diterap- kan dengan prinsip DEWATS akan mengurangi BOD dan COD, yang meru- pakan indikator untuk polusi organik dalam blackwater lebih dari 90 persen. Untuk mempercepat pengoperasian/pe- manasan, lumpur anaerobik dari insta- lasi DEWATS yang telah ada di Yog- yakarta (ada lebih dari 10 unit DEWATS yang beroperasi) akan diinjeksi ke dalam reaktor selama permulaan peng- operasian unit tersebut.
Biaya untuk sebuah sarana tersebut bagi 200 orang adalah Rp 32.000.000,- (setara dengan 3.000 euro), waktu mak- simal setelah identifikasi lokasi yang
dibutuhkan sampai dengan permu- laan pengoperasian adalah 5 hari. Pe-fabrikasi (pra-pembuatan) unit- unit tersebut sudah mulai diajukan oleh BORDA-Yogyakarta bekerja sama dengan LSM lokal LPTP. Lokasi tepatnya sedang dalam pro- ses identifikasi. Upaya ini didukung oleh Water & Sanitation Coordina- tion Group yang diketuai oleh UNICEF. Sumber pendanaan untuk pelaksanaan sanitasi dalam kondisi darurat ini berasal dari donasi pri- badi.
* BORDA Representative Indonesia
Percik Juni 2006
13
Sanitasi
dalam Kondisi Darurat
Oleh: Frank W. Fladerer *
1.
2.
3.
4.
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2006
Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri
A ngan tata cara pengadaan pinjaman bahkan kepada pemerintah daerah atau geri harus tercatat dalam realisasi
khir Januari lalu pemerintah
an untuk selanjutkan dituangkan dalam mengeluarkan Peraturan Peme-
dan/atau hibah kepada Menteri Peren-
dokumen pelaksanaan anggaran. Pena- rintah baru yang berkaitan de-
canaan. Usulan itu termasuk kegiatan
yang pembiayaannya akan diterushi-
rikan pinjaman dan/atau hibah luar ne-
APBN. Kementerian Negara/Lembaga rusan pinjaman dan/atau hibah luar
dan/atau penerimaan hibah serta pene-
sebagai penyertaan modal negara kepa-
wajib memprioritaskan penyediaan negeri. Peraturan ini secara garis besar
da BUMN. Sedangkan pemerintah
dana/porsi rupiah lainnya yang di- mengatur kewenangan meminjam;
daerah bisa mengajukan usulan kegiat-
persyaratkan dalam NPPLN/NPHLN. sumber, jenis dan persyaratan pinjam-
an investasi untuk mendapatkan pene-
Dana yang belum selesai digunakan di- an; perencanaan dan pengadaan pin-
rusan pinjaman luar negeri dari peme-
tampung dalam dokumen anggaran ta- jaman; pelaksanaan dan penatausahaan
rintah kepada Menteri Perencanaan.
hun berikutnya. pinjaman; tata cara penerusan pinjam-
Hal yang sama bisa dilakukan BUMN.
Tentang peneruspinjaman pinjam- an; pelaporan, monitoring, evaluasi,
Usulan kegiatan Kementerian Ne-
an/hibah kepada pemerintah dae- dan pengawasan; pembayaran pin-
gara/Lembaga, pemerintah daerah, dan
rah/BUMN, penetapannya dilaksana- jaman; dan transparansi dan akun-
BUMN harus dilampiri kerangka acuan
kan sebelum ada negosiasi dengan pem- tabilitas.
kerja dan dokumen studi kelayakan.
beri pinjaman. Pertimbangan yang di- Berdasarkan PP ini, yang berhak
Khusus usulan pemerintah daerah
pakai adalah kemampuan membayar meminjam kepada pihak asing yaitu
harus ditambah surat persetujuan dari
kembali dan kapasitas fiskal daerah ser- pemerintah melalui menteri. Sedang-
DPRD. Semua usulan akan dinilai oleh
ta pertimbangan Menteri Dalam Negeri. kan kementerian Negara/lembaga/pe-
Menteri Perencanaan sesuai prioritas
Pelaporan kegiatan dilakukan triwu- merintah daerah dilarang melakukan
bidang pembangunan yang dapat dibi-
lanan. Laporan itu meliputi proses perikatan dalam bentuk apapun yang
ayai pinjaman luar negeri.
pengadaan barang/jasa, realisasi penye- dapat menimbulkan kewajiban untuk
Alokasi pinjaman itu didasarkan
rapan pinjaman, dan kemajuan fisik melakukan pinjaman luar negeri.
atas pertimbangan kebutuhan riil pem-
kegiatan. Monitoring dilaksanakan oleh Pemerintah dapat meminjam
biayaan luar negeri, kemampuan mem-
Menteri, Menteri Perencanaan, dan dan/atau menerima hibah dari luar ne-
bayar kembali, batas maksimum kumu-
Menteri pada Kementerian Nega- geri yang bersumber dari negara asing,
latif pinjaman, kemampuan penyerapan
ra/Lembaga. Mereka bisa menyelesai- lembaga multilateral, lembaga keuang-
pinjaman, serta risiko pinjaman. Bila
kan pelaksanaan kegiatan yang lambat an dan non keuangan asing, serta lem-
usulan kegiatan disetujui, selanjutnya
atau penyerapan pinjaman yang ren- baga keuangan non asing. Bentuk pin-
akan ada negosiasi dengan pemberi pin-
dah, termasuk melakukan pembatalan jaman ini bisa pinjaman lunak, kredit
jaman setelah kriteria kesiapan kegiatan
dipenuhi.
pinjaman.
ekspor, pinjaman komersial, dan pin-
Dalam rangka transparansi dan jaman campuran.
Mengenai penatausahaan pinjaman,
akuntabilitas, Menteri menyelengga- Rencana kebutuhan pinjaman disu-
kegiatannya mencakup administrasi
rakan publikasi informasi mengenai sun lima tahunan berdasarkan prioritas.
dan akuntansi pengelolaan pinjaman
pinjaman dan/atau hibah luar negeri Kementerian Negara/lembaga menga-
dan/atau hibah luar negeri. Jumlah
yang meliputi kebijakan, jumlah dan jukan usulan kegiatan prioritas yang
yang tercatat dalam naskah perjanjian
posisi, sumber, dan jenis pinjaman dibiayai oleh pinjaman luar negeri
pinjaman luar negeri (NPPLN) ditu-
angkan dalam dokumen satuan anggar-
dan/hibah luar negeri. (MJ)
14 Percik Juni 2006
Direktur Eksekutif Dana Mitra Lingkungan, Ir. Sri Bebassari, MSc
Master Plan Persampahan Mutlak
but telah memiliki UU Persampahan
Sampah menjadi
FOTO:MUJIYANTO
persoalan sendiri. Bukannya
yang melibatkan 16 menteri pada saat
bom waktu yang bisa me-
penyelesaian yang didapat-
penyusunannya dan langsung dipimpin
ledak setiap saat dan
kan, justru permasalahan ba-
oleh perdana menteri. Di situ terlihat
menelan korban. Ledak-
ru. Persampahan seolah men-
bagaimana pemerintah melihat priori-
an itu sudah dimulai.
jadi benang kusut yang sulit
tas di bidang persampahan. Jadi kita
Tempat Pembuangan
terurai.
jangan melihat sepotong-sepotong, Je-
Akhir (TPA) Leuwigajah
Bisakah persoalan di de-
pang kok bisa begini, bisa begitu. Un-
di Bandung, sebagai con-
pan mata ini dipecahkan?
dang-undangnya saja sudah dibuat 20
toh, telah merenggut pu-
Percik mewawancarai Ir. Sri
tahun yang lalu. Dan undang-undang
luhan nyawa. Hal yang
Bebassari, MSc, Direktur
persampahan itu telah diikuti oleh enam undang-undang lainnya yang le-
serupa bukan tidak
Eksekutif Dana Mitra Ling-
bih spesifik. Ada UU tentang recycle,
mungkin terjadi di kota-kota lain mengingat kungan yang telah berkecimpung lebih dari
extended producer responsibility. Kita
kondisi TPA-TPA yang ada tak jauh berbeda.
26 tahun di bidang ini. Ia sempat mendapat
sekarang baru mulai karena tiga tahun
Di sisi lain, saat ini belum ada kebijakan sebutan 'Ratu Sampah' karena dedikasi dan
yang lalu saya ketemu dengan komisi
yang jelas tentang persampahan di In- kepakarannya mengurusi barang kotor terse-
VIII DPR yang lama yang meminta
donesia. Masing-masing instansi atau peme- but. Sebelum menjadi direktur eksekutif, ia
menteri LH untuk menyusun UU ten-
rintah daerah berkreasi sendiri-sendiri, adalah peneliti di Badan Pengkajian dan
tang persampahan. Sampai sekarang
malah dengan egonya sendiri, mengatasi Penerapan Teknologi (BPPT).
masih dalam bentuk draft RUU.
Kalau menunggu lahirnya agaimana Anda melihat per-
B undang-undang kan lama, bagai-
kebanyakan orang hanya melihat dari
mana dengan sekarang? nesia saat ini?
masalahan sampah di Indo-
aspek teknologi saja. Akhirnya tidak
Kita harus mengefektifkan peratur- Masalah persampahan belum men-
tuntas karena hanya satu aspek.
an-peraturan yang sudah ada, baik per- jadi prioritas dibandingkan dengan
aturan di tingkat RT sampai di tingkat pembangunan di bidang lain. Padahal
Bisa dijelaskan permasalahan
nasional. Sebelum ada UU kita pakai ini masalah kebersihan. Kebersihan
sampah ini dari aspek hukum?
yang ada dulu. Tapi itu belum bisa adalah investasi, sama dengan kea-
Undang-undang sampah baru RUU
secara menyeluruh. Banyak perda yang manan. Harusnya keduanya sejajar. Ka-
yang setingkat lebih tinggi dari draft
umurnya sudah agak lama dan isinya lau negara kita aman dan bersih, in-
akademis. Sekarang Menteri LH dan
masih parsial misalnya tentang iuran, vestor kan akan datang. Bolehlah ke-
Menteri hukum sedang menyiapkan.
retribusi, sanksi, dan denda. Di tingkat amanan itu nomor satu, tapi kebersihan
Namun ada kabar baik yaitu DPR
RT pun harus diatur bahkan sampai jangan nomor 100. Mungkin nomor li-
menunggu. Dulu kan katanya DPR
tingkat rumah tangga pun harus ada ma, sembilan, atau sepuluh besarlah.
menghambat dan sebagainya, sekarang
peraturan. Misalnya si ibu mengerjakan Faktanya kebersihan sekarang nomor
malah ada permintaan dari DPR komisi
apa, bapak apa, anak apa. Anak harus 100, sedangkan keamanan nomor 1. Ini
7. Mungkin dalam hal ini DPR lebih
membuang sampah pada tempatnya berbuntut pada pendanaan dan seba-
maju. Kita tunggu saja. Nanti kalau ada
dan sebagainya. gainya. Biar runtut, saya selalu melihat-
undang-undangnya akan diikuti dengan
peraturan-peraturan pemerintah dan
nya secara sistematis. Minimal perma-
peraturan di bawahnya sebagai payung
Persampahan dilihat dari as-
salahan ini kita tinjau dari lima aspek
kita untuk bertindak.