PANDANGAN FRAKSI TENTANG LPJ APBD 2015.d

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KABUPATEN WAJO
FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA – PERJUANGAN
(PDIP-P)
• Saudara Pimpinan Rapat Paripurna Dewan yang saya hormati,
• Saudara Bupati dan Wakil Bupati Wajo yang saya hormati,
• Saudara Wakil Ketua dan Para Anggota DPRD Kabupaten Wajo yang saya hormati,
• Saudara Forum Komunikasi Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo yang saya hormati,
• Saudara Ketua Pengadilan Negeri Sengkang yang saya hormati,
• Saudara Ketua Pengadilan Agama Sengkang yang saya hormati,
• Saudara Plt.Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo beserta seluruh jajaran Pemerintah Daerah
Kabupaten Wajo yang saya hormati,
• Para Tenaga Ahli Fraksi DPRD Kabupaten Wajo yang saya banggakan,
• serta Saudara Pimpinan Partai Politik, Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan, Pimpinan Organisasi
Profesi, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, LSM dan Insan Pers, hadirin dan undangan yang saya
hormati, Rapat Paripurna Dewan yang saya muliakan.
Dalam menjalankan amanah serta tugas kelembagaan yang diemban, marilah kita bersama
mengawali kegiatan hari ini dengan senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas
limpahan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga kita dapat hadir diruang Rapat Paripurna ini
dalam keadaan sehat wal afiat untuk menyelesaikan suatu proses pembahasan yang sangat penting
dalam menjaga kelangsungan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten
Wajo.

Dalam kesempatan yang baik ini, perkenankan kami menyampaikan rasa terima kasih kepada ;
1. Sdr. Pimpinan Rapat yang telah memberikan kesempatan kepada Fraksi PDI – Perjuangan DPRD
Kabupaten Wajo guna menyampaikan Pemandangan Umum terhadap Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten
Wajo
Tahun
Anggaran
2014
dan
kepada
;
2. Sdr. Bupati Wajo yang telah menyampaikan Nota Penjelasan tentang Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten
Wajo Tahun Anggaran 2014 sebagai pengantar awal untuk dilakukannya pembahasan.
Rapat Dewan dan Hadirin yang kami hormati,
Sesuai ketentuan Pasal 184 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008, maka Bupati
diwajibkan untuk mengajukan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
berupa ; Laporan Realisasi APBD, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan,

yang dilampiri dengan Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Daerah yang disusun dan disajikan
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Rapat Dewan yang terhormat,
Setelah mencermati Nota Bupati Wajo Tentang Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Wajo Tahun Anggaran 2014, maka
Fraksi PDI Perjuangan dapat menjelaskan gambaran APBD tahun anggaran 2014 sebagai berikut :
Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo sebesar Rp. 1.103.893.523.961,51 ( 1 Trilyun 103 Milyard 893
Juta 523 Ribu 961 Rupiah 51 Sen ) yang terdiri dari :
1. Pendapatan Asli Daerah
Sebesar : Rp. 99.680.372.716.71 ( 99 Milyard 680 Juta 372 Ribu 716 Rupiah 71 Sen ) atau 103,39 %
dari target yang direncanakan
2. Pendapatan Transfer

Sebesar : Rp. 985.267.050.883,80 ( 985 Milyard 267 Juta 050 Ribu 883 Rupiah 80 Sen ) atau 102,25
% dari target yang direncanakan
3. Serta Lain – Lain Pendapatan yang Sah
Sebesar : Rp. 18.946.099.847,00 ( 18 Milyard 946 Juta 099 Ribu 847 Rupiah ) atau 89,59 % dari
target yang direncanakan
Belanja dan Transfer sebesar Rp. 1.066.973.933.363.07 ( 1 Trilyun 066 Milyard 973 Juta 933 Ribu
363 Rupiah 07 Sen ) meliputi ;

1. Belanja Operasi
Sebesar : Rp. 765.792.852.364,07 ( 765 Milyard 792 Juta 852 Ribu 364 Rupiah 07 Sen )
2. Belanja Modal
Sebesar : Rp. 270.696.214.261,00 ( 270 Milyard 696 Juta 214 Ribu 261 Rupiah )
3. Belanja Tak Terduga
Sebesar : Rp. 969.546.500,00 ( 969 Juta 546 Ribu 500 Rupiah ) dan,
4. Transfer
Sebesar : Rp. 29.515.320.238,00 ( 29 Milyard 515 Juta 320 Ribu 238 Rupiah )
Surplus/Defisit (Jumlah Pendapatan – Jumlah Belanja) terhitung sebesar : Rp. 36.919.590.084,44
( 36 Milyard 919 Juta 590 Ribu 084 Rupiah 44 Sen ).
Untuk Pembiayaan (Penerimaan dan Pengeluaran) terhitung sebesar : Rp. 145.254.666.935,22 ( 145
Milyard 254 Juta 666 Ribu 935 Rupiah 22 Sen ) yang terdiri atas ;
1. Penerimaan Pembiayaan sebesar : Rp. 151.174.159.687.22 ( 151 Milyard 174 Juta 159 Ribu 687
Rupiah 22 Sen ) dan,
2. Pengeluaran Pembiayaan sebesar : Rp. 5.919.492.762,00 ( 5 Milyard 919 Juta 492 Ribu 762
Rupiah ).
Sedangkan untuk Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran atau SILPA terhitung sebesar : Rp
182.147.257.019,00 ( 182 Milyard 147 Juta 257 Ribu 019 Rupiah ).
Rapat Dewan dan Hadirin yang kami hormati,
Dari gambaran Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Wajo Tahun Anggaran 2014 seperti yang dimaksud, maka
Fraksi PDI Perjuangan melihat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian antara lain :
1. Realisasi Pendapatan Asli Daerah pada tahun anggaran 2014 alami peningkatan dengan realisasi
sebesar 109,94 % dari target yang direncanakan, capaian itu pada dasarnya patut mendapat
apresiasi positif sebagai sebuah keberhasilan.
Namun demikian, Fraksi PDI – Perjuangan masih menemukan beberapa item yang dinilai perlu untuk
mendapat perhatian khusus yakni ;
Dalam pengelolaan dan penarikan retribusi daerah yang sebelumnya ditarget sebesar Rp. 22.
325.406.000,00 ( 22 Milyard 325 Juta 406 Ribu Rupiah ) hanya mampu terealisasi sebesar Rp.
19.798.856.305,00 ( 19 Milyard 798 Juta 856 Ribu 305 Rupiah ) atau sekitar 88,68 % dari target yang
direncanakan.
Pada item ini Fraksi PDI – Perjuangan mencermati beberapa jenis Retribusi Daerah yang tidak
mencapai target diantaranya :
*) Retribusi Jasa Umum hanya sebesar Rp. 16.413.654.608,00 ( 16 Milyard 413 Juta 654 Ribu 608
Rupiah ) atau 96.43 % meliputi ;

– Retribusi Pelayanan Persampahan hanya mampu terealisasi 53,96 % dari target
– Retribusi Pelayanan Pasar hanya 81,79 % dari target dan,
– Retribusi Pelayanan Pendidikan hanya 56,28 % dari target.
*) Retribusi Jasa Usaha hanya terealisasi sebesar Rp.1.261.350.445,00 ( 1 Milyard 261 Juta 350

Ribu 445 Rupiah ) atau 73,69 % meliputi ;
– Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah hanya 50,93% dari target
– Retribusi Tempat Pelelangan hanya 18,15 % dari target dan,
– Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus hanya 66,67 % dari target.
*) Begitupula dengan Retribusi Perizinan Tertentu hanya bisa terealisasi sebesar Rp.
2.123.861.252,00 ( 2 Milyard 123 Juta 861 Ribu 252 Rupiah ) atau hanya sebesar 59,37 % meliputi ;
– Retribusi IMB (Izin Mendirikan Bangunan) hanya terealisasi sebesar 54,60 % dari target
– Retribusi Izin Gangguan Keramaian hanya 71,38 % dari target
– Retibusi Izin Usaha Perikanan hanya 52,38 % dari target dan,
– Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi hanya bisa terealisasi sebesar 69,51 % dari target
Oleh tidak tercapainya beberapa target Retribusi Daerah tersebut, kami menilai bahwa kinerja
penertiban dan pengawasan terhadap penarikan retribusi masih lemah meski dalam pelaksanaan
penarikan retribusi bersifat mengikat.
“Yang menjadi catatan kami disini adalah, jangan sampai hal itu berpengaruh pada pencapaian PAD
dan melemahkan item-item pendapatan lainnya”.
2. Belanja Daerah yang meliputi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung yang dialokasikan
sebesar Rp. 1.220.634.137.343,22 ( 1 Trilyun 220 Milyard 634 Juta 137 Ribu 343 Rupiah 22 Sen )
hanya mampu terealisasi sebesar Rp.1.066.973.933.363,07 ( 1 Trilyun 066 Milyard 973 Juta 933
Ribu 363 Rupiah 07 Sen ) atau sekitar 87.41 % hingga akhir tahun anggaran 2014.
“Capaian ini juga dapat dinilai sebagai sebuah permasalahan dari pelaksanaan program akibat

kurang matangnya Satker dalam menyusun perencanaan anggaran kegiatan serta kurang efektifnya
monitoring dan pengawasan”
3. Presentase anggaran yang cukup besar khusus untuk belanja pegawai sebesar Rp.
533.347.112.050,00 ( 553 Milyard 347 Juta 112 Ribu 050 Rupiah ) masih mendominasi dan
mempengaruhi idealis anggaran Jika Dibanding dengan pengalokasian anggaran untuk Belanja
Barang dan Jasa yang hanya terealisasi sebesar Rp. 199.165.785.462,40 ( 199 Milyard 165 Juta 785
Ribu 462 Rupiah ) serta alokasi anggaran untuk Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan yang terealisasi
sebesar Rp. 174.082.627.376,00 ( 174 Milyard 082 Juta 627 Ribu 376 Rupiah ) pada tahun anggaran
2014.
“Oleh postur anggaran tersebut, maka Fraksi kami berharap kepada Bupati untuk mengkaji kembali
analisa beban kerja yang lebih proporsional terhadap kebutuhan PNS, karena Fraksi kami menilai
bahwa akumulasi Pendapatan Daerah dan kebutuhan Belanja Pegawai, Belum Seimbang”
Saudara Pimpinan Rapat Paripurna Dewan yang saya hormati,
Dari beberapa hal yang dikemukakan tadi, maka dengan mengucapkan Bismilahir Rahmanir Rahim,
Fraksi PDI-P menyatakan Dapat Menerima Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Wajo Tahun Anggaran 2014 untuk
dibawa kepembahasan selanjutnya.

Sebagai tambahan, melalui Pemandangan Umum ini, Fraksi PDI-P mengucapkan selamat kepada
rekan-rekan legislatif DPRD Kabupaten Wajo atas kinerjanya dalam penyusunan Perda tentang Tata

Cara Pemilihan, Pengangkatan Pemberhentian dan Masa Jabatan Kepala Desa yang kemudian
secara tekhnis ditindaklanjuti oleh Jajaran Eksekutif Pemerintah Kabupaten Wajo dalam Pemilihan
Kepala Desa Secara Serentak untuk 108 Desa di Kabupaten Wajo.
Dan tak lupa pula, kami menyampaikan apresiasi kepada Bupati Wajo bersama jajaran atas Rencana
Pemerintah Pusat mengalokasikan anggaran untuk Program Normalisasi Danau Tempe, Rencana
Pembangunan Irigasi Pertanian Bulu Cefo’ dan beberapa Program terkait lainnya dengan harapan
program tersebut bisa terealisasi dan dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan dan
pendapatan masyarakat Kabupaten Wajo.
Demikian Pemandangan Umum Fraksi PDI-P DPRD Kabupaten Wajo, sebelum mengakhiri kami
ucapkan “Marhaban Yaa Ramadhan, Selamat menunaikan Ibadah Puasa Bulan Suci Ramadhan
1436 Hijriyah 2015 Miladiyah”, Semoga di bulan yang penuh Rahmat dan Maghfiroh ini kita mampu
mengendalikan hawa nafsu dari segala perbuatan keji dan dosa.
Atas kesempatan yang diberikan kami sampaikan terima kasih, apabila ada kata dan kalimat yang
kurang berkenan dihati, atas nama Fraksi kami memohon maaf.
Sekian, Wassalamu Alaikum Wr. Wb.
Sengkang, 20 Juni 2015
Pembawa Pemandangan Umum
Ketua Fraksi Partai PDI-P DPRD Kab. Wajo

BASO ODDANG, SE


FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
DPRD KABUPATEN GUNUNGKIDUL
TERHADAP
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
TENTANG

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD2014

Disampaikan dalam rapat paripurna DPRD Gunungkidul, Senin 13 Juli 2015

Assalaamu ‘alaikum Wr. Wb
Ykh . Ketua Rapat dan Pimpinan DPRD
Ykh. Saudara Bupati dan wakil Bupati
Ykh. Segenap unsur Muspida dan kepala Pengadilan Negeri Wonosari
Ykh. Rekan angggota DPRD
Ykh. Saudara Sekretaris daerah beserta para pejabat SKPD
Ykh. Rekan pers, tamu undangan dan hadirin yang berbahagia
Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam, atas perkenan-NYA kita bisa menghadiri
rapat paripurna sore hari ini dalam keadaan sehat dan berbahagia.

Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad
SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang setia. Amin
Atas nama FPKS kami menyampaikan terima kasih kepada ketua sidang yang telah
memberikan kesempatan kepada Fraksi PKS menyampaikan Pemandangan Umum
terhadap Raperda Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2014.
Demikian pula kepada saudari Bupati yang telah menyampaikan nota Pengantarnya
Saudara Pimpinan rapat dan hadirin yang berbahagia
Setidaknya ada
4
peraturan perundang-undangan
yang
menjadi acuan dalamPembahasan Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD 2014, yakni UU 32 TAHUN 2004 yang telah dengan Undang-undang No. 23 TAHUN
20014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005
tentangPengelolaan Keuangan
Daerah,
Permendagri
No.
13
Tahun

2006
tentang PedomanPengelolaan Keuangan
Daerah,
serta Peraturan
Daerah
Kabupaten Gunungkidul No. 8 tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah. DalamPerda No 8 tahun 2007, Bab X pasal 180 dinyatakan bahwa Kepala
Daerah
menyampaikan Rancangan Peraturan
Daerah
tentang PertanggungjawabanPelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan
yang telah diperiksa BPK paling lambat 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Badan Anggaran DPRD Gunungkidul Dalam pendapatnya yang disampaikan tanggal
8 Juli yang lalu
menyampaikan
bahwa secara normatif draft Raperda
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2014 yang disampaikan Bupati telah memenuhi
persyaratakan sebagaimana diatur dalam ke empat peraturan perundangan tersebut
sehingga layak untuk di dibahas sesuai dengan Peraturan Tata Tertib DPRD No 19 Tahun
2014.

Saudara Bupati dan Hadirin yang berbahagia
Berdasar surat BPK No 202/R/XVIII.YOG/2015 tentang Hasil Pemeriksaan atas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 disimpulkan bahwa

opini atas Laporan keuangan adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP), dimana
ditemukan 9 kelemahan di sistem pengendalian intern dalam penyusunan laporan
keuangan dan 17 item ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam
pengelolaan keuangan daerah.
Dalam surat tersebut BPK juga memberikan 58 rekomendasi BPK kepada Bupati
Gunungkidul agar memberikan teguran tertulis kepada kepala SKPD yang masih
terdapat kelemahan dan yang dinilai tidak patuh terhadap peraturan perundangundangan, selanjutnya memerintahkan para kepala SKPD untuk menegur secara tertulis
jajarannya yang dinilai lemah dan tidak memenuhi peraturan dalam mengelola
keuangan, termasuk didalamnya melakukan penganggaran terhadap belanja kegiatan
tertentu yang harus dibiayai dari APBD.
Laporan keuangan yang opininya masih WDP dan masih ditemukannya beberapa
kelemahan dalam sistem pengendalian internal dan ketidak patuhan terhadap peraturan
perundang-undangan tentu saja tidak memuaskan dan tidak sesuai harapan semua
pihak yang menginginkan ada progress penilaian oleh BPK dari Wajar dengan
Pengecualian WDP menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sebagaimana yang sudah di
capai semua Kabupaten Kota di DIY. Hal ini dikarenakan waktu yang tersedia
sebenarnya relatif mencukupi untuk melakukan pembenahan dan perbaikan yaitu sekitar
8 tahun sejak 2008. Pertanyaanya apakah begitu rumitnya persoalan yang dihadapi
terutama pengelolaan aset dan keuangan? Hal ini menjadi Pekerjaan Rumah bagi Bupati
yang akan datang siapapun yang terpilih.
Meskipun tidak sesuai harapan, FPKS tetap memberikan apresiasi kepada saudara
Bupati dan jajaran eksekutif atas usaha yang telah dilakukan dengan sungguh–sungguh
untuk membenahi berbagai kelemahan yang ada, diantaranya dengan menggandeng
BPKP untuk melakukan pendampingan kepada SKPD yang dinilai lemah dalam
mengelola.
Apresiasi secara khusus FPKS sampaikan kepada SKPD yang dinilai BPK baik sehingga
tidak ditemukan kelemahan dalam sistem pengendalian internal maupun ketidak
patuhan terhadap peraturan perundangan, termasuk didalamnya sekretariat DPRD,
tentu saja kami berharap hal ini bisa dipertahankan dan ditingkatkan di tahun depan .
Kepada SKPD yang masih ada temuan BPK, FPKS berharap ada langkah -langkah yang
lebih kongkrit untuk memperbaiki kelemahan–kelemahan yang ada sehingga tahun
depan ketika di periksa menghasilkan opini WTP.
Hadirin yang berbahagia
Selanjutnya untuk mempersingkat waktu perkenankan kami menyampaikan pertanyaan
sebagai berikut :
1. Penerimaan pendapatan Pemerintah Daerah dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
pendapatan transfer realisasinya melebihi dari yang direncanakan, masing –masing
yaitu 110,35% untuk PAD dan 100,17% untuk pendapatan Transfer. Sementara lainlain Pendapatan yang sah target tercapai sebesar 99,01%. Selanjutnya bila dicermati
lebih dalam pada komponen PAD yaitu dari Pajak (12 sumber) dan retribusi daerah
(18 sumber) semua bisa melebihi dari target yang direncanakan kecuali beberapa
pos, di antara yang tidak bisa mencapai target dari komponen pajak adalah pajak
reklame (96,49%), pajak sarang burung walet (48%) dan pajak Bumi dan Bangunan
(99,38 %), sementara dari pos retribusi yang tidak mencapai target ada retribusi
pelayanan parkir di tepi jalan umum (97,65%), pengendalian menara telekomunikasi
(70,95%), jasa usaha terminal (79,3%) dan jasa usaha tempat penginapan (57,78%).
Mohon penjelasan penyebab tidak tercapainya target dari masing masing pos.

2. Pada pos lain lain pendapatan yang sah (17 sumber) semua di atas target yang
direncanakan kecuali pada Pendapatan bunga dari pinjaman (60,03%) dan dana
kapitasi (61,71%). Mohon penjelasan penyebab tidak tercapainya target.

3. Berdasar LHP BPK Serapan anggaran masing masing dinas berdasar urutan
prosentasi adalah sebagai berikut :
 Urusan Wajib : Kapedal 98,66% , ketahanan pangan 97,40%, Bappeda 96,61%,
perpustakaan 95,21%, PU 94,86%, Sosnakertrans 93,80%, Parbud 91,13%,
perhubungan 88,66%, koperasi dan usaha kecil menengah ESDM 88,55%,
Sekretariat Daerah 87,72%, Dukcapil 84,47%, Kesbangpol 83%, kesehatan
79,18%, BPMPKB 64,46 %, Dikpora 51,54%
 Urusan pilihan: Kehutanan 97%, pertanian 91,65%, kelautan dan perikanan
86,78%, perdagangan 86,10 %
Berdasar data di atas menunjukan kinerja masing–masing SKPD dalam
menjalankan program kegiatannya bervariasi, yang tertinggi 98,66 % dan
terendah 51,4 %. Mohon penjelasan secara umum apayang menyebabkan
Kapedal bisa mencapai target mendekati 100 % sementara dikpora hanya
51,54 % dan BPMPKB 64,46% ?
4. Belanja Hibah dari 313 sasaran, yang tidak terealisir 49 kelompok / organisasi
masyarakat dan dana yang terserap hanya 78,87%. Mohon penjelasan
penyebab tidak sampainya dana ke kelompok masyarakat, apakah masalah
tehnis atau subtansi?
5. Di pos bantuan sosial di dinas Dukcapil terdapat 76 sasaran yang tidak bisa di
realisir, padahal direncanakan masing-masing sasaran akan mendapatkan
bantuan sebesar Rp 400.000. Mohon penjelasan apa yang menjadi penyebabnya
?
6. Dalam LHP BPK beberapa SKPD ditemukan kelemahan dalam sistem
pengendalian intern, yaitu :
 DPPKAD 5 temuan
 RSUD 1 temuan
 Kantor Pengelolaan Pasar 1 temuan
Sementara beberapa SKPD ditemukan ketidak patuhan, kecurangan, dan
ketidakpatutan dalam pengujian kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan, yaitu :
 Dinas kesehatan 3 temuan
 Dinas kelautan dan perikanan 1 temuan
 RSUD 1 temuan
 DPPKAD temuan
 Kominfo 2 temuan
 BP2KP 1 temuan
 DTPH 1 temuan
 Dinas Peternakan 1 temuan
 Sekretariat Daerah Bagian Pemdes 1 temuan
 Dinas PU 1 temuan
 BPMPKB 1 temuan

Mohon penjelasan bagaimana tindak lanjut atas temuan BPK tersebut , apa
yang sudah dan akan dilakukan eksekutif ?
7. Selanjutnya kami mohon penjelasan terkait poin 14 temuan BPK yang
menyebutkan Belum selesainya proses pengadaan tanah pengganti atas
pelepasan tanah kas desa sebesar Rp.2.311.249.000,00 dalam penjelasannya
dinyatakan bahwa tidak semua pembayaran dari Pemerintah Daerah ditransfer
ke rekening khusus desa tetapi ke rekening desa yang bercampur dengan danadana desa yang lain yang menyebabkan dana ganti rugi belum bisa digunakan
untuk pembelian tanah pengganti dan meningkatnya resiko penyalahgunaan
uang ganti rugi oleh pemdes. Mohon penjelasan lebih lanjut sampai hari ini
apakah dana tersebut telah digunakan untuk membeli tanah pengganti bagi ke
5 desa yang mendapatkan alokasi tersebut?
8.
Dalam LHP BPK Pemerintah Daerah dinilai belum siap menerapkan laporan
berbasis akrual, apa sebabnya dan implikasinya bagi pengelolaan kuangan yang
akan datang ketika sistem ini sudah harus di implementasikan? Mohon
penjelasannya.
9. Terdapat perbedaan perangkaan realisasi Pendapatan Hasil Pengelolaan Daerah
yang Dipisahkan dari BDG sebesar Rp 1.422.019.606 dengan Hasil Penyertaan
Modal pada Lampiran 1.6 Raperda sebesar Rp 3.227.567.947. Mohon
penjelasan.
10. Terdapat perbedaan perangkaan antara nota pengantar dengan Raperda pada
Lampiran V Laporan Kinerja pada pos dana kapitasi dan pendapatan BLUD.
Mohon penjelasan.
11.

Mohon penjelasan terkait dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang hanya
terealisasi 75%.
12. Terkait dengan naiknya nilai piutang pajak dan piutang retribusi dibanding tahun
2013, bagaimana potensi terbayarnya dan bagiamana upaya Pemerintah
Daerah dalam mengatasi hal tersebut?
Saudara ketua rapat dan hadirin yang berbahagia
Demikian pemandangan umum FPKS yang kami sampaikan, atas perhatian dan
responnya disampaikan terima kasih.

Wonosari
2015
Ketua

Ir. Imam Taufik

Sekretaris

Tri Iwan Isbumaryani, S.P.

, 13 Juli

Pandangan Umum Fraksi Terhadap Raperda Laporan
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA 2015
Kota Mungkid.25/07/2016. Dalam Rapat Paripurna Pandangan Umum Fraksi-Fraksi DPRD Kabupaten
Magelang terhadap Raperda Laporan Pertanggung jawaban Pelaksanaan APBD TA. 2015, DPRD Kab.
Magelang mencermati penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD/ LPP 2015 dan
hasil audit BPK. Fraksi-Fraksi di DPRD Kabupaten Magelang , Fraksi PDI Perjuangan, Fraksi PKB, Fraksi
Gerindra, Fraksi Golkar, Fraksi PAN, Fraksi PPP berpendapat bahwa, Bupati tidak serius dalam
pelaksanaan program yang direncanakan, disini dibuktikan masih banyaknya temuan hasil
pemeriksaan BPK dan SILPA yang sangat tinggi adalah salah satu indikator bahwa Pemerintah Daerah
Kabupaten Magelang tidak berhasil.
Melalui juru bicaranya Supardi, S.Sos., DPRD Kabupaten Magelang menyatakan bahwa tidak ada
konsistensi dari Pemkab Magelang agar sasaran program kegiatan sesuai ketetapan renstra. Tanpa
konsistensi program, akan sangat sulit diharapkan misi yang diemban dapat dicapai dan sulit dihindari
terjadinya in efisiensi dan in efektifitas pemanfaatan sumberdaya organisasi tidak menutup
kemungkinan visi Semakin Semanah tidak pernah akan tercapai
Bupati tidak mampu mengoptimalkan hasil perencanaan program dengan kegiatan. Dampak belum
optimalnya konsistensi sasaran program dan kegiatan di beberapa SKPD serta optimalnya komitmen
untuk berbuat yang terbaik dari jajaran organisasi akan sangat menghambat tercapainya sasaran hasil
atau manfaat yang diharapkan dari setiap kegiatan. Oleh karena itu Fraksi di DPRD menilai kinerja
Bupati dalam pelaksanaan APBD 2015 tidak berhasil.
Mencermati SILPA pelaksanaan APBD 2015 sebesar Rp. 492.803.710.268 sungguh merupakan prestasi
yang sangat luar biasa, karena SILPA pada tahun anggaran 2014 sebesar 373.919.112.857 sebuah
prestasi yang sangat buruk pada pemerintahan tahun ini. Pada pembahasan LPP tahun 2014
sebelumnya fraksi-fraksi DPRD Kab. Magelang telah menyampaikan masukan kepada Bupati agar lebih
meningkatkan kinerja, sehingga SILPA yang ada mendekati ideal tidak terlalu gemuk dan benar-benar
merupakan hasil dari efisiensi dari setiap program kegiatan. Semakin meningkatnya SILPA tahun 2015
dibandingkan tahun 2014 menunjukkan Bupati tidak sungguh–sungguh melaksanakan dan
mengabaikan masukan DPRD Kab. Magelang yang telah disampaikan oleh fraksi–fraksi didalam
pandangan umum.
Banyak hal kegiatan di SKPD yang tidak memenuhi asas ketidakpatuhan dalam pengujian kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan antara lain; Kekurangan volume atas 26 paket pada Dinas
DPU ESDM; Kelebihan pembayaran atas pengadaan kendaraan dinas di DPKKAD; Pelayanan Restribusi
pengelolaan Pasar di Dinas Perdangangan dan Pasar tidak sesuai Perundang-undangan; Terdapat
kelebihan pembayaran pajak penghasilan PPH 21; Kelebihan pembayaran gaji dan tunjangan; Belanja
listrik atas pembayaran penerangan jalan umum liar atau tidak memiliki ID pelanggan; Pengelolaan
pemanfaatan barang milik pemerintah daerah dan pendapatan atas pemanfaatan barangan milik
daerah belum optimal dan; Pendaftaran dan pendataan pajak air bawah tanah belum memadai dan
sesuai mekanisme pemungutan tidak sesuai ketentuan.
Mendasari beberapa hal di atas dan juga hasil rapat komisi, badan anggaran serta tinjauan lapangan
DPRD Kabupaten Magelang, Fraksi-fraksi menilai Bupati melakukan ketidak patuhan terhadap
peraturan perundang-undangan. Maka Fraksi-Fraksi di DPRD menilai penataan perangkat daerah di

Kabupaten Magelang gagal total dan mengesampingkan konsepsi dasar penguatan kapasitas
perangkat daerah yang ada.
BUPATI sebagai strategi open telah membiarkan kekosongan jabatan Sekda dan beberapa SKPD. Hal
ini menunjukan lemahnya Bupati dalam hal pemberdayaan SDM birokrasi di Kabupaten Magelang
sehingga tidak adanya kesempatan untuk memberikan kontribusi pada institusi dan masyarakat.
Tidak adanya pembelajaran dalam menciptakan lingkungan kerja yang dinamis. Tidak mampu
melakukan pencerahan tidak membuka wawasan aparatur untuk berpikir maju dinamis, kreatif yang
mengarah pada perubahan peningkatan kinerja aparatur birokrasi.
Sekda sebagai middle line dalam pengendalian internal aparatur tidak berjalan karena posisi Sekda
yang dijabat PLT tak ubahnya hanya sebagai Tata Usaha (TU), sehingga tidak mampu mewujudkan
produktifitas kerja birokrasi, disamping juga melemahkan sistem pelaksanaan dan pemantauan
sinkronisasi dan evaluasi pada tataran oprasional khususnya koordinasi antar SKPD.
Dinas Sebagai Operating Core pelaksana fungsi pembantu kepala daerah dalam mengatur dan
mengurus sesuai bidang, tidak berjalan degan baik dihampir keseluruhan SKPD. Tidak adanya
konsistensi sasaran porgram kegiatan sesuai ketetapan restra. Tanpa konsistensi program, akan sangat
sulit diharapkan misi yang diemban dapat dicapai dan sulit dihindari terjadinya inefisiensi dan
inefektifitas pemanfaatan sumberdaya organisasi tidak menutup kemungkinan visi Semakin Semanah
tidak pernah akan tercapai.
Lembaga Teknis Daerah sebagai fungsi penunjang yang melaksanakan tugas dan fungsi sebagai
pembantu kepala daerah/ Bupati untuk melaksanakan fungsi mengatur dan mengurus dan menunjang
kelancaran fungsi inti (operating core) belum melaksanakan sebagaimana mestinya. Kwalitas dan
kapasitas aparatur tidak dikelola dengan baik karena tidak adanya kemantapan organisasi,
kemantapan koordinasi dalam pelaksanaan, pemantapan sinkronisasi dan evaluasi pada tataran
oprasional, internal SKPD maupun antar SKPD.
Dalam RPJMD 2017 Bupati menargetkan untuk mendapatkan opini dari BPK Wajar Tanpa Pengecualian.
Dengan lemahnya pengendalian internal birokrasi karena banyaknya kekosongan jabatan strategis di
SKPD, DPRD pesimis target RPJMD 2017 untuk mendapatkan opini BPK Wajar Tanpa Pengecualian bisa
terpenuhi.
Dengan permasalahan yang begitu
komplek Fraksi-Fraksi DPRD Kabupaten Magelang
mempertanyakan langkah-langkah nyata yang akan dilakukan Bupati dan tahapan-tahapan yang akan
dilakukan oleh Bupati dalam mengisi kekosongan jabatan strategis dalam rantai birokrasi tersebut.
Hasil pemeriksaan BPK Pengelolaan keuangan di Puskesmas tidak sesuai dengan Perbub 35 tahun
2015. Perbub ini pada tahun 2015 berlum diterima oleh Puskesmas. Perbub. No. 35 tahun 2015 baru
diundangkan pada bulan Oktober 2015 dan diterima Puskesmas pada bulan April 2016. Hal ini
merupakan salah satu bukti Bupati inkonsitusional.
Mencermati LHP BPK tentang pajak penerangan jalan umum ditemukan penerangan jalan umum yang
tidak memiliki ID pelanggan sebanyak 46.237, dan memiliki ID pelanggan sebanyak 2.813.
Pemerintah daerah telah membayar penerangan jalan umum baik yang legal / ilegal maka DPRD Kab.
Magelang menyimpulkan bahwa, Bupati memberikan contoh tidak baik pada masyarakat karena
melegalkan sesuatu yang ilegal.
Inefisiensi terhadap anggaran yang digunakan untuk membayar penerangan jalan umum
menimbulkan potensi penyelewengan anggaran. Hilangnya potensi pendapatan asli daerah dari sektor
pajak karena tidak adanya data base wajib pajak yang valid yang dimiliki Pemda.
Banyaknya SKPD (31 SKPD) melakukan pencairan anggaran melebihi batas waktu ketentuan setelah
berakhirnya tahun anggaran 2015 dengan total anggaran Rp. 4,251 Milyar, antara lain: Disdikpora,
Dinas Kesehatan, DPU ESDM, Bappeda, Dinas Perhubungan, BLH, BPBD, Sekretariat Daerah, BKD,
Bapermaspuan dan KB, Diskominfo, Dinas Peternakan dan Perikanan, Disparbud, Dinas Perdagangan
dan Pasar, 11 Kecamatan dan 3 Kelurahan.
DPRD Kab. Magelang masih mencatat, pada jawaban Bupati tahun 2014 yang lalu terhadap
permasalahan ini akan ditindaklanjuti dan diperbaiki namun kejadian ini masih berulang dan semakin
banyak terjadi. Dibutuhkan kesungguhan dalam merespon dan menindaklanjuti temuan BPK dengan
tindakan nyata.
Penerima dana Bantuan Oprasional Sekolah untuk tahun 2015 Kabupaten Magelang untuk Sekolah
Dasar berjumlah 558 sekolah dan SMP 59 Sekolah. Dari 558 Sekolah Dasar yang telah menyampaikan
laaporan penggunaan dana BOS per jenis belanja baru 58 sekolah dan baru 10 sekolah datanya sesuai
dengan alokasi, penggunaan dan sisa dana, sedangkan untuk SMP hanya 1 SMP yang sesuai. DPRD
Kabupaten Magelang berharap Bupati dapat menjelaskan permasalahan-permasalahan tersebut dalam
agenda Sidang Paripurna berikutnya.prhumassetwan.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

HUBUNGAN IMPLEMENTASI PERAWAT TENTANG PATIENT SAFETY DENGAN RESIKO CEDERA PADA INFANT DAN TODDLER

38 264 22

AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI

55 262 32

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG DESAIN KEMASAN PRODUK DENGAN INTENSI MEMBELI

9 123 22

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA MEREK AIR MINUM MINERAL "AQUA-versus-INDOQUALITY" (Studi Putusan Mahkamah Agung RI No. 04.PK/N/HaKI/2004)

2 65 91