MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (2)

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
“HIDUP DAN TUGAS MANUSIA”

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
DISUSUN OLEH :
NIM/NAMA
1.
2.
3.
4.
5.
JURUSAN : TEKNIK KIMIA
KELAS

:B

2311151083
2311151076
2311151051
2311151068
2311151073


/
/
/
/
/

PURNONOMO
ASEP MARWAN
BUNAYA AKBAR
FAUZI AMALI
M IRPANSYAH

KATA PENGANTAR
Segala
puji hanya milik Allah
SWT. Shalawat dan
salam
selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami

mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Agama Islam.
Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat
manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai
agama yang telah berkembang selama empat belas abad lebih
menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut
ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi
dan budaya.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua,
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
“Hidup dan tugas manusia”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh
kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa

Universitas jenderal Achmad Yani. Kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca.

DAFTAR ISI :
KATA
PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR
ISI.............................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN.........................................................................
1.1 LATAR
BELAKANG..........................................................................
1.2 RUMUSAN
MASALAH......................................................................
1.3 MANFAAT
TUJUAN

PENULISAN...................................................
1.4 MANFAAT
PENULISAN...................................................................
BAB
II
TEORI...................................................................

LANDASAN

BAB
III
PEMBAHASAN.........................................................................
BAB
IV
KESIMPULAN...........................................................................
BAB
V
PENUTUP...................................................................................
.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam
semesta. Manusia hakihatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Pada diri
manusia terdapat perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan.
Dalam pandangan Islam, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia memiliki
tugas tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini. Untuk
menjalankan tugasnya manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT.
Akal dan pikiran tersebut yang akan menuntun manusia dalam menjalankan
perannya. Dalam hidup di dunia, manusia diberi tugas kekhalifaan, yaitu tugas
kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan
alam.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas timbul beberapa masalah, diantaranya:
1. Apa pengertian manusia dalam islam?
2. Bagaimana penciptaan manusia dalam islam?
3. Apa persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain?
4. Apakah tujuan penciptaan manusia?
5. Apa fungsi dan peranan manusia dalam islam?

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari topik ini adalah:

1. Menjelaskan perbedaan pandangan Al-quran dengan pendapat ulama
islam tentang konsep manusia.
2. Memahami tujuan penciptaan manusia.
3. Menjelaskan hakikat manusia menurut pandangan islam.
1.4 MANFAAT PENULISAN
Meningkatkan pemahaman tentang hidup dan tujuan hidup manusia menurut
islam, sehingga kita dapat menjalani hidup yang bermanfaat serta menjadi
khalifah yang berlandaskan islam serta dapat mengelola dan memlihara alam

BAB II
LANDASAN TEORI
A. QS: AL BAQARAH 30

ٓ
‫س ُد فِي َها‬
ِ ‫ض َخلِيفَ ۭةً ۖ قَالُ ٓو ۟ا أَت َْج َع ُل فِي َها َمن يُ ْف‬
ِ ‫َوإِ ْذ قَا َل َربّكَ لِ ْل َم ٰلَئِ َك ِة إِنّى َج‬

ِ ‫اع ٌۭل فِى ْٱلَ ْر‬
)30( َ‫ّس لَ ۖكَ قَا َل إِنّ ٓى أَ ْعلَ ُم َما َل تَ ْعلَ ُمون‬
ْ َ‫َوي‬
ُ ‫سبّ ُُح بِ َح ْم ِدكَ َونُقَد‬
َ ُ‫سفِ ُك ٱل ّد َمء َٓ َونَ ْحنُ ن‬
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan )khalifah( di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Jika sembarangan dalam menafsirkan ayat, maka Surat Al Baqarah :30 tafsirannya seperti dibawah
ini ;


Ketika hendak menciptakan manusia untuk diberi mandat penuh sebagai khalifah dibumi,
Allah SWT terlebih dahulu ingin mendengarkan pendapat para malaikat.Makna yang demikian
ini amat sangat mustahil bagi allah SWT




Allah SWT memberitahukan kepada para malaikat tentang rencana tersebut, lalu ditentang
dan diprotes oleh para malaikat. Makna yang demikian ini juga sangat mustahil bagi Allah dan
mustahil pula bagi para malaikat.

Mengenai tafsir Surat Al Baqarah : 30 di kalangan para ahli tafsir ada 2 pendapat :
(1) Pendapat para Mufassir Salaf ( Pakar Tafsir Klasik / Kuno )
Lebih selamat kalau ayat tersebut kita anggap tidak ada yang lebih tahu maksudnya kecuali Allah
SWT. Tetapi kita tetap yakin bahwa Allah tidak memberikan informasinya kepada kita kecuali
untuk semata-mata kita ambil sebagai landasan dalam bersikap dan bertindak. Hanya saja kita tidak
tahu maksud sebenarnya yang tersirat dalam ayat 30 tersebut, sekalipun dengan menggunakan
bahasa yang sebenarnya tidak sulit untuk dipahami.
Berbeda dengan ayat sesudahnya QS Al Baqarah : 31 yang dapat kita pahami bahwa manusia oleh
Allah telah diberi keistimewaan tertentu dengan dibekali berbagai macam ilmu, agar ia mampu
mengelolah dunia beserta dengan isinya yang memang dipersiapkan untuk kepentingan manusia itu
sendiri. Akan tetapi gambaran dalam ayat 30 tentang perdebatan atau tanya jawab antara Allah dan
para Malaikat sama sekali tidak kita ketahui maksudnya. Kecuali kalu kita korelasikan dengan ayat
31, maka ada beberapa kemungkinan tentang maksud ayat 30 itu sebagai berikut :
1.

manusia tidak dituntut untuk mengetahui semua rahasia dan hikmah yang tersirat dalam

proses awal penciptaan dirinya, karena para malaikat sendiri juga tidak tahu.

2.

Ketika para malaikat bertanya-tanya, maka Allah berkenan memberikan petunjuk yang
intinya menghendaki supaya mereka tunduk dan patuh tanpa perlu mengajukan pertanyaan,
kemudian memberikan penjelasan bahwa manusia telah dibekali dengan berbagai cabang ilmu
yang tidak mereka miliki. Lalu allah pamerkan kemampuan manusia itu kepada para malaikat
sebagaimana disebutkan dalam ayat 31.

(2) Pendapat Golongan Mufassir Kholaf (Modern)
Surat Al Baqarah : 30 tergolong Ayat Mutasyabihat yakni ayat yang dalam upaya mengetahui
maksudnya diperlukan Ta’wil.)memindahkan ayat dari makna tekstual ke dalam makna
kontekstual agar bisa diterima oleh akal yang sehat(. Jika sebuah ayat tidak memerlukan ta’wil
maka tergolong Ayat Muhkamat.
Ayat 30 dalam Surat Al Baqarah itu disusun oleh Allah SWT dalam bahasa Allegoris)Majasi /
kias( tentang proses awal kejadian manusia beserta karakteristiknya, tujuanya adalah supaya
mudah dipahami. Dalam ayat tersebut dikisahkan bahwa para malaikat mengajukan permohonan
kepada Allah agar diberitahu tentang bagaimana sebenarnya makhlik baru yang bernama manusia
itu diciptakan sebagai Khalifah, yang pengertiannya menurut mereka adalah makhluk yang bebas


bertindak dan bebas menentukan. mereka merasa cemas, jangan-jangan manusia itu bisa berbuat
sesuatu yang tidak membawa kemaslahatan dimuka bumi, sehingga tidak sesuai dengan tujuan
semula mereka diciptakanya. Melihat sikap para malaikat seperti itu, maka Allah memberikan
ilham )inspirasi( kepada mereka agar tunduk dan patuh kepada Dzat Yang Maha Tahu.Apapun
yang menyempit dalam pengetahuan malaikat, jin, manusia justru sangat luas dalam pengetahuan
Dzat Yang Maha Tahu.
Agama Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki dua predikat, yaitu sebagai hamba Allah
)`abdullah( dan sebagai wakil Allah )khalifatullah( di muka bumi. Sebagai hamba Allah, manusia
adalah kecil dan tak memiliki kekuasaan. Oleh karena itu, tugasnya hanya menyembah kepada-Nya
dan berpasrah diri kepada-Nya. Tetapi sebagai khalifatullah, manusia diberi fungsi sangat besar,
karena Allah Maha Besar maka manusia sebagai wakil-Nya di muka bumi memiliki tanggung
jawab dan otoritas yang sangat besar.
Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk kesejahteraan
umat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Tuhan untuk manusia. Sebagai wakil
Tuhan manusia juga diberi otoritas ketuhanan; menyebarkan rahmat Tuhan, menegakkan
kebenaran, membasmi kebatilan, menegakkan keadilan, dan bahkan diberi otoritas untuk
menghukum mati manusia. Sebagai hamba manusia adalah kecil, tetapi sebagai khalifah Allah,
manusia memiliki fungsi yang sangat besar dalam menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka
bumi. Oleh karena itu, manusia dilengkapi Tuhan dengan kelengkapan psikologis yang sangat

sempurna, akal, hati, syahwat dan hawa nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi manusia
untuk menjadi makhluk yang sangat terhormat dan mulia, disamping juga sangat potensil untuk
terjerumus hingga pada posisi lebih rendah dibanding binatang.
Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting yang
diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi )al
‘imarah(. Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun
)ar ri’ayah(.
1. Memakmurkan Bumi
Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah SWT. Manusia harus
mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka
sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat dinikmati secara adil dan merata, dengan tetap menjaga
kekayaan agar tidak punah. Sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi itu.
Memakmurkan bumi juga berarti menjaga lingkungan sekitarnya, menjaga kelestarian hutan dan

para penghuninya, karena jika semuanya terjaga benar oleh manusia, maka bencana yang
diakibatkan oleh kesalahan manusia akan sedikit kemungkinan terjadinya.
2. Memelihara Bumi
Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai tujuan yang
jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau penguasa )pengatur( bumi. Maksudnya, manusia
diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjukNya.
Petunjuk yang dimaksud adalah agama )Islam(.
Mengapa Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk memelihara bumi dari
kerusakan?, karena sesungguhnya manusia lebih banyak yang membangkang dibanding yang
benar-benar berbuat shaleh sehingga manusia akan cenderung untuk berbuat kerusakan, hal ini
sudah terjadi pada masa nabi – nabi sebelum nabi Muhammad SAW dimana umat para nabi
tersebut lebih senang berbuat kerusakan dari pada berbuat kebaikan, misalnya saja kaum bani
Israil, seperti yang Allah sebutkan dalam firmannya dalam surat Al Isra ayat 4:

‫ْن َولَ َتعْ لُنّ ُعلُ ًّوا َك إبيرً ا‬
‫ض ْي َنا إإلَى َبنإي إسْ رائإي َل فإي ْال إك َتا إ‬
َ ‫َو َق‬
‫ب لَ ُت ْفسإ ُدنّ فإي ْالَرْ إ‬
‫ض َمرّ َتي إ‬
Artinya : dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan
membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan
kesombongan yang besar“. )QS Al Isra : 4(
Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankan fungsi sebagai
khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap Alam yang diciptakan oleh
Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

B. QS ADZ-DZARIYAT : 56

ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬
‫نس إِ لل لِيَ ْعبُدُو ِن‬
َ ‫ٱل‬
ِ ْ ‫ت ْٱل ِج لن َو‬
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Ayat ini tidak boleh ditafsirkan secara berdiri sendiri, karena masih ada kaitanya dengan ayat-ayat
52 – 60. Ayat-ayat ini merupakan merupakan satu paket sehingga dalam kitab-kitab tafsirpun tidak
ditafsirkan secara berdiri sendiri-sendiri.

QS ADZ-DZARIYAT : 52 – 55

ٰ
۟ ُ‫ك ما أَتَى ٱلل ِذينَ ِمن قَ ْبلِ ِهم ّمن لرسُو ٍٍل إِ لل قَال‬
ٌ ُ‫وا َسا ِح ٌر أَوْ َمجْ ن‬
‫ون‬
َ َ ِ‫َك َذل‬
Demikianlah tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka,
melainkan mereka mengatakan: “Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila”.

َ‫اصوْ ۟ا بِِۦه ۚ بَلْ هُ ْم قَوٍْۭ ٌم طَا ُغون‬
َ ‫أَت ََو‬
Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum
yang melampaui batas.

‫وم‬
ٍ ۢ ُ‫فَتَ َو لل َع ْنهُ ْم فَ َما أَنتَ بِ َمل‬
“Maka berpalinglah kamu dari mereka, dan kamu sekali-kali tidak tercela.”

َ‫َو َذ ّكرْ فَإ ِ لن ٱل ّذ ْك َر ٰى تَنفَ ُع ْٱل ُم ْؤ ِمنِين‬
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orangorang yang beriman”
Ayat- ayat 52 – 55 dalam Surat Adz-Dzariyat secara berurutan menjelaskan bahwa setiap rosul
menghadapi tantangan yang sama, yaitu orang-orang yang mengaku menyembah Allah, tetapi allah
diserupakan atau dianggap menyatu dengan patung, berhala dan sebagainya.selain itu mereka
menganggap Rasul allah sebagai tukang tenung, dukun, orang gila dan sebagainya. Maka dalam
rangka memberikan motivasi kepada Nabi Muhammad SAW allah bertanya “Apakah mereka yang
ingkar itu dapat disadarkan?”Pertanyaan ini dijawab sendiri oleh Allah : “Tidak, bahkan mereka
semakin angkuh, lalim dan melampaui batas”. Karena itu Nabi Muhammad diminta oleh allah
supaya tidak mempedulikan kaum Quraisy yang ingkar dan tidak perlu melayani debat mereka,
karena menurut pandangan Allah Beliau sudah menyampaikan misinya secara optimal dan
maksimal. Selanjutnya beliau dimotivasi lagi oleh allah supaya terus menyampaikan peringatan
tanpa putus asa, karena peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman, dan mereka
inilah yang mendapat petunjuk dari allah.

BAB III
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah makhluk paling sempurna dibandingkan
dengan makhluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dan lain-lainnya.

a Pengertian manusia menurut para ahli
 NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi
tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang
 ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus
dalam tubuh yang fana”
 OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY

Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia
adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi )badan, akal, dan ruh(, manusia dalam pertumbuhannya
dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.

b Pengertian manusia menurut agama islam
Di dalam Al-Quran dan Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia
dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani kehidupan
di dunia dan akhirat.
Allah selaku pencipta alam semesta dan manusia telah memberikan informasi lewat wahyu Alquran dan realita faktual yang tampak pada diri manusia. Informasi itu diberi- Nya melalui ayatayat tersebar tidak bertumpuk pada satu ayat atau satu surat. Hal ini dilakukan-Nya agar manusia
berusaha mencari, meneliti,memikirkan, dan menganalisanya. Tidak menerima mentah demikian
saja. Untuk mampu memutuskannya, diperlukan suatu peneliti Alquran dan sunnah rasul secara
analitis dan mendalam. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan penelitian laboratorium sebagai
perbandingan, untuk merumuskan mana yang benar bersumber dari konsep awal dari Allah dan
mana yang telah mendapat pengaruh lingkungan.
Hasil peneliti Alquran yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpuannya bahwa manusia terdiri
dari unsur-unsur: jasad, ruh, nafs, qalb, fikr, dan aqal.
A. Jasad
Jasad merupakan bentuk lahiriah manusia, yang dalam Alquran dinyatakan diciptakan dari tanah.
Meskipun wujudnya suatu jasad yang berasal dari sari pati makanan, nilai-nilai kejiwaan untuk
terbentuknya jasad ini harus diperhatikan. Untuk dapat mewujudkan sperma dan ovum berkualitas
tinggi, baik dari segi materinya maupun nilainya, Alquran mengharapkan agar umat manusia selalu
memakan makanan yang halalan thayyiban )Surat Al-baqarah: 168, Surat Al-maidah 88, dan surat
Al-anfal 69(. Halal bermakna suci dan berkualitas dari segi nilai Allah. Sedangkan kata thayyiban
bermakna bermutu dan berkualitas dari segi materinya.
B. Ruh
Ruh adalah daya )sejenis makhluk/ciptaan( yang ditiupkan Allah kepada janin dalam kandungan
)Surat Al-Hijr 29, Surat As-Sajadah 9, dan surat Shaad 27( ketika janin berumur 4 bulan 10 hari.
Walaupun dalam istilah bahasa dikenal adanya istilah ruhani, kata ini lebih mengarah pada aspek
kejiwaan, yang dalam istilah Al-Qur’an disebut nafs.
Dalam diri manusia, ruh berfungsi untuk :
1. Membawa dan menerima wahyu )Surat As-Syuara 193(
2. Menguatkan iman )Surat Al-Mujadalah 22(
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa manusia pada dasarnya sudah siap menerima beban perintahperintah Allah dan sebagai orang yang dibekali dengan ruh, seharusnya ia selalu meningkatkan
keimanannya terhadap Allah.

C.Nafs
Para ahli menyatakan manusia itu pasti akan mati. Tetapi Al-Qur’an menginformasikan bahwa
yang mati itu nafsnya. Hal ini diungkapkan pada Surat Al-Anbiya ayat 35 dan Surat Al-Ankabut
ayat 57, Surat Ali-Imran ayat 185. Hadist menginformasikan bahwa ruh manusia menuju alam
barzah sementara jasad mengalami proses pembusukan, menjelang ia bersenyawa kembali secara
sempurna dengan tanah.
Alquran menjelaskan bahwa, nafs terdiri dari 3 jenis:
1. Nafs Al-amarah )Surat Yusuf ayat 53(, ayat ini secara tegas memberikan pengertian bahwa nafs
amarah itu mendorong ke arah kejahatan.
2. Nafs Al-lawwamah )Surat Al-Qiyamah ayat 1-3 dan ayat 20-21( dari penjelasan ayat tersebut
terlihat bahwa yang dimaksud dengan nafs lawwamah ini adalah jiwa yang condong kepada dunia
dan tak acuh dengan akhirat.
3. Nafs Al-Muthmainnah )Surat Al-Fajr ayat 27-30(. Nafs muthmainnah ini adalah jiwa yang
mengarah ke jalan Allah untuk mencari ketenangan dan kesenangan sehingga hidup berbahagia
bersama Allah.

B. Penciptaan manusia
hal ini merupakan prinsip pertama dari perkembangan yang dapat dipahami dalam al-quran, ketika
menyatakan bahwa allah maha pencipta. Dengan kata lain, kehidupan manusia memiliki pola
dalam tahapan-tahapan tertentu yang termasuk tahapan dari perubahan samapi kematian.
Dalam surat al’mu’minun ayat 12-14Allah S.W.T berfirman ;

Artinya :
12. Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati )berasal( dari tanah.13.
Kemudian kami jadikan saripati itu air mani )yang disimpan( dalam tempat yang kokoh )rahim(.14.
Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang )berbentuk( lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. )QS. Al- Mu’minuun 23 : 12-14(. “

Dari ayat diatas ini diketahui bahwa perkembangan embrio terjadi secara bertahap. Tahapantahapan yang digambarkan dua ayat ini sama persis dengan temuan ilmu pengetahuan modern.
Dari ayat al-quran diatas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dari
tanah. Tanah yang diinjak-injak sehari-hari. Di mulai dari apa yang dimakan sehari-hari, misalnya
nasi,gandum,jagung,sayur-mayur dan buah-buahan hingga daging, segala makanan yang
dikonsumsi manusia itu tumbuh dan mengambil sari makanan dari tanah.
Di dalam segala makanan itu ada segala macam saringan yang ditakdirkan Allah atas alam. Di
dalam makanan itu terdapat protein, karbohidrat, zat besi, berbagai macam vitamin,sari makanan
dan zat-zat lain yang memang sangat diperlukan bagi keperluan tubuh manusia. Sedangkan sari
makanan tadi diproses lebih lanjut sehingga sebagian menjadi darah, hormon, air susu, lemak dan
lain-lainnya termasuk air mani) bagi laki-laki( yang tersimpan dalam tulang sulbi dan ovum ) sel
telur( bagi perempuan yang tersimpan dalam tulang dada. Dan dengan kehendak Allah maka pria
dan wanita pun diciptakan untuk berpasang-pasangan karena dengan perpaduan gender mereka
terciptalah suatu nutfah, sebagaimana dijelaskan oleh Allah S.W.T dalam firmannya :

ُ

ٰ ‫َو ْٱلن َث‬
)٤٥(‫ى‬

َ
ّ ‫ْن‬
َ
ّ
ّ
َ
َ
ْ
‫ٱلذ َك َر‬
‫ي‬
‫ج‬
‫و‬
‫ٱلز‬
‫ق‬
‫ل‬
‫خ‬
‫ُۥ‬
‫ه‬
‫ن‬
‫َوأ‬
َ
‫إ‬
ٰ ‫إمن ّن ْط َف ٍة إإ َذا ُتمْ َن‬
)٤٦(‫ى‬

Artinya : dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita. dari air
mani, apabila dipancarkan )Q.S an-najm ayat 45-46(
Alquran tidak member penjelasan tentang sifat ruh. Tidak pula ada larangan di dalam al-quran
intuk menyelidiki ruh yang gaib, sebab penyelidikan tentang ruh, mungkin berguna, mungkin pula
tidak berguna, dalam hubungan dengan masalah ruh ini tuhan berfirman dalam surat al-isra:85

(85).

‫ح مِنْ أَ ْم ِر َر ِبي َو َما أُوتِي ُت ْم مِنَ ا ْل ِع ْل ِم‬
ُ ‫الرو‬
ُ ‫وح ۖقُ ِل‬
ُ ‫َو َي ْسأَلُو َن َك َع ِن‬
ِ ‫الر‬
‫إِ لل َقل لِيل‬

Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan
Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit” )Q.S. Al-Isra:85(.
Ayat-ayat diatas menunjukan bahwa manusia tumbuh dan berkembang mengikuti tahapan tertentu.
Jika analisis, al-quran dan hadits secara umum membagi kehidupan manusia pertumbuhan dan
perkebangan di dunia menjadi dua katagori besar, kelahiran dan pasca kelahiran.

C. Persamaan dan perbedaan manusia dengan makluk lain

‫م‬
َ َ ‫۞ وَل‬
َ َ‫م و‬
َ َ ‫منَا بَنِي آد‬
ْ ُ‫ملْنَاه‬
َ ‫ح‬
ْ ‫قد ْ ك َ ّر‬
‫ن‬
ِ ‫م‬
ْ َ ‫فِي الْب َ ّر وَالْب‬
ْ ُ‫حرِ وَ َر َزقْنَاه‬
َ ‫م‬
َ
ْ
ّ
َ
َ
‫ن‬
‫م‬
‫م‬
‫ير‬
‫ث‬
‫ك‬
‫ى‬
‫ل‬
‫ع‬
‫م‬
‫ه‬
‫ا‬
‫ن‬
‫ل‬
‫ض‬
‫ف‬
‫و‬
‫ات‬
‫ب‬
‫ي‬
‫الط‬
َ
ِ
ُ
ِ
َ
ِ
ّ
َ
ّ
ّ
ْ
ْ
َ
ٍ
ٰ
‫ض ل‬
‫يل‬
ْ َ ‫خلَقْنَا ت‬
َ
ِ ‫ف‬
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan
dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

Manusia pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu memiliki hasrat dan
tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan di dukung oleh pengetahuan dan kesadaran.
Perbedaan di antara keduanya terletak pada dimensi pengtahuan, kesadaran, dan tingkat tujuan. Di
sinilah letak kelebihan dan keunggulan yang di banding dengan makhluk lain.
Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup di muka bumi merupakan makhluk yang memiliki
karakter yang paling unik. Manusia secara fisik tidak begitu berbeda dengan binatang, sehingga
para pemikir menyamakan dengan binatang. Letak perbedaan yang paling utama antara manusia
dengan makhluk yang lain adalah dalam kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan
hanya manusia saja yang memilikinya, sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan
yang bersifat instinctif.
Di banding makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan. Kelebihan itu membedakan manusia
dengan makhluk lainnya. Kelebihan menusia adalah kemampuan untuk bergerak di darat, di laut
maupun di udara. Sedan binatang hanya mampu bergerak di ruang yang terbatas. Walaupun ada
binatang yang dapat hidup di darat dan di air, namun tetap saja mempunyai kterbatasan dan tidak
bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atau makhluk lain di i surat al-Isra ayat 70.
Di samping itu manusia memiliki akal dan hati sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan
Allah, berupa al-Quran. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia
dalam keadaan sebaik-baiknya. Oleh karena itu ilmunya manusia di lebihkan dari makhluk lainnya.
Manusian memiliki karakter yang khas, bahkan di bandingkan makhluk lain yang paling mirip
sekalipun. Kekhasan inilah yang menurut al-Quran menyebabkan adanya konsekuensi
kemanusiaan di antaranya kesadaran, tanggung jawab, dan pembalasan. Diantara karakteristik
manusia adalah:
1.Aspek kreasi
Apapun yang ada pada tubuh manusia sudah di rakit dalam suatu tatanan yang terbaik dan
sempurna. Hal ini bisa di bandingkan dengan makhluk lain dalam aspek penciptaannya. Mungkin
banyak kesamaannya, tetapi tangan manusia lebih fungsional dari tangan sinpanse, demikian pula
organ-organ lainnya.
2. Aspek ilmu

Hanya manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh hakekat alam semesta di
sekelilingnya. Pengatahuan hewan hanya berbatas pasa naluri dasar yang tidak bisa di kembangkan
melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia menciptakan kebudayaan dan peradaban yang terus
berkembang.
3. Aspek kehendak
Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bisa mengadakan pilihan dalam hidup. Makhluk
lain hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tak akan pernah berubah. Para malaikat yang
mulia tak akan pernah menjadi makhluk yang sombong atau maksiat.
4. Pengarahan akhlak
Manusia adalah makhluk yang dapat di bentuk akhlaknya. Ada manusia yang sebelulmnya baik,
tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu dapat menjadi penjahat. Demikian pula sebaliknya.
Oleh karena itu lembaga pendidikan diperlukan untuk mengarahkan kehidupan generasi yang akan
datang.
Jika manusia hidup dengan ilmu selain ilmu Allah, maka manusia tidak bermartabat lagi. Dalam
keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang. Seperti dalam surat al- Araaf, 129 dan atTin, 4.

D. Tujuan penciptaan manusia

ُ ‫َو َما َخ َل ْق‬
‫ُون‬
َ ‫ت ا ْل ِجنل َو ْالِ ْن‬
ِ ‫س إِ لل لِ َي ْع ُبد‬

56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
)Qs:Adz-dzariat 56(

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembahan Allah. Pengertian penyembahan kepada
Allah tidak boleh diartikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual yang
tercermin salam solat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia pada hukum Allah dalam
menjalankan kehidupan di muka bumi, baik ibadah ritual yang menyangkut hubungan vertical
)manusia dengan Tuhan( maupun ibadah sosial yang menyangkut horizontal ) manusia dengan
alam semesta dan manusia(.
Penyembahan manusia pada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia terhadap terwujudnya
sebuah kehidupan dengan tatanan yang adil dan baik. Oleh karena itu penyembahan harus
dilakukan secara sukarela, karena Allah tidak membutuhkan sedikitpun pada manusia termasuk
pada ritual-ritual penyembahannya. Dalam hal ini Allah berfirman:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyambah-Ku. Aku tidak
menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka member
aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah maha pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi
sangat kokoh. )az-Zaariyaat, 51:56-58(.
Dan mereka telah di perintahkan kecuali supaya mereka menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam )menjalankan( agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat dan degnan dekimikian itulah agama yang lurus. )Bayinnah, 98:5(

Penyembahan yang sempurna dari seseorang manusia akan menjadikan dirinya sebagai khalifah
Allah di muka bumi dalam mengelola kehidupan alam semesta. Keseimbangan alam dapat terjaga
dengan hukum-hukum alam yang kokoh. Keseimbangan pada kehidupan manusia tidak sekedar
akan menghancurkan bagian-bagian alam semesta yang lain, inilah tujuan penciptaan manusia di
tengah-tengah alam.

E. Tanggung jawab manusia sebagai Hamba Allah
Kewajiban manusia kepada khaliknya adalah bagian dari rangkaian hak dan kewajiban
manusia dalam hidupnya sebagai suatu wujud dan yang maujud. Didalam hidupnya manusia tidak
lepas dari adanya hubungan dan ketergantungan. Adanya hubungan ini menyebabkan adanya hak
dan kewajiban. Hubungan manusia dengan allah adalah hubungan makhluk dengan khaliknya.
Dalam masalah ketergantungan, hidup manusia selalu mempunyai ketergantungan kepada yang
lain. Dan tumpuan serta ketergantungan adalah ketergantungan kepada yang maha kuasa, yang
maha perkasa, yang maha bijaksana, yang maha sempurna, ialah allah rabbul’alamin, Allah Tuhan
yang Maha Esa.
Kebahagian manusia di dunia dan akhirat, tergantung kepada izin dan ridho allah. Dan untuk itu
Allah memberikan ketentuan-ketentuan agar manusia dapat mencapainya. Maka untuk
mencapainya kebahagian dunia dan akhirat itu dengan sendirinya kita harus mengikuti ketentuanketentuan dari allah SWT. Apa yang telah kita terima dari allah SWT.
Jadi berdasarkan hadits AL-Lu’lu uwal kewajiban manusia kepada Allah pada
garis besar besarnya ada 2 :
1) mentauhidkan-Nya yakni tidak memusyrik-Nya kepada sesuatu pun.
2) beribadat kepada-Nya
Orang yang demikian ini mempunyai hak untuk tidak disiksa oleh Allah,
bahkan akan diberi pahala dengan pahala yang berlipat ganda, dengan
sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat bahkan dengan ganda yang tak
terduga banyaknya oleh manusia. Dalam al-quran kewajiban ini diformulasikan
dengan :
1) iman.
2) amal saleh
Beriman dan beramal saleh itu dalam istilah lain disebut takwa. Dalam ayat
(Q.S al-baqorah ayat 177) iman dan amal saleh, yang disebut takwa dengan
perincian :
1) iman kepada Allah : kepada hari akhir, kepada malaikat-malaikat, kepada
kitab-kitab, dan kepada nabi-nabi.
2) amal saleh :
a. Kepada sesama manusia : dengan memberikan harta yang juga senang
terhadap harta itu, kepada kerabatnya kepada anak-anak yatim kepada orangorang miskin kepada musafr yang membutuhkan pertolongan (ibnu sabil)
b. Kepada Allah : menegakan / mendirikan shalat, menunaikan zakat
c. Kepada diri sendiri : menempati janji apabila ia berjanji, sabar delam
kesempitan, penderitaan dan peperangan.
Kesemuanya itu adalah dalam rangka ibadah kepada allah memenuhi manusia terhadap khalik.

F. Tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah
Hadis dan ayat tentang manusia di jadikan khalifah dimuka bumi :

َ
, ٌ‫ إإنّ ال ّد ْن َيا ح ُْل َوةٌ َخضإ َرة‬: ‫بى َس إع ْي ٍد ال ُخ ْد إريّ َرضإ ََى اُ َع ْن ُه َع إن ال ّن إبىّ صلى ا عليه وسلم َقا َل‬
‫َعنْ أ إ‬
ُ ‫َواإنّ اَ مُسْ َت ْخلإفُ ُك ْم فإ ْي َها َف َي ْن‬
‫ َفإإنّ أَ ّو َل فإ ْت َن إة َبنإى إإسْ َرا‬, ‫ َفا ّتقُوا ال ّد ْن َيا َوا ّتقُوا ال ّن َسا َء‬, ‫ون‬
َ ُ‫ْف َتعْ َمل‬
َ ‫ظ َر َكي‬
ْ ‫ئإي َل َكا َن‬
‫ رواه مسلم‬. ‫ت فإي ال ّن َساء‬
Dari Abu Sa’id Al-Khudlriy - ‫ضَََ َى ا َع ْنَََ ُه‬
‫ َر إ‬-, Rasulullah - ّ‫صَََلّى ا عليه وسَََل‬
‫ م‬- bersabda: “Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau, dan sesungguhnya
Allah menjadikanmu khalifah di dunia, maka (Allah) akan melihat bagaimana
kamu melaksanakannya. Maka takutlah kamu akan dunia dan takutlah akan
(ftnah karena) wanita, sesungguhnya ftnah yang pertama kali menimpa Bani
Israil adalah dalam (masalah) wanita.” (HR Muslim)
1. (QS. Al Hadid :25)

َ ‫قد أَرسلْنَا رسلَنَا بالْبينَات‬
‫اب‬
َ َ ‫م الْكِت‬
َ ‫م‬
ّ َ ِ
ُ ‫ع‬
ُ ُ
َ ْ ْ َ َ‫ل‬
ُ ‫ه‬
َ ‫وأن ْ َزلْنَا‬
َ ِ
َ ۖ ‫قسط‬
ُ َ ‫ان لِي‬
ِ ‫ح‬
ِ ْ ‫وال‬
َ ‫يز‬
َ ‫م‬
َ‫ديد‬
َ ْ ‫وأن ْ َزلْنَا ال‬
َ ‫ق‬
ُ ‫وم النّا‬
َ ِ ْ ِ ْ ‫س بِال‬
َ
ْ
َ ‫س‬
‫ن‬
ِ ‫منَا‬
ِ
ّ ‫ع لِلن‬
ِ ‫ش‬
ِ ‫في‬
ْ َ ‫ولِي‬
ُ ‫ف‬
ْ ‫م‬
َ ‫ه‬
ُ ّ ‫م الل‬
َ َ ‫عل‬
َ ‫و‬
ٌ ‫ه بَأ‬
َ ‫اس‬
َ ٌ‫ديد‬
ِ
َ ‫ه‬
‫يز‬
َ ْ ‫ه بِال‬
ٌ ‫َز‬
ّ ِ‫ب ۚ إ‬
ُ ‫و ُر‬
ّ ‫و‬
َ ّ ‫ن الل‬
ُ َ ‫سل‬
ِ ْ ‫غي‬
ُ ْ ‫يَن‬
َ ُ‫ص ُره‬
ِ ‫يع‬
ِ ‫ق‬
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa buktibukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan
neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami
ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya
Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha
Perkasa.
Dan Kami ciptakan besi (dan perak, emas, almunium tembaga, minyak,
dll) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi
manusia (untuk di-olah), dan supaya ALLAH mengetahui siapa yang menolong
agama Nya (Islam) dan Rasul2 padahal Allah tidak dilihatnya.
2.

Al baqarah : 30

َ ّ ‫ال َرب‬
َ ِ ‫خل‬
َ ْ‫وإِذ‬
ٌ ‫ع‬
َ ‫ق‬
‫ة‬
‫في‬
َ ‫ض‬
ً ََ‫يف‬
ِ ‫ل‬
ِ ‫جا‬
ِ َ ‫مئاِك‬
َ ‫ة إِنّي‬
َ ْ ‫ك لِل‬
ْ
َ
ِ ‫ارر‬
َ
ُ ‫ف‬
ْ ُ‫ن ي‬
َ
ُ ‫ع‬
َ‫ماء‬
ِ َ‫س‬
ِ ُ ‫س َد‬
ِ ‫ل‬
ِ ‫ف‬
َ ‫ج‬
ْ َ ‫قالُوا أت‬
ْ َ ‫وي‬
َ ‫في‬
َ ‫في‬
ْ ‫م‬
َ ّ‫ك الَد‬
َ ‫هََا‬
َ ‫هََا‬
َ
َ َ‫س ل‬
َ ‫د‬
َ ‫ك‬
َ ُ ‫ون‬
َ ‫ق‬
‫ما ل‬
ِ ‫م‬
َ ِ‫ح ب‬
ُ ّ ‫سب‬
ْ َ ‫ون‬
َ ُ‫ن ن‬
ُ ‫ح‬
َ ‫م‬
ُ َ ‫ال إِنّي أعْل‬
ْ ‫ح‬
ُ ّ ‫قد‬
َ ‫ك‬
َ
)٣٠( ‫ون‬
َ ‫م‬
ْ َ‫ت‬
ُ َ ‫عل‬
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfrman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya
aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami
Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfrman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Sebagai makhluk Allah, manusia mendapat amanat yang harus di pertanggung jawabkan di
hadapan-Nya. Tugas hidup yang di pikul manusia di muka bumi adalah tugas kekhalifahan, yaitu
tugas kepemimpinan; wakil Allah di muka bumi untuk mengelola dan memelihara alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah,
berarti manusia memperoleh mandate Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi.
Dua peran yang di pegang manusia di muka bumi. Sebagai khalifah dan ‘abd merupakan
perpaduan tugas dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika hidup, yang sarat dengan
kreatifitas dan amaliah yang selalu berpihak pada nilai-nilai kebenaran. Oleh karena itu hidup
seorang muslim akan di penuhi dengan amaliah, kerja keras yang tiada henti, sebab bekerja bagi
seorang muslim adalah membentuk satu amal shaleh. Kedudukan manusia di muka bumi sebagai
khalifah dan sebagai makhluk Allah, bukanlah dula hal yang bertentangan melainkan suatu
kesatuan yang padu dan tidak terpisahkan. Kekhalifaan adalah ralisasi dari pengabdiannya kepada
Allah yang menciptakannya.
Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa. Apabila
terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang menyebabkan derajat manusia
meluncur jatuh ke tingkat yang paling rendah, seprti firman Allah dalam surat ath-Thin:4.
Dengan demikian, manusia sebagai khalifah Allah merupakan satu kesatuan yang
menyampurnakan nilai kemanusiaan yang memiliki kebebasan berkreasi dan sekaligus
menghadapkannya pada tuntutan kodrat yang menempatkan posisinya pada ketrbatasan.
Perwujudan kualitas keinsanian manusia tidak terlepas dari konteks sosial budaya, atau dengan
kata lain kekhalifaan manusia pada dasarnya diterapkan pada konteks indvisu dan sosial yang
berporos pada Allah, seperti firman Allah dalam Muthathohirin:112.

BAB 1V
KESIMPULAN
Berdasarkan berbagai aspek yang telah kami bahas, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa hakekat manusia dalam pandangan islam yaitu sebagai
khalifah di bumi ini. Yang mampu merubah bumi ini kearah yang lebih baik.
Hal yang menjadikan manusia sebagai khalifah adalah karena manusia

memiliki kelebihan yang tidak dimiliki makhluk lainnya, seperti akal dan
perasaan. Selain itu manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang paling baik,
ciptaan Allah yang paling sempurna.

BAB V
PENUTUP
Selesailah pembahasan kita tentang “hidup dan tugas manusia”. Makalah ini
tersusun berkat kerjasama yang baik antar anggota kelompok 3, walaupun
makalah ini telah tersusun. Namun tidak menutup kemungkinan adanya
kekurangsempurnaan. Untuk itu saran dan kritik sanagat diharapkan, demi
lebih sempurnanya makalah yang akan kami susun berikutnya.
Jadi, tujuan hidup kita yaitu mengabdi atau bekerja untuk ALLAH guna
mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat dengan melalui ridha-Nya.
Demikianlah ALLAH memberitahukan, apa tujuan hidup manusia di bumi ini
menurut ALLAH yang menciptakan manusia
Demikianlah ALLAH memberitahukan, apa tujuan dan tugas hidup manusia di
bumi ini menurut ALLAH yang menciptakan manusia.
Mudah-mudahanan kita sebagai pekerja-pekerja atau hamba-hamba ALLAH
yang baik,yang taat, maka marilah kita perbaharui niat dan tujuan hidup kita
semoga kita semua mendapat kasih sayang , kepercaaan dan cinta ALLAH.
Semoga hidup yang sekali ini akan sukses dan diberkahi oleh ALLAH.
Kalau kita cinta dan takut kepada ALLAH mari kita rajin-rajin belajar dan
bekerja untuk mensejahterakan keluarga,masarakat dan umat islam pada
umumnya agar umat-umat lain dapat mencontoh cara hidup yang benar dari
ALLAH

DAFTAR PUSTAKA

Djatnika, Rachmat. 1996. Sistem Ethika Islam. Jakarta: pustaka panjimas.

Hasan, Aliah B purwakania . 2006 . Psikologi Perkembangan Islam . Jakarta:
Rajagrafindo persada.

Husnan, Djaelan, dkk. 2009. Islam Integral Membangun Kepribadian Islami . Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta.

Rachmat, Noor. 2009. Islam dan Pembentukan Akhlak Mulia. Depok: Ulinnuha press.
http://carapedia.com/
pengertian_defnisi_manusia_menurut_para_ahli_info508.html
http://limubermanfaat.blogspot.com/2011/01/fungsi-dan-peranmanusia.html
http://monggominarak.blogspot.com/2011/12/proses-kejadian-manusiadalam.html
http://www.scribd.com/doc/48595986/6/Tanggung-Jawab-Manusia-sebagaiHamba-dan-Khalifah-Allah

http://cintailmuku1.blogspot.com
http://didik-setiya.blogspot.com/2012/03/manusia-sebagai-khalifahdibumi.html