Psikologi_Eksistensialis.ppt 124KB Mar 29 2010 04:55:26 AM

Psikologi
Eksistensialis
Ekarini Saraswati

Pendahuluan
 Psikologi fenomenologis sebagaimana
namanya menyoroti perilaku manusia
dari segi gejala yang ditimbulkannya.
Psikologi ini yang lebih dikenal dengan
psikologi eksistensial merupakan
psikologi yang banyak digunakan para
pengamat sastra dalam melakukan
pengamatannya.

 Fenomenologi ialah suatu metode pemikiran, a
way of looking at things, pemakaian suatu kaca
mata yang berbeda dengan cara berpikir
seorang ahli salah satu ilmu.
 Seorang fenomenologi hanya bisa
mengarahkan mata temannya dengan harapan
supaya teman akhirnya juga melihat hal yang

dilihat oleh sang fenomenolog sendiri

Tokoh-tokoh
 ahli-ahli besar di bidang fenomenologi
kebanyakan seniman di bidang bahasa.
Heidegger selain filsuf yang pandai, juga
terkenal sebagai filolog, ahli bahasa.
Jean-Paul Sartre tidak hanya menulis
buku fenomenologi, tetapi juga novel,
sandiwara, dan artikel untuk majalah.

Hugenholtz
 Menurut Hugenholtz badan kita menciptakan suatu
alam (pengalaman) dan suatu dunia
(pengamatan).Yang dimaksudkan dengan istilah
“alam” ialah lingkungan kita yang tidak sadar,
sedangkan istilah “dunia” ialah lingkungan yang
disadari. Dua lingkunga itu dibuat dari dua macam
waktu. Waktu alam ialah waktu vital (longitudinal),
waktu dunia ialah waktu human (suksesif). Di surga

kita menjadi waktu lain lagi yang disebut aeternitas.
Manusia ialah sintesis dari tiga macam waktu yaitu
vital, animal, dan human. Alam ialah waktu vital
(tumbuhan), impian ialah waktu animal(hewan), dan
dunia ialah waktu human (manusia).

 Metode fenomenologis yang digunakan adalah
yang dikemukakan oleh Husserl yang disebut
Wesensschau: melihat gejala sebagai
esensi,sebagai gejala murni. Hal itu terjadi
dalam pelbagai reduksi. Reduksi ialah
semacam abstraksi melihat sesuatu dan
menutup mata untuk hal lain. Reduksi pertama
artinya kita menghadap suatu hal sebagai hal
yang menampakkan diri dan kita tidak melihat
hal itu sebagi hal yang ada.

 Perhatian Psikologi Fenomenologis. Ruang
bukan pengamatan atau pembayangan,
melainkan syarat yang harus dipenuhi supaya

pengamatan atau pembayangan menjadi
mungkin. Dimensi dasar eksistensi manusia
bukan ruang melainkan waktu. Dalam
fenomenologi waktu hampir sama dengan hal
mengada. Tiga segi dari sudah, sekarang, dan
nanti dipersatukan menjadi satu hal.

KAJIAN SASTRA
 Novel ini telah dikenal sebagai novel
avant garde novel tanpa plot. Peristiwaperitiwa yang merangkainya terlepas
satu sama lain. Peristiwa-peristiwa
tersebut lebis bersifat episode-episode
yang menggambarkan bagaimana suatu
peristiwa terdiri dari peristiwa-peristiwa
bawahan yang terlepas begitu saja.

 Latar tempat dalam novel ini merupakan
tempat-tempat yang biasa ditemukan
sehari-hari, seperti jalan, kuburan,
pantai, warung, namun di kota mana

tidak diketahui. Demikian juga dengan
orang-orang yang berada di dalamnya,
orang-orang aneh yang tidak mungkin
ditemui dalam kehidupan nyata.

 Tokoh kita merupakan tokoh yang menonjol. Tokoh kita
berada dalam waktu lalu, kini dan masa depan. Pada
masa lalu diceritakan bagaimana dia berprofesi
sebagai pelukis yang mujur sehingga kaya dan
terkenal. Kemudian menikah dengan wanita yang tidak
sengaja dia kenal. Kekayaan dan kemasyhuran telah
menjauhkan mereka pada cinta dan mereka kemudian
meninggalkan semuanya dan hidup terpencil di pinggir
pantai. Kebahagiaan yang dia nikmati bersama istrinya
berakhir setelah istrinya meninggal. Kini dia sering
menghayal tentang istrinya kemudian mabuk-mabukan
dan menemukan ketenangan setelah menjadi pekerja
sebagai pengapur kuburan. Padamasa depan
diharapkan dia menjadi opseter dan senantiasa
menziarahi kuburan istrinya.


 Ruang yang dia miliki adalah ruang yang
hening, gelap dan magis adalah ruang
pekuburan. Di sana dia menemukan
hakikat dunia yang fana. Semua
kehidupan dunia akan berakhir di
kuburan. Lewat kuburan dapat
menemukan ketenangan berpikir.

 Adapun pengalaman hidup yang dia
alami berwarna-warni dari seorang yang
miskin menjadi kaya dan terkenal,
menikah dan mabuk-mabukan. Hampir
semua sisi kehidupan dia alami. Akhirnya
dia menemukan ketenangan berada di
sekitar kuburan.