Profil literasi finansial siswa dalam memecahkan masalah aritmatika sosial ditinjau dari perbedaan status sosial ekonomi orang tua.

(1)

PROFIL LITERASI FINANSIAL SISWA DALAM

MEMECAHKAN MASALAH ARITMATIKA SOSIAL

DITINJAU DARI PERBEDAAN STATUS SOSIAL

EKONOMI ORANG TUA

SKRIPSI

Oleh:

Itsna Lailatul Mas’udah NIM D04213014

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PMIPA

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA JULI 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

PROFIL LITERASI FINANSIAL SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMATIKA SOSIAL DITINJAU DARI PERBEDAAN

STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA Oleh:

ITSNA LAILATUL MAS’UDAH

ABSTRAK

Literasi finansial adalah kemampuan untuk memahami pengetahuan dan keterampilan mengelola sumber daya keuangan. Siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tua yang berbeda memiliki literasi finansial yang berbeda pula. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan literasi finansial siswa SMP kelas VIII dalam memecahkan masalah aritmatika sosial yang ditinjau dari perbedaan status sosial ekonomi orang tua tinggi, status sosial ekonomi orang tua sedang, dan status sosial ekonomi orang tua rendah.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini terdiri dari 2 subjek siswa berstatus sosial ekonomi orang tua tinggi, 2 subjek siswa berstatus sosial ekonomi orang tua sedang, dan 2 subjek siswa berstatus sosial ekonomi orang tua rendah. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis dan wawancara, kemudian dianalisis berdasarkan indikator tiap level kemahiran literasi finansial.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tua tinggi dalam memecahkan masalah aritmatika sosial memiliki literasi finansial yang paling tinggi (memenuhi 19 indikator dari kelima level kemahiran literasi finansial) di antara siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tua sedang dan rendah. Siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tua sedang dalam memecahkan masalah aritmatika sosial memiliki literasi finansial yang paling rendah (hanya memenuhi 13 indikator dari kelima level kemahiran literasi finansial) di antara siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tua tinggi dan rendah. Siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tua rendah dalam memecahkan masalah aritmatika sosial memiliki literasi finansial yang lebih tinggi (memenuhi 16 indikator dari kelima level kemahiran literasi finansial) dari pada siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tua sedang.

Kata Kunci: Literasi Finansial, Pemecahan Masalah Aritmatika Sosial, Status Sosial Ekonomi Orang Tua.


(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Batasan Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Literasi Finansial ... 7

B. Pemecahan Masalah ... 12

C. Aritmatika Sosial ... 13

D. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 14

1. Pengertian Status ... 14

2. Pengertian Sosial ... 15

3. Pengertian Status Sosial ... 15

4. Pengertian Ekonomi ... 16

5. Pengertian Status Sosial Ekonomi ... 16

E. Peran Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 21

F. Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Literasi Finansial Siswa ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 24


(8)

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

C. Subjek Penelitian ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 28

F. Keabsahan Data ... 33

G. Teknik Analisis Data ... 34

H. Prosedur Penelitian ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Literasi Finansial Siswa dalam Memecahkan Masalah Aritmatika Sosial dengan Latar Belakang Orang Tua Memiliki Status Sosial Ekonomi Tinggi ... 38

1. Subjek (Subjek Pertama dengan Latar Belakang Orang Tua Memiliki Status Sosial Ekonomi Tinggi) ... 38

a. Deskripsi Data Literasi Finansial Siswa Subjek ... 38

b. Analisis Data Subjek ... 54

2. Subjek (Subjek Kedua dengan Latar Belakang Orang Tua Memiliki Status Sosial Ekonomi Tinggi) ... 65

a. Deskripsi Data Literasi Finansial Siswa Subjek ... 65

b. Analisis Data Subjek ... 80

3. Literasi Finansial Siswa dengan Latar Belakang Orang Tua Memiliki Status Sosial Ekonomi Tinggi dalam Memecahkan Masalah Aritmatika Sosial ... 91

B. Literasi Finansial Siswa dalam Memecahkan Masalah Aritmatika Sosial dengan Latar Belakang Orang Tua Memiliki Status Sosial Ekonomi Sedang ... 95

1. Subjek (Subjek Pertama dengan Latar Belakang Orang Tua Memiliki Status Sosial Ekonomi Sedang) ... 95

a. Deskripsi Data Literasi Finansial Siswa Subjek ... 95

b. Analisis Data Subjek ... 110

2. Subjek (Subjek Kedua dengan Latar Belakang Orang Tua Memiliki Status Sosial Ekonomi Sedang) .. 121

a. Deskripsi Data Literasi Finansial Siswa Subjek ... 121


(9)

3. Literasi Finansial Siswa dengan Latar Belakang Orang Tua Memiliki Status Sosial Ekonomi Sedang dalam Memecahkan Masalah Aritmatika Sosial ... 149

C. Literasi Finansial Siswa dalam Memecahkan Masalah

Aritmatika Sosial dengan Latar Belakang Orang Tua Memiliki Status Sosial Ekonomi Rendah... 152

1. Subjek (Subjek Pertama dengan Latar Belakang

Orang Tua Memiliki Status Sosial Ekonomi Rendah) .. 153

a. Deskripsi Data Literasi Finansial Siswa

Subjek ... 153 b. Analisis Data Subjek ... 169

2. Subjek (Subjek Kedua dengan Latar Belakang

Orang Tua Memiliki Status Sosial Ekonomi Rendah) .. 181

a. Deskripsi Data Literasi Finansial Siswa

Subjek ... 181 b. Analisis Data Subjek ... 198

3. Literasi Finansial Siswa dengan Latar Belakang

Orang Tua Memiliki Status Sosial Ekonomi Rendah dalam Memecahkan Masalah Aritmatika Sosial ... 209 BAB V PEMBAHASAN

A. Pembahasan Profil Literasi Finansial dalam Memecahkan

Masalah Aritmatika Sosial Siswa Berstatus Sosial Ekonomi Tinggi, Sedang, dan Rendah di Kelas VIII SMPN 2 Kediri ... 213

1. Profil Literasi Finansial Siswa SMP dalam

Memecahkan Masalah Aritmatika Sosial dengan Latar Belakang Orang Tua Memiliki Status Sosial Ekonomi Tinggi ... 213

2. Profil Literasi Finansial Siswa SMP dalam

Memecahkan Masalah Aritmatika Sosial dengan Latar Belakang Orang Tua Memiliki Status Sosial Ekonomi Sedang ... 215

3. Profil Literasi Finansial Siswa SMP dalam

Memecahkan Masalah Aritmatika Sosial dengan Latar Belakang Orang Tua Memiliki Status Sosial Ekonomi Rendah ... 216


(10)

B. Diskusi Hasil Penelitian ... 223 BAB VI PENUTUP

A. Simpulan ... 226 B. Saran ... 226 DAFTAR PUSTAKA ... 228


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan smartphone di kalangan remaja saat ini

semakin meningkat.1 Smartphone memiliki banyak kelebihan,

salah satu di antaranya yaitu akses internet yang cepat sehingga mempermudah interaksi sosial melalui jejaring sosial seperti

facebook, online shop, dll.2Online shop kini banyak diminati oleh kalangan remaja. Aktivitas Online shop semakin meningkat.3 Remaja dapat melakukan aktivitas jual beli apa saja di Online shop. Akan tetapi, banyak remaja belum bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan dalam aktivitas jual beli.4

Banyak faktor yang membuat seorang remaja belum bisa membedakan antara kebutuhan dengan keinginan, salah satunya yaitu pengetahuan literasi finansial yang masih rendah.

Pengetahuan literasi finansial yang masih rendah juga

mengakibatkan remaja masih mengalami kesulitan untuk menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan harga beli, harga jual, laba dan diskon.5

Literasi finansial merupakan suatu pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep-konsep keuangan dan resiko,

keterampilan, motivasi dan kepercayaan diri.6 Konsep-konsep

tersebut digunakan untuk menerapkan pengetahuan dan

pemahaman dalam membuat keputusan yang efektif di berbagai konteks keuangan. Selain itu, konsep-konsep tersebut digunakan

1Vindy Elisa Ramadhani, “Studi Korelasi Pengaruh Smartphone Terhadap Interaksi Sosial Anak di Kalangan Siswa SMA Harapan 1 Medan”, Jurnal Universitas Sumatera Utara,

2:20, (2016), 2.

2 Nekie Jocom, “Peran Smartphone dalam Menunjang Kinerja Karyawan Bank Prismadana”, Journal Acta Diurna, 1:1, (2013), 3.

3 Alfin Shalahuddinta dan Susanti, “Pengaruh Pendidikan Keuangan di Keluarga,

Pengalaman Bekerja dan Pembelajaran di Perguruan Tinggi terhadap Literasi

Keuangan”, Jurnal Pendidikan Akutansi (JPAK), 2:2, (2014), 1.

4 Ibid, halaman 2.

5 Trisia Wati-Zulkardi-Ely Susanti, “Pengembangan Bahan Ajar PMRI Topik Literasi Finansial pada Aritmatika Sosial Kelas VII”, Jurnal Pendidikan Matematika, 9:1, (2015),

3.

6


(12)

2

untuk meningkatkan kesejahteraan keuangan individu dan masyarakat, serta untuk memungkinkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan ekonomi.7

Literasi finansial sudah menjadi fokus dalam dunia

pendidikan di beberapa negara. 8 Hal tersebut dikarenakan

kesadaran yang semakin nyata akan hubungan antara kemampuan tentang pengelolaan keuangan dengan kesejahteraan manusia dan sebuah negara. Pendidikan literasi finansial yang diberikan sedini mungkin pada anak akan sangat membantu anak dalam pengelolaan dan pembuatan keputusan tentang keuangan mereka ketika dewasa nantinya.9

Pendidikan literasi finansial dapat diajarkan melalui pendidikan formal di sekolah maupun pendidikan informal di lingkungan keluarga.10 Literasi finansial di dalam pendidikan formal diajarkan dalam beberapa mata pelajaran seperti ekonomi dan matematika. Pada pelajaran matematika salah satu materi yang memiliki kesamaan dengan literasi finansial adalah aritmatika sosial.11 Aritmatika sosial merupakan salah satu materi pelajaran matematika yang memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.12 Aritmatika sosial mempelajari tentang perhitungan-perhitungan yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak hanya di sekolah formal, literasi finansial dapat dibentuk dari lingkungan keluarga. Tingkat literasi finansial seorang anak ditentukan oleh peran orang tua dalam memberikan pengetahuan berupa pendidikan pengelolaan keuangan keluarga.13

7OECD, “PISA 2012 Results: Students and Money Financial Literacy Skills for the 21St Century”, OECD, VI:1, (2012), 32.

8

Trisia Wati-Zulkardi-Ely Susanti, Op.Cit, hal 2.

9Subroto Rapih, “Pendidikan Literasi Keuangan pada Anak: Mengapa dan Bagaimana?”,

Scholaria,6:2, (2016), 15.

10 Irin Widayati, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Finansial Mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya“, ASSET: Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, 1:1, (2012), 90.

11 Trisia Wati-Zulkardi-Ely Susanti, Op.Cit., hal 3.

12 Sri Indriati Hasanah, “Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Materi Pokok Aritmatika Sosial di Kelas VII MTs.N Pademawu Pamekasan”, Interaksi Jurnal Pendidikan, 2:2, (2006), 23.

13


(13)

3

Pendidikan pengelolaan keuangan di dalam keluarga dipengaruhi oleh status sosial ekonomi orang tua.

Status sosial ekonomi merupakan suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu di dalam struktur sosial masyarakat.14 Ada banyak faktor yang memengaruhi status ekonomi yaitu: pekerjaan, pendidikan, pendapatan, jumlah tanggungan orang tua, pemilikan, dan jenis tempat tinggal.15 Faktor-faktor yang memengaruhi status sosial ekonomi tersebut menyebabkan setiap manusia memiliki status sosial ekonomi yang berbeda-beda.

Status sosial ekonomi dibagi menjadi tiga yaitu: status sosial ekonomi tinggi, status sosial ekonomi sedang, dan status sosial ekonomi rendah.16 Perbedaan status sosial ekonomi ini dapat menimbulkan perbedaan yang besar dalam hal mendidik anak. Anak-anak dikondisikan oleh posisi subkultur dan kelas sosial

ekonomi yang dapat memengaruhi kognisi dan perilaku mereka.17

Penelitian Lusardi, Fowdar, dan Lestari menyatakan bahwa status sosial ekonomi orang tua berpengaruh terhadap tingkat literasi finansial anak.18 Namun, penelitian yang mereka lakukan hanya sebatas mengetahui pengaruh. Perlu adanya pembahasan bagaimana gambaran literasi finansial siswa apabila ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Oleh karena itu, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul “Profil Literasi

Finansial Siswa dalam Memecahkan Masalah Aritmatika Sosial Ditinjau dari Perbedaan Status Sosial Ekonomi Orang Tua”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, disusun rumusan masalah sebagai berikut:

14Ade Citra Fadilla, “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orangtua Terhadap Perilaku Anak”, Jurnal Sociologie, 1:4, (2008), 263.

15Sanjaya Dicky Kresna, “Pengaruh Tingkat Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa

SMA Negeri 1 Garum Kabupaten Blitar Tahun 2012-2013”, Etheses UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, (2013), 11-15.

16 Ade Citra Fadilla, Op.Cit., hal 266. 17 Irin Widayati, Op.Cit., hal 91.

18Irin widayati, “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Pendidikan Pengelolaan

Keluarga, dan Pembelajaran di Perguruan Tinggi terhadap Literasi Finansial


(14)

4

1. Bagaimana profil literasi finansial siswa SMP dalam

memecahkan masalah aritmatika sosial dengan latar belakang orang tua memiliki status sosial ekonomi tinggi?

2. Bagaimana profil literasi finansial siswa SMP dalam

memecahkan masalah aritmatika sosial dengan latar belakang orang tua memiliki status sosial ekonomi sedang?

3. Bagaimana profil literasi finansial siswa SMP dalam

memecahkan masalah aritmatika sosial dengan latar belakang orang tua memiliki status sosial ekonomi rendah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan profil literasi finansial siswa SMP

dalam memecahkan masalah aritmatika sosial dengan latar belakang orang tua memiliki status sosial ekonomi tinggi. 2. Untuk mendeskripsikan profil literasi finansial siswa SMP

dalam memecahkan masalah aritmatika sosial dengan latar belakang orang tua memiliki status sosial ekonomi sedang. 3. Untuk mendeskripsikan profil literasi finansial siswa SMP

dalam memecahkan masalah aritmatika sosial dengan latar belakang orang tua memiliki status sosial ekonomi rendah. D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Guru

Deskripsi profil literasi finansial siswa SMP dalam memecahkan masalah aritmatika sosial dengan latar belakang orang tua memiliki status sosial ekonomi tinggi, status sosial ekonomi sedang, dan status sosial ekonomi rendah dapat dijadikan wacana untuk guru merancang pembelajaran yang dapat menggali dan meningkatkan literasi finansial siswa dari perbedaan status sosial ekonomi orang tua.

2. Manfaat Bagi Siswa

Deskripsi profil literasi finansial siswa SMP dalam memecahkan masalah aritmatika sosial dengan latar belakang orang tua memiliki status sosial ekonomi tinggi, status sosial ekonomi sedang, dan status sosial ekonomi rendah diharapkan dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan literasi finansial siswa dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan status sosial ekonomi mereka.


(15)

5

Menambah wawasan peneliti mengenai profil literasi finansial siswa SMP dalam memecahkan masalah aritmatika sosial dengan latar belakang orang tua memiliki status sosial ekonomi tinggi, status sosial ekonomi sedang, dan status sosial ekonomi rendah.

4. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian yang sejenis.

E. Batasan Penelitian

Penelitian ini memiliki batasan penelitian agar tujuan penelitian yang diinginkan tercapai. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII.

2. Pengelompokan status sosial ekonomi hanya berdasarkan

pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan kekayaan yang dimiliki orang tua.

3. Pendidikan dan pekerjaan orang tua siswa yang dipilih dalam

penelitian ini adalah pendidikan dan pekerjaan orang tua siswa yang tingkatannya paling tinggi di antara ayah dan ibu.

4. Penghasilan dan kekayaan orang tua siswa yang digunakan

dalam penelitian ini adalah rata-rata penghasilan dan kekayaan di antara ayah dan ibu.

5. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan materi Kompetensi

Dasar (KD) 3.9 yaitu mengenal dan menganalisis berbagai situasi terkait aritmatika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto, tara) dan KD 4.9 yaitu menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmatika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto, tara).

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan dalam penafsiran pada penelitian ini, maka perlu didefinisikan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Profil merupakan gambaran, deskripsi, atau tulisan yang

menjelaskan suatu keadaan berdasarkan data seseorang atau sesuatu.


(16)

6

2. Literasi Finansial adalah kemampuan untuk memahami

pengetahuan serta keterampilan mengelola sumber daya keuangan.

3. Profil Literasi Finansial adalah gambaran atau deskripsi kemampuan seseorang mengelola sumber daya keuangan. 4. Pemecahan masalah adalah suatu usaha mencari solusi dari

suatu masalah matematika berdasarkan langkah-langkah penyelesaian masalah matematika yaitu memahami persoalan, membuat rencana penyelesaian, menjalankan rencana, dan melihat kembali apa yang telah dilakukan.

5. Aritmatika sosial adalah salah satu cabang ilmu matematika yang mempelajari tentang perhitungan-perhitungan yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menghitung nilai keseluruhan, nilai per unit, nilai sebagian, harga beli, harga jual, untung, rugi, diskon, bruto, dan netto.

6. Status sosial ekonomi adalah kedudukan yang dimiliki

seseorang dalam suatu masyarakat berdasarkan pekerjaan, pendidikan, penghasilan, dan kekayaan.

7. Status sosial ekonomi tinggi adalah kedudukan seseorang di

masyarakat yang diperoleh berdasarkan pekerjaan,

pendidikan, penghasilan, dan kekayaan yang tergolong tinggi, serta dapat memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, bahkan kebutuhan yang tergolong mewah.

8. Status sosial ekonomi sedang adalah kedudukan seseorang di

masyarakat yang diperoleh berdasarkan pekerjaan,

pendidikan, penghasilan, dan kekayaan yang tergolong sedang, serta dapat memenuhi kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.

9. Status sosial ekonomi rendah adalah kedudukan seseorang di

masyarakat yang diperoleh berdasarkan pekerjaan,

pendidikan, penghasilan, dan kekayaan yang tergolong rendah, serta dapat memenuhi kebutuhan primer atau bahkan tidak dapat memenuhi kebutuhan primer.

10. Profil literasi finansial siswa dalam memecahkan masalah aritmatika sosial adalah gambaran atau deskripsi usaha siswa dalam mencari solusi masalah aritmatika sosial dengan menggunakan kemampuan mengelola sumber daya keuangan yang dimiliki siswa.


(17)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Literasi Finansial

Literasi merupakan kemampuan mengidentifikasi,

memahami, menafsirkan, menciptakan, mengomunikasikan, dan kemampuan berhitung melalui materi-materi tertulis dan variannya.1 Literasi finansial diartikan sebagai keahlian dan kemampuan seseorang untuk memanfaatkan sumber daya yang ada guna mencapai tujuan.2 Literasi finansial berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mengelola keuangan.

Buku panduan hasil literasi finansial yang dilakukan oleh PISA tahun 2012, menjelaskan tentang definisi literasi finansial yaitu pengetahuan dan pemahaman tentang konsep keuangan dan kemungkinan rugi, serta keterampilan, motivasi, dan kepercayaan diri untuk menerapkan pengetahuan dan pemahaman tersebut dalam rangka membuat keputusan yang efektif dalam konteks keuangan, untuk meningkatkan kesejahteraan individu dan masyarakat, serta untuk mendorong partisipasi dalam kehidupan yang ekonomis.3 Ada beberapa aspek yang dibahas pada literasi finansial yang dilakukan oleh PISA, yaitu uang dan transaksi (money and transactions),

perencanaan dan pengelolaan keuangan (planning and

managing finances), rugi dan untung (risk and reward), dan investasi (financial landscape).4

Seperti halnya literasi lain yang dikelola PISA yang memiliki level dalam penentuan tingkat kemampuan, literasi finansial juga memiliki lima level yaitu:5

1UNESCO Education Sector, “The Plurality of Literacy and its implications for Policies and Programs”, (Paris: United National Educational, Scientific and Cultural

Organization), 2004, 13.

2 Ayu Krishna-Maya sari-Rofi Rofaida, “Analisis Tingkat Literasi Keuangan di Kalangan

Mahasiswa dan Faktor-faktor yang memengaruhinya”, (Proceedings of The 4th International Conference on Teacher Education; Join Conferences UPI dan UPSI Bandung Indonesia 2010), 2.

3OECD, “PISA 2012 Results: Students and Money Financial Literacy Skills for the 21St Century”, 33.

4 Ibid, halaman 34. 5


(18)

8

1. Level Pertama

Siswa dapat mengidentifikasi produk-produk dan istilah keuangan umum dan menginterpretasikan informasi yang berkaitan dengan konsep-konsep keuangan dasar. Mereka dapat mengenali perbedaan antara kebutuhan dan keinginan dan dapat membuat keputusan sederhana untuk pengeluaran sehari-hari. Mereka dapat mengenali tujuan dokumen keuangan sehari-hari seperti faktur dan

menerapkan operasi numerik tunggal dan dasar

(penambahan, pengurangan atau perkalian) dalam konteks keuangan yang mereka alami sendiri.

Contoh permasalahan pada tingkat ini adalah siswa diminta untuk mengidentifikasi apakah membeli barang dalam jumlah besar mungkin boros jika sejumlah besar itu tidak diperlukan, atau mungkin saja lebih terjangkau untuk menekan harga per unit jika membeli barang dalam jumlah besar dalam jangka waktu pendek. Siswa diminta untuk mengevaluasi situasi ini dari perspektif keuangan dan menjelaskan alasan mereka dalam membuat keputusan. Misalkan siswa berpikir bahwa untuk beberapa orang tidak selalu menjadi keputusan yang baik membeli dalam jumlah besar.6

2. Level Kedua

Siswa mulai menggunakan pengetahuan mereka tentang produk keuangan umum dan mulai biasa menggunakan istilah dan konsep keuangan. Mereka dapat menggunakan informasi yang diberikan untuk membuat keputusan keuangan dalam konteks yang berhubungan secara langsung dengan mereka. Mereka dapat mengenali nilai anggaran yang sederhana dan dapat menjelaskan fitur yang menonjol dari dokumen keuangan sehari-hari. Mereka dapat menerapkan operasi numerik dasar tunggal, termasuk pembagian, untuk menjawab pertanyaan keuangan. Mereka menunjukkan pemahaman tentang

6Eca Ocvafebrina Elanda, Skripsi: “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Aritmatika

Sosial Berbasis Masalah untuk Melatihkan Literasi Finansial Siswa SMP Kyai Hasyim


(19)

9

hubungan antara unsur-unsur keuangan yang berbeda, seperti jumlah penggunaan dan biaya yang dikeluarkan.

3. Level Tiga

Siswa dapat menerapkan pemahaman mereka tentang konsep, istilah, dan produk keuangan yang umum digunakan untuk situasi yang relevan bagi mereka. Mereka mulai mempertimbangkan konsekuensi dari keputusan keuangan dan mereka dapat membuat rencana keuangan sederhana dalam konteks yang dekat dengan mereka. Mereka dapat membuat interpretasi langsung dari berbagai dokumen keuangan dan dapat menerapkan berbagai operasi numerik dasar, termasuk menghitung persentase. Mereka dapat memilih operasi numerik yang diperlukan untuk memecahkan masalah rutin yang relatif umum dalam konteks literasi finansial, seperti perhitungan anggaran.

4. Level Empat

Siswa dapat menerapkan pemahaman mereka tentang konsep-konsep dan istilah keuangan yang kurang umum untuk konteks yang akan relevan kepada mereka karena mereka tumbuh menuju masa dewasa, seperti manajemen rekening bank dan bunga majemuk dalam menyelamatkan produk. Mereka dapat menafsirkan dan mengevaluasi berbagai dokumen keuangan secara rinci, seperti laporan bank, dan menjelaskan fungsi yang kurang umum bagi mereka. Fungsi tersebut biasa digunakan dalam produk keuangan. Mereka dapat membuat

keputusan keuangan dengan memperhitungkan

konsekuensi jangka panjang, seperti memahami implikasi biaya keseluruhan, membayar kembali pinjaman periode yang lebih lama, dan mereka dapat memecahkan masalah rutin dalam konteks keuangan yang kurang umum bagi mereka.

5. Level Lima

Level ini merupakan level yang paling sulit, pada tingkat ini siswa dapat menerapkan pemahaman mereka dalam berbagai hal tentang konsep dan istilah keuangan untuk konteks yang mungkin hanya relevan untuk kehidupan mereka dalam jangka panjang. Mereka dapat


(20)

10

menganalisis produk-produk keuangan yang kompleks dan dapat menentukan fitur akun dokumen keuangan yang signifikan, namun tak tertulis, seperti biaya transaksi. Mereka dapat bekerja dengan tingkat akurasi yang tinggi dan memecahkan masalah keuangan non-rutin. Mereka dapat menggambarkan potensi hasil keputusan keuangan, menunjukkan pemahaman dari transaksi keuangan yang lebih luas, seperti pajak penghasilan.

Tabel 2.1.

Ringkasan Lima Level Kemahiran Literasi Finansial

Level Indikator

1 1. Mengidentifikasi produk-produk dan

istilah keuangan umum.

2. Menginterpretasikan informasi yang

berkaitan dengan konsep-konsep

keuangan dasar.

3. Membedakan kebutuhan dan keinginan.

4. Menentukan keputusan sederhana untuk

pengeluaran sehari-hari.

5. Menjelaskan tujuan dokumen keuangan

sehari-hari seperti faktur.

6. Menerapkan operasi numerik tunggal dan dasar (penambahan, pengurangan atau perkalian) dalam konteks keuangan yang mereka alami sendiri.

2 1. Menggunakan pengetahuan mereka

tentang produk keuangan umum.

2. Menggunakan istilah dan konsep

keuangan.

3. Menggunakan informasi yang diberikan

untuk membuat keputusan keuangan dalam konteks yang berhubungan secara langsung dengan mereka (siswa).

4. Menentukan nilai anggaran yang

sederhana.

5. Menjelaskan fitur yang menonjol dari

dokumen keuangan sehari-hari.

2 6. Menerapkan operasi numerik dasar


(21)

11

Level Indikator

2 menjawab pertanyaan keuangan

7. Menentukan hubungan antara unsur-unsur

keuangan yang berbeda, seperti jumlah penggunaan dan biaya yang dikeluarkan.

3 1. Menerapkan pemahaman mereka tentang

konsep, istilah, dan produk keuangan yang umum digunakan untuk situasi yang relevan bagi mereka.

2. Menentukan konsekuensi dari keputusan

keuangan.

3. Membuat rencana keuangan sederhana

dalam konteks yang dekat dengan mereka.

4. Menafsirkan secara langsung berbagai

dokumen keuangan. Menerapkan berbagai

operasi numerik dasar, termasuk

menghitung persentase.

5. Menentukan operasi numerik yang

diperlukan untuk memecahkan masalah rutin yang relatif dengan konteks literasi

finansial secara umum, seperti

perhitungan anggaran.

4 1. Menerapkan pemahaman mereka tentang

konsep-konsep dan istilah keuangan yang kurang umum untuk konteks yang akan relevan kepada mereka karena mereka tumbuh menuju masa dewasa.

2. Mengevaluasi berbagai dokumen

keuangan secara rinci.

3. Menjelaskan fungsi produk keuangan

yang kurang umum bagi mereka.

4. Menentukan keputusan keuangan dengan

memperhitungkan konsekuensi jangka

panjang.

5. Memecahkan masalah rutin dalam konteks

keuangan yang kurang umum bagi mereka.

5 1. Menerapkan pemahaman mereka dalam


(22)

12

Level Indikator

5 2. keuangan untuk konteks yang mungkin

hanya relevan untuk kehidupan jangka panjang mereka.

3. Menganalisis produk-produk keuangan

yang kompleks.

4. Menentukan fitur dokumen keuangan

yang signifikan, namun tak tertulis.

5. Memecahkan masalah keuangan

non-rutin.

6. Menggambarkan akibat potensial dari

keputusan keuangan.

Menjelaskan transaksi keuangan yang lebih luas, seperti pajak penghasilan. B. Pemecahan Masalah

Menurut Ruseffendi, suatu persoalan dikatakan sebagai suatu masalah jika: 1) persoalan itu tidak dikenalnya, maksudnya ialah siswa belum memiliki prosedur atau algoritma tertentu untuk menyelesaikannya; 2) siswa harus mampu

menyelesaikannya, baik kesiapan mentalnya maupun

pengetahuan yang dimiliki, terlepas dari apakah ia sampai atau tidak pada jawabannya; 3) sesuatu merupakan permasalahan baginya bila siswa ada niat untuk menyelesaikannya.7 Masalah matematika merupakan soal matematika yang harus dijawab. Namun tidak semua soal matematika otomatis menjadi masalah. Menurut Polya masalah adalah suatu soal yang harus diselesaikan oleh seseorang, tetapi cara atau langkah untuk menyelesaikan soal tersebut tidak bisa segera ditemukan.8 Masalah sangat berkaitan erat dengan pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak segera dapat dicapai.9

7Fakhriyyatul Fuadah, Skripsi: “Profil Kemampuan Koneksi Matematika Siswa dalam

Menyelesaikan Masalah Matematika pada Pembelajaran Matematika dengan Model AIR

Ditinjau dari Kemampuan Matematika”. (Surabaya : UINSA Surabaya, 2016), 10.

8Ati Sukmawati, “Berpikir Aljabar dalam Menyelesaikan Masalah Matematika”, Math

Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, 1:2, (Mei, 2015), 92.

9


(23)

13

Berdasarkan uraian di atas, pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah suatu usaha mencari solusi dari masalah aritmatika sosial dengan menggunakan kemampuan mengelola sumber daya keuangan yang dimiliki siswa. Pemecahan masalah pada penelitian ini tidak terikat pada langkah-langkah pemecahan masalah tertentu. Siswa bebas menggunakan langkah apa saja untuk memecahkan masalah.

C. Aritmatika Sosial

Aritmatika sosial terdiri dari dua kata yaitu aritmatika dan sosial. Aritmatika adalah cabang ilmu matematika yang

menggunakan bilangan-bilangan.10 Sedangkan sosial adalah

hubungan antara seseorang dengan masyarakat.11 Sehingga

dapat diartikan bahwa aritmatika sosial merupakan salah satu pelajaran matematika yang memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.12

Aritmatika sosial merupakan materi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari kita, seperti: menghitung nilai keseluruhan, nilai per unit dan nilai sebagian serta harga beli, harga jual, untung, rugi, diskon (rabat), bruto, tara dan neto.13 Aritmatika sosial memiliki ciri-ciri yaitu:14

1. Materi aritmatika sosial selalu berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari.

2. Materi aritmatika sosial berkaitan dengan perekonomian atau perdagangan serta transaksi jual-beli.

3. Pada materi ini, terdapat harga keseluruhan, harga per unit, dan harga sebagian. Selain itu juga terdapat harga pembelian, harga penjualan, untung dan rugi serta rabat (diskon), bruto, tara, dan neto.

4. Perhitungan dalam materi ini menggunakan konsep

aljabar melalui operasi hitung yang berupa pecahan dan lain-lain.

10Kamus Prakstis Bahasa Indonesia, (Surabaya: 2000), 41. 11 Ibid, halaman 325.

12Sri Indriati Hasanah, “Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Materi Pokok Aritmatika Sosial di Kelas VII MTs.N Pademawu Pamekasan”, 23.

13 Permendikbud, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika SMP/MTs, (Jakarta:

2016).

14Eca Ocvafebrina Elanda, Skripsi: “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Aritmatika

Sosial Berbasis Masalah untuk Melatihkan Literasi Finansial Siswa SMP Kyai Hasyim


(24)

14

5. Bentuk contoh soal berupa soal cerita.

Contoh soal literasi finansial dalam aritmatika sosial adalah Dewi pergi berlibur ke Kampung Cokelat. Ia mendapat uang saku sebesar Rp75.000,00. Dewi ingin membeli oleh-oleh susu cokelat, cokelat batang, dan permen cokelat untuk keluarganya di rumah. Harga yang ditawarkan, yaitu:

 Harga susu cokelat Rp12.500,00 per bungkus.

 jika membeli 2 bungkus cokelat batang, maka pembeli akan mendapat diskon 10% dari harga per bungkusnya Rp10.000,00.

 jika membeli 4 bungkus permen cokelat, maka pembeli

akan mendapat diskon 20% dari harga per bungkusnya Rp7.500,00.

Sebelum membeli oleh-oleh, Dewi melihat kembali uang yang masih dimilikinya. Ternyata, uang sakunya telah digunakan untuk membeli minuman cokelat seharga Rp8.000,00 dan batagor Rp10.000,00.

a. Berapa sisa uang Dewi yang bisa digunakan untuk

membeli oleh-oleh?

b. Dengan mempertimbangkan sisa uang dan harga produk

yang ditawarkan, produk mana saja yang bisa dibeli Dewi apabila ia harus menyisakan uang sakunya minimal Rp10.000,00 dan total belanjanya minimal Rp40.000,00?

c. Berapa harga per bungkus permen cokelat dan per

bungkus cokelat batang saat Dewi mendapat diskon? D. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

1. Pengertian Status

Masyarakat terbetuk dari individu-individu yang heterogen dan kemudian membentuk kelas sosial. Kelas sosial inilah yang akan memunculkan perbedaan kedudukan di tengah masyarakat. Perbedaan kedudukan atau status yang dimiliki seseorang akan melahirkan peran, hak, kewajiban, pola tingkah laku, dan perolehan perlakuan yang berbeda. Berikut ini adalah definisi status menurut beberapa ahli:15

15Sri Wahyuni, “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Pemanfaatan Media

Belajar dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas XI SMA Batik 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010 – 2011”, (2011), 30.


(25)

15

a. Hendro Puspito istilah “status“ berasal dari bahasa latin “stare” yang artinya berdiri. Selanjutnya pengertian berdiri (status) sama dengan istilah “kedudukan”.

b. Phil Astrid S. Susanto “status merupakan kedudukan

objektif yang berhak dan kewajiban kepada yang menempati kedudukan tadi”.

c. Soerjono Soekanto memberikan “Tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau tempat suatu sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam yang lebih besar lagi.”

Berdasarkan beberapa definisi status oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa status adalah keadaan atau

kedudukan seseorang dalam kelompoknya yang

membedakan martabat seseorang dengan orang lainnya. Status mempunyai dua aspek yaitu aspek stuktural yang mengandung perbandingan tinggi rendah dan aspek fungsional yang berkaitan dengan peranan pada orang yang memiliki status tersebut.16

2. Pengertian Sosial

Sosial dalam bahasa latin berasal dari socius yang berarti kawan atau berteman dan societies yang berarti

masyarakat. 17 Uraian tersebut menjelaskan bahwa

manusia tidak lepas dari kehidupannya, berteman atau bermasyarakat. Sebagai makhluk sosial maka ia akan berintegrasi dengan lingkungan yang ada di sekelilingnya dan keluarga merupakan bentuk sosial pertama kehidupan anak dimana didalamnya akan terbentuk adanya situasi sosial.

3. Pengertian Status Sosial

Status sosial merupakan tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya,

16 Ibid, halaman 32.

17 Sri sudarmi, Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA, (Jakarta: Pusat Perbukuan


(26)

16

prestisenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.18 Selain itu, status sosial adalah setiap status dimana saling berhubungan antara manusia satu dengan manusia lain.19

Status sosial merupakan situasi dimana saling

berhubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain di dalam lingkungannya, sehingga tercapai kehidupan sosial yang diinginkan. Adanya hubungan antar individu menjadikan status sosial dalam masyarakat semakin saling berinteraksi dalam menjalain sebuah kehidupan manusia.

4. Pengertian Ekonomi

Ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu

oikonomia. Oikonomia terdiri dari dua kata yaitu oikos

dan nomos.Oikos berarti rumah tangga, sedangkan nomos

berarti mengatur. Jadi oikonomia berarti mengatur rumah tangga. Ekonomi kemudian berkembang menjadi suatu ilmu, sehingga dapat diartikan bahwa ekonomi adalah

kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.20

Ekonomi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan sosial yang mempelajari tingkah laku manusia dalam kehidupan

masyarakat khususnya dengan usaha memenuhi

kebutuhan dalam rangka mencapai kemakmuran dan kesejahteraan.21

5. Pengertian Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi merupakan suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu di dalam struktur tertentu dalam sosial masyarakat.22 Pembagian status sosial ekonomi dalam masyarakat terbagi menjadi tiga golongan yaitu lapisan atas (tinggi), lapisan menengah (sedang), dan lapisan

18 Soerjono Soekanto, Sosiologi, (Jakarta: Rajawali, 1986), 216. 19 Sri Wahyuni, Op.Cit., hal 32.

20Olvan Manginsih, “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Prestasi Belajar

Siswa Kelas X di SMK Negeri 4 Gorontalo”, 4.

21 Richard G Lipsey dan Pete O Steiner, Pengantar Ilmu Ekonomi Jilid 1, (Jakarta: Rineka

Cipta,1991), 9.

22Ade Citra Fadilla, “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orangtua Terhadap Perilaku Anak”, Jurnal Sociologie, 263.


(27)

17

bawah (rendah). 23 Faktor-faktor yang mempengaruhi

status sosial ekonomi yaitu: pekerjaan, pendidikan, pendapatan, jumlah tanggungan orang tua, pemilikan, dan jenis tempat tinggal. 24 Pengelompokan status sosial ekonomi orang tua dapat dilihat dari komponen yang disajikan pada Tabel 2.2.25 Adapun batas atau ukuran pengelompokan status sosial ekonomi orang tua berdasarkan komponen tersebut disajikan pada Tabel 2.3. berikut:26

Tabel 2.2.

Komponen Pengelompokan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Status Sosial Ekono-mi Komponen Pendidi-kan Pekerja-an Pengha-silan Kekaya-an Rendah Tidak

Berseko-lah dan SD Tenaga tidak terampil dan tenaga semi terampil Kurang dari Rp3.000. 000 Memiliki harta dan simpanan uang senilai kurang dari Rp5.000. 000. Sedang atau mene-ngah

SMP dan SMA Tenaga terampil dan teknisi Rp3.000.

000 –

Rp6.000. 000

Memiliki harta dan simpanan uang senilai Rp5.000. 000 –

23 Soerjono, Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1996), 209.

24Sanjaya Dicky Kresna, “Pengaruh Tingkat Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa

SMA Negeri 1 Garum Kabupaten Blitar Tahun 2012-2013”, Etheses UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, (2013), 11-15.

25 Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta: Granit, 2004), 40. 26


(28)

18

Status Sosial Ekono-mi Komponen Pendidi-kan Pekerja-an Pengha-silan Kekaya-an Rp15.00 0.000.

Tinggi

Perguru-an Tinggi

Tenaga profesio-nal

Di atas

Rp6.000. 000

Memiliki harta dan simpanan uang senilai di atas Rp15.00 0.000. Tabel 2.3.

Batas Pengelompokan Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Komponen Nilai Status Sosial

Ekonomi Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Kekayaan Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Kekayaan Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Kekayaan Rendah Menengah Tinggi Tinggi Tinggi Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Kekayaan Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Dan seterusnya


(29)

19

Berdasarkan komponen dan batas pada Tabel 2.2. dan Tabel 2.3. komponen pengelompokan status sosial sosial ekonomi orang tua dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 2.4. Adapun batas atau ukuran pengelompokan status sosial ekonomi orang tua dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 2.5. berikut:

Tabel 2.4.

Komponen Pengelompokan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dalam Penelitian Ini

Status Sosial Ekono-mi Komponen Pendi-dikan Pekerja-an Penghasi-lan Kekayaan

Rendah Tidak Berse-kolah dan SD Golo-ngan pokok 9 Kurang dari Rp3.000.0 00 Memiliki

harta dan

simpanan uang senilai kurang dari Rp5.000.0 00. Sedang atau mene-ngah SMP dan SMA Golo-ngan pokok 4, golongan pokok 5, golongan pokok 6, golongan pokok 7, golongan pokok 8, golongan pokok 0

Rp3.000.0

00 –

Rp6.000.0 00

Memiliki

harta dan

simpanan uang senilai Rp5.000.0

00 –

Rp15.000. 000.

Tinggi

Pergu-ruan Tinggi

Golo-ngan pokok 1, golongan pokok 2,

Di atas

Rp6.000.0 00

Memiliki

harta dan

simpanan uang senilai di


(30)

20

Status Sosial Ekono-mi

Komponen

Pendi-dikan

Pekerja-an

Penghasi-lan

Kekayaan

golongan pokok 3.

atas Rp15.000. 000. Keterangan:

Pekerjaan digolongkan berdasarkan pada Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI) tahun 2002. Berikut

ini penggolongan pekerjaan menurut KBJI:27

a. Golongan pokok 1 yaitu pejabat lembaga legislatif, pejabat tinggi, dan manajer

b. Golongan pokok 2 yaitu tenaga profesional

c. Golongan pokok 3 yaitu teknisi dan asisten tenaga profesional

d. Golongan pokok 4 yaitu tenaga tata usaha

e. Golongan pokok 5 yaitu tenaga usaha jasa dan tenaga

penjualan di toko dan pasar

f. Golongan pokok 6 yaitu tenaga usaha pertanian dan peternakan

g. Golongan pokok 7 yaitu tenaga pengolahan dan

kerajinan

h. Golongan pokok 8 yaitu operator dan perakit mesin

i. Golongan pokok 9 yaitu pekerjaan kasar, tenaga

kebersihan, dan tenaga yang berhubungan dengan itu

j. Golongan pokok 0 yaitu anggota Tentara Nasional

Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

27 Badan Pusat Statistik, KBJI (Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia) 2002, (Jakarta:


(31)

21

Tabel 2.5.

Batas Pengelompokan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dalam Penelitian Ini

Status Sosial Ekonomi Nilai Komponen

Tinggi Minimal dua nilai tinggi

dari nilai keempat

komponen

Menengah atau sedang Selain kriteria status

sosial ekonomi tinggi dan

kriteria status sosial

ekonomi rendah

Rendah Maksimal ada satu nilai

tinggi atau menengah dari keempat nilai komponen dan tiga nilai lainnya bernilai rendah

E. Peran Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Manusia senantiasa tak lepas dari kehidupan lingkungan fisik, psikis atau spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Manusia juga berada di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan seseorang. Pembentukan pribadi seseorang dipengaruhi oleh kehidupan seseorang dimana ia tinggal dan bermasyarakat. Manusia akan belajar memerhatikan keinginan orang lain, belajar bekerja sama, bahu membahu, gotong royong dan lain sebagainya di dalam keluarga. Keluarga merupakan kelompok sosial yang di dalamnya akan terjadi tindakan sosial. Interaksi sosial atau hubungan antar keluarga erat dengan keadaan sosial ekonomi keluarga tersebut.

Kehidupan sosial ekonomi keluarga yang layak akan tercipta suasana yang baik, nyaman, aman, dan damai. Kehidupan yang makmur dalam keluarga akan membuat proses belajar anak berjalan baik. Pendidikan dan keluarga keduanya tidak dapat dipisahkan dengan kondisi sosial ekonomi. Secara menyeluruh kondisi ekonomi orang tua dapat menentukan kelancaran proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini dapat dilihat dari terpenuhinya hampir sebagian besar kebutuhan anak. Dari uraian di atas dapat dijadikan komponen dalam


(32)

22

menentukan status sosial ekonomi antara lain: pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan kekayaan yang dimiliki orang tua. F. Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan

Literasi Finansial Siswa

Latar belakang orang tua, pekerjaan orang tua, jabatan sosial orang tua dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam melakukan kegiatan belanja, menabung, investasi, kredit, penganggaran, dan pengelolaan keuangan. Status sosial ekonomi orang tua mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku

dan pengalaman yang dialami anak-anaknya.28 Perbedaan

status sosial ekonomi orang tua membawa perbedaan besar

dalam pengasuhan anak. 29 Anak-anak secara langsung

dikondisikan oleh posisi subkultur dan kelas sosial ekonomi yang memengaruhi kognisi dan perilaku mereka.

Tingkat literasi finansial seseorang dipengaruhi oleh tingkat pekerjaan orang tua.30 Selain pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua juga memengaruhi literasi finansial siswa. Semakin tinggi pendapatan orang tua maka semakin meningkat literasi finansialnya.31 Secara Teori, orang tua yang memiliki pendapatan yang tinggi dapat memfasilitasi anaknya

untuk menabung, berinvestasi, dan lain-lain. 32 Anak

mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk

mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat dia kembangkan apabila tidak ada alat-alatnya.

Tingkat literasi finansial anak dilingkungan keluarga ditentukan oleh peran orang tua dalam memberikan dukungan

berupa pendidikan keuangan dalam keluarga.33 Pendidikan

pengelolaan keuangan dalam keluarga dipengaruhi oleh status

28Irin Widayati, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Finansial Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya”, ASSET: Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, 1:1, (Oktober, 2012), 92.

29Irin widayati, “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Pendidikan Pengelolaan

Keluarga, dan Pembelajaran di Perguruan Tinggi terhadap Literasi Finansial

Mahasiswa”, Jurnal Pendidikan Humaniora, 2:2, (Juni, 2014), 177. 30 Irin Widayati, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi...”, Op.Cit., hal 92.

31Nita Sofia dan Agus Irianto, “Pengaruh Pendapatan Orang Tua, Kelompok Acuan, dan

Hasil Belajar Ekonomi terhadap Literasi Keuangan Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang”, Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi, 3:1, (2016), 10.

32Irin widayati, “Pengaruh Status Sosial Ekonomi ...”, Op.Cit., hal 179. 33


(33)

23

sosial ekonomi orang tua. Siswa yang mempunyai status sosial ekonomi yang tinggi juga mempunyai tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku keuangan yang tinggi.34

Penelitian lain menunjukkan hasil yang berbeda. Siswa dengan status sosial ekonomi orang tua rendah mampu menerapkan hidup hemat dan lebih berhati-hati dalam masalah keuangan.35 Selain itu, banyak siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tua di bawah rata-rata memiliki skor literasi finansial yang tinggi.36

34 Irin Widayati, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi..”, Op.Cit., hal 92. 35Irin Widayati, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi..”, Op.Cit., hal 95.

36OECD, “PISA 2012 Results: Students and Money Financial Literacy Skills for the 21St Century”, 82.


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.1 Sedangkan kualitatif dipandang sebagai gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami.2 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil literasi finansial siswa dalam memecahkan masalah aritmatika sosial ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua tinggi, status sosial ekonomi orang tua sedang, dan status sosial ekonomi orang tua rendah.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Kediri tahun ajaran 2016 – 2017. Penelitian ini dilakukan pada 14 sampai 24 Maret 2017. Tabel 3.1. menunjukkan jadwal pelaksanaan tes literasi finansial dan wawancara dengan subjek penelitian.

Tabel 3.1.

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No. Kegiatan Tanggal

1. Permohonan izin penelitian Kepala

Sekolah

14 Maret 2017

2. Pemberian form biodata siswa 17 Maret 2017

3. Pencocokan form biodata siswa 18 Maret 2017

4. Tes Literasi Finansial 1 dan

wawancara

23 Maret 2017

5. Tes Literasi Finansial 2 dan

wawancara

24 Maret 2017

1 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2008), 3.

2


(35)

25

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-B SMPN 2 Kediri tahun ajaran 2016–2017. Peneliti memilih siswa kelas VII-B berdasarkan rekomendasi salah satu guru matematika di SMPN 2 Kediri. Hal ini dikarenakan kelas VIII-B lebih kondusif dibandingkan dengan kelas yang lain.

Peneliti mengambil subjek didasarkan pada hasil form biodata siswa. Form biodata siswa tersebut berisi identitas pribadi dan identitas orang tua. Pada identitas orang tua siswa, data yang diperlukan adalah pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan kekayaan yang dimiliki oleh orang tua.

Peneliti mengambil 6 orang siswa kelas VIII-B. Masing-masing 2 orang siswa berstatus sosial ekonomi orang tua tinggi, 2 orang siswa berstatus sosial ekonomi orang tua sedang, dan 2 orang siswa berstatus sosial ekonomi orang tua rendah. Peneliti mengambil masing-masing 2 subjek karena sebagai pembanding antara subjek pertama dan subjek kedua berdasarkan status sosial ekonomi orang tua siswa.

Peneliti memilih 2 subjek dari masing-masing status sosial ekonomi orang tua siswa berdasarkan form biodata siswa tersebut tidak lepas dari pertimbangan guru. Pertimbangan tersebut berkaitan dengan kemampuan komunikasi siswa dan rata-rata nilai matematika siswa semester 1 (tidak memiliki perbedaan nilai yang jauh).

Peneliti melibatkan seluruh siswa kelas VIII-B yang berjumlah 32 siswa untuk mengisi form biodata siswa. Tabel 3.2. menunjukkan hasil pengelompokan subjek berdasarkan status sosial ekonomi orang tua siswa.

Tabel 3.2.

Hasil Pengelompokan Subjek Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa

No. Nama

Siswa Pen Pek Peng Kek

Status Sosial Ekonomi Orang Tua

1 AFF T T S T Tinggi

2 AD S S S T Sedang


(36)

26

No. Nama

Siswa Pen Pek Peng Kek

Status Sosial Ekonomi Orang Tua

4 DNS T S S T Tinggi

5 DRT S S S S Sedang

6 DSE S R R R Rendah

7 EDRP S S S S Sedang

8 FNRI T T T T Tinggi

9 FAS S S S S Sedang

10 GGB S S S R Sedang

11 HTP S S R R Sedang

12 IRTH T S T T Tinggi

13 JTW S R R R Rendah

14 MAS S S R R Sedang

15 MAL T T S T Tinggi

16 MWDP S R S S Sedang

17 NPS S R S S Sedang

18 NB S R R R Rendah

19 NAW T R R R Rendah

20 NFB S R S S Sedang

21 RRW S R R R Rendah

22 RCP R R R R Rendah

23 RAT T S R S Sedang

24 RN S R R S Sedang

25 SKSP S R R R Rendah

26 SM R R R R Rendah

27 TPF S S S S Sedang

28 VCA S S R S Sedang


(37)

27

No. Nama

Siswa Pen Pek Peng Kek

Status Sosial Ekonomi Orang Tua

30 VADP S R R R Rendah

31 YFW S R R R Rendah

32 AP T T S T Tinggi

Keterangan:

Pen: Pendidikan terakhir orang tua Pek: Pekerjaan orang tua

Peng: Penghasilan rata-rata orang tua Kek: Kekayaan rata-rata orang tua T: Tinggi

S: Sedang R: Rendah

Berdasarkan hasil pengelompokan status sosial ekonomi orang tua siswa, diperoleh 6 siswa berstatus sosial ekonomi orang tua tinggi, 15 siswa berstatus sosial ekonomi orang tua sedang, dan 11 siswa berstatus sosial ekonomi orang tua rendah. Dari hasil pengelompokan status sosial ekonomi orang tua siswa tersebut, kemudian dipilih secara purposive sampling 2 orang siswa dari status sosial ekonomi orang tua tinggi, sedang, dan rendah untuk selanjutnya mengikuti tes literasi finansial dan tes wawancara. Tabel 3.3. menunjukkan 6 siswa yang dipilih menjadi subjek penelitian.

Tabel 3.3. Subjek Penelitian No. Nama

Siswa

Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Rata-rata Nilai Matematika

Semester 1

Kode Siswa

1. FNRI Tinggi 77

2. MAL Tinggi 77

3. MAS Sedang 81

4. RAT Sedang 80

5. RCP Rendah 80


(38)

28

D. Te kni k Pe ng u mp u la n D a ta

Data tentang profil literasi finansial siswa dalam memecahkan masalah aritmatika sosial ditinjau dari perbedaan status sosial ekonomi orang tua diperoleh dengan menggunakan:

1. Tes Tertulis

Tes tertulis dalam penelitian ini adalah tes literasi finansial. Tes ini digunakan untuk memperoleh data tentang profil literasi finansial siswa dalam memecahkan masalah aritmatika sosial. Tes ini diujikan kepada 6 siswa yang telah dipilih oleh peneliti dalam 2 kali pertemuan. Tidak ada batasan waktu dalam pengerjaan tes ini.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara berbasis tugas. Tujuan wawancara ini adalah untuk mendalami jawaban siswa setelah mengerjakan tes tertulis. Wawancara dilakukan kepada 6 subjek yang telah dipilih. Wawancara dilakukan setelah subjek selesai mengerjakan tes tertulis.

E. Instr u me n Pene litia n

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.3 Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Lembar Tes Tertulis

Lembar tes tertulis dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan materi aritmatika sosial yang bertujuan untuk mengetahui profil literasi finansial siswa. Lembar tes tertulis dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Lembar tes tertulis ini berupa 5 butir soal uraian dengan waktu yang tidak dibatasi dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama, peneliti memberikan tes literasi finansial 1 yang berisi tiga soal (level 1 – level 3). Pertemuan kedua, peneliti memberikan tes literasi finansial 2 yang berisi dua soal (level

3

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 151.


(39)

29

4 – level 5). Tabel 3.4. menunjukkan indikator literasi finansial yang termuat dalam soal tes literasi finansial.

Tabel 3.4.

Indikator-indikator Literasi Finansial dalam Tes Literasi Finansial

Level No. Soal

No. Indikator

Literasi Finansial

Indikator Literasi Finansial

1

1.a.1. 1

Mengidentifikasi produk-produk dan istilah keuangan umum.

1.a.2.

1.a.3. 5

Menjelaskan tujuan dokumen keuangan sehari-hari seperti faktur.

1.b.

3 Membedakan kebutuhan dan

keinginan. 4

Menentukan keputusan sederhana untuk pengeluaran sehari-hari.

1.c. 2

Menginterpretasi informasi yang berkaitan dengan konsep-konsep keuangan dasar.

1.d. 6

Menerapkan operasi numerik tunggal dan dasar

(penambahan, pengurangan atau perkalian) dalam konteks keuangan yang mereka alami sendiri.

2 2.a. 1

Menggunakan pengetahuan mereka tentang produk keuangan umum.


(40)

30

Level No. Soal

No. Indikator

Literasi Finansial

Indikator Literasi Finansial

2

2.a. 2 Menggunakan istilah dan

konsep keuangan.

2.b.

3

Menggunakan informasi yang diberikan untuk membuat keputusan keuangan dalam konteks yang berhubungan secara langsung dengan mereka (siswa).

4 Menentukan nilai anggaran yang sederhana.

7

Menentukan hubungan antara unsur-unsur keuangan yang berbeda, seperti jumlah penggunaan dan biaya yang dikeluarkan.

2.c.

5

Menjelaskan fitur yang menonjol dari dokumen keuangan sehari-hari. 6

Menerapkan operasi numerik dasar tunggal, termasuk pembagian, untuk menjawab pertanyaan keuangan.

3

3.a. 2 Menentukan konsekuensi dari

keputusan keuangan.

3.b. 1

Menerapkan pemahaman mereka tentang konsep, istilah, dan produk keuangan yang umum digunakan untuk situasi yang relevan bagi mereka.


(41)

31

Level No. Soal

No. Indikator

Literasi Finansial

Indikator Literasi Finansial

3

3.b. 3 sederhana dalam konteks

yang dekat dengan mereka.

3.c. 4 Menafsirkan secara langsung

berbagai dokumen keuangan.

3.d. 5

Menerapkan berbagai operasi numerik dasar, termasuk menghitung persentase.

3.e. 6

Menentukan operasi numerik yang diperlukan untuk memecahkan masalah rutin yang relatif dengan konteks literasi finansial secara umum, seperti perhitungan anggaran.

4

4.a. 1

Menerapkan pemahaman mereka tentang konsep-konsep dan istilah keuangan yang kurang umum untuk konteks yang akan relevan kepada mereka karena mereka tumbuh menuju masa dewasa.

4.b. 2

Mengevaluasi berbagai dokumen keuangan secara rinci.

4.c.

3

Menjelaskan fungsi produk keuangan yang kurang umum digunakan bagi mereka.

4

Menentukan keputusan keuangan dengan memperhitungkan


(42)

32

Level No. Soal

No. Indikator

Literasi Finansial

Indikator Literasi Finansial

4 4.d. 5

Memecahkan masalah rutin dalam konteks keuangan yang kurang umum bagi mereka.

5

5.a. 4 Memecahkan masalah

keuangan non-rutin.

5.b. 6

Menjelaskan transaksi keuangan yang lebih luas, seperti pajak penghasilan.

5.c.

1

Menerapkan pemahaman mereka dalam berbagai hal tentang konsep dan istilah keuangan untuk konteks yang mungkin hanya relevan untuk kehidupan jangka panjang mereka.

2 Menganalisis produk-produk keuangan yang kompleks.

5

Menggambarkan akibat potensial dari keputusan keuangan.

5.d. 3

Menentukan fitur dokumen keuangan yang signifikan, namun tak tertulis.

2. Pedoman Tes Wawancara

Pedoman tes wawancara digunakan sebagai arahan dalam wawancara yang berisi butir-butir pertanyaan saat melakukan wawancara kepada siswa setelah mengerjakan tes tertulis. Pedoman wawancara dibuat sendiri oleh peneliti. Pedoman wawancara disusun berdasarkan indikator pada 5 level kemahiran literasi finansial yang telah disajikan di BAB II. Pedoman wawancara terlampir pada Lampiran 5.


(43)

33

Instrumen penelitian divalidasi oleh 3 orang validator sebelum diujikan kepada subjek penelitian. Kriteria kevalidannya adalah apabila 3 orang validator memberikan minimal nilai B. Setelah divalidasi, dilakukan perbaikan berdasarkan saran dari validator. Validator dalam penelitian ini terdiri dari 2 dosen Pendidikan Matematika UIN Sunan Ampel Surabaya dan 1 guru matematika SMPN 2 Kediri. Tabel 3.5. menunjukkan nama-nama validator dalam penelitian ini.

Tabel 3.5.

Daftar Validator Instrumen Penelitian

No. Nama Validator Jabatan

1. Ahmad Lubab, M.Si. Dosen Pendidikan

Matematika UIN Sunan Ampel Surabaya

2. Imam Rofiki, M.Pd. Dosen Pendidikan

Matematika UIN Sunan Ampel Surabaya

3. Siti Ilmiyah, S.Pd. Guru Matematika SMPN 2

Kediri F. Kea bsa ha n Da ta

Penelitian ini menggunakan triangulasi untuk mengecek kebenaran data dan memperoleh data yang valid. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan kevalidan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap sesuatu yang lain.4 Triangulasi terdiri dari triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.5 Jika triangulasi ini menunjukkan gejala yang memiliki banyak kesamaan sesuai dengan indikator, maka diperoleh data yang valid.6

Triangulasi data dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi sumber, yaitu pengecekan derajat kepercayaan data

4 Iskandar, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), (Jakarta:

Gaung Persada Press, 2008), 230.

5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D), (Bandung: Alfabeta, 2013), 127.


(44)

34

penelitian berdasarkan beberapa sumber pengumpulan data.7 Data dari kedua subjek masing-masing status sosial ekonomi dibandingkan, sehingga data yang diperoleh dapat dikatakan valid. Data dikatakan valid jika ada banyak kekonsistenan (kesamaan data) antara sumber tes literasi finansial pertama dengan sumber tes literasi finansial kedua pada setiap tingkatan status sosial ekonomi orang tua. Jika tidak ditemukan kesamaan antara dua subjek tersebut, maka tes dilakukan kembali kepada subjek yang berbeda tetapi masih dalam status sosial ekonomi yang sama. Begitu seterusnya hingga ditemukan banyak kesamaan antara dua subjek yang memiliki status sosial ekonomi sama. Selanjutnya, data yang telah valid dianalisis untuk mendeskripsikan profil literasi finansial siswa.

G. Te kni k A na li sis Da ta 1. Analisis Hasil Tes Tertulis

Analisis hasil tes tertulis dilakukan dengan

mendeskripsikan literasi finansial di setiap levelnya. Langkah-langkah untuk menganalisis hasil tes tertulis sebagai berikut:

a. Mengoreksi hasil tes tertulis dengan menggunakan kunci jawaban yang telah dibuat oleh peneliti.

b. Mendeskripsikan literasi finansial siswa di setiap levelnya berdasarkan indikator literasi finansial pada Tabel 2.1.

2. Analisis Hasil Wawancara

Teknik analisis data wawancara dalam penelitian ini menggunakan model yang diberikan Miles dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas dan datanya sampai jenuh.8 Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mengacu kepada proses menajamkan, menggolongkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data

7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), 272.

8 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R & D),


(45)

35

mentah yang diperoleh dari lapangan. Semua data dipilih sesuai dengan kebutuhan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang hasil tes literasi finansial yang telah dikerjakan. Data yang diperoleh dari wawancara dituangkan secara tertulis dengan cara:

1) Mentranskrip semua penjelasan yang dituturkan

subjek selama wawancara kemudian memutar hasil rekaman berulang kali agar dapat ditulis dengan tepat apa yang telah dijelaskan oleh subjek. Adapun pengodean dalam tes hasil wawancara penelitian ini sebagai berikut:

Pa.b.c dan Sa.b.c

P: Pewawancara

S: Subjek Penelitian

a.b.c: Kode digit setelah P dan S. Digit pertama

menyatakan subjek ke-a, a=1,2,3,.... Digit kedua menyatakan level literasi finansial ke-b, b=1,2,3,.... Digit ketiga menyatakan pertanyaan dan jawaban ke-c, c=1,2,3,.... Contoh:

P1.1.2: Pewawancara untuk subjek S1, literasi

finansial level 1, dan pertanyaan ke-2. S1.1.2: Subjek S1, literasi finansial level 1, dan

jawaban atau respon ke-2.

2) Memeriksa ulang kebenaran hasil transkrip tersebut

dengan mendengarkan kembali

penjelasan-penjelasan saat wawancara untuk mengurangi kesalahan penulisan transkrip.

b. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan sebagai berikut:

1) Menyajikan data hasil wawancara yang diberikan

kemudian melakukan pemeriksaan data untuk menentukan kekonsistenan informasi yang diberikan subjek penelitian sehingga diperoleh data penelitian yang valid.


(46)

36

2) Membahas data hasil wawancara yang telah valid untuk mendeskripsikan profil literasi finansial siswa dalam memecahkan masalah aritmatika sosial ditinjau dari perbedaan status sosial ekonomi orang tua.

c. Menarik Kesimpulan

Peninjauan terhadap penyajian data dan catatan di lapangan melalui diskusi tim peneliti, selalu dilakukan dalam penarikan kesimpulan dan verifikasi.9 Selain itu, kesimpulan awal yang dibuat peneliti masih bersifat awal, karena berubah tidaknya penarikan kesimpulan tergantung pada bukti di lapangan.10 Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan didasarkan pada hasil pembahasan terhadap data yang diperoleh dari hasil wawancara. Selanjutnya penarikan kesimpulan dalam pembahasan data ini dimaksudkan untuk merumuskan profil literasi finansial siswa dalam memecahkan masalah aritmatika sosial ditinjau dari perbedaan status sosial ekonomi orang tua. H. Prosedur Penelitian

Berdasarkan pada fokus penelitian, pelaksanaan penelitian dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Kegiatan dalam tahap persiapan meliputi:

a. Menyusun proposal penelitian.

b. Berkonsultasi dengan dosen pembimbing tentang

proposal penelitian.

c. Seminar proposal penelitian.

d. Memilih sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

e. Membuat surat izin penelitian.

f. Meminta izin kepada kepala SMPN 2 Kediri untuk

melakukan penelitian di sekolah tersebut.

g. Membuat kesepakatan dengan guru matematika yang

ditunjuk kepala sekolah SMPN 2 Kediri untuk membimbing penelitian, meliputi:

1) Kelas yang digunakan untuk penelitian.

9 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), 58. 10


(47)

37

2) Waktu yang digunakan untuk penelitian.

h. Memilih materi yang sesuai dengan tujuan pelaksanaan penelitian, materi yang diambil penulis pada penelitian ini adalah aritmatika sosial.

i. Menyusun form biodata siswa.

j. Menyusun instrumen penelitian meliputi.

k. Melakukan validasi instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan dalam tahap persiapan meliputi:

a. Membagikan form biodata siswa kepada seluruh siswa kelas VIII-B.

b. Melakukan wawancara pendekatan personal setelah

siswa mengisi form biodata siswa.

c. Mencocokkan form biodata siswa yang telah diisi oleh siswa dengan biodata siswa yang telah dimiliki oleh pihak sekolah.

d. Mengelompokan siswa berdasarkan latar belakang status

sosial ekonomi orang tua siswa yaitu: status sosial ekonomi tinggi, status sosial ekonomi sedang, dan status sosial ekonomi rendah.

e. Menentukan subjek penelitian, peneliti mengambil

masing-masing 2 subjek siswa berstatus sosial ekonomi orang tua tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan pertimbangan kemampuan komunikasi dan rata-rata nilai matematika siswa pada semester 1 harus setara (tidak memiliki perbedaan nilai yang jauh).

f. Memberikan tes tertulis tentang literasi finansial yang diambil dari materi aritmatika sosial kepada 6 subjek yang terpilih.

g. Melakukan tes wawancara berbasis tugas kepada

keenam subjek yang terpilih. 3. Tahap analisis data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis sesuai dengan teknik analisis data yang telah dituliskan sebelumnya.


(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengerjaan subjek dan hasil wawancara subjek dalam memecahkan masalah aritmatika sosial pada tes literasi finansial. Hasil wawancara terkait hasil pengerjaan subjek dalam menyelesaikan masalah aritmatika sosial pada tes literasi finansial ditranskrip dan dikodekan. Setelah itu, triangulasi data dilakukan terhadap hasil pengerjaan tes literasi finansial dan hasil wawancara terkait penyelesaian tes literasi finansial. Berikut ini paparan data penelitian untuk keenam subjek penelitian.

A. Literasi Finansial Siswa dalam Memecahkan Masalah Aritmatika Sosial dengan Latar Belakang Orang Tua Memiliki Status Sosial Ekonomi Tinggi

Berikut ini deskripsi dan analisis data hasil penelitian literasi

finansial subjek dan subjek dalam memecahkan masalah

aritmatika sosial.

1. Subjek (Subjek Pertama dengan Latar Belakang Orang Tua Memiliki Status Sosial Ekonomi Tinggi)

a. Deskripsi Data Literasi Finansial Subjek

Berikut ini adalah jawaban tertulis dan hasil wawancara subjek pada tes literasi finansial.


(49)

39

1) Soal Nomor 1

No. Soal 1.a.1.

No. Soal 1.a.2.

No. Soal 1.a.3.

No. Soal 1.b.


(50)

40

Gambar 4.1.

Hasil Tertulis Subjek pada Soal Nomor 1 Gambar 4.1. menunjukkan hasil jawaban tertulis subjek pada tes literasi finansial soal

nomor 1. Pada No. Soal 1.a.1., subjek membagi

total harga 5 batang sabun mandi sebesar Rp20.000,00 dengan banyak sabun mandi yaitu 5 batang untuk mencari harga 1 batang sabun mandi. Untuk menentukan harga 1 sachet sampo, subjek membagi total harga 20 sachet sampo sebesar

Rp10.000,00 dengan banyak sampo yaitu 20 sachet

untuk mencari harga 1 sachet sampo. Untuk No.

Soal 1.a.2., subjek menjawab bahwa swalayan X

akan memberikan voucher belanja Rp50.000,00

jika total belanja Itsna lebih dari Rp300.000,00. Subjek memberikan solusi pada No. Soal 1.a.3., yaitu tujuan Itsna menyimpan slip pembayaran belanja adalah untuk mendapat

voucher belanja senilai Rp50.000,00 dari swalayan

X. Untuk No. Soal 1.b., subjek memberikan

solusi yaitu memilih untuk tetap membeli semua barang yang ada di slip pembayaran belanja Itsna.

Akan tetapi, subjek mengurangi uang makan

sebesar Rp250.000,00 untuk tambahan biaya membeli kacamata Itsna.

Pada No. Soal 1.c., subjek menjawab tidak

ada sisa uang belanja bulanan Itsna karena subjek tetap membeli semua barang yang ada di slip pembayaran belanja Itsna. Untuk No. Soal 1.d.,

subjek menjumlahkan biaya tidak terduga

No. Soal 1.c. No. Soal 1.d.


(51)

41

sebesar Rp100.000,00 dengan pengurangan uang makan sebesar Rp250.000,00 sehingga diperoleh Rp350.000,00 yang dapat digunakan Itsna untuk membeli kacamata.

Berdasarkan jawaban tertulis di atas

dilakukan wawancara untuk mendalami jawaban

subjek . Berikut merupakan cuplikan hasil

wawancara subjek pada soal nomor 1:

: Berdasarkan masalah nomor 1,

manakah yang termasuk

produk-produk dan istilah keuangan

umum?

: Maksudnya?

: Apa saja kata-kata tentang

keuangan pada soal nomor 1?

: Voucher belanja, slip pembayaran,

total belanja harga satuan, banyak

barang, total belanja, dan

kebutuhan.

: Selain tujuan penyimpanan slip

yang telah kamu tuliskan, apakah ada tujuan penyimpanan slip yang lain?

: Ada yaitu agar dapat

membandingkan belanja bulan ini dengan bulan kemarin lebih hemat atau lebih boros.

: Berdasarkan soal nomor 1,

menurut pendapatmu

barang-barang manakah yang termasuk kebutuhan dan keinginan?

: Kalau kebutuhan itu semua barang

yang ada di slip pembayaran Itsna itu merupakan kebutuhan bagi

Itsna. Karena Itsna seorang

perempuan, jadi wajar saja

membeli kebutuhan seperti itu.

Sedangkan keinginan kalau


(1)

226

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Profil literasi finansial siswa SMP dalam memecahkan masalah aritmatika sosial dengan latar belakang orang tua memiliki status sosial ekonomi tinggi

Siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tua tinggi dalam memecahkan masalah aritmatika sosial memiliki literasi finansial yang paling tinggi (memenuhi 19 indikator dari kelima level kemahiran literasi finansial) di antara siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tua sedang dan rendah.

2. Profil literasi finansial siswa SMP dalam memecahkan masalah aritmatika sosial dengan latar belakang orang tua memiliki status sosial ekonomi sedang

Siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tua sedang dalam memecahkan masalah aritmatika sosial memiliki literasi finansial yang paling rendah (hanya memenuhi 13 indikator dari kelima level kemahiran literasi finansial) di antara siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tua tinggi dan rendah.

3. Profil literasi finansial siswa SMP dalam memecahkan masalah aritmatika sosial dengan latar belakang orang tua memiliki status sosial ekonomi rendah

Siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tua rendah dalam memecahkan masalah aritmatika sosial memiliki literasi finansial yang lebih tinggi (memenuhi 16 indikator dari kelima level kemahiran literasi finansial) dari pada siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tua sedang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Literasi finansial perlu dikenalkan pada siswa sejak dini. Bagi guru mata pelajaran matematika dapat mengenalkan literasi finansial melalui soal-soal aritmatika sosial yang menceritakan


(2)

227

tentang pengelolaan keuangan, sehingga siswa akan terlatih dalam mengelola keuangan.

2. Kajian penelitian ini masih terbatas pada literasi finansial siswa dalam memecahkan masalah aritmatika sosial ditinjau dari perbedaan status sosial ekonomi orang tua. Untuk peneliti lain yang berkeinginan melakukan penelitian yang serupa, hendaknya mengkaji lebih dalam mengenai literasi finansial siswa namun dari tinjauan yang berbeda-beda.


(3)

228

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Rianto. 2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik, KBJI (Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia) 2002, (Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2002), 1 – 19.

Elanda, Eca Ocvafebrina, Skripsi: “Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Aritmatika Sosial Berbasis Masalah untuk Melatihkan Literasi Finansial Siswa SMP Kyai Hasyim Surabaya”. Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016. Fadilla, Ade Citra, “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orangtua

Terhadap Perilaku Anak”. Jurnal Sociologie, 263.

Fuadah, Fakhriyyatul, Skripsi: “Profil Kemampuan Koneksi

Matematika Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika pada Pembelajaran Matematika dengan Model AIR Ditinjau dari Kemampuan Matematika. Surabaya : UINSA Surabaya, 2016.

Hasanah, Sri Indriati. 2006. “Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Materi Pokok Aritmatika Sosial di Kelas VII MTs.N Pademawu Pamekasan”. Interaksi Jurnal Pendidikan. Vol. 2 No. 2, 2006. 23.

Iskandar. 2008. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.

Jocom, Nekie. “Peran Smartphone dalam Menunjang Kinerja Karyawan

Bank Prismadana”. Journal Acta Diurna. Vol. 1 No. 1, 2013. 3.


(4)

229

Kresna, Sanjaya Dicky, Tesis: “Pengaruh Tingkat Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Garum Kabupaten Blitar Tahun 2012-2013”. Malang: Etheses UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2013.

Krishna, Ayu-Maya sari-Rofi Rofaida, “Analisis Tingkat Literasi Keuangan di Kalangan Mahasiswa dan Faktor-faktor yang

memengaruhinya”. Proceedings of The 4th International

Conference on Teacher Education; Join Conferences UPI dan UPSI Bandung Indonesia, Bandung, 2010.

Lipsey, Richard G dan Pete O Steiner. 1991. Pengantar Ilmu Ekonomi Jilid 1. Jakarta: Rineka Cipta.

Manginsih. Olvan. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X di SMK Negeri 4 Gorontalo. Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Noor, Juliansyah. 2012. Metode Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

OECD. “PISA 2012 Results: Students and Money Financial Literacy Skills for the 21St Century”. OECD. Vol. VI No.1, 2012. 32.

Permendikbud, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika SMP/MTs, (Jakarta: 2016).

Ramadhani, Vindy Elisa. “Studi Korelasi Pengaruh Smartphone

Terhadap Interaksi Sosial Remaja di Kalangan Siswa SMA

Harapan 1 Medan”. Jurnal Universitas Sumatera Utara.

Vol. 2 No. 20, 2016. 2.

Rapih, Subroto. “Pendidikan Literasi Keuangan pada Anak: Mengapa dan Bagaimana?”. Scholaria. Vol. 6 No. 2, 2016. 15.


(5)

230

Riduan dan Tita Lestari. 2011. Dasar-dasar Statistik. Bandung: Alfa Beta.

Shalahuddinta, Alfin-Susanti, “Pengaruh Pendidikan Keuangan di Keluarga, Pengalaman Bekerja dan Pembelajaran di

Perguruan Tinggi terhadap Literasi Keuangan”. Jurnal

Pendidikan Akutansi (JPAK). Vol. 2 No. 2, 2014. 1. Soekanto, Soerjono. 1986. Sosiologi. Jakarta: Rajawali.

Soekanto, Soerjono. 1996. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sofia, Nita dan Agus Irianto. 2016. “Pengaruh Pendapatan Orang Tua, Kelompok Acuan, dan Hasil Belajar Ekonomi terhadap Literasi Keuangan Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang”. Jurnal Kajian Pendidikan

Ekonomi. Vol. 3 No. 1, 2016. 10.

Sudarmi, Sri. 2009. Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R & D). Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian kualitatif. Bandung : Alfabeta. Sukmawati, Ati. 2015. “Berpikir Aljabar dalam Menyelesaikan Masalah

Matematika”. Math Didactic: Jurnal Pendidikan

Matematika. Vol. 3 No. 2, 2015. 92.

UNESCO Education Sector. 2004. “The Plurality of Literacy and its implications for Policies and Programs”. Paris: United National Educational, Scientific and Cultural Organization. 2004. 13.


(6)

231

Wahyuni, Sri. 2011. Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Pemanfaatan Media Belajar dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas XI SMA Batik 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010 – 2011.

Wati, Trisia-Zulkardi-Ely Susanti. 2015. “Pengembangan Bahan Ajar PMRI Topik Literasi Finansial pada Aritmatika Sosial Kelas VII”. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 9 No. 1, 2015. 2.

Widayati, Irin. 2014. “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Pendidikan Pengelolaan Keluarga, dan Pembelajaran di Perguruan Tinggi terhadap Literasi Finansial Mahasiswa”. Jurnal Pendidikan Humaniora. Vol. 2 No. 2, 2014. 177. Widyati, Irin. 2012. “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Literasi

Finansial Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya”. ASSET: Jurnal Akuntansi dan