Sejarah dan perkembangan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya tahun 1983-2016.

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1)

Pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI)

Oleh:

UMMI HABIBAH (A02213094)

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Skripsi ini mengkaji tentang sejarah lembaga yang berjudul SEJARAH DAN PERKEMBANGAN LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA TAHUN 1983-2016. Untuk

mengetahui beberapa permasalahan yang terdapat dalam penelitian tersebut maka dirumuskan beberapa masalah antara lain : 1) Bagaimana sejarah berdirinya

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya. 2) Bagaimana perkembangan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya dari tahun 1983-2016. 3) Bagaimana respon masyarakat terhadap Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel

Surabaya. Yang berdiri tahun 1983-2016.

Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari lima tahap yaitu pemilihan topik, heuristic (mencari dan mengumpulkan sumber), kritik sumber (yang terdiri dari kritik ektern dan intern), interpretasi (penafsiran sumber), dan historiografi (penulisan sejarah). Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, studi lapangan atau wawancara. Skripsi ini menggunakan pendekatan sosiologi dan menggunakan teori structural fungsional Talcot Parsons.

Hasil penelitian dari skripsi ini yakni 1) sejarah berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, visi-misi dan tujuan LPBA, tokoh-tokoh yang berperan dalam berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, 2) perkembangan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya dari berbagai amanah yang ada dan perkembangannya cukup meningkat dari mulai metode pengajaran, jumlah mahasiswa dan dosen, dan sarana prasarana yang memadai, 3) respon masyarakat terhadap Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya menurut beberapa kalangan yakni kalangan pedagang, tokoh masyarakat dan pengunjung yang berdiri tahun 2011 hingga 2016.


(7)

ABSTRACT

This thesis examines the history of the institution entitled HISTORY AND DEVELOPMENT OF ARABIC LANGUAGE ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA IN 1983-2016. To find out some of the problems contained in the study then formulated several problems, among others: 1) How the history of the establishment of the Institute of Teaching Arabic Sunan Ampel Great Mosque Surabaya. 2) How is the development of Arabian Teaching Institution of Sunan Ampel Mosque Surabaya from 1983-2016. 3) How the public response to the Institute of Teaching Arabic Sunan Ampel Great Mosque Surabaya. Which was established in 1983-2016

To answer the problem, the researcher uses a historical research method consisting of five stages: topic selection, heuristic (searching and collecting sources), source criticism (consisting of internal and internal criticism), interpretation (source interpretation), and historiography (historical writing). Methods of data collection is done by literature study, field study or interview. This thesis uses a sociological approach and uses Talcot Parsons functional structural theory.

The result of this research is 1) the history of the establishment of the Institute of Teaching Arabic Sunan Ampel Great Mosque Surabaya, the figures that play a role in the establishment of the Institute of Teaching Arabic Sunan Ampel Great Mosque Surabaya, 2) the development of the Institute of Teaching Arabic Sunan Ampel Great Mosque Surabaya from The various mandates that exist and the development is quite increased from the start of teaching, the number of students and lecturers, and adequate infrastructure, 3) the public response to the Institute of Teaching Arabic Sunan Ampel Grand Mosque Surabaya according to some circles that among traders, public figures and visitors who Standing in 2011 to 2016.


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian... 8

E. Penelitian Terdahulu ... 9

F. Pendekatan atau Kerangka Teori ... 10

G. Metode Penelitian... 13

H. Sistematika Bahasan... 18

BAB II : SEJARAH BERDIRINYA LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA


(9)

A. Latar Belakang Berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya ... 21 B. Visi-Misi dan Tujuan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab

Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya ... 27 C. Tokoh-tokoh yang berperan di Lembaga Pengajaran Bahasa

Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya ... 29

BAB III : PERKEMBANGAN LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL TAHUN 1983-2016

A. Kelembagaan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya tahun 1983-2016 ... 35 B. Metode Pengajaran Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid

Agung Sunan Ampel Surabaya tahun 1983-2016 ... 38 1. Metode Gramatika atau Tarjamah ... 40 2. Metode Langsung (Thariqah Mubassyaroh) ... 41 C. Jumlah Dosen dan Mahasiswa Lembaga Pengajaran Bahasa

Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya ... 49 1. Jumlah Mahasiswa Lokal dan Asing tahun 2014-2016 ... 55 D. Sarana dan Prasarana Lembaga Pengajaran Bahasa Arab

Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya tahun 1983-2016 ... 58

BAB IV : RESPON MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA

PENGAJARAN MASJID AGUNG SUNAN AMPEL

SURABAYA


(10)

B. Kalangan Tokoh Masyarakat ... 70 C. Kalangan Pengunjung atau Santri ... 73

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 77 B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

BAB I

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL (LPBA-MASA)

SURABAYA TAHUN 1983-2016

A. Latar Belakang

Yayasan adalah kumpulan dari sejumlah orang yang terorganisasi dan dilihat dari segi kegiatannya lebih tampak sebagai lembaga sosial. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.1 Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk sosial. Ini merupakan sifat dasar yang mendorong manusia untuk memperhatikan orang-orang disekitarnya. Hal ini salah satu alasan munculnya yayasan.

Dimana keberadaan yayasan dianggap sebagai jawaban bagi mereka yang menginginkan suatu wadah atau lembaga yang dapat menyalurkan keinginan mereka untuk melaksanakan segala kegiatan yang pada dasarnya bertujuan untuk beramal saleh, sehingga tindakannya merupakan tindakan sukarela (tabarru) untuk memberikan harta kekayaan. Selain beramal, pendirian yayasan juga dilakukan untuk melestarikan harta warisan yang telah berlangsung secara turun-temurun.2 Sedangkan lembaga merupakan suatu (badan) yang bergerak secara sistematis yang menyangkut kemasyarakatan. Dalam hal ini kawasan Ampel digunakan

1

Undang-Undang No.16 Tahun 2001 tentang Yayasan, Pasal LN. Tahun 2001 No.112, Pasal.1. ayat (1).

2


(12)

sebagai salah satu kegiatan atau lembaga kursus berbahasa arab yang terletak di kawasan tersebut.

Kawasan Ampel merupakan salah satu kawasan sejarah yang terletak di kota Surabaya bagian utara. Kawasan Ampel ini merupakan pertemuan berbagai etnis diantaranya etnis Madura, Jawa, Tionghoa yang didominasi oleh etnis keturunan Arab sebagai etnis terbesar. Mereka hidup berdampingan satu sama lain bahkan terdapat tempat yang dinamakan dengan Kampung Arab dimana kampung tersebut hanya didiami oleh orang-orang Arab saja sedang etnis Jawa dan Madura terletak di luar kawasan masjid Ampel.3

Umumnya masyarakat Ampel banyak dihuni orang kalangan bangsa Arab. Mereka bisa berbaur dengan mudah dengan adanya bahasa sehari-hari yang mereka pahami sebagai bahasa Kampung Arab. Dalam berkomunikasi banyak pula yang pengetahuan bahasanya dinilai rendah terutama dalam berbahasa arab yakni dari kalangan etnis Jawa dan Madura atau etnis lokal. Bahasa ini tidak hanya dipahami oleh komunitas Arab saja, tetapi juga oleh komunitas Jawa dan Madura kelahiran asli daerah tersebut.4 Kebanyakan bahasa yang mudah diingat dan sering dipakai saja yang mereka gunakan untuk berbicara dengan orang Arab seperti mengucapkan kata sapaan apa kabar, selamat datang, terima kasih, maaf dan lain sebagainya yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari.

3

Tim Penulis Inilah Surabaya, “Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel”, dalam

http://inilahsurabaya.blogspot.co.id/2014/03/kawasan-wisata-religi-sunan-ampel.html (11 Januari 2017).

4 Ibid.


(13)

Dengan berbeda bahasa, adat istiadat, kebiasaan dan ciri khas dari masing-masing etnis mereka tetap hidup rukun, saling menghormati dan toleransi terhadap umat beragama lainnya termasuk etnis Cina yang berada di wilayah Kembang Jepun. Dalam hal ini tidak lepas dari peran Sunan Ampel dalam mendirikan Masjid Ampel dan juga pesantren. Beliau mendirikan pesantren di daerah kawasan Ampel juga.5 Tahun berganti tahun kemajuan semakin meningkat baik dalam segi sosial, ekonomi juga pendidikan.

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel atau biasa disebut dengan (LPBA-MASA) Surabaya, pada awalnya tempat LPBA-MASA ini adalah sebuah pondok yang didirikan oleh KH. Nawawi Muhammad. Dimana tempat ini digunakan berbagai kegiatan keagamaan seperti mengaji, baik kitab maupun al-Qur’an atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan Agama Islam dan warga sekitar Ampel. Tetapi seiring berjalannya waktu tempat ini diubah menjadi lembaga yang fokus utamanya tentang pengajaran Bahasa Arab. Pada pagi hari diisi dengan pengajaran bahasa arab dan pada malam hari diisi dengan pembelajaran kitab dan al-Qur’an.

Berawal dari hasil pemikiran tiga orang putra Jawa Timur yang menimba ilmu di Timur Tengah yaitu: A. Hadi Dahlan. Lc, M. Adnan Syarif BA. Lc, Saefullah Azhari Lc. Tiga orang tersebut kuliah di Timur Tengah yang sama-sama mengambil jurusan Bahasa Arab namun

5

Agus Sunyoto, Sunan Ampel Raja Surabaya: Membaca Kembali Dinamika Perjuangan Dakwah Umat Islam di Jawa Abad XIV-XV M (Surabaya: Diantama, 2004), 66.


(14)

berlainan tempat. Saat itu mereka bertemu dalam suatu pertemuan mahasiswa se-Asia Tenggara yang belajar di Timur Tengah. Pada pertemuan itulah tiga orang tersebut berkeinginan untuk mengembangkan ilmunya (Bahasa Arab) di negeri kelahirannya.6

Pembelajaran ini mendapat respon sangat baik oleh masyarakat sekitar dikarenakan semakin banyak yang masuk untuk belajar disana. Baik dari kalangan orang Arab sendiri, Jawa, Madura, dan lainnya. Tujuan memajukan pendidikan dalam bidang bahasa arab sudah pasti termasuk dalam tujuan sosial, kemanusiaan. Bidang Pendidikan merupakan salah satu bidang yang banyak mempergunakan badan hukum lembaga. Tujuan dari lembaga pendidikan ini adalah memajukan dan meningkatkan mutu pendidikan. Adapun tujuan dari pada pendiri LPBA-MASA Surabaya yaitu untuk mengembangkan dan menyebarkan ilmu-ilmu agama lainnya di Surabaya, disamping itu juga menyatukan umat Islam lewat bahasa arab.

Bahasa Arab sebagai bahasa Internasional, keberadaan dan kedudukannya menjadi lebih istimewa dibanding dengan bahasa lainnya bagi umat Islam, karena selain sebagai bahasa komunikasi juga sebagai bahasa Agama, bahasa arab juga semakin mudah dipelajari dibandingkan dengan bahasa lainnya, terutama sejak diturunkannya al-Quran dalam bahasa arab kepada Nabi Muhammad saw. Tidak ada satu pun bahasa di dunia ini yang bisa tetap terdengar indah ketika dibacakan, namun tetap

6

Alumni LPBA-MASA angkatan xxxv, Praktek Studi Lapangan (Lumajang: LPBA-MASA, 2005), 19.


(15)

mengandung informasi kandungan yang kaya, kecuali Bahasa Arab. Maka wajarlah bila Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an dengan Bahasa Arab Surat Yusuf (12) ayat 2 Suatu bahasa yang tetap akan terjaga keasliannya.7

























Artinya: “Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Qur’an berbahasa Arab, agar kamu mengerti”.8

Kemahiran dalam berbahasa arab adalah merupakan salah satu jenis kemampuan yang ingin dicapai dalam pengajaran Bahasa Arab, karena bahasa arab merupakan sarana utama untuk berkomunikasi dengan orang Arab dan memahami buku atau kitab yang berbahasa arab. Pembelajaran bahasa arab merupakan transformasi ilmu, sikap mental dan prilaku kebahasaan Arab yang diharapkan dapat dilakukan secara profesional dan berorientasi kepada tujuan tertentu.

Tujuan bahasa arab dapat direalisasikan secara efektif jika dilandasi oleh visi, misi orientasi yang jelas terhadap prosedur yang dilakukan berlandaskan strategi, pendekatan dan metode yang tepat dan relevan dan akhirnya menghasilkan output yang optimal dan memuaskan baik bagi peserta didik, guru maupun lembaga pendidikan dan masyarakat

7

Tayat Yusuf, Saiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1997), 187.

8


(16)

luas. Oleh karena itu penguasaan bahasa arab menjadi pintu gerbang dalam memahaminya.

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya berada dalam satu lokasi dengan makam Raden Rahmat Sunan Ampel yang terkenal dengan sebutan Sunan Ampel yang memiliki nilai historis dan sangat monumental serta banyak diziarahi oleh mayoritas muslim di Indonesia, sehingga dengan demikian posisi gedung perkuliahan LPBA-MASA berada persis di sebelah selatan dan timur Masjid Agung Sunan Ampel sehingga lebih mudah dikenal dan diketahui oleh masyarakat Indonesia secara umum.9

Salah satu keinginan dari pendiri LPBA-MASA untuk mengembangkan bahasa arab dikarenakan area gedung LPBA-MASA Surabaya ini berada di posisi yang strategis baik ditinjau dari sisi kondusifitas lingkungan pengajaran maupun publikasi dan promosi.10 Dikatakan strategis karena LPBA-MASA dibangun tepat ditengah-tengah perkampungan Arab sehingga dengan demikian kajian-kajian keilmuan tentang kebahasaan yang diterima oleh para siswa dapat secara langsung diaplikasikan dalam integrasi komunikasi aplikasi dengan penduduk sekitar maupun dengan para penjual disisi kanan kiri jalan masuk menuju Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan banyak dilakukan dengan melakukan kajian ada pada pagi hari dan malam hari. Kegiatan pagi hari

9

Alumni LPBA-MASA angkatan xxxv, Praktek Studi Lapangan (Lumajang: LPBA-MASA, 2005), 22.

10


(17)

diisikan dengan materi tentang Bahasa Arab seperti Muhadatsah, Qiroatul

Qur’an, dan materi bahasa arab lainnya, sedangkan malam hari diisikan dengan materi diniyah seperti yang ada dipondok pesantren, seperti nahwu, shorof, fiqih, aqidah dan lain-lain. Baik oleh murid yang berada diluar maupun yang tinggal di asrama yang sudah disediakan.11

Berkenaan dengan latar belakang permasalahan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul tentang: “Sejarah dan Perkembangan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya tahun 1983-2016”.

B. Rumusan Masalah

Untuk lebih terarah dan agar pembahasan ini tidak terlalu luas, maka penelitian ini perlu diberikan batasan dalam penulisannya, adapun pembatasan dalam penelitian ini yaitu: Sejarah Perkembangan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, tahun 1983-2016. Berdasarkan judul diatas peneliti memaparkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Sejarah berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel di Surabaya?

2. Bagaimana Perkembangan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya tahun 1983-2016?

3. Bagaimana Respon masyarakat terhadap Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya?

11


(18)

C. Tujuan

Berdasarkan permasalahan diatas, adapun tujuan penelitian dalam penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya dari tahun 1983 hingga 2016.

3. Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

D. Kegunaan Penelitian

Mengenai kegunaan penelitian dan manfaat tentang sejarah perkembangan LPBA- MASA Surabaya antara lain:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan pemahaman bagi pembaca mengenai khazanah keilmuan serta sebagai referensi atau rujukan dan tambahan pustaka pada perpustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pimpinan lembaga pendidikan Islam yang bersangkutan atau instansi lain terkait khususnya pengurus Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Surabaya. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman


(19)

menjadikan sebagai acuan dalam meningkatkan proses belajar sesuai dengan disiplin ilmu agama.

4. Agar dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat lain dalam bidang ilmiah, baik dalam bidang pendidikan maupun bidang sosial.

E. Penelitian Terdahulu

Kajian pustaka merupakan posisi dimana penulis memaparkan karya ilmiah penulis lain yang hampir sama. Kajian pustaka dapat dikatakan sebagai bahan pustaka yang berkaitan dengan masalah penelitian, berupa sajian hasil atau bahasan ringkasan dari hasil temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah penelitian.

1. “Problematika Menciptakan Lingkungan Bahasa Arab dan Pemecahannya di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel (LPBA-MASA) Surabaya” oleh Indah Kurniawati mahasiswi Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab tahun 2000 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.12

2. “Psikologi Pembelajaran Bahasa Arab Studi Analisis Teori Chomsky Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Arab di Lembaga Pengajaran

Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya” oleh

Mochammad Abdurochman Subhki mahasiswa Fakultas Tarbiyah

12

Indah Kurniawati, “Problematika Menciptakan Lingkungan Bahasa Arab dan Pemecahannya di

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya”, (Skripsi, UIN Sunan


(20)

Jurusan Pendidikan Bahasa Arab tahun 2014 Universitas Islam Negeri Surabaya.13

3. “Interfensi Bahasa Arab Fusha pada Proses Muhadatsah Mahasiswa Diploma 2 Semester 4 Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid

Agung Sunan Ampel Surabaya” oleh Ninis Fatkhul Ainin mahasiswi

Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Bahasa dan Sastra Arab tahun 2014 Universitas Islam Negeri Surabaya.14

4. “Pengaruh Pembelajaran Qowa’id Terhadap Keterampilan Membaca Siswa di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan

Ampel Surabaya” oleh Choiriyah mahasiswi Fakultas Tarbiyah

Jurusan Pendidikan Bahasa Arab tahun 2004 Universitas Islam Negeri Surabaya.15

F. Pendekatan atau Kerangka Teori

Untuk mempermudah penulis dalam memecahkan masalah, maka dibutuhkan pendekatan ilmu-ilmu sosial lainnya. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah pendekatan sejarah atau historis. Pendekatan historis dilakukan dengan menelusuri

13Mochammad Abdurochman Subhki, “Psikologi

Pembelajaran Bahasa Arab Studi Analisis Teori Chomsky Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Arab di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid

Agung Sunan Ampel Surabaya”, (Skripsi, UIN Sunan Ampel, Fakultas Tarbiyah, Surabaya 2014).

14 Ninis Fatkhul Ainin, “Interfe

nsi Bahasa Arab Fusha pada Proses Muhadatsah Mahasiswa

Diploma 2 Semester 4 Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya”,

(Skripsi, UIN Sunan Ampel, Fakultas Adab dan Humaniora, Surabaya 2014). 15 Choiriyah, “Pengaruh Pembelajaran Qowa’

id Terhadap Keterampilan Membaca Siswa di

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya”, (Skripsi, UIN Sunan


(21)

sumber pada masa lampau.16 Yakni proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan pada masa lalu.17

Dengan menggunakan pendekatan ini diharapkan mampu menjelaskan sejarah berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel di Surabaya serta Perkembangan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab di Surabaya tahun 1983-2016. Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel di Surabaya.

Sebagaimana menurut Sartono Kartodirjo, penggambaran kita mengenai suatu peristiwa sangat tergantung pada pendekatan, yaitu dari segi mana kita memandangnya, dimensi mana yang diperhatikan, dan unsur-unsur mana yang diungkapkan, dan lain sebagainya.18 Kerangka teoritis maupun konseptual itu sendiri berarti metodologi didalam pengkajian sejarah dan pokok pangkal metodologi sejarah adalah pendekatan yang dipergunakan.19

Berdasarkan judul yang penulis tulis, teori yang akan digunakan yakni teori perubahan sosial. Secara umum perubahan sosial dapat didefinisikan sebagai terjadinya perubahan dari satu kondisi tertentu ke kondisi yang lain dengan melihatnya sebagai gejala yang disebabkan oleh beberapa faktor menurut Kingsley Davis perubahan sosial adalah

16

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 11. 17

Nugroho Noto Susanto, Mengerti sejarah (Jakarta: UI Press, 1986), 32. 18

Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992), 4.

19


(22)

perubahan yang terjadi didalam struktur dan fungsi masyarakat20 seperti yang ada di LPBA-MASA struktur dan fungsi masyarakat berubah sesuai dengan kebutuhan yang ada. Sebagaimana dikatakan oleh Selo Soemardjan, perubahan sosial segala perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya.21

Selain itu penulis juga menggunakan Teori struktural Fungsional adalah salah satu paham atau perspektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain dan bagian-bagian yang satu tak dapat berfungsi tanpa ada hubungan dengan bagian yang lain. Seperti halnya struktur dan fungsi masyarakat yang berkaitan dengan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel melalui sistem yang mana masyarakat juga berperan dalam lingkungan Ampel. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan teori Struktural Fungsional.

Menurut teori struktural Fungsional, masyarakat sebagai suatu sistem memiliki struktur yang terdiri dari banyak lembaga, dimana masing-masing lembaga memiliki fungsi sendiri-sendiri. Struktur dan fungsi dengan kompleksitas yang berbeda-beda ada pada setiap masyarakat, baik masyarakat modern maupun masyarakat primitif. Misalnya lembaga sekolah atau lembaga pengajaran bahasa berbentuk

20

Abdulsyani, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 10-36. 21


(23)

kursus juga mempunyai fungsi mewariskan nilai-nilai yang ada pada generasi baru.

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yaitu dengan menggunakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang diamati. Kegiatan penelitian ini merupakan data yang diambil dari lapangan penelitian dengan pendekatan survei. Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan dan mengumpulkan data, kemudian data-data yang diperoleh disusun dan dikembangkan dan selanjutnya dikemukakan dengan sesubjektif mungkin kemudian dianalisa. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sejarah dari Kuntowijoyo.22 Penelitian sejarah menurut Kuntowijoyo mempunyai lima tahapan yaitu: 1. Pemilihan Topik

Pemillihan topik menjadi salah satu tahapan dalam penelitian sejarah. Menurut Kuntowijoyo, topik sebaiknya dipilih berdasarkan kedekatan emosional dan kedekatan intelektual. Kedekatan emosional yakni apabila seorang peneliti melakukan dengan senang hati dan penuh motivasi kemungkinan besar akan mencapai hasil yang maksimal dari yang diteliti. Sedangkan kedekatan intelektual terlihat dari kemampuan intelektual peneliti dalam menganalisa obyek sejarah. Dengan syarat

22


(24)

yang digunakan harus subyektif dan obyektif dikarenakan sangat penting.

Karena penulis berdomisili di kota Surabaya kemudian di Surabaya terdapat sebuah Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel, dan juga penulis sering kali berkunjung di LPBA-MASA. Maka dengan pendekatan emosional penulis tertarik untuk meneliti sejarah berdirinya dan perkembangan LPBA-MASA di Surabaya yang bertugas untuk memantau dan mengawasi Lembaga Pengajaran Bahasa Arab di Surabaya. Sehingga penelitian ini berjudul Sejarah dan Perkembangan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel tahun 1983-2016.

2. Heuristik (Pengumpulan Sumber)

Kata heuristik berasal dari bahasa Yunani heuriskein yang artinya memperoleh. Heuristik adalah suatu teknik, seni dan ilmu bisa juga dikatakan pengumpulan sumber. Pengumpulan sumber adalah suatu proses yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan sumber-sumber, data-data atau jejak sejarah. Karena sejarah tanpa sumber maka tidak bisa bicara, maka sumber dalam penelitian ini berdasarkan manfaat empiris, bahwa metode pengumpulan data kualitatif yang paling independen adalah dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.23

23


(25)

Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer diperoleh dengan survey ke Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya dengan mewawancarai langsung ketua LPBA-MASA juga meneliti dokumen-dokumen yang terdapat di LPBA-MASA Surabaya. Sedangkan sumber sekunder diperoleh dari literature-literature, maupun dari internet.

1. Sumber primer meliputi antara lain: dokumen tertulis yang berhasil penulis kumpulkan yakni berupa surat ketetapan pendirian lembaga, data pengurus Lembaga Pengajaran Bahasa Arab, biografi para tokoh, serta buku panduan tentang metode yang digunakan dalam pengajaran Bahasa Arab. Serta melakukan wawancara kepada pengurus Lembaga Pengajaran Bahasa Arab yakni:

a. Ahmad Hifni selaku direktur utama Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

b. Bapak Sholeh Syamsuri selaku wakil bidang pengajaran

c. Bapak Munadji Ahmad selaku bendahara bagian sarana prasarana.

d. Wawancara kepada para alumni yang menggunakan metode yang berbeda dari tahun ke tahun.

e. Dokumen lain berupa foto bangunan serta kegiatan yang terdapat di LPBA-MASA Surabaya.


(26)

2. Sumber sekunder meliputi antara lain: literature-literature yang berhubungan dengan penelitian ini seperti metodologi penelitian sejarah, skripsi-skripsi terdahulu, dan sebagainya.

3. Verifikasi Sumber

Tahap berikutnya adalah verifikasi atau kritik sejarah atau keabsahan sumber. Untuk mengetahui secara persis topik dan sumber sudah dikumpulkan.Verifikasi terbagi menjadi dua macam, otensitas atau keaslian sumber atau kritik ekstern, dan kredibilitas, atau kebiasaan dipercayai atau kritik intern.24

a. Kritik ekstern

Kritik ekstern dilihat dari apakah sumber itu palsu atau asli sehingga sejarawan atau peneliti harus mampu menguji tentang keakuratan dokumen tersebut. Misalnya waktu pembuatan dokumen, bahan atau materi dokumen tersebut. Penulis menemukan sebuah surat ketetapan berdirinya LPBA-MASA Surabaya. Jika dilihat dari warna dan bentuk kertasnya sudah sangat lama dan agak kuning kecoklatan penulis mendapatkan dokumen-dokumen tersebut langsung dari sekretaris atau bagian bidang pengajaran dan kurikulum LPBA-MASA yakni Bapak Sholeh Syamsuri. Sumber lisan yang diperoleh merupakan hasil wawancara langsung dengan yang bersangkutan dengan topik dalam penelitian ini.

24


(27)

b. Kritik intern

Berdasarkan sumber-sumber yang berhasil ditemukan, isi dalam sumber itu dapat memberikan informasi yang diperlukan dan dapat dipercaya, karena isi dengan fakta yang ada di masyarakat adalah sama. Tidak ada unsur kebohongan, serta dari segi waktu menunjukkan bahwa surat ketetapan pendirian LPBA-MASA Surabaya benar adanya.

4. Interpretasi

Interpretasi atau penafsiran sering disebut biang subjektivtas. Tanpa penafsiran sejarah data tidak bisa berbicara. Interpretasi adalah suatu kegiatan untuk menguraikan suatu bahan sumber yang diperoleh dan berhubungan dengan fakta-fakta yang ada baik yang berasal dari dokumen atau arsip terutama dari hasil wawancara dengan ketua dan pengurus lain yang bersangkutan.25

Pada penelitian ini penulis akan menguraikan fakta-fakta asal-usul adanya LPBA-MASA Surabaya, yang dapat diketahui dari hasil pencarian fakta melalui sumber-sumber tertulis dan wawancara kepada Bapak Sholeh Syamsuri selaku sekretaris LPBA-MASA Surabaya. Kemudian penulis menguraikan secara mendetail perkembangan LPBA-MASA Surabaya dengan wawancara dan sumber-sumber buku.

25


(28)

5. Historiografi

Penulisan hasil penelitian skripsi ini menggunakan metode penulisan sinkronis, selain memanjang dalam waktu juga melebar dalam ruang. Dengan menguraikan peristiwa-peristiwa:

a. Sejarah berdirinya LPBA-MASA Surabaya yanng didalamnya menguraikan awal mula berdiri, visi misi dan tujuan LPBA-MASA, tokoh-tokoh utama yang berperan dan berpengaruh yang salah satunya pendiri LPBA-MASA.

b. Perkembangan LPBA-MASA Surabaya tahun 1983-2016 dari

berbagai aspek, seperti perkembangan kelembagaan, metode yang digunakan, jumlah mahasiswa dan dosen dari tahun ke tahun, sarana prasana dan lain sebagainya.

c. Respon masyarakat terhadap LPBA-MASA Surabaya terutama masyarakat Ampel mulai awal berdiri hingga sekarang.

H. Sistematika Bahasan

Penulisan Proposal ini kami bagi kedalam beberapa bab dengan maksud untuk mempermudah penulisan dan penjabaran penulisan penelitian, hal ini dilakukan agar pembahasan tidak menyimpang dari tema pokok pembahasan dimana antara bab satu dengan bab lainnya saling berkaitan. Sehingga penulisan skripsi ini menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dibawah ini di uraikan tentang sistematika pembahasan dalam skripsi ini.


(29)

Bab pertama memuat tentang pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, yaitu uraian lengkap tentang pokok permasalahan mengenai sejarah berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya serta perkembangan LPBA-MASA tahun 1983-2016, rumusan masalah yaitu rumusan singkat tentang permasalahan yang disusun dalam bentuk suatu pertanyaan, tujuan penelitian yaitu rumusan tentang tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti, manfaat penelitian yaitu ulasan yang mempertegas bahwa masalah yang diteliti bermanfaat baik bagi dari segi teoritis maupun praktis, pendekatan dan teori membahas tentang pendekatan apa yang digunakan dalam penelitian ini serta teori apa yang digunakan dalam penelitian.

Bab kedua penulis membahas tentang sejarah berdirinya LPBA-MASA Surabaya. Latar belakang berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya. Penulis akan memaparkan tiga pokok bahasan yaitu awal mula berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel, visi misi dan tujuan LPBA-MASA, serta tokoh-tokoh yang berperan dan berpengaruh terhadap LPBA-MASA Surabaya.

Bab ketiga penulis membahas perkembangan LPBA-MASA Surabaya tahun 1983-2016. Pada bab ini membagi perkembangan LPBA-MASA dari setiap tahunnya dari berbagai aspek, seperti aspek metodologi, kepengurusan atau kelembagaan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, metode yang digunakan dalam pengajaran


(30)

Bahasa Arab, jumlah mahasiswa dan dosen, sarana dan prasarana yang tersedia di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel dan sebagainya.

Bab keempat ini penulis membahas tentang Respon masyarakat terhadap Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya pada awal berdiri hingga sekarang. Dalam bab ini berisi respon masyarakat sekitar seperti para pedagang yang ada di Ampel dan tokoh-tokoh masyarakat yang ada disekitar semisal pengurus atau ta’mir masjid Ampel yang ada di sekitar LPBA-MASA Surabaya.

Pada bab kelima atau terakhir ini, terdiri dari kesimpulan yang berisi rangkuman singkat dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang disesuaikan dengan rumusan masalah.


(31)

BAB II

SEJARAH BERDIRINYA LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA

A. Latar belakang berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

Seiring dengan perkembangan zaman, Bahasa Arab mulai banyak diminati dan dipelajari oleh sebagian masyarakat Indonesia. Sebelumnya bahasa arab hanya dipelajari di kalangan pondok pesantren sebagai pemantapan dalam pemahaman mempelajari kitab-kitab diniyah dan tafsir al-Qur’an yang dibacakan oleh pemimpin atau pengasuh pondok pesantren tanpa adanya materi atau pembelajaran khusus untuk bahasa arab sendiri. Seiring berjalannya waktu bahasa arab menjadi suatu pembelajaran yang sangat penting bagi kalangan masyarakat Islam di Indonesia.

Semakin berkembangnya bahasa arab kini juga digunakan di sekolah-sekolah madrasah, tsanawiyah, aliyah dan sekolah yang berbasis agama lainnya tidak hanya itu sekolah kalangan pondok pesantren menjadi kunci utama dalam memahami bahasa arab bahkan universitas-universitas yang berbasis Islam juga menyediakan mata kuliah tersebut. Selain itu Bahasa Arab juga banyak dipelajari secara informal di TPA (Taman Pendidikan al-Qur’an), lembaga-lembaga kursus dan lainnya.26

Lembaga kursus adalah salah satu tempat pembelajaran yang dinilai merupakan jalur cepat dalam pembelajaran keterampilan. Lembaga

26

Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), 40.


(32)

kursus ialah sebuah lembaga pelatihan yang termasuk ke dalam jenis pendidikan formal merupakan suatu kegiatan belajar mengajar seperti halnya sekolah yang membedakan adalah bahwa kursus biasanya diselenggarakan dalam waktu pendek dan hanya untuk mempelajari suatu keterampilan tertentu. Salah satu tempat yang menjadi lembaga kursus Bahasa Arab terletak di kota Surabaya tepatnya di sekitar Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya yakni LPBA-MASA Surabaya.27

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel (LPBA-MASA) merupakan usaha pengisian kegiatan Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya. Sebuah masjid yang semula juga menyediakan bangunan dan pendidikan ala pondok pesantren di sekelilingnya. Dengan berbagai kegiatan keagamaan Islam terutama pengajian kitab yang

dilakukan oleh ta’mir masjid agar masyarakat sekitar Ampel semakin

bertambah wawasan keilmuan agamanya.

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab didirikan pada tanggal 12 Zul

Qa’dah 1403 H bertepatan dengan tanggal 20 Agustus 1983 atas prakarsa

K.H. Nawawi Muhammad, ketua yayasan Masjid Agung Sunan Ampel dengan tokohnya Ustadz H.A. Hadi Dahlan Lc.28 Atas permintaan itulah ketua yayasan mengizinkan untuk mendirikan pengajaran Bahasa Arab tetapi tetap tidak mengganggu masyarakat dan kegiatan yang ada di masjid Ampel.

27

Putra Wicaksono, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap (Surabaya: Anugrah, 2007), 240. 28

Alumni LPBA-MASA angkatan xxxv, Praktek Studi Lapangan (Lumajang, LPBA-MASA 2005), 10.


(33)

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, pada awalnya tempat LPBA-MASA ini adalah sebuah pondok yang didirikan oleh K.H. Nawawi Muhammad. Dimana tempat ini digunakan berbagai kegiatan keagamaan seperti mengaji, baik kitab kuning maupun al-Qur’an atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan agama Islam dan kondisi masyarakat waktu itu terhadap warga sekitar Ampel. Tetapi seiring berjalannya waktu tempat ini diubah menjadi lembaga yang fokus utamanya tentang pengajaran Bahasa Arab.

Awal berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Surabaya berasal dari pemikiran tiga orang putra Jawa Timur K.H. Ach. Hadi Dahlan, Lc (Alm), K.H.M. Adnan Syarif BA, Lc dan Drs. Saefullah Azhari, Lc yang ketika itu sedang menimba ilmu di Timur Tengah yang sama-sama mengambil jurusan bahasa arab namun berlainan tempat. Saat itu mereka bertemu dalam suatu pertemuan mahasiswa se-Asia Tenggara yang belajar di Timur Tengah. Pada pertemuan itulah mereka berkeinginan untuk mengembangkan ilmunya (Bahasa Arab) di negeri kelahirannya.29

Sebagian kepulauan Nusantara memeluk agama Islam sebagaimana yang kita ketahui Islam adalah agama wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan malaikat Jibril. Wahyu yang diturunkan kepada nabi muhammad dihimpun menjadi kitab suci al-Quran yang berbahasa arab. Demikian pula al-Hadits yang

29


(34)

merupakan penjelasan dan penafsiran al-Quran dihimpun dan disusun dalam bentuk bahasa arab yang kedua-duanya berbahasa arab.30

Melihat kurangnya pemahaman tentang Bahasa Arab di daerah Ampel saat itu membuat para alumnus Timur Tengah berminat untuk mengadakan atau mendirikan sebuah lembaga kursus yang berbasis bahasa arab. Dengan didukung penduduk masyarakat yang mayoritas orang Arab membuat semakin mudah dalam mempraktekkannya dengan warga sekitar termasuk orang Arab sendiri. Tidak hanya Bahasa Arab tetapi hadits dan al-Quran menjadi salah satu kunci penting dalam mengajarkannya kepada mahasiswa.

Dengan dibantu kawan-kawan seperjuangan yang ada di Timur Tengah melalui buku-buku atau literatur Bahasa Arab, metode-metode pengajaran, kaset-kaset yang berbahasa arab, atau alat peraga dalam bentuk benda juga digunakan dalam pengajaran guna menunjang kelancaran program yang dirancang dan dilaksanakan ketika masih duduk dibangku kuliah. Agar mahasiswa mudah memahami dan mengambil inti sari dari pengajaran yang diberikan.

Dengan visi melalui dakwah itulah bahasa arab disebarkan perlahan-lahan didaerah sekitar Ampel. Arti dakwah sendiri adalah mengajak manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah SWT dan Rasulullah, yang mana tujuan dakwah itu

30


(35)

mengajak manusia kejalan yang diridhoi Allah, agar dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat.

Dakwah pada hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang kita serukan. Oleh karena itu, dakwah Islam tidak hanya sebatas pada lisan saja, tetapi mencakup seluruh aktifitas, baik lisan atau perbuatan yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan pada Islam. Sedangkan tujuan dakwah merupakan upaya mengaktualisasikan pesan-pesan dakwah, yaitu yang mengatur nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama Islam demi tercapainya sebuah tatanan kehidupan yang diridhoi oleh Allah SWT.31

Keinginan itu terwujud pada tanggal 20 Agustus 1983 didirikan sebuah Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya yang di prakarsai oleh alumnus Timur Tengah, sebagai direktur pertama K.H. Ahmad Hadi Dahlan dan K.H. Nawawi Muhammad sebagai ketua yayasan Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya membawahi LPBA-MASA. Uniknya tiga pemuda ini bukan berasal dari kalangan orang Arab melainkan Jawa dan Madura melihat dari warga Ampel yang mayoritasnya orang Arab.

Sampai pada tahun 1986 Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel mulai terdaftar di Departemen Pendidikan dan Budaya (DEPDIKBUD) sebagaimana termaktub dalam surat keputusan

31


(36)

pada tanggal 27 Oktober 1986 No. 1201/104.10.B/L4’86 mengenai izin penyelenggaraan kursus, maka Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya telah resmi mendapat pengakuan dari DEPDIKBUD.

Dengan tidak melihat dari kalangan manapun, umur berapa pun juga tidak menjadi kendala lembaga menerima dengan baik dikarenakan minat dan semangat yang dimiliki membuat lembaga merasa harus memberikan semangat itu dengan ilmu baik Bahasa Arab maupun

al-Qur’an. Begitu juga dengan non-muslim mereka menerima dengan baik siapapun dan dari kalangan manapun untuk belajar disana. Selain memberikan materi perkuliahan bahasa arab juga menambah wawasan bagi non-muslim mengenai agama Islam sehingga tidak jarang non muslim yang belajar disana kemudian berikrar membaca syahadat dan masuk Islam.

Tidak hanya itu letak LPBA-MASA ini berada satu lokasi dengan makam Raden Rahmat Sunan Ampel yang terkenal dengan sebutan Sunan Ampel yang memiliki nilai historis dan sangat monumental serta banyak diziarahi oleh mayoritas muslim di Indonesia. Untuk mengembangkan Bahasa Arab dikarenakan area gedung LPBA-MASA Surabaya ini berada di posisi yang strategis baik ditinjau dari sisi kondusifitas lingkungan pengajaran maupun publikasi dan promosi.32

32

Alumni LPBA-MASA angkatan xxxv, Praktek Studi Lapangan (Lumajang, LPBA-MASA 2005), 12.


(37)

Dikatakan strategis karena LPBA-MASA dibangun tepat di tengah-tengah perkampungan Arab yang posisi gedung perkuliahan LPBA-MASA berada persis di sebelah selatan dan timur Masjid Agung Sunan Ampel dengan demikian kajian keilmuan tentang kebahasaan yang diterima oleh para mahasiswa dapat secara langsung diaplikasikan dalam integrasi komunikasi aplikasi dengan penduduk sekitar.33

B. Visi Misi dan Tujuan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya terbentuk dengan visi misi dan tujuan dari LPBA-MASA mulai

awal berdiri. Visi dari Lembaga Pengajaran Bahasa Arab adalah “Dakwah melalui Bahasa” yang mana bahasa itu adalah suatu hal yang utama yg

dimiliki oleh kita setiap bangsa terutama dalam penggunaan Bahasa Arab mengutamakan pentingnya dalam kebahasaan.34

Sedangkan misi utama para Wali Songo khususnya Sunan Ampel

adalah menyebarluaskan Ajaran Islam yang cinta damai

(rahmatallila’lamin) dengan tetap menghormati kearifan lokal dan

pluralisme. Bahasa Arab adalah sarana yang paling efektif dalam penyebaran nilai-nilai Islam yang cinta damai karena bahasa Arab sebagai kunci utama untuk memahami nilai-nilai Islam dari berbagai sumber dengan harapan dapat mengurangi beban umat dalam masalah

33

Ibid., 12. 34


(38)

khilafiah/pluralisme baik di internal ummat Islam sendiri maupun eksternal (antar ummat beragama).

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya (LPBA-MASA) memiliki tanggung jawab moral untuk melanjutkan misi Sunan Ampel untuk menyebarkan Islam yang membawa rahmat melalui pembelajaran dan pengembangan Bahasa Arab terhadap generasi muda khsususnya dan ummat umumnya.

Tujuan bahasa Arab dapat direalisasikan secara efektif jika dilandasi oleh visi, misi orientasi yang jelas terhadap prosedur yang dilakukan berlandaskan strategi, pendekatan dan metode yang tepat dan relevan dan akhirnya menghasilkan output yang optimal dan memuaskan baik bagi peserta didik, guru maupun lembaga pendidikan dan masyarakat luas. Oleh karena itu penguasaan bahasa Arab menjadi pintu gerbang dalam memahaminya. Seperti salah satu lembaga yang ada di Ampel ini.

Tujuan Mendirikan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya. Tujuan memajukan pendidikan dalam bidang Bahasa Arab sudah pasti termasuk dalam tujuan sosial, kemanusiaan. Bidang Pendidikan merupakan salah satu bidang yang banyak mempergunakan badan hukum lembaga. Tujuan dari lembaga pendidikan ini adalah memajukan dan meningkatkan mutu pendidikan.35

Adapun tujuan dari pada pendiri LPBA-MASA Surabaya yaitu untuk mengembangkan dan menyebarkan ilmu-ilmu agama lainnya di

35


(39)

Surabaya, disamping itu juga menyatukan umat Islam lewat Bahasa Arab. Semakin terlihat bahwa arah dan tujuan pendirian LPBA-MASA adalah: a. Mengajak para siswa untuk lebih memahami Bahasa Arab sebagai

dasar pijakan ke arah pemahaman Islam.

b. Mengajak para siswa untuk menyebarluaskan Bahasa Arab ke pada seluruh bangsa Indonesia.

c. Menyadarkan kepada seluruh siswa bahwa dengan pemahaman Bahasa Arab, generasi Muslim dapat mengurangi beban umat menghadapi masalah khilafiah.

d. Menciptakan generasi umat yang aktif berbahasa Arab.

C. Tokoh-tokoh yang berperan di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

1. Drs. H. Saefullah Azhari, Lc., M. Ag

Saefullah Azhari adalah seorang yang berpengaruh dan berperan di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya pada masanya yakni mulai awal berdirinya LPBA-MASA tahun 1983-2011. Ia lahir pada tanggal 14 Agustus 1956 tepatnya di daerah Sampang Madura, putra ke tiga dari lima bersaudara. Ia mempunyai keluarga besar yang harmonis dengan di karunia 5 orang anak dan sekarang bertempat tinggal di Perum Bumi Candi Asri J2/32 Sidoarjo.

Semasa kecilnya beliau dimasukkan orang tuanya Sekolah Dasar layaknya teman-teman sebayanya, tetapi tidak bertahan lama ia


(40)

kemudian dipindahkan oleh kedua orang tuanya di sebuah pondok pesantren untuk menuntut ilmu agama lebih dalam tepatnya di pondok pesantren Lirboyo selama kurang lebih 8 tahun hingga lulus menengah atas. Kemudian ia merantau ke Surabaya guna memperluas wawasan dan ilmu yang dipelajarinya selama berada di pondok pesantren.

Pada tahun 1970 ia masuk Universitas Islam Negeri Surabaya Fakultas Adab Jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Setelah empat tahun ia mendapat beasiswa untuk belajar ke Timur Tengah dengan jurusan yang sama yakni memperdalam pemahaman Ilmu Bahasa Arab tepatnya di Univesitas “King Saud” Riyadh, Saudi Arabia. Sekembalinya ke Indonesia ia ingin mengamalkan ilmu yang di dapat dari sana dengan membuka lembaga kursus yang mana kesempatan bagus itu di izinkan oleh ketua ta’mir Masjid Ampel sebagai yayasan membawahi LPBA-MASA hingga sekarang ini.

Pada tahun 1988 ia menjabat sebagai direktur LPBA-MASA dan melanjutkan pengajaran sebagai dosen Bahasa Arab. Ia sangat berperan di LPBA-MASA dalam mengembangkan Bahasa Arab untuk diberikan kepada mahasiswa yang belajar disana. Hingga sekarang beliau tetap aktif di LPBA-MASA dan juga mengajar di Universitas Islam Negeri Surabaya Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab.36

36


(41)

2. Drs. H.M Adnan Syarif, BA, Lc.

Adnan Syarif ia adalah seorang yang juga berperan di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya pada masanya yakni tahun 1983-2000 bersamaan dengan Saefullah Azhari. Ia lahir pada tanggal 01 Januari 1951 di Lumajang tepatnya di kawasan PP. Kyai Syarifuddin Wonorejo Kedung Jajang Lumajang dengan di karunia satu orang anak.37

Pada tahun 1970 ia melanjutkan studinya ke Timur Tengah memperdalam pembelajaran mengenai Ilmu Agama dan juga pembelajaran Bahasa Arab di Univesitas “Imam Muhammad bin

Saud” Riyadh, Saudi Arabia Fakultas Bahasa Arab. Sekembalinya ke Indonesia pada tahun 1983 ia juga mempunyai keinginan untuk mengamalkan ilmunya dengan cara membuka sebuah lembaga tetapi banyak kendala yang terjadi hingga suatu hari bertemu dengan salah satu teman yang juga belajar di Timur Tengah tetapi berbeda Universitas bersama Saefullah Azhari ia merencanakan untuk mendirikan tempat kursus Lembaga Pengajaran Bahasa Arab dan Agama Islam guna mengamalkan ilmu yang didapat dari belajar ke Timur Tengah.

Ia berperan dalam bidang pengajaran kurikulum bahasa dan lain sebagainya menerima mahasiswa dari kalangan manapun baik itu non muslim. Ia juga menjabat sebagai direktur II LPBA-MASA pada

37


(42)

periode 1985-1987 dan hingga sekarang masih aktif dalam membantu pengajaran Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

3. H. Ahmad Hifni, SE

Ahmad Hifni ia adalah seorang putra dari pemilik yayasan KH. Nawawi Muhammad ia berperan dan juga berpengaruh di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab dan juga kawasan lingkungan Masjid Ampel Surabaya sampai sekarang ini. Ia lahir pada tanggal 28 Agustus 1974 tepatnya di Jl. Ampel Maghfur 64 Surabaya. Mempunyai keluarga yang harmonis dengan dikarunia tiga orang anak laki-laki. Pendidikan terakhir beliau S1 Unair sebagai sarjana Ekonomi.38

Semasa kecilnya ia sekolah Islam di daerah kawasan Ampel tersebut bersama dengan teman-teman sebaya lainnya. Kemudian melanjutkan sekolah ke pondok pesantren selama 6 tahun di pondok pesantren An-Nawawi. Ketika lulus kembali lagi ke kota asal mengikuti tes dan mendaftar di Universitas Unair di Surabaya. Setelah lulus dari Universitas ia membantu mengelola LPBA-MASA hingga sekarang ini. Mewujudkan yang ingin ia capai agar tidak redup di kemudian hari. Menjadi dosen di LPBA-MASA dan kemudian diangkat menjadi direktur LPBA-MASA pada tahun 2009 hingga sekarang.

38


(43)

Berbagai usaha dilakukan agar semakin banyak peminat untuk mempelajari Bahasa Arab dikarenakan meskipun ada seorang mahasiswa yang berasal dari universitas mengambil jurusan Bahasa Arab tetapi kenyataannya masih banyak yang belum mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari semisal bercakap-cakap dengan teman sesama jurusan tetapi memakai bahasa pada umumya yakni Bahasa Indonesia. Maka dari itu ia mencoba mengupayakan setiap mahasiswa setelah selesai belajar di LPBA-MASA dapat mengaplikasikannya di waktu senggangnya. Hingga sekarang merealisasikan LPBA-MASA menjadi STIBADA (Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa dan Al-Qur’an) pada tahun 2016 ini diresmikannya.


(44)

BAB III

PERKEMBANGAN LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA TAHUN 1983-2016

A. Kelembagaan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya Tahun 1983-2016

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel (LPBA-MASA) adalah sebuah lembaga yang berada dibawah naungan yayasan Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya. Lembaga pengajaran ini mengajarkan bahasa arab dan al-Quran secara tidak formal artinya waktu pengajaran bisa berubah-ubah sesuai situasi dan kondisi saat itu. Sebagaimana visi, misi dan tujuan LPBA-MASA melakukan dakwah memalui bahasa yang diharapkan dapat melakukan proses belajar mengajar dengan profesional dan konsisten terhadap apa yang sudah menjadi tujuan LPBA-MASA itu didirikan.39

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel berdiri pada tahun 1983 tepatnya pada tanggal 20 Agustus 1983 dan terus berlanjut hingga sekarang dan mengalami beberapa perkembangan.40 Perkembangan yang terjadi dalam bentuk fisik maupun non fisik. Dalam bentuk fisik yakni meliputi kelembagaan atau anggota-anggotanya, jumlah mahasiswa dan dosennya sedangkan dalam bentuk non fisik meliputi metode pengajaran yang digunakan, buku-buku, sarana prasarana dan sebagainya. Dalam suatu lembaga wajarlah jika mengalami perubahan

39

Alumni LPBA-MASA angkatan xxxv, Praktek Studi Lapangan (Lumajang, LPBA-MASA 2005), 10.

40


(45)

didalamnya baik itu struktur kepemimpinan atau metode yang diajarkan, baik itu berkembang ataupun belum berkembang.

Dari awal berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel mengalami banyak perubahan pimpinan dan kelembagaan yang hanya bertahan beberapa tahun saja akibat dari kurang efektifnya waktu pengajaran.41 Perubahan pimpinan terjadi seiring berjalannya waktu ada yang disibukkan dengan hal lain dan ada juga akibat kondisi tubuh mengalami penurunan sehingga memilih berhenti dari kepemimpinan yang kemudian pimpinan harus digantikan. Sedangkan perubahan pada kelembagaan bertujuan untuk menambah pengajaran tidak sebatas mengajarkan bahasa arab saja melainkan al-Quran juga di ajarkan tetapi tetap pada dasarnya bahasa arab menjadi kepentingan utama. Berikut perubahan kelembagaan dari tahun ke tahun yakni:

1. Pada tahun 1983 Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya didirikan atas prakarsa KH. Ahmad Hadi Dahlan dengan dua orang temannya yang telah belajar di Timur Tengah. Mereka mempunyai inisiatif dan keinginan untuk mengamalkan ilmunya dengan cara mendirikan LPBA-MASA dibawah naungan KH. Nawawi Muhammad sebagai ketua yayasan Masjid Agung Sunan Ampel. Dari situlah LPBA-MASA kemudian

41


(46)

mengalami perubahan dengan jangka waktu 3 tahun kemudian berganti menjadi LPBIQ.42

2. Pada tahun 1985 pendiri dan pimpinan pertama LPBA-MASA mendirikan Lembaga Pengajaran Bahasa dan Ilmu al-Qur’an (LPBIQ) yang dipimpin langsung oleh pendirinya KH. A. Hadi Dahlan Lc. (Alm) dan membawahi LPBA-MASA yang berada dibawah naungan yayasan Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya. Dengan pembelajaran yang diberikan waktu itu hanya bertahan selama lima tahun saja keberadaan LPBIQ tidak bertahan lama yaitu pada tahun 1990 LPBIQ dibubarkan.

3. Pada tahun 1994 LPBA-MASA mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) jurusan Bahasa Arab yang mengikuti rayon pada

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah “Bahrul Ulum” Tambak Beras

Jombang, yang pada waktu itu STIT jurusan Bahasa Arab se-KOPERTIS (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta) wilayah IV Jawa

Timur yaitu hanya STIT “Bahrul Ulum”. Namun setelah enam tahun,

langkah yang diambil oleh LPBA-MASA dengan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu al-Qur’an tersebut dalam rangka pengembangan program pengajaran dan program Bahasa Arab tidak bertahan lama, pada tahun 1998 STIT-MASA berakhir keberadaannya.

4. LPBA-MASA mengembangkan langkah berikutnya dalam rangka pengembangan dan pemantapan program pengajaran Bahasa Arab

42


(47)

pada tahun 1990 sesuai dengan kebijakan direktur, pihak managemen pengurus LPBA-MASA mewajibkan kepada setiap mahasiswa untuk mengikuti kegiatan Praktek Studi Lapangan (PSL) sebagai evaluasi belajar mahasiswa setelah menerima ilmu dari bangku kuliahnya, khususnya mengenai praktek mengajar dan penguasaan Bahasa Arab itu sendiri serta ilmu-ilmu lainnya dari LPBA-MASA. Dilanjutkan dengan adanya ujian nasional bagi setiap mahasiswa untuk mengetahui sampai mana tingkatan kepahaman dalam belajar bahasa arab.

5. Ujian Nasional dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan kredibilitas output para siswa dianjurkan untuk mengikuti ujian nasional. Ujian Nasional yang diadakan LPBA-MASA pertama kali yaitu pada tanggal 21 Juni 1997 pelaksanaan ujian nasional periode I pada bulan Juli dan ujian nasional periode II dilaksanakan pada bulan Desember. Dengan demikian bahwa ujian nasional yang diadakan LPBA-MASA dua kali dalam setahun. Dalam rangka untuk menunjang kegiatan perkuliahan LPBA-MASA mempunyai dua unit bangunan yang ada dikelurahan Ampel dan masing-masing unit terdiri dari tiga lantai. Satu unit bangunan berada di sebelah selatan Masjid Agung Sunan Ampel dan satu unit bangunan lagi berada di sebelah timur Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.43

43


(48)

B. Metode Pengajaran Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

Kata metode berasal dari perkataan Yunani yaitu methodos yang berarti jalan atau cara memperoleh sesuatu.44 Metode merupakan rencana program yang bersifat menyeluruh dan berhubungan erat dengan tekhnik penyampaian materi secara teratur tidak saling bertentangan dan didasarkan pada tujuan tertentu. Disusun secara teratur agar mudah diterima, dipahami, dan dikuasai oleh peserta didik. Metode dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kunci utama dalam menunjang tercapainya tujuan pengajaran tanpa adanya metode pengajar akan kesulitan memberikan materi apa yang diajarkan nantinya.

Metode dibagi menjadi dua kelompok metode pembelajaran bahasa yakni secara umum dan khusus. Metode pembelajaran umum yang dimaksud bahwa metode tersebut bukan hanya saja dalam obyek material bahasa melainkan obyek lainnya juga seperti ceramah, diskusi, pengajaran, individual, pengajaran audio tutorial, simulasi, laboratorium dan lapangan. Sedangkan metode secara khusus adalah metode yang diturunkan dari pendekatan-pendekatan bahasa itu sendiri seperti metode tata bahasa, penerjemahan, metode langsung, metode pembatasan bahasa, metode alamiah, metode linguistik, dan metode unit. 45

Menurut Lalu Muhammad Azhar dalam bukunya “Proses Belajar

Mengajar Pola CBSA” menjelaskan bahwa metode adalah cara yang

44

Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, 11. 45

M. Atsir Semi, Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (Bandung: Angkasa, 1990), 118-126.


(49)

didalamnya berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan yang utama. Yang mana ini berlaku baik bagi pengajar (metode mengajar) maupun bagi peserta didik (metode belajar). Semakin baik metode yang digunakan maka semakin efektif dalam mencapai tujuan pengajaran tersebut.46

Dalam proses belajar mengajar setidaknya terdapat beberapa unsur pokok yang perlu diperhatikan untuk kesuksesan pembelajaran itu sendiri. Hal tersebut diantaranya adalah pendekatan pembelajaran, metode pengajaran, dan teknik pengajaran. Ketiga konsep tersebut dikenal sebagai tiga istilah penting yang perlu dipahami pengertian dan konsepnya dalam pembelajaran bahasa. Pengajaran bahasa pada awalnya harus menetapkan pendekatan sebagai seperangkat asumsi dahulu, kemudian metode sebagai rencana menyeluruh pengajaran dan terakhir adalah tekhnik sebagai kegiatan spesifik yang diimplementasikan didalam kelas setelah menetapkan pendekatan dan metode.47

Pada umumnya metode bahasa arab yang ada di sekolah-sekolah maupun pondok pesantren lebih mengutamakan pengajaran melalui pemahaman kaidah atau penjelasan melalui buku-buku yang sudah disediakan oleh pengajar. Pembelajaran bahasa arab disekolah-sekolah merupakan suatu proses kegiatan yang diarahkan untuk membimbing, mendorong, mengembangkan dan membina kemampuan bahasa arab

46

Lalu Muhammad Azhar, Proses Belajar Mengajar Pola CBSA (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), 95.

47

Ahmad Fuad Effendy at al, Metode dan Teknik Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Laporan Hibah Pengajaran Proyek DUE-Like Bath III Universitas Malang, 2002), 7.


(50)

dengan memprioritaskan pada kemampuan membaca serta memahami

bahan bacaan (qira’ah).48

Metode qira’ah yang ada di sekolah dimaksudkan untuk lebih

memantapkan dan mengembangkan materi yang telah dikuasai dalam hiwar (percakapan). Kalau pada hiwar unsur penekanannya lebih kepada mendengarkan, mengucapkan, memahami, berkomunikasi sedangkan pada

qira’ah lebih ditekankan pada kemampuan membaca, mendengarkan dan

memahami wacana.49 Metode seperti ini pernah digunakan oleh LPBA-MASA ketika awal berdiri masih menggunakan kaidah atau penjelasan tetapi hanya berjalan beberapa tahun saja akibat kurangnya respon peserta didik terhadap apa yang diajarkan saat itu.

Dalam pembelajaran bahasa arab dikenal beberapa metode pengajaran bahasa yang cukup luas. Berikut ini penulis akan menyajikan penjelasan atas beberapa metode pengajaran bahasa yang paling banyak digunakan dalam pengajaran bahasa arab baik itu di lingkungan sekolah dan pondok pesantren yakni:

1. Metode gramatika atau tarjamah

Memiliki karekteristik yang tujuannya adalah agar pelajar mampu membaca karya sastra atau kitab keagamaan, materi yang digunakan buku nahwu, kamus atau daftar dan teks bacaan, tata bahasa disajikan secara deduktif, teks bacaan berupa karya sastra klasik, basis pembelajaran melalui penghafalan kaidah atau tata

48

Sholeh Syamsuri, Wawancara, Surabaya 24 April 2017. 49

Departemen Agama RI, Buku Pelajaran Bahasa Arab untuk Madrasah Tsanawiyah (Jakarta: Dirjen Binbagais), 9.


(51)

bahasa dan kosa kata, pengajar berperan aktif sedang peserta didik pasif. 50

Kelebihan dari metode ini pelajar menguasai dalam arti hafal di luar kepala kaidah-kaidah tata bahasa, memahami isi detail bahan

bacaan yang mampu dipelajarinya dan menerjemahkannya,

memperkuat kemampuan belajar di dalam mengingat dan menghafal, dilaksanakan dalam kelas yang besar dan tidak menuntut kemampuan pengajar. Dari metode diatas sudah nampak bahwa aspek kemampuan belajar banyak menguasai teori dan hafalan.51

2. Metode langsung (Thariqah Mubassyaroh)

Metode ini ada akibat ketidakpuasan terhadap hasil pengajaran bahasa dengan metode terjemah yang dikaitkan dengan kebutuhan masyarakat.52 Metode ini yang digunakan oleh LPBA-MASA sejak tahun 2000. Adapun ciri-ciri metode ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan utamanya adalah penguasaan bahasa secara lisan, agar mahasiswa bisa berkomunikasi dalam bahasa yang ditargetkan. 2. Materi yang diajarkan berupa buku teks yang berisi daftar kosa

kata dan penggunaannya dalam bentuk kalimat. Kosa kota yang digunakan adalah kosa kata sehari-hari yang ada dalam lingkungan mahasiswa.

50

Ahmad Fuad Effendy at al, Metode dan Teknik Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Laporan Hibah Pengajaran Proyek DUE-Like Bath III Universitas Islam Negeri Malang, 2002), 38. 51

Tayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), 171.

52


(52)

3. Kaidah-kaidah bahasa diajarkan secara induktif yakni berangkat dari contoh-contoh kemudian diambil kesimpulan.

4. Kata-kata yang diajarkan melalui peraga atau gerakan langsung menunjuk kepada benda langsung dan gambar yang ada disekitar kelas atau disekitar pelajar sedangkan yang abstrak menunjuk kepada asosiasi, konteks dan definisi.

5. Kemampuan komunikasi lisan dilatihkan secara tepat melalui tanya jawab yang terencana pada interaksi yang bervariasi kemampuan berbicara dan menyimak kedua-duanya dilatihkan 6. Pengajar dan pelajar sama-sama aktif, tetapi pengajar berperan

memberikan stimulus berupa contoh ucapan, peragaan, dan pertanyaan. Sedangkan pelajar hanya merespon dalam bentuk menirukan, menjawab pertanyaan, meragakan dan sebagainya.53 7. Penggunaan bahasa arab menjadi yang utama dari pada bahasa ibu

ketika berada diruang kelas maupun diluar kelas dikarenakan masing-masing anak harus berbicara menggunakan bahasa arab. Berikut adalah metode yang umum digunakan oleh sekolah-sekolah maupun pondok pesantren. Kebanyakan sekolah-sekolah-sekolah-sekolah lebih condong memakai metode terjemah sedangkan pondok pesantren menggunakan dengan kedua-duanya walaupun hanya sebagian saja yang menggunakan metode langsung.

53

Emzir, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab di SMU (Jakarta: Bahan Ajar Diklat Guru Bahasa Arab, 2004), 40.


(53)

Pada tahun 2000 LPBA-MASA menggunakan metode langsung

atau “thariqah mubassyaroh”. Metode thariqah mubassyarah digunakan agar peserta didik lebih mudah memahami dan bisa cepat berbicara dalam bahasa arab. Metode ini lebih fokus kepada gerakan atau praktek secara langsung terkadang juga menggunakan peraga agar lebih mudah.54

Fokus utama pembelajaran bahasa arab di LPBA-MASA lebih kepada pengajaran secara praktek melalui gerakan atau gambar dan sesekali berbicara bahasa arab melalui tatap muka baik ketika berlangsungnya pengajaran maupun ketika diluar kelas. Penekanan pada metode ini adalah pada latihan percakapan terus-menerus antara dosen dan mahasiswa dengan menggunakan bahasa arab tanpa sedikitpun menggunakan bahasa ibu, baik dalam menjelaskan makna kosa kata maupun menerjemah. Tujuan dari penggunaan metode ini agar mahasiswa terampil, cakap dan membiasakan diri dalam berbicara bahasa arab secara langsung dimanapun dan dengan siapapun.55

Metode yang digunakan di LPBA-MASA bisa berubah sewaktu-waktu dikarenakan mengikuti perkembangan zaman. Metode thariqah mubassyaroh terbagi menjadi empat bagian yakni:

1. Metode membaca (qira’ah)

Metode membaca atau al-Qira’ah pada dasarnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pelajar dalam membaca kitab-kitab berbahasa arab. Hal ini dipandang penting mengingat sumber bacaan

54

Sholeh Syamsuri, Wawancara, Surabaya 24 April 2017. 55


(54)

pelajaran bahasa arab sebagian besar menggunakan bahasa arab. Metode ini digunakan dalam pengajaran melalui penyajian materi khusus yaitu mutalaah. Yang mana mutalaah ini selalu digunakan pada setiap tingkatan disajikan untuk pengembangan peserta didik dalam membaca menggunakan bahasa arab. Membaca untuk melatih lidah dalam mengucapkan lafadz kata-kata dan kalimat dalam bahasa arab secara fasih, lancar dan benar.56 Penerapan metode ini dalam Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengajar menyajikan materi dengan terlebih dahulu mengutamakan bacaan yakni diawali dengan membaca topik-topik yang akan dibahas dengan diikuti oleh mahasiswa terus menerus berulang-ulang seperti itu kemudian menunjuk salah satu mahasiswa untuk membaca yang sudah dibacakan dari awal.

b. Satu persatu mahasiswa membaca sedangkan yang lain menyimak bacaan untuk memberi tanda mana yang salah dan yang benar setelah selesai membaca salah satu mahasiswa ditunjuk untuk menjelaskan mana yang salah dan yang benar dengan menggunakan bahasa arab.

c. Pengajar mencatat kata-kata sulit yang belum dimengerti oleh mahasiswa kemudian dijelaskan pada akhir-akhir waktu pengajaran

56


(55)

akan selesai. Setelah itu mahasiswa mencatat untuk menanyakan apa yang belum diketahui dari makna yang dibacakan tadi.57

2. Metode berbicara (Kalam)

Metode ini digunakan dalam pengajaran bahasa arab baik tingkat awal maupun tingkat menengah dan mahir. Metode ini diberikan agar mahasiswa terbiasa dan lancar berbicara bahasa arab baik dengan dosen, teman setingkat maupun dengan seniornya, karena dengan melatih berbicara bahasa arab sehari-hari mahasiswa akan menggunakan bahasa arab dalam berkomunikasi dengan siapapun. Pada tingkat awal diberikan kelonggaran dalam berbicara bahasa arab yakni bisa menggunakan bahasa campuran sedangkan pada tingkat menengah dan mahir diberlakukan berbicara bahasa arab baik dalam proses belajar mengajar maupun diluar kelas.

Di LPBA-MASA pada tahapan awal metode berbicara di

prioritaskan yaitu dengan memperbanyak materi muhadasah

(percakapan). Materi ini menekankan khusus kepada keterampilan berbicara. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam menerapkan metode berbicara yaitu:

a. Melalui aktivitas pra komunikatif dalam hal ini berkomunikasi belum bisa sepenuhnya menggunakan bahasa arab tapi boleh campuran.

57


(56)

b. Melalui dialog dengan gambar yang mana dialog dengan gambar ini di lakukan di ruang laboratorium yaitu pada layar monitor disajikan gambar-gambar mengenai suatu peristiwa dan ditunjukkan mengenai peristiwa tersebut sambil mengajukan pertanyaan yang kemudian dijawab oleh mahasiswa

c. Dialog terpimpin yaitu pengajar memberi latihan secara drill dalam tanya jawab. Melalui suatu tindakan seperti halnya membuka buku atau pintu, berjalan, menulis dan lain-lain.

d. Pada tingkat menengah dan mahir mahasiswa dibiasakan untuk membuat teks pidato (muhadloroh) yang kemudian dibaca layaknya orang yang sedang berpidato atau ceramah menggunakan bahasanya sendiri. Sedangkan dosen dan yang lainnya menyimak apa yang telah disampaikan melalui pidato tersebut.

3. Metode menyimak

Metode menyimak adalah suatu metode yang juga digunakan dalam pengajaran bahasa arab masjid agung sunan ampel yaitu melatih pendengaran agar terbiasa untuk mendengarkan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bahasa arab karena didalam bahasa arab banyak kalimat-kalimat yang hampir sama kedengarannya bila diucapkan sedangkan penulisannya dan artinya berbeda. Pengajaran ini diberlakukan untuk tingkat pemula, menengah dan mahir. Namun pada tingkat pemula diberikan materi khusus untuk latihan menyimak yakni “fahmu al


(57)

dituangkan dalam semua materi yang sifatnya diujarkan. Misalnya menjawab langsung pertanyaan-pertanyaan yang diberikan melalui penjelasan dalam laboratorium bahasa maupun secara langsung tatap muka. 58

Dengan menyimak maka akan ada banyak masukan-masukan tentang perbendaharaan bahasa, perbedaan makna dan arti kata karena dengan adanya metode menyimak ini akan menjawab suatu pertanyaan maka harus paham dengan apa yang ditanyakannya.

4. Metode menulis (Kitabah)

Metode menulis adalah salah satu metode yang digunakan di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel. Dalam metode menulis ini mahasiswa dituntut untuk terampil mengarang atau menulis tentang suatu peristiwa, pengalaman, atau mengungkapkan sesuatu yang ada di dalam hatinya, mengungkapkan kegiatan sehari-hari yang dijalaninya mulai dari bangun sampai tidur dan hingga malam kembali tidur baik melalui lisan maupun tulisan.

Dalam metode ini dibutuhkan materi yang diwujudkan dalam bentuk keterampilan menulis dalam bahasa arab, yaitu dengan insya’ syafawi (mengungkapkan dengan lisan) dan insya’ tahriri (mengungkapkan dalam bentuk tulisan).59 Dalam penggunaan metode

insya’ syafawi mahasiswa diberikan satu buah gambar atau benda kemudian menjawab dengan mengungkapkan dalam bentuk kata-kata

58

Sholeh Syamsuri, Wawancara, Surabaya 24 April 2017. 59


(58)

yang menggambarkan suatu peristiwa. Dalam hal ini berhubungan dengan metode membaca yakni muhadasah sebagaimana keterampilan berbicara juga dilakukan. Sedangkan penggunaan metode tahriri (keterampilan menulis) menggunakan beberapa langkah diantaranya: a. Dosen memberikan potongan-potongan kalimat yang disusun secara

acak kemudian mahasiswa merangkainya sesuai dengan aturan penulisan bahasa arab.

b. Dosen memberikan atau menunjukkan suatu gambar tertentu, kemudian mahasiswa menceritakan tentang peristiwa yang ada dalam gambar tersebut dalam bentuk tulisan.

c. Dosen memberikan suatu dialog yang belum lengkap tentang situasi tertentu, kemudian mahasiswa menyelesaikannya dengan gaya bahasa arab dalam bentuk tulisan.

d. Dosen memberikan tugas tertentu dalam bentuk surat menyurat. Dalam pengertian untuk keterampilan menulis surat.

Di dalam metode insya’ tahriri terdapat beberapa hal yang

ditekankan oleh dosen LPBA-MASA guna untuk kesempurnaan penulisan suatu karangan yakni ketepatan penulisan huruf arab dan cara merangkainya, ketepatan dalam menyusun kalimat atau tata bahasanya, ketepatan penulisan gaya bahasa arab. Dari keempat metode ini diyakini dapat menambah semangat mahasiswa dalam belajar bahasa arab dimana metode ini saling berhubungan dengan adanya kemampuan membaca dapat melancarkan dalam berbicara ditambah dengan


(59)

menyimak apa yang sudah dijelaskan kemudian dituliskan sebagai latihan menulis dalam bentuk bahasa arab.60

C. Jumlah Mahasiswa dan Dosen Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel.

Awal berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel pada tahun 1983 jumlah mahasiswanya hanya beberapa orang saja yang mendaftarkan untuk belajar bahasa arab di LPBA-MASA walaupun masih terbilang beberapa orang saja tetapi itu adalah awal dari bertambahnya mahasiswa yang masuk pada tahun-tahun berikutnya melihat hasil dari sebelumnya yang kemudian bisa mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari bahkan bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya.

Dari semakin banyaknya mahasiswa yang mendaftar kemudian dibentuklah struktur kepemimpinan yang telah dibuat oleh ketua direktur Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya masa itu. Berikut struktur kepengurusan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel pada tahun 2011 sampai sekarang.

60


(60)

Struktur Kepengurusan Lembaga Pengajaran Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya tahun 2011-sekarang

DIREKTUR

DEWAN PAKAR

WAKIL DIREKTUR BID. KEUANGAN

WAKIL DIREKTUR BID. KEMAHASISWAAN

LITBANG DAN KERJASAMA WAKIL DIREKTUR

BID. PENGAJARAN

TATA USAHA

Direktur Utama : Ahmad Hifni, SE.

Wadir Bid. Pengajaran : Muhammad Sholeh Syamsuri, S. Ag. Wadir Bid. Keuangan : Munadji Ahmad Syafii, S. Ag. Wadir Bid. Mahasiswa : Muhammad Sholeh Sahal. Litbang & Kerjasama : Trahman, M. Kom

Tata Usaha : Deddy Muryadi, ST.

Dewan Pakar : 1. Prof. DR. Jamaluddin Miri.

2. Saefullah Azhari, Lc, M.Ag 3. Ali Tsauri, Lc.61

Didalam sebuah lembaga umumnya terdapat perkembangan setiap tahunnya terutama mengenai jumlah mahasiswa baik itu meningkat ataupun menurun jumlahnya. Meningkatnya suatu lembaga dapat terlihat seberapa besar keberhasilan dalam mendidik peserta didik. Lembaga

61


(61)

Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya selama ini telah banyak diminati masyarakat sebagai tempat belajar dan pengembangan bahasa arab. Pada tahun 1983 terhitung 20 orang yang belajar disana, sampai pada tahun 1986 mahasiswanya terus mengalami perkembangan dengan jumlah 41 orang saja hanya beberapa saja terkadang hanya dua sampai empat orang saja namun pada tahun 2015 mahasiswa yang datang dari Malaysia mulai bertambah hingga sepuluh sampai dua belas orang sedangkan mahasiswa lokal bertambah dan menurun dari setiap periodenya. Hal ini bisa dilihat dalam bentuk tabel perkembangan jumlah mahasiswa dari tahun ketahun berikut ini:

JUMLAH MAHASISWA LPBA-MASA PADA SETIAP PERIODE

Periode Januari-Juni 1986 ~ Periode Juli-Desember 2016

No Periode Formulir

Keluar

Positif Mendaftar

Jumlah Mahasiswa

Ket

1 Januari-Juni 1986 3 39 41

2 Juli-Desember 1986 5 46 42

3 Januari-Juni 1987 15 63 48

4 Juli-Desember 1987 13 73 60

5 Januari-Juni 1988 20 89 69

6 Juli-Desember 1988 17 96 80

7 Januari-Juni 1989 11 98 87


(62)

9 Januari-Juni 1990 16 44 50

10 Juli-Desember 1990 25 57 65

11 Januari-Juni 1991 30 59 79

12 Juli-Desember 1991 34 69 80

13 Januari-Juni 1992 20 34 72

14 Juli-Desember 1992 43 76 85

15 Januari-Juni 1993 40 33 92

16 Juli-Desember 1993 47 40 112

17 Januari-Juni 1994 55 45 125

18 Juli-Desember 1994 51 41 91

19 Januari-Juni 1995 38 33 103

20 Juli-Desember 1995 40 38 104

21 Januari-Juni 1996 35 40 85

22 Juli-Desember 1996 53 35 98

23 Januari-Juni 1997 84 77 295

24 Juli-Desember 1997 131 126 285

25 Januari-Juni 1998 67 63 248

26 Juli-Desember 1998 82 73 229


(63)

28 Juli-Desember 1999 105 96 210

29 Januari-Juni 2000 73 71 233

30 Juli-Desember 2000 89 82 254

31 Januari-Juni 2001 44 44 250

32 Juli-Desember 2001 87 78 195

33 Januari-Juni 2002 61 59 199

34 Juli-Desember 2002 74 69 188

35 Januari-Juni 2003 40 34 172

36 Juli-Desember 2003 80 76 175

37 Januari-Juni 2004 40 33 162

38 Juli-Desember 2004 61 56 153

39 Januari-Juni 2005 31 27 135

40 Juli-Desember 2005 51 41 91

41 Januari-Juni 2006 38 33 103

42 Juli-Desember 2006 40 38 104

43 Januari-Juni 2007 35 40 85


(64)

45 Januari-Juni 2010 23 30 78

46 Juli-Desember 2010 15 25 55

47 Januari-Juni 2011 45 65 106

48 Juli-Desember 2011 48 70 115

49 Januari-Juni 2012 45 69 106

50 Juli-Desember 2012 33 46 101

51 Januari-Juni 2013 54 78 125

52 Juli-Desember 2013 48 78 98

53 Januari-Juni 2014 49 44 97

54 Juli-Desember 2014 44 79 119

55 Januari-Juni 2015 34 56 99

56 Juli-Desember 2015 20 43 87

57 Januari-Juni 2016 37 40 55

58 Juli-Desember 2016 18 35 64

*sumber data: Dokumentasi jumlah mahasiswa di LPBA-MASA Surabaya.62

Dari tabel diatas dapat terlihat perkembangan jumlah mahasiswa setiap periodenya dari tahun ke tahun di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab

62


(65)

Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya. Dilihat dari data yang tertulis tabel jumlah mahasiswa ada yang meningkat dan ada yang menurun sesuai dengan minat yang mendaftar saat itu. Jumlah keseluruhan mahasiswa sat ini terhitung 44 mahasiswa 29 mahasiswa lokal dan 11 mahasiswa asing (Malaysia). Mereka tinggal di asrama yang sudah disediakan yakni di aula gedung dua LPBA-MASA. Tidak hanya jumlah mahasiswa saja yang mengalami perkembangan tetapi jumlah dosen atau tenaga pengajar juga mengalami perkembangan dan penurunan, terkadang bertambah dan terkadang harus berkurang karena kesibukan masing-masing dari tenaga pengajar mengingat waktu proses pengajaran masih kurang efisien.

Berikut jumlah dosen atau tenaga pengajar yang ada di LPBA-MASA dari tahun 2001 mengalami perubahan pada tahun 2010.

Dosen atau Tenaga Pengajar Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya tahun 2001-2010

No NAMA PENDIDIKAN TERAKHIR JABATAN

1. KH. Nawawi

Muhammad (Alm)

PONPES Al Harom Makkah Al Mukarromah, Saudi

Ketua Yayasan MASA

2. KH. Adnan

Syarif, BA, Lc.

Univesitas “Imam Muhammad bin Saud” Riyadh. Saudi

Dosen

3. Drs. Saefullah Azhari Lc.

Univesitas “King Saud”. Riyadh,

Saudi Arabia.

Direktur/Ds n


(66)

4. H. Ali Tsauri Abdil Jalil, Lc.

Universitas “Al Azhar” Kairo,

Mesir

WaDirBid. Pengajaran/ Dosen

5 H. Syamsul Arifin, BA (Alm)

PONPES. Al Maliky Makkah Al Mukarromah, Saudi

Dosen

6 H. Abdussalam, Lc.

Univesitas “Imam Muhammad bin Saud” Riyadh. Saudi

Dosen

7 H. Ansori Baidlowi, Lc.

Universitas „Damaskus” Syiria. Dosen

8. Drs. H. Abdullah Munir Karim Lc.

Universitas Islam “Madinah”

Saudi Arabia

Dosen

9. M. Sholeh Syamsuri, S.Ag

LPBA-MASA Surabaya, S1 Taswirul Afkar

Dosen

10. Hasyim Ismu’I, S.Ag

LPBA-MASA Surabaya, S1 Unsuri

Dosen

11. Ahmad Sholeh Sahal, S.Ag

LPBA-MASA Surabaya, S1 Taswirul Afkar

Dosen

12. H. Hamidin, S.Ag

LPBA-MASA Surabaya, S1 IAIN

Dosen

13 Abdullah Sattar, S.Ag.

LPBA-MASA Surabaya, S1 IAIN


(1)

76

Dari hasil wawancara peneliti ke beberapa narasumber yang berkaitan dengan LPBA-MASA pada umumnya merespon dan menerima dengan baik, baik itu dari kalangan para pedagang, tokoh masyarakat dan kalangan pengunjung atau santri. Tidak ada yang membedakan jika itu mengajarkkan sesuatu yang baik semua masyarakat juga menerimanya dengan terbuka selama itu tidak menganggu kegiatan yang ada di masjid ampel ini.


(2)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tentang Sejarah Perkembangan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya berdiri pada tahun 1983. Lebih tepatnya pada tanggal 20 Agustus 1983 M atau 12 Zul Qa’dah 1403 H. Yang di prakarsai langsung oleh pengurus Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya yakni K.H. Nawawi Muhammad. Lembaga Pengajaran Bahasa Arab berdiri atas keinginan tiga orang putra Jawa yang dari Timur Tengah untuk mencari ilmu bahasa arab disana. Dengan keputusan akan didirikannya lembaga kursus yang mengajarkan bahasa arab, al-Qur’an dan Hadist. LPBA-MASA bertujuan untuk memajukan dan meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam ilmu kebahasaan. Sesuai dengan visi, misi dan tujuan yang diharapkan oleh direktur utama Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

2. Lembaga Pengajaran Bahasa Arab dari awal berdiri hingga sekarang masih tetap berlanjut dengan baik meskipun telah mengalami beberapa perkembangan pada aspek-aspek tertentu. Seperti halnya pergantian kelembagaan yang sering kali berubah-ubah, metode


(3)

78

pengajarannya yang setiap tahunnya mengalami perubahan mengikuti perkembangan zaman, jumlah dari mahasiswa dan dosen yang masuk dan keluar, kemudian sarana dan prasarana yang mengalami perubahan dan peningkatan menjadi lebih baik terutama dalam bidang pengajaran.

3. Berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab yang berada di Surabaya tahun 1983 menuai berbagai respon dari masyarakat sekitar khususnya masyarakat Ampel. Terbagi dalam beberapa kalangan yakni kalangan pedagang, tokoh masyarakat, dan kalangan pengunjung atau santri. Pada umumnya respon dari masyarakat terhadap LPBA-MASA sangat senang dan mendukung dengan adanya lembaga tersebut karena terdapat kawasan yang yang khusus Kampung Arab yang bisa digunakan sebagai interaksi percakapan dengan orang Arab sendiri.

B. Saran

1. Untuk Fakultas Adab dan Humaniora diharapkan dapat mempertahankan setiap potensi yang ada pada mahasiswa, bila perlu dapat dikembangkan oleh Fakultas.

2. Untuk meningkatkan mutu dalam bidang pengajaran Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel hendaknya antara pengajar dan mahasiswa lebih sering melakukan komunikasi dengan bahasa arab. Diharapkan, seorang pengajar tidak hanya pandai


(4)

79

menyampaikan materi pelajaran saja tapi juga mampu memudahkan siswanya dalam mempelajari serta memahami materi tersebut.

3. Untuk Lembaga Pengajaran Bahasa Arab, diharapkan dapat mengumpulkan atau menyimpan hasil data-data baik dari buku-buku, rekaman, maupun dokumentasi dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh lembaga tesendiri. Agar jika sewaktu-waktu ada yang membutuhkan dapat dengan mudah memperolehnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran, 12 (Yusuf): 2.

Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Abdulsyani. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

Azhar, Lalu Muhammad. Proses Belajar Mengajar Pola CBSA. Surabaya: Usaha Nasional, 1993.

Alumni LPBA-MASA angkatan xxxv. Praktek Studi Lapangan. Lumajang: LPBA-MASA, 2005.

Borahima, Anwar. Kedudukan Yayasan di Indonesia. Jakarta: Prenada Media, 2010.

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013. Kartodirjo, Sartono. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Undang-Undang No.16 Tahun 2001 tentang Yayasan, Pasal LN. Tahun 2001 No.112, Pasal.1. ayat (1).

Tim Penulis Inilah Surabaya, “Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel”, dalam

http://inilahsurabaya.blogspot.co.id/2014/03/kawasan-wisata-religi-sunan-ampel.html, diakses tanggal 11 Januari 2017.

Sunyoto, Agus. Sunan Ampel Raja Surabaya: Membaca Kembali Dinamika Perjuangan Dakwah Umat Islam di Jawa Abad XIV-XV M. Surabaya: Diantama, 2004.

Susanto, Nugroho Noto. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press, 1986.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 1990. Syarif, Faqih. Menjadi Dai yang di Cintai. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2011.

Semi, M Atsir. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa, 1990.


(6)

Yusuf, Tayat Saiful Anwar. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1997.

Vinsu, Octa. ”Pengertian Bahasa menurut KBBI”, dalam

http://octavinsu.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-bahasa-menurut-kamus-besar.html, diakses tanggal 23 Mei 2017.

Wicaksono, Putra. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Anugrah, 2007.