TINJAUAN SADD AL-DHARI'AH DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP JUAL BELI ROTI SEMI KEDALUWARSA DI CV. SURYA GLOBAL SURABAYA.
TINJAUAN SADD AL-DHARI‘ah jual beli ini memang diperbolehkan, namun
dimanfaatkan kembali oleh reseller untuk dijual kembali maka hal tersebut tidak
diperbolehkan karena akan membawa kemafsadatan bagi yang mengonsumsi.
Tidak ada jaminan dari pihak distributor yang menjual kembali roti yang
memasuki tanggal kedaluwarsa dan dari pihak reseller. Selain itu juga telah
melalaikan kewajiban sebagai pelaku usaha yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Adapun saran yang dapat diberikan pertama kepada pihak pabrik roti yang
diharapkan memberikan dua tanggal yang berbeda pada kemasan produknya,
yaitu tanggal untuk menunjukkan tingkat kesegaran produk tersebut dan tanggal
sebagai batas waktu untuk dikonsumsi. Kedua untuk distributor yang diharapkan
agar mengkhusukan jual beli roti tersebut hanya untuk pakan ternak saja
sehingga tidak disalahgunakan oleh masyarakat untuk dijual kembali. Ketiga
untuk reseller agar tidak menjual kembali roti-roti yang telah memasuki tanggal
kedaluwarsa meskipun itu telah diolah kembali agar tidak merugikan konsumen
dan berdampak pada kesehatan. Keempat untuk masyarakat hendaknya lebih
hati-hati lagi dalam membeli suatu produk khususnya produk pangan yang tidak
sesuai dengan ketentuan kesehatan dan hukum Islam.
v
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM.........................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN .........................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................
iii
PENGESAHAN..............................................................................................
iv
MOTTO .........................................................................................................
v
ABSTRAK .....................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
ix
DAFTAR TRANSLITERASI .........................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ........................................
7
C. Rumusan Masalah ...............................................................
8
D. Kajian Pustaka ....................................................................
8
E. Tujuan Penelitian ................................................................ 11
F. Kegunaann Hasil Penelitian................................................. 11
G. Definisi Operasional ............................................................ 12
H. Metode Penelitian ............................................................... 13
I. Sistematika Pembahasan ..................................................... 19
BAB II
TINJAUAN UMUM SADD AL-DHARI‘ah. Menurut
Imam Asy-Syatibi mendefenisikan sadd al-dhari>‘ah ialah:6
صل ِبَا َمصلَ َحة َمف َس َدة
َ َو
َ ألت
Melakukan suatu pekerjaan yang semula mengandung kemas}lah}atan
menuju kapada suatu kemafsadatan.
Dalam berbisnis yang baik bukan hanya bisnis yang membawa banyak
keuntungan tetapi juga bisnis yang dapat membawa banyak manfaat seperti
halnya pada prinsip muamalah dalam Islam. Selain itu, ada aspek hukum yang
perlu diperhatikan dalam bisnis yaitu aspek yang bersifat normatif karena
menetapkan yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Jika aspekaspek tersebut terpenuhi maka akan tercipta sistem perekonomian yang
berkesinambungan.
Di Indonesia telah memiliki undang-undang untuk melindungi warga
negaranya termasuk termasuk undang-undang yang mengatur tentang
perlindungan konsumen, yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Dalam undang-undang tersebut disebutkkan bahwa
6
Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), 132.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
konsumen, termasuk konsumen muslim berhak untuk mendapatkan barang dan
jasa yang nyaman dikonsumsi serta tidak melanggar syariat Islam dalam
transaksinya.
Salah satu pengertian nyaman bagi konsumen muslim bahwa barang
tersebut tidak bertentangan dengan kaidah agama, akad atau transaksi jual
belinya harus transparan dan jelas tanpa ada pemaksaan atau penipuan. Dalam
undang-undang ini juga disebutkan bahwa konsumen berhak atas informasi
yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi, jaminan barang dan
transaksinya. Dengan demikian perusahaan tidak dapat melakukan transaksi
penjualan tanpa hukum-hukum yang jelas sesuai dengan syariat Islam.7
Ada cara-cara jual beli yang dianjurkan dalam Islam agar tidak
merugikan orang lain. Membolehkan sesuatu yang dilarang dan melarang
sesuatu yang dibolehkan dalam jual beli sesuai dengan syariat merupakan hal
yang sangat penting dalam menetapkan hukum bagi Islam, demi menciptakan
berbagai kemas}lah}atan dan menghindari kemafsadatan dan keburukan.
Maksudnya, seseorang melakukan suatu pekerjaan yang pada dasarnya
dibolehkan karena mengandung suatu kemaslahatan, tetapi berakhir pada
suatu kemafsadatan.8 Hal tersebut terjadi di CV. Surya Global yang menjadi
distributor roti di sekitar Surabaya. Selain sebagai distributor, CV. Surya
Global juga melakukan transaksi jual beli roti yang didistributorkan tersebut.
Sistim ketika menjadi distributor roti ini ialah dengan cara sebagai
distributor memberikan uang sebesar Rp. 200.000.000 (dua ratus juta) kepada
7
8
Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Nasrun Haroen, Ushul Fiqh I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), 161.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
pihak pabrik roti. Namun uang tersebut tidak diolah ataupun diputar untuk
penjualan roti. Tetapi uang tersebut dibiarkan dan disimpan begitu saja
sebagai jaminan distributor roti terhadap pihak pabrik roti. Jadi ketika
distributor roti ingin memasok roti ditempatnya, maka distributor roti
membayar kembali kepada pihak pabrik roti sejumlah roti yang dipesan.
Sehingga secara otomatis roti yang sudah dibeli oleh distributor kepada pabrik
itu sudah menjadi milik distributor.
Sebagai distributor roti, tidak ingin roti yang dipasok tersebut
mengalami kerugian. Jangka waktu kedaluwarsa roti tersebut hanya 6 hari.
Ketika sekitar 2 hari sudah mendekati waktu kedaluwarsa tersebut, maka
distributor roti menarik roti yang sudah d\ isebarkan sekitar wilayah Surabaya.
Sehingga untuk menjaga kualitas maka roti yang dipasok oleh distributor di
wilayah Sutabaya, maka harus dihabiskan dalam waktu sebelum kedaluwarsa
yang ditentukan untuk diganti dengan roti baru yang lebih fresh.
Dalam hal ini, jual beli roti memang diperbolehkan dalam Islam
layaknya jual beli makanan pada umumnya. Hal tersebut banyak membawa
manfaat bagi masyarakat yang mengonsumsi, salah satunya untuk kesehatan.
Namun hal tersebut menjadi perhatian ketika roti yang dijual tepat pada
tanggal kedaluwarsa. Sehingga, apabila roti tersebut dijual kepada masyarakat
dan membawakan suatu kemadaratan atau membahayakan maka harus
dicegah agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Seperti yang terjadi di daerah Rangkah Surabaya yang ada sebagian
masyarakat dengan keadaan ekonomi menengah ke bawah. Masyarakat
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
tersebut menganggap sebagai perbaikan gizi apabila mengonsumsi makanan
berupa roti. Tak heran ketika ada distributor roti yang menjual roti dalam
keadaan tepat pada tanggal kedaluwarsa dengan harga 50% (lima puluh
persen) atau lebih murah dari harga normal menjadi suatu hal yang menarik
perhatian masyarakat untuk membeli.
Banyak masyarakat yang antusias untuk membeli roti tersebut,
meskipun dalam keadaan yang mendekati masa kedaluwarsa. Akan tetapi, ada
masalah yang ditimbulkan dari roti yang dijual oleh distributor. Masyarakat
membeli roti bukan hanya untuk dikonsumsi sendiri, namun juga untuk
mengambil keuntungan dari roti tersebut. Seperti, dimanfaatkan dengan cara
dijual kembali kepada masyarakat sekitar daerah konsumen dengan harga yang
lebih murah.
Hal tersebut yang menjadikan perantara menuju kepada mafsadah. Jual
beli seperti itu akan ada dampak yang diterima masyarakat. Sedangkan dalam
Islam, telah terdapat hukum yang mengatur tentang jual beli. Seperti yang
dijelaskan dalam kaidah fikih:
ِ
احة َح َّ يَدل الدَلِيل َعلَى التَح ِرِْ َها
َ َاَلَ صل ِِ الم َع َامََت اَ ِلب
Hukum asal dalam segala hal adalah boleh, hingga ada dalil yang
menunjukkan akan keharamannya.9
Kondisi konsumen yang banyak dirugikan, memerlukan peningkatan
upaya untuk melindunginya, sehingga hak-hak konsumen dapat ditegakkan.10
9
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah,
(Jakarta: Erlangga, 2014), 63.
10
Ahmadi Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2011), 4.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
Wujud perhatian dan tanggung jawab itu adalah bahwa pemerintah kemudian
ditetapkan ‘Undang-Undang Perlindungan Konsumen’ oleh pemerintah.
Undang-Undang ini dibuat untuk memberikan perlindungan hukum yang
diberikan kepada konsumen dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya
dari hal-hal yang dapat merugikan konsumen itu sendiri.
Rata-rata masyarakat sebagai konsumen tidak sadar akan hak-haknya
sebagai konsumen. Seringkali konsumen mudah terbujuk untuk membeli suatu
barang atau jasa yang ditawarkan produsen. Sehingga dapat menimbulkan
penyesalan kepada pihak pembeli yang mendapat dampak dari apa yang
dikonsumsi.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Faktor-faktor yang menjadi penyebab distributor menjual kembali roti
semi kedaluwarsa.
b. Alasan yang membuat masyarakat tertarik untuk membeli roti semi
kedaluwarsa.
c. Penyebab masyarakat (reseller) menjual kembali roti semi kedaluwarsa
terhadap masyarakat lain.
d. Dampak yang ditimbulkan dari mengonsumsi roti semi kedaluwarsa bagi
masyarakat yang mengonsumsi.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
e. Praktik yang terjadi di lapangan tentang jual beli roti semi kedaluwarsa.
f. Tinjauan sadd al-dhari>‘ah dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen
terhadap jual beli roti semi kedaluwarsa.
2. Batasan Masalah
Mengingat luasnya masalah dalam studi penelitian, maka diperlukan
adanya pembatasan masalah agar pembahasan dalam penelitian lebih
terfokus yaitu:
a. Praktik jual beli roti semi kedaluwarsa.
b. Analisis sadd al-dhari>‘ah dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen
terhadap jual beli roti semi kedaluwarsa di CV. Surya Global Surabaya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan pembahasan, antara lain:
1. Bagaimana praktik jual beli roti semi kedaluwarsa di CV. Surya Global
Surabaya?
2. Bagaimana tinjauan sadd al-dhari>‘ah dan Undang-Undang Nomor 8 tahun
1999 tentang Perlindungan Kosumen terhadap jual beli roti semi
kedaluwarsa di CV. Surya Global Surabaya?
D. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
menyusun dan melengkapi penelitian ini. Kegunaannya ialah untuk hasil yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
telah dilakukan oleh penelitian terdahulu juga menentukan posisi pembeda
dari penelitian ini baik dari aspek yang diteliti, lokasi, dan objeknya. Ada
beberapa penelitian yang membahas tentang konsumen dan segala
permasalahan yang berkaitan dengan konsumen baik secara kepustakaan
maupun studi lapangan. Adapun beberapa penelitian yang mempunyai
hubungan dengan permasalahan yang diangkat penulis, antara lain:
- Skripsi Ahmad Zamzami, Jual Beli Makanan Cacat Produk di Desa Winong
Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo (Studi Perspektif Sosiologi
Hukum Islam), 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pada penelitian ini
penulis menyimpulkan pada dampak sosiologi hukum Islam terkait
kesadaran hukum masyarakat dalam pelaksanaan jual beli makanan cacat
produk di sekitar obyek penelitian sangat berpengaruh dalam kehidupan
bermuamalah masyarakat serta belum sepenuhnya tercapai sehingga masih
membutuhkan informasi terutama dalam hal jual beli.11
- Skripsi Alim Sudarsono, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan
Perlindungan Konsumen Dalam Jual Beli Makanan di Tempat Pariwisata
Pemandian Air
Hangat Pacitan, 2010, UIN Sunan Kalijaga. Pada
penelitian ini penulis menyimpulkan pada bentuk tinjauan hukum Islam
terhadap adanya perlindungan konsumen terhadap tanggung jawab pelaku
usaha pada kepuasan kepada konsumen berupa bentuk ganti rugi barang
dengan cara kekeluargaan sesuai dengan Hukum Islam karena telah
11
Ahmad Zamzami, “Jual Beli Makanan Cacat Produk di Desa Winong Kecamatan Kemiri
Kabupaten Purworejo (Studi Perspektif Sosiologi Hukum Islam)”, (Skripsi--Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010), 70.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
menjalankan secara jelas hak-hak dan kewajiban-kewajiban para pihak.
Karena konsumen juga mempunyai hak khiya>r.12
- Skripsi Huru’ina Nihlati, Tinjauan Sadd al-dhari>‘ah terhadap Penggunaan
Pupuk Kimia (Studi Kasus di Desa Dadapan Kecamatan Solokuro
Kabupaten Lamongan), 2013, IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pada
penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa analisis sadd al-dhari>‘ah
terhadap penggunaan pupuk kimia perlu dicegah karena penggunaan pupuk
kimia termasuk kategori haram lighoiri, yaitu haram karena adanya sesuatu
atau alasan tertentu dalam artian sebenarnya perbuatan itu diperbolehkan
dan pada hakikatnya tidak jelek tetapi untuk kedepanya perbuatan tersebut
membawa kepada kerusakan atau kejelekan maka dalam hal ini prnggunaan
pupuk kimia perlu dicegah.13
Hal ini terlihat jelas sangat berbeda dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis yang berjudul Analisis Sadd Al-Dhari>‘ah dan UndangUndang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Terhadap Jual
Beli Roti Semi Kedaluwarsa di CV. Surya Global Surabaya yang mana
perbedaan tersebut terdapat pada objek penelitian, karena dalam penelitian ini
penulis memfokuskan terhadap praktik jual beli roti semi kedaluwarsa dari
distributor di CV. Surya Global Surabaya.
12
Alim Sudarsono, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Perlindungan Konsumen
Dalam Jual Beli Makanan di Tempat Pariwisata Pemandian Air Hangat Pacitan”, (Skripsi-Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2010), 42.
13
Huru’ina Nihlati, “Tinjauan Sadd az{-z{ari>‘ah Terhadap Penggunaan Pupuk Kimia (Studi Kasus
di Desa Dadapan Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan)”, (Skripsi-- Fakultas Syariah IAIN
Sunan Ampel, Surabaya, 2010), 66
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
E. Tujuan Penelitian
Dengan berdasarkan pada kondisi-kondisi yang dikemukakan pada latar
belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi praktik jual beli roti semi kedaluwarsa di CV. Surya
Global Surabaya.
2. Mengetahui analisis Sadd Al-Dhari>‘ah dan Undang-Undang Perlindungan
Konsumen tentang jual beli roti semi kedaluwarsa di CV. Surya Global
Surabaya.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dengan tercapainya tujuan di atas, diharapkan hasil dari penelitian ini
dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam menambah
khazanah ilmu pengetahuan serta praktek bermuamalah yang sesuai dengan
syariat dan hukum normatif. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan
informasi kepada kalangan akademisi sebagai bahan penelitian lebih lanjut,
khususnya beberapa konsep yang membahas masalah muamalah.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para
pengamat hukum bisnis dan pelaku bisnis. Serta memberikan pemahaman
kepada para pengusaha muslim khususnya, dan masyarakat pada umumnya,
untuk menumbuhkan motivasi agar menggunakan cara berbisnis menurut
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
hukum Islam dalam pengelolaan bisnisnya, yang merupakan bagian dari
hukum nasional yang berlaku di Indonesia.
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya kesalahan persepsi dalam memahami
istilah-istilah yang dicakup dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu perlu
dijelaskan pengertian istilah yang akan banyak digunakan dalam penelitian
ini. Istilah-istilah tersebut antara lain:
Sadd al-dhari>‘ah : Metode penetapan hukum yang bertolak dari upaya
menghindari sesuatu mafsadah dengan cara menutup
(melarang) sarana yang menuju kepadanya, meskipun pada
awalnya bukan terlarang (diperbolehkan). Seperti halnya
jual beli roti yang pada mulanya diperbolehkan, namun
menjadi
sesuatu
yang
dilarang
karena
roti
yang
diperjualbelikan semi kedaluwarsa.
UUPK
: Undang-Undang perlindungan Konsumen; Upaya hukum
yang diciptakan untuk melindungi dan terpenuhinya hak
konsumen serta menjamin adanya kepastian hukum kepada
konsumen.
Jual Beli Roti
: Persetujuan saling mengikat antara penjual, yakni pihak
yang menyerahkan barang, dan pembeli sebagai pihak yang
membayar harga barang yang dijual. Dimana obyek yang
diperjualbelikan ialah makanan berupa roti.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
Kedaluwarsa
: Terlewat dari batas waktu berlakunya sebagaimana yang
ditetapkan (tentang makanan). Dalam hal ini terdapat pada
roti yang diperjualbelikan.
H. Metode Penelitian
1. Data yang Dikumpulkan
a. Data yang diperoleh dari sumber primer, antara lain:
1) Distributor roti
2) Harga roti
3) Kandungan roti
4) Jangka waktu roti
5) Penjual roti
6) Pembeli roti
b. Data tentang landasan hukum dan Undang-Undang Perlindungan
Konsumen yang diperoleh dari buku, kitab, jurnal, dan skripsi terdahulu.
2. Sumber Data
Sumber data ini adalah data yang diperoleh dari tempat, orang atau
benda yang dapat memberikan suatu data sebagai penyusunan informasi
bagi peneliti. Sumber data yaitu dari mana data tersebut diperoleh, baik
data primer maupun data sekunder.14 Sumber yang dimaksud sebagai
berikut:
a. Sumber Primer
14
Narbuko Cholid, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 164.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
Sumber primer yaitu sumber yang langsung berkaitan dengan
obyek penelitian.15 Penulis dalam penelitian ini menggunakan, antara
lain:
1. Distributor roti
2. Masyarakat pengonsumsi roti
3. Reseller roti
4. Masyarakat pengonsumsi roti dari reseller
5. Ahli kesehatan
b. Sumber Sekunder
Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang
telah ada, yang berupa dokumen-dokumen, laporan–laporan, buku–buku
yang menunjang yang di dalamnya mengandung tentang teori yang
dibahas.16 Antara lain sebagai berikut:
1.
Abdul Mudjib, Kaidah-Kaidah Ilmu Fiqih, 2008.
2.
Abdul Rahman Dahlan, Ushul Fiqh, 2011.
3.
Ahmadi
Miru,
Prinsip-Prinsip
Perlindungan
Hukum
Bagi
Konsumen, 2011.
4.
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid 2, 2014.
5.
Az. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar,
2001.
6.
Celine Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, 2008.
15
Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),
31.
16
S. Margono, Metodelogi Penelitian Pendikan, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 1997), 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
7.
Dimyaudin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, 2008.
8.
Firdaus, Ushul Fiqh, 2004.
9.
Happy Susanto, Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan, 2008.
10. Masykur Anhari, Ushul Fiqh, 2008.
11. Nasrun Haroen, Ushul Fiqh I, 1997.
12. Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, 1999.
13. Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah, 2001.
14. Satria Efendi, Ushul Fiqih, 2005.
15. Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen, 2001.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data serta keterangan yang diperlukan oleh
peneliti antara lain:
a. Observasi Langsung
Peneliti
melakukan
kunjungan
lapangan,
yaitu
peneliti
berkesempatan untuk melakukan observasi langsung. Observasi adalah
kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena di lapangan
yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antaraspek dalam
fenomena tersebut.17 Peneliti melakukan kunjungan di CV. Surya Global
untuk melihat praktik jual beli roti semi kedaluwarsa.
17
Masruhan, Metodologi Penelitian Hukum, (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 222.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu
masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan. Wawancara
mendalam dilakukan terhadap sumber informasi yang dianggap memiliki
kompetensi dalam masalah yang diteliti. Dengan demikian dapat
diperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai objek yang
diteliti.18 Metode ini dilakukan dengan memberi sejumlah pertanyaan
kepada responden untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Dalam hal ini peneliti langsung melakukan wawancara kepada pimpinan
tempat penelitian, karyawan tempat penelitian, reseller roti, dan 3
konsumen tempat penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.19 Dokumen
dalam pengertian lain merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dengan adanya dokumentasi dalam suatu penelitian maka dapat
meningkatan keabsahan dan penelitian akan lebih terjamin, karena
peneliti betul-betul melakukan penelitian ke lapangan secara langsung.20
18
Ibid., 238.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi. (Jakarta : PT
Rineka Cipta 2006), 206.
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2010),
240.
19
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
Dalam hal ini peneliti langsung melakukan dokumentasi di CV. Surya
Global yang berhubungan dengan hal-hal yang dibahas dalam penelitian.
4. Teknik Pengolahan Data
Setelah data berhasil dihimpun dari lapangan atau penelitian. Peneliti
menggunakan teknik pengelolaan data dengan tahapan sebagai berikut:
a. Editing
Data yang sudah dikumpulkan tersebut lalu diperiksa kembali
secara cermat. Pemeriksaan tersebut meliputi segi kelengkapan sumber
informasi, kejelasan makna, kesesuaian dan keselarasan antara satu dan
yang lainnya, relevansi dan keseragaman, serta kesatuan kelompok data
berikut data yang diperoleh. Yaitu dengan mengadakan pemeriksaan
kembali data-data tentang praktik jual beli roti semi kedaluwarsa di CV.
Surya Global Surabaya.
b. Organizing
Menyusun data yang diperoleh secara sistematis menurut kerangka
paparan yang telah direncanakan sebelumnya.21 Dalam hal ini peneliti
menyusun dan mensistematiskan data tentang praktik jual beli roti semi
kedaluwarsa di CV. Surya Global Surabaya.
c. Analizing
Menganalisis data tersebut sehingga diperoleh kesimpulankesimpulan tertentu.22 Peneliti menganalisis aturan hukum Islam, dalam
hal ini lebih terfokus pada sadd al-dhari>‘ah dan Undang-Undang
21
22
Ibid., 245.
Ibid., 244.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
Perlindungan Konsumen tentang jual beli roti semi kedaluwarsa di CV.
Surya Global Surabaya.
5. Teknik Analisis data
Setelah data yang diperlukan oleh peneliti telah didapatkan maka
langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data. Semua data yang
diperoleh baik itu secara observasi, wawancara, dan dokumentasi diolah
atau dianalisis untuk mencapai akhir dari penelitian, yakni kesimpulan.
Dalam hal ini penyusun menggunakan jenis penelitian kualitatif
(lapangan), secara langsung penyusun mencari data ke lapangan untuk
mengetahui praktik jual beli roti semi kedaluwarsa. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan praktik jual beli roti semi kedaluwarsa dari
distributor hingga konsumen, maka dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik analisis data secara deskriptif analitis yaitu teknik
analisis data dengan cara mengambarkan atau menguraikan sesutau hal
menurut apa adanya yang ada dilapangan tentang praktik jual beli roti semi
kedaluwarsa, kemudian diteliti dan dianalisi sehingga hasilnya dapat
digunakan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi.
Kondisi obyektif dari obyek penelitian dan kemudian diuraikan dalam
bentuk kalimat atau suatu pernyataan berdasarkan data primer dan data
sekunder.
Selanjutnya peneliti menjelaskan data tentang praktik jual beli roti
semi
kedaluwarsa
dan
dipaparkan
mengenai
tinjauan
hukumnya
berdasarkan sadd al-dhari>‘ah dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
Adapun analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:23
a. Memahami seluruh data yang telah didapatkan oleh peneliti data berbagi
sumber yakni: wawancara, pengamatan yang telah dicacatkan dalam
catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, foto, gambar dan
lain sebagianya.
b. Mengadakan reduksi data (memilah sesuai dengan fokus penelitian)
yang dilakukan dengan jalan melakukan abstraksi, membuat rangkuman
dengan mempertahankan inti, proses dan pernyataan yang ada dari
narasumber.
c. Memerikasa keabsahan data dengan melakukan penafsiran dalam
mengolah data sementara menjadi teori yang subtantif. Metode analisis
ini juga peneliti gunakan untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas
berkenaan dengan permasalahan yang diteliti, yakni pemahaman
mengenai dampak dari jual beli roti semi kedaluwarsa.
I. Sistematika Pembahasan
Sistem pembahasan ini bertujuan agar penyusunan penelitian terarah
sesuai dengan bidang kajian untuk mempermudah pembahasan. Penelitian ini
terbagi atas lima bab dan dari kelima bab tersebut terdiri dari sub bab, dimana
antara satu dengan yang lain saling berkaitan sebagai pembahasan yang utuh.
Adapun sistematika pembahasan adalah sebagai berikut :
23
Ibid., 246.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
Bab pertama, merupakan pendahulan yang meliputi latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian,
dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, pembahasan tentang landasan teori yang berisi pengertian
sadd al-dhari>‘ah, landasan hukum sadd al-dhari>‘ah, kedudukan sadd aldhari>‘ah, macam-macam sadd al-dhari>‘ah, Undang-Undang Perlindungan
Konsumen dalam hal ini meliputi latar belakang dan dasar perlindungan
konsumen, tujuan perlindungan konsumen, pengertian konsumen, hak dan
kewajiban konsumen, pengertian pelaku usaha, hak dan kewajiban pelaku
usaha, serta pasal-pasal yang mengatur masalah ini, barang kedaluwarsa dan
kriteria kedaluwarsa.
Bab ketiga, pembahasan tentang praktik jual beli roti semi kedaluwarsa
yang terjadi, berisi tentang praktik jual beli roti semi kedaluwarsa dari
distributor hingga oleh konsumen dimanfaatkan kembali.
Bab keempat, merupakan tinjauan sadd al-dhari>‘ah dan Undang-Undang
No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap jual beli sari roti
semi kedaluwarsa di CV. Surya Global Surabaya.
Bab kelima, merupakan penutup, yang di dalamya berisi tentang
kesimpulan dan saran yang merupakan upaya untuk memahami dan menjawab
pertanyaan atas rumusan masalah. Kesimpulan merupakan upaya untuk
memahami dan menjawab pertanyaan atas rumusan masalah. Sedangkan saran
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
merupakan upaya penulis dalam memberi pendapat solusi yang dapat
dipertimbangkan terhadap tempat penelitian.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
TINJAUAN UMUM SADD AL-DHARI‘ah dengan
sesuatu yang membawa pada perbuatan yang dilarang dan mengandung
kemadharatan. Akan tetapi, pendapat tersebut ditentang oleh para ulama
us}ul lainnya, diantaranya Ibnu Qayyim al-Jauziyah yang menyatakan
bahwa al-dhari>‘ah itu tidak hanya menyangkut sesuatu yang dilarang,
tetapi ada juga yang dianjurkan. Oleh sebab itu, menurutnya pengertian al-
dhari>‘ah lebih baik dikemukakan yang bersifat umum, sehingga al-dhari>‘ah
mengandung dua pengertian, yaitu yang dilarang disebut dengan sadd al-
dhari>’ah dan yang dituntut untuk dilaksanakan, disebut fath} al-dhari>‘ah.
Secara lughowi (bahasa), kata sadd al-dhari>’ah terdiri dari dua kata.
Yang pertama kata sadd yang memiliki arti “menutup”, dan yang kedua
kata al-dhari>‘ah yang memiliki arti “wasilah” atau “jalan ke suatu tujuan”.
Dengan demikian, sadd al-dhari>‘ah dilihat secara kebahasaan dapat
diartikan dengan “menutup jalan kepada suatu tujuan”.24 Jalan (perbuatan)
yang akan menuju kepada keharaman, hukumnya haram dan harus dicegah
(ditutup). Dalam kajian us}ul fiqh, sebagaimana dikemukakan Abdul Karim
24
Satria Efendi, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), 172.
22
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
Zaidan, sadd al-dhari>‘ah adalah menutup jalan yang membawa kepada
kebinasaan atau kejahatan.25
Seperti halnya, setiap perbuatan yang secara sadar dilakukan oleh
seseorang
pasti
mempunyai
tujuan
tertentu
yang
jelas,
tanpa
mempersoalkan apakah perbuatan yang dituju itu baik atau buruk,
mendatangkan manfaat atau menimbulkan mafsadah. Sebelum sampai pada
pelaksanaan perbuatan yang dituju itu ada serentetan perbuatan yang
mendahuluinya yang harus dilalui.26
Ada beberapa pendapat para ulama dalam mendefinisikan sadd al-
dhari>‘ah, salah satunya As-Syaukani yang mengartikan al-dhari>‘ah dengan
sesuatu yang dilihat secara lahir ialah mubah (boleh), tetapi membawa
kepada perbuatan yang terlarang. Pengertian tersebut mirip dengan definisi
yang dikemukakan oleh Al-Syatibi, yakni segala yang membawa kepada
sesuatu yang terlarang, yang mengandung mafsadah (kerusakan). Definisi
tersebut dapat menyimpulkan bahwa istilah sadd al-dhari>‘ah (menutup
sarana kepada kejahatan).27
Sedangkan Imam al-Syatibi mendefinisikan sadd dzariah dengan:
صل ِبَا َمصلَ َحةاِ َل َمف َس َدة
َ َو
َ ألت
Melakukan suatu pekerjaan yang semula mengandung kemashlahatan
untuk menuju kepada suatu kemafsadatan.”
25
Firdaus, Ushul Fiqh: Metode Mengkaji dan Memahami Hukum islam Secara Komprehensif,
(Jakarta: Zikrul, 2004), 119.
26
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid 2, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), 446-447.
27
Nasrun Rusli, Konsep Ijtihad Al-Syaukani, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), 142-143.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
Maksudnya, seseorang melakukan suatu pekerjaan yang pada
dasarnya dibolehkan karena mengandung suatu kemaslahatan, tetapi tujuan
yang akan ia capai berakhir dengan suatu kemafsadatan.28 Menurut Imam
al-Syatibi, ada kriteria yang menjadikan suatu perbuatan itu dilarang,
yaitu29:
a. Perbuatan yang tadinya boleh dilakukan itu mengandung kerusakan.
b. Kemafsadatan lebih kuat daripada kemashlahatan.
c. Perbuatan yang dibolehkan syara’ mengandung lebih banyak unsur
kemafsadatannya.
2. Landasan Hukum Sadd al-Dhari‘ah namun demikian, ada beberapa nas yang mengarah kepadanya,
baik Alquran maupun al-Hadis, juga kaidah fikih, di antaranya yaitu:
a. Alquran
Surah al-An’am [6]: 108
Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka
sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah
dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami
jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian
kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan
28
29
Nasrun Haroen, Ushul Fiqh I, (Jakarta: Logos Publishing House, 1996), 161.
Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), 132.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. (Q.S al-An’am:
108)30
Maksud ayat diatas ialah mencaci maki berhala pada hakikatnya
tidak dilarang oleh Allah, tetapi ayat ini melarang kaum muslimin
mencaci dan menghina berhala, karena dikhawatirkan larangan ini dapat
menutup jalan kearah tindakan orang-orang musyrik mencaci maki Allah
secara melampaui batas.31
Surah al-Nur [24]: 31
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali
kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka,
atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki
mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanitawanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayanpelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.
30
Kementerian Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Sinergi
Pustaka Indonesia, 2012), 190.
31
Masykur Anhari, Ushul Fiqh, (Surabaya: Diantama, 2008), 117.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung. (Q.S al-Nur: 31)32
Maksud dari ayat yang dikutip di atas ialah, sebenarnya
menghentakkan kaki itu boleh-boleh saja bagi perempuan, namun karena
menyebabkan perhiasannya yang tersembunyi dapat diketahui orang
sehingga akan menimbulkan rangsangan bagi yang mendengar, maka
menghentakkan kaki itu menjadi terlarang.33
Dari penjelasan dua ayat di atas terlihat jelas adanya larangan bagi
perbuatan yang dapat menyebabkan sesuatu yang terlarang, meskipun
semula pada dasarnya perbuatan itu boleh hukumnya.34 Karena pada
dasarnya ketetapan hukum itu dilihat dari akibat suatu perbuatan.
Apabila perbuatan itu menjurus kepada suatu kewajiban, maka
wasilahnya
menjadi wajib,
bila
akan menimbulkan kerusakan,
keburukan, atau kejahatan, maka wasilahnya harus dihindari atau
dilarang.35
b. Hadis Nabi
ِ
: قِي َل. اِ َن ِمن اَك ََِ ال َكبَائِِر اَن يَل َع َن الَرجل َوالِ َدي ِه:صلَى اه َعلَي ِه َو َسلَم
َ َق
َ ال َرسول اه
ِ
َويَسب, يَسب الَرج ِل اَبَا الَرج ِل فَيَسب اَبَا:ال
َ َف يَل َعن الَرجل َوالِ َدي ِه؟ ق
َ َكي,يَ َارسوَل اه
) (روا البخارى ومسلم وابو داود.ا َمه فَيَسب ا َمه
Sesungguhnya sebesar-besar dosa besar adalah seseorang melaknat
kedua orang tuanya. Lalu Rasulullah saw. ditanya, ‘Wahai
32
Kementerian Agama., 493.
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid 2 ..., 451.
34
Ibid., 451-452
35
Miftahul Arifin dan A. Faishal Haq, Ushul Fiqh: Kaidah-Kaidah Penerapan Hukum Islam,
(Surabaya: Citra Media, 1997), 159.
33
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
Rasulullah, bagaimana mung
dimanfaatkan kembali oleh reseller untuk dijual kembali maka hal tersebut tidak
diperbolehkan karena akan membawa kemafsadatan bagi yang mengonsumsi.
Tidak ada jaminan dari pihak distributor yang menjual kembali roti yang
memasuki tanggal kedaluwarsa dan dari pihak reseller. Selain itu juga telah
melalaikan kewajiban sebagai pelaku usaha yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Adapun saran yang dapat diberikan pertama kepada pihak pabrik roti yang
diharapkan memberikan dua tanggal yang berbeda pada kemasan produknya,
yaitu tanggal untuk menunjukkan tingkat kesegaran produk tersebut dan tanggal
sebagai batas waktu untuk dikonsumsi. Kedua untuk distributor yang diharapkan
agar mengkhusukan jual beli roti tersebut hanya untuk pakan ternak saja
sehingga tidak disalahgunakan oleh masyarakat untuk dijual kembali. Ketiga
untuk reseller agar tidak menjual kembali roti-roti yang telah memasuki tanggal
kedaluwarsa meskipun itu telah diolah kembali agar tidak merugikan konsumen
dan berdampak pada kesehatan. Keempat untuk masyarakat hendaknya lebih
hati-hati lagi dalam membeli suatu produk khususnya produk pangan yang tidak
sesuai dengan ketentuan kesehatan dan hukum Islam.
v
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM.........................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN .........................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................
iii
PENGESAHAN..............................................................................................
iv
MOTTO .........................................................................................................
v
ABSTRAK .....................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
ix
DAFTAR TRANSLITERASI .........................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ........................................
7
C. Rumusan Masalah ...............................................................
8
D. Kajian Pustaka ....................................................................
8
E. Tujuan Penelitian ................................................................ 11
F. Kegunaann Hasil Penelitian................................................. 11
G. Definisi Operasional ............................................................ 12
H. Metode Penelitian ............................................................... 13
I. Sistematika Pembahasan ..................................................... 19
BAB II
TINJAUAN UMUM SADD AL-DHARI‘ah. Menurut
Imam Asy-Syatibi mendefenisikan sadd al-dhari>‘ah ialah:6
صل ِبَا َمصلَ َحة َمف َس َدة
َ َو
َ ألت
Melakukan suatu pekerjaan yang semula mengandung kemas}lah}atan
menuju kapada suatu kemafsadatan.
Dalam berbisnis yang baik bukan hanya bisnis yang membawa banyak
keuntungan tetapi juga bisnis yang dapat membawa banyak manfaat seperti
halnya pada prinsip muamalah dalam Islam. Selain itu, ada aspek hukum yang
perlu diperhatikan dalam bisnis yaitu aspek yang bersifat normatif karena
menetapkan yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Jika aspekaspek tersebut terpenuhi maka akan tercipta sistem perekonomian yang
berkesinambungan.
Di Indonesia telah memiliki undang-undang untuk melindungi warga
negaranya termasuk termasuk undang-undang yang mengatur tentang
perlindungan konsumen, yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Dalam undang-undang tersebut disebutkkan bahwa
6
Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), 132.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
konsumen, termasuk konsumen muslim berhak untuk mendapatkan barang dan
jasa yang nyaman dikonsumsi serta tidak melanggar syariat Islam dalam
transaksinya.
Salah satu pengertian nyaman bagi konsumen muslim bahwa barang
tersebut tidak bertentangan dengan kaidah agama, akad atau transaksi jual
belinya harus transparan dan jelas tanpa ada pemaksaan atau penipuan. Dalam
undang-undang ini juga disebutkan bahwa konsumen berhak atas informasi
yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi, jaminan barang dan
transaksinya. Dengan demikian perusahaan tidak dapat melakukan transaksi
penjualan tanpa hukum-hukum yang jelas sesuai dengan syariat Islam.7
Ada cara-cara jual beli yang dianjurkan dalam Islam agar tidak
merugikan orang lain. Membolehkan sesuatu yang dilarang dan melarang
sesuatu yang dibolehkan dalam jual beli sesuai dengan syariat merupakan hal
yang sangat penting dalam menetapkan hukum bagi Islam, demi menciptakan
berbagai kemas}lah}atan dan menghindari kemafsadatan dan keburukan.
Maksudnya, seseorang melakukan suatu pekerjaan yang pada dasarnya
dibolehkan karena mengandung suatu kemaslahatan, tetapi berakhir pada
suatu kemafsadatan.8 Hal tersebut terjadi di CV. Surya Global yang menjadi
distributor roti di sekitar Surabaya. Selain sebagai distributor, CV. Surya
Global juga melakukan transaksi jual beli roti yang didistributorkan tersebut.
Sistim ketika menjadi distributor roti ini ialah dengan cara sebagai
distributor memberikan uang sebesar Rp. 200.000.000 (dua ratus juta) kepada
7
8
Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Nasrun Haroen, Ushul Fiqh I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), 161.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
pihak pabrik roti. Namun uang tersebut tidak diolah ataupun diputar untuk
penjualan roti. Tetapi uang tersebut dibiarkan dan disimpan begitu saja
sebagai jaminan distributor roti terhadap pihak pabrik roti. Jadi ketika
distributor roti ingin memasok roti ditempatnya, maka distributor roti
membayar kembali kepada pihak pabrik roti sejumlah roti yang dipesan.
Sehingga secara otomatis roti yang sudah dibeli oleh distributor kepada pabrik
itu sudah menjadi milik distributor.
Sebagai distributor roti, tidak ingin roti yang dipasok tersebut
mengalami kerugian. Jangka waktu kedaluwarsa roti tersebut hanya 6 hari.
Ketika sekitar 2 hari sudah mendekati waktu kedaluwarsa tersebut, maka
distributor roti menarik roti yang sudah d\ isebarkan sekitar wilayah Surabaya.
Sehingga untuk menjaga kualitas maka roti yang dipasok oleh distributor di
wilayah Sutabaya, maka harus dihabiskan dalam waktu sebelum kedaluwarsa
yang ditentukan untuk diganti dengan roti baru yang lebih fresh.
Dalam hal ini, jual beli roti memang diperbolehkan dalam Islam
layaknya jual beli makanan pada umumnya. Hal tersebut banyak membawa
manfaat bagi masyarakat yang mengonsumsi, salah satunya untuk kesehatan.
Namun hal tersebut menjadi perhatian ketika roti yang dijual tepat pada
tanggal kedaluwarsa. Sehingga, apabila roti tersebut dijual kepada masyarakat
dan membawakan suatu kemadaratan atau membahayakan maka harus
dicegah agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Seperti yang terjadi di daerah Rangkah Surabaya yang ada sebagian
masyarakat dengan keadaan ekonomi menengah ke bawah. Masyarakat
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
tersebut menganggap sebagai perbaikan gizi apabila mengonsumsi makanan
berupa roti. Tak heran ketika ada distributor roti yang menjual roti dalam
keadaan tepat pada tanggal kedaluwarsa dengan harga 50% (lima puluh
persen) atau lebih murah dari harga normal menjadi suatu hal yang menarik
perhatian masyarakat untuk membeli.
Banyak masyarakat yang antusias untuk membeli roti tersebut,
meskipun dalam keadaan yang mendekati masa kedaluwarsa. Akan tetapi, ada
masalah yang ditimbulkan dari roti yang dijual oleh distributor. Masyarakat
membeli roti bukan hanya untuk dikonsumsi sendiri, namun juga untuk
mengambil keuntungan dari roti tersebut. Seperti, dimanfaatkan dengan cara
dijual kembali kepada masyarakat sekitar daerah konsumen dengan harga yang
lebih murah.
Hal tersebut yang menjadikan perantara menuju kepada mafsadah. Jual
beli seperti itu akan ada dampak yang diterima masyarakat. Sedangkan dalam
Islam, telah terdapat hukum yang mengatur tentang jual beli. Seperti yang
dijelaskan dalam kaidah fikih:
ِ
احة َح َّ يَدل الدَلِيل َعلَى التَح ِرِْ َها
َ َاَلَ صل ِِ الم َع َامََت اَ ِلب
Hukum asal dalam segala hal adalah boleh, hingga ada dalil yang
menunjukkan akan keharamannya.9
Kondisi konsumen yang banyak dirugikan, memerlukan peningkatan
upaya untuk melindunginya, sehingga hak-hak konsumen dapat ditegakkan.10
9
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah,
(Jakarta: Erlangga, 2014), 63.
10
Ahmadi Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2011), 4.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
Wujud perhatian dan tanggung jawab itu adalah bahwa pemerintah kemudian
ditetapkan ‘Undang-Undang Perlindungan Konsumen’ oleh pemerintah.
Undang-Undang ini dibuat untuk memberikan perlindungan hukum yang
diberikan kepada konsumen dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya
dari hal-hal yang dapat merugikan konsumen itu sendiri.
Rata-rata masyarakat sebagai konsumen tidak sadar akan hak-haknya
sebagai konsumen. Seringkali konsumen mudah terbujuk untuk membeli suatu
barang atau jasa yang ditawarkan produsen. Sehingga dapat menimbulkan
penyesalan kepada pihak pembeli yang mendapat dampak dari apa yang
dikonsumsi.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Faktor-faktor yang menjadi penyebab distributor menjual kembali roti
semi kedaluwarsa.
b. Alasan yang membuat masyarakat tertarik untuk membeli roti semi
kedaluwarsa.
c. Penyebab masyarakat (reseller) menjual kembali roti semi kedaluwarsa
terhadap masyarakat lain.
d. Dampak yang ditimbulkan dari mengonsumsi roti semi kedaluwarsa bagi
masyarakat yang mengonsumsi.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
e. Praktik yang terjadi di lapangan tentang jual beli roti semi kedaluwarsa.
f. Tinjauan sadd al-dhari>‘ah dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen
terhadap jual beli roti semi kedaluwarsa.
2. Batasan Masalah
Mengingat luasnya masalah dalam studi penelitian, maka diperlukan
adanya pembatasan masalah agar pembahasan dalam penelitian lebih
terfokus yaitu:
a. Praktik jual beli roti semi kedaluwarsa.
b. Analisis sadd al-dhari>‘ah dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen
terhadap jual beli roti semi kedaluwarsa di CV. Surya Global Surabaya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan pembahasan, antara lain:
1. Bagaimana praktik jual beli roti semi kedaluwarsa di CV. Surya Global
Surabaya?
2. Bagaimana tinjauan sadd al-dhari>‘ah dan Undang-Undang Nomor 8 tahun
1999 tentang Perlindungan Kosumen terhadap jual beli roti semi
kedaluwarsa di CV. Surya Global Surabaya?
D. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
menyusun dan melengkapi penelitian ini. Kegunaannya ialah untuk hasil yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
telah dilakukan oleh penelitian terdahulu juga menentukan posisi pembeda
dari penelitian ini baik dari aspek yang diteliti, lokasi, dan objeknya. Ada
beberapa penelitian yang membahas tentang konsumen dan segala
permasalahan yang berkaitan dengan konsumen baik secara kepustakaan
maupun studi lapangan. Adapun beberapa penelitian yang mempunyai
hubungan dengan permasalahan yang diangkat penulis, antara lain:
- Skripsi Ahmad Zamzami, Jual Beli Makanan Cacat Produk di Desa Winong
Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo (Studi Perspektif Sosiologi
Hukum Islam), 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pada penelitian ini
penulis menyimpulkan pada dampak sosiologi hukum Islam terkait
kesadaran hukum masyarakat dalam pelaksanaan jual beli makanan cacat
produk di sekitar obyek penelitian sangat berpengaruh dalam kehidupan
bermuamalah masyarakat serta belum sepenuhnya tercapai sehingga masih
membutuhkan informasi terutama dalam hal jual beli.11
- Skripsi Alim Sudarsono, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan
Perlindungan Konsumen Dalam Jual Beli Makanan di Tempat Pariwisata
Pemandian Air
Hangat Pacitan, 2010, UIN Sunan Kalijaga. Pada
penelitian ini penulis menyimpulkan pada bentuk tinjauan hukum Islam
terhadap adanya perlindungan konsumen terhadap tanggung jawab pelaku
usaha pada kepuasan kepada konsumen berupa bentuk ganti rugi barang
dengan cara kekeluargaan sesuai dengan Hukum Islam karena telah
11
Ahmad Zamzami, “Jual Beli Makanan Cacat Produk di Desa Winong Kecamatan Kemiri
Kabupaten Purworejo (Studi Perspektif Sosiologi Hukum Islam)”, (Skripsi--Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010), 70.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
menjalankan secara jelas hak-hak dan kewajiban-kewajiban para pihak.
Karena konsumen juga mempunyai hak khiya>r.12
- Skripsi Huru’ina Nihlati, Tinjauan Sadd al-dhari>‘ah terhadap Penggunaan
Pupuk Kimia (Studi Kasus di Desa Dadapan Kecamatan Solokuro
Kabupaten Lamongan), 2013, IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pada
penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa analisis sadd al-dhari>‘ah
terhadap penggunaan pupuk kimia perlu dicegah karena penggunaan pupuk
kimia termasuk kategori haram lighoiri, yaitu haram karena adanya sesuatu
atau alasan tertentu dalam artian sebenarnya perbuatan itu diperbolehkan
dan pada hakikatnya tidak jelek tetapi untuk kedepanya perbuatan tersebut
membawa kepada kerusakan atau kejelekan maka dalam hal ini prnggunaan
pupuk kimia perlu dicegah.13
Hal ini terlihat jelas sangat berbeda dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis yang berjudul Analisis Sadd Al-Dhari>‘ah dan UndangUndang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Terhadap Jual
Beli Roti Semi Kedaluwarsa di CV. Surya Global Surabaya yang mana
perbedaan tersebut terdapat pada objek penelitian, karena dalam penelitian ini
penulis memfokuskan terhadap praktik jual beli roti semi kedaluwarsa dari
distributor di CV. Surya Global Surabaya.
12
Alim Sudarsono, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Perlindungan Konsumen
Dalam Jual Beli Makanan di Tempat Pariwisata Pemandian Air Hangat Pacitan”, (Skripsi-Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2010), 42.
13
Huru’ina Nihlati, “Tinjauan Sadd az{-z{ari>‘ah Terhadap Penggunaan Pupuk Kimia (Studi Kasus
di Desa Dadapan Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan)”, (Skripsi-- Fakultas Syariah IAIN
Sunan Ampel, Surabaya, 2010), 66
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
E. Tujuan Penelitian
Dengan berdasarkan pada kondisi-kondisi yang dikemukakan pada latar
belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi praktik jual beli roti semi kedaluwarsa di CV. Surya
Global Surabaya.
2. Mengetahui analisis Sadd Al-Dhari>‘ah dan Undang-Undang Perlindungan
Konsumen tentang jual beli roti semi kedaluwarsa di CV. Surya Global
Surabaya.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dengan tercapainya tujuan di atas, diharapkan hasil dari penelitian ini
dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam menambah
khazanah ilmu pengetahuan serta praktek bermuamalah yang sesuai dengan
syariat dan hukum normatif. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan
informasi kepada kalangan akademisi sebagai bahan penelitian lebih lanjut,
khususnya beberapa konsep yang membahas masalah muamalah.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para
pengamat hukum bisnis dan pelaku bisnis. Serta memberikan pemahaman
kepada para pengusaha muslim khususnya, dan masyarakat pada umumnya,
untuk menumbuhkan motivasi agar menggunakan cara berbisnis menurut
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
hukum Islam dalam pengelolaan bisnisnya, yang merupakan bagian dari
hukum nasional yang berlaku di Indonesia.
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya kesalahan persepsi dalam memahami
istilah-istilah yang dicakup dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu perlu
dijelaskan pengertian istilah yang akan banyak digunakan dalam penelitian
ini. Istilah-istilah tersebut antara lain:
Sadd al-dhari>‘ah : Metode penetapan hukum yang bertolak dari upaya
menghindari sesuatu mafsadah dengan cara menutup
(melarang) sarana yang menuju kepadanya, meskipun pada
awalnya bukan terlarang (diperbolehkan). Seperti halnya
jual beli roti yang pada mulanya diperbolehkan, namun
menjadi
sesuatu
yang
dilarang
karena
roti
yang
diperjualbelikan semi kedaluwarsa.
UUPK
: Undang-Undang perlindungan Konsumen; Upaya hukum
yang diciptakan untuk melindungi dan terpenuhinya hak
konsumen serta menjamin adanya kepastian hukum kepada
konsumen.
Jual Beli Roti
: Persetujuan saling mengikat antara penjual, yakni pihak
yang menyerahkan barang, dan pembeli sebagai pihak yang
membayar harga barang yang dijual. Dimana obyek yang
diperjualbelikan ialah makanan berupa roti.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
Kedaluwarsa
: Terlewat dari batas waktu berlakunya sebagaimana yang
ditetapkan (tentang makanan). Dalam hal ini terdapat pada
roti yang diperjualbelikan.
H. Metode Penelitian
1. Data yang Dikumpulkan
a. Data yang diperoleh dari sumber primer, antara lain:
1) Distributor roti
2) Harga roti
3) Kandungan roti
4) Jangka waktu roti
5) Penjual roti
6) Pembeli roti
b. Data tentang landasan hukum dan Undang-Undang Perlindungan
Konsumen yang diperoleh dari buku, kitab, jurnal, dan skripsi terdahulu.
2. Sumber Data
Sumber data ini adalah data yang diperoleh dari tempat, orang atau
benda yang dapat memberikan suatu data sebagai penyusunan informasi
bagi peneliti. Sumber data yaitu dari mana data tersebut diperoleh, baik
data primer maupun data sekunder.14 Sumber yang dimaksud sebagai
berikut:
a. Sumber Primer
14
Narbuko Cholid, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 164.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
Sumber primer yaitu sumber yang langsung berkaitan dengan
obyek penelitian.15 Penulis dalam penelitian ini menggunakan, antara
lain:
1. Distributor roti
2. Masyarakat pengonsumsi roti
3. Reseller roti
4. Masyarakat pengonsumsi roti dari reseller
5. Ahli kesehatan
b. Sumber Sekunder
Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang
telah ada, yang berupa dokumen-dokumen, laporan–laporan, buku–buku
yang menunjang yang di dalamnya mengandung tentang teori yang
dibahas.16 Antara lain sebagai berikut:
1.
Abdul Mudjib, Kaidah-Kaidah Ilmu Fiqih, 2008.
2.
Abdul Rahman Dahlan, Ushul Fiqh, 2011.
3.
Ahmadi
Miru,
Prinsip-Prinsip
Perlindungan
Hukum
Bagi
Konsumen, 2011.
4.
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid 2, 2014.
5.
Az. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar,
2001.
6.
Celine Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, 2008.
15
Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),
31.
16
S. Margono, Metodelogi Penelitian Pendikan, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 1997), 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
7.
Dimyaudin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, 2008.
8.
Firdaus, Ushul Fiqh, 2004.
9.
Happy Susanto, Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan, 2008.
10. Masykur Anhari, Ushul Fiqh, 2008.
11. Nasrun Haroen, Ushul Fiqh I, 1997.
12. Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, 1999.
13. Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah, 2001.
14. Satria Efendi, Ushul Fiqih, 2005.
15. Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen, 2001.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data serta keterangan yang diperlukan oleh
peneliti antara lain:
a. Observasi Langsung
Peneliti
melakukan
kunjungan
lapangan,
yaitu
peneliti
berkesempatan untuk melakukan observasi langsung. Observasi adalah
kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena di lapangan
yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antaraspek dalam
fenomena tersebut.17 Peneliti melakukan kunjungan di CV. Surya Global
untuk melihat praktik jual beli roti semi kedaluwarsa.
17
Masruhan, Metodologi Penelitian Hukum, (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 222.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu
masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan. Wawancara
mendalam dilakukan terhadap sumber informasi yang dianggap memiliki
kompetensi dalam masalah yang diteliti. Dengan demikian dapat
diperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai objek yang
diteliti.18 Metode ini dilakukan dengan memberi sejumlah pertanyaan
kepada responden untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Dalam hal ini peneliti langsung melakukan wawancara kepada pimpinan
tempat penelitian, karyawan tempat penelitian, reseller roti, dan 3
konsumen tempat penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.19 Dokumen
dalam pengertian lain merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dengan adanya dokumentasi dalam suatu penelitian maka dapat
meningkatan keabsahan dan penelitian akan lebih terjamin, karena
peneliti betul-betul melakukan penelitian ke lapangan secara langsung.20
18
Ibid., 238.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi. (Jakarta : PT
Rineka Cipta 2006), 206.
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2010),
240.
19
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
Dalam hal ini peneliti langsung melakukan dokumentasi di CV. Surya
Global yang berhubungan dengan hal-hal yang dibahas dalam penelitian.
4. Teknik Pengolahan Data
Setelah data berhasil dihimpun dari lapangan atau penelitian. Peneliti
menggunakan teknik pengelolaan data dengan tahapan sebagai berikut:
a. Editing
Data yang sudah dikumpulkan tersebut lalu diperiksa kembali
secara cermat. Pemeriksaan tersebut meliputi segi kelengkapan sumber
informasi, kejelasan makna, kesesuaian dan keselarasan antara satu dan
yang lainnya, relevansi dan keseragaman, serta kesatuan kelompok data
berikut data yang diperoleh. Yaitu dengan mengadakan pemeriksaan
kembali data-data tentang praktik jual beli roti semi kedaluwarsa di CV.
Surya Global Surabaya.
b. Organizing
Menyusun data yang diperoleh secara sistematis menurut kerangka
paparan yang telah direncanakan sebelumnya.21 Dalam hal ini peneliti
menyusun dan mensistematiskan data tentang praktik jual beli roti semi
kedaluwarsa di CV. Surya Global Surabaya.
c. Analizing
Menganalisis data tersebut sehingga diperoleh kesimpulankesimpulan tertentu.22 Peneliti menganalisis aturan hukum Islam, dalam
hal ini lebih terfokus pada sadd al-dhari>‘ah dan Undang-Undang
21
22
Ibid., 245.
Ibid., 244.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
Perlindungan Konsumen tentang jual beli roti semi kedaluwarsa di CV.
Surya Global Surabaya.
5. Teknik Analisis data
Setelah data yang diperlukan oleh peneliti telah didapatkan maka
langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data. Semua data yang
diperoleh baik itu secara observasi, wawancara, dan dokumentasi diolah
atau dianalisis untuk mencapai akhir dari penelitian, yakni kesimpulan.
Dalam hal ini penyusun menggunakan jenis penelitian kualitatif
(lapangan), secara langsung penyusun mencari data ke lapangan untuk
mengetahui praktik jual beli roti semi kedaluwarsa. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan praktik jual beli roti semi kedaluwarsa dari
distributor hingga konsumen, maka dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik analisis data secara deskriptif analitis yaitu teknik
analisis data dengan cara mengambarkan atau menguraikan sesutau hal
menurut apa adanya yang ada dilapangan tentang praktik jual beli roti semi
kedaluwarsa, kemudian diteliti dan dianalisi sehingga hasilnya dapat
digunakan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi.
Kondisi obyektif dari obyek penelitian dan kemudian diuraikan dalam
bentuk kalimat atau suatu pernyataan berdasarkan data primer dan data
sekunder.
Selanjutnya peneliti menjelaskan data tentang praktik jual beli roti
semi
kedaluwarsa
dan
dipaparkan
mengenai
tinjauan
hukumnya
berdasarkan sadd al-dhari>‘ah dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
Adapun analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:23
a. Memahami seluruh data yang telah didapatkan oleh peneliti data berbagi
sumber yakni: wawancara, pengamatan yang telah dicacatkan dalam
catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, foto, gambar dan
lain sebagianya.
b. Mengadakan reduksi data (memilah sesuai dengan fokus penelitian)
yang dilakukan dengan jalan melakukan abstraksi, membuat rangkuman
dengan mempertahankan inti, proses dan pernyataan yang ada dari
narasumber.
c. Memerikasa keabsahan data dengan melakukan penafsiran dalam
mengolah data sementara menjadi teori yang subtantif. Metode analisis
ini juga peneliti gunakan untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas
berkenaan dengan permasalahan yang diteliti, yakni pemahaman
mengenai dampak dari jual beli roti semi kedaluwarsa.
I. Sistematika Pembahasan
Sistem pembahasan ini bertujuan agar penyusunan penelitian terarah
sesuai dengan bidang kajian untuk mempermudah pembahasan. Penelitian ini
terbagi atas lima bab dan dari kelima bab tersebut terdiri dari sub bab, dimana
antara satu dengan yang lain saling berkaitan sebagai pembahasan yang utuh.
Adapun sistematika pembahasan adalah sebagai berikut :
23
Ibid., 246.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
Bab pertama, merupakan pendahulan yang meliputi latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian,
dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, pembahasan tentang landasan teori yang berisi pengertian
sadd al-dhari>‘ah, landasan hukum sadd al-dhari>‘ah, kedudukan sadd aldhari>‘ah, macam-macam sadd al-dhari>‘ah, Undang-Undang Perlindungan
Konsumen dalam hal ini meliputi latar belakang dan dasar perlindungan
konsumen, tujuan perlindungan konsumen, pengertian konsumen, hak dan
kewajiban konsumen, pengertian pelaku usaha, hak dan kewajiban pelaku
usaha, serta pasal-pasal yang mengatur masalah ini, barang kedaluwarsa dan
kriteria kedaluwarsa.
Bab ketiga, pembahasan tentang praktik jual beli roti semi kedaluwarsa
yang terjadi, berisi tentang praktik jual beli roti semi kedaluwarsa dari
distributor hingga oleh konsumen dimanfaatkan kembali.
Bab keempat, merupakan tinjauan sadd al-dhari>‘ah dan Undang-Undang
No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap jual beli sari roti
semi kedaluwarsa di CV. Surya Global Surabaya.
Bab kelima, merupakan penutup, yang di dalamya berisi tentang
kesimpulan dan saran yang merupakan upaya untuk memahami dan menjawab
pertanyaan atas rumusan masalah. Kesimpulan merupakan upaya untuk
memahami dan menjawab pertanyaan atas rumusan masalah. Sedangkan saran
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
merupakan upaya penulis dalam memberi pendapat solusi yang dapat
dipertimbangkan terhadap tempat penelitian.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
TINJAUAN UMUM SADD AL-DHARI‘ah dengan
sesuatu yang membawa pada perbuatan yang dilarang dan mengandung
kemadharatan. Akan tetapi, pendapat tersebut ditentang oleh para ulama
us}ul lainnya, diantaranya Ibnu Qayyim al-Jauziyah yang menyatakan
bahwa al-dhari>‘ah itu tidak hanya menyangkut sesuatu yang dilarang,
tetapi ada juga yang dianjurkan. Oleh sebab itu, menurutnya pengertian al-
dhari>‘ah lebih baik dikemukakan yang bersifat umum, sehingga al-dhari>‘ah
mengandung dua pengertian, yaitu yang dilarang disebut dengan sadd al-
dhari>’ah dan yang dituntut untuk dilaksanakan, disebut fath} al-dhari>‘ah.
Secara lughowi (bahasa), kata sadd al-dhari>’ah terdiri dari dua kata.
Yang pertama kata sadd yang memiliki arti “menutup”, dan yang kedua
kata al-dhari>‘ah yang memiliki arti “wasilah” atau “jalan ke suatu tujuan”.
Dengan demikian, sadd al-dhari>‘ah dilihat secara kebahasaan dapat
diartikan dengan “menutup jalan kepada suatu tujuan”.24 Jalan (perbuatan)
yang akan menuju kepada keharaman, hukumnya haram dan harus dicegah
(ditutup). Dalam kajian us}ul fiqh, sebagaimana dikemukakan Abdul Karim
24
Satria Efendi, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), 172.
22
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
Zaidan, sadd al-dhari>‘ah adalah menutup jalan yang membawa kepada
kebinasaan atau kejahatan.25
Seperti halnya, setiap perbuatan yang secara sadar dilakukan oleh
seseorang
pasti
mempunyai
tujuan
tertentu
yang
jelas,
tanpa
mempersoalkan apakah perbuatan yang dituju itu baik atau buruk,
mendatangkan manfaat atau menimbulkan mafsadah. Sebelum sampai pada
pelaksanaan perbuatan yang dituju itu ada serentetan perbuatan yang
mendahuluinya yang harus dilalui.26
Ada beberapa pendapat para ulama dalam mendefinisikan sadd al-
dhari>‘ah, salah satunya As-Syaukani yang mengartikan al-dhari>‘ah dengan
sesuatu yang dilihat secara lahir ialah mubah (boleh), tetapi membawa
kepada perbuatan yang terlarang. Pengertian tersebut mirip dengan definisi
yang dikemukakan oleh Al-Syatibi, yakni segala yang membawa kepada
sesuatu yang terlarang, yang mengandung mafsadah (kerusakan). Definisi
tersebut dapat menyimpulkan bahwa istilah sadd al-dhari>‘ah (menutup
sarana kepada kejahatan).27
Sedangkan Imam al-Syatibi mendefinisikan sadd dzariah dengan:
صل ِبَا َمصلَ َحةاِ َل َمف َس َدة
َ َو
َ ألت
Melakukan suatu pekerjaan yang semula mengandung kemashlahatan
untuk menuju kepada suatu kemafsadatan.”
25
Firdaus, Ushul Fiqh: Metode Mengkaji dan Memahami Hukum islam Secara Komprehensif,
(Jakarta: Zikrul, 2004), 119.
26
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid 2, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), 446-447.
27
Nasrun Rusli, Konsep Ijtihad Al-Syaukani, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), 142-143.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
Maksudnya, seseorang melakukan suatu pekerjaan yang pada
dasarnya dibolehkan karena mengandung suatu kemaslahatan, tetapi tujuan
yang akan ia capai berakhir dengan suatu kemafsadatan.28 Menurut Imam
al-Syatibi, ada kriteria yang menjadikan suatu perbuatan itu dilarang,
yaitu29:
a. Perbuatan yang tadinya boleh dilakukan itu mengandung kerusakan.
b. Kemafsadatan lebih kuat daripada kemashlahatan.
c. Perbuatan yang dibolehkan syara’ mengandung lebih banyak unsur
kemafsadatannya.
2. Landasan Hukum Sadd al-Dhari‘ah namun demikian, ada beberapa nas yang mengarah kepadanya,
baik Alquran maupun al-Hadis, juga kaidah fikih, di antaranya yaitu:
a. Alquran
Surah al-An’am [6]: 108
Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka
sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah
dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami
jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian
kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan
28
29
Nasrun Haroen, Ushul Fiqh I, (Jakarta: Logos Publishing House, 1996), 161.
Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), 132.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. (Q.S al-An’am:
108)30
Maksud ayat diatas ialah mencaci maki berhala pada hakikatnya
tidak dilarang oleh Allah, tetapi ayat ini melarang kaum muslimin
mencaci dan menghina berhala, karena dikhawatirkan larangan ini dapat
menutup jalan kearah tindakan orang-orang musyrik mencaci maki Allah
secara melampaui batas.31
Surah al-Nur [24]: 31
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali
kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka,
atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki
mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanitawanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayanpelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.
30
Kementerian Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Sinergi
Pustaka Indonesia, 2012), 190.
31
Masykur Anhari, Ushul Fiqh, (Surabaya: Diantama, 2008), 117.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung. (Q.S al-Nur: 31)32
Maksud dari ayat yang dikutip di atas ialah, sebenarnya
menghentakkan kaki itu boleh-boleh saja bagi perempuan, namun karena
menyebabkan perhiasannya yang tersembunyi dapat diketahui orang
sehingga akan menimbulkan rangsangan bagi yang mendengar, maka
menghentakkan kaki itu menjadi terlarang.33
Dari penjelasan dua ayat di atas terlihat jelas adanya larangan bagi
perbuatan yang dapat menyebabkan sesuatu yang terlarang, meskipun
semula pada dasarnya perbuatan itu boleh hukumnya.34 Karena pada
dasarnya ketetapan hukum itu dilihat dari akibat suatu perbuatan.
Apabila perbuatan itu menjurus kepada suatu kewajiban, maka
wasilahnya
menjadi wajib,
bila
akan menimbulkan kerusakan,
keburukan, atau kejahatan, maka wasilahnya harus dihindari atau
dilarang.35
b. Hadis Nabi
ِ
: قِي َل. اِ َن ِمن اَك ََِ ال َكبَائِِر اَن يَل َع َن الَرجل َوالِ َدي ِه:صلَى اه َعلَي ِه َو َسلَم
َ َق
َ ال َرسول اه
ِ
َويَسب, يَسب الَرج ِل اَبَا الَرج ِل فَيَسب اَبَا:ال
َ َف يَل َعن الَرجل َوالِ َدي ِه؟ ق
َ َكي,يَ َارسوَل اه
) (روا البخارى ومسلم وابو داود.ا َمه فَيَسب ا َمه
Sesungguhnya sebesar-besar dosa besar adalah seseorang melaknat
kedua orang tuanya. Lalu Rasulullah saw. ditanya, ‘Wahai
32
Kementerian Agama., 493.
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid 2 ..., 451.
34
Ibid., 451-452
35
Miftahul Arifin dan A. Faishal Haq, Ushul Fiqh: Kaidah-Kaidah Penerapan Hukum Islam,
(Surabaya: Citra Media, 1997), 159.
33
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
Rasulullah, bagaimana mung