images file
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN
KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
Oleh: DR. Syarief Hasan, MM. MBA.
Menteri Negara Koperasi dan UKM
Pada Rapimnas Kadin
Yogyakarta, 3 –
4 Oktober 2012
1,09%
0,08%
98,82%
0,01%
4,952 ribu unit 44,280 ribu unit602,195 ribu unit
54,559 juta unit
MIKRO
Asset s.d. Rp 50 JTOmset/th s.d. Rp 300 JTUM
Asset > Rp 500 JT s.d. Rp 10 M Omset/th > Rp 2,5 M s.d. 50 MUB
Asset lebih dari Rp 10 MOmset/th lebih dari Rp 50 MUK
Asset > Rp 50 JT s.d. Rp 500 JTOmset/th > Rp 300 juta s.d. Rp 2,5 MJumlah UMKM 55,206 juta unit atau 99,99% dari total pelaku usaha (55,211 juta unit) dan
memberikan kontribusi:
PDB:
Rp 4.303,57 T
(57,94%)
Ekspor Non Migas:
Rp 202,97 T
(16,01%)
Tenaga Kerja : 101,722 juta orang (97,24%)
Sumber: BPS dan Sekretariat Kementerian KUKM 2011
Investasi :
Rp 830,9 T
(52,33%)
UM
UK
UB
UMI
UMKM DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN NASIONAL
(2)
2009
2010
2011
MEI 2012
JUMLAH KOPERASI DAN ANGGOTA KOPERASI
TAHUN 2009
–
MEI 2012
Pertumbuhan Koperasi 6,72% per tahun
2
2
9
.2
4
0
.2
7
1
1
7
0
.4
1
1
3
0
.4
6
1
.1
2
1
1
7
7
.4
8
2
3
0
.8
4
9
.9
1
3
1
8
8
.1
8
1
3
3
.6
8
7
.4
1
7
1
9
2
.4
4
3
Jumlah Koperasi (UNIT)
Jumlah Anggota Koperasi (ORANG)
SEBARAN JUMLAH KOPERASI (UNIT)
MEI 2012
Aceh
7.079
Jabar
23.848
Kaltim
5.338
Sumut
10.879
Jateng
26.604
Sulut
5.766
Sumbar
3.703
DIY
2.466
Sulteng
1.985
Riau
5.071
Jatim
29.150
Sulsel
8.044
Jambi
3.401
Banten
6.056
Sultra
3.147
Sumsel
5.122
Bali
4.407
Gorontalo
997
Bengkulu
1.834
NTB
3.512
Sulbar
741
Lampung
3.727
NTT
2.340
Maluku
2.818
Babel
948
Kalbar
4.266
Papua
2.483
Kepri
1.850
Kalteng
2.746
Malut
1.294
DKI Jakarta
7.663
Kalsel
2.406
Papbar
903
3
TOTAL KOPERASI : 192.443
(3)
PERSENTASE SEBARAN KOPERASI
BERDASARKAN JENIS KOPERASI
TAHUN 2012
4
17.98%
1.24%
75.68%
0.56%
4.53%
Produsen
Pemasaran
Konsumen
Jasa
Simpan Pinjam
STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM
5
1. Peningkatan iklim usaha yang kondusif
2. Peningkatan akses sumberdaya produktif
5. Penguatan kelembagaan koperasi
4. Peningkatan daya saing SDM
(4)
1.
Meningkatkan iklim usaha yang kondusif
Peninjauan
kembali
(
review
)
terhadap
Perda
yang
menghambat
Pemberdayaan KUMKM;
Penyiapan
perangkat
Undang-Undang,
Peraturan
Pemerintah
dan
peraturan pelaksanaan lainnya;
Penyederhanaan proses dan prosedur pendirian koperasi.
2.
Peningkatan akses KUMKM kepada sumberdaya produktif
Pengembangan sistem transaksi usaha yang bersifat on-line terutama bagi
komoditas unggulan berdaya saing tinggi;
Penguatan kompetensi konsultan pendamping KUMKM;
Penguatan pembiayaan bagi usaha-usaha produktif, termasuk perluasan
jangkauan pembiayaan
Kredit Usaha Rakyat (KUR)
.
6
KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM
Arah kebijakan:
Untuk mewujudkan pemberdayaan KUMKM yang lebih
koordinatif dan partisipatif, didukung peningkatan peran lembaga-lembaga
swasta dan masyarakat; menyediakan regulasi/kebijakan nasional dan daerah
yang mendukung pemberdayaan KUMKM, antara lain melalui:
Arah kebijakan:
Untuk peningkatan akses KUMKM kepada sumberdaya
produktif sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usaha KUMKM, antara
lain melalui:
3.
Pengembangan jaringan pemasaran produk
Standarisasi dan mutu produk
Revitalisasi pasar tradisional
Pameran dan promosi produk KUMKM dalam dan luar negeri
4.
Peningkatan daya saing SDM
Penanaman mental dan semangat wirausaha;
Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dan keterampilan (
managerial
skill
dan
technical skill
);
Pengembangan kewirausahaan khususnya di kalangan generasi muda.
5.
Penguatan kelembagaan koperasi
Pencanangan
dan
sosialisasi
Gerakan
Masyarakat
Sadar
Koperasi
(GEMASKOP);
Revitalisasi koperasi khususnya KUD;
Peningkatan kualitas dan kelembagaan organisasi koperasi.
7
LANJUTAN
KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM
Arah
kebijakan:
Untuk
pengembangan
produk
KUMKM
yang
berkualitas, inovatif dan kreatif yang berdaya saing di pasar domestik
maupun mancanegara, antara lain melalui :
Arah kebijakan:
Untuk peningkatan kapasitas dan produktivitas KUMKM
dan
meningkatkan
jumlah
wirausaha
baru
yang
didukung
pola
pengembangan kewirausahaan yang tersistem, antara lain melalui:
Arah kebijakan:
Untuk pengembangan praktek berkoperasi yang sesuai
nilai, jati diri, prinsip, dan asas koperasi; serta peningkatan peran koperasi
dan memfasilitasi perkembangan usaha anggota dan peningkatan
kesejahteraan anggota, antara lain melalui:
(5)
REALISASI PENYALURAN KUR PER BANK
JANUARI S/D 14 SEPTEMBER 2012
Bank
KUMULATIF
(TAHUN 2007–14 SEPTEMBER 2012)
TAHUN 2012 14 SEPTEMBER 2012
Target
2012 %
Plafond Debitur Plafond Debitur
(Rp. M) (Unit) (Rp. M) (Unit) (Rp. M)
BNI 8.887,6 123.152 2.380,7 46.012 4.000 59,52
BRI 52.356,2 6.559.993 12.839,2 1.176.048 15.000 85,59 BANK
MANDIRI 9.696,5 200.807 2.694,4 49.619 3.500 76,98
BTN 2.882,2 16.981 975,2 5.954 950 102,65
BUKOPIN 1.233,3 8.677 148,8 1.067 350 42,50
BSM 2.470,2 29.678 975,7 12.886 750 130,09
BNI
SYARIAH 17,5 67 17,5 67 200 8,76
BPD 8.374,4 107.146 2.465,8 32.376 5.250 46,97
TOTAL 85.917,8 7.046.501 22.497,1 1.324.029 30.000 74,99
8
PENYALURAN KUR PER PROVINSI (KUMULATIF)
PER 14 SEPTEMBER 2012
NO
PROVINSI
TOTAL
Plafon
%
Debitur
%
(Rp juta)
1 JAWA TIMUR 13.413.004 15,6 1.222.114 17,3
2 JAWA TENGAH 12.844.443 14,9 1.635.072 23,2
3 JAWA BARAT 11.350.583 13,2 1.006.373 14,3
4 SULAWESI SELATAN 4.841.671 5,6 393.506 5,6
5 SUMATERA UTARA 4.468.398 5,2 291.296 4,1
6 DKI JAKARTA 3.917.166 4,6 160.167 2,3
7 RIAU 2.737.120 3,2 116.261 1,6
8 SUMATERA BARAT 2.639.650 3,1 162.358 2,3
9 SUMATERA SELATAN 2.521.199 2,9 129.609 1,8
10 KALIMANTAN TIMUR 2.282.552 2,7 122.774 1,7
11 KALIMANTAN SELATAN 2.092.421 2,4 132.937 1,9
12 BALI 1.913.204 2,2 168.791 2,4
13 KALIMANTAN BARAT 1.911.110 2,2 82.622 1,2
14 LAMPUNG 1.843.312 2,1 162.364 2,3
15 JAMBI 1.680.131 2,0 104.282 1,5
16 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.654.702 1,9 127.269 1,8
17 D.I. YOGYAKARTA 1.583.302 1,8 177.614 2,5
(6)
NO
PROVINSI
TOTAL
Plafon
Persen
Debitur
Persen
(Rp juta)
18 BANTEN 1.567.112 1,8 104.727 1,5
19 KALIMANTAN TENGAH 1.414.119 1,6 67.895 1,0
20 SULAWESI TENGAH 1.019.245 1,2 89.365 1,3
21 NTB 1.015.032 1,2 103.407 1,5
22 NTT 904.957 1,1 72.506 1,0
23 SULAWESI UTARA 888.963 1,0 66.431 0,9
24 PAPUA 863.790 1,0 41.672 0,6
25 SULAWESI TENGGARA 735.897 0,9 65.397 0,9
26 MALUKU 665.394 0,8 35.350 0,5
27 BENGKULU 619.709 0,7 51.098 0,7
28 KEPULAUAN RIAU 549.555 0,6 21.632 0,3
29 SULAWESI BARAT 485.966 0,6 36.777 0,5
30 GORONTALO 475.643 0,6 47.908 0,7
31 IRIAN JAYA BARAT 396.244 0,5 14.240 0,2
32 MALUKU UTARA 351.139 0,4 17.514 0,2
33 BANGKA BELITUNG 300.103 0,3 15.361 0,2
TOTAL 885.917,85 100 7.046.501 100
PENYALURAN KUR PER PROVINSI (KUMULATIF)
PER 14 SEPTEMBER 2012
10
LANJUTAN
NO BPD TAHUN 2010 TAHUN 2011 THUN 2012 JUMLAH
RP. M DEB RP. M DEB RP. M DEB RP. M DEB 1 JATIM 813,2 7.058 1,468.7 13,718 822,0 8.429 3.103,9 29.205 2 BJB 766,3 7.816 894.5 9,106 403,1 3.206 2.064,0 20.128 3 JATENG 269,4 4.653 486.7 7,637 374,2 4.909 1.130,3 17.199 4 DKI 51,3 521 112.0 925 52,6 319 215,8 1.765
5 DIY 17,6 184 29.6 303 12,3 138 59,5 630
6 NTB 26,9 357 27.3 394 28,8 394 85,0 1.189
7 SULUT 31,6 1.156 16.2 625 5,5 128 53,3 1.909 8 KALBAR 56,9 589 85.0 654 65,7 371 207,6 1.614 9 KALSEL 31,3 596 97.0 1,190 76,6 790 204,9 2.576 10 KALTENG 24,6 549 45.5 1,122 44,7 845 114,8 2.516 11 NAGARI 71,2 1.697 353.0 11,174 308,7 9.646 733,0 22.517 12 MALUKU 15,3 520 33.7 1,045 42,0 841 91,0 2.406 13 PAPUA 35,3 536 48.4 611 34,9 335 116,7 1.467 JUMLAH I 2.211,0 26.232 3,697.5 48,504 2.271,0 30.351 8.179,6 105.121
PERKEMBANGAN REALISASI KUR OLEH BANK BPD
POSISI 14 SEPTEMBER 2012
CATATAN :
(7)
NO BPD
TAHUN 2010 TAHUN 2011 THUN 2012 JUMLAH
RP. M DEB RP. M DEB RP. M DEB RP. M DEB
14 KALTIM 67,4 765 67,4 765
15 ACEH 5,8 60,0 5,8 60,0
16 SUMUT 39,1 288 39,1 288
17 RIAUKEPRI 7,8 54 7,8 54
18 SUMSELBABEL 11,9 149 11,9 149
19 JAMBI - - -
-20 BENGKULU 0,8 8 0,8 8
21 LAMPUNG 16,64 201 16,64 201
22 BALI 34,7 415 34,7 415
23 NTT 2,4 3 2,4 3
24 SULSELBAR 0,4 5 0,4 5
25 SULTENG 1,7 28 1,7 28
26 SULTRA 6,3 49 6,3 49
JUMLAH 2 194,7 2.025 194,7 2.025
TOTAL BPD 2.211,0 26.232
3,697.5 48,504 2.465,8 32.376 8.374,4 107.146
CATATAN :
Jumlah 2 : BPD Pelaksana sejak Tahun 2012
PERKEMBANGAN REALISASI KUR OLEH BANK BPD
POSISI 14 SEPTEMBER 2012
LANJUTAN
12
1. Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) dicanangkan oleh
Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada 2
Februari 2011.
2. GKN
dimaksudkan
untuk
memotivasi
dan
memobilisasi
masyarakat untuk berwirausaha secara kreatif dan inovatif dan
berdaya saing.
3. GKN sudah direplikasi di seluruh provinsi/kabupaten/kota dalam
bentuk
kegiatan
pelatihan
kewirausahaan,
expo
kewirausahaan, expo pendidikan, dan magang. Dampak dalam
kurun
setahun
terakhir,
telah
terjadi
peningkatan
rasio
kewirausahaan
di Indonesia dari 592.467 (
0,24 %
) tahun 2009
menjadi
3,7 juta
(
1,56
%
)
tahun 2011 (Data
Menko
Perekonomian, 2012).
4. Meningkatnya jumlah wirausaha, akan berbanding lurus dengan
peningkatan penyerapan tenaga kerja dan penurunan kemiskinan
secara signifikan yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL
(8)
1. Penerapan teknologi informasi, termasuk
IT Cloud
untuk
meningkatkan
efektivitas
dan
efisiensi
pemberdayaan KUMKM.
2. Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi, dan
mengembangkan
aplikasi
model
bisnis
yang
sederhana, dapat dilaksanakan dan berpotensi
untuk dikembangkan.
Piranti lunak ini dapat diakses
secara
online
di
www.sentrakukm.com
dan
www.bi.go.id,
kepada
KUMKM
diperkenalkan
berbagai
Lending
Model,
termasuk
teknik
pembuatan
business plan
dan proposal usaha, dan
kiat mengakses ke lembaga keuangan.
14
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
Program pendampingan bisnis KUMKM bekerjasama dengan asosiasi dunia
usaha, perguruan tinggi, termasuk asosiasi konsultan bisnis (Asosiasi
BDS
Indonesia dan Asosiasi
KKMB
Indonesia).
1. Pendampingan dan coaching bisnis untuk KUMKM dimaksudkan untuk :
Memberikan bimbingan langsung kepada KUMKM dalam bidang
produksi, distribusi dan pemasaran.
Memberikan
layanan
pendampingan
kepada
KUMKM
dalam
berhubungan dengan pihak luar (Perbankan, Lembaga Donor, Instansi
Pemerintah/BUMN/BUMS).
2. Sebagai upaya mensinergikan potensi dan sumberdaya yang tersedia dari
seluruh stakeholder KUMKM, maka pada tahun 2013 akan difasilitasi
pembangunan
15
Pusat
Layanan
Usaha
Terpadu
(PLUT),
yang
menyediakan layanan:
a. Konsultan bisnis KUMKM;
b. Pendamping/mentor bisnis;
c. Fasilitasi akses pembiayaan;
d. Fasilitasi pemasaran dan promosi;
e. Training Center;
f. Pengembangan jaringan usaha;
g. Layanan pustaka entrepreneur.
BDS: Business Development Services
KKMB: Konsultan Keuangan Mitra Bank
15
(9)
1. Pemberdayaan KUMKM bersifat strategis dan merupakan
penunaian
amanat konstitusional
yang perlu diprioritaskan;
2. Perlu
keterlibatan
seluruh
komponen
bangsa
yaitu:
Pemerintah, Pelaku Usaha, dan Masyarakat Akademis yang
merupakan
tiga pilar utama
(triple helix) yang berperan
dalam upaya pemberdayaan Koperasi dan UMKM;
3. Sinergitas
dan
koordinasi
antara
para
pemangku
kepentingan merupakan prasyarat pokok dalam mendorong
KUMKM menjadi lembaga
inovatif
,
kreatif
dan
produktif
;
4. Pengurus dan anggota Kadin, baik di Pusat maupun di
Daerah, merupakan salah satu pilar utama yang menentukan
keberhasilan pemberdayaan KUMKM.
16
KESIMPULAN
(1)
1.
Meningkatkan iklim usaha yang kondusif
Peninjauan
kembali
(
review
)
terhadap
Perda
yang
menghambat
Pemberdayaan KUMKM;
Penyiapan
perangkat
Undang-Undang,
Peraturan
Pemerintah
dan
peraturan pelaksanaan lainnya;
Penyederhanaan proses dan prosedur pendirian koperasi.
2.
Peningkatan akses KUMKM kepada sumberdaya produktif
Pengembangan sistem transaksi usaha yang bersifat on-line terutama bagi
komoditas unggulan berdaya saing tinggi;
Penguatan kompetensi konsultan pendamping KUMKM;
Penguatan pembiayaan bagi usaha-usaha produktif, termasuk perluasan
jangkauan pembiayaan
Kredit Usaha Rakyat (KUR)
.
6
KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM
Arah kebijakan:
Untuk mewujudkan pemberdayaan KUMKM yang lebih
koordinatif dan partisipatif, didukung peningkatan peran lembaga-lembaga
swasta dan masyarakat; menyediakan regulasi/kebijakan nasional dan daerah
yang mendukung pemberdayaan KUMKM, antara lain melalui:
Arah kebijakan:
Untuk peningkatan akses KUMKM kepada sumberdaya
produktif sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usaha KUMKM, antara
lain melalui:
3.
Pengembangan jaringan pemasaran produk
Standarisasi dan mutu produk
Revitalisasi pasar tradisional
Pameran dan promosi produk KUMKM dalam dan luar negeri
4.
Peningkatan daya saing SDM
Penanaman mental dan semangat wirausaha;
Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dan keterampilan (
managerial
skill
dan
technical skill
);
Pengembangan kewirausahaan khususnya di kalangan generasi muda.
5.
Penguatan kelembagaan koperasi
Pencanangan
dan
sosialisasi
Gerakan
Masyarakat
Sadar
Koperasi
(GEMASKOP);
Revitalisasi koperasi khususnya KUD;
Peningkatan kualitas dan kelembagaan organisasi koperasi.
7
LANJUTANKEBIJAKAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM
Arah
kebijakan:
Untuk
pengembangan
produk
KUMKM
yang
berkualitas, inovatif dan kreatif yang berdaya saing di pasar domestik
maupun mancanegara, antara lain melalui :
Arah kebijakan:
Untuk peningkatan kapasitas dan produktivitas KUMKM
dan
meningkatkan
jumlah
wirausaha
baru
yang
didukung
pola
pengembangan kewirausahaan yang tersistem, antara lain melalui:
Arah kebijakan:
Untuk pengembangan praktek berkoperasi yang sesuai
nilai, jati diri, prinsip, dan asas koperasi; serta peningkatan peran koperasi
dan memfasilitasi perkembangan usaha anggota dan peningkatan
kesejahteraan anggota, antara lain melalui:
(2)
REALISASI PENYALURAN KUR PER BANK
JANUARI S/D 14 SEPTEMBER 2012
Bank
KUMULATIF
(TAHUN 2007–14 SEPTEMBER 2012)
TAHUN 2012 14 SEPTEMBER 2012
Target
2012 %
Plafond Debitur Plafond Debitur
(Rp. M) (Unit) (Rp. M) (Unit) (Rp. M)
BNI 8.887,6 123.152 2.380,7 46.012 4.000 59,52 BRI 52.356,2 6.559.993 12.839,2 1.176.048 15.000 85,59 BANK
MANDIRI 9.696,5 200.807 2.694,4 49.619 3.500 76,98 BTN 2.882,2 16.981 975,2 5.954 950 102,65 BUKOPIN 1.233,3 8.677 148,8 1.067 350 42,50 BSM 2.470,2 29.678 975,7 12.886 750 130,09 BNI
SYARIAH 17,5 67 17,5 67 200 8,76 BPD 8.374,4 107.146 2.465,8 32.376 5.250 46,97 TOTAL 85.917,8 7.046.501 22.497,1 1.324.029 30.000 74,99
8
PENYALURAN KUR PER PROVINSI (KUMULATIF)
PER 14 SEPTEMBER 2012
NO
PROVINSI
TOTAL
Plafon
%
Debitur
%
(Rp juta)
1 JAWA TIMUR 13.413.004 15,6 1.222.114 17,3 2 JAWA TENGAH 12.844.443 14,9 1.635.072 23,2 3 JAWA BARAT 11.350.583 13,2 1.006.373 14,3 4 SULAWESI SELATAN 4.841.671 5,6 393.506 5,6 5 SUMATERA UTARA 4.468.398 5,2 291.296 4,1 6 DKI JAKARTA 3.917.166 4,6 160.167 2,3 7 RIAU 2.737.120 3,2 116.261 1,6 8 SUMATERA BARAT 2.639.650 3,1 162.358 2,3 9 SUMATERA SELATAN 2.521.199 2,9 129.609 1,8 10 KALIMANTAN TIMUR 2.282.552 2,7 122.774 1,7 11 KALIMANTAN SELATAN 2.092.421 2,4 132.937 1,9 12 BALI 1.913.204 2,2 168.791 2,4 13 KALIMANTAN BARAT 1.911.110 2,2 82.622 1,2 14 LAMPUNG 1.843.312 2,1 162.364 2,3 15 JAMBI 1.680.131 2,0 104.282 1,5 16 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.654.702 1,9 127.269 1,8 17 D.I. YOGYAKARTA 1.583.302 1,8 177.614 2,5
9
(3)
NO
PROVINSI
TOTAL
Plafon
Persen
Debitur
Persen
(Rp juta)
18 BANTEN 1.567.112 1,8 104.727 1,5
19 KALIMANTAN TENGAH 1.414.119 1,6 67.895 1,0
20 SULAWESI TENGAH 1.019.245 1,2 89.365 1,3
21 NTB 1.015.032 1,2 103.407 1,5
22 NTT 904.957 1,1 72.506 1,0
23 SULAWESI UTARA 888.963 1,0 66.431 0,9
24 PAPUA 863.790 1,0 41.672 0,6
25 SULAWESI TENGGARA 735.897 0,9 65.397 0,9
26 MALUKU 665.394 0,8 35.350 0,5
27 BENGKULU 619.709 0,7 51.098 0,7
28 KEPULAUAN RIAU 549.555 0,6 21.632 0,3
29 SULAWESI BARAT 485.966 0,6 36.777 0,5
30 GORONTALO 475.643 0,6 47.908 0,7
31 IRIAN JAYA BARAT 396.244 0,5 14.240 0,2
32 MALUKU UTARA 351.139 0,4 17.514 0,2
33 BANGKA BELITUNG 300.103 0,3 15.361 0,2
TOTAL 885.917,85 100 7.046.501 100
PENYALURAN KUR PER PROVINSI (KUMULATIF)
PER 14 SEPTEMBER 2012
10
LANJUTAN
NO BPD TAHUN 2010 TAHUN 2011 THUN 2012 JUMLAH
RP. M DEB RP. M DEB RP. M DEB RP. M DEB
1 JATIM 813,2 7.058 1,468.7 13,718 822,0 8.429 3.103,9 29.205 2 BJB 766,3 7.816 894.5 9,106 403,1 3.206 2.064,0 20.128 3 JATENG 269,4 4.653 486.7 7,637 374,2 4.909 1.130,3 17.199 4 DKI 51,3 521 112.0 925 52,6 319 215,8 1.765 5 DIY 17,6 184 29.6 303 12,3 138 59,5 630 6 NTB 26,9 357 27.3 394 28,8 394 85,0 1.189 7 SULUT 31,6 1.156 16.2 625 5,5 128 53,3 1.909 8 KALBAR 56,9 589 85.0 654 65,7 371 207,6 1.614 9 KALSEL 31,3 596 97.0 1,190 76,6 790 204,9 2.576 10 KALTENG 24,6 549 45.5 1,122 44,7 845 114,8 2.516 11 NAGARI 71,2 1.697 353.0 11,174 308,7 9.646 733,0 22.517 12 MALUKU 15,3 520 33.7 1,045 42,0 841 91,0 2.406 13 PAPUA 35,3 536 48.4 611 34,9 335 116,7 1.467
JUMLAH I 2.211,0 26.232 3,697.5 48,504 2.271,0 30.351 8.179,6 105.121
PERKEMBANGAN REALISASI KUR OLEH BANK BPD
POSISI 14 SEPTEMBER 2012
CATATAN :
(4)
NO BPD
TAHUN 2010 TAHUN 2011 THUN 2012 JUMLAH
RP. M DEB RP. M DEB RP. M DEB RP. M DEB
14 KALTIM 67,4 765 67,4 765
15 ACEH 5,8 60,0 5,8 60,0
16 SUMUT 39,1 288 39,1 288
17 RIAUKEPRI 7,8 54 7,8 54
18 SUMSELBABEL 11,9 149 11,9 149
19 JAMBI - - -
-20 BENGKULU 0,8 8 0,8 8
21 LAMPUNG 16,64 201 16,64 201
22 BALI 34,7 415 34,7 415
23 NTT 2,4 3 2,4 3
24 SULSELBAR 0,4 5 0,4 5
25 SULTENG 1,7 28 1,7 28
26 SULTRA 6,3 49 6,3 49
JUMLAH 2 194,7 2.025 194,7 2.025
TOTAL BPD 2.211,0 26.232
3,697.5 48,504 2.465,8 32.376 8.374,4 107.146
CATATAN :
Jumlah 2 : BPD Pelaksana sejak Tahun 2012
PERKEMBANGAN REALISASI KUR OLEH BANK BPD
POSISI 14 SEPTEMBER 2012
LANJUTAN
12
1. Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) dicanangkan oleh
Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada 2
Februari 2011.
2. GKN
dimaksudkan
untuk
memotivasi
dan
memobilisasi
masyarakat untuk berwirausaha secara kreatif dan inovatif dan
berdaya saing.
3. GKN sudah direplikasi di seluruh provinsi/kabupaten/kota dalam
bentuk
kegiatan
pelatihan
kewirausahaan,
expo
kewirausahaan, expo pendidikan, dan magang. Dampak dalam
kurun
setahun
terakhir,
telah
terjadi
peningkatan
rasio
kewirausahaan
di Indonesia dari 592.467 (
0,24 %
) tahun 2009
menjadi
3,7 juta
(
1,56
%
)
tahun 2011 (Data
Menko
Perekonomian, 2012).
4. Meningkatnya jumlah wirausaha, akan berbanding lurus dengan
peningkatan penyerapan tenaga kerja dan penurunan kemiskinan
secara signifikan yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL
(5)
1. Penerapan teknologi informasi, termasuk
IT Cloud
untuk
meningkatkan
efektivitas
dan
efisiensi
pemberdayaan KUMKM.
2. Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi, dan
mengembangkan
aplikasi
model
bisnis
yang
sederhana, dapat dilaksanakan dan berpotensi
untuk dikembangkan.
Piranti lunak ini dapat diakses
secara
online
di
www.sentrakukm.com
dan
www.bi.go.id
,
kepada
KUMKM
diperkenalkan
berbagai
Lending
Model,
termasuk
teknik
pembuatan
business plan
dan proposal usaha, dan
kiat mengakses ke lembaga keuangan.
14
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
Program pendampingan bisnis KUMKM bekerjasama dengan asosiasi dunia
usaha, perguruan tinggi, termasuk asosiasi konsultan bisnis (Asosiasi
BDS
Indonesia dan Asosiasi
KKMB
Indonesia).
1. Pendampingan dan coaching bisnis untuk KUMKM dimaksudkan untuk :
Memberikan bimbingan langsung kepada KUMKM dalam bidang
produksi, distribusi dan pemasaran.
Memberikan
layanan
pendampingan
kepada
KUMKM
dalam
berhubungan dengan pihak luar (Perbankan, Lembaga Donor, Instansi
Pemerintah/BUMN/BUMS).
2. Sebagai upaya mensinergikan potensi dan sumberdaya yang tersedia dari
seluruh stakeholder KUMKM, maka pada tahun 2013 akan difasilitasi
pembangunan
15
Pusat
Layanan
Usaha
Terpadu
(PLUT),
yang
menyediakan layanan:
a. Konsultan bisnis KUMKM;
b. Pendamping/mentor bisnis;
c. Fasilitasi akses pembiayaan;
d. Fasilitasi pemasaran dan promosi;
e. Training Center;
f. Pengembangan jaringan usaha;
g. Layanan pustaka entrepreneur.
BDS: Business Development Services
KKMB: Konsultan Keuangan Mitra Bank
15
(6)