INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLIKASI HUMAS PEMERINTAH KOTA SURABAYA.

(1)

INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLIKASI HUMAS PEMERINTAH KOTA SURABAYA

SKRIPSI Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh :

MUFRIDA SOFIANA NIM: B06212026

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Mufrida Sofiana, B06212026, 2016. Instagram Sebagai Media Publikasi Humas Pemerintah Kota Surabaya. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Media Publikasi, Instagram, Humas Pemerintah Kota Surabaya.

Pada skripsi ini persoalan yang hendak dikaji adalah bagaimana pemrosesan pesan yang ditampilkan di instagram serta hambatan dan dukungan dalam menggunggah pesan di instagram Humas pemerintah Kota Surabaya.

Untuk mengungkapkan persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif penelitian kualitatif. Sesuai dengan persoalan tersebut maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Sementara untuk menegaskan keabsahan data maka dilakukan triangulasi dan penggalian data melalui referensi yang memadai.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) proses pengunggahan pesan dalam akun instagram Humas Pemerintah Kota Surabaya di maksudkan untuk media publikasi mereka, unggahannya berisi tentang kota surabaya baik itu lingkungan maupun kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surabaya. (2) kurangnya SDM yang dikhususkan untuk menangani dan menghandle akun instagram Humas Pemerintah Kota Surabaya adalah salah satu hambatannya, selain itu kurangnya dana untuk mencari SDM yang ahli di bidang media sosial dan dapat membawa media sosial milik Humas Pemerintah Kota Surabaya kedepannya lebih baik lagi.

Berdasarkan penemuan tersebut, peneliti mengungkapkan beberapa saran sebagai pertimbangan.(1) Humas Pemerintah Kota Surabaya harus memiliki anggaran khusus untuk media sosial mereka,(2) Humas Pemerintah Kota Surabaya juga harus memfokuskan untuk mebesarkan media sosial lainnya bukan hanya media sosial instagram saja, media sosial lain seperti twitter dan facebook pun harus dikembangkan lagi,(3) Humas Pemerintah Kota Surabaya juga harus memiliki struktur yang pasti, memiliki jadwal untuk penggunggahan supaya lebih teratur dan terstruktur unggahan-unggahan yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Kota Surabaya


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR BAGAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Penelitian Terdahulu ... 5

F. Definisi Konsep penelitian ... 6

G. Kerangka Pikir Penelitian ... 10

H. Metode Penelitian ... 11

a. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 11

b. Subyek dan Lokasi Penelitian ... 13

c. Tahapan Penelitian ... 14

d. Teknik Pengumpulan Data ... 16

e. Teknik Analisis Data ... 18

I. Sistematika Pembahasan ... 20

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 21

A. Kajian Pustaka ... 21

1. Komunikasi Pemerintahan ... 21

a. Pengertian Komunikasi Pemerintahan ... 21

b. Karakteristik Komunikasi Pemerintahan ... 26

2. Pesan Komunikasi Pemerintahan ... 31

3. Hambatan dan Dukungan dalam Komunikasi Pemerintahan ... 32

4. Instagram ... 43

B. Kajian Teori ... 47

BAB III PAPARAN DATA PENELITIAN ... 50

A. Profil Data ... 50

1. Humas Pemerintah Kota Surabaya ... 50

2. Struktur organisasi Humas Pemerintah Kota Surabaya ... 51

3. Visi dan Misi Humas Pememrintah Kota Surabaya ... 51

3. Program dan Kegiatan Humas Pemerintah Kota Surabaya ... 53

B. Deskripsi Data Penelitian ... 56

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN ... 69

A. Analisis Data ... 69

B. Konfirmasi dengan Teori ... 79

BAB V PENUTUP ... 84

A. Kesimpulan ... 84


(8)

DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membahas mengenai media online masa kini, tidak bisa lepas dari fenomena social network site (situs jejaring sosial). Kemunculan jejaring

sosial atau media sosial membuka ruang interaksi yang lebih luas bagi pengguna internet. Media sosial menjadi salah satu fitur berbasis teknologi internet yang paling banyak dikunjungi di seluruh dunia. Di Indonesia, 28% atau sebanyak 72,7 juta penduduknya merupakan pengguna aktif internet.1

Jejaring sosial dan mesin pencari memiliki peluang bisnis yang sangat baik. Tren justru memperlihatkan orang yang berumur lebih dsri 50 tahun pun, mulai gemar berinternet dan memiliki akun jejaring sosial. Dimulai dari tahun 2009 dan seterusnya adalah tahun keemasan jejaring sosial, bahkan berbagai website harus terintegrasi ke jejaring sosial jika

ingin meningkatkan pengunjungnya.2 Pertumbuhan yang signifikan perihal

internet di Indonesia dimotori oleh popularitas facebook. Orang-orang dari latar belakang profesi, pendidikan, dan usia, mulai beralih menggunakan layanan internet sebagai sarana berkomunikasi. Lebih dari 250 juta masyarakat di Indonesia, sekitar +/- 40 juta pengguna internet, dan +/- 39

1 imago.dailysocial.net (diakses 01 September 2015)


(10)

2

juta orang menggunakan facebook. Di tahun 2000, pengguna internet hanya 2 juta orang dan melambung hingga +/- 40 juta di tahun 2014.3

Saat ini Indonesia menjadi jawara sebagai negara dengan pemilik akun media sosial terbanyak di dunia. Facebook merupakan media sosial yang paling populer dimiliki oleh penduduk Indonesia, disusul Twitter, google+ dan Instagram. Banyaknya pengguna media sosial ini dapat dikaitkan dengan ketertarikan generasi muda terhadap media sosial tersebut. sekitar 90% user berusia dibawah 35 tahun, dan yang paling aktif ialah pelajar dan mahasiswa.4

Hasil studi terbaru yang dilakukan oleh Piper Jaffray, perusahaan layanan investasi bank dan manajemen aset menunjukkan bahwa instagram ternyata lebih populer daripada facebook dan twitter dikalangan remaja.

Dalam studi tersebut sebanyak 7500 remaja diminta pendapatnya tentang jejaring sosial mana antara facebook, twitter, dan instagram yang paling

penting bagi mereka. Hasilnya, instagram menduduki peringkat teratas di dua jejaring sosial lainnya. Adapun facebook dan twitter masih digunakan

oleh remaja untuk sekedar melihat-lihat dan menyapa teman.5

Peneliti memilih instagram sebagai bahan penelitian ini karena melihat dari fenomena saat ini rata-rata anak muda memiliki akun instagram.

Saat ini Pemerintah Kota Surabaya menggunakan Instagram sebagai salah satu sarana untuk mempublikasikan Surabaya selain media-media

3 Feri Sulianta, Keajaiban Sosial Media, ..., Hlm. 4. 4 www.trenologi.com (diakses 01 September 2015)

5 www.marketing.co.id/remaja-lebih-suka-instagram-daripada-facebook/. (diakses 08 September


(11)

3

offline lainnya. Hal ini yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian

lebih lanjut, yaitu ketika sebuah pemerintahan mempublikasikan suatu daerahnya dengan menggunakan media sosial. Agar pembahasan penelitian nantinya tidak terlalu meluas, batasan pada penelitian ini adalah tentang Instagram sebagai media publikasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Kota Surabaya terkait postingan-postingan yang memikat para pengikut dan hal apa saja yang dapat dilakukan melalui Instagram untuk mendukung publikasinya.

Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai instagram sebagai media publikasi yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kota Surabaya pada akun instagramnya @humaskotasurabaya.

B. Rumusan Masalah dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana pertimbangan pemilihan Instagram sebagai media publikasi Humas Pemerintah Kota Surabaya ?

2. Bagaimana pemrosesan pesan yang di tampilkan di Instagram oleh Humas Pemerintah Kota Surabaya ?

3. Bagaimana hambatan dan dukungan yang ada dalam proses pembuatan pesan yang di tampilkan di akun Instagram Humas Pemerintah Kota Surabaya ?


(12)

4

C. Tujuan Penelitian

Berikut ini adalah beberapa tujuan dari penelitian ini,

1. Untuk mengetahui pertimbangan pemilihan instagram sebagai media publikasi Humas Pemerintah Kota Surabaya.

2. Untuk mengetahui proses penggunggahan pesan pada akun Instagram Humas Pemerintah Kota Surabaya.

3. Untuk mengetahui hambatan dan dukungan dalam proses pembuatan pesan yang ditampilkan di akun Instagram Humas Pemerintah Kota Surabaya.

D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada pengembangan keilmuan bidang ilmu komunikasi, khususnya yang berkaitan dengan publikasi melalui instagram sebagai terobosan baru seperti yang dilakukan oleh pihak Pemerintah Kota Surabaya. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur dan acuan bagi

penelitian selanjutnya terkait instagram sebagai media publikasi pada Humas Kota Surabaya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pemerintahan kota lain dalam melakukan publikasi melalui media sosial instagram.


(13)

5

E. Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian mengenai media sosial telah banyak dilakukan. Sebagai bahan pembanding, peneliti menggunakan referensi penelitian berjudul “Jejaring Sosial Sebagai Media Komunikasi Pemasaran (Studi Deskriptif pada Akun Twitter @kalimilk).” Oleh Husni Mubarok mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2014.

Penelitiannya bertujuan untuk mendeskripsikan aktifitas jejaring sosial sebagai media komunikasi pemasaran pada akun twitter @kalimilk serta untuk mengkaji aktifitas komunikasi pemasaran melalui media sosial twitter yang dilakukan oleh @kalimilk. Perbedaan penelitian yang dikaukan oleh saudara Husni dengan peneliti ialah pada subyek penelitian, subyek penelitian pada penelitian yang dilakukan oleh Hunsi ialah admin @kalimilk dan beberapa konsumen kalimilk, sedangkan subyek pada penelitian ini ialah pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan postingan yang diunggah oleh akun instagram pemerintah kota Surabaya. Perbedaan selanjutnya ialah obyek penelitian, Husni meneliti tentang aktifitas twitt pada akun twitter @kalimilk. Sementara penelitian ini obyeknya adalah mengenai strategi pemanfaatan instagram sebagai media publikasi yang dilakukan oleh pemerintah kota Surabaya. Persamaan penelitian Husni dengan peneliti ialah pada metode penelitian, yakni sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif. Persamaan selanjutnya ialah sama-sama meneliti tentang media sosial.


(14)

6

F. Definisi Konsep Penelitian 1. Instagram

Instagram adalah photo sharing yang sangat populer karena memiliki nilai tambah dalam hal efek-efek. Instagram menggunakan mekanisme menyerupai twitter, dimana anda bisa mem follow orang lain dan para

penggemar bisa mem follow anda. Selanjutnya anda dapat bertukar

komentar. Alasan paling tepat mengapa instagram populer adalah karena memiliki banyak efek instant yang menarik. Sebagian besar efek yang ada dalam aplikasi ini mampu mengubah foto apapun menjadi tampak lebih artistik. Selain itu instagram juga mendukung perekaman video yang bisa diberi efek-efek artistik.6

Instagram dalam penelitian ini yaitu salah satu media yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kota Surabaya dalam mempublikasikan Surabaya kepada khalayak umum baik itu yang beisikan tentang potret masyarakat Surabaya, makanan khas Surabaya, tempat-tempat bersejarah yang ada di Surabaya dan hal apa saja yang mengenai kota Surabaya dapat dipublikasikan melalui Instagram sehingga masyarakat asli Surabaya yang tidak tinggal di Surabaya tetap dapat melihat dan mengetahui infromasi tentang Kota Surabaya saat ini.

Instagram dalam penelitian ini yaitu media yang digunakan Pemerintah Kota Surabaya untuk mempublikasikan dan memberikan informasi-informasi apa saja mengenai Kota Surabaya kepada kahalayak umum.

6 Jubilee Enterprise, 100 Aplikasi Android Plaing Dahsyat, (Jakarta: PT. Elek Media Komputindo,


(15)

7

Humas Pemerintah Kota Surabaya memanfaatkan instagram sebagai salah satu media publikasi mereka agar dapat dikenal lebih jauh kepada khalayak umum yang memiliki akun instagram.

Ada beragam fitur dalam instagram, antara lain :

a. Follower, fitur ini memungkinkan seseorang dapat berkomunikasi

antara sesama pengguna instagram.

b. Kamera, foto yang telah diambil melalui instagram dapat diolah dengan pengaturan yang tersedia. Ada 16 efek foto yang bisa digunakan untuk mempercantik foto.

c. Judul foto, berfungsi untuk memberikan judul, menambah lokasi foto dan memberikan narasi pada foto tersebut.

d. Arroba (@), digunakan untuk menautkan pengguna lain. Dengan

menambahkan tanda arroba (@) dan memasukkan nama akun

instagram orang lain.

e. Label foto atau hashtag (#), sebuah kode yang memudahkan para

pengguna untuk mencari foto dengan “kata kunci” tertentu. Label atau hashtag banyak digunakan untuk melakukan publikasi dan promosi (komersil maupun non-komersil) agar foto tersebut dapat dengan mudah ditemukan dan semakin populer.

f. Tanda suka (love), sebagai penanda bahwa pengguna lain menyukai

sebuah foto. Bila sebuah foto menjadi terkenal, maka secara langsung foto tersebut akan mamsuk ke halaman populer.

g. Populer, halaman populer merupakan tempat kumpulan dari foto-foto populer dari seluruh dunia saat itu.


(16)

8

Dari beberapa fitur yang terdapat pada instagram ini memudahkan pemilik akun instagram dalam mencari apapun dalam akun mereka termasuk ketika mereka ingin mengetahui tentang Surabaya, dapat langsung ditemukan dan mendapatkan informasi yang berupa foto.

2. Media Publikasi Humas Kota Surabaya

Publikasi tentunya menjadi salah satu cara membuat publik tahu tentang apa yang ingin dipublikasikan. Media publikasi dari satu instansi atau perusahaan dengan instansi atau perusahaan lain belum tentu sama. Media sosial dapat menjadi sarana publikasi yang ampuh. Media publikasi di sini yaitu media yang digunakan oleh Pemerintah Kota Surabaya untuk memberikan informasi-informasi apapun yang terkait dengan Surabaya. Sarana atau alat yang digunakan oleh Pemerintah Kota Surabaya dalam mempromosikan Surabaya.

Dalam suatu perusahaan maupun instansi pemerintahan media publikasi sangat diperlukan. Media publikasi dapat melalui online

maupun offline, media offline dari Pemerintah Kota Surabaya seperti

penerbitan majalah Gapura untuk setiap bulannya yang dibagikan ke seluruh RW Kota Surabaya sedangkan untuk media online yang

digunakan oleh Pemerintah Kota Surabaya salah satunya yaitu Instagram, seperti yang peneliti bahas dalam penelitian ini yaitu media

online instagram yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kota

Surabaya dalam mempublikasikan Surabaya.

Humas Pemerintah Kota Surabaya memilih instagram sebagai media publikasi mereka karena instagram sistemnya seperti album digital


(17)

9

yang bisa dilihat oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja asalkan memiliki jaringan internet. Selain itu Humas Pemerintah Kota Surabaya memilih instagram sebagai salah satu media publikasi mereka karena seperti yang dilansir di republika.co.id popularitas instagram saat ini kian melejit. Aplikasi foto itu sekarang sudah digunakan lebih dari 50 juta orang didunia. Jika di rata-rata, lima juta pengguna sukses digaet perminggunya. Situs teknologi Mashable melansir Instagram diunduh 40 juta pengguna pada 13 April lalu, dan 30 juta pada awal bulan. Pertumbuhan ini sangat mengagumkan, mengingat aplikasi ini melakukan start awal mereka pada 2012 dengan 15 juta pengguna.

Dibukanya keran untuk sistem operasi android, setelah dua tahun hanya bisa dinikmati oleh iphone, disebut-sebut menjadi salah satu pemicunya. Instagram juga menjadi aplikasi nomor satu di toko Ios App sejak dibeli oleh Facebook.7

Humas Pemerintah Kota Surabaya memilih instagram sebagai salah satu media publikasi mereka karena popularitas instagram yang semakin hari semakin melejit dan digandrungi oleh kebanyakan anak muda. Humas Pemerintah Kota Surabaya ingin lebih memperkenalkan Surabaya kepada khalayak umum tidak hanya kepada warga Surabaya saja, oleh karena itu Humas Pemerintah Kota Surabaya memakai beberapa media salah satunya yaitu Instagram.

7


(18)

10

G. Kerangka Pikir

Kerangka penelitian di atas menggambarkan tentang alur berpikir penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Berawal dari komunikasi pemerintahan yang terjalin di Humas pemerintah Kota Surabaya dalam proses penggunggahan pesan di akun Instagram Humas Pemerintah Kota Surabaya, selanjutnya untuk mengetahui proses pesan, hambatan dan dukungan apa saja yang terjadi sebelum penggunggahan pesan dalam akun Instagram Humas Pemerintah Kota Surabaya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Agenda Setting peneliti memilih teori agenda setting karena dalam rumusan masalah dari penelitian ini membahas tentang media dan teori agenda setting yaitu teori yang membahas mengenai media.

Hubungan yang kuat antara berita yang disampaikan media dengan isu-isu yang dinilai penting oleh publik merupakan salah satu jenis efek media massa yang

Penggunaan Instagram

Teori Agenda Setting

Komunikasi Pemerintahan

Hambatan dan dukungan Proses pesan

Humas Pemerintah Kota Surabaya


(19)

11

paling populer yang dinamakan dengan agenda setting.8 Karen Siune dan Ole Borre

(1975) melakukan penelitian untuk mengetahui kompleksitas agenda setting dalam pemilu di Denmark. Mereka mereka siaran TV dan radio yang menayangkan acara debat kandidat dan menghitung jumlah pernyataa yang dikemukakan para kandidat mengenai isu tertentu. Mereka juga mewawancarai 1.300 pemilih untuk mengetahui apa yang menurut mereka menjadi agenda publik. Dalam penelitian ini, Siune dan Borre menemukan tiga jenis pengaruh agenda setting yaitu : 1) representasi; 2) presistensi; 3) persuasi.9

Dari penjabaran sedikit mengenai teori agenda setting tersebut teori agenda setting dirasa cocok untuk digunakan dalam penelitianini karena penelitian ini membahas tentang media yang mana teori agenda setting yaitu teori yang juga berhubungan dengan media.

H. Metode Penelitian

a. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, istilah kualitatif tidak hanya lazim dimaknai sebagai jenis data, tetapi juga berhubungan dengan analisis data dan interpretasi atas objek kajian. Secara historis, implementasi penelitian kualitatif bermula dari pengamatan. Sebagai perbandingan, pada penelitian kuantitatif, pengamatan berkenaan dengan pengukuran tingkatan

8 Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, (Jakarta: PRENADA MEDIA GROUP, 2014)

Hlm. 494.


(20)

12

dengan suatu ciri tertentu. Namun, penelitian kualitatif menunjuk pada segi alamiyah yang dipertentangkan dengan kuantum (jumlah). Menurut Bogdan dan Taylor (1993:30), metodologi kualitatif adalah prosedur peelitian yang menghasilkan data deskriptif kukalitatif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut keduanya, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara memnyeluruh (holistik). Ini berarti bahwa individu tidak boleh di isolasi atau diorganisasikan ke variabel atau hipotesis, namun perlu di pandang sebagai bagian dari suatu keutuhan.10

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deksriptif, metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subyek penelitian pada suatu saat tertentu. Kata deskriptif berasal dari bahasa latin “descriptivus” yang berarti

uraian. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai subjek penelitian dan perilaku sbujek penelitian pada suatu periode tertentu. Penelitian kualitatif deksriptif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.11 Alasan

peneliti menggunakan metode ini karena peneliti ingin menjelaskan secara mendalam mengenai strategi pemanfaatan media sosial instagram yang dilakukan oleh pemerintah kota Surabaya sebagai media publikasinya.

10 Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian,

(jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), Hlm. 22

11 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta: GP Press Group, 2013), Hlm.


(21)

13

b. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian a. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sampel dalam sebuah penelitian. Peran dari subyek penelitian yaitu memberikan informasi terkait data yang diperlukan dalam sebuah penelitian. Subyek pada penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait dalam publikasi yang dilakukan humas pemerintah kota Surabaya melalui instagram.

Berikut ini adalah pihak-pihak yang terkait :

1. Bapak Muhammad Fikser : selaku Kepala Humas Pemerintah Kota Surabaya.

2. Mas Yudi : selaku admin dari akun instagram @humaskotasurabaya.

b. Obyek Penelitian

Obyek penelitian merupakan apa yang hendak diteliti dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah ilmu komunikasi yang terkait dengan instagram Humas Pemerintah Kota Surabaya.

c. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu tempat dimana data tersebut didapatkan dan dikumpulkan oleh peneliti. Lokasi dari penelitian ini yaitu di Humas Pemerintah Kota Surabaya, selaku admin dari akun instagram Pemerintah Kota Surabaya.


(22)

14

c. Tahapan Penelitian

Penelitian kualitatif dapat dibagi kedalam empat tahap, yaitu

1. tahap sebelum ke lapangan

tahap pra lapangan yang mempersoalkan segala macam persiapan yang diperlukan sebelum peneliti terjun kedalam kegiatan itu sendiri. Pertimbangan konseptual-teoretis maupun logistik hendaknya digunakan dalam memilih tempat penelitian. Mengurus perizinan merupakan satu persoalan yang tidak dapat diabaikan begitu saja, apalagi kegiatan demikian melibatkan manusia di arena penelitian. Kegiatan pra lapangan lainnya yang perlu diperhatikan ialah latar penelitian itu sendiri perlu dijajaki dan dinilai guna melihat dan sekaligus mengenal unsur-unsur sosial, dan keadaan alam pada latar penelitian di samping iitu, kontak pertama yang diadakan pada tahap ini diusahakan sedemikian rupa agar sejak waktu itu peneliti oleh subjek sudah dianggap sebagai anggota masyarakat atau kelompoknya. Hal lainnya yang perlu diperhatikan ialah pada tahap ini diadakan pemilihan informan yang akan membantu peneliti dengan syarat-syarat tertentu. Bagian ini mempersoalkan pula usaha peneliti dalam menyiapkan perlengkapan penelitian yang masih dirinci pada bab akhir sewaktu membahas persiapan logistik penelitian. Terakhir pada bagian ini dibahas persoalan etika, terutama berkaitan dengan tata cara peneliti berhubungan dengan masyarakat yang asing baginya. Etika ini akan


(23)

15

memberikan pegangan bagi para pembaca agar menghormati seluruh nilai yang ada dalam masyarakat.12

2. pekerjaan lapangan

Pada bagian kedua dibahas usaha peneliti agar secara bersungguh-sungguh berusaha memahami latar penelitian. Disamping itu peneliti benar-benar dengan segala daya, dan tenaganya mempersiapkan dirinya menghadapi lapangan penelitian. Untuk itu diberikan seperangkat petunjuk termasuk bagaimana cara mengingat data hasil jaringannya yang dikemukakan pula pada bagian ini. Pada tahap pelaksanaan pengumpulan data, sekaligus analisis data sudah dimulai.13

3. analisis data

Bagian terakhir dikemukakan konsep analisis data, juga dipersoalkan bahwa analisis data dibimbing oleh usaha untuk menemukan tema dan hipotesis kerja. Sejumlah petunjuk analisis data diberikan sebagai pegangan peneliti.14

4. penulisan laporan.

Penulisan laporan bagian yang paling akhir dari pengerjaan penelitian ini, setelah proses dari awal pra lapangan dilanjutkan dengan penelitian lapangan dan analisis data selanjutnya yaitu penulisan laporan. Penulisan laporan ini dikerjakan ketika semua data-data yang dibutuhkan oleh peneliti sudah terkumpul seluruhnya.

12 Masyhuri dan Zainuddin, Metode Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif, (Bandung: PT

Refika Aditama, 2009), hlm. 24.

13 Ibid. 14 Ibid.


(24)

16

d. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah seluruh informasi empiris dan dokumentatif yang diperoleh di lapangan sebagai pendukung ke arah konstruksi ilmu secara ilmiah dan akademis. Data penelitian adalah “things konwn or assumed”, yang berarti

bahwa data itu sesuatu yang sudah terjadi sebagai fakta empirik (bukti yang ditemukan secara empiris melalui penelitian).15

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dikenal dengan data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang dihimpun langsung oleh seorang peneliti umumnya dari tangan pertama atau subyek (informan) melalui proses wawancara. ada juga data dokumentasi yang dihimpun dari situasi sosial atau lembaga secara langsung, akan tetapi tidak dikategorikan sebagai data primer, karena hal ini difungsikan sebagai pendukung data observasi dan data wawancara.

Data skunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua atau ketiga. Data skunder dikenal juga sebagai data-data pendukung atau pelengkap data utama yang dapat digunakan oleh peneliti.16

a. Observasi

Metode observasi peneliti melakukan pengamatan pencatatan langsung secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki. Observasi dalam penelitian kualitatif, lebih baik dilakukan secara

15 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, ..., hlm. 99 16 Ibid. Hlm. 100.


(25)

17

langsung, yang oleh Spradley dikenal dengan “Partisipan observation”.

Hal ini dilakukan untuk menjaga orisinalitas dan akurasi data yang diperoleh di lapangan.17 Metode observasi ini dilakukan dengan cara

mengamati langsung kegiatan-kegiatan pada akun instagram Humas Pemerintah Kota Surabaya dan selain itu juga terjun langsung di kantor Humas Kota Surabaya untuk mengetahui secara langsung dan bertemu langsung dengan pihak yang terlibat dalam penggunggahan postingan di akun instagram @humaskotasurbaya. Metode obervasi dipilih karena peneliti bisa memantau secara langsung postingan-postingan akun Pemerintah Kota Surabaya di instagram.

b. Wawancara

Teknik melalui wawancara adalah teknik memperoleh informasi secara lansung melalui permintaan keterangan-keterangan kepada pihak pertama yang dipandang dapat memberikan keterangan atau jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan mereka yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan melalui wawancara ini disebut responden. Datanya berupa jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. untuk memperoleh informasi itu biasanya diajukan seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tersusun dalam suatu daftar.18 Wawancara secara mendalam akan dilakukan kepada

pihak-pihak yang terlibat pada akun instagram @humaskotasurabaya untuk mendapatkan informasi rinci terkait dengan apasaja yang

17 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, ..., hlm. 101 18 Ibid. Hal 101.


(26)

18

dipublikasikan, manfaat dari publikasi tersebut, tanggapan dari beberapa pengikut akun tersebut dan tahapan-tahapdan dalam melakukan suatu pengunggahan. Wawancara dilakukan pada pengelola dan beberapa responden pengikut dari aku instagram @humaskotasurabaya yang terlibat dalam publikasi melalui media sosial instagram tersebut.

c. Dokumentasi

Pengumpulan data melalui dokumentasi, diperlukan seperangkat alat atau instrumen yang memandu untuk pengambilan data-data dokumen. Ini dilakukan, agar dapat menyeleksi dokumen mana yang dipandang dibutuhkan secara langsung dan mana yang tidak diperlukan.19

Penelitian ini juga menggunakan dokumentasi berupa foto atau print screen dari time line @humaskotasurabaya selaku akun instagram dari

Humas Pemerintah Kota Surabaya terkait postingan yang berisi tentang informasi-informasi tentang Pemerintah Kota Surabaya. Selain itu dokumentasi ketika wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat dalam penggunggahan postingan dan beberapa responden dari akun instagram @humaskotasurabaya.

e. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah analisis model Miles dan Hubermen dalam buku Metode Penelitian

19 Ibid. hlm. 101


(27)

19

Kuanlitatif Moloeng, bahwa analisis data meliputi tiga alur kegiatan, yaitu :

a. Reduksi data, yaitu proses pemilihan data, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa hingga kesimpulan terverifikasi.20 Tahap ini

dilakukan agar peneliti dapat fokus pada apa yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini dan tidak terlalu banyak data yang sebenarnya tidak dibutuhkan dalam penelitian ini oleh karena itu reduksi data sangat diperlukan dalam penelitian ini.

b. Penyajian data, seluruh data yang didapatkan, baik berupa hasil wawancara, dokumentasi dan sebagainya akan dianalisis sesuai dengan teori yang dipaparkan sebelumnya.21 Pada tahap ini peneliti

menganalisis data yang sudah didapatkan dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan peneliti.

c. Penarikan kesimpulan, adalah kegiatan penggambaran secara utuh obyek yang diteliti pada proses penarikan kesimpulan berdasarkan penggabungan informasi yang disusun dalam suatu bentuk yang tepat dalam penyajian data.22 Tahap ini yaitu tahap akhir dari

penelitian yang mana peneliti menarik kesimpulan yang didapat dari hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti.

20 Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandunng: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Hlm. 248 21 Ibid.


(28)

20

I. Sistematika Pembahasan

Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini di tulis menjadi lima struktur dengan pola penulisan lima bab

Bab I penelitian ini adalah pendahuluan yang memuat latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian hasil penelitian terdahulu, definisi konsep, kerangka, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II dari penelitian ini adalah kerangka teori yang berisi tentang konsep

Bab III dari penelitian membahas tentang temuan penelitian dengan fokus pada instagram sebagai media publikasi bagi Humas Pemerintah Kota Surabaya.

Bab IV dari penelitian ini yakni mengulas tentang analisis hasil penelitian bagian ini merupakan bagian yang paling inti dari semua bab yang ada, karena di bab ini memuat pengolahan data dari data hasil wawancara dengan informan.

Bab V dari penelitian ini yakni penutup. Yang berisi sebuah kesimpulan dan saran.


(29)

21

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka

1. Komunikasi Pemerintahan a. Pengertian

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi-informasi, pesan-pesan, gagasan-gagasan atau pengertian-pengertian, dengan menggunakan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna, baik secara verbal maupun non verbal dari seseorang atau kelompok orang kepada seseorang atau kelompok orang lainnya dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian dan/atau kesepakatan bersama.

communication is the process of transmitting meaningful symbols between individuals

(komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung makna di antara indvidu-individu).1

Kata atau istilah komunikasi berasal dari Bahas Latin communicatus atau communicatio atau communicare yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamu bahasa mengacu pada suatu upaya yang ditujukan untuk mencapai kebersamaan. Menurut Webster New Collogiate

1 T. May Rudy, Komunikasi &Hubungan Masyarakat International (Bandung : PT. Refika


(30)

22

Dictionary komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.2

Hakikat komunikasi adalah proses ekspresi mantarmanusia. Setiap manusia mempunyai kepentingan untuk menyampaikan pikiran atau perasaan yang dipunyai. Tentu saja, ekspresi pikiran dan perasaan itu memakai dan memanfaatkan bahasa sebagai medium komunikasinya. Dalam bahasa komunikasi, setiap orang atau sesuatu yang menyampaikan sesyatu tersebut sebagai komunikator. Sesuatu yang disampaikan atau diekspresikan adalah pesan (message). Seseorang atau sesuatu yang menerima pesan adalah (communicate).3

Dalam bentuk yang paling sederhana, komunikasi adalah transmisi pesan dari suatu sumber kepada penerima. Selama 60 tahun, pandangan tentang komunikasi ini telah diidentifikasi melalui tulisan ilmuwan politik Harold Lasswell.4

Secara etimologis kata Pemerintahan berasal dari kata “pemerintah”, kata Pemerintah sendiri berasal dari kata “perintah” yang berarti menyuruh melakukan sesuatu pekerjaan. Namun tinjauan asal kata “pemerintahan” sebenarnya berasal dari kata dalam bahasa inggris “government” yang diterjemahkan sebagai

2 Riswandi, Psikologi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 1.

3 Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 98. 4 Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa Melek Media dan Budaya, (Jakarta :Penerbit


(31)

23

“pemerintah” dan “pemerintahan” dalam banyak tulisan. Namun ada juga yang berpendapat bahwa government tidak selalu memiliki makna pemerintahan, karena Samuel Edwaed Finer menyimpulakn bahwa kata “government” dapat memiliki arti :

1. Menunjuk kepada kegiatan atau proses memerintah, yakni melakukan kontrol atas pihak lain (the activity or the process of govering).

2. Menunjuk pada masalah-masalah negara dalam kegiatan atau proses dijumpai.

3. Menunjukkan cara, metode atau sistem dengan mana suatu masyarakat tertentu diperintah (the manner, method of system by which a particular society is governed).

Pemerintahan adalah organisasi yang memiliki hak untuk melaksanakan kewenangan berdaulat atau tertinggi. Pemerintah dalam arti luas merupakan sesuatu yang lebih besar dari pada suatu kementrian yang diberi tanggungjawab memelihara perdamaian dan keamanan negara.

Pemerintahan dalam arti sempit dapat dipandang sebagai aktivitas memerintah yang dilakukan oleh pemerintah (eksekutif saja) dan jajarannya guna mencapai tujuan negara. Sedangkan Pemerintahan dalam arti luas dapat pula dipandang sebagai aktivitas


(32)

24

pemerintah yang dilakukan oleh organ-organ atau badan-badan legislatif, yudikatif dan eksekutif dalam mencapai tujuan negara.

Agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda perlu juga dipahami pengertian eksekutif. Karena belakangan ini istilah eksekutif berkembang dalam konotasi politik dan eksekutif dalam konotasi administratif. Eksekutif dalam konotasi politik adalah salah satu cabang Pemerintahan dalam arti luas, yang sering juga disebut eksekutif dalam arti sempit. Namun eksekutif dalam pengertian administratif adalah orang-orang yangn bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan orang lain dan menjadi perantara mengalirnya perintah-perintah dan kebijakan-kebijakan dari para administrator kepada para pegawai.5

Komunikasi Pemerintahan adalah penyampaian ide, program, dan gagasan Pemerintah kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan negara. Dalam hal ini Pemerintah dapat di asumsikan sebagai komunikator dan masyarakat sebagai komunikan, namun dalam suasana tertentu bisa sebaliknya masyarakat berada pada posisi sebagai penyampai ide atau gagasan dan Pemerintah berada pada posisi mencermati apa yang diinginkan masyarakat. Dalam kondisi yang demikian pemerintah memiliki kewenangan sekaligus bertanggung jawab untuk


(33)

25

mempertimbangkan, bahkan merespon keinginan-keinginan tersebut sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.

Dalam hubungan kerja dikenal adanya komunikasi informasi. Komunikasi informasi biasanya disampaikan oleh pimpinan kepada unit-unit kerja dibawahnya melalui kegiatan apel kerja atau dalam suasana rapat. Pada komunikasi informasi ide atau gagasan yang disampaikan oleh pihak pertama bertujuan agar pihak kedua dapat menangkap ide dan gagasan tersebut dengan pengertian yang sama sebagaimana yang dimiliki oleh pihak pertama. Dengan perkataan lain komunikasi informasi memiliki sifat agar terdapat kesesuaian paham antara ide yang disampaikan oleh pihak pertama dengan pihak kedua sebagai penerima gagasan, sehingga tercipta kesatuan paham sekaligus menghindari kesalahpahaman terhadap ide yang muncul. Walaupun kita tahu bahwa tujuan komunikasi adalah lebih jauh dari sekedar menyampaikan ide atau gagasan itu saja. Namun untuk kondisi dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan kecenderungannya adalah agar tugas yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai apa yang telah direncanakan.

Sebagaimana diketahui bahwa setiap struktur organisasi pemerintah menunjukkan adanya hubungan jabatan (disebut hubungan hierarkhis), seorang pejabat membawahi sebuah pegawai lainnya. Sehingga hubungan antara pejabat atasan dan bawahan memunculkan hubungan vertikal yang mengacu pada saluran kewenangan dan tanggungjawab, sedangkan hubungan antara


(34)

26

pejabat yang sama tingkatannya atau level menurut hierarkhis struktur organisasi, disebut hubungan horizontal yang menmunjukkan kerjasama.

Komunikasi mempunyai sejumlah pengaruh baik terhadap tipe, sasaran, tugas Pemerintahan termasuk didalamnya pemeliharaan hubungan, tanpa adanya sarana dan fasilitas untuk hubungan komunikasi ke segala arah dalam suatu kegiatan akan sulit diketahui apa yang sudah dicapai, apa yang akan diraih dan bagaimana kendala dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga sulit bagi organisasi untuk mengevaluasi pekerjaan. Karena komunikasi adalah sumber informasi bagi pimpinan atau eksekutif dalam menelorkan berbagai kebijakan.6

b. Karakteristik Komunikasi Pemerintahan

Hampir semua aparatur Pemerintahan paham tentang komunikasi namun tidak semuanya memahami bagaimana berkomunikasi secara efektif, khususnya dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan, khususnya dalam melakukan fungsi-fungsi utama Pemerintahan yang mencakup “pemberian pelayanan, pemberdayaan, dan bersama-sama masyarakat mencapai kebahagiaan yang sebesar-besarnya tanpa merugikan pihak lain secara ilegal”. Kelihatannya pernyataan tersebut sepele namun ketika dilakukan secara empirik di lapangan tidak jarang


(35)

27

menimbulkan masalah bahkan sering memunculkan konflik antara individu, kelompok maupun kelembagaan.7

Berdasarkan wewenang dan posisinya dalam struktur organisasi pemerintah cenderung lebih banyak memberitahu (telling) bukan mendengarkan (listening), sebaliknya bawahan mungkin mengatakan kepada atasan mereka apa yang mereka harapkan didengar oleh atasannya, jadi perbedaan status antara sender dan receiver dapat memnjadi hambatan bagi proses komunikasi yang efektif. Oleh sebab itu untuk menciptakan komunikasi efektif perlu dilakukan tindakan-tindakan sebagaimana dikemukakan oleh Gibson (1984:14) sebagai berikut :

1. Mengadakan tindakan langsung (following up) 2. Mengatur arus informasi (regulation information

flow)

3. Memanfaatkan umpan balik (utilizing feedback) 4. Pengahayatan (empathy)

5. Pengulangan (repetition)

6. Mendorong saling mempercayai (encouraging mutual trust)

7. Penetapan waktu secara efektif (effective timing) 8. Menyederhanakan bahasa

9. Mendengarkan secara efektif

7Ibid. hlm. 114.


(36)

28

10.Memanfaatkan selentingan8

Komunikasi memegang peranan sangat penting, terutama dalam tiga hal yaitu :

1. Dalam fungsi perintah, komunikasi memperbolehkan bawahan membicarakan, menerima, menafsirkan dan betindak atas suatu perintah, dalam hal ini di dukung oleh pengarahan dan umpan balik yang bertujuan memperngaruhi aparatur lainnya sehingga berperilaku sama dan mencontoh. 2. Dalam hal fungsi relasi, komunikasi memperbolehkan aparatur pemerintah lainnya untuk menciptakan dan mempertahankan kualitas dan prestasi serta hubungan personal dengan pegawai lainnya, hubungan dalam pekerjaan akan berpengaruh pada kinerja lainnya seperti : kepuasan, keterampilan, kesesuaian, dan ketepatan.

3. Dalam fungsi manajemen ambigu, yakni motivasi berganda yang muncul akibat kurang jelasnya tujuan organisasi. Komunikasi merupakan alat untuk mengatasi dan menmgurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi. Komunkasi antara pegawai secara tidak langsung memabntu memabngun lingkungan dan memahami situasi baru yang membutuhkan perolehan informasi bersama.

8Ibid. hlm. 101.


(37)

29

Dominannya komunikasi pemerintah apalagi dalam konteks kepemerintahan itu sendiri dibuktikan kembali oleh hasil penelitian tentang efektifitas komunkasi antara : atasa-bawahan-bawahan satu dan beda level dnegan memanfaatkan berbagai saluran yang menunjukkan bahwa peringkingan terhadap saluran komunikasi yang digunakan berikut ini :

1. Kombinasi lisan dan tulisan 2. Lisan saja

3. Tulilsan saja

4. Papan pengumuman 5. Selentingan

Hasil penelitian itu mensyaratkan bahwa untuk menyampaikan informasi kepada pegawai dengan tepat, ternyata kombinasi saluran tulisan dan lisan memberikan hasil terbaik. Mengirim pesan yang sama melalui lebih dari satu saluran terasa berlebihan. Hal ini ternyata membantu tidak hanya dalam menyampaikan pesan tetapi juga dalam memastikan bahwa pesan tersebut akan diingat.

Artinya untuk menmyampaikan informasi kepada pegawai dengan tepat, sebaiknya mengguakan kombinasi saluran tullisan dan liasan itu akan memebrikan hasil terbaik. Mengirimkan pesan yang sama melalui lebih dari satu saluran terasa berlebihan. Hal ini


(38)

30

ternyata membantu tidak hanya dalam meyampaikan, tetapi juga dalam memastikan pesan itu diingat dan dilaksanakan.

Salah satu paradoks yang terjadi mengenai komunikasi dalam pemerintahan adalah ketidakmampuan memanajemenkan kesibukan membuat para pegawai lupa. Kondisi demikian dapat diatasi dengan mengemas pesan secara berulang-ulang.

Berkaitan dengan faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam karakteristik komunikasi pemerintahan, dapat mengidentifikasi sebanyak 5 faktor yang dianggap paling poensial untuk kelancaran dan efektifitas komunikasi, yakni mencakup :

1. Komunikasi atasan dengan bawahan 2. Komunikasi ke bawah

3. Persepspi mengenai komunikasi dengan bawahan 4. Komunikasi ke atas

5. Keandalan informasi.9

Komunikasi mempunyai sejumlah pengaruh baik terhadap tipe, sasaran, tugas pemerinthan termasuk pemeliharaan hubungan, tanpa adanya sarana dan fasilitas untuk hubungan komunikasi segala arah dalam suatu kegiatan akan sulit diketahui apa yang sudah dicapai, apa yang akan di [raih dan bagaimana kendala dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga sulit bagi organisasi untuk mengevaluasi pekerjaan. Karena komunikasi adalah sumber


(39)

31

informasi bagi pimpinan dalam menelorkan berbagai kebijakan, maka apabila informasi yang diperoleh tidak lengkap akan berpengaruh pada pengambilan keputusan. Komunikasi bagi pimpinan bukan saja sebagai alat untuk menyampaikan informasi tetapi juga sarana memadukan aktivitas kerjasama.

Aktivitas komunikasi yang dilancarkan oleh anggota organisasi dalam hubungan kerja pada umumnya bertujuan untuk :

1. Meningkatkan hubungan kerja dan kerjasama yang baik antar individu dan antar unit organisasi adau departemen. 2. Mengetahui sedini mungkin masalah-maslaah yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan dari masing-masing unit organisasi.

3. Mengurangi aspek negatif dari kemungkinan timbulnya konflik maupun frustasi.

4. Mendorong semangat kerja.10

2. Pesan Komunikasi Pemerintahan a. Pengertian

“pesan” dalam bahasa inggris adalah “message”, sedangkan “informasi” adalah “information”. Dalam hal ini pesan merupakan sesuatu yang disampaikan, dan informasi adalah isi dari pesan itu

10Ibid. hlm. 125.


(40)

32

atau bahan yang diramu untuk menjadi suatu pesan yang disampaikan kepada orang lain.11

Pesan dalam komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content, atau information.12

Pesan merupakan titik sentral dalam proses komunikasi. Pesan merupakan perwakilan dari image serta tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Pesan merupakan titik temu antara sender dan reciver . cangara bahkan menegaskan bahwa pesan merupakan sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Penyampaiannya bisa melalui tatap muka maupun melalui media komunikasi.13

3. Hambatan dan Dukungan dalam Komunikasi Pemerintahan

Komunikasi atau berkomunikasi itu kelihatannya mudah, tetapi sebenarnya tidak lepas dari berbagai kendala atau hambatan dalam pelaksanaannya. Dengan mengetahui atau menyadari adanya (kemungkinan) hambatan atau faktor yang lazim bisa menjadi kendala dalam aktivitas berkomunikasi ini, bisa kita harapkan bahwa kita bisa

11 T. May Rudy, Komunikasi &Hubungan Masyarakat International, ..., hlm. 15.

12 Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2012),

hlm. 9.

13 Rully Nasrullah, Komunikasi Antar Budaya di Era Budaya Siber, (Jakarta : Kencana, 2012), hlm.


(41)

33

menanggulanginya atau menghindarinya. Agar proses penyampaian pesan berlangsung dengan baik serta tercapainya tujuan komunikasi yang kita lakukan (saling pengertian atau kesepakatan bersama).14

Menurut Deddy Mulyana komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi). Kesamaan dalam hal tertentu misalnya bahasa, tingkat pendidikan ataupun tingkat ekonomi akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik, sehingga komunikasi yang dilakukan bisa lebih efektif.15

Faktor yang menyebabkan hambatan dalam berkomunikasi : a. Gangguan

Ada dua jenis gangguan yang menjadi penghambat jalnannya komunikasi yang dapat diklasifikasikan dengan gangguan semantik dan gangguan mekanik. Gangguan semantik adalah gangguan tentang bahasa terutama yang berkaitan dengan perbedaan dan pemahaman bahasa yang digunakan oleh komunikator maupun komunikan, sehingga menumbulkan ketidakjelasan dan kesalahpahaman. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik, terutama yang berkaitan dengan alat atau media yang digunakan. b. Kepentingan

14 T. May Rudy, Komunikasi &Hubungan Masyarakat International, ..., hlm. 22-23.

15 Eko Harry Susanto, Komunikasi Manusia Esesnsi dan Aplikasi Dalam Dinamika Sosial Ekonomi


(42)

34

Komunikator tidak mempehatikan kepentingan komunikan akan menimbulkan ketidakseimbangan antara keduanya, sehingga komunikan hanya akan mau melakukan komunikasi apabila ada kepentingan yang berkaitan dengannya.

c. Motivasi terpendam

Motivasi adalah dorongan seseorang untuk mencapai tujuan, keinginan maupun kebutuhannya, sehingga apabila komunikasi sesuai dengan motivasi seseorang terutama komunikan, maka komunikasi akan dapat berjalan secara efektif. Sebaliknya apabila komunikasi tidak sesuai dengan motivasi yang terpendam dalam diri komunikan, maka komunikasinya mengalami hambatan.

d. Prasangka

Prasangka merupakan salah satu rintangan yang berat dalam berkomunikasi, karena bila ada komunikan yang memiliki prasangka terhadap komunikator maka kecurigaan komunikan kepada komunikator akan menjadi penghambat. Selain itu juga adanya sikap menentang dan berburuk sangka kepada komunikator bisa mempeprburuk keadaan, tetapi apabila komunikator mampu memberi kesan yang baik dan mampu meyakinkan komunikan, maka komunikasi dapat berjalan efektif.16

Sedangkan menurut Erliana Hasan ada beberapa faktor yang memengaruhi tercapainya komunikasi yang efektif :

1. Perbedaan latar belakang


(43)

35

Setiap orang ingin diperlakukan sebagai pribadi, dan memang setiap orang berbeda, berkaitan dengan perbedaan itu merupakan tanggung jawab komunikator untuk mengenal perbedaan tersebut dan menyesuaikan isi pesan secara tepat, dan memilih media serta saluran komunikasi yang sesuai agar respon yang diharapkan dapat dicapai. Makin besar persamaan orang-orang yang terlibat dalam pembicaraan makin besar kemungkinan dapat menimbulkan kesalahan dalam berkomunikasi antara lain :

a. Perbedaan persepsi

b. Perbedaan pengalaman dan latar belakang c. Sikap praduga/stereotip

2. Faktor bahasa

Bahasa yang digunakan seseorang verbal maupun nonverbal (bahasa tubuh) ikut berpengaruh dalam proses komunikasi, antara lain :

a. perbedaan arti kata

b. Penggunaan istilah atau bahasa tertentu c. Komunikasi nonverbal

3. Sikap pada waktu berkomunikasi. Hal ini ikut berperan, bahkan sering menjadi faktor utama, sikap-sikap seseorang yang dapat menghambat komunikasi tersebut antara lain :

a. Mendengar hanya apa yang ingin kita dengar b. Sibuk mempersiapkan jawaban

c. Bukan pendengar yang baik d. Pengaruh faktor emosi


(44)

36

e. Kurang percaya diri

f. Gaya/cara bicara dan nada suara 4. Faktor lingkungan

Lingkungan dan kondisi tempat kita berkomunikasi juga ikut menentukan proses maupun hasil komunikasi tersebut, hal-hal yang berpengaruh antara lain :

a. Faktor tempat

b. Faktor situasi/waktu17

Selain hambatan-hambatan tersebut juga terdapat beberapa faktor penghambat komunikasi yaitu :

1. Hambatan sosio-antro-psikologis

Konteks komunikasi berlangsung dalam konteks situasional. Komunikator harus memperhatikan situasi ketika komunikasi berlangsung, sebab situasi mata berpegaruh terhadap kelancaran komunikasi terutama situasi yang berhubungan dengan faktor-faktor sosiologis-antropologis-psikologis.

a. Hambatan sosiologis

Dalam kehidupan masyarakat terjadi dua jenis pergaulan yaitu gemeinschaft (pergaulan hidup yang bersifat pribadi, statis dan tak rasional) dan gesellschaft (pergaulan hidup yang bersifat tak pribadi, dinamis dan rasional). Perbedaan jenis pergaulan tersebutlah yang menjadikan perbedaan


(45)

37

karakter sehingga kadang-kadang menimbulkan perlakuan yang berbeda dalam berkomunikasi.

b. Hambatan antropologis

Hambatan ini terjadi karena perbedaan pada diri manusia seperti dalam postur, warna kulit, dan kebudayaan yang pada kelanjutannya berbeda dalam gaya hidup (way of life), norma kebiasaan dan bahasa.

c. Hambatan psikologis

Umumnya disebabkan komunikator dalam melancarkan komunikasi tidak mengkaji dulu diri dari komunikan. Komunikasi sulit akan berhasil jika komunikan sedang sedih, bingung, marah, merasa kecewa, dan kondisi psikologis lainnya; juga jika komunikasi menaruh prasangka (prejudice) kepada komunikator.

2. Hambatan Semantis

Hambatan ini menyangkut bahasa yang digunakan komunikator sebagai “alat” untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya pada komunikan. Demi kelancaran dalam berkomunikasi, komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan semantis, sebab salah ucap atau salah tulis dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau salah tafsir (misinterpretation), yang pada gilirannya menimbullkan salah komunkasi (miscommunication).


(46)

38

Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi.

4. Hambatan Ekologis.

Hambatan ekologis disebabkan oleh gangguan lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi, jadi datangnya dari lingkungan. Seperti gangguan yang diakibatkan oleh proses alam. 18

hambatan komunikasi secara umum, yang lazim berlangsung dalam masyarakat (interaksi dalam kehidupan sehari-hari) yaitu : e. Kurang kecakapan berkomunikasi

Kurang cakap berbicara (terutama didepan umum), kurang cakap menulis atau mengarang, kurang cakap membaca atau mendengarkan. Untuk mengattasi hal ini tidak ada jalan lain kecuali belajar dan berlatih (untuk mengatasi atau mengurangi hambatan komunikasi ini)

f. Sikap komunikator yang kurang tepat

Sikap yang kurang tepat dapat menghalangi komunikasi, sehingga dalam hal ini diperlukan sikap simpatik, rendah hati, tetapi cukup tegas dan menunjukkan kredibilitasnya.

g. Kurangnya pengetahuan

Hal kurangnya pengetahuan (baik secara umum maupun mengenai bidang tertentu) ini bisa dilakukan bagi kedua belah pihak, baik bagi pihak komunikator maupun bagi pihak komunikasn. Cara


(47)

39

mengatasinya adalah apabila satu pihak memiliki pengetahuan lebih tinggi maka ia harus berusaha menyelaraskan cara penyampaian pesan atau sebaliknya menanggapi pesan dengan mempertimbangkan taraf pengetahuan pihak lainnya.

h. Kurang memahami sistem sosial

Bila komunikator kurang memahami sistem sosial atau budaya setempat (misal di pesantren, perdesaan, negara lai, dan sebagainya) maka arah pembicaraannya kurang tepat dan tiak menarik bagi komunikan setempat.

i. Syakwasangka (prejudice) yang tidak berdasar

Bagi masyarakat atau orang yang kurang terpelajar, tidak mau membuka diri dan berlapang dada, atau yang sedang saling membenci, akan mudah timbul prasangka yang tidak berdasar pada rasio pikiran yang sehat

j. Jarak fisik

Komunikasi sering menjadi tidak lancar bila jarak antara komunikator dan komunikasn terlalu berjauhan

k. Kesalahan berbahasa

Sering terjadi salah pengertian atau kesalahan penafsiran yang disebabkan perbedaan arti (pemaknaan) dari suatu istilah atau kata-kata. Hal ini sering terjadi dalam menggunakan serta menerjemahkan bahasa asing. Contohnya, perbedaan makna antara kata “popular “ dengan “populist


(48)

40

Komunikasi cenderung menjadi tidak atau kurang lancar jika komunikator terus-terusan hanya membacakan atau berbicara saja tanpa peragaan atau tanpa gerak tubuh yang memperagakan untuk memberikan nuasa kepada pesan yang disampaikan.

m. Indera yang rusak

Komunikasi jadi tidak lancar jika indera rusak atau indera tidak sehat. Oleh karena itu, agar komunikasi bisa berjalan lancar, maka panca indera kita (khususnya pendengaran, pengucapan, dan penglihatan) harus tetap dijaga atau dipelihara agar tetap sehat. n. Komunikasi yang berlebihan

komunikasi bisa menjadi tidak lancar dan tidak mencapai tujuan karena over communication (komunikasi yang berlebihan). Mislanya bila terlalu banyak penjelasan, banyak bumbu, kata-kata bersayap, sehingga maksud yang sebenarnya terkandung dan ingin disampaikan menjadi tidak jelas.

o. Komunikasi satu arah

Komunikasi satu arah acap kali kurang memberikan hasil yang sesuai dengan harapan, karena tidak memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau saran-sarannya sehingga pesan atau berita yang kurang jelas diterima (kurang dimengerti) oleh komunikan, bahkan bisa menimbulkan penafsiran yang salah atau kurang tepat.19


(49)

41

Hambatan organisasional (organizational barriers) : a. Management levels (tingkatan manajemen)

Berlakunya tingkatan atau peringkat manajemen yang terkotak-kotak (ada batas atau sekat antara peringkat top, upper, middle, dan lower management) atau yang berlangsung secara kaku dalam suatu kegiatan, dapat membuat penyampaian pesan/informasi ini tidak sepenuhnya berjalan dengan lancar (baik dalam pola atau alur komunikasi top-down dari atas ke bawah maupun sebaliknya bottom-up dari bawah ke atas). b. Number of people supervised (jumlah staf atau orang-orang yang

berada dalam kendali atau di bawh pengawasannya)

Jika orang-orang (staf/karyawan) yang langsung berada di bawah pengawasan seorang pimpinan tidak terlalu banyak (< 12), maka komunikasi mengenai bidang tegas atau pekerjaan biasanya dapat berjalan lebih lancar dan dengan diwarnai suasana keakraban. Sebaliknya, jika staf yang langsug diawasi atau berada di bawah komando yang terlalu banyak (> 12) maka komunikasi bisa terhambat, kurang lancar dan kurang akrab (bahkan bisa lupa nama beberapa orang di antara staf atau bawahannya itu).

c. The rank of position in the organization (jenjang kepangkatan, jabatan, dan status atau kedudukan di dalam organisasi)

Bahwa jika jenjang kepangkatan/jabatan/status terlalu berbeda, misalnya antara satpam dengan direktur utama, antara


(50)

42

lurah dengan gubernur, anatara camat dengan presiden dan wakil presiden, antara kopral dengan jendral, maka komunikasi biasanya berjalan kaku dan tidak lancar.

d. Change in managers (pergantian manajer)

Bahwa pergantian manajer atau perubahan sikap manajer dapat mengakibatkan perubahan pola komunikasi atasan kepada bawahan.

Contoh :

Manajer yang lama lebih senang pada penyampaian laporan secara tertulis, sehingga staf atau karyawan terbiasa dengan hal seperti itu. Sedangkan manajer yang baru lebih senang pada laporan yang disampaikan langsung secara lisan, sehingga staf/karyawan perlu mengubah kebiasaannya yang terdahulu (perlu waktu untuk penyesuaian atau penyelarasaan). Suasana yang sebaliknya atau yang berbeda, seperti contoh di atas, memang biasanya menimbulkan hambatan atau kurang harmonisnya komunikasi yang berlangsung. Sekurang-kurangnya untuk sementara waktu, yang diharapkan tidak sampai berlangsung seterusnya (hanya sementara saja sebelum kedua belah pihak dapat saling menyesuaikan diri).

Demikianlah bahwa dalam hal pergantian manajer (termasuk pula bila ada perubahan struktur atau mekanisme dalam organisasi) memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri


(51)

43

antara pola kebiasaan yang lama dengan kebiasaan yang baru. Sehingga, dapat mengurangi kelancaran komunikasi selama penyesuaian itu belum dapat dicapai.

e. Managers interpretation (penafsiran manajer)

Masing-masing manajer mempunyai pola pikir, cara menafsirkan, dan pola bergaul sendiri-sendiri, sehingga mungkin saja ada manajer atau pimpinan yang senang berkomunikasi dengan karyawannya yang sopan dan bersikap ABS (“Asal Bapak Senang”), walau hasil pekerjaaannya kurang baik. Sebaliknya, ada manajer yang cenderung menghargai karyawan yang sedikit cuek dan urakan, tetapi rajin dan hasil pekerjaannya bagus dan memuaskan.20

4. Instagram a. Pengertian

Instagram adalah photo sharing yang sangat populer karena memiliki nilai tambah dalam hal efek-efek. Instagram menggunakan mekanisme menyerupai twitter, dimana anda bisa mem follow orang lain dan para penggemar bisa mem follow anda. Selanjutnya anda dapat bertukar komentar. Alasan paling tepat mengapa instagram populer adalah karena memiliki banyak efek instant yang menarik. Sebagian besar efek yang ada dalam aplikasi ini mampu mengubah

20 Ibid. hlm. 25-26.


(52)

44

foto apapun menjadi tampak lebih artistik. Selain itu instagram juga mendukung perekaman video yang bisa diberi efek-efek artistik.21

Ada beragam fitur dalam instagram, antara lain :

a. Follower, fitur ini memungkinkan seseorang dapat

berkomunikasi antara sesama pengguna instagram.

b. Kamera, foto yang telah diambil melalui instagram dapat diolah dengan pengaturan yang tersedia. Ada 16 efek foto yang bisa digunakan untuk mempercantik foto.

c. Judul foto, berfungsi untuk memberikan judul, menambah lokasi foto dan memberikan narasi pada foto tersebut.

d. Arroba (@), digunakan untuk menautkan pengguna lain. Dengan menambahkan tanda arroba (@) dan memasukkan nama akun instagram orang lain.

e. Label foto atau hashtag (#), sebuah kode yang memudahkan para pengguna untuk mencari foto dengan “kata kunci” tertentu. Label atau hashtag banyak digunakan untuk melakukan publikasi dan promosi (komersil maupun non-komersil) agar foto tersebut dapat dengan mudah ditemukan dan semakin populer.

f. Tanda suka (love), sebagai penanda bahwa pengguna lain menyukai sebuah foto. Bila sebuah foto menjadi terkenal, maka secara langsung foto tersebut akan mamsuk ke halaman populer.


(53)

45

g. Populer, halaman populer merupakan tempat kumpulan dari foto-foto populer dari seluruh dunia saat itu.

Dari beberapa fitur yang terdapat pada instagram ini memudahkan pemilik akun instagram dalam mencari apapun dalam akun mereka termasuk ketika mereka ingin mengetahui tentang Surabaya, dapat langsung ditemukan dan mendapatkan informasi yang berupa foto.

b. Instagram Sebagai Media Publikasi Humas Pemerintah Kota Surabaya

Sosial media berkembang begitu pesat dan hampir semua orang menggunakan situs-situs jejaring sosial atau media itu. Pesatnya pertumbuhan ini menjadi suatu optimisme bagi para pelaku pemasar internet, sosial media saat ini bukan hanya situs internes semata namun lebih dari pada itu. Sosial media saat ini sudah menjadi ruang publik. Sosial media telah mejadi salah satu strategi digital merketing yang sangat ampuh. Ratusan juta orang mengaksesnya setiap hari. Industri ini bahkan terus melahirkan inovasi-inovasi platform sosial media baru lainnya seperti salah satunya instagram.

Banyak industri, lembaga maupun pemerintahan saat ini menggunakan sosial media sebagai media publikasi mereka. Menggunakan sosial media sebagai sarana baru sebagai penunjang unutk melakukan promsoi serta publikasi mereka.


(54)

46

“kita melihat bahwa media sosial saat ini begitu kuat untuk menjual Surabaya, mempromosikan Surabaya, mempublikasikan semua tentang Surabaya itu sekarang lewat media sosial salah satunya yaitu lewat instagram karena melalui instagram foto itu dapat bercerita dan berbicara, kita pingin foto-foto yang sudah kita unggah di instagram itu mempunyai kualitas dan bisa bercerita.” (wawancara langsung dengan kepala bagian humas pemerintah kota surabaya)

Pemerintah kota surabaya memiliki beberapa media sosial sebagai media publikasi mereka, seperti facebook, twitter dan intagram. Tetapi untuk saat ini media sosial yang sedang diperkuat oleh humas pemerintah kota surabaya yaitu instagram, seperti yang dijelaskan oleh bapak fikser selaku kepala bagian humas pemerintah kota surabaya mengenai fenomena sosial media saat ini yang saat berpengaruh pada masyarakat khususnya masyarakat surabaya.

Dari sini pemerintah kota surabaya sadar bahwa saat ini media sosial memiliki pengaruh yang besar dalam hal pencitraan, promosi dan publikasi. Oleh karena itu pemerintah kota surabaya menggunakan media sosial salah satunya instagram sebagai salah satu media publikasi mereka selain media-media lain.


(55)

47

B. Kajian Teoritis

Hubungan yang kuat antara berita yang disampaikan media dengan isu-isu yang dinilai penting oleh publik merupakan salah satu jenis efek media massa yang paling populer yang dinamakan dengan agenda setting. Istilah agenda setting diciptakan oleh maxwell mcCombs dan Donald Shaw (1972, 1993), dua peneliti dari Universitas North Carolina, untuk menjelaskan gejala atau fenomena kegiatan kampanye pemilihan umum (pemilu) yang telah lama diamati dan diteliti dua sarjana tersebut.

E.M., Griffin (2003) menyatakan, bahwa McCombs dan Donald Shaw meminjam istilah “agenda-setting” dari sarjana ilmu politik Bernard Cohen (1963) melalui laporan penelitiannya mengenai fungsi khusus media massa. Dalam penelitiannya itu Cohen mengemukakan pernyataannya yang terkenal sering disebut sebagai mantra dari agenda-setting.

the mass may not succesfull in telling us what to think, but they ar stunningly successful in telling us what to think about.” (media massa mungkin tidak berhasil mengatakan kepada kita apa yang harus dipikirkan, tetapi mereka sangat berhasil untuk mengatakan kepada kita hal-hal apa saja yang harus kita pikirkan).

Menurut Lippmann, media bertanggung jawab membentuk persepsi publik terhadap dunia. Ia mengatakan bahwa gambaran realitas yang diciptakan media hanyalah pantulan (reflection) dari realitas sebenarnya dan karenanya terkadang mengalami pembelokan atau distorsi. Gambaran yang diberikan media massa mengenai dunia menciptakan apa yang disebutnya


(56)

48

dengan “lingkungan palsu” atau pseudo-environment yang berbeda dengan realitas “lingkungan sebenarnya”. Dengan demikian publik tidak memberikan respons pada peristiwa yang sesungguhnya terjadi di lingkungan masyarakat, tetapi pada “gambaran yang ada di kepala mereka.” Agenda setting terjadi karena media massa sebagai penjaga gawang informasi (gatekeeper) harus selektif dalam menyampaikan berita. Media harus pilihan mengenai apa yang harus dilaporkan dan bagaimana melaporkanya. Apa yang diketahui publik mengenai suatu keadan pada waktu tertentu sebagian besar ditentukan oleh proses penyaringan dan pemilihan berita yang dilakukan media massa. Dalam hal ini agenda-setting dapat dibagi ke dalam dua tingkatan (level). Agenda-setting level pertama adalah upaya membangun isu umum yang dinilai penting, dan level kedua adalah menentukan bagian-bagian atau aspek-aspek dari isu umum tersebut yang dinilai penting. Level kedua adalah sama pentingnya dengan level pertama. Level kedua penting karena memberitahu kita mengenai bagaimana cara membingkai isu, atau melakukan framing terhadap isu, yang menjadi bagian agenda media dan juga agenda publik.

Dalam penelitian ini, Siune dan Borre menemukan tiga jenis pengaruh agenda-setting yaitu : 1. Representasi; 2. Presistensi; 3. Persuasi. Representasi. Pengaruh pertama disebut dengan “representasi” yaitu ukuran atau derajat dalam hal seberapa besar agenda media atau apa yang dinilai penting oleh media dapat menggambarkan apa yang dianggap penting oleh masyarakat (agenda publik). Dalam tahap


(57)

49

representasi, kepentingan publik akan memengaruhi apa yang dinilai penting oleh media. Suatu korelasi atau kesamaan antara agenda publik pada periode 1 dan agenda media pada periode 2 menunjukkan terjadinya representasi di mana agenda publik memengaruhi agenda media.

Persistensi. Pengaruh kedua adalah mempertahankan kesamaan agenda antara apa yang menjadi isu media dan apa yang menjadi isu publik, ini disebut dengan “persistensi”. Dalam hal ini, media memberikan pengaruhnya yang terbatas. Suatu korelasi antara agenda publik pada periode 1 dan periode 3 menunjukkan persistensi, atau stabilitas agenda publik.

Persuasi. Pengaruh ketiga terjadi ketika agenda media memengaruhi agenda publik yang disebut dengan “persuasi”. Suatu korelasi antara agenda media pada periode 2 dan agenda publik pada periode 3 menunjukkan persuasi, atau agenda media memengaruhi agenda publik. Pengaruh jenis ketiga ini media memengaruhi publik merupakan pengaruh yang secara tepat telah dapat diperkirakan teori agenda-setting klasik sebagaimana yang ditunjukkan dari hasil penelitian Maxwell McCombs dan Donald Shaw tahun 1972 di Chappel Hill. Ketiga agenda tersebut tidak musti terjadi dalam waktu yang berbeda tetapi dapat terjadi dalam waktu bersamaan.22


(58)

50

BAB III

PAPARAN DATA PENELITIAN A. Profil Data

1. Humas Pemerintah Kota Surabaya

Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Surabaya merupakan satuan unit kerja di bawah naungan Sekertariat Daerah Kota Surabaya. Sebelumnya Bagian Humas berada di bawah Dinas Komunikasi dan Informasi (Dinkominfo) Kota Surabaya, namun kemudian dipisah menjadi dua bagian yaitu bagian Humas dan Protokol Sekertariat Daerah Kota Surabaya dan Badan Pusat Penelitian Teknologi Komunikasi (Bappetikom) pada permulaan tahun 2006.

Pada awal tahun 2008, Sub Bagian Protokol dipisahkan sari Sub Bagian Humas dan menjadi Bagian Humas. Sedangkan subbag Protokol bergabung dengan bagian umum sehingga menjadi Bagian Umum dan Protokol. Hingga saat ini Bagian Humas yang berada di abwah Sekertariat Daerah berdiri sendiri dan membawahi tiga Sub. Bagian yaitu : Sub. Bagian Layanan Informasi, Sub. Bagian Dokumentasi dan Pelaporan dan Sub. Bagian Liputan dan Pers. Sedangkan Bagian Protokol tergabung dalam Bagia Umum.


(59)

51

2. Struktur Organisasi Humas Pemerintah Kota Surabaya

3. Visi dan Misi Humas Pemerintah Kota Surabaya

1. VISI BAGIAN HUMAS

Terwujudnya Pelayanan Informasi, yang Cepat, Tepat, Transparan, dan Obyektif. Dengan substansi sebagai berikut :

"Tercapainya pemahaman yang sama antara Pemkot dan masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang disosialisasikan kepada masyarakat, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Kota Surabaya"

2. MISI BAGIAN HUMAS

Dengan mewujudkan visi dan substansi yang telah dijabarkan di atas, maka misi Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota Surabaya adalah :

a. Meningkatkan pelayanan informasi dan menampung aspirasi publik melalui pemanfaatan arus informasi dan komunikasi.

Kepala Bagain Humas Bapak Muhammad Fikser,

AP, MM

Ka. Sub. Bag Layanan Informasi Ibu Dra. Dayu Kade

Asritami

Ka. Sub. Bag. Dokumentasi dan Pelaporan Ibu Dra. Sri Puri Surjandari,

M. Si Ka. Sub. Bag Liputan Berita

dan Pers Bapak Drs. Ec. Eddy


(60)

52

b. Meningkatkan kualitas arus informasi secara cepat, tepat, transparan dan obyektif.

c. Mendorong terwujudnya pemahaman informasi dan komunikasi yang positif antara Pemerintah Kota dengan Pers, masyarakat dan lembaga lainnya.

d. Meningkatnya hubungan yang harmonis antara Pemerintah Kota, masyarakat dan pers serta anggota lembaga lainnya. e. Mengembangkan SDM di bidang kehumasan dalam rangka

meningkatkan pelayanan publik.

3. TUJUAN

Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi Bagian Hubungan Masyarakat Sekertariat Daerah Kota Surabaya, tujuan yang hendak dicapai Bagian Humas, meliputi :

a. Terwujudnya pelayanan informasi yang prima dan berkualitas

b. Terwujudnya komunikasi yang harmonis antara Pemkot dan masyarakat serta lembaga lainnya.

c. Meningkatnya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan.

d. Meningkatnya penyaluran informasi dan aspirasi publik. e. Terciptanya Majalah Pemerintah Daerah.


(61)

53

4. SASARAN

Sedangkan sasaran yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan sarana untuk penyaluran dan aspirasi publik. b. Meningkatkan arus transformasi informasi dan ILM melalui

media yang tersedia.

c. Membangun dan mengembangkan komunikaswi antara Pemkot, pers, masyarakat, dan lembaga lainnya.

d. Memanfaatkan Teknologi Informasi (IT) untuk pelayanan informasi kepada media.

e. Meningkatkan sosialisasi dan publikasi melalui media. f. Meningkatkan dan mengemmbangkan SDM di bidang

kehumasan.

4. Program dan Kegiatan Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya

Untuk menciptakan hubungan yang baik, harmonis antara Pemerintah Kota Surabaya dengan Masyarakat, Pers, serta lembaga lainnya maka bagian Humas memiliki tugas melaksanakan hubungan masyarakat di bidang urusan Pmerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yakni :

1. Program peningkatan Layanan Informasi

Pelayanan informasi melakukan acara sebagai berikut : a. Forum Komunikasi Kehumasan

b. Jumpa Pers


(62)

54

d. Lomba Foto

e. Lomba Karya Jurnalis

f. Ulasan berita Media Cetak Pemerintah Kota Surabaya ( Executive Summary )

g. Mengelola Isi Website www.humas.surabaya.go.id

2. Program Peningkatan Lipuran dan Pers

Dalam rangka mendukung pelaksanaan kebijakan sosialisasi urusan Pemerintahan, maka dilakukan kegiatan pendokumentasian dan pelaporan melalui upaya sebagai berikut :

a. Melakukan Kliping pemberitaan tentang Pemerintah Kota Surabaya

b. Hunting data dan klarifikasi berita

c. Kegiatan peliputan Pemerintah Kota Surabaya

d. Pembuatan CD spot Iklan Layanan Masyarakat di media TV

e. Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat media

cetak/elektronik.

3. Program Peningkatan Dokumentasi dan Pelaporan Mengelola data dokumentasi, antara lain :

a. Penerbitan Majalah Gapura (Majalah Pemerintah Kota Surabaya)

b. Peningkatan aksesibilitasi dan pelaporan

c. Membuat, menghimpun dan mendokumentasikan naskah pidato Walikota atau Sambutan Walikota


(63)

55

d. Penggandaan CD kegiatan Walikota dan Dokumentasi foto e. Mencetak buku panduan Jari Jadi Kota Surabaya

f. Membuat Banner, Poster, leaflet, Brosur danSticker

g. Mendokumentasikan Kampung Wisata, Kampugn

Produktif, Kampung Urban Farming di Surabaya dalam bentuk film.1


(64)

56

B. Deskripsi Data Penelitian

Salah satu tahap paling penting dalam penelitian ini adalah kegiatan pengumpulan data, yaitu menjelaskan kategori data yang diperoleh. Setelah itu data dan fakta hasil penelitian empiris disusun. Diolah yang kemudian di tarik dalam bentuk pernyataan atau kesimpulan yang bersifat umum. Untuk itu peneliti harus memahami berbagai hal yang berkaitan dengan pengumpulan data, terutama pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan.

Pengumpulan data ini dilakukan di Kantor Humas Pemerintah Kota Surabaya, mulai tanggal 29 Maret 2016 sampai tanggal 10 April 2016. Peneliti memperoleh data dari wawancara langsung dengan Kepala Humas Pemerintah Kota Surabaya dan admin dari akun instagram Humas Pemerintah Kota Surabaya tentang pemrosesan pesan yang di unggah di akun instagram Humas Pemerintah Kota Surabaya serta hambatan dan dukungan ketika pemrosesan pesan yang akan di unggah di akun instagram Humas Pemerintah Kota Surabaya.

Berikut ini hasil interview (wawancara) peneliti dengan para narasumber : Pada hari Selasa tanggal 29 Maret 2016, peneliti turun lapangan dalam upaya mencari data yang sesuai dengan rumusan masalah. Peneliti bertanya mengenai :

1. Bagaimana pertimbangan pemilihan Instagram sebagai media publikasi Humas Pemerintah Kota Surabaya ?


(1)

83

Pemerintah Kota Surabaya lebih dikenal dan memiliki banyak

followers.

Tahapan teori agenda setting selanjutnya yaitu persuasi, persuasi dalam hal ini yaitu media memengaruhi agenda publik yang disebut dengan persuasi.4

Hasil penelitian ini Humas Pemerintah Kota Surabaya melakukan upaya-upaya dalam mendongkrak akun instagram mereka yaitu dengan cara-cara yang dapat menarik perhatian masyarakat, salah satunya dengan cara lomba-lomba foto yang tetap melibatkan Kota Surabaya sebagai objek foto mereka dan memberikan reward pada mereka yang dirasa pihak Humas Pemerintah Kota Surabaya memenuhi syarat sebagai juara.

Lomba-lomba yang diadakan oleh Humas Pemerintah Kota Surabaya pun secara terus menerus setiap bulannya, dengan memberikan reward maka masyarakat akan banyak yang memngikuti lomba tersebut hingga membuat instagram Humas Pemerintah Kota Surabaya lebih dikenal dan dapat menjadi media promosi serta publikasi mereka.

Ibid. hlm. 498.


(2)

84

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Untuk mengetahui proses penggunggahan pesan pada akun Instagram Humas Pemerintah Kota Surabaya serta untuk mengetahui hambatan dan dukungan dalam proses pembuatan pesan yang ditampilkan di akun Instagram Humas Pemerintah Kota Surabaya. Berdasarkan hasil analisis data penulis mendapatkan sejumlah kesimpulan dari temuan yang penulis paparkan di bab sebelumnya, diantaranya adalah:

1. Pemrosesan pesan yang dilakukan oleh pihak Humas Pemerintah Kota Surabaya dalam mengunggah pesan dalam akun instagram mereka tidak ada kriteria yang terlalu khusus, yaitu unggahan-unggahan tersebut harus behubungan dengan Kota Surabaya, resolusi dari gambar tersebut juga tidak boleh yang terlalu rendah supaya gambar tersebut tidak pecah ketika sudah di unggah, karena seperti yang kita ketahui bahwa instgram dapat dikatakan album foto dalam bentuk digital yang bisa dilihat oleh semua orang.

2. Media sosial instagram sebagai akun yang sedang di dongkrak oleh pihak humas pemerintah kota surabaya. Menurut Pemerintah Kota Surabaya saat ini media sosial sangat dianggap penting oleh sebagai besar kalangan masyarakat salah satunya instagram oleh karena itu Humas Pemerintah Kota Surabaya menggunakan media sosial salah


(3)

85

3. Pemrosesan pesan yang dilakukan oleh pihak Humas Pemerintah Kota Surabaya dalam mengunggah pesan dalam akun instagram mereka tidak ada kriteria yang terlalu khusus, yaitu unggahan-unggahan tersebut harus behubungan dengan Kota Surabaya. Pemrosesan pesan dalam akun instagram Humas Pemerintah Kota Surabaya untuk mempertahankan kesamaan antara pihak humas Pemerintah Kota Surabaya dengan masyarakat yaitu dengan mengikuti apa yang menjadi isu di masyarakat saat itu, bagaimana penggunggahan, apa yang sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat mengenai Surabaya pada saat itu.

4. Hambatan-hambatan yang dilalui oleh pihak Humas Pemerintah Kota Surabaya dalam mengembangkan Instagram milik Humas Pemerintah kota Surabaya. Dalam hal ini kurangnya SDM menjadi salah satu hambatan yang dirasa pihak Humas Pemerintah Kota Surabaya cukup besar kurangnya SDM yang menguasai di bidang media sosial tersebut, bukan hanya yang dapat mengunggah, membalas komentar, mention, tagging, repost saja tetapi ia juga

harus memiliki pandangan mau dibawa kemana media sosial milik Humas Pemerintah Kota Surabaya ini kedepannya. Keterbatasan dana untuk memiliki SDM sesuai dengan kriteria yang disebutkan oleh Bapak Fikser selaku Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya merupakan salah satu hambatan dalam membesarkan akun sosial media milik Humas Pemerintah Kota Surabaya.


(4)

86

B. Rekomendasi

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah penulis paparkan, maka terdapat beberapa saran dari penulis sebagai berikut:

1. Pihak Humas Pemerintah Kota Surabaya harusnya memiliki SDM yang khusus untuk menangani media sosial mereka, supaya lebih memaksimalkan publikasi mereka melalui media sosial dan dapat membawa media sosial instagram Humas Pemerintah Kota Surabaya kedepannya lebih baik lagi.

2. Pihak Humas Pemerintah Kota Surabaya juga tidak hanya terfokus pada media sosial isntagram saja karena media sosial-media sosial lain pun memiliki andil yang besar untuk dijadikan sebagai meida publikasi mereka, seperti halnya twitter dan facebook yang saat ini masih digandungi oleh beberapa kalangan.

3. Humas Pemerintah Kota Surabaya juga harus memiliki cara lain bukan

hanya mengadakan lomba dan memberikan reward untuk para pemenang,

oleh karena itu untuk saat ini SDM ynag mumpuni di bidang media sosial dan dapat membawa media sosial Humas Pemerintah Kota Surabaya kedepannya lebih baik sangat dibutuhkan.

4. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang keefektifan media sosial instagram sebagai media dan semoga penelitian ini dapat berguna dan dapat dijadikan bahan rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya pada khalayak dan sasaran lain.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Enterprise, Jubilee. 2013. 100 Aplikasi Android Paling Dahsyat. Jakarta: PT. Elek Media Komputindo.

Hasan, Erliana. 2010. Komunikasi Pemerintahan. Bandung : PT. Refika Aditama. Ilaihi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

J Baran, Stanley. 2012. Pengantar Komunikasi Massa Melek Media dan Budaya.

Jakarta : Penerbit Erlangga.

Masyhuri dan Zainuddin. 2009. Metode Penelitian Pendekatan Praktis dan

Aplikatif. Bandung: PT Refika Aditama.

Maulana, Herdiana. 2013. Psikologi Komunikasi dan Persuasi. Jakarta: Akademia.

Moloeng. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandunng: PT. Remaja Rosdakarya.

Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta : Kencana. Morissan. 2014. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: PRENADA

MEDIA GROUP.

Mufid, Muhammad. 2013. Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2013.

Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: GP Press Group.

Nasrullah, Rully. 2012. Komunikasi Antar Budaya di Era Budaya Siber. Jakarta : Kencana.

Prastowo, Andi. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan

Penelitian. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Riswandi. 2013. Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rudy, May. 2005. Komunikasi &Hubungan Masyarakat International. Bandung : PT. Refika Aditama.


(6)

Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Referensi Online

imago.dailysocial.net (diakses 01 September 2015)

M.republika.co.id/berita/trentek/gadget/12/5/01/m3bt5f-instagram-kian-melejit-dengan-50 juta-pengguna (diakses 03 September 2015)

www.trenologi.com (diakses 01 September 2015)

www.marketing.co.id/remaja-lebih-suka-instagram-daripada-facebook/. (diakses 08 September 2015)