Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembelajaran Geometri pada Siswa Tunanetra di SLB-A Dria Adi Semarang T1 202008004 BAB V

BAB V
KESIM PULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian mengenai pembelajaran geometri pada sisw a
tunanetra dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.

Penyusunan

perencanaan

pembelajaran

seperti

tujuan

pembelajaran, metode, media/ alat peraga, materi ajar dan
instrumen evaluasi harus disesuaikan dengan kemampuan
sisw a karena keterbatasan yang dimiliki sisw a tunanetra.
2.


M etode yang digunakan guru antara lain metode resitasi
(pemberian

tugas), demonstrasi, ceramah, tanya jaw ab,

problem solving dan latihan.
3.

M edia/ alat peraga geometri berupa benda nyata, model benda
yang ditujukan untuk menerangkan atau mew ujudkan konsepkonsep geometri, seperti kerangka besi bentuk bangun, kertas
lipat, model bangun ruang, blokjes, geoboard, dan meteran
Braille.

4.

Dalam mengenalkan geometri kepada sisw a tunanetra, sisw a
diharapkan

dapat


mengalami

langsung

proses

pengidentifikasian berbagai bentuk bangun melalui langkahlangkah pembelajaran yang runtut. Sisw a tunanetra perlu
merabakan benda yang sedang dijelaskan untuk memahami
bentuk dari bangun tersebut. Sisw a akan lebih mudah belajar
dalam mengenal bentuk bangun dengan benda konkret/ riil
karena daya abstraksi untuk sisw a tunanetra sangat terbatas.
5.

Kegiatan evaluasi/ penilaian hasil belajar yang dilakukan pada
saat pembelajaran berlangsung dan diakhir pembelajaran,
berupa tanya jaw ab atau tes untuk mengetahui tingkat
pemahaman sisw a terhadap materi yang baru saja diberikan.

6.


M engacu pada teori Van Hiele dalam belajar geometri sisw a
tunanetra mencapai tahapan yaitu tahap mengenal, tahap
analisis, dan tahap pengurutan.

44

45

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pembelajaran geometri pada
sisw a tunanetra di SLB-A Dria Adi Semarang, maka saran-saran yang
diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan antara lain:
1.

Bagi program studi pendidikan matematika, hendaknya program studi
pendidikan matematika membekali mahasisw a dalam merancang dan
pembuatan alat peraga/ media, supaya nanti ketika mahasisw a terjun
dalam dunia pendidikan dapat membuat alat peraga untuk mendukung

pembelajaran geometri sisw a tunanetra.

2.

Bagi guru, sebaiknya guru lebih dapat memanfaatkan alat peraga/ media
yang ada dan guru dapat membuat alat peraga sesuai dengan
karakteristik sisw a tunanetra untuk dapat mendukung sisw a dalam
kegiatan pembelajaran.

Bagi peneliti lain, peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama
hendaknya mencobakan temuan-temuan alat peraga/ media pembelajaran
sehingga menambah referensi alat peraga/ media untuk pembelajaran sisw a
tunanetra.