IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MASJID NASIONAL AL-AKBAR SURABAYA.

(1)

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI

MASJID NASIONAL AL-AKBAR SURABAYA

Skripsi Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Disusun Oleh: MOHAMAD ABDILLAH

B04211019

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

SURABAYA 2015


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini dibuat oleh:

Nama : Mohamad Abdillah

NIM : B04211019

Jurusan : Manajemen Dakwah

Judul :Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya

Telah diperiksa dan diadakan perbaikan untuk dapat diujikan guna memenuhi Satuan Kredit Semester Program Studi Manajemen Dakwah pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Negeri Islam Sunan Ampel Surabaya.

Surabaya, 28 Juli 2015

Menyetujui pembimbing

Drs. M.Taqwim Suji, M.Pd.I


(3)

iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi yang disusun oleh Mohamad Abdillah ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi

Surabaya, 6 Agustus 2015 Mengesahkan

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Dekan

Dr. Hj. Rr. Suhartini, M.Si NIP. 195801131982032001

Penguji I

Drs. M.Tqwim Suji, M.Pd.I NIP. 195104241979031005

Penguji II

Airlangga Bramayudha, MM NIP. 197912142011011005

Penguji III

Aun Falestin Faletehan, S.Sos.I, M.Fil.I, MHRM NIP. 198205142005011001

Penguji IV

Deasy Tantriana, MM NIP. 198312282011012009


(4)

v

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN OTENTISITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama : Mohamad Abdillah

NIM : B04211019

Jurusan : Manajemen Dakwah

Alamat : Jl.Hayam Wuruk Gg IX/ no 91 Kecamatan Sempusari Kabupaten Jember.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Skripsi ini belum pernah dikumpulkan kepada lembaga pendidikan tinggi manapun untuk mendapat gelar akademik apapun.

2. Skripsi ini benar-benar hasil karya saya secara mandiri dan bukan merupakan plagiasi atas karya orang lain.

3. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini sebagai hasil plagiasi, saya akan bersedia menanggung segala konsekuensinya.

Surabaya, 28 Juli 2015 Yang menyatakan

Mohammad Abdillah


(5)

ABSTRAK

Mohamad Abdillah, NIM. B04211019, 2015: “Implementasi Sistem Manajemen

Mutu ISO di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya”. Skripsi jurusan Manajemen

Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.

Skripsi ini dengan judul “Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya” bertujuan untuk mengetahui bagaimana Implementasi dan kendala Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Serta mengetahui penerapan persyaratan umum Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 yang terdiri dari 8 klausul.

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik validasi data menggunakan Triangulasi. Metode analisis data menggunakan tekanik reduksi data, penyajian data dan verifikasi.

Dari hasil Penelitian ini, didapatkan bahwa Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Masjid Nasional Al-Akbar memenuhi persyaratan umum dari ISO 9001:2008. Hal tersebut dikarenakan seluruh kegiatan yang dilakukan di Masjid Nasional Al-Akbar memiliki Pedoman Mutu dalam melaksanakan kegiatan sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sebagai mana mestinya. Jika terdapat masalah dalam pelaksanaan kegiatan maka akan ada kontrol dan evaluasi yang dilakukan oleh bagian-bagian yang memiliki wewenang untuk memberikan arahan untuk memperbaiki kegiatan. Sehingga kegiatan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Karena keterbatasan waktu dan pengetahuan peneliti, maka diharapkan pada penelitian lain yang melanjutkan penelitian ini dapat menyempurnyakan kekurangan didalam pembahasannya.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATAPENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Konsep ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 12

BAB II : KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 13

B. Kerangka Teori ... 19

1. Konsep Sistem Manajemen Mutu ... 19

2. ISO 9001:2008 ... 37

3. Masjid ... 43

BAB III : METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 47

B. Lokasi Penelitian ... 47

C. Jenis dan Sumber Data ... 48


(7)

E. Teknik Pengumpulan Data ... 52

F. Teknik Validasi Data ... 54

G. Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 57

1. Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya ... 57

2. Visi, Misi, Motto dan Prinsip Dasar Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya ... 63

B. Penyajian Data ... 64

1. Implementasi SMM ISO 9001:2008 di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya ... 64

2. Kendala Penerapan SMM ISO 9001:2008 di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya ... 80

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

1. Implementasi SMM ISO 9001:2008 di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya ... 83

2. Kendala Penerapan SMM ISO 9001:2008 di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya ... 91

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 93

B. Saran dan Rekomendasi ... 94

C. Keterbatasan Penelitian ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan umat Islam dari masa ke masa yang selalu bertambah dan membuat masyarakat Islam selalu berupaya dalam membagun masjid-masjid sebagai tempat suci untuk beribadah, baik di kota-kota besar maupun pelosok pedesaan, bahkan hampir disetiap lingkungan perkantoran, di kampus-kampus, di lingkungan kegiatan ekonomi, baik di kantor-kantor pemerintah maupun swasta berdiri dengan megah masjid-masjid dengan berbagai bentuk dan gaya arsitektur.1

Masjid merupakan tempat diterapkannya berbagai nilai kebijakan dan kemaslahatan umat, baik yang berdimensi ukhrawi maupun duniawi. Semuanya bisa berjalan dengan sukses jika dirangkum dalam sebuah garis kebijakan manajemen masjid. Namun dalam kenyataannya, fungsi masjid berbau duniawiyah kurang memiliki peran maksimal dalam pembangunan umat dan peradaban Islam.

Bumi yang kita tempati adalah masjid bagi kaum muslimin. Setiap muslim boleh melakukan sholat dimanapun diwilayah bumi ini, terkecuali diatas kuburan, ditempat najis, dan tempat-tempat yang menurut ukuran syariah Islam tidak sesuai untuk dijadikan tempat sholat. Masjid merupakan tempat orang berkumpul

1


(9)

2

dan melakukan sholat secara berjamaah, dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan silatuhrami dikalangan kaum muslimin.2

Masjid memiliki fungsi yang lebih luas dari itu. Sebagaimana diketahui, pada zaman Rosulullah SAW dan para sahabatnya. Masjid merupakan satu-satunya pusat aktivitas umat Islam.Ketika itu, Rasulullah mulai membina para sahabat yang menjadi kader tangguh dan terbaik umat Islam, generasi awal untuk memimpin, memelihara dan mewarisi ajaran-ajaran agama dan peradaban Islam yang bermula dari masjid.Keberadaan masjid yang disebut "Rumah Allah". Selain melambangkan eksistensi umat Islam juga melambangkan kesatuan, pengabdian dan ketaatan manusia kepada sang Khaliq yakni Allah SWT.

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 18:

Artinya: "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang berima kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selai kepada Allah,

2

Moh. E. Ayub, dkk, 1996, manajemen Masjid:Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus Masjid, Gemas insani Press, Jakarta. hal 1


(10)

3

Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”.3

Jama'ah yang beribadah di masjid tentunya berasal dari kalangan orang tua, remaja dan anak-anak. Para jama'ah inilah yang mempunyai konstribusi besar untuk memakmurkan masjid. Walaupun masjid sudah menggunakan marmer dari atas sampai bawah, dilengkapi listrik dan sarana moderen lainya, masjid tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya, yang menjadikan ia sebagai sarana "kemakmuran" adalah kita semua umat Islam. Memakmurkan masjid terbagi dua; zhahir dan batin. Zhahir berkaitan dengan fisik (seperti bersih dan nyaman), sedangkan batin berkaitan dengan dzikrullah dan syi’ar-syi’ar Islam (seperti azan, shalat Jum’at, dan shalat lima waktu berjama’ah, membaca Al Qur’an, berdzikr, beribadah, dsb.) dan kegiatan keagamaan (seperti pengajian dan pendalaman agama).4 Dan kegiatan memakmurkan masjid tersebut tidak akan berjalan dengan baik jika tidak memiliki sistem pengelolaan atau manajemen yang baik.

Meskipun manajemen pada awalnya tumbuh dan berkembang dikalangan dunia bisnis, industri dan militer, akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya ternyata sangat bermanfaat dan amat dibutuhkandalam berbagai usaha dan kegiatan, termasuk didalamnya organisasi pengelolaan masjid. Dalam dunia modern, di mana perkembangan berbagai disiplin ilmu dan teknologi sangat

3Al-Qur’a da Terje ah ya Surat At-Taubah ayat 18. 4

Tafsir ayat 13-24 surah At-Taubah, diakses pada tanggal 23-06-2015 dari http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-at-taubah-ayat-13-24.


(11)

4

pesat, tidak ada satu organisasipun yang tidak menggunakan manajemen. Pengelolaan masjid dewasa ini, yang ditandai dengan era globalisasi, pasti menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan yang sangat kornpleks. Karenanya gelombang budaya asing yang bersifat destruktif mendorong para pengelola masjid untuk mempersiapkan manajemen yang baik dan berkualitas.5

Manajemen masjid yang digunakan tidak lepas dari tuntunan al-Qur'an dan al-Sunnah, dari kedua sumber ajaran Islam itulah dapat dikembangkan suatu manajemen pengelolaan masjid yang sesuai dengan bimbingan Rasulullah SAW. Sebagai suatu aktivitas yang sangat terpuji, pengelolaan masjid harus dilaksanakan secara profesional dan menuju pada sistem manajemen modern, sehingga dapat mengantisipasi perkembangan yang terus berubah dalam kehidupan masyarakat yang maju dan berkualitas.

Suatu manajemen harus memiliki suatu landasan sebagai pengawas dan pengontrol dalam kegiatannya. Landasan tersebut seperti SNI (Standart Nasional Indonesia) dan ISO (International Organization for Standardization) manajemen. Jika landasan tersebut semangkin kuat, maka sistem manajemen mutu yang dibangun oleh sebuah organisasi juga semangkin kokoh. Sehingga apabila organisasi dalam suatu masjid itu kuat, maka manajemen yang dibangun masjid

5

A Muslimin, 2004, Manajemen Pengelolaan Masjid, Jurnal Online, Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal 105.diakses pada tanggal 23-06-2015 dari

http://digilib.uinsuka.ac.id/8309/1/AZIZ%20MUSLIM%20MANAJEMEN%20PENGELOLAAN%20MASJID .pdf.


(12)

5

merupakan menejemen yang kokoh. Dalam penelitian tersebut menggunakan ISO manajemen.

ISO manajemen yang digunakan pada penelitian tersebut adalah ISO 9001:2008 karena menyesuaikan dengan obyek penelitian. Menurut Prabowo menjelaskan bahwa sistem merupakan bagian dari manajemen mutu terpadu (Total Quality Management). ISO 9001:2008 merupakan persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penelitian dari suatu system manajemen kualitas. Tujuannya untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk dan jasa yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan yang ditetapkan ini merupakan kebutuhan spesifik dari pemilik, dimana organisasi yang dikontrak bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produknya sebagaimana ditentukan oleh organisasi.6

Berdasarkan penelususran peneliti menemukan dua masjid yang telah mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di pulau Jawa diantaranya yaitu: (1) Masjid Al-Ikhlas Jati Padang Jakarta, dan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.

Masjid Al-Ikhlas Jati Padang mendapat sertifikat ISO sejak tahun 2011 lalu. Sedangkan sertifikat ISO Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya baru diperoleh awal tahun 2013. Dengan sertifikat ISO 9001:2008 tersebut,

6

Amin Widjaya Tunggal, 1993, Manajemen Mutu Terpadu Suatu Pengantar(Total Quality Management), PT. Rineka Cipta, Jakarta, hal 106.


(13)

6

pengelolaan masjid dilakukan dengan menerapkan standar mutu. Menurut pengurus Masjid Al-Ikhlas Jati Padang Rahadi Mulyanto, penerapan standar ISO membuat pengelolaan masjid dilakukan sesuai akuntabilitas publik. Semua program dan kegiatan masjid selama satu tahun dapat dilakukan dengan baik dan dapat dipertanggungjawakan. “Semua tercatat, transparan, dan akuntabel,” kata Rahadi pada Republika, Rabu (20/2). Sementara itu Direktur Utama Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, KH.Endro mengungkapkan, pihaknya sengaja mengejar target ISO untuk merapikan semua program masjid. Dengan standar ini, mutu pengelolaan dapat terpantau dan harus dilaksanakan.7

Berdasarkan masjid yang telah mengimplementasikan ISO 9001:2008, peneliti tertarik melakukan penelitian di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya karena berdasarkan pengamatan peneliti pada saat melakukan kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Juli 2014 lalu, masih banyak hal yang peneliti ingi ketahui tentang ISO yang telah diterapkan di masjid tersebut apakah selalu sesuai dengan standar mutu ISO karena setiap pelaksanaan dan penerapan ISO akan dievaluasi setiap satu tahun.8

7

Dua Masjid Indonesia Bersetiifikat ISO, diakses pada tanggal 14-06-2015 dari

m.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/02/20/miilq2-dua-masjid-indonesia –

bersertifikat-iso

8Agustin Dian M, 2013, Sistem Manajemen Mutu Berdasarkan ISO 9001:2008 di Masjid Al-Akbar

Surabaya, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Institut Agama Islam Negri Sunan Ampel Surabaya, hal 77.


(14)

7

Sistem manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada Masjid Nasional Al-Akbar diterapkan pada tiga direktorat yaitu: (1) Direktorat Idarah (2) Direktorat Imarah Ijtimaiyah (3) Direktorat Shiyanah.

Berdasarkan paparan tersebut maka peneliti menarik kesimpulan topik penelitian yaitu kendala dan upaya dalam menerapan sistem manajemen mutu ISO dengan judul “Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Masjid Nasional Al-Akbar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latarbelakang tersebut, rumusan masalah penelitiannya: 1. Bagaimana penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Masjid

Nasional Al-Akbar Surabaya?

2. Adakah kendala dalam menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian tersebut adalah:

1. Mengetahui bagaimana implementasi dan kendala dalam menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada Masjid Nasional Al-Akbar menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.

2. Hasil dari penelitian tersebut nantinya akan memberikan konstribusi dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di Masjid


(15)

8

Nasional Al-Akbar Surabaya yang nantinya dapat dijadikan acuan untuk bahan pertimbangan dalam perbaikan berkelanjutan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Ilmu Manajemen Masjid.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi teori-teori terutama dalam hal manajemen masjid yang berstandar internasional.

2. Bagi Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya .

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi saran mengenai hasil implementasi ISO 9001:2008 di Masjid Nasional Al-Akbar agar lebih baik lagi untuk kedepannya.

3. Bagi Sivitas Akademika UIN Sunan Ampel Surabaya.

Diharapkan penelitian ini begunasebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan manajemen masjid, serta sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

4. Bagi Peneliti

Peneliti ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu manajemen masjid dan khususnya mengenai implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.


(16)

9

E. Definisi Konsep

Untuk Mencegah terjadi kesalahan persepsi dalam memahami penelitian tersebut, maka peneliti akan mendeskripsikan beberapa istilah yang ada dalam judul “Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya”.

1. Pengertian Sistem Manajemen Mutu

A.M Kadarman mengartikan sistem sebagai, “Suatu kumpulan bagian yang saling berhubungan dan bergantung serta diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu keseluruhan untuk mencapai tujuan”.9

Menurut kotler yang dikutip oleh Alma mendefinisikan “manajemen mutu sebagai suatu pendekatan perusahaan secara menyeluruh untuk meningkatkan kualitas produk, mulai dari proses pembuatanm hasil jadi, pengiriman serta pelayan secara terus-menerus.”10

Dari kedua pengertian di atas, dapat dilihat bahwa sistem manajemen mutu menuntut adanya perbaikan mutu secara kontinyu melalui tahapan-tahapan yang harus dilakukan sehingga menghasilkan suatu keseluruhan untuk mencapai tujuan.

9

AM.Kadarman, 1996, Pengantar Ilmu Manajemen, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Hal 8.

10


(17)

10

2. Pengertian ISO 9001:2008

Amin Widjaja Tunggal menjelaskan ISO 9001, yaitu: “ISO 9001 salah satu sistem kepastian mutu ISO 9000, yaitu untuk organisasi yang melaksanakan desain, pengembangan perekayasaan, produksi atau

manucfacturing, instalasi atau perakitan dan pelayanan atau reparasi. ISO

9001 adalah sistem manajemen mutu model untuk jaminan mutu dalam perancangan atau pengembangan, produksi, instansi dan pelayanan. Menurut Budi Wahyono “Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 adalah Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 yang dikeluarkan pada tahun 2008 adalah suatu standart internasional untuk sistem manajemen mutu/kualitas.11

3. Pengertian Masjid

Secara etimologi masjid adalah "tempat sujud, yaitu tempat umat Islam mengerjakan sholat, dzikir kepada Allah SWT, dan untuk hal-hal yang berhubungan dakwah islamiyah".12 Menurut Ayub tentang pengertian masjid, yaitu “Masjid berasal dari bahasa arab sajada yang berarti tempat sujud atau tempat menyembah Allah SWT.Bumi yang kita tempati adalah masjid bagi kaum muslimin”.13

11

Amin Widjaya Tunggal, 1993, Manajemen Mutu Terpadu Suatu Pengantar(Total Quality Management), PT. Rineka Cipta, Jakarta, hal 106.

12 M. Abdul Mujid, 1994, Kamus Istilah Fiqih, PT.Pustaka Firdaus, Jakarta, hal 201. 13

Mohammad E. Ayub, 1996, Manjemen Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus, Gema insani press, Jakarta, Hal 1.


(18)

11

Masjid secara umum diidentikan dengan tempat shalat bagi mereka umat Islam. Sejak zaman Nabi masjid selain difungsikan sebagai tempat pelaksanaan ibadah, juga sebagai pusat kebudayaan, pusat ilmu pengetahuna, pusat informasi, pusat pengembangan ekonomi, pusat pengaturan strategi perang, serta pembinaan dan pengembangan sumber daya umat secara keseluruhan. penelaran tersebut memberikan gambaran, bahwa masjid memiliki peran dalam urusan ukhrawi maupun duniawi guna mengembagankan potensi umat.

Jadi dapat disimpukan bahwa masjid merupakan tempat umat islam dalam menjaga keseimbangan hubungan antra kehidupan akhirat maupun kehidupan dunia.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan suatu yang menghantarkan ketujuan skripsi. Dalam sistematika pembahasan ini, nantinya akan berisi tentang alur pembahasan yang terdapat dalam bab pendahuluan sampai penutup.

Bab I : Pendahuluan ; Berisikan pembahasan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan.

Bab II : Kajian Teoritik ; Berisikan tentang Penelitian yang pernah dilakukan sebelum penelitian ini namun masih memiliki keterkaitan dengan penelitian ini


(19)

12

(penelitian yang relevans), serta kajian teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian yang disesuaikan dan secara garis besar tentang sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

Bab III : Metode Penelitian ; Berisikan pembahasan tentang pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan peneliti, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik validasi data, teknik analisis data.

Bab IV : Hasil Penelitian ; Berisikan pembahasan tentang gambaran umum obyek penelitian, implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Serta kendala dalam mengatasi kendala implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.

Bab V : Penutup ; Berisikan tentang uraian kesimpulan dari hasil penelitian serta saran dan rekomendasi,

Kemudian dilanjutkan dengan bagian akhir yang berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran, hasil wawancara dan lain-lain.


(20)

BAB II

KERANGKA TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan ini digunakan untuk menelusuri penelitian sebelumnya yang masih ada kaitannya baik itu mengenai kajian topik maupun kajian permasalahan penelitian, sehingga dapat mengetahui masalah mana yang belum diteliti oleh peneliti sebelumnya.Selain itu juga sebagai perbandingan antara fenomena yang hendak diterliti dengan hasil studi terdahulu yang serupa.

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini pernah dibahas oleh berbagai peneliti. Disini penulis akan menjelaskan hasil penelitian terdahulu yang ada kesamaan dengan skripsi dan menjelaskan isi perbedaan dan persamaan antara hasil penlitian terdahulu dengan yang akan diteliti sekarang.

1. Agustina Dian M, NIM B04209032, Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2013. Melakukan riset dengan judul “Sistem Manajemen Mutu Berdasarkan ISO 9001:2008 di Masjid Al-Akbar Surabaya” tujuan riset tersebut untuk (1) mengetahui cara masjid Al-Akbar Surabaya dalam mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 (2) mengetahui faktor-faktor apasaja yang mendukung dalam


(21)

14

mendapakatkan sertifikat ISO.17 Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pengajuan sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001:2008 di Masjid Al-Akbar adalah perencanaan yang dilakukan untuk sertifikasi terdapat beberapa tahapan yaitu: persiapan awal, persiapan SDM, persiapan pelatiahan dan penentuan pengajuan direktorat yang masuk ISO. Setelah perencanaan selesai pihak masjid mengajukan ke lembaga sertifikasi dan dilakuka audit oleh lembaga tersebut, setelah dinyatakan lulus maka langsung diberikan sertifikat ISO 9001:2008. Dan faktor-faktor pendukung proses sertifikasi yaitu adanya kemauan bersama, komitmen, dan dukungan dari pimpinan.

2. Leni Agus Liana, 09140055, Program Ilmu Perpustakaan, Fakultas adab dan budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013. Melakukan penelitian tentang “ Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 klausul 7.5 pada bagian layan Repository dan Desertasi Gedung L5(Library 5) Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta”.Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana implementasi, kendala dan upaya dalam menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dibagian layanan repository tesis dan desetasi di gedung L5 (library 5) Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah

17

Agustin Dian M, 2013, Sistem Manajemen Mutu Berdasarkan ISO 9001:2008 di Masjid Al-Akbar Surabaya, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Institut Agama Islam Negri Sunan Ampel Surabaya.


(22)

15

Mada Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitan kualitatif, tekhnik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Metode analisis data menggunakan uji kredibilitas, uji tranferability, uji depenability dan uji confirmability. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 klausul 7.5 pada layanan repository tesis dan desertasi secara keseluruhan belum memenuhi standart sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, hal tersebut dikarenakan kendala manajemen waktu, SDM, dan kebijakan peraturan. Dan upaya yang dilakukan bagian layanan repository tesis dan desetasi Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yaitu dengan mengajukan peraturan mengenai standart waktu penggunaan fasilitas umum pada baguan tersebut serta mengajukan penambahan fasilitas pada bagian sarana dan prasarana, serta sosialisasi dan rapat kordinator setiap awal bulan guna untuk memantau kinerja serta kegiatan di bagian tersebut.18

Adapun perbedaan dan persamaan dari penelitian terdahulu dan sekarang dapat dilihat dalam tabel berikut:

18

Leni Agus Liana, 2013,Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 klausul 7.5 pada bagian layan Repository dan Desertasi Gedung L5(Library 5) Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Skripsi, Program Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.


(23)

16

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan

NO Judul

Penelitian Objek Penelitian Metode Penelitian Tujuan Penelitian 1 Penelitian

1 tahun 2013 Sistem Manajemen Mutu Berdasarkan ISO

9001:2008 di Masjid Al-Akbar Surabaya

Masjid Al-Akbar Surabaya

penelitian

kualitatif deskriptif pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara,

dokumentasi dan triangulasi.

(1) mengetahui cara masjid Al-Akbar Suraba dalam

mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 (2) mengetahui faktor-faktor apasaja yang mendukung dalam

mendapakatkan sertifikat ISO 2 Penelitian

2 tahun

Implementasi Sistem

Bagian layan Repository

Penelitan

kualitatif, tekhnik

Mengetahui implementasi,


(24)

17

2013 Manajemen Mutu ISO 9001:2008 klausul 7.5 pada bagian layan

Repository Tesis dan Desertasi Gedung L5(Library 5) Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Tesis dan Desertasi Gedung L5(Library 5) Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara,

dokumentasi dan triangulasi. Metode analisis data menggunakan uji kredibilitas, uji tranferability, uji depenability dan uji confirmability.

kendala dan upaya dalam menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dibagian layanan

repository tesis dan desetasi di gedung L5 (library 5) Perpustakaan Pusat

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 3 Penelitian

Sekarang tahun Implementasi Sistem Manajemen Masjid Nasional Al-Akbar Penelitian menggunakan pendekatan Mengetahui implementasi sistem


(25)

18

2015 Mutu ISO 9001:2008 di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya

Surabaya kualitatif

deskriptif, tekhnik pengumpulan data menggunakan interview,

observasi dan dokumentasi, dan triangulasi untuk validasi data, tekhnik analisis data menggunakan interactive model yang

mengklasifikasikan analisis data dalam tiga langkah yaitu: reduksi data, display

data,verivikasi data

manajemen mutu ISO 9001:2008 di Masjid

Nasional Al-Akbar serta mengetahui kendala dan upaya dalam penerapaannya.


(26)

19

B. Kerangka Teori

1. Konsep Sistem Manajemen Mutu a) Sistem

Sistem merupakan sekumpulan elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan.19A.M Kadarman mengartikan sistem sebagai, “Suatu kumpulan bagian yang saling berhubungan dan bergantung serta diatur sedemikian rupasehingga menghasilkan suatu keseluruhan untuk mencapai tujuan”.20

b) Manajemen

1) Pengertian Manajemen

Secara etimologi manajemen berasal daribahasa inggris berupa kata kerja "to manage" yang sinonimnya antara lain to hand (mengurus), to contrrol (memeriksa), to guide (memimpin), jadi bila dilihat dari asal katanya manajemen berarti pengurusan, pengendalian, memimpin atau membimbing.21

Dalam bahasa arab, istilah manajemen diartikan sebagai

an-nizam atau at-tanzhim, yang merupakan tempat untuk menyimpan

segala sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya.22

19

Konsep Sitem dan Sistem Orgaisasi dan Manajemen Perusahaan diakses pada tanggal 03-07-2015 dari http://wsilfi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/12542/Konsep+Sistem.pdf.

20

AM.Kadarman, 1996, Pengantar Ilmu Manajemen, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Hal 8. 21EK Mochtar Effendi,1986, Manajemen: Suatu pendekatan berdasakan ajaran islam,Bharatara Karya Aksar, Jakarta, hal 9.

22


(27)

20

Sedangkan manajemen didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti :

(a) Proses penggunaan sumberdaya yang efektif untuk mencapai sasaran.

(b) Pipimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan oraganisasi.23

Dalam litelatur manajemen, terdapat tiga pandangan tentang manajemen yaitu : pertama, manajemen sebagai suatu proses, kedua, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dan ketiga, manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai ilmu.24

(1) Manajemen sebagai suatu proses, beberapa pendapat para ahli diantaranya:

(a.)George R.Terry, yang dikutip oleh Manullang dalam buku dasar-dasar pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan tenaga manusia dan sumber lainnya.25

(b.)Menurut James A.F Stoner seperti yang dikutip oleh A.M. Kadarman dan Yusuf Udaya dalam buku

23DepDikBut, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hal 623. 24

M Manulang, 1990, Dasar-dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta , Cet ke -14, hal 15. 25


(28)

21

Pengantar Ilmu Manajemen, bahwa " Manajemen adalah proses merencanakan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan berbagai upaya dari organisasi guna tercapainya tujuan organisasi yang telah ditentukan.26

(2) Manajemen sebagai suatu kolektifitas, adalah kolektifitas orang-orang yang melakukan aktifitas manajemen. Jadi, dengan kata lain segenap orang-orang yang melakukan aktifitas manajemen dalam suatu lemabaga tertentu. Dalam arti singular (tunggal) disebut manajemen, menurut Prof Drs. Zaini Muchtarom, “Manajemen adalah aktifitas untuk mengatur kegunaan sumber daya bagi terciptanya tujuan otganisasi secara efektif ”.27

(3) Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu, Chester I Barnard dalam bukunya The Function of the Executive, yang dikutip oleh Manullang mengakui bahwa manajemen itu adalah suatu seni dan juga sebagai ilmu. Demikian pula Henry Fayol dan George R. Terry yang dikutip juga oleh Manullang dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen

26

A M Kadarman dan Yusuf Udaya, 1997, Pengantar Ilmu Manajemen, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Cet ke-15, hal 9.

27

H Zaini Muchtarom, 1996, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, Al-Amin dan IKFA, Yogyakarta, Cet ke-1 h 37.


(29)

22

berpendapat bahwa “Manajemen itu adalah suatu seni sekaligus suatu ilmu”. Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata dan mendatangkan hasil yang manfaat, sedangkan manajemen sebagai suatu ilmu berfungsi menerangkan fenomena-fenomen, kejadian-kejadian, yang bersifat memberikan penjelasan.28

Jelas bahwa manajemen merupakan hal penting dalam kehidupan manusia, juga dapat dimengerti bahwa dengan manajemen, manusia mampu mengenali kemampuan berikut kelebihan dan kekurangannya sendiri.Manajemen menunjukkan cara-cara yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan suatu pekerjaan.29

Dari definisi manajemen yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa manajemen telah memungkinkan untuk mengurangi hambatan-hambatan dalam pencapaian suatu tujuan dengan suatu proses pengaturan kerja yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan baik dari perancanaan, pengorganisasian, penggerakan dan tindakan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien.

28M manullang , 1996, Dasar-Dasar Manajemen, Cet ke-15 hal 15. 29

Muhammad Ismail Yusanto, 2003, Pengantar Manajemen Syariat, Khairul bayan, Jakarta, Cet ke II hal 13.


(30)

23

2) Fungsi-Fungsi Manajemen

Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi seperti perencanaan, pengorganisasian, pengkordinasian dan pengawasan. Banyak definisi tentang fungsi-fungsi manajemen tapi sebagaian besar mendefinisikan fungsi-fungsi manajemen sebagai suatu usaha merencanakan, mengorganisir, mengarahakan, mengkordonasi serta mengawasi kegitan dalam suatu organisasi agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.30 Selain memiliki fungsi-fungsi yang terkondisikan manajemen juga memiliki dua unsur lainnya, yakni subyek pelaku dan obyek tindakan. Subyek pelaku manajemen tidak lain ialah manajer. Sedangkan obyek tindakan manajemen terdidi atas organisasi, dana, operasiatau produksi, pemasaran, waktu dan obyek lainnya.31

Fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh George R. Terry yang dikutip oleh Mochtar Effendy, fungsi manajemen terdiri dari Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan), Controlling (pengawasan). Berikut penjelasan fungsi dalam manajemen. Berikut penjelasan fungsi-fungsi manajemen:

(a) Planning (Perencanaan)

30

Sukanto Reksohadi Prodjo, 2000, Dasar-Dasar Manajemen,BPFE, Yogyakarta, hal 13. 31


(31)

24

Planning yang disebut juga perenacaan adalah gambaran dari suatu kegiatan yang akan datang dalam jarak waktu terntentu dan metode yang dipakai dalam tindakan-tindakan yang akan diambil. Perencanaan berisikan tujuan pandanga kedepan terarah berdasarkan penilaian yang benar.32

(b) Organizing (Pengorganisasian)

Organizing ini merupakan proses pemerataan struktur dan alokasi kerj. 33 Menurut Drs. Malayu Hasibuan bahwa pengorganisasianadalah suatu proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktifitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan pada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.34

(c) Actuating (Penggerakan)

Fungsi Actuating meliputi kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk jabatan yang ada dalam struktur organisasi. Setelah diadakan pembagian pekerjaan, ditunjuk orang-orang yang akan melaksanakan dan bertanggung jawab dalam pekerjaan.Bila rencana telah tersusun, struktur organisasi telah ditetapkan dan

32

Mochtar Effendy, 1986, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, Bhatara Karya Aksara, Jakarta, hal 75.

33

Josephl Massie, 1983, Dasar-Dasar Manajemen, Erlangga, Jakarta, hal 7. 34


(32)

25

posisi sudah terisi, maka tugas pimpinan untuk menggerakan atau mengarahkan bawahannya agar tujuan organisasi dapat terlaksana dengan baik. Fungsi ini juga merupakan usaha untuk mengharmoniskan atau menserasikan seluruh kegiatan sehingga dapat mencapai tujuan yag diharapkan.35

Langkah-langkah Actuating diantaranya : (1) Memberi Motivasi

(2) Pembimbingan (3) Menjalani Hubungan

(4) Penyelenggaraan Komunikasi

(5) Pengembangan atau Peningkatan Pelaksaan.

Jadi dapat disimpulkan pengertian penggerakan dapat disimpulkan bahwa actuating adalah suatu fungsi yang mendorong agar anggota organisasi bekerja untuk mencapai maksud-maksud tertentu dengan efektif dan efisien.

(d) Controlling (Pengawasan)

Pengawasan tidak kalah penting dari fungsi yang lain. Pengawasan atau bisa disebut pengendalian, mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarakan. Evaluasi ini dilakukan ketika kegiatan sedang berjalan.

35


(33)

26

Fungsi manajerial pengawasan adalah mengukur serta mengevaluasi prestasi kerja karyawan guna memastikan, bahwa tujuan organisasi dan planning awal dilaksanakan dengan baik.36

Pengawasan merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh semua yang melingkupi organisasi. Secara umum pengawasan dibagi menjadi tiga:

(1) Pengawasan Fungsional

Pengawasan ini dilakukan oleh petugas pengawasan, secara fungsional tugasnya memang mengawasi kegiatan didalam organisasi.

(2) Pengawasan Masyarakat

Pengawasan yang diambil dari penyampaian masyarakat yang memberikan saran terhadap kegiatan dalam oraganisasi

(3) Pengawasan Melekat (WASKAT)

Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan langsung terhadap karyawan yang sedang bekerja.melekat pada jabatan yang dipegang oleh pimpinan merupakan kewajiban yang dilakukan terus-menerus.

36


(34)

27

3) Unsur-Unsur Manajemen

Selain fungsi-fungsi manajemen hal yang sama pentingnya ialah unsur-unsur manajemen. Dalam unsur-unsur manajemen mencakup manusia, uang, material, mesin, metode, pasar dan biasanya disebut dengan Six M's (Men, Money, Material, Machine, Methods,

and Market).Keenam unsur tersebut merupakan sumber dari

manajemen yang sangat diperlukan bagi kepentingan manajemen.37adapun penjelesannya sebagai berikut:

(a) Man (Manusia)

Manusia adalah unsur pendukug yang paling penting dalam manajemen, karena pada dasarnya manajemen dilakukan oleh untuk dan kepada manusia. Dan tanpa kegiatan yang dilakukan oleh manusia tujuan pasti tidak adan tercapai, namun manusia itu sendiri harus didukung dengan unsur lain agar tujuan dapat tercapai secara maximal.

(b) Money (Uang)

Uang adalah sarana atau unsur kedua setelah manusia, karena uang dipakai untuk pelaksanaan kerja dan pelaksanaan semua fungsi-fungsi kegiatan dalam organisasi demi tercapainya tujuan dengan sebaik-baiknya.Uang juga

37


(35)

28

dapat dipakai untu perangsangan.maksudnya untuk memberi imbalan pada tenaga manusia tadi sebagai sarana manajemen agar tujuan dapat tercapai.

(c) Material (Materi)

Dalam organisasi dan manajemen material diartikan sebagai sumber yang diperlukan bagi pelaksanaan fungsi-fungsi pimpinan, dan juga untuk pencapaian tujuan organisasi, supaya tujuan organisasi tidak terputus. Material juga diartikan baik fisik (bahan-bahan baku) maupun non fisik (data dan informasi yang tertulis maupun tidak)

(d) Mechine (Mesin)

Peranan mesin didalam kehidupan manusia sangat dibutuhkan karena sumber tenaga kerja hidup (manusia) memiliki keterbatasan kemampuan. Untuk itu mesin merupakan sumber yang diperlukan pula didalam rangka proses manajemen ataupun prosedur kerja dengan secepat-tepatnya dalam memperoleh hasil yang memuaskan. (e) Methode (Metode)

Pelaksanaan kegiatan perusahaan perlu membuat alternatit metode agar produk yang diinginkan tercapai


(36)

29

karena metode merupakan perangkat absrtak dari pelaksanaan kerja yang dilakukan oleh manusian untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang menawarkan berbagai metode baru yang lebih baik dalam mengelola organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa. (f) Market (Pasar)

Pasar adalah tempat untuk memperluas kegiatan organisasi dalam bidang sosial dalam artian memasarkan hasil organisasi.38 Para manajer harus memiliki orientasi pemasaran (pengguna jasa) dengan pendekatan ekonomi mikro maupun makro serta memperhitungkan kecenderungan-kecenderungan baru yang akan menyangkut permintaan atau kebutuhan masyarakat.

c) Manajemen Mutu

Beberapa pendapat ahli tentang mutu (quality) yang pertama Crosby “mutu ialah sesuatu sesuai dengan persyaratan (conformance = requiment)”, kedua Deming “mutu ialah suatu tingkatan yang dapat diprediksi dari keseragaman dan ketergantungan pada biaya rendah dan sesuai dengan pasar”, ketiga Juran “mutu ialah kemampuasan untuk

38


(37)

30

digunakan (fitness for use)”.39

Namun menurut pendapat peneliti mutu ialah kriteria-kriteria dari jasa maupun produk yang digunakan dalam pemuasan pelanggan.

Selanjutnya tentang manajemen mutu menurut Kotler yang dikutip oleh Alma mendefinisikan Manajemen Mutu sebagai suatu pendekatan perusahaan secara menyeluruh untuk meningkatkan kualitas produk, mulai dari proses pembuatan, hasil jadi, pengiriman serta pelayanan secara terus menerus.40

Sedangkan menurut Willy Susilo manajemen mutu adalah: Upaya sistematis melalui fungsi perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan, atau pengendalian serta tindak lanjut terhadap semua unsure organisasi, baik internal maupun eksternal yang tercakup dalam dimensi material, metode, mesin, dana, manusia, lingkungan dan informasi untuk merealisasikan komitmen, kebijaksanaan dan sasaran mutu yang telah diterapkan dalam raangka memberikan kepuasan kepada pelanggan untuk masa sekarang maupun di masa depan.41

d) Sistem Manajemen Mutu

Dari pemaparan diatas dapat di ambil pengertian sistem manajemen mutu merupakan segala sesuatu yang saling berhubungan

39

Amin Widjaya Tunggal, 1993, Manajemen Mutu Terpadu Suatu Pengantar (Total Quality Management), hal 80.

40 Buchari, Alma, 2000, Manajemen Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta), hal. 233 . 41

Willy Susilo, 2003, Audit Mutu Internal: Panduan Praktis Para Praktisi Manajemen Mutu dan Auditor Mutu Internal, PT. Voqistatama Binamega, Cet. I, hal. 9-10 .


(38)

31

menggunakan fungsi-fungsi dan unsur dalam manajemen untuk menghasilkan produk atau jasa yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan selalu meng-upgrade manajemen kualitas produk atau jasa sehingga menjaga kepuasan dari costumer.

Menurut Hadiwiardjo dan Wibisono mengartikan Sistem Manajemen Mutu sebagai suatu program perencanaan, kegiatan, sumber daya dan kejadian yang didasarkan oleh manajemen untuk meningkatkan kualitas produk.42

Sistem manajemen mutu merupakan sebuah sistem yang berevolusi dari sistem pemeriksaan mutu, kendali mutu, kemudian berkembang menjadi sistem penjaminan mutu sampai kemudian menjadi sistem manajemen mutu terpadu. Perkembangan tersebut sebagaimana terlihat pada gambar:43

Gamabar 2.1

Perkembangan Sistem Manajemen Mutu

42

Bambang Hadiwiardjo & Sulistijarningsih Wibisono, 1996, Memasuki Pasar Internasional dengan ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu, (Jakarta: Ghalia Indonesia), hal. 18

43

Sugeng Listyo Prabowo, 2009, Implementasi Sistem Manajemen Mutu (ISO: 9001:2008) di Perguruan Tinggi (Guidelines IWA-2), (Malang: UIN-Malang Press), hal. 49


(39)

32

Sistem manajemen mutu dalam konsep lain adalah Total Quality Management (TQM). TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientaasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.44

Tujuan dari Sistem Manajemen Mutu menurut Hadiwiardjo dan Wibisono adalah memberikan keyakinan terhadap pelanggan bahwa produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan, dan sering juga disebut keluaran atau output, bisa memenuhi persyaratan mutu pembeli.45

e) Landasan-Lansadan Sistem Manajamen Mutu

Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 merupakan sistem yang menjadi bagian dari Manajemen Mutu Terpadu (total quality

management).Untuk dapat mengimplementasikan SMM maka dibutuhkan

berbagai landasan. Landasan-landasan tersebut meliputi:

Kepedulian, merupakan landasan pertama yang harus dimiliki oleh organisasi yang akan mengimplementasikan SMM. SMM akan dapat berjalan dengan sangat efektif jika banyak orang yang ada dalam suatu organisasi tersebut memiliki kepedulian terhadap mutu.

Nilai, merupakan pendorong utama untuk menghasilkan sebuah pekerjaan yang bermutu. Dengan nilai-nilai bersama yang dianut oleh

44

Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, 1995, TQM: Total Quality Management, (Yogyakarta: ANDI Offset, Cet. I), hal.4 .

45

Bambang Hadiwiardjo & Sulistijarningsih Wibisono, 1996, Memasuki Pasar Internasional dengan ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu, hal. 19 .


(40)

33

orang-orang dalam organisasi, maka orang-orang dalam organisasi akan menjadikan nilai-nilai sebagai acuan kerjanya.

Integritas, merupakan soft skill lain yang harus dimiliki oleh orang-orang dalam organisasi untuk mampu menjalankan SMM yang baik. Orang-orang yang memiliki integritas yang tinggi akan ditandai dengan memiliki kecintaan yang tinggi terhadap organisasi dan jenis pekerjaannya.

Pelatihan, merupakan sebuah upaya untuk mendorong orang-orang dalam organisasi selalu memiliki kompetensi yang baik dalam menangani berbagai jenis pekerjaannya.Selain itu pelatihan juga merupakan upaya organisasi untuk mendorong orang-orang dalam organisasi untuk mampu berubah, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta harapan dan kebutuhan stakeholder.

Pengendalian, merupakan upaya organisasi untuk mampu memfokuskan pada visi organisasi. Dengan adanya pengendalian, seluruh komponen organisasi akan menuju arah yang sama.46

Landasan yang digunakan dalam pelaksanaan sistem manajemen mutu tersebut adalah dengan menerapkan proses manajemen yang disebut dengan proses Plan-Do-Check-Action (P-D-C-A) landasan ini

46

Sugeng Listyo Prabowo, 2009, Implementasi Sistem Manajemen Mutu (ISO: 9001:2008) di Perguruan Tinggi (Guidelines IWA-2), Malang: UIN-Malang Press, hal. 52-53 .


(41)

34

memberikan petunjuk bahwa setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam sistem penjaminan mutu.

Gambar 2.2

Ladasan Proses Manajemen PDCA

1) Plan: kegiatan yang bertujuan untuk memantapkan tujuan dan proses yang dibutuhkan mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan pelanggan dan kebijakan organisasi.

2) Do: kegiatan yang bertujuan untuk menjalankan proses.

3) Check: tahapan proses monitoring dan evaluasi terhadap proses dan produk yang tidak sesuai dengan kebijakan, tujuan, dan persyaratan produk serta melaporkan hasilnya.


(42)

35

4) Act: tahapan melaksanakan tindakan untuk proses pengembangan berkelanjutan.

f) Prinsip-prinsip Sistem Manajemen Mutu

SMM memiliki 8 prinsip dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:

1) Fokus pada pelanggan 2) Kepemimpinan

3) Keterlibatan seluruh personel 4) Pendekatan proses

5) Pendekatan sistem untuk pengelolaan 6) Pendekatan berkesinambungan

7) Pembuatan keputusan berdasarkan fakta

8) Hubungan saling menguntungkan dengan pemasok. g) Sistem Proses dalam Sistem Manajemen Mutu

1) Siklus Input-Proses-Output

Sistem proses merupakan hal penting yang harus dijelaskan secara khusus dalam SMM. Hal tersebut dikarenakan sistem proses merupakan sistem yang paling panjang dan menentukan dalam upaya menghasilkan produk atau layanan. Keseluruhan proses SMM tersebut digambarkan sebagaimana berikut:


(43)

36

Gambar 2.3

Sistem Proses Dalam SMM.47 2) Siklus PDCA

SMM merupakan sistem manajemen yang berlandaskan pada siklus proses PDCA (Plan-Do-Check

-Action).Pengimplementasian siklus PDCA merupakan sebuah

upaya untuk dapat menjalankan suatu peningkatan berkelanjutan

(continous improvement) guna mencapai tujuan organisasi, dapat

digambarkan sebagaimana berikut:

47


(44)

37

Gambar 2.4

Peran Siklus PDCA dalam Pencapaian Visi

2. ISO 9001:2008 a) Pengertian ISO

ISO diambil dari bahasa Yunani yauitu isos yang berarti sama (equal) dikarenakan penyebutan nama pada setiap bahasa yang berbeda beda seperti dalam bahasa Inggris IOS (International Organization for Standarization), dalam bahasa Prancis OIN (Organisation Internationale de Normalisation) adalah Sistem yang siap dipakai untuk memberikan jenis manajemen mutu yang di integrasikan, akan tetapi fleksibel, yang cocok dengan desain sistem informasi manajemen secara keseluruhan.48

Didirikan pada 23 Februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia. ISO merupakan lembaga nirlaba

48

Amin Widjaja Tunggal, 1993, Manajemen Mutu Terpadu Suatu Pengantar (Total Quality Manajemen), hal 104.


(45)

38

Internasional, pada awalnya dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standarisasi Internasional untuk apa saja. ISO-9000 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International Organization for Standardization Technical Commite (ISO/TC).ISO/TC yang bertanggung jawab untuk standart-standart sistem manajemen mutu. Sistem ISO 9000 memberikan kepastian terutama melalui audit internal dan eksternal, karakteristik utama dari sertifikasi ISO 9000 adalah ia memerlukan registrasi sistem pihak ketiga, oleh badan akreditasi yang diberi otoritas yang melakukan suatu audit yang independen dari sistem mutu suatu organisasi. ISO 9000 adalah suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yaitu:

ISO 9000 :Standar manajemen dan jaminan mutu-pemandu untuk pemilihan penggunaan standar

ISO 9001 :Sistem mutu-model untuk jaminan mutu dalam perancangan/pengembangan, produksi, instalasi, dan pelayanan jasa.

ISO 9002 :Sistem mutu –model untuk jaminan mutu dalam produksi dan instalasi.

ISO 9003 :Sistem mutu- untuk jaminan mutu dalam inspeksi akhir dan pengujian.

ISO 9004 :Elemen-elemen manajemen mutu dan sistem mutu pemandu pedoman.


(46)

39

Dalam penlitian ini yang digunakan adalah ISO 9001:2008 dimana menurut Budi Wahyono “Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 adalah Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 yang dikeluarkan pada tahun 2008 adalah suatu standart internasional untuk sistem manajemen mutu/kualitas. Dan juga Menurut Prabowo menjelaskan bahwa sistem merupakan bagian dari manajemen mutu terpadu (Total Quality Management).

b) Klausul-Klausul ISO 9001:2008

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 memiliki 8 prinsip yang merupakan ruh atau jiwa standar ISO 9001:2008. Kedelapan prinsip ini menjiwai 8 Klausul ISO 9001:2008 yang berisi sederet persyaratan yang harus diterapkan.Klausul ISO 9001 inilah yang dijadikan panduan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. ISO 9001:2008 telah diadopsi menjadi SNI ISO 9001:2008 dan ditetapkan oleh Kepala BSNNomor.127/KEP/BSN/12/2008 tanggal 31 Desember 2008.49 Berikut adalah klausul-klausul dalam ISO 9001:2008 :

1) Klausul 1. Lingkup 1.1Umum

1.2Aplikasi

2) Kalusul 2. Acuan Normatif 3) Klausul 3. Istilah dan Definisi 4) Klausul 4. Sistem Manajemen Mutu

49


(47)

40

4.1 Persyaratan Umum 4.2 Persyaratan Dokumentasi 4.2.1 Umum

4.2.2 Manual Mutu

4.2.3 Pengendalian Dokumen 1.2.4 Pengendalian Rekaman

5) Klausul 5. Tanggung Jawab Manajemen 5.1Komitmen Manajemen

5.2Fokus Pelanggan 5.3Kebijakan Mutu 5.4Perencanaan

5.4.1 Sasaran Mutu

5.4.2Perencanaan SistemManajemen Mutu

5.5Tanggungjawab, Wewenang dan Komunikasi 5.5.1 Tanggungjawab dan Wewenang 5.5.2 Wakil Manajemen

5.6 Tinjauan Manajemen 5.6.1 Umum

5.6.2 Masukan Tinjauan 5.6.3 Keluaran Tinjauan


(48)

41

6) Klausul 6. Manajemen Sumber Daya Manusia 6.1 Penyediaan Sumber Daya

6.2Sumber Daya Manusis 6.2.1 Umum

6.2.2 Kompetensi,Pelatihan danKesadaran 6.3Infrastruktur

6.4Lingkungan Kerja

7) Klausul 7. Realisasi Produk

7.1 Perencanaan Realisasi Produk 7.2Proses Terkait Pelnggan

7.2.1Penetapan Persyaratan Yang Berhubungan Dengan Produk

7.2.2Tinjauan Persyaratan Yang Berhubungan Dengan Produk

7.2. Komunikasi Pelanggan

7.3Desain dan Pengembangan

7.3.1 Perencanaan Desain dan Pengembangan 7.3.2 Masukan Desain dan Pengembangan


(49)

42

7.3.3 Keluaran Desain danPengembangan 7.3.4 Tinjauan Desain dan Pengembangan 7.3.5 Verifikasi Desain dan

7.3.6 Validasi Desain dan Pengembangan 7.3.7 Perubahan Desain danPengembangan 7.4 Pembelian

7.4.1 Proses Pembelian 7.4.2 InformasiPembelian

7.4.3 Verifikasi Produk Yang Dibeli 7.5 Produksi dan Penyediaan Jasa

7.5.1 Pengendalian Proses Produksi dan Penyediaan Jasa

7.5.2 Validasi Proses Produksi dan Penyediaan Jasa

7.5.3 Identifikasi dan Mampu Telusur 7.5.4 Barang Milik Pelanggan

7.5.5 Penjagaan Produk

7.6 Pengendalian AlatPemantauan danPengukuran.

8) Klausul 8. Pengukuran, Analisis dan Peningkatan


(50)

43

8.2 Pemantauan dan Pengukuran 8.2.1 Kepuasan Pelanggan 8.2.2 Audit Internal

8.2.3 Pemantauan dan Pengukuran Proses 8.2.4 Pemantauan dan Pengukuran Produk

8.3 Pengendalian Ketidaksesuaian Produk

8.4 Analisis Data 8.5 Peningkatan

8.5.1 Peningkatan berkelanjutan 8.5.2 Tindakan Koreksi

Dari uraian klausul-klausul ISO 9001:2008 diatas merupakan klausul yang diterapkan pada lembaga yang memiliki ISO, tetapi ada penyesuaian dari hasil penilai lembaga pemberi sertifikat dan lembaga terkait.

3. Masjid

a) Pengertian Masjid

Secara etimologi masjid adalah "tempat sujud, yaitu tempat umat islam mengerjakan sholat, zikir kepada Allah SWT, dan untuk kegiatan yang berkaitan dengan ukhrawiah dan dakwah islam".50

50


(51)

44

Masjid secara umum seringkali diidentikan dengan tempat shalat bagi mereka yang mengaku Islam sebagai agamanya. Sejak zaman Rosululloh masjid selain difungsikan sebagai tempat pelaksanaan ibadah, juga sebagai pusat kebudayaan, pusat ilmu pengetahuan, pusat informasi, pusat pengembangan ekonomi kerakyatan, pusat pengaturan strategi perang, serta pusat pembinaan dan pengembangan sumber daya umat secara keseluruhan. Pengertian tersebut memberikan gambaran bahwa masjid disamping tempat ibadah, juga memiliki peran ganda dalam kegiatan duniawiah.

M.HR. Songge memberikan definisi tentang masjid, bermakna sebagai tempat para hamba yang beriman yang melakukan ibada mahdah berupa shalat wajib dan berbagai kegiata sunnah lainnya kepada Allah SWT, dimana para hamba melakukan segala aktifitas baik yang bersifat vertikal maupun horizontal dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.51

Dari pengertian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan pengertian masjid adalah tempat manusia beriman beribadah, merendahkan diri dan menyembah Allah, serta tempat untuk Mengembangkan dan menyatuk umat Islam.

b) Fungsi Masjid

Dalam era dimana semua orang mengutamakan yang terbaik dari yang baik, masjid harus ditata dengan menampilkan sosok yang baik dai

51


(52)

45

segi bangunan fisik, arsitektur, seni dan sarana-sarananya.52 Segala kegitan dilakukan dengan manajemen dan mencontoh fungsi masjid pada zaman Rosululloh, dengan cara melakukan aktualisasi pemahaman, dari pemahan tekstual, menuju kontekstual sampai yang konseptual. Aktualisasi dari peran masjid bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Pembangunan sarana fisik yang memadai, masjid hendakya dibangun dengan persiapa yang sebaik-baiknya dalam berbagai aspek, sehingga mampu menampung berbagai kegiatan yang telah direncanakan dan dirancang dengan baik.

2) Kegiatan ibadah mahdah harus berjalan dengan teratur, sehingga bisa membantu untu mendatangkan kehusyu'an bagi semua jama'ah, dan untuk segala kesucian, kebersihan, kewibawaan dan keagungannya harus terus dijaga.

3) Sebagai pusat pendidikan, diarahkan untuk mendidik generasi muda Islam dalam pemantapan aqidah, pengalaman syariah dan akhlak, terutama pada tingkat TK dan sekolah Dasar. 4) Sebagai pusat informasi Islam, dikelola secara modern dengan

media internet, termasuk dilengkapi dengan faks, email, websitedan lainya. Dengan media tersebut diharap akan

52

A Muslimin, 2004, Manajemen Pengelolaan Masjid, Jurnal Online, Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal 109-110.


(53)

46

mempermudah masyarakat memperoleh informasi Islam secara meluas dan mendalam.

5) Pusat dakwah diwujudkan dengan pembentukan lembaga da'wah, diskusi-diskusi rutin, kegiatan remaja masjid, penerbitan buku-buku, majalah, dan brosur yang berkaitan dengan keislamian.

6) Pusat penyelesaian masalah (problem solver) bisa diwujudkan dengan merekrut para pakar dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk para ulama untuk memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan yang timbul ditengah masyarakat. 7) Sebagai pusat kegiatan sosial, ekonomi dan politik, masjid

didesain agar terasi dimiliki oleh semua golongan umat Islam dari kelompok dan partai manapun. Dengan demikian setiap orang muslim merasa memiliki masjid tersebut dan merasa mendapat naungan yang sangat bermanfaat.


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasikan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, sedangkan jenis penelitiannya adalah deskriptif yaitu penelitian yang mencoba menggambarkan subyek penelitian secara kualitatif, artinya data-data yang diakumulasi bukan berupa angka. Penelitian dilakukan langsung yaitu ikut membaur dalam kegiatan di lokasi terkait, mendeskripsikan dan menganalisa realitas yang terjadi di lokasi serta melakukan pendekatan terhadap sumber informasi, sehingga data yang didapat lebih akurat.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian tersebut akan dilakukan di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya dengan alamat Jl.Masjid Al-Akbar Timur No.1 Pagesangan, Surabaya, Jawa Timur.


(55)

48

C. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Dalam penelitian tersebut terdapat dua macam jenis data yang akan digunakan peneliti untuk mendukung keberlangsungan kegiatan penelitian diantaranya :

1) Data Primer, merupaka data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya dan dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut dapat berupa informasi dalam bentuk kata-kata dan tindakan dari peneliti secara individu maupun bersama organisasi terkait.

2) Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber yang bersangkutan namun masih ada kaitannya dengan organisasi/lembaga terkait, misalnya dari orang-orang yang berada sekitar organisasi.

b. Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto, “yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh”.52

Ada beberapa sumber data yang dapat digunakan oleh peneliti diantaranya:

1) Informan, salah satu orang yang berpengaruh dalam proses pengumpulan data bisa juga disebut sebagai narasumber key member, orang yang memegang kunci utama sumber data dalam penelitian ini. Penelitian memilih informan

52


(56)

49

menggunakan teknik purposive sumpling. Purposive Sumpling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai kaitan erat dengan karakteristik populasi yang sebelumnya telah diketahui.

Informan yang dimaksud dalam penelitian tersebut sebagai berikut:

a) Pengurus (Direktorat) MAS yang telah menerapkan ISO 9001:2008

b) Pengurus Bagian ISO 9001:2008 MAS

2) Dokumen atau Arsip, yaitu bahan tertulis atau benda yang berkait dengan peristiwa atau aktivitas tertentu. Bisa berupa rekama atau dokumentasi tertulis seperti arsip, data base, surat-surat, rekaman, gambar yang berkaitan dengan keberlangsungan penerapan ISO 9001:2008 di MAS.

3) Catatan Lapangan, yaitu segala bentuk kegiatan yang dijadikan sebuah catatan oleh peneliti dan digunakan sebagai data penguat keabsahan data dalam penelitian.


(57)

50

D. Tahap-Tahap Penelitian

Ada tiga tahap yang bisa dikerjakan dalam penelitian, yaitu pra lapangan, kegiatan lapangan dan penulisan laporan.53

a. Tahap Pralapangan

Tahap tersebut merupakan tahapan persiapan sebelum penelitian dilakukan, adapun langkah-langkahnya adalah:

1) Menyusun rancangan penelitian

Penelitian dimulai dengan survey tempat atau lembaga yang akan dijadikan penelitian. Berikutnya dialog dengan bebrapa pengurus lembaga mengenai tema penelitian yang akan diangkat dan dibahas. Kemudian mencari informan yang bersangkutan, setelah itu segala hal yang diteliti dan metodologinya dituangkan dalam matrik (usulan judul penelitian) yang diajukan dan diteruskan dalam bentuk proposal penelitian.

2) Mengurus perizinan

Setelah Proposal penelitian disetujui oleh pihak Fakultas, dilanjutkan dengan mengurus surat izin penelitian untuk melakukan wawancara dan obeservasi data-data yang diperlukan.

53


(58)

51

3) Menyiapkan perlengkapan

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti mempersiapkan alat yang menunjang keberlangsungan penelitian di lapangan. Peneliti menyiapkan book note, tape recorder, camera, dan peralatan lain yang memang dapat menunjang keberlangsungan kegiatan.

b. Kegiatan Lapangan

Sebelum melakukan wawancara lapangan, penulis melakukan pendekatan kepada informan dalam penelitian serta melakukan pengamatan secara langsung seputar topik penelitian.Selanjutnya membuat pedoman wawancara seputar hal yang diteliti.Kemudian mengumpulkan data yang diperoleh untuk dikaji dan dianalisa lebih lanjut.

c. Penulisan Laporan

Setelah tahap lapangan selesai peneliti membuat dan menyusun laporan penelitian sesuai dengan data yang telah diperoleh saat dilapangan dalam bentuk yang sedetail mungkin dan lengkap.


(59)

52

E. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti guna mendukung keberlangsungan penelitan, antaralain sebagai berikut:54

a. Observasi

Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya. Dalammelaksanakan pengamatan ini sebelumnya peneliti akan mengadakan pendekatan dengan subjek penelitian sehingga terjadi keakraban antara peneliti dengan subyek penelitian. 55 Dari observasi tersebut diharapkan mendapat data tentang:

1) Letak Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya 2) Luas lahan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya 3) Luas Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya b. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pewawancara

54

Moch.Nazir, 1999, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, hal. 211 55


(60)

53

(interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dari wawancara diharapkan peneliti mendapat data tentang:

1) Ide untuk memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 2) Dimana letak Pengelolaan pusat ISO tersebut

3) Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Masjid Nasional Al-Akbar.

4) Manfaat dari penerapa ISO 9001:2008 bagi Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.

5) Kendala-kendala apa saja dalam menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Masjid Nasional Al-Akbar

6) Upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Masjid Nasional Al-akbar.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data-data penelitian yang diperoleh dari arsip-arsip organisasi baik berupa, catatan, transkip, buku dan sebagainya.56 Dari teknik dokumentasi diharapkan peneliti medapat data tentang:

1) Gambaran Umum Organisasi

a) Sejarah Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya

56


(61)

54

b) Visi dan Misi Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya c) Struktur Organisasi Masjid Nasional Al-Akbar

Surabaya.

2) Arsip-arsip atau data-data penerapan ISO 9001:2008.

F. Teknik Validasi Data

Untuk menguji keabsahan data yang didapat sehingga benar-benar sesuai dengan tujuan dan maksud penelitian, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data. Teknik triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu tekhnik pengumpulan data.Dalam hal ini peneliti melakukan cross-check dari data yang dipilih baik itu melalui wawancara atau segala dokumen yang ada. Tekhnik pemeriksaan ini merupakan triangulasi dengan sumber data yakni membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan.57

Peneliti melakukan validitas dengan membandingkan data wawancara dengan pengamatan dan dokumen-dokumen terkait. Selain itu membandingkan antara perspektif umum dengan perspektif pribadi.

57


(62)

55

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategorisasi, dan satuan uraian dasar. Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesisnya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan pada orang lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada konsep Milles & Huberman yaitu interactive model yang mengklasifikasikan analisis data dalam tiga langkah, yaitu :58

a. Reduksi data (Data Reduction )

Reduksi data yaitu suatu proses pemilahan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

b. Penyajian data ( Display Data )

Data tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Adapun bentuk yang lazim digunakan pada data kualitatif terdahulu adalah dalam bentuk teks naratif.

58


(63)

56

c. Penarikan kesimpulan (Verifikasi )

Dalam penelitian akan diungkap mengenai makna dari data yang dikumpulkan. Dari data tersebut akan diperoleh kesimpulan yang tentatif, kabur, kaku dan meragukan, sehingga kesimpulan tersebut perlu diverifikasi. Verifikasi dilakukan dengan melihat kembali reduksi data maupun display data sehingga kesimpulan yang diambil tidak menyimpang.


(64)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya

Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya merupakan masjid megah yang berlokasi di kawasan Pagesangan Surabaya selatan, di tepi jalan tol Surabaya-Malang. Masjid ini didirikan diatas tanah seluas 11,2 hektar, memiliki luas bangunan 28.509 m2 dengan kapasitas 59 .000 jamaah. Tanah tersebut disediakan oleh Pemkot Surabaya, dari tanah peruntukkan fasilitas umum ditambah lahan sawah penduduk yang telah dibebaskan hingga mencapai luas tersebut.

Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS) diproyeksikan untuk mewujudkan konsep masjid dalam arti luas, sebagai Islamic Center dengan peran multidimensi dengan misi religius, cultural dan edukatif termasuk wisata religi, untuk membangun dunia Islam yang rahmatan al amien. Secara


(65)

58

lahiriyahnya, MAS akan menjadi Landmark kota Surabaya, dan secara simbolik memperkaya peta dunia Islam, yang tentunya mengangkat citra kota Surabaya di mancanegara.

Awal mula ide membangun Masjid terbut berawal dari gagasan Walikota Surabaya saat itu, H. Soenarto Soemoprawiro (Alm) dengan peletakkan batu pertama oleh Wakil Presiden RI H. Try Sutrisno pada bulan Agustus 1995, sedangkan pembangunannya dimulai sejak September 1996. Pada 10 Nopember 2000 MAS diresmikan oleh Presiden RI, KH. Abdurrahman Wahid.

Untuk kelancaran pembangunan, berdasar rekomendasi dari Departemen Perhubungan dan Departemen Pekerjaan Umum membuka jalan tol menuju masjid, untuk mengangkat alat-alat berat yang tidak mungkin bisa melalui akses jalan pemukiman penduduk. Mengingat posisi tanah labil dengan tingkat kekerasan yang minim, maka pembuatan pondasi dilakukan dengan system pondasi dalam atau pakubumi, dengan menancapkan tiang pancang. Sempat terjadi kekurangan stok tiang pancang sehingga harus dipasok dari Jawa Tengah. Tiang pancang yang diperlukan untuk berdirinya masjid ini sebanyak tidak kurang dari 2000 tiang pancang. Proses pemancangan tiang pondasi ini menghabiskan waktu kurang lebih tiga bulan.


(66)

59

Lantai dirancang dengan ketinggian 3 meter dari permukaan jalan sekitar lokasi, berarti diperlukan tanah pengurugan setinggi itu pula. Namun dalam pelaksanaan selanjutnya mengalami perubahan, ruang urugan dijadikan basement, lantai diatas basement (lantai 1) disangga dengan tiang-tiang (sistem flooting floor). Pengerjaan lantai dibuat dengan sistem pengecoran ditempat dan beton precast, terdiri dari plat lantai empat persegi panjang dengan lebar 3 x 3 meter dan tebal 15 cm. Sampai dengan tahap penyelesaian lantai yang memakan waktu kurang lebih 3 bulan.

Sedangkan pengerjaan kolom memakan waktu cukup lama, sekitar 3 bulan. Kolom berbentuk sentrifugal (bulat) dengan diameter 110 cm, 70 cm dan 60 cm sedangkan kolom-kolom basement didominasi diameter 40 cm. Karena kolom ini akan tetap tampak ketika bangunan sudah selesai, maka posisinya diperhitungkan dengan cermat dan estetikanya sangat diperhatikan. Untuk dudukan struktur atap disiapkan, balok beton (ringbalk) dengan sistem vierendeel yang menghubungkan kolom-kolom struktur pada ketinggian 20 m dari atas lantai dasar (lantai 1). Ringbalk ini membentang 30 m tanpa kolom, sehingga bidang lantai tidak terpisah oleh sekat maupun kolom, dengan demikian dijamin bahwa jamaah tidak saling terpisah oleh sekat maupun kolom pada waktu sholat.


(67)

60

Rangka kubah dibuat dengan sistem space frame, menggunakan bahan besi baja dengan sistem chremona atau struktur segitiga yang disambung-sambung. Selanjutnya kubah dibentuk di atas rangka atap dengan bentangan utama berukuran 54 x 54 meter, tanpa ada tiang penyangga. Bobot kubah tersebut hampir mencapai 200 ton. Keunikan bentuk kubah ini ditunjang dengan bentuk kubah yang menyerupai setengah telur dengan 1,5 layer memiliki tinggi sekitar 27 meter. Kubah ini menumpu pada atap piramida terpancung dalam 2 layer setinggi kurang lebih 11 meter.

Penutup struktur rangka atap dan kubah terdiri dari tiga lapis yaitu Atap Kedap Air (AKA), ESP sebagai cover atap terluar, dan penutup plafon. AKA ini adalah dalam bentuk segmen-segmen yang menumpu pada konstruksi space frame yang ada dibawahnya. Sedangkan ESP adalah Enamel Sheet Panel merupakan plat baja yang dicoating atau diwarnai, kemudian dipanaskan hingga 800 derajat Celcius, selanjutnya plat dipotong-potong dengan ukuran tertentu dan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan ukurannya yang pada akhirnya berfungsi sebagai cover penutup atap. ESP ini didesain khusus untuk atap Masjid Nasional Al Akbar Surabaya dengan kemampuan tahan panas dan hujan serta tahan karat, diharapkan akan mampu berfungsi sampai 50 tahun lebih. Kemudian penutup rangka bawah yang berfungsi sebagai plafon ditutup dengan bahan kedap suara, sehingga akustik pada bangunan ini didesain dengan sangat memadai. Kesemuanya elemen penutup


(68)

61

rangka atap tersebut telah teradopsi dari Masjid Raya Selangor di Syah Alam, Malaysia.

Masjid ini memiliki 45 pintu dengan daun pintu (bukaan) ganda yang berarti dibutuhkan 90 daun pintu dengan ukuran masing-masing : lebar 1,5 m dan tinggi 4,5 m. Pintu terbuat dari kayu jati yang didatangkan khusus dari Perhutani dan dibuat oleh para pengrajin dari Surabaya. Kusen terbuat dari rangka besi dilapisi kayu yang dihubungkan ke engsel maupun slot yang telah diselaraskan dengan struktur dan estetika masjid. Karena berat daun pintu ini lebih dari 250 kg, maka engsel didesain dan dibuat secara khusus.

Untuk memenuhi kenyamanan, estetika serta keserasian keseluruhan bangunan masjid, maka marmer dari Lampung dipilih untuk pelapis dinding dan lantai ruang dalam masjid, sehingga dukungan dari lantai terasa sekali ruangan menjadi sejuk dan kusuk.

Kaligrafi merupakan unsur penting dalam desain masjid ini, karena sentuhan kaligrafi inilah yang memberi sentuhan nuansa Islami. Bahan yang digunakan untuk kaligrafi tersebut terbuat dari kayu jati dengan finishing cat sistem ducco. Sedangkan perancangnya adalah seorang ahli kaligrafi nasional yaitu Bapak Faiz dari Bangil.

Mimbar dibuat dengan ketinggian 3 meter untuk mendukung kemantapan khotbah. Agar tercipta suasana khas, mimbar diberi sentuhan


(69)

62

etnis dengan hiasan ornamen Madura yang digarap para pengrajin dari Madura.

Dalam rancangannya menara tadinya berjumlah 6 buah, namun karena pertimbangan-pertimbangan yang bersifat teknis maupun biaya, maka menara hanya dibuat satu. Untuk membangun menara masjid ini digunakan teknologi

Slip Form dari Singapura yang memerlukan waktu sekitar 2 bulan dalam

pengecorannya. Menara ini memiliki ketinggian 99 meter yang puncaknya dilengkapi dengan view tower pada ketinggian 68 meter yang dapat memuat sekitar 30 orang dan pencapainnya dengan menggunakan lift untuk melihat pemandangan kota Surabaya.

Plaza dibangun dengan konsep kesatuan antara estetika lingkungan dan fungsi plaza sebagai lapangan ibadah, untuk ibadah tertentu seperti sholat Ied dan lain-lain. Luas plaza kurang lebih 520 m2, dengan bahan lantai paving

stone, yang didesain khusus untuk Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, motif

desain dibuat sesuai dengan ornamen arsitektur masjid, garis motif dibuat sejajar dengan garis shof di halaman masjid.

Elemen arsitektur MAS juga didesain sedemikian rupa, untuk mencapai keindahan, kemewahan serta keanggunan. Antara lain elemen hiasan kaca patri (steined glass). Hiasan kaca patri yang digunakan masjid ini dibuat dengan sistem triple glazed unit. Yaitu pelapisan panel kaca patri atau


(70)

63

panel bevel dengan kaca tempered yang menggunakan bahan dan mesin-mesin buatan Amerika. Triple glazed unit ini selain menghemat biaya, juga sangat baik untuk keperluan peredam suara bising.

2. Visi, Misi, Motto dan Prinsip Dasar Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya

a. Visi

“Menjadi Rujukan Nasional dalam Da’wah, Ibadah, Pendidikan dan Manajemen menuju Masyarakat Madani”.

b. Misi

1) Mengembangkan Da’wah dan Ibadah

2) Mengembangkan Pendidikan Akhlaqul Karima 3) Mengembangkan Manajemen Masjid

4) Mengembangkan Fasilitas dan Arsitektur c. Motto

“Ikhlas Profesional” Motto ini mengandung arti bahwa: Pengelolaan MAS berorientasi pada ibadah semata, hanya mencari ridha Allah SWT, ditangani oleh personal yang ahli di bidang masing-masing.

d. Prinsip dasar

Prinsip dasar pengleolaan di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya adalah:


(1)

92

Pengelolaan Sumber daya Peribadatan/Dakwah, sub 6.2 Sumber daya

Manusia, 6.2.2 Kompetensi, Pemahaman, dan Pelatihan.

Dalam upaya mengatasi kendala tersebut, pada pemaparan

hasil penelitian dijelaskan bahwa ada bagian yang berwewenang

untuk melakukan sosialisasi tentang penerapan SMM ISO 9001:2008

di MAS dan melakukan audit internal setiap 6 bulan sekali untuk

sebagai bentuk kontrol lalu diadakan evaluasi bersama. Jika dilihat

pada desain gambar 4.1 maka terlihat pada lingkar MAS pada kolom

Pengukuran, Analisis dan Perbaikan, dan dikaitkan pada Klausul

SMM ISO di MAS terdapat pada klausul 8 Pengukuran, Analisa,

Perbaikan sub, 8.2 Pemantauan dan Pengukuran, 8.3 Penaganan


(2)

93 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang dilakukan dengan judul

penelitian Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Masjid

Nasional Al-Akbar Surabaya, peneliti menyimpulkan :

1. Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Masjid

Nasional Al-Akbar diterapkan untuk meninggkatkan mutu pelayanan

peribadatan/dakwah MAS, sehingga dapat memberikan kepuasaan

kepada Jama’ah. Kemudian tentang persyaratan umum penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Masjid Nasional Al-Akbar

memenuhi persyaratan umum Sistem Manajemen Mutu ISO

9001:2008 yang memiliki dasar 8 klausul, dimana klausul 1 sampai

tiga dapat dilihat dari Profil Organisasi, dan klausul 4 sampai 8 dapat

dilihat dari desain penerapan sistem manajemen mutu yang terdapat

pada Bab IV (Analisis Data).

2. Kendala dalam menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO di Masjid

Nasional Al-Akbar ialah pada latarbelakang Sumber Daya Manusia

yang berasal dari berbagai tingkatan sosial bebeda dan memiliki

kemampuan pemahaman yang berbeda-beda terhadap Penerapan


(3)

94

ISO MAS melakukan sosialisasi dan audit internal yang dilakukan 6

bulan sekali dan rapat evaluasi bersama. Jika masih terjadi kesalahan

dalam pelaksanaan kegiatan maka akan mendapat arahan langsung

dari bagian-bagian yang memiliki wewenang atas pelaksanaan

kegiatan tersebut.

B. Saran dan Rekomendasi

Melihat hasil Penelitian diatas, penulis memberikan saran kepada Masjid

Nasional Al-Akbar Surabaya yang diharapkan menjadi bahan pertimbangan

dalam Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di MAS guna

mengembangkan mutu pelayanan, yaitu:

1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di MAS sudah terealisai

dengan baik. Namun, ada baiknya jika pemahaman tentang SMM ISO

9001:2008 ini dapat dipahami di semua lini. Jadi untuk bagian ISO

lebih meningkatkan sosialisasi tentang SMM ISO 9001:2008 terhadap

semua bagaian, terutama pada bagian yang belum cukup memenuhi

syarat untuk melaksanakan ISO

2. Dalam Pengembangan SMM ISO selanjutnya, peneliti harap ISO di

MAS bisadi upgrade dari ISO 9001:2008 ke ISO 9001:2015. Agar

sistem manajemen mutu lebih baik dan dapat mencapai visi dan misi


(4)

95

C. Keterbatasan Penelitian

Syukur Alhamdulillah peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi peneliti.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh sebab itu, demi kesempurnaan skripsi ini, penulis akan menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun. Bahasan dalam Penelitian ini akan selalu berkembang, peneliti berharap penelitian selanjutnya dapat menyempurnakan kekurang yang dibahas dalam skripsi ini.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahnya

Ayub, Mohammad E. 1996, Manjemen Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus, Gema insani press, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi.2002,Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Alma, Buchari. 2000, manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung.

Amirin, Tatang M. 1995, Menyusun Rencana Penelitian, Raja Grafindo Media, Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2002,Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Buchari, Alma.2000, manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung.

Dua Masjid Indonesia Bersetiifikat ISO diakses pada tanggal 14-06-2015 dari

m.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/02/20/miilq2-dua-masjid-indonesia –bersertifikat-iso

DepDikBut.1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Dian Agustin M. 2013, Sistem Manajemen Mutu Berdasarkan ISO 9001:2008 di Masjid Al-Akbar Surabaya, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Institut Agama Islam Negri Sunan Ampel Surabaya.

Effendi Mochtar, EK. 1986, Manajemen: Suatu pendekatan berdasakan ajaran islam,Bharatara Karya Aksar, Jakarta.

Gitosudarmo, Indrioyo.1999, Prinsip Dasar Manajemen, BPFE, Yogyakarta, hal 145.

Hasibuan, M. 2007, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta.

Ida Indrawati, 1988, Manajemen dan Organisasi, CV Armico, Bandung, Cet ke-2.

Kadarman, AM.1996, Pengantar Ilmu Manajemen, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


(6)

97

Kadarman, A M dan Udaya, Yusuf. 1997, Pengantar Ilmu Manajemen, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Cet ke-15.

Massie, Josephl. 1983, Dasar-Dasar Manajemen, Erlangga, Jakarta.

Manulang, M. 1990, Dasar-dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta , Cet ke -14.

Manulang, M. 1996, Dasar-Dasar Manajemen, Ghalia Indaonesia, Jakarta, Cet ke-15.

Meolong, Lexy, J. 2009, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Muslimin, A. 2004, Manajemen Pengelolaan Masjid, Jurnal Online, Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. diakses pada tanggal 23-06-2015 dari http://digilib.uinsuka.ac.id/8309/1/AZIZ%20MUSLIM%20MANAJEMEN%2 0PENGELOLAAN%20MASJID.pdf.

Mujid, Abdul M. 1994. Kamus Istilah Fiqih, PT.Pustaka Firdaus, Jakarta.

Munir, M dan, Ilahi Wahyu.2006, Manajemen Dakwah, Kencana, Jakarata.

Muchtarom ,H Zaini. 1996, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, Al-Amin dan IKFA, Yogyakarta, Cet ke-1.

Nazir, Moch. 1999, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Nana, Rukmana D W. 2002, Masjid dan Dakwah, Al-Mawardi Prima, Jakarta.

Prodjo, Sukanto Reksohadi. 2000, Dasar-Dasar Manajemen,BPFE, Yogyakarta.

Suharsimi Arikunto,2002,Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Songge, M Hr. 2001, Pesan Risalah Masyarakat Madani, PT. Media Cirtra, Jakarta.

Tafsir ayat 13-24 surah At-Taubah, diakses pada tanggal 23-06-2015 dari http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-at-taubah-ayat-13-24.

Yusanto, Muhammad Ismail. 2003, Pengantar Manajemen Syariat, Khairul bayan, Jakarta, Cet ke II.