T IPA 1201689 Chapter3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Audio Video Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 60 siswa dan terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas X 1 dan X 2, yang masing-masing kelas berjumlah 30 siswa.
Pengambilan subjek penelitian dilakukan secara “purposive sampling”. Purposive sampling merupakan pengambilan subjek berdasarkan tujuan atau disesuaikan dengan tujuan penelitian (Sukmadinata, 2010: 254). Peneliti memilih subjek berdasarkan kebutuhan dan menganggap bahwa subjek tersebut berlangsung pembelajaran kimia mengenai konsep korosi. Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu SMK Negeri di kabupaten Majalengka.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent control group design, (Sugiyono, 2002: 56). Dalam desain ini terdiri dari dua kelompok, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random. Kedua kelompok diberi pretest dan posttest dengan butir soal yang sama. Kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan pembelajaran berbasis masalah, sedangkan kolompok kontrol diberi perlakuan pembelajaran konvensional. Hasil tes kedua kelompok tersebut dianalisis dan dideskripsikan untuk melihat sejauh mana dampak model pembelajaran yang telah diimplementasikan terhadap pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Desain penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen O1 X O2
(2)
Keterangan O1 = Pretest
O2 = Postest
X = Perlakuan pembelajaran berbasis masalah
- = Pembelajaran konvensional (digunakan metode ceramah) C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah qua si eksperimen yang bertujuan untuk melihat akibat perlakuan yang diberikan (Sukmadinata, 2010: 59). Alasan peneliti menggunakan metode tersebut karena dengan menggunakan metode ini, peneliti mencoba untuk menganalisis pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari berbagai penafsiran, maka bagian ini perlu dikemukakan beberapa definisi operasional yang terkait dengan penelitian ini, agar tidak terjadi salah pengertian dan diperoleh kesamaan pandangan. Adapun definisi operasional tersebut adalah:
1. Pembelajaran berbasis masalah dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang meliputi penemuan masalah (meeting the problem), analisis masalah dan isu pembelajaran (problem analysis and learning issues), menemukan dan melaporkan hasil temuan (discovery a nd reporting), solusi, mempresentasikan dan refleksi (solution, presentation and reflection), merangkum, memadukan, dan mengevaluasi (overview, integration, and evaluation).
2. Pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang tidak menggunakan pembelajaran berbasis masalah.
3. Kemampuan berpikir kreatif yaitu kemampuan berpikir banyaknya gagasan yang diterima (fluency), variasi (flexisibility), orisinal (originality), dan rinci /elaboration.
4. Pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah ukuran kemampuan siswa dalam memaknai berbagai konsep dalan ranah kognitif yang meliputi kategori
(3)
proses kongnitif memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini terdiri atas:
1. Butir Soal
a. Soal uraian, digunakan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dalam berpikir kreatif melalui pembelajaran berbasis masalah (Lampiran B.1 halaman 188). Kisi-kisi soal instrumen kemampuan berpikir siswa diperlihatkan dalam tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Indikator Pembelajaran Indikator kemampuan Berpikir kreatif Kemampuan Berpikir Kreatif No Soal Skor Menjelaskan pengertian korosi logam Fluency (berpikir lancar) Mengungkapkan gagasan dengan lancar mengenai pengertian korosi
1 3
Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi korosi. Fluency (berpikir lancar) Mengungkapkan berbagai gagasan dengan lancar mengenai mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya korosi pada logam
2 4
Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi korosi. Flexibility (Berpikir luwes)
Menghasilkan suatu gagasan atau pun jawaban yang bervariasi mengenai penyebab terjadinya korosi berdasarkan pemahaman konsep yang dimiliki
3 4
Menjelaskan cara mencegah terjadinya korosi Originality (berpikir orisinal) Mampu melahirkan ungkapan yang baru atau unik dan menghasilkan ide yang tidak biasa
(4)
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Kemampuan Berpikir Kreatif (lanjutan) Indikator Pembelajaran Indikator kemampuan Berpikir kreatif Kemampuan Berpikir Kreatif No Soal Skor Mendeskripsikan proses kimia yang terjadi pada korosi
Elaboration (berpikir elaborasi)
Mampu mengembangkan dan menjelaskan secara rinci tentang suatu ide atau gagasan
5 4
b. Soal pilihan ganda digunakan untuk mengukur pemahaman konsep korosi siswa. Tes berjumlah 18 soal dengan 5 alternatif pilihan. Kisi-kisi soal instrumen pemahaman konsep siswa diperlihatkan dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pemahaman Konsep Siswa
No Indikator Pembelajaran No
Soal
Jenjang Kognitif
1. Menjelaskan pengertian korosi logam 1,2 C2
2. Mendeskripsikan proses kimia terjadi pada korosi 3,4, 5 C4
3. Menjelaskan cara mencegah terjadinya korosi 6 C2
4. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi
korosi 8 7, 9, 15, 17 C2 C4 C4
5. Menentukan cara-cara pencegahan terjadinya korosi
10, 16 11
C4 C2
6. Mendesain cara mencegah terjadinya korosi 12, 18 C6
7. Mengklasifikasikan logam yang mengalami korosi 13, 14 C3
2. Format penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja siswa digunakan untuk menggali kemampuan siswa dalam proses pembelajaran berbasis masalah dan kemampuan berpikir kreatif (Lampiran A.2 halaman 140).
3. Angket
Angket (lampiran B.6 halaman 230) digunakan untuk mengungkap tanggapan siswa dan guru tentang keterlaksanaan pembelajaran berbasis masalah. Pengisian angket oleh siswa dilakukan setelah siswa melaksanakan model
(5)
pembelajaran. Angket yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa skala likert, dengan menggunakan empat kategori respon yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).
4. Format observasi kegiatan siswa dan guru
Format observasi kegiatan siswa dan guru digunakan untuk mengungkap aktivitas guru dan siswa selama diterapkannya pembelajaran berbasis masalah. Lembar observasi berisi daftar isian yang mengungkap kegiatan siswa dan guru pada tahapan-tahapan pembelajaran berbasis masalah (lampiran B4 halaman 227 dan B5 halaman 229).
F. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kreatif berupa soal uraian untuk menjaring indikator kemampuan berpikir kreatif siswa dan soal pilihan ganda untuk menjaring kemampuan pemahaman konsep siswa dengan 5 alternatif. Pembuatan instrumen dalam penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Menyusun Kisi-Kisi Tes
Pembuatan kisi-kisi ini bertujuan utuk menentukan konsep-konsep yang akan diukur yang sesuai dengan indikator yang sudah ditentukan. Selanjutnya menyusun pokok uji yang sesuai dengan konsep dan indikator pembelajaran.
2. Melakukan Validasi Pokok Uji
Validasi merupakan proses sebagai kesahihan suatu instrumen (Arikunto,1999: 59). Validitas instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa pada penelitian ini adalah validitas isi dengan cara judgement oleh dosen ahli untuk melihat kesesuaian standar isi materi yang ada dalam instrumen tes dan validitas empiris ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi
(6)
3. Melakukan Uji Coba Butir Soal
Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen diuji coba terlebih dahulu di kelas XI Teknik Audio Video yang telah mempelajari materi korosi. Uji coba soal dilakukan 2 kali pada 35 siswa. Hasil uji coba instrumen kemudian dianalisis guna mengetahui dan menyeleksi perangkat yang sesuai dan dapat digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan.
4. Melakukan Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba
Alat ukur yang baik harus memenuhi persyaratan diantaranya validitas dan reliabilitas. Adapun analisis lain yang dilakukan pada soal adalah daya pembeda dan taraf kesukaran.
a. Validitas Empiris
Menurut Arikunto (1999: 65) sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan sebenarnya. Tes disebut valid apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Mardapi (dalam Rasyid dan Mansur, 2009: 133) untuk dikatakan valid suatu tes harus mengukur sesuatu dan melakukannya dengan cermat. Validitas empiris menggunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
Keterangan:
r
xy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y N = Jumlah peserta tesX = skor siswa pada tiap butir soal Y = skor total
Menurut Arikunto (1999: 75) bahwa interpretasi besarnya koefisien korelasi berdasarkan kriteria yang sering diikuti adalah seperti tabel 3.4 berikut:
(7)
Tabel 3.4 Kriteria validitas butir soal
Batasan Kategori
0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup
0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah
0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat rendah
Batasan Kategori
0,80 <
r
xy≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 <
r
xy ≤ 0,80 Tinggi 0,40 <r
xy ≤ 0,60 Cukup 0,20 <r
xy ≤ 0,40 Rendah 0,00 <r
xy ≤ 0,20 Sangat rendah b. Analisis Reliabilitas SoalMenurut Rasyid dan Mansur (2009: 146) sifat reliabel dari sebuah alat ukur berhubungan dengan kemampuan alat ukur tersebut memberikan hasil yang konsisten dan stabil. Suatu tes memiliki reliabilitas yang tinggi apabila tes tersebut memberikan hasil yang konsisten pada kelompok yang sama walaupun diteskan pada waktu dan kesempatan yang berbeda. Metode yang digunakan adalah metode belah dua, oleh karena itu untuk mengukur reliabilitas soal tes dapat digunakan kembali rumus product moment dari Pearson. Reliabilitas seluruh tes dihitung berdasarkan rumus Spearman-Brown sebagai berikut:
Keterangan:
(8)
r
⁄
⁄ = Korelasi antar skor-skor setiap belahan tes
Nilai r11 yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan
reliabilitas instrumen dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.8 (Arikunto, 2008: 75) ).
Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria
0,80 < r11
≤ 1,00
Sangat tinggi0,60 < r11
≤ 0,80
Tinggi0,40 < r11
≤ 0,60
Sedang0,20 < r11
≤ 0,40
Rendah0,00 < r11
≤ 0,20
Sangat rendahc. Perhitungan daya pembeda pada setiap butir soal dapat digunakan rumus daya pembeda yang terdapat dalam Arikunto (1999: 213) berikut:
Keterangan:
D = Daya pembeda
BA = Jumlah peserta pada kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
BB = Jumlah peserta pada kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
JA = Jumlah seluruh siswa kelompok atas
JB = Jumlah seluruh siswa kelompok bawah
PA = Proporsisi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsisi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Adapun klasifikasi daya pembeda yang sering diikuti menurut Arikunto (1999: 218) adalah sebagai berikut:
(9)
Tabel 3.6 Kriteria interpretasi daya pembeda
Batasan Kategori
0,00 < D ≤ 0,20 Jelek 0,20 < D ≤ 0,40 Cukup 0,40 < D ≤ 0,70 Baik 0,70 < D ≤ 1,00 Baik Sekali
d. Analisis Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran dari tiap item soal dihitung berdasarkan jawaban seluruh siswa yang mengikuti tes. Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran adalah rumus yang terdapat dalam Arikunto (1999: 208):
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun kriteria yang sering diikuti menurut Arikunto (1999: 210) adalah:
Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi Indeks Kesukaran
Batasan Kategori
0,00 < P ≤ 0,30 Sukar 0,30 < P ≤ 0,70 Sedang 0,70 < P ≤ 1,00 Mudah
(10)
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini sampel akan diberi perlakuan pembelajaran berbasis masalah. Sampel akan diberi pretest untuk mengetahui pengetahuan dan kemampuan awal siswa, kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan yaitu berupa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan setelah tiga pertemuan pembelajaran, terakhir kedua kelas diberi posttest dengan menggunakan instrumen yang sama seperti pada pretest. Instrumen yang digunakan sebagai pretest dan postest dalam penelitian ini merupakan instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep yang telah dijudgement oleh Dosen ahli dan diuji cobakan terlebih dahulu.
Untuk mengumpulkan data tentang keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah maka digunakan lembar pengamatan. Lembar pengamatan yang digunakan berupa lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar pengamatan aktivitas siswa. Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa saat pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran berbasis masalah.
Selanjutnya, untuk mengetahui tanggapan siswa tentang penerapan model pembelajaran berbasis masalah, seluruh siswa akan diberi angket yang berisi tentang tanggapan siswa mengenai model pembelajaran berbasis masalah yang meliputi: (1) persepsi siswa terhadap model pembelajaran berbasis masalah, (2) persepsi siswa terhadap bahan ajar yang digunakan dalam model pembelajaran berbasis masalah, (3) minat dan motivasi siswa mempelajari kimia, (4) minat dan motivasi siswa mempelajari masalah lingkungan, (5) minat dan motivasi siswa mencari data, (6) minat dan motivasi siswa melakukan penyelidikan, dan (7) model pembelajaran berbasis masalah meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
H. Analisis Data
Pengolahan data dan analisis data baik pengujian instrumen sampai mendapatkan data penelitian digunakan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengolahan data secara kuantitatif digunakan untuk menghitung instrumen
(11)
kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep dan hasil pengolahan data. Sedangkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa di kelas, digunakan secara kualitatif.
1. Hasil Uji Coba Instrumen
Hasil uji coba instrumen dianalisis dengan software komputer Anates V4. Kriteria pada masing-masing hasil uji coba instrumen dilihat dari validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal. Instrumen diujicobakan pada 35 siswa dan dilakukan dua kali. Hasil analisis soal dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.8 Hasil Ujicoba Pilihan Ganda
Keterangan Hasil Uji Coba 1 Hasil Uji Coba 2
Korelasi XY 0,58 0,68
Reliabilitas Tes 0,73 0,81
Jumlah Soal Pilihan Ganda 22 22
Dari hasil ujicoba 1 dan 2 menunjukkan reliabilitas soal pilihan ganda yang diperoleh pada ujicoba pertama dengan kriteria tinggi, sedangkan ujicoba soal 2 dengan kriteria sangat tinggi.
Hasil uji coba instrumen tes uraian (hanya dilakukan satu kali) ditampilkan pada tabel 3.9 sebagai berikut:
Tabel 3.9 Hasil Ujicoba Tes Uraian
Keterangan Hasil Uji Coba
Korelasi XY 0,5
Reliabilitas Tes 0,607
Jumlah Soal Uraian 5
Dari hasil ujicoba tersebut menunjukkan reliabilitas soal essai dengan kriteria sedang. Hasil ujicoba instrumen pilihan ganda ditampilkan pada tabel 3.10 dan 3.11 sebagai berikut:
(12)
Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Ujicoba 1 Pilihan Ganda No Soal D.
Pembeda(%)
Kriteria T. Kesukaran
Korelasi Sign. Korelasi
1 44,44 Baik Sedang 0,424 Signifikan
2 55,56 Baik Sedang 0,382 Signifikan
3 22,22 Cukup Sedang 0,393 Signifikan
4 44,44 Baik Sedang 0,448 Signifikan
5 33,33 Cukup Sedang 0,454 Signifikan
6 22,22 Cukup Sedang 0,178 -
7 44,44 Baik Sedang 0,454 Signifikan
8 44,44 Baik Sedang 0,296 -
9 55,56 Baik Sedang 0,413 Signifikan
10 55,56 Baik Mudah 0,394 Signifikan
11 11,11 Jelek Mudah 0,15 -
12 11,11 Jelek Sukar 0,011 -
13 44,44 Baik Sedang 0,457 Signifikan
14 0 Jelek Sangat
Mudah
0,083 -
15 55,56 Baik Sukar 0,409 Signifikan
16 66,67 Baik Sukar 0,619 Sangat
Signifikan
17 66,67 Baik Sedang 0,49 Signifikan
18 22,22 Cukup Sedang 0,043 -
19 66,67 Baik Sedang 0,565 Sangat
Signifikan
20 55,56 Baik Sukar 0,543 Sangat
Signifikan
21 44,44 Baik Sedang 0,408 Signifikan
22 66,67 Baik Sukar 0,536 Sangat
Signifikan Dari 22 soal yang diujikan terdapat 3 soal dengan kriteria jelek dan sign korelasi negatif, 4 soal dengan kriteria cukup dan sign korelasi 2 soal negatif dan 2 soal signifikan, 15 soal dengan kriteria baik dan sign korelasi 4 soal sangat signifikan, 10 soal signifikan dan 1 soal negatif. Kemudian dilakukan revisi lagi oleh dosen ahli dan diujicobakan kembali dengan hasil uji coba kedua sebagai berikut:
(13)
Tabel 3.11 Rekapitulasi Hasil Ujicoba 2 Pilihan Ganda
No Soal D.
Pembeda(%)
Kriteria T.
Kesukaran
Korelasi Sign. Korelasi
1 55,56 Baik Sedang 0,463 Signifikan
2 66,67 Baik Sedang 0,522 Sangat Signifikan
3 55,56 Baik Sedang 0,477 Signifikan
4 44,44 Baik Sedang 0,392 Signifikan
5 66,67 Baik Sedang 0,485 Signifikan
6 33,33 Cukup Sedang 0,196 -
7 55,56 Baik Sedang 0,498 Sangat Signifikan
8 33,33 Cukup Sedang 0,348 -
9 55,56 Baik Sedang 0,43 Signifikan
10 55,56 Baik Mudah 0,397 Signifikan
11 11,11 Cukup Mudah 0,162 -
12 22,22 Cukup Sukar 0,339 -
13 33,33 Cukup Sedang 0,414 Signifikan
14 66,67 Baik Sukar 0,562 Sangat Signifikan
15 66,67 Baik Sukar 0,473 Signifikan
16 66,67 Baik Sukar 0,681 Sangat Signifikan
17 44,44 Baik Sedang 0,481 Signifikan
18 55,56 Baik Sukar 0,458 Signifikan
19 77,78 Baik Sedang 0,491 Signifikan
20 66,67 Baik Sukar 0,577 Sangat Signifikan
21 44,44 Baik Sedang 0,439 Signifikan
22 55,56 Baik Sukar 0,543 Sangat Signifikan
Dari 22 soal yang diujikan terdapat 5 soal dengan kriteria cukup dan 4 soal sign korelasi negatif, 1 soal signifikan 17 soal dengan kriteria baik dan sign korelasi 6 soal sangat signifikan dan 11 soal signifikan. Dari hasil uji coba kedua diperoleh 4 soal yang negatif atau dibuang, dan 18 soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian.
Hasil uji coba soal uraian dengan menggunakan Anates ditampilkan pada tabel 3.12 sebagai berikut:
(14)
Tabel 3.12 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Uraian
No Soal T DP(%) T.
Kesukaran
Korelasi Sign. Korelasi
1 3,75 44,44 Sedang 0,679 Signifikan
2 4 33,33 Mudah 0,651 Signifikan
3 5,84 38,89 Mudah 0,594 Signifikan
4 5,88 41,67 Sedang 0,637 Signifikan
5 6,95 36,11 Sukar 0,633 Signifikan
Dari hasil ujicoba soal uraian maka dapat diperoleh semua soal yang diujicobakan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
2. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemahaman Konsep Siswa.
Data yang dihasilkan berupa skor pretest, posttest kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep. Kemudian dilakukan analisis secara kuantitatif. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor pada kedua kelas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Selain itu untuk mengetahui apakah ada pengaruh pembelajaran berbasis masalah pada kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa, dan apakah siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif yang baik akan mendukung pemahaman konsep siswa yang baik pula.
Data kuantitatif yang terkumpul sebagai hasil penelitian dianalisis secara statistik menggunakan Statistic Package for Social Science (SPSS) 20 for Window. Berikut ini adalah tahapan analisis data yang dilakukan:
a. Pemberian skor
Pemberian skor pada pretest dan postest yang mengukur kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa kemudian membandingkan skor pada pretest dan postest tersebut. Jawaban siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan jumlah jawaban yang benar. Pada soal kemampuan berpikir kreatif skor yang diberikan berkisar dari satu (1) hingga empat (4). Sedangkan pada soal
(15)
pemahaman konsep jika jawaban siswa benar akan mendapat nilai satu (1) dan jika jawaban siswa salah maka akan mendapat skor nol (0). b. Menghitung persentase rata-rata N-Gain pretest dan postest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Menganalisis pemahaman konsep dengan membandingkan respon siswa pada skor pretest dan postest, kemudian menghitung peningkatannya dalam bentuk persen N-gain. Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus faktor gain <g> yang dikembangkan oleh Hake (1999) dengan rumus:
pr e pr e post
S S
S S
g
max
Keterangan :
g = Normalisasi gain Spost = skor postest
Spre = skor pretest
Smaks = skor maksimum
Kriteria:
Tabel 3.13. Kriteria gain normalisasi
<g> Kriteria g > 0,7
0,3 < g < 0,7 g < 0,3
Tinggi Sedang Rendah c. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok tersebut memiliki kemampuan yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menguji hasil pretest dan hasil postest pada kelompok eksperimen dan kontrol. Uji normalitas menggunakan bantuan Soffware SPSS 20.0 for windows dengan menggunakan uji one sample Kolmogrov-Smirnov Test. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hipotesis yang digunakan adalah:
(16)
H0 : Data berasal dari populasi berdistribusi normal.
H1 : Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
Taraf signifikansi 0,05. Dari hasil tes ini didapatkan nilai p-value, jika p-value > 0,05 maka data berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Sebaliknya, jika p-value < 0,05 maka data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Dalam SPSS 20 digunakan istilah significance yang disingkat sig untuk p-value, dengan kata lain p-value = sig.
Jika hasilnya berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, namun jika hasilnya tidak berdistribusi normal maka tidak dilakukan uji homogenitas melainkan dilanjutkan dengan uji statistik non parametric yaitu uji Mann-Whitney.
d. Uji Homogenitas.
Uji Homogenitas dilakukan jika kelompok berdistribusi normal maka pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians kelompok menggunakan bantuan Soffware SPSS 20.0 for windows dengan uji Homogenity of Varians (Levene Statistic). Hipotesis yang dikemukakan adalah:
H0 : Data berasal dari populasi bervarian homogen
H1 : Data berasal dari populasi tidak bervarian homogen.
Dari hasil uji lavene didapatkan p-value, jika p-value > 0,05 maka data berasal dari kedua varian yang homogen. Jika p-value < 0,05 maka data tidak berasal dari kedua varian yang tidak homogen.
e. Uji Hipotesis
Jika data yang dianalisis berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji t. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji statistik parametrik dengan dependent dan independent Sample T test dari program SPSS for windows versi 20.0 pada taraf signifikan 0,05 atau 5%. Uji statistik independent Sample T test dipakai untuk membandingkan antara dua keadaan, yaitu nilai rata-rata pretest siswa pada kelas eksperimen dengan pretest siswa pada kelas kontrol, nilai
(17)
rata-rata gain siswa pada kelas eksperimen dengan nilai rata-rata gain siswa pada kelas kontrol. Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows versi 20.0 yaitu uji-t dua sampel independen (Independent-Sample t Test). Ada dua rumus untuk uji-t dua sampel independen:
Dimana Sp :
Keterangan :
Xa = rata-rata kelompok a Xb = rata-rata kelompok b Sp = Standar Deviasi gabungan Sa = Standar deviasi kelompok a Sb = Standar deviasi kelompok b na = banyaknya sampel di kelompok a nb = banyaknya sampel di kelompok b DF = na + nb -2
(18)
Untuk DF (degrre of freedom) uji T independen yang variannya tidak sama berbeda dengan yang di atas (DF = Na + Nb -2), tetapi menggunakan rumus :
Untuk menentukan apakah varian sama atau beda, maka menggunakan rumus :
Bila nilai P > α , maka variannya sama, namun bila nilai P ≤α, berati variannya berbeda.
Untuk mengetahui hasil hipotesis ada dua cara pertama membandingkan t hitung dengan t tabel maka kriteria yang digunakan untuk menentukan penerimaan dan penolakan adalah sebagai berikut : H0 diterima apabila t hitung≤ t tabel (df=n-2)( 0,05)
H0 ditolak apabila t hitung≥ t tabel (df=n-2)( 0,05).
Kedua membandingkan nilai p value dengan tingkat kepercayaan 0,05, jika p value < 0,05 maka terima H1 begitu juga sebaliknya.
Jika salah satu datanya tidak terpenuhi dalam arti data tidak normal atau homogen maka uji yang digunakan adalah uji non-parametrik yang berfungsi setara dengan uji t misalnya dengan uji Mann Whitney atau wilcoxon pada SPSS for windows versi 20.0 . Uji ini digunakan untuk
(19)
menguji perbedaan dua rata-rata pada sampel besar (N ≥ 30). Uji hipotesis dilakukan dengan uji beda dua rerata untuk mengetahui signifikansi perbedaan skor pretest dan gain kedua kelas terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa. Hipotesis yang dikemukakan adalah:
Hipotesis 1:
H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dalam kemampuan berpikir kreatif siswa.
H1: Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dalam kemampuan berpikir kreatif siswa.
Hipotesis 2:
H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dalam pemahaman konsep siswa. H1: Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dalam pemahaman kosep siswa. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima H1
ditolak.
f. Pengolahan hasil angket
Teknik pengolahan data angket dilakukan dengan menghitung skor respon siswa terhadap tanggapan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (ST) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pedoman penskoran untuk pernyataan angket dpat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 3.14 Pedoman Penskoran Angket Tanggapan Siswa
Skor Pernyataan Positif
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
(20)
Setelah dilakukan penjumlahan terhadap skor angket tanggapan siswa, lalu dilakukan perhitungan persentase terhadap data respon yang bersifat positif. Perhitungan persentasi respon tanggapan dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:
P =
x
100%Keterangan
P = Persentase; R = Respon siswa; R maks = Respon maksimal
Tabel 3.15 Kriteria Persentase Hasil Angket
Persentase Interpretasi
0% Tidak ada
1-30% Sangat tidak setuju
31 – 60% Tidak setuju
61 - 90% Setuju
91 - 120% Sangat setuju
Sugiyono (2002: 76)
I. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa tahapan prosedur yang telah ditempuh yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Berikut uraian dari setiap tahap-tahap tersebut, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Kajian kurikulum bertujuan untuk mengetahui kompetensi inti dan kompetensi dasar mengenai korosi.
b. Kajian tentang variabel-variabel yang terlibat yaitu menentukan variabel bebas, variabel tetap dan variabel terikat serta studi literatur dari buku-buku yang relevan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis masalah, variabel tetap meliputi bahan kajian tentang fenomena korosi, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini meliputi kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa. Studi
(21)
pembelajaran berbasis masalah dilakukan untuk mengetahui tahapan pembelajaran yang harus dilaksanakan siswa, menentukan masalah dan cara pengemasan yang sesuai dengan fenomena korosi. Kemampuan berpikir kreatif siswa dilakukan untuk mengidentifikasi indikator-indikator berpikir kreatif yang sesuai dengan materi dan model pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan serta karakteristik dari indikator-indikator berpikir kreatif tersebut. Selanjutnya dilakukan studi literatur tentang fenomena korosi dengan mengkaji buku paket dan sumber-sumber lain yang relevan untuk menentukan konsep-konsep yang perlu dikuasai dan indikator-indikator berpikir kreatif yang muncul pada saat pembelajaran.
c. Penyusunan proposal penelitian.
d. Pelaksanaan seminar proposal penelitian.
e. Penyusunan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS (Lembar Kerja Siswa).
f. Penyusunan instrumen penelitian berupa tes kemampuan berpikir kreatif, tes pemahaman konsep, format observasi kegiatan aktivitas siswa, format observasi kegiatan guru dan angket siswa mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran.
g. Pelaksanaan judgement instrumen tes kepada dosen ahli untuk memberikan masukan berupa saran perbaikan terhadap instrumen yang telah disusun. Instrumen ini digunakan untuk pre-test dan pos-test.
h. Pelaksanaan revisi instrumen penelitian.
i. Pelaksanaan uji coba pertama instrumen penelitian. j. Menganalisis hasil uji coba instrumen pertama. k. Melakukan revisi instrumen penelitian.
l. Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian kedua.
m. Menganalisis hasil uji coba instrumen, berupa uji validitas soal, uji reliabilitas soal, uji taraf kesukaran, dan daya pembeda. Hasil analisis butir soal digunakan untuk menentukan soal yang layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
(22)
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahapan dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan pre-test pada kelas sampel penelitian untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
b. Melaksanakan treatment yaitu dengan cara mengimplementasikan model pembelajaran berbasis masalahpada konsep korosi. Treatment ini dilakukan di kelas X 1 Tekhnik Audio Video sebagai kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada X 2 Tekhnik Audio Video sebagai kelas kontrol.
c. Memberikan angket respon kepada subjek penelitian.
d. Melakukan post-test untuk mengetahui pengaruh pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa.
Pelaksanaan tahap ini dilakukan pada tanggal 8 Mei 2014 – 29 Mei 2014. Jadwal pelaksanaan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.16 di bawah ini:
Tabel 3.16 Implementasi pembelajaran berbasis masalah pada konsep korosi
Pertemuan ke Hari/tanggal Kegiatan
1. Kamis, 1 Mei 2014 Uji Coba Soal 1
2. Senin, 5 Mei 2014 Uji Coba Soal 2
3. Rabu, 7 Mei 2014 Pretest
4. Rabu, 14 Mei 2014 Kegiatan Pembelajaran 1
5. Rabu, 21 Mei 2014 Kegiatan Pembelajaran 2
6. Rabu, 28 Mei 2014 Kegiatan Pembelajaran 3 dan Postest
3. Tahap Analisis dan Penyelesaian
a. Mengolah data hasil pre-test, post-test, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta lembar angket untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai model pembelajaran berbasis masalah.
b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian. c. Menarik kesimpulan.
d. Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan pada Gambar 3.1 berikut.
(23)
Gambar 3.1. Alur Penelitian Analisis Data
Temuan
Kesimpulan
Laporan Postest (Post-test)
Lembar Angket
Lembar Observasi Permasalahan yang terjadi
dalam pembelajaran Kimia
Studi Literatur Pembelajaran Berbasis
Masalah
Validasi, uji coba dan revisi instrumen
Pretest (Pre-test)
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Penyusunan Instrumen: Butir
soal
Model Pembelajaran Konvensional
Studi Literatur Pemahaman Konsep
Studi Literatur Berpikir Kreatif
Penyusunan instrumen lembar
angket dan observasi
Penyusunan RPP,
dan Bahan Ajar Penyusunan LKS
Revisi RPP, bahan ajar dan LKS
Analisis KI-KD Kurikulum 2013 SMK
(1)
Untuk DF (degrre of freedom) uji T independen yang variannya tidak sama berbeda dengan yang di atas (DF = Na + Nb -2), tetapi menggunakan rumus :
Untuk menentukan apakah varian sama atau beda, maka menggunakan rumus :
Bila nilai P > α , maka variannya sama, namun bila nilai P ≤α, berati variannya berbeda.
Untuk mengetahui hasil hipotesis ada dua cara pertama membandingkan t hitung dengan t tabel maka kriteria yang digunakan untuk menentukan penerimaan dan penolakan adalah sebagai berikut : H0 diterima apabila t hitung≤ t tabel (df=n-2)( 0,05)
H0 ditolak apabila t hitung≥ t tabel (df=n-2)( 0,05).
Kedua membandingkan nilai p value dengan tingkat kepercayaan 0,05, jika p value < 0,05 maka terima H1 begitu juga sebaliknya. Jika salah satu datanya tidak terpenuhi dalam arti data tidak normal atau homogen maka uji yang digunakan adalah uji non-parametrik yang berfungsi setara dengan uji t misalnya dengan uji Mann Whitney atau
(2)
menguji perbedaan dua rata-rata pada sampel besar (N ≥ 30). Uji hipotesis dilakukan dengan uji beda dua rerata untuk mengetahui signifikansi perbedaan skor pretest dan gain kedua kelas terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa. Hipotesis yang dikemukakan adalah:
Hipotesis 1:
H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam kemampuan berpikir kreatif siswa.
H1: Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam kemampuan berpikir kreatif siswa.
Hipotesis 2:
H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam pemahaman konsep siswa. H1: Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dalam pemahaman kosep siswa. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak.
f. Pengolahan hasil angket
Teknik pengolahan data angket dilakukan dengan menghitung skor respon siswa terhadap tanggapan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (ST) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pedoman penskoran untuk pernyataan angket dpat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 3.14 Pedoman Penskoran Angket Tanggapan Siswa
Skor Pernyataan Positif
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
(3)
Setelah dilakukan penjumlahan terhadap skor angket tanggapan siswa, lalu dilakukan perhitungan persentase terhadap data respon yang bersifat positif. Perhitungan persentasi respon tanggapan dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:
P =
x
100%Keterangan
P = Persentase; R = Respon siswa; R maks = Respon maksimal Tabel 3.15 Kriteria Persentase Hasil Angket
Persentase Interpretasi
0% Tidak ada
1-30% Sangat tidak setuju 31 – 60% Tidak setuju 61 - 90% Setuju 91 - 120% Sangat setuju Sugiyono (2002: 76)
I. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa tahapan prosedur yang telah ditempuh yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Berikut uraian dari setiap tahap-tahap tersebut, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Kajian kurikulum bertujuan untuk mengetahui kompetensi inti dan kompetensi dasar mengenai korosi.
b. Kajian tentang variabel-variabel yang terlibat yaitu menentukan variabel bebas, variabel tetap dan variabel terikat serta studi literatur dari buku-buku yang relevan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis masalah, variabel tetap meliputi bahan kajian tentang fenomena korosi, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini meliputi kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa. Studi
(4)
pembelajaran berbasis masalah dilakukan untuk mengetahui tahapan pembelajaran yang harus dilaksanakan siswa, menentukan masalah dan cara pengemasan yang sesuai dengan fenomena korosi. Kemampuan berpikir kreatif siswa dilakukan untuk mengidentifikasi indikator-indikator berpikir kreatif yang sesuai dengan materi dan model pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan serta karakteristik dari indikator-indikator berpikir kreatif tersebut. Selanjutnya dilakukan studi literatur tentang fenomena korosi dengan mengkaji buku paket dan sumber-sumber lain yang relevan untuk menentukan konsep-konsep yang perlu dikuasai dan indikator-indikator berpikir kreatif yang muncul pada saat pembelajaran.
c. Penyusunan proposal penelitian.
d. Pelaksanaan seminar proposal penelitian.
e. Penyusunan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS (Lembar Kerja Siswa).
f. Penyusunan instrumen penelitian berupa tes kemampuan berpikir kreatif, tes pemahaman konsep, format observasi kegiatan aktivitas siswa, format observasi kegiatan guru dan angket siswa mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran.
g. Pelaksanaan judgement instrumen tes kepada dosen ahli untuk memberikan masukan berupa saran perbaikan terhadap instrumen yang telah disusun. Instrumen ini digunakan untuk pre-test dan pos-test.
h. Pelaksanaan revisi instrumen penelitian.
i. Pelaksanaan uji coba pertama instrumen penelitian. j. Menganalisis hasil uji coba instrumen pertama. k. Melakukan revisi instrumen penelitian.
l. Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian kedua.
m. Menganalisis hasil uji coba instrumen, berupa uji validitas soal, uji reliabilitas soal, uji taraf kesukaran, dan daya pembeda. Hasil analisis butir soal digunakan untuk menentukan soal yang layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
(5)
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahapan dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan pre-test pada kelas sampel penelitian untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
b. Melaksanakan treatment yaitu dengan cara mengimplementasikan model pembelajaran berbasis masalahpada konsep korosi. Treatment ini dilakukan di kelas X 1 Tekhnik Audio Video sebagai kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada X 2 Tekhnik Audio Video sebagai kelas kontrol.
c. Memberikan angket respon kepada subjek penelitian.
d. Melakukan post-test untuk mengetahui pengaruh pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa.
Pelaksanaan tahap ini dilakukan pada tanggal 8 Mei 2014 – 29 Mei 2014. Jadwal pelaksanaan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.16 di bawah ini:
Tabel 3.16 Implementasi pembelajaran berbasis masalah pada konsep korosi
Pertemuan ke Hari/tanggal Kegiatan
1. Kamis, 1 Mei 2014 Uji Coba Soal 1
2. Senin, 5 Mei 2014 Uji Coba Soal 2
3. Rabu, 7 Mei 2014 Pretest
4. Rabu, 14 Mei 2014 Kegiatan Pembelajaran 1
5. Rabu, 21 Mei 2014 Kegiatan Pembelajaran 2
6. Rabu, 28 Mei 2014 Kegiatan Pembelajaran 3 dan Postest
3. Tahap Analisis dan Penyelesaian
a. Mengolah data hasil pre-test, post-test, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta lembar angket untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai model pembelajaran berbasis masalah.
b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian. c. Menarik kesimpulan.
d. Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan pada Gambar 3.1 berikut.
(6)
Gambar 3.1. Alur Penelitian Analisis Data
Temuan
Kesimpulan
Laporan Postest (Post-test)
Lembar Angket
Lembar Observasi Permasalahan yang terjadi
dalam pembelajaran Kimia
Studi Literatur Pembelajaran Berbasis
Masalah
Validasi, uji coba dan revisi instrumen
Pretest (Pre-test)
Model Pembelajaran Berbasis Masalah Penyusunan
Instrumen: Butir soal
Model Pembelajaran Konvensional Studi Literatur
Pemahaman Konsep
Studi Literatur Berpikir Kreatif
Penyusunan instrumen lembar
angket dan observasi
Penyusunan RPP,
dan Bahan Ajar Penyusunan LKS
Revisi RPP, bahan ajar dan LKS
Analisis KI-KD Kurikulum 2013 SMK