Facebook MATERI PRESENTASI KOTA BIMA

KESIAPAN PELAYANAN KEFARMASIAN
KOMUNITAS DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
MENJELANG BERLAKUNYA JAMINAN KESEHATAN NASIO
NAL TAHUN 2014

RAPAT KONSULTASI NASIONAL
PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN, TAHUN 2013

GAMBARAN UMUM KOTA BIMA
Kota Bima merupakan Daerah pemekaran dari Kab.
Bima berdasarkan: UU No.13 Tahun 2002, Tgl 10
April 2002
Luas: 222,25 km², di P. Sumbawa bagian timur.
Terbagi 5 kecamatan:
 Kecamatan Asakota,
 Kecamatan RasanaE Barat,
 Kecamatan Mpunda,
 Kecamatan Raba
 Kecamatan RasanaE Timur.
Terdiri dari 35 kelurahan.
Jumlah penduduk

(2012)

: 144.019 jiwa

DINAS KESEHATAN KOTA BIMA
Sesuai Perda Kota Bima No.3 Tahun 2008,
 Unsur pelaksana otonomi daerah
 Diresmikan 12 September 2002
 Operasional 1 Januari 2003

Tugas:
melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang
kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan.

Fungsi:
1.Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan
2.Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum bidang kesehatan
3.Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kesehatan

4.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota

LANJUTAN…….
Visi:
Masyarakat Kota Bima yang mandiri untuk hidup
sehat

Misi:
Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat

untuk hidup sehat
Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas
Meningkatkan sistem surveilance, monitoring dan
informasi kesehatan
Meningkatkan pembiayaan kesehatan

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
(Perda Kota Bima No.3 Tahun 2008)
Kepala Dinas


KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

Sekretaris

Kasubbag Umum &
Kepegawaian

Kasubbag Program dan
Pelaporan

Kepala Bidang Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan

Kepala Bidang Bina Kesmas

Kepala Bidang Bina Yankes


Kasi Gizi

Kasi Sarana Yankes

Kasi Pengamatan dan
Pencegahan Penyakit

Kasi Farmasi, Makanan &
Minuman

Kasi Pemberantasan
Penyakit

Kasi Kesehatan Ibu, Anak,
Usila, Reproduksi Remaja dan
KB

Kasubbag Keuangan


Kepala Bidang Promosi
Kesehatan

Kasi Promkes & Peran Serta
Masyarakat

Kasi Usaha Kesehatan Institusi
Kasi Sertifikasi, Perizinan &
Jamkesmas

Kasi Penyehatan Lingkungan

UPTD

SUMBER DAYA PELAYANAN KEFARMASIAN
 Belum memiliki Rumah Sakit Daerah
 Instalasi Farmasi dibangun Maret 2006, struktur
masih melekat pada Dinas Kesehatan Kota Bima
(belum UPTD).
 Fasilitas UPK:

► Puskesmas Perawatan
: 2 unit
► Puskesmas Non Perawatan
: 3 unit
► Pustu
: 19 unit
► Polindes
: 10 unit
► Poskesdes
: 25 unit
► Posyandu
: 153 unit

DATA SARANA KEFARMASIAN
SARANA

NO

KEFARMASIAN


JUMLAH

1

APOTEK

27

2

TOKO OBAT BERIZIN

14

4

KLINIK SWASTA

3


5

PBF

1

TENAGA KEFARMASIAN DI PUSKESMAS & DINKES
PUSKESMAS

N
O

PENDIDIKA
N

DINKES

1

APOTEKE

R

2

ASAKOT
A

8

S1
FARMASI

3
4

JML

PARUGA

MPUND

A

PENANA
E

RASANA
E TIMUR

3

2

2

2

2

19


-

2

0

2

0

0

4

D3
FARMASI

-

2

1

0

1

1

5

SMF/ AA

-

1

1

1

3

1

7

JUMLAH

8

8

4

5

6

4

35

ANGGARAN PENGADAAN OBAT
dalam ribuan

SUMBER ANGGARAN
TAHUN

Total
DAU

ASKES

DAK

PROGRAM

2010

118.990

90.000

1.189.90
0

130.483 1.529.373

2011

106.490

90.000

1.064.90
0

256.000 1.517.390

2012

114.591

154.344

1.145.91
0

29.154 1.443.999

Anggaran Obat perkapita: Rp. 10. 692,-/jiwa

DATA HASIL
PELAYANAN
KEFARMASIAN DI
PUSKESMAS

DATA KUNJUNGAN BERDASARKAN
JENIS PASIEN
JENIS
PASIEN

2011

2012

GAKIN

31.223

28.728

ASKES

55.107

52.042

UMUM

52.677

59.217

TOTAL

139.007

139.987

PEMAKAIAN OBAT TERBANYAK TAHUN 2011
No

Nama Obat

Jumlah

1

Amoxicillin 500 mg

498,600

2

Parasetamol 500 mg

480,800

3

Vitamin B Komplek

454,000

4

Klorfeniramin Maleat 4 mg

445,000

5

Asam Mefenamat 500 mg

388,600

6

Dekstrometorfan tablet 15 mg

365,400

7

Tablet tambah darah kombinasi

327,200

8

Antasida Doen tablet

324,200

9

Kalsium Laktat tablet 500 mg

305,000

10

Gliseril guayakolat tablet 100 mg

301,000

PEMAKAIAN OBAT TERBANYAK TAHUN 2012
No

Nama Obat

Jumlah

1

Amoxicillin 500 mg

446,900

2

Antasida Doen tablet

386,900

3

Asam askorbat 50 mg

352,000

4

Asam Mefenamat 500 mg

341,150

5

Deksametason 0,5 mg

315,000

6

Gliseril guayakolat tablet 100 mg

280,000

7

Ibuprofen 400 mg

250,300

8

Kalsium Laktat tablet 500 mg

228,000

9

Klorfeniramin maleat 4 mg

195,800

10

Parasetamol 500 mg

192,000

DATA 10 PENYAKIT TERBANYAK 2011
NO

JENIS PENYAKIT

JUMLAH

1

Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

15,439

2

Penyakit Lain pada Saluran Napas Atas

12,366

3

Myalgia

11,856

4

Penyakit Kulit Infeksi

7,129

5

Penyakit Usus lainnya

6,517

6

Diare termasuk tersangka kolera

6,294

7

Gastritis

5,100

8

Penyakit lainnya

4,791

9

Hipertensi

4,394

10

Penyakit Pulpa dan Jaringan Periodental

3,884

DATA 10 PENYAKIT TERBANYAK 2012
NO

JENIS PENYAKIT

JUMLAH

1

Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

14,336

2

Penyakit Lain pada Saluran Napas Atas

12,920

3

Myalgia

8,303

4

Diare termasuk tersangka kolera

5,460

5

Gastritis

4,832

6

Penyakit Usus lainnya

4,743

7

Penyakit kulit infeksi

4,504

8

Hipertensi

3,991

9

Penyakit kulit alergi

3,531

10

Ginngivitis dan Jaringan Periodental

3,472

CAPAIAN INDIKATOR PELAYANAN KEFARMASIAN
NO

INDIKATOR

CAPAIAN (%)

TARGE
T (%)

THN 2011

THN 2012

100

100

100

1

KETERSEDIAAN OBAT
ESENSIAL GENERIK

2

PENGGUNAAN INJEKSI
PADA KASUS TERPILIH

1

0

0

3

PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK PADA
KASUS TERPILIH

5

3,3

2

4

PENULISAN RESEP
OBAT GENERIK

95

95

98

PELAYANAN KEFARMASIAN
DI PUSKESMAS

TUJUAN:
Terlaksananya pelayanan kefarmasian
yang bermutu di Puskesmas
Sebagai penunjang penyelenggaraan
upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat
Mendukung tercapainya misi
pembangunan kesehatan nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat mandiri
dalam hidup sehat

Peningkatan kualitas/ kompetensi
(PP 51/ 2009 ) yg telah dilakukan:

Pengembangan kualitas dilakukan melalui koordinasi
dengan organisasi profesi (IAI) untuk melakukan uji
kompetensi Apoteker;
Pada tahun 2011 telah dilakukan pelatihan pilot
project pelayanan kefarmasian pada 3 Puskesmas
terpilih (Asakota, Paruga, RasanaE Timur)

PENYEDIAAN SARANA PRASARANA
 kursi untuk ruang tunggu pasien
 pengaturan ruang penyerahan obat, PIO
 penyediaan alat penunjang untuk
peracikan (puyer), dll
 penyediaan tempat untuk informasi
obat, brosur, leaflet
 pengadaan Incenerator untuk
pemusnahan obat dan perbekkes

secara bertahap direncanakan rehab/
pengembangan ruang kamar obat/ apotek yang
masih kurang representatif
Rak obat ditata sesuai dengan abjad dan golongan
obat untuk memudahkan petugas dalam
memberikan obat secara cepat kepada pasien
sehingga waktu tunggu pasien menjadi lebih cepat
dan efektif

Apotek Lama VS Apotek Baru

PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI
 Penyediaan ATK untuk pengelolaan obat
Kegiatan pencatatan, pelaporan dan
pengarsipan
melalui penyediaan format/
blangko LPLPO, monitoring POSR dan Kartu
Stok
 Pada administrasi untuk resep telah
disediakan
format/ blangko resep oleh Dinas Kesehatan.
 Pembuatan protap pelayanan kefarmasian

Ruangan APOTEK

PENCATATAN PELAPORAN
 Laporan ketersediaan obat tiap bulan
 Laporan Penggunaan obat generik
 Laporan Pemakaian obat secara Rasional
 Profil pengelolaan obat dan perbekalan
kesehatan

KEGIATAN PELAYANAN KEFARMASIAN
DI PUSKESMAS
Pelayanan obat satu pintu
Pemberian Informasi Obat (PIO)
Visite
Konseling
Home care
Penyebaran Informasi mll Leaflet
Survey Kepuasan
Pelayanan kefarmasian luar gedung:
a. Penyuluhan obat
b. Penjaringan kasus lewat pengobatan: Penjaringan

TBC Paru,Kusta, Pengobatan Usila

Visite Apoteker

Kegiatan PIO

KONSELING & HOME CARE

Penjaringan kasus lewat pengobatan: Penjaringan
TBC Paru, Kusta, Pengobatan Usila

LEAFLET

SURVEY KEPUASAN

Hasil Survey kepuasan
GRAFIK KEPUASAN PELAYANAN APOTIK
DI PUSKESMAS PARUGA
BULAN Maret 2012

GRAFIK KEPUASAN PELAYANAN APOTIK
DI PUSKESMAS PARUGA
BULAN Juni 2012

GRAFIK KEPUASAN PELAYANAN APOTIK
DI PUSKESMAS PARUGA
BULAN September 2012

GRAFIK KEPUASAN PELAYANAN APOTIK
DI PUSKESMAS PARUGA
BULAN DESEMBER 2012

Hambatan Pelaksanaan
Ruangan Apotik sempit, sehingga sulit melakukan
konseling dengan baik
Anggaran terbatas untuk Kebutuhan BHP di apotik
Anggaran untuk pelaksanaan pelayanan
promotif/preventif terbatas
Pelayanan kefarmasian belum membudaya di petugas
Petugas kefarmasian kurang koordinasi dengan lintas
program yang lain.
Kurangnya perhatian kepala puskesmas terhadap
pelayanan kefarmasian