Facebook MATERI PRESENTASI KAB. TASIKMALAYA
H. OKI ZULKIFLI D, dr.,
M.Epid
Dinas Kesehatan
Kabupaten Tasikmalaya
Propinsi Jawa Barat
Sistem Kesehatan Nasional
(SKN)
merupakan bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan
berbagai upaya bangsa Indonesia guna
menjamin tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan dalam kerangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar 1945
Pelayanan Kefarmasian ditujukan untuk
dapat menjamin penggunaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan, secara
rasional, aman, dan bermutu di semua
fasilitas pelayanan kesehatan dengan
mengikuti kebijakan yang ditetapkan
UU 36/09 Bagian Kelima Belas
Pengamanan dan Penggunaan Sediaan Farmasi
dan Alat Kesehatan
Pasal 98
Sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman,
berkhasiat / bermanfaat , bermutu, dan terjangkau.
Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan
kewenangan dilarang mengadakan, menyimpan,
mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan
obat dan bahan yang berkhasiat obat.
Ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan,
pengolahan, promosi, pengedaran sediaan farmasi dan
alat kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan
farmasi yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pemerintah berkewajiban membina, mengatur,
mengendalikan, dan mengawasi pengadaan,
penyimpanan, promosi, dan pengedaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3)
Apakah Sasaran UU 36/09
dan PP 51/09 ?
Ter-selenggara-nya proses farmasi sebagai
peristiwa “pelayanan kesehatan”
Obat memiliki dimensi utama sebagai
“produk kesehatan ” , yang memiliki “
manfaat kesehatan” sekaligus “resiko
kesehatan” yang tinggi, disamping “resiko
ekonomi”.
Apoteker mempunyai tugas dan jabatan
sebagai tenaga kesehatan dan pelaku
utama dari “Praktik Kefarmasian”
Ketentuan pasal 108 dari UU 36/09
yang mengikat secara hukum adalah :
1. Pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan
farmasi ,
2. pengamanan ,
3. pengadaan,
4. penyimpanan dan
5. pendistribusian obat,
6. pelayanan obat atas resep dokter,
7. pelayanan informasi obat
Secara Administratif wilayah
pemerintah Kabupaten Tasikmalaya
terdiri dari 39 Kecamatan dan 40
UPTD Puskesmas
KEFARMASIAN DI
KAB. TASIKMALAYA
No
Tenaga Kefarmasian
PNS
1
Apoteker
17
2
Tenaga Teknis Kefarmasian
12
Jumlah
29
PERAN DINAS KESEHATAN
KABUPATEN
Penyediaan obat pelayanan kesehatan
dasar dan obat-obat lainnya sesuai
skala wilayah
Advokasi penggunaan obat generik di
tingkat Kabupaten
Pelaksana kebijakan Pusat di tingkat
Kabupaten
Pelaksana kegiatan pendukung guna
pencapaian indikator Program
Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Pembinaan Tenaga
kefarmasian
Dilakukan bimbingan teknis tentang
pelayanan kefarmasian
Mengikut sertakan apoteker dalam program
Pilot Project Pelayanan Kefarmasian di tingkat
Propinsi dan Kementerian Kesehatan
Kendala yang dihadapi
Keterbatasan Jumlah Apoteker
Waktu Apoteker tersita dengan melayani
resep dokter karena kurangnya jumlah tenaga
teknis kefarmasian yang dapat membantu
Apoteker dalam penyiapan obat bagi pasien.
Kebutuhan dana meningkat terkait kebutuhan
alat dan bahan yang diperlukan untuk
melaksanakan pelayanan kefarmasian
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas Manonjaya
Pelayanan informasi obat untuk pasien
rawat jalan (229 orang)
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas Manonjaya
Pelayanan informasi obat untuk petugas
kesehatan ( 14 0rang)
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas Manonjaya
Pembuatan Newsletter
Pembuatan Poster penyakit
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas Manonjaya
Pembuatan Leaflet Obat
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas Manonjaya
Penyuluhan/promosi kesehatan pada
masyarakat mengenai penggolongan obat (4
kali)
skesmas Sukaraja
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas Manonjaya
Konseling thd pasien Hipertensi (83 pasien)
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas Manonjaya
Visite mandiri (mulai bulan maret)
TER
IM
AK
A
SIH
M.Epid
Dinas Kesehatan
Kabupaten Tasikmalaya
Propinsi Jawa Barat
Sistem Kesehatan Nasional
(SKN)
merupakan bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan
berbagai upaya bangsa Indonesia guna
menjamin tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan dalam kerangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar 1945
Pelayanan Kefarmasian ditujukan untuk
dapat menjamin penggunaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan, secara
rasional, aman, dan bermutu di semua
fasilitas pelayanan kesehatan dengan
mengikuti kebijakan yang ditetapkan
UU 36/09 Bagian Kelima Belas
Pengamanan dan Penggunaan Sediaan Farmasi
dan Alat Kesehatan
Pasal 98
Sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman,
berkhasiat / bermanfaat , bermutu, dan terjangkau.
Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan
kewenangan dilarang mengadakan, menyimpan,
mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan
obat dan bahan yang berkhasiat obat.
Ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan,
pengolahan, promosi, pengedaran sediaan farmasi dan
alat kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan
farmasi yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pemerintah berkewajiban membina, mengatur,
mengendalikan, dan mengawasi pengadaan,
penyimpanan, promosi, dan pengedaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3)
Apakah Sasaran UU 36/09
dan PP 51/09 ?
Ter-selenggara-nya proses farmasi sebagai
peristiwa “pelayanan kesehatan”
Obat memiliki dimensi utama sebagai
“produk kesehatan ” , yang memiliki “
manfaat kesehatan” sekaligus “resiko
kesehatan” yang tinggi, disamping “resiko
ekonomi”.
Apoteker mempunyai tugas dan jabatan
sebagai tenaga kesehatan dan pelaku
utama dari “Praktik Kefarmasian”
Ketentuan pasal 108 dari UU 36/09
yang mengikat secara hukum adalah :
1. Pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan
farmasi ,
2. pengamanan ,
3. pengadaan,
4. penyimpanan dan
5. pendistribusian obat,
6. pelayanan obat atas resep dokter,
7. pelayanan informasi obat
Secara Administratif wilayah
pemerintah Kabupaten Tasikmalaya
terdiri dari 39 Kecamatan dan 40
UPTD Puskesmas
KEFARMASIAN DI
KAB. TASIKMALAYA
No
Tenaga Kefarmasian
PNS
1
Apoteker
17
2
Tenaga Teknis Kefarmasian
12
Jumlah
29
PERAN DINAS KESEHATAN
KABUPATEN
Penyediaan obat pelayanan kesehatan
dasar dan obat-obat lainnya sesuai
skala wilayah
Advokasi penggunaan obat generik di
tingkat Kabupaten
Pelaksana kebijakan Pusat di tingkat
Kabupaten
Pelaksana kegiatan pendukung guna
pencapaian indikator Program
Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Pembinaan Tenaga
kefarmasian
Dilakukan bimbingan teknis tentang
pelayanan kefarmasian
Mengikut sertakan apoteker dalam program
Pilot Project Pelayanan Kefarmasian di tingkat
Propinsi dan Kementerian Kesehatan
Kendala yang dihadapi
Keterbatasan Jumlah Apoteker
Waktu Apoteker tersita dengan melayani
resep dokter karena kurangnya jumlah tenaga
teknis kefarmasian yang dapat membantu
Apoteker dalam penyiapan obat bagi pasien.
Kebutuhan dana meningkat terkait kebutuhan
alat dan bahan yang diperlukan untuk
melaksanakan pelayanan kefarmasian
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas Manonjaya
Pelayanan informasi obat untuk pasien
rawat jalan (229 orang)
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas Manonjaya
Pelayanan informasi obat untuk petugas
kesehatan ( 14 0rang)
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas Manonjaya
Pembuatan Newsletter
Pembuatan Poster penyakit
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas Manonjaya
Pembuatan Leaflet Obat
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas Manonjaya
Penyuluhan/promosi kesehatan pada
masyarakat mengenai penggolongan obat (4
kali)
skesmas Sukaraja
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas Manonjaya
Konseling thd pasien Hipertensi (83 pasien)
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas Manonjaya
Visite mandiri (mulai bulan maret)
TER
IM
AK
A
SIH