Management Agribisnis Pendirian Unit bis

MAKALAH SEMINAR
Judul
: Peningkatan Produksi Melalui Pendirian Kandang Sapi
Perah Pada CV Sriagung Jaya Depok Jawa Barat
Pemrasaran / NIM
Pembahas 1 / NIM
Pembahas 2 / NIM
Hari / Tanggal
Waktu
Ruangan
Dosen Pembimbing

: Josua Saragih / J3J 113006
: ..................................... / ...................
: ..................................... / ...................
: .....................................
: .....................................
:
: Ir. Asi Halomoan Napitupulu Ms.c
Menyetujui,
Ir. Asi Halomoan Napitupulu Ms.c

1 PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang memiliki
karakteristik laju pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dibarengi dengan laju
pertumbuhan yang pesat. Peningkatan jumlah penduduk saat ini memberikan
dampak yang besar terhadap peningkatan permintaan (demand) produk pangan
masyarakat. Selain itu, perkembangan masyarakat saat ini lebih ke arah yang
lebih maju baik dari segi pendapatan maupun tingkat pengetahuan masyarakat
mengenai
pentingnya
nilai
gizi
pangan.
Hal
ini
membuat masyarakat cenderung lebih meningkatkan konsumsi pangan yang
mengandung gizi tinggi. Salah satu produk pangan yang terus mengalami

peningkatan permintaan setiap tahunnya adalah susu. Peningkatan tersebut
ditandai dengan meningkatnya konsumsi susu per kapita dari tahun ke tahun,
mulai dari 5,79 kg/kapita pada tahun 2001 dan meningkat menjadi 6,8 kg/kapita
pada tahun 2005 (Ditjen Bina Produksi Peternakan, 2009).
Komoditi susu sapi merupakan usaha beberapa pelaku bisinis peternakan di
DKI Jakarta. Pengembangan usaha peternakan sapi perah di DKI Jakarta, tidak
terlepas dari peranan Koperasi Peternak susu dan Usaha Peternakan, Suku Dinas
Peternakan. Produksi susu dalam negeri mengalami fluktuasi, seperti ditunjukan
pada Tabel 1.
Tabel 1 Produksi susu di tujuh provinsi di Indonesia tahun 2010-2014

Provinsi
Sumatera
Utara
Sumatera Barat
DKI Jakarta
Jawa Tengah
Yogyakarta
Jawa Timur


2011
1 887 000
755 820
308 655 060
106 223 820
3 230 340
563 016 540

Tahun (Kilogram)
2012
2013
776 220
1 396 380
1 007 760
287 066 760
107 626 320
6 139 380
565 398 240

1 718 700

260 658 960
99 530 580
5 010 240
424 747 380

2014
869 040
1 116 900
263 541 480
100 969 800
4 598 160
432 392 280
1

Sumber: Badan Pusat Statistik tahun 2014 (data diolah)

1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan kajian pengembangan bisnis ini adalah :
1
Merumuskan Ide Pengembangan Bisnis berdasarkan kondisi pada CV

Sriagung Jaya Makmur
2
Mengkaji kelayakan rencana pengembangan bisnis pada CV Sriagung Jaya
Makmur dilihat dari aspek finansial dan non finansial.
2 KERAGAAN PERUSAHAAN / INSTANSI
2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Perusahaan peternak sapi perah CV Sriagung Jaya Makmur ini berdiri sejak
tahun 1974. Perusahaan didirikan oleh Agung Surya Wibowo. Dasar dari
pendirian usaha peternakan sapi perah ini muncul karena Agung Surya Wibowo
menyukai hewan ternak terbukti bahwa pemilik juga memelihara kuda. Namun,
beliau mendengarkan saran dari seorang kerabatnya untuk memelihara hewan
ternak sapi. Beliau pun semakin mengenal dunia peternakan sapi dan melihat
peluang usaha ternak sapi yang memiliki prospek bisnis yang baik. Akhirnya
Agung Surya Wibowo mulai menjalankan usaha bisnis ternak sapi perah. Awal
berdirinya bisnis peternakan sapi perah ini memiliki jumlah ekor sapi yang
sebanyak 20 ekor sapi dan seiring perkembangan usahanya jumlah ekor sapi yang
dipelihara hingga sekarang sebanyak 90 ekor sapi, diantaranya 8 ekor sapi pedet,
40 ekor sapi laktasi, 10 ekor sapi dara dan 13 sapi pedaging jantan dan 19 sapi
yang digemukkan. Lokasi usaha ternak berada di Mampang prapatan gang Amal
RT 8/4. Tegal Parang, Jakarta Selatan. Luas lahan ternak sapi sebesar kurang lebih

1200m2. Tipe kandang di CV Sriagung Jaya Makmur ini bangunan tingkat lantai 3
karena keterbatasan lahan yang ada, namun CV Sriagung Jaya Makmur memiliki
lahan sebesar 2000 meter, yang digunakan untuk kandang sapi 40 ekor, dan
kambing 50 ekor, yaitu di daerah Pancoran Mas, namun belum dimanfaatkan
secara optimal dengan potensi yang ada.
2.2 Aspek Organisasi dan Manajemen Perusahaan
Perusahaan CV Sriagung Jaya Makmur memiliki bentuk organisasi lini
yang artinya kekuasaan mengalir lamgsung dari atas ke bawah (pimpinan kepada
karyawan). Perusahaan dikelola oleh pemilik yang bertindak sebagai direktur
perusahaan yaitu Bapak Agung Surya Wibowo. Jumlah tenaga kerja di CV
Sriagung Jaya Makmur berjumlah 11 orang. Struktur organisasi perusahaan CV
Sriagung Jaya Makmur dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Struktur organisasi pada CV Sriagung Jaya Makmur

2

Direktur

Pemilik modal dari CV Sriagung Jaya Makmur adalah Bapak Agung Surya
Wibowo, sedangkan Kepala Bagian Produksi dan Pemasaran adalah Bapak

Ismail. Kepala Bagian Penjualan oleh Bapak Azim dan Bapak Zaenal. Untuk
Bagian Kesehatan Sapi dan Pengolahan Makanan Sapi oleh Bapak Mumu. Untuk
Bagian Kendaraan dan Ketersediaan Makanan Sapi oleh Bapak Tuloh.
2.3 Aspek Sumberdaya Perusahaan
Sumber daya perusahaan merupakan alat yang digunakan perusahaan
dalam mencapai tujuannya (Amirullah, 2005). Sehingga dapat diketahui sumber
daya perusahaan adalah suatu hal yang digunakan oleh perusahaan itu sendiri
dalam mencapai tujuan dan menyokong jalannya proses bisnis yang dilakukan
oleh perusahaan. Sumberdaya perusahaan adalah aset yang dimiliki perusahaan
berupa sarana dan prasarana, yang berada di lokasi perusahaan guna untuk
mendukung segala kegiatan yang dilakukan pada perusahaan. Sumberdaya yang
dimiliki perusahaan yaitu:
2.3.1 Sarana dan Peralatan
Sarana dan peralatan dalam suatu kegiatan usaha diperlukan untuk
menunjang kegiatan usaha tersebut. Sarana tersebut terdiri dari lahan, bangunan,
sapi perah, kantor, perlengkapan dan peralatan produksi dan peternakan
1.

Lahan
Luas lahan yang dimiliki oleh perusahaan pengolahan susu CV Sriagung

Jaya Makmur ini yaitu 1200 m2. Lahan tersebut di gunakan untuk kantor,
kandang, tempat tidur atau istirahat, toilet dan lain-lain. Berikut penjelasan
penggunaan lahan pada perusahaan disajikan pada Tabel 10
Tabel 10 Penggunaan lahan pada Perusahaan 2016.
No

Penggunaan Lahan

1.
Bangunan kantor
2.
Tempat Pertemuan / kumpul, mushola
3.
Mess karyawan
4.
Toilet
5.
Kandang
Sumber :CV Sriagung Jaya Makmur, 2016


Luas Lahan
(m2)
30
30
25
8
369

Jumlah Unit
1
1
1
1
3

2. Bangunan

3

Perusahaan memiliki bangunan bertingkat tiga. Bangunan yang ada pada

CV Sriagung Jaya Makmur meliputi bangunan kantor, tempat pertemuan /
kumpul, mess karyawan, kandang dan toilet. Untuk biaya bangunan setiap
bangunan ditaksir dengan biaya sebesar Rp 2.000.000,- / M2 dan memerlukan
biaya sebesar Rp 1.200.000.000,-.
Namun perususahaan memiliki lahan dengan luas 2000 meter persegi di
daerah Pancoran Mas, Depok Jawa Barat, yang belum digunakan secara optimal
dengan potensi yang ada.
3. Sapi Perah
Ternak sapi perah yang dibudidayakan di CV Sriagung Jaya Makmur
terbagi atas 4 kategori yakni sapi laktasi, pedet, dara, dan dara bunting.
No
1
2
3
4

Kategori Sapi
Laktasi
Pedet
Dara

Dara Bunting

Tabel 11 Jumlah ternak sapi
Jumlah (ekor)
40
8
10
13

Sumber : CV Sriagung Jaya Makmur, 2016

Sedangkan untuk jumlah sapi yang digemukkan sebanyak 19 ekor sapi.
Permodalan
Modal merupakan bagian penting dalam memulai suatu usaha. Dengan
modal yang memadai akan memberikan dukungan perusahaan berupa peningkatan
kualitas produk. Dalam ketersediaan modal, pembiayaan awal pembangunan CV
Sriagung Jaya Makmur bersumber dari pemilik perusahaan sendiri yaitu Agung
Surya Wibowo. Hingga saat ini modal yang dimiliki masih bersumber dari modal
sendiri tanpa tambahan modal dari pihak bank atau badan keuangan manapun.
Hingga saat ini, CV Sriagung Jaya Makmur masih melakukan pengembangan dan
pembangunan sehingga total modal perusahaan yang dikeluarkan belum dapat
diakumulasikan.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
CV Sriagung Jaya Makmur merupakan perusahaan peternakan sapi perah
dengan hasil utamanya adalah susu murni. CV Sriagung Jaya Makmur
mempunyai pelanggan tetap yaitu masyarakat sekitar, peloper susu. Perusahaan
juga menjual susu ke IPS (Industri Pengolahan Susu). CV Sriagung Jaya Makmur
memiliki kemampuan menghasilkan susu 350-450 liter susu perharinya. Namun
permintaan akan susu 700 liter Produksi susu CV Sriagung Jaya Makmur belum
maksimal hanya 10-13 liter/ekor/hari. Sapi perah jenis FH dapat menghasilkan
susu 20 liter/ekor/hari (Ako 2013).
3.1 Deskripsi Unit Bisnis
Dalam perencanaan pengembangan bisnis peningkatan produksi melalui
pendirian kandang sapi perah pada CV Sriagung Jaya Makmur Depok Jawa Barat,
produk utama yang akan dihasilkan adalah susu murni. Susu murni akan dijual ke
pelanggan untuk memenuhi permintaan susu.

4

3.2 Rencana Pengembangan Bisnis
Perencanaan Pasar dan Pemasaran
Adapun penjelasan pengklasifikasikan bauran pemasaran untuk pemasaran
susu murni sebagai berikut :
a
Product
Produk yang dipasarkan adalah susu murni yang diambil langsung oleh
pelanggan CV Sriagung Jaya Makmur ke lokasi pemerahan susu.
b
Price
Harga jual susu murni bergantung pada kualitas susu dimana yang
menentukan harga susu adalah pihak peternak. Pada tahun 2015, rata-rata harga
penujualan susu adalah Rp 5 625 per kilogram.
c
Place
Distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyalurkan produk
susu murni hingga sampai ke tangan konsumen. Untuk pengambilan susu,
dilakukan langsung oleh pelanggan, datang ke lokasi pemerahan untuk
pengambilan susu.
d
Promotion
Kegiatan promosi yang dilakukan adalah pengenalan produk,
mengkomunikasikan keunggulan produk, sehingga akan mendapat perhatian dari
konsumen terhadap produk yang dihasilkan. CV Sriagung Jaya Makmur
melakukan promosi terhadap produk yang dipasarkan dengan menjaga kualitas
produk, menjaga kepercayaan pelanggan terhadap peternakan CV Sriagung Jaya
Makmur.
Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi dalam pengembangan bisnis merupakan hal yang
perlu diperhatikan dan merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses
pembangunan bisnis secara teknis. Perencanaan produksi yang akan dilaksanakan
perlu memerhatikan beberapa hal, sebagai berikut:
a. Manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan
b. Manajemen kandang
c. Pemerahan
d. Kesehatan sapi perah
Perencanaan organisasi dan manajemen
Dalam pengembangan bisnis ini, akan dibutuhkan tambahan pekerja yang
bertanggung jawab dalam menangani sapi. Pekerja yang dibutuhkan sebanyak 5
orang. Empat orang akan menjadi karyawan kandang yang bertanggung jawab
untuk menangani sapi laktasi, sapi dara dan pedet. Satu karyawan akan menjadi
penanggungjawab yang bertugas dalam proses recording keuangan, recording
kesehatan hewan dan mengatur kebutuhan pakan. Gambar 4 menunjukkan
struktur organisasi setelah adanya pengembangan bisnis pendirian unit bisnis
produksi susu sapi perah.

CV Sriagung
Jaya Makmur
Kepala
Bagian
Produksi
5
Karyawan

Karyawan

Karyawan

Karyawan

.
Perencanaan aspek sosial
Saat ini, CV Sriagung Jaya Makmur memiliki lahan 2000 meter persegi.
Adanya Peningkatan produksi susu sapi melalui pendirian kandang, akan
berdampak positif bagi warga sekitar. Karyawan yang akan bekerja di bagian
produksi merupakan warga sekitar.
Adanya kandang baru yang dimiliki oleh CV Sriagung Jaya Makmur akan
menimbulkan dampak lingkungan, seperti pengelolaan limbah. Limbah kotoran
sapi yang dihasilkan, akan dijual ke unit bisnis pengolahan limbah seharga Rp 200
per kilogram. Kemasan yang digunakan untuk penanganan limbah menggunakan
karung bekas pakan konsentrat sehingga tidak ada tambahan biaya untuk
penanganan limbah.
Perencanaan finansial
Perencanaan finansial dalam pengembangan produksi susu sapi pada CV
Sriagung Jaya Makmur menggunakan analisis cashflow dalam menghitung
penerimaan dan pengeluaran biaya usaha
1. Biaya investasi
Biaya investasi awal untuk pendirian kandang sapi perah yaitu sebesar Rp
1.085.210.000
2. Biaya operasional
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam melakukan
kegiatan produksi susu sapi murni. Biaya operasional meliputi biaya tetap dan
biaya variabel.
a. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk medukung
proses produksi, dan tidak terpengaruhi oleh berjalan atau tidak berjannya
kegiatan produksi.
Biaya tetap yang dikeluarkan CV Sriagung Jaya Makmur selama satu tahun
dalam proses pengembangan bisnis penjualan susu murni putih sebesar
Rp143.200.000 per tahun.
b. Biaya variabel
Biaya variabel dalam peningkatan kapasitas susu CV Sriagung Jaya
Makmur dalam satu tahun membutuhkan biaya variabel sebesar Rp 785.280.000
per tahun.
Kelayakan usaha dapat diketahui berdasarkan beberapa metode kelayakan
usaha, seperti analisis proyeksi laba rugi, cashflow, NPV, Net B/C, Gross B/C,
IRR¸dan payback periode,
1. Proyeksi laba rugi

6

Proyeksi laba rugi merupakan analisis yang menggambarkan kinerja
perusahaan untuk mencapai suatu tujuan dalam periode tertentu. Analisis
laba rugi pengembengan bisnis peningkatan kapasitas produksi susu murni
CV Sriagung Jaya Makmur dapat dilihat pada Lampiran 1.
2. Perencanaan arus kas (Cashflow)
A. Arus kas masuk (inflow)
Pendapatan atau penerimaan CV Sriagung Jaya Makmur didapat dari
penjualan susu murni dengan harga Rp 5625 per liter. Rata – rata penjualan
diasumsikan sebanyak 219000 liter per tahun
B. Arus Kas Keluar (outflow)
Arus kas keluar (outflow) merupakan aliran kas keluar yang menunjukkan
pengeluaran kas dalam pengembangan bisnis. Arus kas keluar diperlukan CV
Sriagung Jaya Makmur dalam menjalankan pengembangan usaha, komponen
arus kas keluar terdiri dari biaya investasi sebesar Rp 1.085.210.000 dan biaya
operasional sebesar Rp 77.373.333,33 per bulan atau sama dengan Rp
928.480.000 per tahun.
3. NPV (Net Present Value)
Berdasarkan cashflow, kegiatan usaha penjualan susu CV Sriagung Jaya Makmur
nilai NPV pada unit bisnis ini yaitu sebesar Rp 1849048236. Kegiatan pada unit
bisnis ini layak untuk dilanjutkan karena NPV lebih besar dari nol.
4. IRR (Internal Rate of Return)
Unit bisnis peningkatan produksi susu murni putih memiliki IRR > discoun
rate, dengan asumsi tingkat suku bunga deposito sebesar 7 persen. Nilai
IRR yang diperoleh dalam kegiatan usaha peningkatan kapasitas produksi
susu murni adalah 39 persen.
5. Net B/C (Net Benefit of Return)
Net B/C rasio adalah nialai yang menggambarkan seberapa besar
keuntungan diperoleh perusahaan dalam menjalankan unit bisnis jika
mengeluarkan biaya sebesar Rp 1. Net B/C rasio membandingkan antara
manfaat bersih bernilai positif dengan manfaat bersih bernilai negatif. Nilai
Net B/C rasio dalam perhitungan cashflow produksi susu murni putih CV
Sriagung Jaya Makmur adalah sebesar 3.23 hal ini menunjukkan bahwa
setiap Rp 1 yang dikeluarkan perusahaan akan menghasilkan penerimaan
bersih sebesar Rp 3.23.
6.

Gross B/C atau Manfaat Biaya Bersih

Gross Benefit Cost Ratio adalah rasio antara manfaat pada tahun t yang
sudah didiskontokan dengan biaya pada tahun t yang sudah didiskontokan.
Dengan menggunakan kriteria ini akan lebih menggambarkan pengaruh dari
tambahan biaya terhadap tambahan manfaat yang diterima. Proyek
dikatakan layak jika nilai Gross B/C lebih dari satu yaitu sebesar 1.18.
7. PP (Payback period)
Payback period merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu
pengembalian modal atau investasi pada unit usaha. Perhitungan ini dilihat
dari pendapatan kas bersih yang diperoleh setiap tahun. Berdasarkan
perhitungan cashflow pada penjualan susu murni putih CV Sriagung Jaya

7

Makmur, payback period yang diperoleh sebesar 3.1 yaitu selama 3.1 tahun
dan dapat di artikan bahwa tingkat pengembalian modal atau investasi
dalam kegiatan usaha ini selama tiga tahun satu bulan
3.3 Tahapan Pengembangan Bisnis
Perumusan tahapan kegiatan bisnis diperlukan agar pengembangan bisnis
dapat berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Tahapan kegiatan pengembangan bisnis terdiri dari observasi input produksi,
penentuan lokasi, perencanaan produksi, perekrutan tenaga kerja, proses produksi
dan evaluasi. A
a. Observasi Input Produksi
F bisnis adalah
C
Kegiatan yang dilakukan
sebelumDpelaksanaan Epengembangan
observasiBinput produksi. Input dalam pengembangan bisnis adalah sapi
laktasi berumur empat, tiga dan dua tahun. Sapi tersebut ada yang dibeli dari
anggota dan ada yang dibeli dari Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul
Baturraden, Purwokerto, Jawa Tengah.
b. Penentuan Lokasi
Lokasi yang digunakan untuk pengembangan bisnis pendirian unit bisnis
produksi susu sapi perah terletak di kelurahan Pondok Terong kecamatan
Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat. Lahan yang digunakan adalah lahan
milik CV Sriagung Jaya Makmur.
c. Perencanaan Produksi
Dalam perencanaan produksi akan dilakukan pembangunan kandang sapi
laktasi, sapi dara dan pedet serta pembangunan gudang.
d. Perekrutan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengembangan bisnis pendirian unit
bisnis produksi susu sapi perah sebanyak lima orang. Tenaga kerja akan
direkrut dari warga sekitar.
e. Proses Produksi
Pelaksanaan produksi akan dilakukan sesuai dengan SOP. Kepala bagian
produksi akan mengawasi berlangsungnya proses kegiatan produksi.
f. Evalusi
Tahap terakhir dalam rencana pengembangan bisnis pendirian unit bisnis
produksi susu sapi perah adalah evaluasi kegiatan.
4 KESIMPULAN
Rencana pengembangan bisnis peningkatan produksi melalui pendirian
kandang pada CV Sriagung Jaya Makmur Depok, Jawa Barat dirumuskan karena
ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan yaitu
700liter per hari dan adanya peluang berupa modal yang tersedia dan lahan yang
dimiliki oleh CV Sriagung Jaya Makmur.
Rencana pengembangan bisnis pada CV Sriagung Jaya Makmur layak
dikatakan dilihat dari aspek non finansial. Pada aspek pasar dan pemasaran,
terdapat excess demand sebesar 250 liter per hari. Penggunaan teknologi mesin
pemerah susu yang akan diterapkan, mudah untuk dilakukan. Tersedianya
sumberdaya manusia secara kualitas dan kuantitas di sekitar koperasi membuat

8

usaha ini layak secara aspek sumberdaya manusia. Adanya sistem pengelolan
limbah yang dilakukan oleh unit bisnis lain membuat usaha ini layak secara aspek
lingkungan. Kriteria kelayakan finansial yang telah dipenuhi adalah (a) NPV > 0,
yaitu Rp 1849048236 (b) Net B/C > 1, yaitu 3.23 (c) (d) IRR > discount factor,
yaitu 39 persen (e) Gross B/C 1.18 (f) Payback Period < umur bisnis, yaitu 3,1 (3
tahun 1 bulan).

DAFTAR PUSTAKA
Ako A. 2013. Ilmu Ternak Perah Daerah Tropis. Bogor [ID]: PT. Penerbit IPB
Press.
Anonim. 2012. http://www.ilmu-peternakan.com/2009/05/perencanaanpeternakan-sapi-perah.html. di akses pada tanggal 8 Mei 2016.
Nurmalina R, Sarianti T. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor [ID]: Departemen
Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Lampiran 1 Alur ide bisnis Pendirian Unit Bisnis Sapi Perah

Lapiran 1 Proyeksi Laporan Rugi Laba CV Sriagung Jaya Makmur

9

10

Lampiran 2 Proyeksi Cashflow Pendirian Unit Bisnis CV Sriagung Jaya Makmur

11

Dokumen yang terkait

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MELALUI ANALISIS SWOT (Studi Pengelolaan Limbah Padat Di Kabupaten Jember) An Evaluation on Management of Solid Waste, Based on the Results of SWOT analysis ( A Study on the Management of Solid Waste at Jember Regency)

4 28 1

Analisis Sistem Informasi Pengelolaan STNK Di Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Wilayah XX/Samsat Bandung Barat

15 155 60

Prosedur pelayanan permintaan perubahan daya listrik PT.PLN (persero) Unit Pelayanan dan Jaringan Bandung Utara : laporan kerja praktek

5 89 1

Pembangunan Sistem Informasi di PT Fijayatex Bersaudara Dengan Menggunakan Pendekatan Supply Chain Management

5 51 1

Pengaruh Kemampuan Manajerial Dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Di Unit Agro Bisnis Pada Yayasan Al-Anshor Bandung (survey pada petani unit Agro Bisnis Yayasan Al-Anshor Bandung)

5 61 1

Prosedur pelaksanaan Garansi Outgoing Pada Unit Binis Finance Center Area 00 PT. telekomunikasi Indonesia TBK

4 66 50

Sistem Pemasaran Dan Pemesanan Barang Dengan Metode Customer Relationship Management Berbasis Web Pada PT.Yoshindo Indoensia Technology Jakarta

11 68 215

DESKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT USAHA RAKYAT KEPADA USAHA MIKRO KECIL dan MENENGAH (Studi Pada Bank Rakyat Indonesia Unit Way Halim)

10 98 46