PROYEK CERDIG Pembelajaran Bahasa Inggri

PROYEK CERDIG: Pembelajaran Bahasa Inggris berbasis TIK untuk meningkatkan
Keterampilan Produksi Bahasa
Oleh Laily Amin Fajariyah, M.Pd
(Guru Bahasa Inggris SMPN 5 Panggang, Gunungkidul)
Abstrak
: Proyek Cerdig adalah salah satu proses pembelajaran Bahasa Inggris
berbasis TIK di SMPN 5 Panggang, Gunungkidul untuk meningkatkan keterampilan produksi
bahasa siswa kelas VIII Semester 1 Tahun Ajaran 2015/2016. Proyek ini mengadaptasi
metode pembelajaran menulis berbasis proyek Hyland (2003: 10-14) dan model
pengembangan pembelajaran multimedia Lee dan Owens (2004) yang terdiri dari beberapa
langkah: (1) pemilihan topik, (2) desain, (3) pengembangan, (4) evaluasi, dan (5) publikasi.
Hasil dari proyek cerdig ini adalah empat karya cerdig siswa tentang tempat wisata di
Yogyakarta. Pembelajaran dengan proyek cerdig ini mampu: (1) membuat siswa merasa
senang saat pembelajaran, (2) meningkatkan keterlibatan siswa, (3) meningkatkan
keterampilan menulis siswa, (4) meningkatkan keterampilan siswa mendeskripsikan suatu
tempat secara lisan, dan (5) meningkatkan keterampilan TIK siswa.
Kata kunci: proyek, cerdig, keterampilan, pembelajaran

A. Latar Belakang
Para siswa saat ini merupakan bagian dari generasi asli digital atau dikenal dengan
istilah digital native sehingga mereka sangat akrab dengan teknologi informasi dan cepat

beradaptasi dengan perangkat tersebut (Dudeney and Hockly, 2007: 5-9). Begitu pula para
siswa di SMPN 5 Panggang, Gunungkidul yang sudah mengenal teknologi internet dan
bahkan beberapa di antara mereka menjadikan smartphone sebagai kebutuhan utama namun
pemanfaatannya masih perlu bimbingan. Sebagai contoh, sebagian dari mereka sibuk
memasang foto selfie dengan menggunakan berbagai aplikasi edit foto dan mengunggahnya
di situs media sosial tertentu. Siswa juga rajin memperbaharui status di medsos mereka setiap
hari. Sebenarnya kegunaan internet dan perangkat tersebut bisa lebih dimanfaatkan untuk
menunjang pembelajaran mereka di kelas.
Di samping maraknya penggunaan smartphone dan akses internet yang dimiliki siswa,
SMPN 5 Panggang, Gunungkidul meskipun terletak di daerah perbatasan tetap dilengkapi
keunggulan TIK. Sekolah ini memiliki perangkat komputer sejumlah 11 PC di ruang
laboratorium serba guna dan area sekolah ini sudah dijangkau hotspot internet yang bisa
diakses 24 jam. Perangkat komputer tersebut masih belum digunakan secara maksimal dalam
pembelajaran sehingga ada beberapa perangkat yang rusak karena kurangnya pemeliharaan.
Mengkaji keadaan siswa dan fasilitas sekolah, saya mempunyai keinginan untuk
memanfaatkan fasilitas yang ada dan ketertarikan anak pada teknologi dan menggunakannya
dalam pembelajaran. Pada pembelajaran Bahasa Inggris, beberapa siswa saya mengalami
kesulitan pada ketrampilan produksi bahasa yaitu berbicara (speaking) dan menulis (writing).
Dari analisa kebutuhan yang saya lakukan di kelas VIII, siswa menginginkan membuat
sebuah movie pendek untuk praktik produksi bahasa Inggris mereka sehingga saya

memutuskan memanfaatkan TIK untuk membantu mereka meningkatkan keterampilan
produksi bahasa mereka. Mengacu pada penelitian saya terdahulu yang menyatakan siswa
1

SMPN 5 Panggang senang dalam pembelajaran menyimak/listening menggunakan cerita
digital dan mereka berpendapat media cerita digital mampu membantu mereka dalam
memahami teks monologue (Laily Amin Fajariyah, 2014: 162), saya memutuskan untuk
memberikan proyek pembuatan cerita digital (cerdig) dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
Cerita digital adalah hasil dari proses digital storytelling yang diciptakan dengan
memanfaatkan fasilitas sekolah (Laily Amin Fajariyah, 2012). Proyek cerdig yang
dilaksanakan juga mencoba memberikan ruang bagi siswa untuk mengenal lebih kearifan
lokal yang mereka miliki dengan cara mendeskripsikan objek wisata di Yogyakarta. Topik ini
diambil sebagai topik proyek cerdig ini untuk meningkatkan kecintaan siswa pada kearifan
lokal yang ada dan menjadikannya obyek diskusi yang akan memancing kreativitas mereka.
B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui proyek cerdig ini adalah sebagai
berikut:
1. Siswa mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang ada di
lingkungan mereka untuk mendukung proses pembelajaran.
2. Siswa mampu mengungkapkan makna dan langkah retorika dalam esei pendek

sederhana dalam teks berbentuk descriptive (KD 6.2) melalui pembuatan storyboard.
3. Siswa mampu mengungkapkan makna dalam monolog pendek sederhana dalam teks
berbentuk descriptive (KD 4.2) melalui proses perekaman audio untuk pembuatan cerita
digital.
4. Siswa mampu menghargai kearifan lokal di daerahnya dan berpikir kritis dalam
menyampaikan informasi yang layak untuk disebarluaskan melalui proyek cerdig ini.
C. Perangkat Teknologi Yang Digunakan
Dalam proyek cerdig ini ada beberapa perangkat yang digunakan, yaitu:
1. Smartphone yang terkoneksi dengan jaringan internet.
2. Laptop/komputer yang terkoneksi dengan jaringan internet
3. LCD proyektor dan audio speaker
D. Aplikasi yang digunakan
Ada beberapa aplikasi yang dimanfaatkan dalam proyek cerdig ini, yaitu:
1. Browser mozilla firefox untuk mengakses mesin pencari data “google” guna
mengunduh gambar-gambar atau foto yang diperlukan.
2. Moviemaker 2.6 untuk pembuatan cerita digital.
3. Media sosial facebook untuk diseminasi produk dengan produk yang mendapatkan
like dan komentar terbanyak adalah pemenangnya.
E. Metode pembelajaran
Sebagai sebuah pembelajaran berbasis proyek multimedia, pelaksanaan proyek cerdig

ini mengadaptasi metode pembelajaran menulis berbasis proyek yang disampaikan Hyland
(2003: 10-14) dan model pengembangan pembelajaran multimedia dari Lee dan Owens
(2004). Dari kedua metode tersebut, proyek cerdig ini terdiri dari beberapa langkah: (1)
2

pemilihan topik, (2) desain, (3) pengembangan, (4) evaluasi, dan (5) publikasi. Berikut adalah
penjelasan langkah-langkah tersebut.
1. Pemilihan topik
Setelah terbentuk kelompok yang terdiri dari 6/7 siswa, siswa bersama-sama dengan
guru memilih topik yang akan dijadikan topik proyek. Dari hasil diskusi, topik objek
pariwisata lokal dipilih untuk membuat siswa lebih mengenal kearifan lokal yang ada. Dari
topik tersebut, setiap kelompok mengajukan tempat wisata yang ingin mereka deskripsikan
sehingga ada empat tempat wisata dalam proyek cerdig ini yaitu: Pantai Depok, Pantai
Indrayanti, Kraton Yogyakarta, dan Candi Prambanan.
2. Desain
Dalam tahapan desain, para siswa menulis storyboard. Storyboard berisi narasi yang
akan disampaikan dan gambar yang diperlukan untuk mendukung narasi tersebut. Dalam
penulisan storyboard inilah kerjasama antar siswa dan panduan guru diperlukan. Siswa dalam
kelompoknya mencari informasi tentang tempat yang akan dideskripsikan, mencari gambar
yang sesuai dengan google dan menuliskan narasi yang pas. Gambar 1 ini menunjukkan hasil

storyboard siswa.

Gambar 1. Storyboard
Siswa sekelompok berdiskusi dalam menentukan gambar dan informasi penting yang
akan mereka sampaikan. Mereka mencoba menuliskan narasi yang tepat dengan bantuan
kamus lalu mengkonsultasikan hasilnya pada guru.
3. Pengembangan
Setelah mendaptkan gambar-gambar atau foto yang dibutuhkan dan menulis deskripsi
yang tepat, siswa mulai mengembangkan cerdig dengan menjalankan aplikasi Windows
Movie Maker 2.6. Mereka memasukkan gambar yang sudah dinamai urutan ke dalam
timeline, memberikan judul, dan mengedit transisi atau pergantian foto. Setelah itu mereka
melakukan rekaman. Dalam rekaman ini, guru sebelumnya membantu mereka yang
mengalami kesulitan pelafalan. Rekaman tiap kelompok bisa memakan waktu sekitar 15
menit atau bahkan lebih. Hal ini dikarenakan siswa merasa perlu merekam suara dengan
3

pelafalan yang baik. Setelah proses rekaman selesai, mereka mengedit peletakan gambar dan
menyesuaikannya dengan panjang pendeknya narasi. Lalu siswa menyimpan hasil proyek
mereka dalam bentuk Windows Media Audio/Video file.
4. Evaluasi

Setiap kelompok yang sudah selesai membuat karya mempresentasikan karyanya di
depan kelas untuk mendapatkan saran atau masukan dari teman di kelompok lain. Proses
evaluasi juga berlanjut di tahap publikasi.
5. Publikasi
Karya yang sudah dipresentasikan sejumlah empat cerita digital dipublikasikan secara
online melalui media sosial facebook. Media ini dipilih karena banyak siswa yang menjadi
pengguna aktif sosmed ini jadi mengarahkan mereka untuk memanfaatkan medsos ini dalam
proses pembelajaran. Hasil karya diunggah dalam facebook untuk mendapatkan ‘likes’ dan
‘comment’ sebagai evaluasi berkelanjutan karya yang diciptakan. Dari jumlah ‘like’ dan
‘comment’, siswa dan juga guru menentukan pemenang dari proyek ini. Selain itu, beberapa
masukan juga didapatkan untuk memperbaiki proyek yang akan datang. Gambar 2 berikut
menunjukkan salah satu cerita digital yang diunggah dan diberi komentar.

Gambar 2. Publikasi di media social facebook untuk mendapatkan komentar
F. Hasil yang diperoleh dari pembelajaran tersebut
Dari proyek cedig yang dilakukan, dihasilkan empat karya cerita digital (karya cerdig)
sebagai berikut:
1. Depok, beach of pleasure karya Kelompok 1
2. Lovely Indrayanti karya Kelompok 2
3. Magnificent Prambanan karya Kelompok 3

4. The Charming Yogyakarta Palace karya Kelompok 4
Gambar 3 berikut adalah tampilan salah satu karya cerdig dari Kelompok 1.
Sedangkan keempat cerita digital tersebut dapat diakses melalui www.facebook.com di akun
Laily Amin Fajariyah.
4

Gambar 3. Karya Cerdig ‘Depok, beach of pleasure’
Hasil dari proyek cerdig ini juga dikaji melalui pemberian angket kepada siswa yang
memuat pendapat mereka atas pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris dengan metode
proyek cerdig. Hasil dari angket tersebut juga divalidasi dengan pelaksanaan wawancara
perwakilan kelompok. Dalam angket tersebut, siswa bisa melingkari tanda bintang senyum
apabila mereka setuju dengan pernyataan yang ada, bintang dengan ekspresi netral jika
mereka juga netral (tidak setuju ataupun setuju), dan bintang dengan wajah cemberut apabila
tidak setuju.
Dari hasil angket yang diberikan pada siswa, diketahui semua siswa merasa senang
selama pembelajaran Bahasa Inggris dengan proyek cerdig (Gambar 4) berikut.
Neutral
0%

angry

0%

Smile
100%
Gambar 4. Pembelajaran Bahasa Inggris dengan proyek cerdig menyenangkan
Selanjutnya, dari angket tersebut juga diketahui bahwa proyek cerdik meningkatkan
keikutsertaan 86% siswa dalam pembelajaran, meningkatkan keterampilan siswa
mendeskripsikan tempat dalam Bahasa Inggris secara lisan (92%), dan mampu meningkatkan
keterampilan TIK siswa seperti berjelajah/browsing, mengunduh, dan movie maker (Gambar
5, 6 dan 7).

5

angry
0%

Neutral
14%

Smile

86%

Gambar 5. proyek cerdig meningkatkan keikutsertaan siswa dalam KBM
angry
Neutral
0%
8%

Smile
92%
Gambar 6. proyek cerdig meningkatkan keterampilan mendeskripsikan tempat
secara lisan
angry
0%

Neutral
12%

Smile
88%


Gambar 7. Proyek cerdig meningkatkan keterampilan TIK siswa
Dari angket tersebut juga didapatkan informasi sebanyak 69% siswa merasa proyek
cerdig dapat membantu mereka meningkatkan keterampilan menulis teks deskriptif (Gambar
8).

6

angry
0%

Neutral
31%

Smile
69%

Gambar 8. Proyek cerdig meningkatkan kemampuan menulis teks deskriptif
Hasil evaluasi pembelajaran Bahasa Inggris dengan proyek cerdig melalui angket di
Gambar 4,5,6,7, dan 8 di atas sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh guru. Dari

perwakilan kelompok, semua siswa menyatakan pembelajaran dengan proyek cerdig
menyenangkan karena mereka bisa membuat video dengan movie maker dan bisa
mengunduh gambar serta mendeskripsikan tempat. Namun ada satu hal yang dianggap
kelemahan dari proyek cerdig oleh beberapa narasumber. Mereka merasa ada siswa-siswa
tertentu di kelompok mereka yang kurang berpartisipasi dalam membuat kalimat atau
mencari data. Dari masukan ini, proyek berikutnya.
G. Dokumentasi kegiatan pembelajaran tersebut
Proyek ini dimulai pada hari Jumat, 28 Agustus 2015 dan berakhir (masa publikasi)
pada hari Senin, 14 September 2015 jam 08.35 pagi. Berikut adalah beberapa hasil
dokumentasi pada proses pembelajaran Bahasa Inggris dengan proyek cerdig.

Gambar 9. Siswa bekerjasama membuat storyboard.
Gambar 9 di atas menunjukkan siswa bekerja dalam kelompoknya dengan berbagi
tugas. Seperti di gambar di atas, siswa putri menuliskan deskripsi pada storyboard sedangkan
7

siswa laki-laki menggunakan smartphone mencari informasi tentang objek wisata yang
dideskripsikan.
Pembelajaran dengan proyek cerdig ini tidak hanya dilaksanakan di dalam ruang
kelas, tetapi juga memanfaatkan laboratorium serbaguna. Di tempat ini siswa bisa
menggunakan computer yang terhubung dengan internet dan mengunduh gambar-gambar
yang mereka butuhkan. Gambar 10 di bawah ini menunjukkan siswa yang sedang sibuk di
laboratorium.

Gambar 10. Siswa menggunakan computer sekolah untuk mengakses internet
Dalam proyek ini, guru berperan sebagai fasilitator yang siap membantu siswa yang
mengalami kesulitan.

Gambar 11. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan
Setelah proses desain dengan pembuatan storyboard, proyek cerdig dilanjutkan
dengan tahapan pengembangan dengan menggunakan aplikasi movie maker 2.6. Dalam
pengembangan movie, siswa melakukan rekaman audio. Sebelum merekam suara siswa,
8

siswa perlu melatih pelafalan mereka. Gambar 12 berikut menunjukkan proses perekaman
(narrating).

Gambar 12. Proses rekaman suara
Gambar di atas menunjukkan proses perekaman salah satu kelompok. Pada proses
rekaman, dipilih tempat yang tidak terdapat banyak gangguan suara dari luar. Gambar 12 di
atas diambil di laboratorium IPA. Setelah proses rekaman, siswa mengedit timeline movie
maker mereka agar suara dan gambar yang muncul sesuai. Mereka mengoperasikan program
movie maker 2.6 di laptop seperti gambar berikut ini.

Gambar 13. Proses pengeditan narasi dan gambar di timeline Movie Maker 2.6
Setelah mereka selesai mengembangkan movie, siswa mempresentasikan hasil
pembuatan movie mereka di depan kelas (Gambar 14).

9

Gambar 14. Siswa mempresentasikan karya cerita digital mereka
Pada gambar di atas, siswa sedang mempresentasikan hasil karya mereka. Beberapa
siswa merasa malu saat suara mereka diperdengarkan. Setelah dipresentasikan, siswa yang
lain memberikan tanggapan berupa masukan. Kebanyakan masukan yang diberikan terkait
suara siswa yang terburu-buru saat mendeskripsikan tempat tertentu atau suara yang terjadi
pengulangan kata.
Setelah dipresentasikan, hasil karya cerdig siswa diunggah di media social facebook
untuk dinilai atau dievaluasi oleh pengguna facebook lain. Pada tahap publikasi ini, karya
siswa dengan ‘likes’ terbanyak dan ‘comment’ terbanyak akan mendapatkan juara dan
mendaptkan hadiah seperti di Gambar 15 berikut.

Gambar 15. Pemberian hadiah karya cerdig siswa berdasarkan hasil poling
facebook
Tahap pooling melalui facebook dimulai pada hari Sabtu, 12 September 2015 dan
ditutup pada hari Senin 14 September 2015 jam 08.35 pagi. Kemudian, hasilnya diumumkan
10

di kelas. Karya dari Grup 3 dengan judul ‘Magnificent Prambanan” mendapatkan ‘likes’
terbanyak yaitu 44 likes. Sedangkan ‘comment’ terbanyak dari Kelompok 4 yaitu 15
‘comment’.
H. Kesimpulan dan Saran
Dapat disimpulkan, Proyek ini mengadaptasi metode pembelajaran menulis berbasis
proyek Hyland (2003: 10-14) dan model pengembangan pembelajaran multimedia Lee dan
Owens (2004) yang terdiri dari beberapa langkah: (1) pemilihan topik, (2) desain, (3)
pengembangan, (4) evaluasi, dan (5) publikasi. Hasil dari proyek cerdig ini adalah empat
karya cerdig siswa tentang tempat wisata di Yogyakarta. Pembelajaran dengan proyek cerdig
ini mampu: (1) membuat siswa merasa senang saat pembelajaran, (2) meningkatkan
keterlibatan siswa, (3) meningkatkan keterampilan menulis siswa, (4) meningkatkan
keterampilan siswa mendeskripsikan suatu tempat secara lisan, dan (5) meningkatkan
keterampilan TIK siswa.
Ada beberapa saran untuk pelaksanaan proyek ini ke depannya seperti disampaikan
para siswa pada saat wawancara yaitu: (1) pengelompokkan atau grouping untuk
mengaktifkan siswa yang masih pasif, dan (2) pemilihan tema baru yang lebih menantang.
Daftar Pustaka
Dudeney, G and Hockly, N. (2007). How to teach English using technology (Series Editor:
Jeremy Harmer). Essex: Pearson Education Limited.
Hyland, K. (2003). Second language writing. New York: Cambridge University Press
Laily Amin Fajariyah. (2014) Improving Improving the Listening Skills of Grade VIII
Students of SMPN 5 Panggang, Gunungkidul in the Academic Year of
2013/2014 through Digital Media. Thesis: Yogyakarta: Graduate School,
Yogyakarta State University,
__________ . (2012). Digital story in oral English teaching. Proceeding of 59th TEFLIN
International Conference, Surabaya, 89-96.
Lee, W.W. and Owens, D,L. (2004). Multimedia-based Instructional Design: San Francisco:
Pfeiffer

11