PROSES TERJADINYA KERUSAKAN LINGKUNGAN A

6

BAB III
PEMBAHASAN

3.1

Proses Pembuatan Semen

Uraian Proses Pembuatan Semen
Pembuatan semen terdiri dari 5 tahap proses produksi, yaitu:
3.1.1 Proses Penyiapan Bahan Baku
Bahan baku utama semen yang berupa bahan baku akan diperoleh dari mining
atau tambang. Bahan baku berupa batu kapur dan tanah liat akan dihancurkan untuk
memperkecil ukuran agar mudah dalam proses penggilingan. Alat untuk
menghancurkan bahan baku tersebut dinamakan Crusher.
Crusher adalah equipment atau alat yang berfungsi untuk memecahkan
material, seperti batu kapur, clay, coal, dan clinker. Untuk material Limestone (batu
kapur), ukuran umpan maximum yang diperbolehkan yaitu 1.500 mm. Sedangkan
ukuran produk diharapkan maximal 75 mm. Untuk material Clay/High Silica, mesin
yang digunakan adalah Impact Roller Crusher dan Jaw Crusher. Adapun ukuran

umpan maximum sebesar 500 mm, sedangkan ukuran produk maksimal 75 mm.
Setelah itu raw material akan mengalami proses pre-homogenisasi. Tujuan
pre-homogenisasi material adalah untuk memperoleh bahan baku yang lebih
homogen.

7

Gambar 3.1.1 Bahan pembuatan semen
3.1.2 Proses Pengolahan Bahan
Alat utama yang digunakan dalam proses penggilingan dan pengeringan bahan
baku adalah Vertical Roller Mill (VRM). Media pengeringnya adalah udara panas
yang berasal dari siklon-preheater. Udara panas tersebut juga berfungsi sebagai media
pembawa bahan-bahan yang telah halus menuju alat proses selanjutnya.

3.1.2 Gambar Vertical Roller Mill

8

3.1.3 Proses Pembakaran
Pemanasan Awal (Pre-heating)

Alat utama yang digunakan untuk proses pemanasan awal bahan baku
adalah suspension pre-heater, sedangkan alat bantunya adalahkiln feed bin. Setelah
mengalami homogenisasi di blending silo, material terlebih dahulu ditampung ke
dalam kiln feed bin. Bin ini merupakan tempat umpan yang akan masuk ke dalam
pre-heater. Suspension pre-heater merupakan suatu susunan 4-5 buah cyclone dan 1
buah calciner yang tersusun menjadi 1 string. Suspension pre-heater yang digunakan
terdiri dari 2 bagian, yaitu in-line calciner (ILC) dan separate line calciner (SLC).
Material akan masuk terlebih dahulu pada cyclone yang paling atas hingga keluar dari
cyclone kelima. Setelah itu, material akan masuk ke dalam rotary kiln.

Gambar 3.1.3 Preheater

9

Pembakaran (Firing)
Alat utama yang digunakan adalah tanur putar atau rotary kiln. Rotary
kiln adalah alat berbentuk silinder memanjang horizontal yang diletakkan dengan
kemiringan tertentu. Kemiringan rotary kilnumumnya sekitar 3 – 4 o dengan arah
menurun (declinasi). Dari ujung tempat material masuk (inlet), sedangkan di ujung
lain adalah tempat terjadinya pembkararn bahan bakar (burning zone). Jadi material

akan mengalami pembakaran dari temperatur yang rendah menuju ke temperatur
yang lebih tinggi.

Gambar 3.1.4 Klin
Bahan bakar semen yang digunakan adalah batu bara, sedangkan untuk
pemanasan awal digunakan Industrial Diesel Oil (IDO). Untuk mengetahui sistem
kerja tanur putar, proses pembakaran bahan bakarnya, tanur putar dilengkapi
dengan gas analyzer. Gas analyzer ini berfungsi untuk mengendalikan kadar O2, CO,
dan NOx pada gas buang jika terjadi kelebihan atau kekurangan, maka jumlah bahan
bakar dan udara akan disesuaikan.
Daerah proses yang terjadi di dalam kiln dapat dibagi menajadi 4 bagian yaitu:

10

1.

Daerah transisi (transition zone)

2.


Daerah pembakaran (burning zone)

3.

Daerah pelelehan (sintering zone)

4.

Daerah pendinginan (cooling zone)
3.1. 4. Proses Penggilingan Akhir
Alat utama yang digunakan pada penggilingan akhir, dimana terjadinya pula

penggilingan clinker dengan gypsum adalah tube mill. Peralatan yang menunjang
proses penggilingan akhir ini adalah:
1.

Tube Mill / Horizontal Mill

2.


Separator

3.

Bag Filter
Gypsum adalah bahan tambahan dalam pembuatan semen yang akan dicampur

dengan clinker pada

penggilingan

akhir. Gypsum yang

dapat

digunakan

adalah gypsum alami dan gypsum sintetic. Gypsum disimpan di dalam stock pile
gypsum, kemudian dengan menggunakan dump truck, gypsum tersebut dikirim ke
dalam bin gypsum untuk siap diumpankan ke dalam penggilingan akhir dan dicampur

denganclinker.
Clinker yang akan digiling dan dicampur dengan gypsum, terlebih dahulu
ditransfer dari clinker silo menuju clinker bin. Dengan menggunakan bin maka
jumlah clinker yang akan digiling dapat diatur dengan baik oleh weight feeder.
Alat

yang

digunakan

penggilingan clinker dengangypsum disebut tube

untuk
mill.

Alat

melakukan
ini


berbentuk

silinder horizontal. Bagian dalam tube mill terbagi menjadi dua kompartemen. Yang
dari masing-masing kompartemen tersebut diisi dengan bola-bola baja dengan
beragam ukuran. Kompartemen pertama diisi dengan bola-bola baja yang berdiameter
lebih besar daripada bola-bola yang ada di kompartemen kedua. Prinsip penggunaan

11

bola-bola baja dari ukuran yang besar ke ukuran yang kecil adalah bahwa ukuran
bola-bola baja yang lebih kecil menyebabkan luas kontak tumbukan antara bola-bola
baja dengan material yang akan digiling akan lebih besar sehingga diharapkan ukuran
partikelnya akan lebih halus. Material yang telah mengalami penggilingan kemudian
diangkut

oleh bucket

elevator menuju

separator.


Separator

berfungsi

untuk

memisahkan semen yang ukurannya telah cukup halus dengan ukuran yang kurang
halus. Semen yang cukup halus akan dibawa udara melalui cyclone, kemudian
ditangkap oleh bag filter yang kemudian akan ditransfer ke dalam cement silo.
Sedangkan semen yang keluar dari bawah cycloneakan dimasukkan kembali ke
dalam tube mill untuk digiling kembali.

Gambar 3.1.5 Cement Mill

12

3.15. Proses Pengemasan (Packing)
Silo semen tempat penyimpanan produk dilengkapi dengan sistem aerasi untuk
menghindari penggumpalan/koagulasi semen yang dapat disebabkan oleh air dari

luar, dan pelindung dari udara ambient yang memiliki humiditas tinggi. Setelah itu
Semen dari silo dikeluarkan dengan menggunakan udara bertekanan (discharge) dari
semen silo lalu dibawa ke bin penampungan sementara sebelum masuk ke mesin
packer atau loading ke truck. kapasitas dan jenis kantong semen yang digunakan
tergantung kebutuhan dan permintaan pasar.

Gambar 3.1.6 Proses Pengemasan Semen
Disini dilakukan proses pengemasan atau pengepakan yang dilakukan
sebelum semen dijual kepasaran. Fungsinya adalah agar semen lebih mudah dijual
kepasaran, dalam bentuk sak, dan juga agar semen yang dijual dapat dihitung
jumlahnya, karena adanya penimbangan. Mempermudah distribusi produk sampai ke
pelanggan. Melindungi produk dari pengaruh lingkungan. Biasanya packer
dikategorikan menjadi dua jenis yaitu stationary packer dan rotary packer.
Adapun sistem transport yang biasa digunakan pada packer berupa :

13

1.

air slide


2.

screw conveyor

3.

bucket elevator

4.

air lift/pneumatic conveying

5.

belt conveyor

Untuk pengontrolan pada sistem packing dilakukan penimbangan untuk pengecekan.
Pengecekan berat semen yang dilakukan yaitu:
1.


Penimbangan di Packer

2.

Random cek ( packing, proses quality control )

3.

Belt weigher ( continous weighing )

Dari cement silo, semen kemudian dikantongi dan siap dipasarkan. Ada juga semen
curah yang dimasukkan ke dalam bulk truck.
3.2

Macam-macam Dampak Pencemaran Lingkungan di Industri Semen
Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar

pencemaran lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan
udara.
3.2.1 Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan
air seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara
lain untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Pencemaran air di industri semen
berdampak pada kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari pabrik dalam
bentuk minyak dan sisa air dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan lahan
kritis yang mudah terkena erosi, yang akan mengakibatkan pendangkalan dasar
sungai, yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah banjir pada musim hujan.
3.2.2 Pencemaran Tanah

14

Pencemaran tanah yaitu keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk
dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran tanah ini berpengaruh kepada
tumbuhan dikarenakan semen mengandung senyawa-senyawa: Trikalium Silikat (3
CaO. SiO2), Dikalium silika (2 CaO. SiO2), Trikalium aluminat (3 CaO.Al2O3), Tetra
kalsium (4 CaO), Alumunium ferit (Al 2O3.Fe2O3), Kapur bebas (CaO), Batu tahu
(CaCO4C3S) yang menyebabkan tumbuhan tidak tumbuh dengan subur.
3.2.3 Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang banyak dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan, dan tumbuhan serta mengganggu estetika dan kenyamanan. Limbah
yang terbesar dari industri semen atau pabrik semen adalah debu dan partikel, yang
termasuk limbah gas dan limbah B3.
Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang
diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara mengandung
unsur-unsur : O2, N2, NO2,CO2, H2 dan Jain-lain. Penambahan gas ke dalam udara
melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas
udara. Zat-zat yang mempengaruhi Pencemaran Udara : CO (Karbon Monoksida),
Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Oksida (SOx), Ozon (O3),

Hidrokarbon (HC),

Khlorin (Cl2), Partikulat Debu danTimah
3.2.4. Pencemaran Suara
Pencemaran suara adalah keadaan dimana masuknya suara yang masuk
terlalu banyak sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan manusia.
Pencemaran udara yang ditimbulkan dari Aktivitas Pabrik Semen adalah dampak
tingkat kebisingan serta getaran mekanik dari rangkaian proses poduksi semen.
Paparan dan dampak dari industri semen ini bila melampaui nilai ambang batas yang
ditentukan oleh MNLH (Kementerian Lingkungan Hidup) dan Kep.Bapedal, akan
membawa dampak potensial bagi kesehatan, baik pekerja dan masyarakat.

15

3.3

Zat yang Terkandung dalam Semen
Semen merupakan bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halusyang dihasilkan

dengan cara menghaluskan klinker (bahan initerutama terdiri dari silikat-silikat
kalsium yang bersifat hidrolis),dengan batu gips sebagai bahan tambahan.
Bahan Baku Semen dan Senyawa-Senyawa Semen:
Batu kapur (CaO), Pasir silika (SiO2), Tanah Liat (Al2O3), Bijih Besi (Fe2O3),
Magnesia (MgO), Sulfur (SO3), Soda atau Potash (Na2O + K2O), Trikalium Silikat
(3 CaO. SiO2), Dikalium silikat (2 CaO. SiO2), Trikalium aluminat (3 CaO.Al2O3),
Tetra kalsium (4 CaO), Alumunium ferit (Al2O3.Fe2O3), Kapur bebas (CaO), Batu
tahu (CaCO4C3S).
1. Batu kapur adalah sebuah batuan sedimen terdiri dari mineral calcite (kalsium
carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalah organisme laut. Organisme
ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra
sebagai pelagic ooze.

Gambar 3. 3.1 Batu Kapur
2. Pasir Silika merupakan jenis mineral pasir yang terdiri atas komponen kristalkristal silika (SiO2) yang didalamnya terkandung senyawa pengotor yang
terbawa selama proses endapan yang merupakan proses dari pelapukan batuan
yang mengandung mineral inti, seperti feldspar. Hasil pelapukan kemudian

16

tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di sisi sungai, laut
ataupun danau.

Gambar 3.3.2 Pasir Silika
3. Tanah liat (clay) merupakan bahan plastis yang dapat berubah menjadi keras
dan tahan terhadap air setelah mengalami proses pengeringan dan
pembakaran.

Gambar 3.3.3 Tanah liat
4.

Bijih besi terdiri atas oksigen dan atom besi yang berikatan bersama dalam
molekul. Besi sendiri biasanya didapatkan dalam bentuk magnetit (Fe3O4),
hematit (Fe2O3), goethit, limonit atau siderit. Bijih besi biasanya kaya akan

17

besi oksida dan beragam dalam hal warna, dari kelabu tua, kuning muda, ungu
tua, hingga merah Saat ini, cadangan biji besi nampak banyak, namun seiring
dengan bertambahnya penggunaan besi secara eksponensial berkelanjutan,
cadangan ini mulai berkurang, karena jumlahnya tetap. Sebagai contoh, Lester
Brown dari Worldwatch Institute telah memperkirakan bahwa bijih besi bisa
habis dalam waktu 64 tahun berdasarkan pada ekstrapolasi konservatif dari
2% pertumbuhan per tahun.

Gambar 3.3.4 Bijih besi

5.Magnesium adalah unsur

kimia dalam tabel

periodik yang

memiliki

simbol Mg dan nomor atom 12 serta berat atom24,31. Magnesium adalah
elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta
merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali
tanah ini terutama digunakan sebagai zat campuran (alloy) untuk membuat
campuran alumunium-magnesium yang sering disebut "magnalium" atau
"magnelium".

18

Gambar 3.3.5 Magnesium
3.4

Dampak dari Pencemaran Industri Semen
3.4.1
a.

Dampak terhadap Kesehatan
Iritasi pada kulit, hal ini dapat terjadi akibat sifat semen yang abrasive

kontak dengan kulit. Prosesnya pun bisa secara langsung maupun tidak
langsung (terlindung maupun oleh keringat).
b.

Alergi, hal ini dapat terjadi bergantung pada tingkat kesensitifan

seseorang, alergi yang dapat timbul akibat debu semen diantaranya: bersinbersin, susah bernafas bagi penderita asthma, gatal-gatal.
c.

Iritasi pada mata, hal ini dapat terjadi tergantung pada banyaknya

paparan debu, iritasi yang timbul mulai gangguan mata merah sampai cidera
mata serius.
d.

Gangguan pernafasan, hal-hal yang bisa menjadi faktor penyebab

diantaranya saat mengosongkan kantong semen sehingga debu semen
terhirup. Saat megaduk, menghaluskan atau memotong material campuran
semen juga dapat melepaskan sejumlah debu semen. Untuk jangka pendek
dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, sedangkan untuk jangka
panjang dapat menyebabkan gangguan pernafasan.

19

3.4.2 Dampak terhadap Lingkungan Hidup
a. Lahan
Penurunan kualitas dari segi kesuburan tanah akibat penambangan tanah liat.
Perubahan ini dari segi waktu akan meluas ke arah menurunnya kapasitas
penampungan air yang pada akhirnya akan berpengaruh juga terhadap kuantitas air
sungai. Sedangkan dari segi ruang akan mempengaruhi keseimbangan atau
keselarasan lingkungan setempat.
b. Air
Kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk
minyak dan sisa air dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan lahan kritis yang
mudah terkena erosi, yang akan mengakibatkan pendangkalan dasar sungai, yang
pada akhirnya akan menimbulkan masalah banjir pada musim hujan.
c. Flora dan Fauna
Berkurangnya keanekaragaman flora karena berubahnya pola vegetasi dan
jenis endemic, dan pembentukkan klorofil serta proses fotosintesis, Sedangkan
berkurangnya keanekaragaman fauna (burung, hewan tanah dan hewan langka)
disebabkan karena berubahnya habitat air dan habitat tanah tempat hidup hewanhewan tersebut.
Selain debu, pabrik semen juga memicu kenaikan suhu udara. Sumber utama
peningkatan suhu udara adalah akibat peningkatan kadar karbon dioksida (CO2)
secara terus menerus pada atmosfer bumi, penyebabnya adalah meningkatnya laju
aktivitas industri (termasuk industri semen), dalam mengkonsumsi energi – terutama
pembakaran bahan bakar fosil - serta adanya penebangan dan pembakaran hutan,
serta penggunan bahan-bahan CFC (Chloro Fluoro Carbon) sebagai pendingan dan
pemantul panas pada industri perkantoran dan perumahan.
Suara yang ditimbulkan oleh mesin-mesin yang beroperasi dalam pabrik pun
menimbulkan kebisingan. Udara yang bising dan berlangsung dalam waktu yang
relatif lama dapat mengakibatkan gangguan kesehatan seperti kerusakan saraf

20

pendengaran, tili, stress, sulit tidur dan ketegangan jiwa. Kebisingan diatas 50 dB
sudah dapat dianggap kebisingan yang perlu mendapatkan perhatian, karena sudah
menggangu kenyamanan pendengaran.

3.5 Upaya untuk Mengurangi Dampak Negatif yang Ditimbulkan oleh

Pabrik

Semen
Dalam penjelasan atas Undang-Undang nomor 23 tahun 1997 tentang
pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa arah pembangunan jangka panjang
Indonesia adalah pembangunan ekonomi dengan bertumpukan pada pembangunan
industri yang diantaranya menggunakan berbagai jenis bahan kimia dan zat
radioaktif. Hal yang perlu dilakukan untuk menanggulangi pencemaran yang
diakibatkan oleh aktivitas pabrik semen yaitu adanya kesadran dari masyarakat itu
sendiri dan upaya pemilik industry serta pemerintah dalam mengatasi dampak akibat
aktivitas industri semen.
Dalam mengatasi limbah hasil industry, kita harus mengetahui jenis limbah yang
akan kita tangani. Untuk limbah dari industry pabrik semen limbahnya berupa limbah
gas. Limbah seperti ini dapat ditanggulangi dengan cara diminimalisasi. Artinya
pihak perusahaan atau pabrik lebih memberlakukan bahan-bahan yang berpotensi
menghasilkan limbah non ekonomis dengan meminimalisasi penggunaannya atau
memberikan zat yang mampu menetralisasi munculnya limbah yang melimpah ruah.
Selain itu, kesadaran manusia untuk menanggulangi limbah hasil industry sangat
penting. Para pemilik serta pengolah industry adalah pihak pertama yang seharusnya
memiliki kesadaran tersebut tanpa kesadaran dari mereka limbah hasil industri tidak
akan berkurang begitu saja. Berbagai tindakan dan upaya perlu dilakukan agar
pabrik-pabrik di Negara kita bisa menghasilkan produk yang berkualitas tinggi tanpa
menimbulkan limbah yang berbahaya bagi masyarakat serta lingkungan sekitar.
Tetapi upaya pemerintah saat ini masih kurang, sehingga masih banyak pemilik
industry melakukan pembuangan limbah sewenang-wenang. Oleh karena itu, pemilik

21

industry bisa dengan segera melakukan penaggulangan limbah dengan benar mulai
dari sekarang.
3.6 Undang-undang No.23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Pasal 6 ayat (1) : “setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup”.
2. Pasal 14 ayat (1) : “untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap
usaha dan/ atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup”.
3. Pasal 14 ayat (2) : “ketentuan mengenai baku mutu lingkungan hidup, pencegahan dan
penanggulangan pencemaran serta pemulihan daya tampungnya diatur dengan
pengaturan pemerintah”.
4. Pasal 15 ayat (1) : “setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki
analisis mengenai dampak lingkungan hidup”.