Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Lim
No. Urut : 12246 / 1008 / D / 2008
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
DOMESTIK KOTA PALEMBANG
TUGAS AKHIR
Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Oleh:
Muhammad Sonny Abfertiawan
NIM 15304029
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
2008
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir Sarjana
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
DOMESTIK KOTA PALEMBANG
adalah benar dibuat oleh saya sendiri dan belum pernah dibuat dan diserahkan
sebelumnya baik sebagian ataupun seluruhnya, baik oleh saya maupun orang lain,
baik di ITB maupun institusi pendidikan lainnya.
Bandung, 26 September 2008
Penulis,
Muhammad Sonny Abfertiawan
NIM 15304029
Bandung, 26 September 2008
Pembimbing
Dr-ing. Marisa Handajani
NIP 132172214
Mengetahui:
Program Studi Teknik Lingkungan
Ketua,
Ir. Agus Jatnika Effendi, Ph.D
NIP 132061764
ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat (2,13% tiap tahun) dan didukung
dengan peningkatan di sektor pembangunan perekonomian telah memicu terjadinya
perubahan terhadap kualitas lingkungan di Kota Palembang. Salah satu permasalahan
yang akan dihadapi ialah peningkatan jumlah timbulan air buangan domestik. Selama
ini sarana pembuangan air limbah domestik yang ada berupa pemakaian tangki septik
bahkan ada yang langsung dibuang begitu saja ke saluran drainase atau langsung ke
badan air penerima yakni Sungai Musi. Perilaku ini akan berpotensi untuk
menurunkan kualitas lingkungan.Oleh karena itu, diperlukan suatu instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) domestik terpusat. Melalui sistem pengelolaan ini
diharapkan akan mengurangi beban pencemaran yang terjadinya bada air Sungai
Musi. Direncananakan IPAL akan melayani hingga 70% total populasi pada tahap II
dengan debit mencapai 1,373 m3/detik. Jumlah penduduk akan diproyeksikan dengan
menggunakan metode logaritmik, diperoleh sebesar 1.052.722 jiwa pada tahun 2028.
Parameter utama yang diolah pada IPAL ini adalah BOD5 dan TSS sesuai KepMenLH
No.112 tahun 2003, yakni BOD5 sebesar 273 mg/l dan TSS sebesar 248 mg/l. Sistem
IPAL yang akan digunakan ialah pengolahan fisika dan biologi dengan kapasitas
maksimum pada Tahap I yakni 1,114 m3/detik dan Tahap II sebesar 2,279 m3/detik.
Dalam pengolahan biologi terdapat beberapa sistem unit yang akan dijadikan
alternatif pemilihan yakni Complete Mixed Activated Sludge, Oxydation Ditch, dan
Aerated Lagoon. Pemilihan alternatif terbaik dilakukan dengan melihat efektifitas
pengolahan dan present value annual cost. Dari pertimbangan-pertimbangan ini maka
dipilih sistem Complete Mixed Activated Sludge sebagai sistem pengolahan biologi
yang memiliki efektifitas terbaik. Unit-unit yang digunakan pada IPAL ini antara lain
bar screen dan grit chamber sebagai pengolahan primer, tangki aerasi dan clarifier
sebagai pengolahan sekunder, gravity thickener dan sludge digester sebagai
pengolahan lumpur dan bak klorinasi sebagai unit desinfeksi. Total biaya yang
diperlukan untuk membangun sistem IPAL ini adalah Rp. 27 milyar atau Rp 17 juta
per m3 per detik debit air buangan.
Kata kunci : IPAL, CMAS, BOD5, TSS
i
ABSTRACT
The increase of population (2,13% per year) and economic growth have caused the
decrease of enviromental quality of Palembang City. One of the problems is
wastewater becoming larger in quantity. Most of this wastewater is treated using
septic tank system and in fact many people wasting directly to the rivers. This
behaviour will decrease the environmental quality.Therefore, a wastewater treatment
plant is urgently needed. This wastewater treatment is expected to reduce water
pollution in Musi River. This wastewater treatment plant is planned to cover 70% of
city`s population until the second planning (2028) with waste water flowrates of 1,373
m3/second. The population is projected using logaritmic method, resulting as many as
1.052.722 people in the end of the planing year (2028). The main parameter treated
are BOD5 and TSS ( according to KepMenLH No.112 year 2003), 311 mg/l for BOD5
and 248 mg/l for TSS with plan maximum capacity in the first planning is 1,114
m3/second and in the second planning is 2,279 m3/second. The treatment used in this
WWTP are physical and biological treatment. There are three alternatives for
biological treatment Complete Mix Activated Sludge(CMAS), Oxydation Ditch, and
Rotating Biological Contactor(RBC). The best alternatives will be choosen from the
effectivity and the present value of annual cost. From these aspects, the best system is
Complete Mixed Activated Sludge that has the best effectivity. The system that will be
used in wastewater treatment plant are bar screen and grit chamber for primary
treatment, aeration tank and clarifier for the second treatment, gravity thickener and
sludge digester fot the sludge treatment and chlorination tank for desinfection. The
total cost which is needed to build this plant is estimated 27 billion rupiahs or Rp 17
millions per m3 per second wastewater flowrates.
Key words : WWTP, CMAS, BOD5, TSS
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Rasa syukur yang tak henti nya saya panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
menganugerahkan nikmat kesehatan dan kesempatan untuk menggapai ilmu di Institut
Teknologi Bandung. Begitu banyak hal yang saya terima yang dapat menjadi suatu
pembelajaran berarti dalam menjalankan kewajiban saya kelak yakni memanfaatkan
ilmu secara bertanggung jawab untuk masyarakat luas.
Selama empat tahun mengenyam pendidikan di Teknik Lingkungan ITB, mulai dari
Pengantar Teknik Lingkungan sampai dengan Pengelolaan Limbah Industri, akhirnya
dalam melaksanakan satu studi terakhir yakni Tugas Akhir, saya memilih tema Disain
Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik. Saya menilai bahwa sebagai seorang
engineer lingkungan harus mampu berbicara banyak tentang bagaimana melakukan
rekayasa terhadap pengolahan limbah. Selain itu, Tugas Akhir ini juga bermaksud
untuk memperbaiki dan meningkatkan kompetensi saya dalam bidang perencanaan
instalasi air limbah, sehingga kelak saya berharap lebih siap untuk masuk dalam
kondisi nyata di lingkungan kerja.
Tugas Akhir ini telah dimulai pada bulan Januari yakni melakukan survei lapangan
dan pengambilan data di Kota Palembang. Sedangkan pengelolaan data dilakukan
selama kurang lebih 6 bulan. Jadi, kurang lebih Tugas Akhir ini membutuhkan waktu
selama 7 bulan. Cukup melelahkan dengan pasang surut semangat selama pengerjaan.
Namun, akhirnya Tugas Akhir ini bisa saya selesaikan dengan cukup baik.
Saya yakin bahwa hasil pekerjaan ini jauh dari sempurna. Masih banyak kekurangan
yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, semoga Tugas Akhir ini mampu menjadi
masukan yang berarti bagi mahasiswa lain yang memilih tema disain sehingga dapat
memberikan hasil yang jauh lebih baik.
Selain itu, sebagai bentuk apresiasi yang tinggi, izinkan saya untuk mengucapkan
terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara, rekan dan sahabat-sahabat yang
telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung selama
iii
pengerjaan Tugas Akhir ini. Kepada keluarga tercinta, Ibunda Hopikah Mochtaria,
Kakak ku Surpinda Dian Magdarina dan suami Mas Indra, nenekku, om Dedi, tante
Yuli, om Arus, dan para om dan tante yang lain, teh ana, dan adik-adikku yang aku
sayangi, rasa cinta dan terimah kasih ku atas doa dan semangat yang telah mereka
berikan kepadaku. Serta untuk Bilqis yang telah berbagi semangat dan keceriaan.
Saya juga mengucapkan terimah kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
pembimbing Tugas Akhir saya, ibu Dr-ing Marisa Handajani, yang telah berbagi ilmu
selama kurang lebih 7 bulan pengerjaan. Sungguh begitu banyak yang dapat saya
pelajari selama bimbingan dengan beliau.
Pihak-pihak lain yang tak absen dalam memberikan dukungan penuh terhadap
penyelesaian Tugas Akhir ini :
Sahabat-sahabatku Nanda Kamila Salim (FKG Unsri), Muhammad Hafiz (Fisip UI),
Bayu Dwi Samudera (Aristektur ITB 2004), Gandhi Firmansyah Putra (Elektro ITB
2004) dan Ade Mareta (Teknik Industri ITB 2006), Randi (Elektro ITB 2004) dan
Gilang Kartika (Arsitektur ITB 2005), Shinta Handayani (Planologi ITB 2005),
Nurlina (Farmasi ITB 2004), Tyas (Fisika ITB 2004), Annisa Indryani (Teknik
Lingkungan ITB 2005), Surya Hatina (Teknik Kimia Unsri 2004), dan lain-lain.
Bapak Apriyadi (Asisten II Walikota Bidang Pembangunan dan Perekonomian
Pemerintah Kota Palembang), Kak Rahman dan staf lainnya di Bagian Kesejahteraan
Sosial Pemerintah Kota Palembang), Kepala Bapeda Kota Palembang, Bapedalda
Kota Palembang, Dinas Kebersihan Kota Palembang, dan BPS Kota Palembang.
Ibu Driejana dan Pak Teddy sebagai penguji sidang akhir, Bapak Agus Jatnika selaku
Ketua Program Studi Teknik Lingkungan ITB, seluruh dosen TL ITB, mba Titi dan
staf TU lainnya, Tim Program Hibah Kompetensi, keluarga besar U-Green ITB,
keluarga besar Mahasiswa Bumi Sriwijaya ITB, keluarga besar Purna Paskibraka
Indonesia, keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB.
Teman-temanku TL 2004 yang luar biasa : Ari Kemas, Poppy, Mba Jul, Ayi, Icha
Palembang, dan semuanya : SEQUEL 2004.
iv
Serta pihak-pihak lain yang tak mungkin untuk dituliskan satu persatu, saya
mengucapkan terimah kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Akhir kata, semoga laporan akhir ini dan ilmu yang saya peroleh dapat bermanfaat.
Saya mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan laporan dan kepada Allah
saya mohon diberikan kesempatan untuk melakukan lebih baik di lain waktu dan lain
tempat.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Bandung, 24 September 2008
Muhammad Sonny Abfertiawan
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xvi
BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
I-1
I.2
Maksud dan Tujuan
I-2
I.3
Ruang Lingkup
I-3
I.4
Sumber Data
I-3
I.5
Metodologi
I-3
I.6
Sistematika Pembahasan
I-4
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
II.1
Umum
II-1
II.2
Wilayah Administrasi
II.1
II.3
Keadaan Fisik Dasar
II.4
II.1.1
Klimatologi
II-4
II.1.2
Geologi dan Jenis Tanah
II-4
II.1.3
Hidrologi
II-4
II.4
Kependudukan
II.4.1
Kepadatan dan Distribusi Penduduk
II.4.2
Struktur Penduduk
II-3
I II-5
II-7
II.5
Tata Guna Lahan
II-8
II.6
Kualitas Air Sungai
II-9
II.7
Fasilitas Perkotaan
II-9
II.3.1
II-9
Fasilitas Pendidikan
vi
II.8
II.3.2
Fasilitas Peribadatan
II-11
II.3.3
Fasilitas Perniagaan
II-11
II.3.4
Fasilitas Transportasi
II-12
II.3.5
Fasilitas Olahraga dan Rekreasi
II-12
Kondisi Eksisting Penyediaan Air Bersih dan Pengolahan Limbah
II-13
II.4.1
Penyediaan Air Bersih
II-13
II.4.2
Pengolahan Air Limbah
II-13
II.4.3
Permasalahan
II-14
BAB III DASAR-DASAR PERENCANAAN
III.1
Umum
III-1
III.2
Rencana Pelayanan
III-2
III.2.1
Daerah Pelayanan
III-2
III.2.1
Periode dan Tahap Perencanaan
III-2
III.3
Sumber Limbah
III-4
III.4
Kuantitas dan Karakteristik Air Limbah
III-4
III.4.1
Kuantitas Air Limbah
III-4
III.4.2
Kualitas Air Buangan
III-6
III.5
Lokasi IPAL dan Badan Air Penerima
III-9
III.6
Kualitas Effluen
III-9
BAB IV PENGEMBANGAN SISTEM PENGOLAHAN
IV.1
Prinsip Pengolahan Air Limbah
IV-1
IV.2
Inventarisasi Unit Pengolahan
IV-2
IV.2.1
Pengolahan Tingkat I
IV-2
IV.2.2
Pengolahan Tingkat II
IV-4
IV.2.3
Pengolahan Lumpur
IV-8
IV.3
Pemilihan Sistem Pengolahan
IV-14
IV.4
Analisa Pemilihan Sistem Pengolahan
IV-15
IV.5
Proses Pemilihan Sistem Pengolahan Terpilih
IV-17
BAB V DETAIL DESAIN
V.1
Umum
V-1
vii
V.2
Kondisi Aliran Dalam Incoming Konduit
V-4
V.3
Pengolahan Pertama
V-1
V.3.1
Bar Screen
V-7
V.3.2
Grit Chamber
V-16
V.3.3
Comminutor
V-27
V.3.4
Bak Ekualisasi
V-28
V.3.5
Bak Pengendap I
V-34
V.3.6
Tangki Distribusi Air Buangan I
V-43
V.4
V.5
V.6
Pengolahan Tingkat Kedua
V-46
V.2.1
Tangki Aerasi
V-46
V.2.2
Tangki Distribusi Air Buangan II
V-60
V.2.3
Clarifier
V-62
V.2.4
Tangki Distribusi Air Buangan III
V-72
Pengolahan Lumpur
V-73
V.3.1
Tangki Distribusi Lumpur I
V-73
V.3.3
Tangki Distribusi Lumpur II
V-74
V.3.2
Gravity Thickener
V-75
V.3.4
Tangki Distribusi Lumpur III
V-83
V.3.5
Anaerobic Digester
V-84
V.3.6
Tangki Distribusi Lumpur IV
V-95
V.3.7
Belt Filter Press
V-96
V.3.8
Tangki Distribusi Air Buangan IV
V-103
V.3.9
Tangki Distribusi Air Buangan V
V-104
V.3.10
Tangki Distribusi Air Buangan VI
V-106
V.3.11
Tangki Distribusi Air Buangan VII
V-108
Desinfeksi
V-109
BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS
VI.1
Persyaratan Umum
VI-1
VI.1.1
Nama Pekerjaan dan Proyek
VI-1
VI.1.2
Pemberi Tugas
VI-1
VI.1.3
Pemborong
VI-1
VI.1.4
Pengawas Lapangan
VI-1
viii
VI.2
VI.3
VI.4
VI.1.1
Bangunan Sementara
VI-2
VI.1.2
Ketentuan Penyelidikan Bahan/Alat
VI-2
VI.1.3
Gambar-Gambar
VI-3
VI.1.4
Rencana Kerja
VI-3
VI.1.5
Peraturan peraturan
VI-3
Speifikasi Teknis Material
VI-3
VI.2.1
Umum
VI-3
VI.2.2
Semen Portland
VI-4
VI.2.3
Agregat Kasar, Pasir, dan Batu
VI-4
VI.2.4
Air
VI-6
VI.2.5
Baja Tulangan
VI-6
VI.2.6
Baja Struktur Profil
VI-6
VI.2.7
Standar Pipa
VI-7
VI.2.8
Perlengkapan Pipa
VI-7
VI.2.9
Gate Valve
VI-7
Pekerjaan Sipil/Konstruksi
VI-7
VI.3.1
Pekerjaan Persiapan
VI-8
VI.3.2
Pekerjaan Pematangan Tanah
VI-8
VI.3.3
Pekerjaan Pondasi
VI-9
VI.3.4
Pekerjaan Beton
VI-10
VI.3.5
Pekerjaan Bata dan Plesteran
VI-12
VI.3.6
Pekerjaan Kayu, Atap, Kaca, dan Cat
VI-12
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
VI-12
VI.4.1
Pemasangan Pipa
VI-12
VI.4.2
Pompa
VI-13
VI.4.3
Aerator
VI-17
BAB VII OPERASI DAN PEMELIHARAAN
VII.1
Umum
VII-1
VII.2
Pengolahan Tingkat Pertama
VII-1
VII.2.1
Bar Screen
VII-1
VII.2.2
Grit Chamber
VII-3
VII.2.3
Comminutor
VII-4
ix
VII.3
VII.2.4
Ekualisasi
VII-5
VII.2.5
Bak Pengendap I
VII-5
Pengolahan Tingkat Kedua
VII-6
VII.3.1
Tangki Aerasi
VII-6
VII.3.2
Clarifier
VII-8
VII.4
Desinfeksi
VII-8
VII.5
Pengolahan Lumpur
VII-10
VII.5.1
Gravity Thickener
VII-10
VII.5.1
Anaerobic Digester
VII-12
VII.5.3
Belt Filter Press
VII-13
BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA
VIII.1
Persiapan Pembangunan
VIII-1
VIII.2
Bar Screen
VIII-2
VIII.3
Grit Chamber
VIII-3
VIII.4
Comminutor
VIII-4
VIII.5
Bak Ekualisasi
VIII-5
VIII.6
Bak Pengendap I
VIII-6
VIII.7
Tangki Distribusi AB I
VIII-7
VIII.8
Tangki Aerasi
VIII-8
VIII.9
Tangki Distribusi AB II
VIII-9
VIII.10 Bak Pengendap II
VIII-10
VIII.11 Tangki Distribusi Lumpur I
VIII-11
VIII.12 Tangki Distribusi AB III
VIII-12
VIII.13 Tangki Distribusi Lumpur II
VIII-13
VIII.14 Gravity Thickener
VIII-14
VIII.15 Tangki Distribusi Lumpur III
VIII-15
VIII.16 Anaerobik Digester
VIII-16
VIII.17 Tangki Distribusi Lumpur IV
VIII-17
VIII.18 Ruang Pembubuh Klor
VIII-18
VIII.19 Bak Kontak Klorinasi
VIII-19
VIII.20 Tangki Distribusi AB VII
VIII-20
VIII.21 Tangki Distribusi AB VI
VIII-21
x
VIII.22 Tangki Distribusi AB V
VIII-22
VIII.23 Tangki Distribusi AB IV
VIII-23
VIII.24 Tangki Pengkondisian
VIII-24
VIII.25 Ruang Belt Filter Press
VIII-25
VIII.26 Bak Pengumpul Filtrat
VIII-27
VIII.23
VIII-28
Bangunan Kantor
VIII.24 Infrastruktur
VIII-29
VIII.25 Biaya Pekerja
VIII-31
VIII.26 Rekapitulasi
VIII-31
BAB IX KESIMPULAN
IX-1
DAFTAR PUSTAKA
P-1
xi
DAFTAR LAMPIRA
Lampiran A
Lampiran B
Lampiran C
Lampiran D
Lampiran E
Lampiran F
Proyeksi Penduduk
Proyeksi Fasilitas Umum
Kuantitas Air Limbah
Perhitungan Dimensi Alternatif Pengolahan Air Limbah
Perhitungan Analisis Biaya Tiap Alternatif
Kesetimbangan Massa
hal
A-1
B-1
C-1
D-1
E-1
F-1
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 2.5
Tabel 2.6
Tabel 2.7
Tabel 2.8
Tabel 2.9
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Kecamatan-kecamatan Kota Palembang Tahun 2006
Jumlah Penduduk Kota Palembang Tahun 2003-2006
Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga
Menurut Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2006
Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Menurut Jenis Kelamin
per Kecamatan Di Kota Palembang Tahun 2006
Hasil Pengukuran Pencemar Di Berbagai Titik Sungai Musi
Jumlah Fasilitas Pendidikan Kota Palembang Tahun 2006
Jumlah Fasilitas Peribadatan Kota Palembang Tahun 2006
Jumlah Fasilitas Perniagaan Kota Palembang Tahun 2004
Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Palembang
hal
II-1
II-5
II-5
II-7
II-9
II-9
II-11
II-12
II-13
Tabel 3.4.
Tabel 3.5
Debit Air Buangan Domestik Kota Palembang
Debit Maksimum dan Minimum Air Limbah Domestik
Kota Palembang
Studi Literatur Karakteristik Air Limbah
Beban dan Konsentrasi BOD5 dan SS Perencanaan IPAL
Kota Palembang
Baku Mutu Effluen Kepmen. LH No. 112 Tahun 2003
Rencana Efisiensi Pengolahan Instalasi
III-8
III-10
III-10
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4.
Karakteristik Influen
Tingkat Pengolahan Beberapa Unit Operasi dan Unit Proses
Hasil Analisa Present Value of Annual Cost Tiap Alternatif
Analisa Pemilihan Alternatif
IV-2
IV-16
IV-17
IV-18
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Tabel 5.5
Tabel 5.6
Tabel 5.7
Tabel 5.8
Tabel 5.9
Tabel 5.10
Tabel 5.11
Tabel 5.12
Kriteria Disain Bar Screen
Faktor Batang Unit Bar Screen
Data-data Perencanaan Unit Bar Screen
Profil Segmen I Bar Screen
Profil Segmen II Bar Screen
Kecepatan di Bar Rack (vbar) Saat Kondisi Bersih
Rekapitulasi Head Loss di Rack Tiap Debit
Profil Segmen III Bar Screen
Profil Segmen II Bar Screen Saat Clogging
Head Loss Saat Kondisi 50% Clogging Tiap Debit
Kecepatan di Bukaan Rack Saat Clogging (v’)
Rekapitulasi Hidrolis Bar Screen
V-7
V-7
V-8
V-10
V-11
V-11
V-12
V-13
V-14
V-14
V-15
V-15
Tabel 3.2
Tabel 3.3
III-5
III-6
III-8
xiii
Tabel 5.13
Tabel 5.14
Tabel 5.15
Tabel 5.16
Tabel 5.17
Tabel 5.18
Tabel 5.19
Tabel 5.20
Tabel 5.21
Tabel 5.22
Tabel 5.23
Tabel 5.24
Tabel 5.25
Tabel 5.26
Tabel 5.27
Tabel 5.28
Tabel 5.29
Tabel 5.30
Tabel 5.31
Tabel 5.32
Tabel 5.33
Tabel 5.34
Tabel 5.35
Tabel 5.36
Tabel 5.37
Tabel 5.38
Tabel 5.39
Tabel 5.40
Tabel 5.41
Tabel 5.42
Tabel 5.43
Tabel 5.44
Tabel 5.45
Tabel 5.46
Tabel 5.47
Tabel 5.48
Tabel 5.49
Tabel 5.50
Tabel 5.51
Tabel 5.52
Tabel 5.53
Tabel 5.54
Tabel 5.55
Tabel 5.56
Rekapitulasi Dimensi Bar Screen
Kriteria Desain Grit Chamber
Data Perencanaan Unit Grit Chamber
Profil Hidrolis Grit Chamber
Head Loss Total Tiap Debit
Perbedaan Elevasi (∆Z)
Head Loss Melalui Grit Chamber
Head Loss di Proporsional Weir
Kedalaman Air di Saluran Outlet
Jumlah Grit Tiap Debit
Periode Pengambilan Pasir
Dimensi Grit Chamber
Dimensi Proportional Weir
Ukuran dan Kapasitas Comminutor
Kriteria Disain Bak Ekualisasi dan Pompa
Data Perencanaan Unit Bak Ekualisasi dan Pompa
Perhitungan Ketinggian Muka Air di Bak Ekualisasi
Perhitungan Headloss Pipa Pemompaan
Rekapitulasi Dimensi Bak Ekualisasi
Kriteria Disain Unit Bak Pengendap I
Data Perencanaan
Rekapitulasi Dimensi Bak Pengendap I
Kriteria Desain Tangki Aerasi
Data Perencanaan Tangki Aerasi
Tipe Surface Aerator
Data Perencanaan Tangki Distribusi AL II
Kriteria Disain Unit Clarifier
Data Perencanaan Clarifier
Rekapitulasi Unit Bak Pengendap II
Data Perencanaan Tangki Distribusi AL III
Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur I
Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur II
Kriteria Disain Gravity Thickener
Data Perencanaan Gravity Thickener
Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur III
Kriteria Disain Anaerobik Digester
Karakteristik Lumpur Digester
Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur III
Kriteria Desain Belt Filter Press
Data Perencanaan Sludge Drying Bed
Spesifikasi Belt Filter Press
Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur III
Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur V
Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur VI
V-16
V-16
V-18
V-20
V-21
V-22
V-23
V-24
V-25
V-25
V-26
V-26
V-26
V-27
V-29
V-30
V-32
V-33
V-34
V-35
V-36
V-43
V-46
V-47
V-60
V-61
V-63
V-63
V-67
V-72
V-74
V-75
V-76
V-76
V-83
V-85
V-85
V-96
V-97
V-97
V-98
V-103
V-105
V-106
xiv
Tabel 5.57
Tabel 5.58
Tabel 5.59
Tabel 5.60
Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur VII
Kriteria Disain Klorinasi
Data Perencanaan Bak Kontak Klorinasi
Perhitungan Proportional Weir, Kecepatan,
dan Waktu Kontak
V-108
V-110
V-110
V-115
Tabel 6.1
Tabel 6.2
Tabel 6.3
Kehalusan Pasir Beton
Kehalusan Pasir Pasangan
Jenis Beton dan Spesifikasinya
VI-5
VI-5
VI-11
Tabel 7.1
Tabel 7.2.
Tabel 7.3
Tabel 7.4
Tabel 7.5
Tabel 7.6
Tabel 7.7
Tabel 7.8
Permasalahan Unit Bar Screen dan Solusi Permasalahan
Permasalahan Unit Grit Chamber dan Solusi Permasalahan
Upaya Memecahkan Permasalahan Comminutor
Upaya Pemecahan Masalah Tangki Aerasi
Upaya Pemecahan Permasalahan Unit Desinfeksi
Upaya Pemecahan Permasalahan Unit Gravity Thickener
Upaya Pemecahan Permasalahan Unit Anaerobic Digester
Permasalahan pada unit Belt Filter Press
dan Solusi Permasalahan
VII-2
VII-3
VII-5
VII-6
VII-9
VII-11
VII-12
VII-13
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Wilayah Administrasi Kota Palembang
Kondisi Pengolahan Air Buangan Domestik Sistem On-Site
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Daerah Pelayanan IPAL Kota Palembang
Diagram Alir Instalasi dengan Sistem
Complete Mixed Activated Sludge
Diagram Alir Instalasi dengan Sistem Oxydation Ditch
Diagram Alir Instalasi dengan Sistem Aerated Lagoon
Diagram Alir Intalasi Pengolahan Ai r Buangan Domestik
Kota Palembang
Diagram Alir Kesetimbangan Massa Tahap I
Diagram Alir Kesetimbangan Massa Tahap II
Segmentasi Bar Screen
Hydraulic Properties of Circular Sewer
Dimensi V – Notch Bak Pengendap II
Hooper Kapur
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 5.1.
Gambar 5.2.
Gambar 5.3
Gambar 5.4
Gambar 5.5
Gambar 5.6
Gambar 5.7
hal
II-3
II-14
III-3
III-12
IV-13
IV-14
V-1
V-2
V-3
V-10
V-55
V-68
V-100
xvi
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kota Palembang sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Selatan, terletak pada posisi 104’
37’ – 104’ 52’ BT dan 2’ 52’ – 3’ 05’ LS. Posisi Kota Palembang tersebut sangat strategis
karena dilalui jalur lintas nasional yakni jalur Lintas Sumatera yang menghubungkan dari
bagian utara ke bagian Selatan Pulau Sumatera hingga ke Pulau Jawa, dengan demikian Kota
Palembang merupakan pintu gerbang utama untuk memasuki wilayah Provinsi Sumatera
Selatan. Selain itu, Kota Palembang juga terletak pada Zona IMS-GT (Segitiga pertumbuhan
yaitu
Indonesia,
Malaysia,
dan
Singapore),
sehingga
sangat
potensial
dalam
mengembangkan perekonomian, aktivitas sosial serta kepariwisataan.
Kota Palembang mempunyai luas 40.061 Ha (400,61 km2). Adapun luas area
terbangun saat ini (Coverage Area) sebesar 12.475 Ha, sedangkan berdasarkan RTRWK luas
kota, yang potensial untuk pembangunan atau dapat dibangun sebesar 22.178 Ha, meliputi
beberapa kecamatan antara lain Kecamatan Sukarami, Kertapati, dan Gandus. Potensi lahan
yang masih cukup luas ini mempermudah dalam pengembangan wilayah kota. Keberadaan
Sungai Musi berpengaruh besar terhadap perekonomian dan budaya Kota Palembang. Sejak
lama Sungai Musi dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Palembang dan sekitarnya sebagai
sarana transportasi, angkutan hasil bumi, perdagangan dan sumber air. Saat ini disamping
berfungsi sebagai sarana transportasi, sungai musi juga berfungsi sebagai sarana wisata,
sarana pendukung industri dan sarana pendukung kegiatan perdagangan.
Penduduk Kota Palembang relatif besar, pada tahun 2002 penduduk Kota Palembang
berjumlah 1.262.685 jiwa (Palembang Dalam Angka 2002), dengan laju pertumbuhan
penduduk antara tahun 2000 sampai dengan tahun 2002 rata-rata sebesar 2,21% per tahun.
Pertumbuhan penduduk ini lebih besar jika dibandingkan pertumbuhan di tingkat nasional
(1,5% per tahun), dan tingkat Propinsi Sumatera Selatan (2,13% per tahun).
Peningkatan jumlah penduduk yang pesat dan kemajuan di berbagai sektor
perekonomian tidak diimbangi dengan usaha peningkatan kualitas lingkungan. Selama ini
sarana pembuangan air limbah domestik yang ada berupa pemakaian septic tank bahkan ada
yang langsung dibuang begitu saja ke saluran drainase atau langsung ke badan air penerima
yakni Sungai Musi.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
I-1
Bab I Pendahuluan
Sungai Musi yang melintas di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) kini kondisinya
sangat memprihatinkan. Sungai yang membelah kota Palembang itu ternyata tercemar limbah
yang didominasi limbah rumah tangga, dan sisanya limbah industri.
Data yang disampaikan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
(Bapedalda) Sumsel, Amir Massani di Komisi III DPRD setempat, Kamis (20/4)
menyebutkan, sekitar 70 persen air Sungai Musi tercemar limbah rumah tangga. Sedangkan
sisanya 30 persen tercemar limbah perusahaan atau industri. (Republika, 21 April 2006)
Akibat dari pencemaran tersebut tentu akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
masyarakat. Masyarakat Kota Palembang sangat rentan terhadap berbagai paparan dari
pencemar air sungai Musi. Berdasarkan data yang diperoleh penderita diare yang disebabkan
bakteri E.colli di Palembang meningkat cukup tajam selama tiga bulan terakhir. Pada Agustus
2007 ini terjadi peningkatan jumlah penderita diare di Kota Palembang sebesar 11% dari
bulan sebelumnya. Pada Juli lalu, penderita diare tercatat sebanyak 4.110 penderita,
sedangkan pada saat ini penderita diare meningkat menjadi 4.600 penderita. (Koran Sindo, 25
Agustus 2007)
Permasalahan-permasalahan di atas merupakan akibat dari terganggunya sistem
sanitasi di Kota Palembang. Kota Palembang belum memiliki suatu Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) Domestik sebagai sarana sanitasi masyarakat. Dikhawatirkan tanpa adanya
IPAL akan berpotensi memperburuk pencemaran Sungai Musi dan akan berdampak pada
kesehatan masyarakat serta tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan perekonomian
masyarakat. Dengan direncanakan suatu sistem pengolahan air limbah domestik secara
terpusat diharapkan akan dapat mengurangi tingkat pencemaran air tanah maupun permukaan
(Sungai Musi) dan dapat meningkatkan kualitas lingkungan pada umumnya.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari perencanaan ini adalah untuk memberikan masukan dan alternatif sistem
pengolahan air limbah domestik Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Tujuan dari perencanaan ini adalah merancang secara rinci Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) domestik Kota Palembang. Rencana secara rinci ini meliputi perhitungan dan
rancangan instalasi, tata letak instalasi, profil hidrolis, dan rencana anggaran biaya. Dengan
adanya IPAL akan dihasilkan air buangan yang sesuai dengan baku mutu yang telah
ditetapkan pemerintah sehingga aman dibuang ke lingkungan dan tidak menimbulkan
gangguan kesehatan masyarakat.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
I-2
Bab I Pendahuluan
I.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup perencanaan ini adalah:
1. Studi gambaran umum Kota Palembang (kondisi geografis, topografi, jumlah
penduduk, fasilitas pendukung, dan sebagainya).
2. Menetapkan lokasi perencanaan IPAL.
3. Memperkirakan debit air buangan yang masuk ke IPAL dari daerah pelayanan IPAL.
4. Analisis karekteristik air buangan yang masuk ke IPAL.
5. Menentukan kriteria desain pengolahan, alternatif sistem pengolahan, dan penentuan
sistem alternatif yang terpilih.
6. Menentukan dimensi unit-unit sistem terpilih dan peralatan yang diperlukan.
7. Menggambar perencanaan unit-unit sistem pengolahan.
8. Perhitungan rencana anggaran biaya pembangunan IPAL.
I.4 Sumber Data
Data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam perencanaan IPAL diambil di
Pemerintah Kota setempat, baik itu Dinas Kependudukan, maupun Dinas Pekerjaan Umum.
Dilakukan koordinasi dengan pihak kampus untuk kelancaran pengambilan data.
I.5 Metodologi
1. Identifikasi masalah
Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada di Kota Palembang dalam aspek
kualitas lingkungan sehingga akan diperoleh kondisi eksisting hingga feasibility dari
perencanaan IPAL.
2. Studi Literatur
Mencari dan mempelajari data-data teoritis pendukung yang akan digunakan dalam
perencanaan disain IPAL domestik. Sumber-sumber yang dapat digunakan ialah sumber
yang berasal dari perpustakaan, internet maupun layanan publik.
3. Pengambilan data
Data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam perencanaan IPAL dapat diambil di
pemerintah Kota setempat. Baik itu Dinas Kependudukan, Dinas Pekerjaan Umum,
maupun Dinas Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Palembang.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
I-3
Bab I Pendahuluan
4. Analisis dan Pembahasan
Data-data yang telah didapatkan akan diolah dan dimasukan dalam perencanaan instalasi.
Pembahasan dilakukan terhadap semua aspek agar hasil desain bisa realistis dan optimal.
5. Penyusunan laporan
Data yang telah diolah dan dibahas, disusun dalam bentuk laporan yang baik. Termasuk
di dalamnya pendahuluan, kondisi eksisting, data & analisanya, perhitungan, serta
rencana biaya. Sehingga secara keseluruhan laporan akan menggambarkan secara jelas
perencanaan instalasi.
I.6 Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan laporan tugas akhir adalah sebagai berikut:
1. BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan dari tugas akhir ini. Selain itu dijelaskan
ruang lingkup, sumber data yang digunakan, serta sistematika pembahasannya.
2. BAB II Gambaran Umum Daerah Perencanaan
Bab ini berisi gambaran umum daerah perencanaan, meliputi letak wilayah, topografi,
curah hujan, penduduk, dan kondisi eksisting dari daerah perancanaan.
3. BAB III Dasar-dasar Perencanaan
Bab ini berisi periode perencanaan, kuantitas air buangan yang akan diolah, kualitas air
buangan yang akan diolah, lokasi IPAL serta badan air penerima dan kualitas air buangan
yang diinginkan.
4. BAB IV Alternatif Pengolahan
Bab ini berisi alternatif-alternatif pengolahan yang memungkinkan untuk digunakan,
metode pemilihan alternatif yang paling sesuai, dan rencana awal dari denah IPAL yang
akan digunakan.
5. BAB V Detail Disain Unit-Unit Pengolahan
Bab ini berisi perhitungan-perhitungan detail dari alternatif terpilih, dimensi dari tiap alat
yang digunakan, headloss masing-masing unit, tinggi muka air masing-masing unit( profil
hidrolis)
6. BAB VI Spesifikasi Teknis
Bab
ini
berisi
ketentuan pelaksanaan,
spesifikasi
teknis material,
pekerjaan
sipil/konstruksi, dan pekerjaan mekanikal serta elektrikal.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
I-4
Bab I Pendahuluan
7. BAB VII Rencana Anggaran Biaya
Bab ini menerangkan analisis biaya investasi pembangunan, biaya pengolahan, dan biaya
proyek.
8. BAB VIII Kesimpulan
Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari perencanaan instalasi pengolahan air
limbah domestik.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
I-5
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
II.1 Umum
Kota Palembang merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan yang terletak pada
104o37’ sampai 104o52’ BT dan 2o52’ sampai 3o5’ LS dengan batas-batas wilayah yakni :
Batas Utara
: Kabupaten Banyuasin
Batas Selatan
: Kabupaten Ogan Komering Ilir
Batas Timur
: Kabupaten Banyuasin
Batas Barat
: Kabupaten Banyuasin
Pada tahun 2000, Kota Palembang melakukan pemekaran wilayah administrasi
menjadi 14 kecamatan dan 103 kelurahan, dengan luas 400,61 km2. Di tahun
2007
Pemerintah Kota Palembang kembali melakukan pemekaran wilayah administrasi menjadi 16
kecamatan16 kecamatan. Jumlah kelurahan / desa pada tahun 2007 sebanyak 106 daerah.
Jumlah RW dan RT masing-masing 985 RW dan 3.703 RT.
Namun, dalam perencanaan kali ini tinjauan akan dilakukan pada 14 kecamatan
sebelum pemekaran dikarenakan belum tersedianya data akurat terhadap kecamatankecamatan baru.
II.2 Wilayah Administrasi
Kota Palembang sampai pada akhir tahun 2006 memiliki kecamatan sebanyak 14
Kecamatan yang berada pada daerah hilir dan daerah hulu. Adapun ke-14 kecamatan tersebut
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kecamatan-kecamatan Kota Palembang Tahun 2006
Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ilir Barat II
Gandus
Seb. Ulu I
Kertapati
Seb. Ulu II
Plaju
Ilir Barat I
Bukit Kecil
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
Luas Wilayah
622
6878
1744
4256
1069
1517
1977
992
II-1
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Lanjutan Tabel 2.1.
Kecamatan
9. Ilir Timur I
10. Kemuning
11. Ilir Timur II
12. Kalidoni
13. S a k o
14. Sukarame
Total
Luas Wilayah
650
900
2558
2792
4250
9856
40061
Ke-14 kecamatan tersebut terbagi menjadi dua kelompok besar sesuai dengan letaknya yang
terpisahkan oleh Sungai Musi. Sebagian berada pada kawasan hulu dan sebagian lainnya
berada pada kawasan hilir. Daerah hilir terdapat kecamatan ILir Barat I, Kecamatan Ilir Barat
II, Kecamatam Gandus, Kecamatan Sukarami, Kecamatan Kemuning, Kecamatan Ilir Timur
I, Kecamatan Ilir Timur II, Kecamatan Kalidoni, Kecamatan Sako,dan Kecamatan Bukir
Kecil. Sedangkan pada kawasan hulu terdapat kecamatan Seberang Ulu I, Kecamatan
Seberang Ulu II, Kecamatan Plaju, dan Kecamatan Kertapati. Peta wilayah administrasi Kota
Palembang dapat dilihat pada Gambar 2.1.
II.3 Keadaan Fisik Dasar
II.3.1 Klimatologi
Iklim Kota Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin lembab nisbi,
kecepatan angin berkisar antara 2,3 km/jam - 4,5 km/jam. Suhu kota berkisar antara 23,4 31,7 derajat celsius. Curah hujan pertahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm.
Kelembaban udara berkisar antara 75 - 89 % dengan rata - rata penyinaran matahari 45 %.
II.3.2 Geologi dan Jenis Tanah
Lapisan tanah yang terdapat di Kota Palembang berupa tanah lempung, pasir
lempung, napal dan napal pasiran. Keadaan stratigrafi wilayah Kota Palembang terbagi atas 3
bagian, yaitu:
1. Satuan Aluvial dan Rawa, terdapat di Seberang Ulu dan Rawa-Rawa dibagian timur dan
bagian barat wilayah Kota Palembang.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-2
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Gambar 2.1 Wilayah Administrasi Kota Palembang
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-3
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
2. Satuan Palembang Tengah, mempunyai batuan lempung dan lempung pasiran yang kedap
air, tersebar dibagian utara yaitu Kenten, Talang Betutu dan Sungai Ringgit (Kabupaten
Banyu Asin). Sedangkan disebelah selatan tersebar kearah Indralaya (Kabupaten Ogal
Ilir) dan Gelumbang (Kabupaten Muara Enim).
3. Satuan Palembang Bawah, tersebar dibagian dalam Kota Palembang dengan arah
memanjang ke barat daya tenggara dan merupakan suatu rangkaian antiklin.
Sebagian besar jenis tanah di wilayah Kota Palembang adalah tanah liat dan lapisan
aluvial terutama di wilayah Seberang Ilir. Sedangkan pada wilayah Seberang Ulu terdiri dari
tanah liat berpasir.
II.3.3 Hidrologi
Adanya perbedaan karakter topografi di Kota Palembang (kawasan Seberang Ulu
dengan Seberang Ilir) terkait dengan kondisi hidrologi, berupa keadaan anak-anak sungai
dalam wilayah. Di bagian wilayah Seberang Ulu terdapat anak-anak sungai yang relatif besar
dengan muara pada Sungai Musi. Anak-anak Sungai Musi yang relatif besar dan berhulu di
Pegunungan Bukit Barisan adalah Sungai Ogan dan Sungai Komering. Sedangkan anak-anak
Sungai Musi yang relatif kecil adalah Sungai Keramasan yang berhulu di Kabupaten Muara
Enim.
Selain anak-anak sungai tersebut, terdapat pula anak-anak sungai kecil dan pendek
yang bermuara pada Sungai Musi dan berhulu pada wilayah Kota Palembang dan kawasan
sekitarnya, seperti Sungai Aur dan Sungai Sriguna.
Pada bagian wilayah Seberang Ilir, aliran anak-anak sungai terbagi menjadi 2 (dua)
sesuai dengan karakteristik topografi yang ada, berupa adanya punggungan topografi. Pada
bagian selatan punggungan, terdapat anak-anak sungai yang mengalir pada Sungai Musi dan
berhulu pada punggungan topografi. Anak-anak sungai tersebut meliputi Sungai Lambidaro,
Sekanak, Buah, Batang, Selincah dan sebagainya. Pada bagian utara punggungan terdapat
anak-anak sungai yang mengalir keutara, yang bermuara antara lain ke Sungai Kenten.
II.4 Kependudukan
II.4.1 Kepadatan dan Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk Kota Palembang meningkat sebesar 2,27% per tahun. Pada
pertengahan tahun 2006 jumlah penduduk mencapai 1.369.239 jiwa. Laju pertumbuhan ini
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-4
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
didasarkan pada faktor alami yakni kelahiran dan kematian serta dipengarhui oleh faktor
migrasi. Kepadatan penduduk tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Palembang Tahun 2003-2006
(Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palembang,2006)
Kecamatan
Penduduk (jiwa)
2003
2004
2005
2007
Ilir Barat II
60.761
62.032
63.264
64.708
Gandus
48.502
49.015
50.078
51.182
Seb. Ulu I
142.587
146.403
149.135
152.607
Kertapati
74.738
76.417
77.978
79.736
Seb. Ulu II
82.902
86.109
86.889
88.833
Plaju
76.996
79.155
80.749
82.581
Ilir Barat I
106.727
109.952
112.099
114.668
Bukit Kecil
45.408
45.865
46.789
47.850
Ilir Timur I
75.448
77.450
78.674
80.599
Kemuning
80.246
81.865
83.423
85.351
Ilir Timur II
154.864
157.602
160.818
164.449
Kalidoni
86.418
87.718
89.617
91.596
Sako
90.229
90.263
92.214
94.251
Sukarame
161.609
163.705
167.066
170.828
1.287.435
1.312.551
1.338.793
1.369.239
Total
Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan di
Kota Palembang Tahun 2006
(Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palembang,2006)
Kecamatan
Luas
(km)
Jumlah
Rumah
Penduduk
Tangga
(jiwa)
Kepadatan Penduduk
(jiwa/km)
Ilir Barat II
6,22
12.827
64.708
10.403,2
Gandus
68,78
11.011
51.182
744,1
Seb. Ulu I
17,44
31.995
152.607
8.750,4
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-5
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Lanjutan Tabel 2.3.
Kecamatan
Luas
(km)
Jumlah
Rumah
Penduduk
Tangga
(jiwa)
Kepadatan Penduduk
(jiwa/km)
Kertapati
42,56
16.942
79.736
1.873,5
Seb. Ulu II
10,69
19.749
88.833
8.309,9
Plaju
15,17
17.168
82.581
5.443,7
Ilir Barat I
19,77
25.249
114.668
5.800,1
Bukit Kecil
9,92
9.751
47.850
4.823,6
Ilir Timur I
6,50
16.604
80.599
12.399,8
Kemuning
9,00
19.656
85.351
9.483,4
Ilir Timur II
25,58
32.111
164.449
6.428,8
Kalidoni
27,92
21.135
91.596
3.280,7
Sako
42,50
19.380
94.251
2.217,7
Sukarame
98,56
36.598
170.828
1.733,2
Total
400,61
290.176
1.369.239
3.417,9
Dari Table 2.3 dapat dilihat bahwa penduduk Kota Palembang terakumulasi di Kecamatan
Sukarame sebesar 12,48% yakni 170.828 jiwa. Selain itu, dapat diketahui bahwa kepadatan
penduduk Kota Paelmbang tahun 2006 sebesar 3.417,9 jiwa/km2. Kecamatan terpadat adalah
kecamatan Ilir Timur I dengan kepadatan sebesar 12.399,8 jiwa/km2, sedangkan kepadatan
terendah berada pada Kecamatan Gandus yakni 744,1 jiwa/km2.
II.4.2 Struktur Penduduk
A. Struktur Penduduk Menurut Umur
Ditinjau dari komposisi umur, penduduk dengan
umur 15-19 tahun merupakan
jumlah terbesar yakni 149.103 jiwa yang terdiri dari 70.712 jiwa penduduk laki-laki
dan 78.391 jiwa perempuan. Jumlah penduduk produktif (15-64 tahun) di Kota
Palembang ialah 928.000 jiwa dengan menanggung 441.239 jiwa penduduk bukan
usia produktif. Hal ini berarti bahwa angka beban ketergantungan di kota ini pada
tahun 2006 ialah 2,1 atau satu orang penduduk berusia produktif menanggung lebih
dari 2 orang usia bukan produktif.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-6
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
B. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio
Rasio Jenis Kelamin di Kota Palembang tahun 2006 sebesar 97,15, hal ini berarti
bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk
perempuan.
Kecamatan yang memiliki ratio jenis kelamin yang tertinggi yakni Kecamatan Ilir
Timur I, 115,23%.
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Di
Kota Palembang Tahun 2006
Kecamatan
Penduduk (jiwa)
Sex Ratio
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Ilir Barat II
31.968
32.740
64.708
97,64
Gandus
24.341
26.841
51.182
90,69
Seb. Ulu I
77.254
75.353
152.607
102,52
Kertapati
38.938
40.798
79.736
95,44
Seb. Ulu II
42.960
45.873
88.833
93,65
Plaju
40.571
42.010
82.581
96,57
Ilir Barat I
57.038
57.630
114.668
98,97
Bukit Kecil
23.516
24.334
47.850
96,64
Ilir Timur I
43.152
37.447
80.599
115,23
Kemuning
42.884
42.467
85.351
100,98
Ilir Timur II
80.353
84.096
164.449
95,55
Kalidoni
43.608
47.988
91.596
90,87
Sako
44.902
49.349
94.251
90,00
Sukarame
83.239
87.589
170.828
95,03
Total
674.724
694.515
1.369.239
97,15
II.5 Tata Guna Lahan
Secara umum penggunaan lahan di Kota Palembang dapat dibagi menjadi 17
klasifikasi guna lahan, yaitu :
1. Hutan, meliputi kawasan hutan lindung, hutan kota, kawasan cagar alam dan kawasan
cagar budaya.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-7
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
2. Rawa, meliputi rawa perlindungan dan rawa reklamasi..
3. RTH, meliputi ruang terbuka berupa jalur hijau disekitar jalur tegangan tinggi.
4. Kolam, berupa kolam-kolam yang tersebar di beberapa kecamatan.
5. Permukiman, meliputi permukiman dan perumahan penduduk.
6. Perdagangan dan jasa, meliputi sarana perekonomian berupa toko, pertokoan,
swalayan, plaza, pasar, kegiatan dibidang jasa, dsb.
7. Perkantoran, meliputi perkantoran swasta.
8. Pemerintahan, meliputi bangunan-bangunan pemerintah terdiri dari kantor kelurahan,
kecamatan, pemda, dan kantor pemerintah lainnya.
9. Industri, meliputi industri polutif dan industri non polutif.
10. Sarana, meliputi sarana olahraga, pendidikan, kesehatan dan peribadatan.
11. Perkebunan, meliputi perkebunan karet, sawit, dll.
12. Peternakan, meliputi kegiatan peternakan yang tersebar dibeberapa kecamatan.
13. Sawah, meliputi areal pertanian sawah.
14. Jalan, meliputi jalan-jalan utama kota yaitu arteri dan kolektor.
15. Jalan lingkungan dan lahan kosong, meliputi jalan-jalan lingkungan dan lahan-lahan
kosong.
16. Sungai, meliputi kawasan sungai (perairan) yang melintas Kota Palembang.
17. Lain-Lain, meliputi makam, bandara, TPA, terminal, dll.
Berdasarkan data kondisi tata guna lahan pada tahun 2004 yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik Kota Palembang dapat diketahui bahwa penggunaan lahan di Kota Palembang
didominasi oleh kegiatan jalan lingkungan dan lahan kosong (33,12 %) serta permukiman
(29,90 %). Ditinjau dari klasifikasi pembagian penggunaan lahan, Kota Palembang masih
didominasi oleh klasifikasi lahan berupa tanah non urban yaitu sebesar 55,41 %. Sedangkan
klasifikasi penggunaan lahan berupa tanah urban mempunyai luas sebesar 44,59 %.
II.6 Kualitas Air Sungai
Pada umumnya kualitas sungai Musi sudah dikategorikan tercemar, sekitar 70 persen
air Sungai Musi tercemar limbah rumah tangga. Sedangkan sisanya 30 persen tercemar
limbah
perusahaan
atau
industri.
Berdasarkan
Surat
Tanda
Uji
No.
660/028A/UPTL/Bapedalda/2005 tahun 2005 yang dikeluarkan oleh Badan Pengendali
Dampak Lingkungan Daerah Kota Palembang terlihat bahwa hamper seluruh titik sample
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-8
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
memiliki kualitas di atas baku mutu yang ada yakni Baku Mutu Air Sungai Kelas I Peraturan
Gubernur No. 16 Tahun 2005. Berikut ini gambaran kondisi kualitas sungai Musi di beberapa
titik tersebut.
Tabel 2.5 Hasil Pengukuran Pencemar di Berbagai Titik Sungai Musi
No
Parameter
Titik I
Titik 2
Titik 3
Titik 4
Baku Mutu
1
BOD (mg/l)
2,058
2,864
2,035
0,815
2
2
DO (mg/l)
1,67
1,44
2,6
1,3
6
3
TDS (mg/l)
-
-
-
-
1000
4
TSS (mg/l)
34
22
18
11
50
5
pH
6,64
6,46
6,52
6,58
6-9
Titik 1 : Dermaga Boom Baru
Titk 3 : Ilir PT. Pusri Sungai Musi
Titik 2 : 7 Ulu Jembatan Ampera
Titik 4 : Musi II, Intake PDAM
II.7 Fasilitas Perkotaan
II.7.1 Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan di Kota Palembang pada tahun 2006, baik swasta maupun negeri,
pada tahun 2006 terdiri dari 246 sekolah taman kanak-kanak (TK), 350 sekolah dasar (SD),
198 sekolah menengah (SMP), 129 sekolah menengah umum (SMU) dan 49 sekolah
menengah kejuruan. Selama tahun 2006 jumlah murid taman kanak-kanak mencapai 12.656
murid, 157.483 murid sekolah dasar, 72.035 murid sekolah menengah pertama, 54.737 murid
sekolah menengah umum dan 18.245 murid untuk sekolah menengah kejuruan.
Tabel 2.6 Jumlah Fasilitas Pendidikan Kota Palembang Tahun 2006
(Sumber : BPS Kota Palembang, Diknas Kota Palembang, 2006)
Fasilitas Pendidikan (buah)
NO
1
2
Kecamatan
Ilir Barat II
Negeri
Swasta
Gandus
Negeri
Swasta
TK
SD
SMP
SMU
SMK
8
14
12
3
11
4
2
4
16
15
4
2
2
3
-
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
PT
II-9
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Lanjutan Tabel 2.6.
Fasilitas Pendidikan (buah)
NO
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kecamatan
Seb. Ulu I
Negeri
Swasta
Kertapati
Negeri
Swasta
Seb. Ulu II
Negeri
Swasta
Plaju
Negeri
Swasta
Ilir Barat I
Negeri
Swasta
Bukit Kecil
Negeri
Swasta
Ilir Timur I
Negeri
Swasta
Kemuning
Negeri
Swasta
Ilir Timur II
Negeri
Swasta
Kalidoni
Negeri
Swasta
Sako
Negeri
Swasta
Sukarame
Negeri
Swasta
JUMLAH
TK
SD
SMP
SMU
SMK
1
16
35
37
6
10
1
6
-
6
33
35
3
10
1
4
1
13
13
16
2
11
1
9
2
11
29
30
2
13
1
8
6
1
26
34
32
5
11
4
12
2
4
8
10
12
2
5
4
-
22
12
19
2
13
1
8
2
2
14
20
24
2
9
2
12
1
7
28
31
32
4
19
2
16
1
5
16
30
34
5
12
1
10
4
31
19
18
5
7
2
2
4
41
246
36
34
682
10
10
198
3
10
129
1
5
49
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
PT
47
II-10
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
II.7.2 Fasilitas Peribadatan
Penduduk Kota Palembang mayoritas menganut agama islam. Pada tahun 2006
jumlah fasilitas masjid mencapai 663 unit dan 490 unit mushola. Selain itu, terdapat pula
fasilitas peribadatan lainnya yakni 53 unit gereja, 35 unit vihara dan 12 pura yang menyebar
di kota Palembang.
Tabel 2.7 Jumlah Fasilitas Peribadatan Kota Palembang Tahun 2006
(Sumber : BPS Kota Palembang, Departemen Agama Kota Palembang, 2006)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kecamatan
Ilir Barat II
Gandus
Seb. Ulu I
Kertapati
Seb. Ulu II
Plaju
Ilir Barat I
Bukit Kecil
Ilir Timur I
Kemuning
Ilir Timur II
Kalidoni
Sako
Sukarame
Total
Masjid
(buah)
Langgar/Mushola
(buah)
Gereja
(buah)
Vihara
(buah)
Pura
(buah)
23
24
54
50
33
34
74
29
29
31
59
49
64
110
663
47
19
74
22
12
9
48
118
59
46
36
490
1
2
6
2
1
2
16
2
7
3
5
6
53
1
8
1
8
1
4
1
11
35
9
3
12
II.7.3 Fasilitas Perniagaan
Sarana perbelanjaan diperlukan sebagai tempat pelayanan kebutuhan penduduk akan
kebutuhan sehari-hari. Sarana perbelanjaan dapat berupa toko, warung/kios, pasar
lingkungan, pasar, KUD, BANK dan sarana pelayanan lainnya. Kota Palembang merupakan
kota yang perekonomiannya bertumpuh pada sektor perdagangan.Oleh karena fasilitas
perniagaan di kota ini cukup banyak. Jumlah fasilitas perniagaan Kota Palembang dapat
dilihat pada Tabel 2.6.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-11
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Tabel 2.8 Jumlah Fasilitas Perniagaan Kota Palembang Tahun 2004
Fasilitas
Toko
Pertokoan Kecil
Pasar Lokal
Komplek
Pertokoan
Supermarket
Jumlah pada Tahun
2004
3196
266
54
27
17
II.7.4 Fasilitas Transpotasi
Salah satu peningkatan prasarana transportasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
Palembang adalah dengan mengoperasikan Terminal Karyajaya (tipe) A pada tahun 2001
yang diharapkan secara berangsur dapat mengatasi kesemrawutan transportasi dalam kota dan
antar kota, khususnya dalam menaikkan dan menurunkan penumpang bagi angkutan antar
kota agar tidak melakukan di dalam Kota Palembang. Pada saat sekarang Kota Palembang
sudah memiliki terminal dengan 3 (tiga) tipe pelayanan, yaitu :
1. Tipe A
: berlokasi di Desa Karya Jaya Kecamatan Kertapati.
2. Tipe B
: di bagian Selatan kota yang merupakan akses ke Plaju serta Alang-Alang.
3. Tipe C
: di kota Sekip Ujung, Bukit Besar, KM 5, Pakjo, Lemabang, Gandus, Talang
Kelapa, dan Sako.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kota Palembang, bahwa pada tahun 2004, jumlah terminal
yang akan beroperasi berjumlah 13 unit.
II.7.5 Fasilitas Olahraga dan Rekreasi
Fasilitas olahraga dan rekreasi merupakan fasilitas yang dapat dipergunakan
masyarakat sebagai tempat penyegaran dari kegiatan rutin/aktivitas kerja, serta sebagai
kontak interaksi sosial (fasilitas sosial). Fasilitas ini dapat berupa bangunan dan ataupun
kawasan yang bernilai sejarah budaya ataupun berupa alam (pantai, pengembangan perairan
sungai, danau, dan lain-lain).
Jenis fasilitas dapat dibedakan atas fasilitas untuk kegiatan yang berada didalam
ruangan (in door) seperti gedung olah raga, bioskop, gedung kesenian. Sedangkan fasilitas
untuk kegiatan di luar lapangan (out door) seperti lapangan olah raga dan taman. Sarana
rekreasi dan olahraga diperlukan sebagai penyempurna kebutuhan penduduk yang
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-12
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
mempunyai arti penting guna peningkatan pelayanan kenyamanan penduduk. Pada tahun
2004, fasilitas olahraga (GOR) berjumlah 54 unit. Sedangkan fasilitas hotel berjumlah 4029
bed dan 54 bioskop.
II.8 Kondisi Eksisting Penyediaan Air Bersih dan Pengelolaan Air Limbah
II.8.1 Penyediaan Air Bersih
Tingkat kebocoran PDAM Tirta Musi Kota Palembang masih tergolong tinggi yakni
mencapai 50%. Oleh karena itu, sampai pada tahun 2008, pemerintah bertekad untuk
meningkatkan pelayanan hingga mencapai 80% dengan membuat jaringan baru dan
mengganti perpipaan yang telah tua. Jumlah pelanggan, air minum yang didistribusikandan
tariff air minum pada tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9 Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum Kota Palembang
(Sumber : PDAM Tirta Musi Palembang)
Jenis Pelanggan
Air Minum Yang
Tarif Air Minum
Didistribusikan (m3)
(m3)
2005
2006
2005
2006
Rumah Tangga
27.718.136
34.763.306
1.345
1.345
Usaha
1.421.535
5.782.261
3.350
3.350
28.165
38.570
3.350
3.350
3.707.330
538.391
1.845
1.845
807.527
626.735
4.700
4.700
Industri
Instansi Pemerintah
Lain-lain
II.8.2 Pengelolaan Air Limbah
Kota Palembang belum memiliki system pengelolaan limbah domestik secara
terpusat. Namun, untuk mendukung penanganan sanitasi atau air limbah tersebut disediakan
prasarana Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang terdapat di Borang (Sako) dan
Kelurahan Sukajaya (Sukarami) yang terintegrasi dengan TPA sampah. Untuk pengangkutan
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
DOMESTIK KOTA PALEMBANG
TUGAS AKHIR
Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Oleh:
Muhammad Sonny Abfertiawan
NIM 15304029
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
2008
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir Sarjana
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
DOMESTIK KOTA PALEMBANG
adalah benar dibuat oleh saya sendiri dan belum pernah dibuat dan diserahkan
sebelumnya baik sebagian ataupun seluruhnya, baik oleh saya maupun orang lain,
baik di ITB maupun institusi pendidikan lainnya.
Bandung, 26 September 2008
Penulis,
Muhammad Sonny Abfertiawan
NIM 15304029
Bandung, 26 September 2008
Pembimbing
Dr-ing. Marisa Handajani
NIP 132172214
Mengetahui:
Program Studi Teknik Lingkungan
Ketua,
Ir. Agus Jatnika Effendi, Ph.D
NIP 132061764
ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat (2,13% tiap tahun) dan didukung
dengan peningkatan di sektor pembangunan perekonomian telah memicu terjadinya
perubahan terhadap kualitas lingkungan di Kota Palembang. Salah satu permasalahan
yang akan dihadapi ialah peningkatan jumlah timbulan air buangan domestik. Selama
ini sarana pembuangan air limbah domestik yang ada berupa pemakaian tangki septik
bahkan ada yang langsung dibuang begitu saja ke saluran drainase atau langsung ke
badan air penerima yakni Sungai Musi. Perilaku ini akan berpotensi untuk
menurunkan kualitas lingkungan.Oleh karena itu, diperlukan suatu instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) domestik terpusat. Melalui sistem pengelolaan ini
diharapkan akan mengurangi beban pencemaran yang terjadinya bada air Sungai
Musi. Direncananakan IPAL akan melayani hingga 70% total populasi pada tahap II
dengan debit mencapai 1,373 m3/detik. Jumlah penduduk akan diproyeksikan dengan
menggunakan metode logaritmik, diperoleh sebesar 1.052.722 jiwa pada tahun 2028.
Parameter utama yang diolah pada IPAL ini adalah BOD5 dan TSS sesuai KepMenLH
No.112 tahun 2003, yakni BOD5 sebesar 273 mg/l dan TSS sebesar 248 mg/l. Sistem
IPAL yang akan digunakan ialah pengolahan fisika dan biologi dengan kapasitas
maksimum pada Tahap I yakni 1,114 m3/detik dan Tahap II sebesar 2,279 m3/detik.
Dalam pengolahan biologi terdapat beberapa sistem unit yang akan dijadikan
alternatif pemilihan yakni Complete Mixed Activated Sludge, Oxydation Ditch, dan
Aerated Lagoon. Pemilihan alternatif terbaik dilakukan dengan melihat efektifitas
pengolahan dan present value annual cost. Dari pertimbangan-pertimbangan ini maka
dipilih sistem Complete Mixed Activated Sludge sebagai sistem pengolahan biologi
yang memiliki efektifitas terbaik. Unit-unit yang digunakan pada IPAL ini antara lain
bar screen dan grit chamber sebagai pengolahan primer, tangki aerasi dan clarifier
sebagai pengolahan sekunder, gravity thickener dan sludge digester sebagai
pengolahan lumpur dan bak klorinasi sebagai unit desinfeksi. Total biaya yang
diperlukan untuk membangun sistem IPAL ini adalah Rp. 27 milyar atau Rp 17 juta
per m3 per detik debit air buangan.
Kata kunci : IPAL, CMAS, BOD5, TSS
i
ABSTRACT
The increase of population (2,13% per year) and economic growth have caused the
decrease of enviromental quality of Palembang City. One of the problems is
wastewater becoming larger in quantity. Most of this wastewater is treated using
septic tank system and in fact many people wasting directly to the rivers. This
behaviour will decrease the environmental quality.Therefore, a wastewater treatment
plant is urgently needed. This wastewater treatment is expected to reduce water
pollution in Musi River. This wastewater treatment plant is planned to cover 70% of
city`s population until the second planning (2028) with waste water flowrates of 1,373
m3/second. The population is projected using logaritmic method, resulting as many as
1.052.722 people in the end of the planing year (2028). The main parameter treated
are BOD5 and TSS ( according to KepMenLH No.112 year 2003), 311 mg/l for BOD5
and 248 mg/l for TSS with plan maximum capacity in the first planning is 1,114
m3/second and in the second planning is 2,279 m3/second. The treatment used in this
WWTP are physical and biological treatment. There are three alternatives for
biological treatment Complete Mix Activated Sludge(CMAS), Oxydation Ditch, and
Rotating Biological Contactor(RBC). The best alternatives will be choosen from the
effectivity and the present value of annual cost. From these aspects, the best system is
Complete Mixed Activated Sludge that has the best effectivity. The system that will be
used in wastewater treatment plant are bar screen and grit chamber for primary
treatment, aeration tank and clarifier for the second treatment, gravity thickener and
sludge digester fot the sludge treatment and chlorination tank for desinfection. The
total cost which is needed to build this plant is estimated 27 billion rupiahs or Rp 17
millions per m3 per second wastewater flowrates.
Key words : WWTP, CMAS, BOD5, TSS
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Rasa syukur yang tak henti nya saya panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
menganugerahkan nikmat kesehatan dan kesempatan untuk menggapai ilmu di Institut
Teknologi Bandung. Begitu banyak hal yang saya terima yang dapat menjadi suatu
pembelajaran berarti dalam menjalankan kewajiban saya kelak yakni memanfaatkan
ilmu secara bertanggung jawab untuk masyarakat luas.
Selama empat tahun mengenyam pendidikan di Teknik Lingkungan ITB, mulai dari
Pengantar Teknik Lingkungan sampai dengan Pengelolaan Limbah Industri, akhirnya
dalam melaksanakan satu studi terakhir yakni Tugas Akhir, saya memilih tema Disain
Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik. Saya menilai bahwa sebagai seorang
engineer lingkungan harus mampu berbicara banyak tentang bagaimana melakukan
rekayasa terhadap pengolahan limbah. Selain itu, Tugas Akhir ini juga bermaksud
untuk memperbaiki dan meningkatkan kompetensi saya dalam bidang perencanaan
instalasi air limbah, sehingga kelak saya berharap lebih siap untuk masuk dalam
kondisi nyata di lingkungan kerja.
Tugas Akhir ini telah dimulai pada bulan Januari yakni melakukan survei lapangan
dan pengambilan data di Kota Palembang. Sedangkan pengelolaan data dilakukan
selama kurang lebih 6 bulan. Jadi, kurang lebih Tugas Akhir ini membutuhkan waktu
selama 7 bulan. Cukup melelahkan dengan pasang surut semangat selama pengerjaan.
Namun, akhirnya Tugas Akhir ini bisa saya selesaikan dengan cukup baik.
Saya yakin bahwa hasil pekerjaan ini jauh dari sempurna. Masih banyak kekurangan
yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, semoga Tugas Akhir ini mampu menjadi
masukan yang berarti bagi mahasiswa lain yang memilih tema disain sehingga dapat
memberikan hasil yang jauh lebih baik.
Selain itu, sebagai bentuk apresiasi yang tinggi, izinkan saya untuk mengucapkan
terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara, rekan dan sahabat-sahabat yang
telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung selama
iii
pengerjaan Tugas Akhir ini. Kepada keluarga tercinta, Ibunda Hopikah Mochtaria,
Kakak ku Surpinda Dian Magdarina dan suami Mas Indra, nenekku, om Dedi, tante
Yuli, om Arus, dan para om dan tante yang lain, teh ana, dan adik-adikku yang aku
sayangi, rasa cinta dan terimah kasih ku atas doa dan semangat yang telah mereka
berikan kepadaku. Serta untuk Bilqis yang telah berbagi semangat dan keceriaan.
Saya juga mengucapkan terimah kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
pembimbing Tugas Akhir saya, ibu Dr-ing Marisa Handajani, yang telah berbagi ilmu
selama kurang lebih 7 bulan pengerjaan. Sungguh begitu banyak yang dapat saya
pelajari selama bimbingan dengan beliau.
Pihak-pihak lain yang tak absen dalam memberikan dukungan penuh terhadap
penyelesaian Tugas Akhir ini :
Sahabat-sahabatku Nanda Kamila Salim (FKG Unsri), Muhammad Hafiz (Fisip UI),
Bayu Dwi Samudera (Aristektur ITB 2004), Gandhi Firmansyah Putra (Elektro ITB
2004) dan Ade Mareta (Teknik Industri ITB 2006), Randi (Elektro ITB 2004) dan
Gilang Kartika (Arsitektur ITB 2005), Shinta Handayani (Planologi ITB 2005),
Nurlina (Farmasi ITB 2004), Tyas (Fisika ITB 2004), Annisa Indryani (Teknik
Lingkungan ITB 2005), Surya Hatina (Teknik Kimia Unsri 2004), dan lain-lain.
Bapak Apriyadi (Asisten II Walikota Bidang Pembangunan dan Perekonomian
Pemerintah Kota Palembang), Kak Rahman dan staf lainnya di Bagian Kesejahteraan
Sosial Pemerintah Kota Palembang), Kepala Bapeda Kota Palembang, Bapedalda
Kota Palembang, Dinas Kebersihan Kota Palembang, dan BPS Kota Palembang.
Ibu Driejana dan Pak Teddy sebagai penguji sidang akhir, Bapak Agus Jatnika selaku
Ketua Program Studi Teknik Lingkungan ITB, seluruh dosen TL ITB, mba Titi dan
staf TU lainnya, Tim Program Hibah Kompetensi, keluarga besar U-Green ITB,
keluarga besar Mahasiswa Bumi Sriwijaya ITB, keluarga besar Purna Paskibraka
Indonesia, keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB.
Teman-temanku TL 2004 yang luar biasa : Ari Kemas, Poppy, Mba Jul, Ayi, Icha
Palembang, dan semuanya : SEQUEL 2004.
iv
Serta pihak-pihak lain yang tak mungkin untuk dituliskan satu persatu, saya
mengucapkan terimah kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Akhir kata, semoga laporan akhir ini dan ilmu yang saya peroleh dapat bermanfaat.
Saya mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan laporan dan kepada Allah
saya mohon diberikan kesempatan untuk melakukan lebih baik di lain waktu dan lain
tempat.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Bandung, 24 September 2008
Muhammad Sonny Abfertiawan
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xvi
BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
I-1
I.2
Maksud dan Tujuan
I-2
I.3
Ruang Lingkup
I-3
I.4
Sumber Data
I-3
I.5
Metodologi
I-3
I.6
Sistematika Pembahasan
I-4
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
II.1
Umum
II-1
II.2
Wilayah Administrasi
II.1
II.3
Keadaan Fisik Dasar
II.4
II.1.1
Klimatologi
II-4
II.1.2
Geologi dan Jenis Tanah
II-4
II.1.3
Hidrologi
II-4
II.4
Kependudukan
II.4.1
Kepadatan dan Distribusi Penduduk
II.4.2
Struktur Penduduk
II-3
I II-5
II-7
II.5
Tata Guna Lahan
II-8
II.6
Kualitas Air Sungai
II-9
II.7
Fasilitas Perkotaan
II-9
II.3.1
II-9
Fasilitas Pendidikan
vi
II.8
II.3.2
Fasilitas Peribadatan
II-11
II.3.3
Fasilitas Perniagaan
II-11
II.3.4
Fasilitas Transportasi
II-12
II.3.5
Fasilitas Olahraga dan Rekreasi
II-12
Kondisi Eksisting Penyediaan Air Bersih dan Pengolahan Limbah
II-13
II.4.1
Penyediaan Air Bersih
II-13
II.4.2
Pengolahan Air Limbah
II-13
II.4.3
Permasalahan
II-14
BAB III DASAR-DASAR PERENCANAAN
III.1
Umum
III-1
III.2
Rencana Pelayanan
III-2
III.2.1
Daerah Pelayanan
III-2
III.2.1
Periode dan Tahap Perencanaan
III-2
III.3
Sumber Limbah
III-4
III.4
Kuantitas dan Karakteristik Air Limbah
III-4
III.4.1
Kuantitas Air Limbah
III-4
III.4.2
Kualitas Air Buangan
III-6
III.5
Lokasi IPAL dan Badan Air Penerima
III-9
III.6
Kualitas Effluen
III-9
BAB IV PENGEMBANGAN SISTEM PENGOLAHAN
IV.1
Prinsip Pengolahan Air Limbah
IV-1
IV.2
Inventarisasi Unit Pengolahan
IV-2
IV.2.1
Pengolahan Tingkat I
IV-2
IV.2.2
Pengolahan Tingkat II
IV-4
IV.2.3
Pengolahan Lumpur
IV-8
IV.3
Pemilihan Sistem Pengolahan
IV-14
IV.4
Analisa Pemilihan Sistem Pengolahan
IV-15
IV.5
Proses Pemilihan Sistem Pengolahan Terpilih
IV-17
BAB V DETAIL DESAIN
V.1
Umum
V-1
vii
V.2
Kondisi Aliran Dalam Incoming Konduit
V-4
V.3
Pengolahan Pertama
V-1
V.3.1
Bar Screen
V-7
V.3.2
Grit Chamber
V-16
V.3.3
Comminutor
V-27
V.3.4
Bak Ekualisasi
V-28
V.3.5
Bak Pengendap I
V-34
V.3.6
Tangki Distribusi Air Buangan I
V-43
V.4
V.5
V.6
Pengolahan Tingkat Kedua
V-46
V.2.1
Tangki Aerasi
V-46
V.2.2
Tangki Distribusi Air Buangan II
V-60
V.2.3
Clarifier
V-62
V.2.4
Tangki Distribusi Air Buangan III
V-72
Pengolahan Lumpur
V-73
V.3.1
Tangki Distribusi Lumpur I
V-73
V.3.3
Tangki Distribusi Lumpur II
V-74
V.3.2
Gravity Thickener
V-75
V.3.4
Tangki Distribusi Lumpur III
V-83
V.3.5
Anaerobic Digester
V-84
V.3.6
Tangki Distribusi Lumpur IV
V-95
V.3.7
Belt Filter Press
V-96
V.3.8
Tangki Distribusi Air Buangan IV
V-103
V.3.9
Tangki Distribusi Air Buangan V
V-104
V.3.10
Tangki Distribusi Air Buangan VI
V-106
V.3.11
Tangki Distribusi Air Buangan VII
V-108
Desinfeksi
V-109
BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS
VI.1
Persyaratan Umum
VI-1
VI.1.1
Nama Pekerjaan dan Proyek
VI-1
VI.1.2
Pemberi Tugas
VI-1
VI.1.3
Pemborong
VI-1
VI.1.4
Pengawas Lapangan
VI-1
viii
VI.2
VI.3
VI.4
VI.1.1
Bangunan Sementara
VI-2
VI.1.2
Ketentuan Penyelidikan Bahan/Alat
VI-2
VI.1.3
Gambar-Gambar
VI-3
VI.1.4
Rencana Kerja
VI-3
VI.1.5
Peraturan peraturan
VI-3
Speifikasi Teknis Material
VI-3
VI.2.1
Umum
VI-3
VI.2.2
Semen Portland
VI-4
VI.2.3
Agregat Kasar, Pasir, dan Batu
VI-4
VI.2.4
Air
VI-6
VI.2.5
Baja Tulangan
VI-6
VI.2.6
Baja Struktur Profil
VI-6
VI.2.7
Standar Pipa
VI-7
VI.2.8
Perlengkapan Pipa
VI-7
VI.2.9
Gate Valve
VI-7
Pekerjaan Sipil/Konstruksi
VI-7
VI.3.1
Pekerjaan Persiapan
VI-8
VI.3.2
Pekerjaan Pematangan Tanah
VI-8
VI.3.3
Pekerjaan Pondasi
VI-9
VI.3.4
Pekerjaan Beton
VI-10
VI.3.5
Pekerjaan Bata dan Plesteran
VI-12
VI.3.6
Pekerjaan Kayu, Atap, Kaca, dan Cat
VI-12
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
VI-12
VI.4.1
Pemasangan Pipa
VI-12
VI.4.2
Pompa
VI-13
VI.4.3
Aerator
VI-17
BAB VII OPERASI DAN PEMELIHARAAN
VII.1
Umum
VII-1
VII.2
Pengolahan Tingkat Pertama
VII-1
VII.2.1
Bar Screen
VII-1
VII.2.2
Grit Chamber
VII-3
VII.2.3
Comminutor
VII-4
ix
VII.3
VII.2.4
Ekualisasi
VII-5
VII.2.5
Bak Pengendap I
VII-5
Pengolahan Tingkat Kedua
VII-6
VII.3.1
Tangki Aerasi
VII-6
VII.3.2
Clarifier
VII-8
VII.4
Desinfeksi
VII-8
VII.5
Pengolahan Lumpur
VII-10
VII.5.1
Gravity Thickener
VII-10
VII.5.1
Anaerobic Digester
VII-12
VII.5.3
Belt Filter Press
VII-13
BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA
VIII.1
Persiapan Pembangunan
VIII-1
VIII.2
Bar Screen
VIII-2
VIII.3
Grit Chamber
VIII-3
VIII.4
Comminutor
VIII-4
VIII.5
Bak Ekualisasi
VIII-5
VIII.6
Bak Pengendap I
VIII-6
VIII.7
Tangki Distribusi AB I
VIII-7
VIII.8
Tangki Aerasi
VIII-8
VIII.9
Tangki Distribusi AB II
VIII-9
VIII.10 Bak Pengendap II
VIII-10
VIII.11 Tangki Distribusi Lumpur I
VIII-11
VIII.12 Tangki Distribusi AB III
VIII-12
VIII.13 Tangki Distribusi Lumpur II
VIII-13
VIII.14 Gravity Thickener
VIII-14
VIII.15 Tangki Distribusi Lumpur III
VIII-15
VIII.16 Anaerobik Digester
VIII-16
VIII.17 Tangki Distribusi Lumpur IV
VIII-17
VIII.18 Ruang Pembubuh Klor
VIII-18
VIII.19 Bak Kontak Klorinasi
VIII-19
VIII.20 Tangki Distribusi AB VII
VIII-20
VIII.21 Tangki Distribusi AB VI
VIII-21
x
VIII.22 Tangki Distribusi AB V
VIII-22
VIII.23 Tangki Distribusi AB IV
VIII-23
VIII.24 Tangki Pengkondisian
VIII-24
VIII.25 Ruang Belt Filter Press
VIII-25
VIII.26 Bak Pengumpul Filtrat
VIII-27
VIII.23
VIII-28
Bangunan Kantor
VIII.24 Infrastruktur
VIII-29
VIII.25 Biaya Pekerja
VIII-31
VIII.26 Rekapitulasi
VIII-31
BAB IX KESIMPULAN
IX-1
DAFTAR PUSTAKA
P-1
xi
DAFTAR LAMPIRA
Lampiran A
Lampiran B
Lampiran C
Lampiran D
Lampiran E
Lampiran F
Proyeksi Penduduk
Proyeksi Fasilitas Umum
Kuantitas Air Limbah
Perhitungan Dimensi Alternatif Pengolahan Air Limbah
Perhitungan Analisis Biaya Tiap Alternatif
Kesetimbangan Massa
hal
A-1
B-1
C-1
D-1
E-1
F-1
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 2.5
Tabel 2.6
Tabel 2.7
Tabel 2.8
Tabel 2.9
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Kecamatan-kecamatan Kota Palembang Tahun 2006
Jumlah Penduduk Kota Palembang Tahun 2003-2006
Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga
Menurut Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2006
Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Menurut Jenis Kelamin
per Kecamatan Di Kota Palembang Tahun 2006
Hasil Pengukuran Pencemar Di Berbagai Titik Sungai Musi
Jumlah Fasilitas Pendidikan Kota Palembang Tahun 2006
Jumlah Fasilitas Peribadatan Kota Palembang Tahun 2006
Jumlah Fasilitas Perniagaan Kota Palembang Tahun 2004
Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Palembang
hal
II-1
II-5
II-5
II-7
II-9
II-9
II-11
II-12
II-13
Tabel 3.4.
Tabel 3.5
Debit Air Buangan Domestik Kota Palembang
Debit Maksimum dan Minimum Air Limbah Domestik
Kota Palembang
Studi Literatur Karakteristik Air Limbah
Beban dan Konsentrasi BOD5 dan SS Perencanaan IPAL
Kota Palembang
Baku Mutu Effluen Kepmen. LH No. 112 Tahun 2003
Rencana Efisiensi Pengolahan Instalasi
III-8
III-10
III-10
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4.
Karakteristik Influen
Tingkat Pengolahan Beberapa Unit Operasi dan Unit Proses
Hasil Analisa Present Value of Annual Cost Tiap Alternatif
Analisa Pemilihan Alternatif
IV-2
IV-16
IV-17
IV-18
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Tabel 5.5
Tabel 5.6
Tabel 5.7
Tabel 5.8
Tabel 5.9
Tabel 5.10
Tabel 5.11
Tabel 5.12
Kriteria Disain Bar Screen
Faktor Batang Unit Bar Screen
Data-data Perencanaan Unit Bar Screen
Profil Segmen I Bar Screen
Profil Segmen II Bar Screen
Kecepatan di Bar Rack (vbar) Saat Kondisi Bersih
Rekapitulasi Head Loss di Rack Tiap Debit
Profil Segmen III Bar Screen
Profil Segmen II Bar Screen Saat Clogging
Head Loss Saat Kondisi 50% Clogging Tiap Debit
Kecepatan di Bukaan Rack Saat Clogging (v’)
Rekapitulasi Hidrolis Bar Screen
V-7
V-7
V-8
V-10
V-11
V-11
V-12
V-13
V-14
V-14
V-15
V-15
Tabel 3.2
Tabel 3.3
III-5
III-6
III-8
xiii
Tabel 5.13
Tabel 5.14
Tabel 5.15
Tabel 5.16
Tabel 5.17
Tabel 5.18
Tabel 5.19
Tabel 5.20
Tabel 5.21
Tabel 5.22
Tabel 5.23
Tabel 5.24
Tabel 5.25
Tabel 5.26
Tabel 5.27
Tabel 5.28
Tabel 5.29
Tabel 5.30
Tabel 5.31
Tabel 5.32
Tabel 5.33
Tabel 5.34
Tabel 5.35
Tabel 5.36
Tabel 5.37
Tabel 5.38
Tabel 5.39
Tabel 5.40
Tabel 5.41
Tabel 5.42
Tabel 5.43
Tabel 5.44
Tabel 5.45
Tabel 5.46
Tabel 5.47
Tabel 5.48
Tabel 5.49
Tabel 5.50
Tabel 5.51
Tabel 5.52
Tabel 5.53
Tabel 5.54
Tabel 5.55
Tabel 5.56
Rekapitulasi Dimensi Bar Screen
Kriteria Desain Grit Chamber
Data Perencanaan Unit Grit Chamber
Profil Hidrolis Grit Chamber
Head Loss Total Tiap Debit
Perbedaan Elevasi (∆Z)
Head Loss Melalui Grit Chamber
Head Loss di Proporsional Weir
Kedalaman Air di Saluran Outlet
Jumlah Grit Tiap Debit
Periode Pengambilan Pasir
Dimensi Grit Chamber
Dimensi Proportional Weir
Ukuran dan Kapasitas Comminutor
Kriteria Disain Bak Ekualisasi dan Pompa
Data Perencanaan Unit Bak Ekualisasi dan Pompa
Perhitungan Ketinggian Muka Air di Bak Ekualisasi
Perhitungan Headloss Pipa Pemompaan
Rekapitulasi Dimensi Bak Ekualisasi
Kriteria Disain Unit Bak Pengendap I
Data Perencanaan
Rekapitulasi Dimensi Bak Pengendap I
Kriteria Desain Tangki Aerasi
Data Perencanaan Tangki Aerasi
Tipe Surface Aerator
Data Perencanaan Tangki Distribusi AL II
Kriteria Disain Unit Clarifier
Data Perencanaan Clarifier
Rekapitulasi Unit Bak Pengendap II
Data Perencanaan Tangki Distribusi AL III
Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur I
Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur II
Kriteria Disain Gravity Thickener
Data Perencanaan Gravity Thickener
Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur III
Kriteria Disain Anaerobik Digester
Karakteristik Lumpur Digester
Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur III
Kriteria Desain Belt Filter Press
Data Perencanaan Sludge Drying Bed
Spesifikasi Belt Filter Press
Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur III
Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur V
Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur VI
V-16
V-16
V-18
V-20
V-21
V-22
V-23
V-24
V-25
V-25
V-26
V-26
V-26
V-27
V-29
V-30
V-32
V-33
V-34
V-35
V-36
V-43
V-46
V-47
V-60
V-61
V-63
V-63
V-67
V-72
V-74
V-75
V-76
V-76
V-83
V-85
V-85
V-96
V-97
V-97
V-98
V-103
V-105
V-106
xiv
Tabel 5.57
Tabel 5.58
Tabel 5.59
Tabel 5.60
Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur VII
Kriteria Disain Klorinasi
Data Perencanaan Bak Kontak Klorinasi
Perhitungan Proportional Weir, Kecepatan,
dan Waktu Kontak
V-108
V-110
V-110
V-115
Tabel 6.1
Tabel 6.2
Tabel 6.3
Kehalusan Pasir Beton
Kehalusan Pasir Pasangan
Jenis Beton dan Spesifikasinya
VI-5
VI-5
VI-11
Tabel 7.1
Tabel 7.2.
Tabel 7.3
Tabel 7.4
Tabel 7.5
Tabel 7.6
Tabel 7.7
Tabel 7.8
Permasalahan Unit Bar Screen dan Solusi Permasalahan
Permasalahan Unit Grit Chamber dan Solusi Permasalahan
Upaya Memecahkan Permasalahan Comminutor
Upaya Pemecahan Masalah Tangki Aerasi
Upaya Pemecahan Permasalahan Unit Desinfeksi
Upaya Pemecahan Permasalahan Unit Gravity Thickener
Upaya Pemecahan Permasalahan Unit Anaerobic Digester
Permasalahan pada unit Belt Filter Press
dan Solusi Permasalahan
VII-2
VII-3
VII-5
VII-6
VII-9
VII-11
VII-12
VII-13
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Wilayah Administrasi Kota Palembang
Kondisi Pengolahan Air Buangan Domestik Sistem On-Site
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Daerah Pelayanan IPAL Kota Palembang
Diagram Alir Instalasi dengan Sistem
Complete Mixed Activated Sludge
Diagram Alir Instalasi dengan Sistem Oxydation Ditch
Diagram Alir Instalasi dengan Sistem Aerated Lagoon
Diagram Alir Intalasi Pengolahan Ai r Buangan Domestik
Kota Palembang
Diagram Alir Kesetimbangan Massa Tahap I
Diagram Alir Kesetimbangan Massa Tahap II
Segmentasi Bar Screen
Hydraulic Properties of Circular Sewer
Dimensi V – Notch Bak Pengendap II
Hooper Kapur
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 5.1.
Gambar 5.2.
Gambar 5.3
Gambar 5.4
Gambar 5.5
Gambar 5.6
Gambar 5.7
hal
II-3
II-14
III-3
III-12
IV-13
IV-14
V-1
V-2
V-3
V-10
V-55
V-68
V-100
xvi
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kota Palembang sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Selatan, terletak pada posisi 104’
37’ – 104’ 52’ BT dan 2’ 52’ – 3’ 05’ LS. Posisi Kota Palembang tersebut sangat strategis
karena dilalui jalur lintas nasional yakni jalur Lintas Sumatera yang menghubungkan dari
bagian utara ke bagian Selatan Pulau Sumatera hingga ke Pulau Jawa, dengan demikian Kota
Palembang merupakan pintu gerbang utama untuk memasuki wilayah Provinsi Sumatera
Selatan. Selain itu, Kota Palembang juga terletak pada Zona IMS-GT (Segitiga pertumbuhan
yaitu
Indonesia,
Malaysia,
dan
Singapore),
sehingga
sangat
potensial
dalam
mengembangkan perekonomian, aktivitas sosial serta kepariwisataan.
Kota Palembang mempunyai luas 40.061 Ha (400,61 km2). Adapun luas area
terbangun saat ini (Coverage Area) sebesar 12.475 Ha, sedangkan berdasarkan RTRWK luas
kota, yang potensial untuk pembangunan atau dapat dibangun sebesar 22.178 Ha, meliputi
beberapa kecamatan antara lain Kecamatan Sukarami, Kertapati, dan Gandus. Potensi lahan
yang masih cukup luas ini mempermudah dalam pengembangan wilayah kota. Keberadaan
Sungai Musi berpengaruh besar terhadap perekonomian dan budaya Kota Palembang. Sejak
lama Sungai Musi dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Palembang dan sekitarnya sebagai
sarana transportasi, angkutan hasil bumi, perdagangan dan sumber air. Saat ini disamping
berfungsi sebagai sarana transportasi, sungai musi juga berfungsi sebagai sarana wisata,
sarana pendukung industri dan sarana pendukung kegiatan perdagangan.
Penduduk Kota Palembang relatif besar, pada tahun 2002 penduduk Kota Palembang
berjumlah 1.262.685 jiwa (Palembang Dalam Angka 2002), dengan laju pertumbuhan
penduduk antara tahun 2000 sampai dengan tahun 2002 rata-rata sebesar 2,21% per tahun.
Pertumbuhan penduduk ini lebih besar jika dibandingkan pertumbuhan di tingkat nasional
(1,5% per tahun), dan tingkat Propinsi Sumatera Selatan (2,13% per tahun).
Peningkatan jumlah penduduk yang pesat dan kemajuan di berbagai sektor
perekonomian tidak diimbangi dengan usaha peningkatan kualitas lingkungan. Selama ini
sarana pembuangan air limbah domestik yang ada berupa pemakaian septic tank bahkan ada
yang langsung dibuang begitu saja ke saluran drainase atau langsung ke badan air penerima
yakni Sungai Musi.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
I-1
Bab I Pendahuluan
Sungai Musi yang melintas di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) kini kondisinya
sangat memprihatinkan. Sungai yang membelah kota Palembang itu ternyata tercemar limbah
yang didominasi limbah rumah tangga, dan sisanya limbah industri.
Data yang disampaikan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
(Bapedalda) Sumsel, Amir Massani di Komisi III DPRD setempat, Kamis (20/4)
menyebutkan, sekitar 70 persen air Sungai Musi tercemar limbah rumah tangga. Sedangkan
sisanya 30 persen tercemar limbah perusahaan atau industri. (Republika, 21 April 2006)
Akibat dari pencemaran tersebut tentu akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
masyarakat. Masyarakat Kota Palembang sangat rentan terhadap berbagai paparan dari
pencemar air sungai Musi. Berdasarkan data yang diperoleh penderita diare yang disebabkan
bakteri E.colli di Palembang meningkat cukup tajam selama tiga bulan terakhir. Pada Agustus
2007 ini terjadi peningkatan jumlah penderita diare di Kota Palembang sebesar 11% dari
bulan sebelumnya. Pada Juli lalu, penderita diare tercatat sebanyak 4.110 penderita,
sedangkan pada saat ini penderita diare meningkat menjadi 4.600 penderita. (Koran Sindo, 25
Agustus 2007)
Permasalahan-permasalahan di atas merupakan akibat dari terganggunya sistem
sanitasi di Kota Palembang. Kota Palembang belum memiliki suatu Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) Domestik sebagai sarana sanitasi masyarakat. Dikhawatirkan tanpa adanya
IPAL akan berpotensi memperburuk pencemaran Sungai Musi dan akan berdampak pada
kesehatan masyarakat serta tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan perekonomian
masyarakat. Dengan direncanakan suatu sistem pengolahan air limbah domestik secara
terpusat diharapkan akan dapat mengurangi tingkat pencemaran air tanah maupun permukaan
(Sungai Musi) dan dapat meningkatkan kualitas lingkungan pada umumnya.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari perencanaan ini adalah untuk memberikan masukan dan alternatif sistem
pengolahan air limbah domestik Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Tujuan dari perencanaan ini adalah merancang secara rinci Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) domestik Kota Palembang. Rencana secara rinci ini meliputi perhitungan dan
rancangan instalasi, tata letak instalasi, profil hidrolis, dan rencana anggaran biaya. Dengan
adanya IPAL akan dihasilkan air buangan yang sesuai dengan baku mutu yang telah
ditetapkan pemerintah sehingga aman dibuang ke lingkungan dan tidak menimbulkan
gangguan kesehatan masyarakat.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
I-2
Bab I Pendahuluan
I.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup perencanaan ini adalah:
1. Studi gambaran umum Kota Palembang (kondisi geografis, topografi, jumlah
penduduk, fasilitas pendukung, dan sebagainya).
2. Menetapkan lokasi perencanaan IPAL.
3. Memperkirakan debit air buangan yang masuk ke IPAL dari daerah pelayanan IPAL.
4. Analisis karekteristik air buangan yang masuk ke IPAL.
5. Menentukan kriteria desain pengolahan, alternatif sistem pengolahan, dan penentuan
sistem alternatif yang terpilih.
6. Menentukan dimensi unit-unit sistem terpilih dan peralatan yang diperlukan.
7. Menggambar perencanaan unit-unit sistem pengolahan.
8. Perhitungan rencana anggaran biaya pembangunan IPAL.
I.4 Sumber Data
Data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam perencanaan IPAL diambil di
Pemerintah Kota setempat, baik itu Dinas Kependudukan, maupun Dinas Pekerjaan Umum.
Dilakukan koordinasi dengan pihak kampus untuk kelancaran pengambilan data.
I.5 Metodologi
1. Identifikasi masalah
Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada di Kota Palembang dalam aspek
kualitas lingkungan sehingga akan diperoleh kondisi eksisting hingga feasibility dari
perencanaan IPAL.
2. Studi Literatur
Mencari dan mempelajari data-data teoritis pendukung yang akan digunakan dalam
perencanaan disain IPAL domestik. Sumber-sumber yang dapat digunakan ialah sumber
yang berasal dari perpustakaan, internet maupun layanan publik.
3. Pengambilan data
Data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam perencanaan IPAL dapat diambil di
pemerintah Kota setempat. Baik itu Dinas Kependudukan, Dinas Pekerjaan Umum,
maupun Dinas Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Palembang.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
I-3
Bab I Pendahuluan
4. Analisis dan Pembahasan
Data-data yang telah didapatkan akan diolah dan dimasukan dalam perencanaan instalasi.
Pembahasan dilakukan terhadap semua aspek agar hasil desain bisa realistis dan optimal.
5. Penyusunan laporan
Data yang telah diolah dan dibahas, disusun dalam bentuk laporan yang baik. Termasuk
di dalamnya pendahuluan, kondisi eksisting, data & analisanya, perhitungan, serta
rencana biaya. Sehingga secara keseluruhan laporan akan menggambarkan secara jelas
perencanaan instalasi.
I.6 Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan laporan tugas akhir adalah sebagai berikut:
1. BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan dari tugas akhir ini. Selain itu dijelaskan
ruang lingkup, sumber data yang digunakan, serta sistematika pembahasannya.
2. BAB II Gambaran Umum Daerah Perencanaan
Bab ini berisi gambaran umum daerah perencanaan, meliputi letak wilayah, topografi,
curah hujan, penduduk, dan kondisi eksisting dari daerah perancanaan.
3. BAB III Dasar-dasar Perencanaan
Bab ini berisi periode perencanaan, kuantitas air buangan yang akan diolah, kualitas air
buangan yang akan diolah, lokasi IPAL serta badan air penerima dan kualitas air buangan
yang diinginkan.
4. BAB IV Alternatif Pengolahan
Bab ini berisi alternatif-alternatif pengolahan yang memungkinkan untuk digunakan,
metode pemilihan alternatif yang paling sesuai, dan rencana awal dari denah IPAL yang
akan digunakan.
5. BAB V Detail Disain Unit-Unit Pengolahan
Bab ini berisi perhitungan-perhitungan detail dari alternatif terpilih, dimensi dari tiap alat
yang digunakan, headloss masing-masing unit, tinggi muka air masing-masing unit( profil
hidrolis)
6. BAB VI Spesifikasi Teknis
Bab
ini
berisi
ketentuan pelaksanaan,
spesifikasi
teknis material,
pekerjaan
sipil/konstruksi, dan pekerjaan mekanikal serta elektrikal.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
I-4
Bab I Pendahuluan
7. BAB VII Rencana Anggaran Biaya
Bab ini menerangkan analisis biaya investasi pembangunan, biaya pengolahan, dan biaya
proyek.
8. BAB VIII Kesimpulan
Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari perencanaan instalasi pengolahan air
limbah domestik.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
I-5
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
II.1 Umum
Kota Palembang merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan yang terletak pada
104o37’ sampai 104o52’ BT dan 2o52’ sampai 3o5’ LS dengan batas-batas wilayah yakni :
Batas Utara
: Kabupaten Banyuasin
Batas Selatan
: Kabupaten Ogan Komering Ilir
Batas Timur
: Kabupaten Banyuasin
Batas Barat
: Kabupaten Banyuasin
Pada tahun 2000, Kota Palembang melakukan pemekaran wilayah administrasi
menjadi 14 kecamatan dan 103 kelurahan, dengan luas 400,61 km2. Di tahun
2007
Pemerintah Kota Palembang kembali melakukan pemekaran wilayah administrasi menjadi 16
kecamatan16 kecamatan. Jumlah kelurahan / desa pada tahun 2007 sebanyak 106 daerah.
Jumlah RW dan RT masing-masing 985 RW dan 3.703 RT.
Namun, dalam perencanaan kali ini tinjauan akan dilakukan pada 14 kecamatan
sebelum pemekaran dikarenakan belum tersedianya data akurat terhadap kecamatankecamatan baru.
II.2 Wilayah Administrasi
Kota Palembang sampai pada akhir tahun 2006 memiliki kecamatan sebanyak 14
Kecamatan yang berada pada daerah hilir dan daerah hulu. Adapun ke-14 kecamatan tersebut
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kecamatan-kecamatan Kota Palembang Tahun 2006
Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ilir Barat II
Gandus
Seb. Ulu I
Kertapati
Seb. Ulu II
Plaju
Ilir Barat I
Bukit Kecil
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
Luas Wilayah
622
6878
1744
4256
1069
1517
1977
992
II-1
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Lanjutan Tabel 2.1.
Kecamatan
9. Ilir Timur I
10. Kemuning
11. Ilir Timur II
12. Kalidoni
13. S a k o
14. Sukarame
Total
Luas Wilayah
650
900
2558
2792
4250
9856
40061
Ke-14 kecamatan tersebut terbagi menjadi dua kelompok besar sesuai dengan letaknya yang
terpisahkan oleh Sungai Musi. Sebagian berada pada kawasan hulu dan sebagian lainnya
berada pada kawasan hilir. Daerah hilir terdapat kecamatan ILir Barat I, Kecamatan Ilir Barat
II, Kecamatam Gandus, Kecamatan Sukarami, Kecamatan Kemuning, Kecamatan Ilir Timur
I, Kecamatan Ilir Timur II, Kecamatan Kalidoni, Kecamatan Sako,dan Kecamatan Bukir
Kecil. Sedangkan pada kawasan hulu terdapat kecamatan Seberang Ulu I, Kecamatan
Seberang Ulu II, Kecamatan Plaju, dan Kecamatan Kertapati. Peta wilayah administrasi Kota
Palembang dapat dilihat pada Gambar 2.1.
II.3 Keadaan Fisik Dasar
II.3.1 Klimatologi
Iklim Kota Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin lembab nisbi,
kecepatan angin berkisar antara 2,3 km/jam - 4,5 km/jam. Suhu kota berkisar antara 23,4 31,7 derajat celsius. Curah hujan pertahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm.
Kelembaban udara berkisar antara 75 - 89 % dengan rata - rata penyinaran matahari 45 %.
II.3.2 Geologi dan Jenis Tanah
Lapisan tanah yang terdapat di Kota Palembang berupa tanah lempung, pasir
lempung, napal dan napal pasiran. Keadaan stratigrafi wilayah Kota Palembang terbagi atas 3
bagian, yaitu:
1. Satuan Aluvial dan Rawa, terdapat di Seberang Ulu dan Rawa-Rawa dibagian timur dan
bagian barat wilayah Kota Palembang.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-2
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Gambar 2.1 Wilayah Administrasi Kota Palembang
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-3
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
2. Satuan Palembang Tengah, mempunyai batuan lempung dan lempung pasiran yang kedap
air, tersebar dibagian utara yaitu Kenten, Talang Betutu dan Sungai Ringgit (Kabupaten
Banyu Asin). Sedangkan disebelah selatan tersebar kearah Indralaya (Kabupaten Ogal
Ilir) dan Gelumbang (Kabupaten Muara Enim).
3. Satuan Palembang Bawah, tersebar dibagian dalam Kota Palembang dengan arah
memanjang ke barat daya tenggara dan merupakan suatu rangkaian antiklin.
Sebagian besar jenis tanah di wilayah Kota Palembang adalah tanah liat dan lapisan
aluvial terutama di wilayah Seberang Ilir. Sedangkan pada wilayah Seberang Ulu terdiri dari
tanah liat berpasir.
II.3.3 Hidrologi
Adanya perbedaan karakter topografi di Kota Palembang (kawasan Seberang Ulu
dengan Seberang Ilir) terkait dengan kondisi hidrologi, berupa keadaan anak-anak sungai
dalam wilayah. Di bagian wilayah Seberang Ulu terdapat anak-anak sungai yang relatif besar
dengan muara pada Sungai Musi. Anak-anak Sungai Musi yang relatif besar dan berhulu di
Pegunungan Bukit Barisan adalah Sungai Ogan dan Sungai Komering. Sedangkan anak-anak
Sungai Musi yang relatif kecil adalah Sungai Keramasan yang berhulu di Kabupaten Muara
Enim.
Selain anak-anak sungai tersebut, terdapat pula anak-anak sungai kecil dan pendek
yang bermuara pada Sungai Musi dan berhulu pada wilayah Kota Palembang dan kawasan
sekitarnya, seperti Sungai Aur dan Sungai Sriguna.
Pada bagian wilayah Seberang Ilir, aliran anak-anak sungai terbagi menjadi 2 (dua)
sesuai dengan karakteristik topografi yang ada, berupa adanya punggungan topografi. Pada
bagian selatan punggungan, terdapat anak-anak sungai yang mengalir pada Sungai Musi dan
berhulu pada punggungan topografi. Anak-anak sungai tersebut meliputi Sungai Lambidaro,
Sekanak, Buah, Batang, Selincah dan sebagainya. Pada bagian utara punggungan terdapat
anak-anak sungai yang mengalir keutara, yang bermuara antara lain ke Sungai Kenten.
II.4 Kependudukan
II.4.1 Kepadatan dan Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk Kota Palembang meningkat sebesar 2,27% per tahun. Pada
pertengahan tahun 2006 jumlah penduduk mencapai 1.369.239 jiwa. Laju pertumbuhan ini
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-4
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
didasarkan pada faktor alami yakni kelahiran dan kematian serta dipengarhui oleh faktor
migrasi. Kepadatan penduduk tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Palembang Tahun 2003-2006
(Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palembang,2006)
Kecamatan
Penduduk (jiwa)
2003
2004
2005
2007
Ilir Barat II
60.761
62.032
63.264
64.708
Gandus
48.502
49.015
50.078
51.182
Seb. Ulu I
142.587
146.403
149.135
152.607
Kertapati
74.738
76.417
77.978
79.736
Seb. Ulu II
82.902
86.109
86.889
88.833
Plaju
76.996
79.155
80.749
82.581
Ilir Barat I
106.727
109.952
112.099
114.668
Bukit Kecil
45.408
45.865
46.789
47.850
Ilir Timur I
75.448
77.450
78.674
80.599
Kemuning
80.246
81.865
83.423
85.351
Ilir Timur II
154.864
157.602
160.818
164.449
Kalidoni
86.418
87.718
89.617
91.596
Sako
90.229
90.263
92.214
94.251
Sukarame
161.609
163.705
167.066
170.828
1.287.435
1.312.551
1.338.793
1.369.239
Total
Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan di
Kota Palembang Tahun 2006
(Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palembang,2006)
Kecamatan
Luas
(km)
Jumlah
Rumah
Penduduk
Tangga
(jiwa)
Kepadatan Penduduk
(jiwa/km)
Ilir Barat II
6,22
12.827
64.708
10.403,2
Gandus
68,78
11.011
51.182
744,1
Seb. Ulu I
17,44
31.995
152.607
8.750,4
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-5
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Lanjutan Tabel 2.3.
Kecamatan
Luas
(km)
Jumlah
Rumah
Penduduk
Tangga
(jiwa)
Kepadatan Penduduk
(jiwa/km)
Kertapati
42,56
16.942
79.736
1.873,5
Seb. Ulu II
10,69
19.749
88.833
8.309,9
Plaju
15,17
17.168
82.581
5.443,7
Ilir Barat I
19,77
25.249
114.668
5.800,1
Bukit Kecil
9,92
9.751
47.850
4.823,6
Ilir Timur I
6,50
16.604
80.599
12.399,8
Kemuning
9,00
19.656
85.351
9.483,4
Ilir Timur II
25,58
32.111
164.449
6.428,8
Kalidoni
27,92
21.135
91.596
3.280,7
Sako
42,50
19.380
94.251
2.217,7
Sukarame
98,56
36.598
170.828
1.733,2
Total
400,61
290.176
1.369.239
3.417,9
Dari Table 2.3 dapat dilihat bahwa penduduk Kota Palembang terakumulasi di Kecamatan
Sukarame sebesar 12,48% yakni 170.828 jiwa. Selain itu, dapat diketahui bahwa kepadatan
penduduk Kota Paelmbang tahun 2006 sebesar 3.417,9 jiwa/km2. Kecamatan terpadat adalah
kecamatan Ilir Timur I dengan kepadatan sebesar 12.399,8 jiwa/km2, sedangkan kepadatan
terendah berada pada Kecamatan Gandus yakni 744,1 jiwa/km2.
II.4.2 Struktur Penduduk
A. Struktur Penduduk Menurut Umur
Ditinjau dari komposisi umur, penduduk dengan
umur 15-19 tahun merupakan
jumlah terbesar yakni 149.103 jiwa yang terdiri dari 70.712 jiwa penduduk laki-laki
dan 78.391 jiwa perempuan. Jumlah penduduk produktif (15-64 tahun) di Kota
Palembang ialah 928.000 jiwa dengan menanggung 441.239 jiwa penduduk bukan
usia produktif. Hal ini berarti bahwa angka beban ketergantungan di kota ini pada
tahun 2006 ialah 2,1 atau satu orang penduduk berusia produktif menanggung lebih
dari 2 orang usia bukan produktif.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-6
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
B. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio
Rasio Jenis Kelamin di Kota Palembang tahun 2006 sebesar 97,15, hal ini berarti
bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk
perempuan.
Kecamatan yang memiliki ratio jenis kelamin yang tertinggi yakni Kecamatan Ilir
Timur I, 115,23%.
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Di
Kota Palembang Tahun 2006
Kecamatan
Penduduk (jiwa)
Sex Ratio
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Ilir Barat II
31.968
32.740
64.708
97,64
Gandus
24.341
26.841
51.182
90,69
Seb. Ulu I
77.254
75.353
152.607
102,52
Kertapati
38.938
40.798
79.736
95,44
Seb. Ulu II
42.960
45.873
88.833
93,65
Plaju
40.571
42.010
82.581
96,57
Ilir Barat I
57.038
57.630
114.668
98,97
Bukit Kecil
23.516
24.334
47.850
96,64
Ilir Timur I
43.152
37.447
80.599
115,23
Kemuning
42.884
42.467
85.351
100,98
Ilir Timur II
80.353
84.096
164.449
95,55
Kalidoni
43.608
47.988
91.596
90,87
Sako
44.902
49.349
94.251
90,00
Sukarame
83.239
87.589
170.828
95,03
Total
674.724
694.515
1.369.239
97,15
II.5 Tata Guna Lahan
Secara umum penggunaan lahan di Kota Palembang dapat dibagi menjadi 17
klasifikasi guna lahan, yaitu :
1. Hutan, meliputi kawasan hutan lindung, hutan kota, kawasan cagar alam dan kawasan
cagar budaya.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-7
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
2. Rawa, meliputi rawa perlindungan dan rawa reklamasi..
3. RTH, meliputi ruang terbuka berupa jalur hijau disekitar jalur tegangan tinggi.
4. Kolam, berupa kolam-kolam yang tersebar di beberapa kecamatan.
5. Permukiman, meliputi permukiman dan perumahan penduduk.
6. Perdagangan dan jasa, meliputi sarana perekonomian berupa toko, pertokoan,
swalayan, plaza, pasar, kegiatan dibidang jasa, dsb.
7. Perkantoran, meliputi perkantoran swasta.
8. Pemerintahan, meliputi bangunan-bangunan pemerintah terdiri dari kantor kelurahan,
kecamatan, pemda, dan kantor pemerintah lainnya.
9. Industri, meliputi industri polutif dan industri non polutif.
10. Sarana, meliputi sarana olahraga, pendidikan, kesehatan dan peribadatan.
11. Perkebunan, meliputi perkebunan karet, sawit, dll.
12. Peternakan, meliputi kegiatan peternakan yang tersebar dibeberapa kecamatan.
13. Sawah, meliputi areal pertanian sawah.
14. Jalan, meliputi jalan-jalan utama kota yaitu arteri dan kolektor.
15. Jalan lingkungan dan lahan kosong, meliputi jalan-jalan lingkungan dan lahan-lahan
kosong.
16. Sungai, meliputi kawasan sungai (perairan) yang melintas Kota Palembang.
17. Lain-Lain, meliputi makam, bandara, TPA, terminal, dll.
Berdasarkan data kondisi tata guna lahan pada tahun 2004 yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik Kota Palembang dapat diketahui bahwa penggunaan lahan di Kota Palembang
didominasi oleh kegiatan jalan lingkungan dan lahan kosong (33,12 %) serta permukiman
(29,90 %). Ditinjau dari klasifikasi pembagian penggunaan lahan, Kota Palembang masih
didominasi oleh klasifikasi lahan berupa tanah non urban yaitu sebesar 55,41 %. Sedangkan
klasifikasi penggunaan lahan berupa tanah urban mempunyai luas sebesar 44,59 %.
II.6 Kualitas Air Sungai
Pada umumnya kualitas sungai Musi sudah dikategorikan tercemar, sekitar 70 persen
air Sungai Musi tercemar limbah rumah tangga. Sedangkan sisanya 30 persen tercemar
limbah
perusahaan
atau
industri.
Berdasarkan
Surat
Tanda
Uji
No.
660/028A/UPTL/Bapedalda/2005 tahun 2005 yang dikeluarkan oleh Badan Pengendali
Dampak Lingkungan Daerah Kota Palembang terlihat bahwa hamper seluruh titik sample
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-8
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
memiliki kualitas di atas baku mutu yang ada yakni Baku Mutu Air Sungai Kelas I Peraturan
Gubernur No. 16 Tahun 2005. Berikut ini gambaran kondisi kualitas sungai Musi di beberapa
titik tersebut.
Tabel 2.5 Hasil Pengukuran Pencemar di Berbagai Titik Sungai Musi
No
Parameter
Titik I
Titik 2
Titik 3
Titik 4
Baku Mutu
1
BOD (mg/l)
2,058
2,864
2,035
0,815
2
2
DO (mg/l)
1,67
1,44
2,6
1,3
6
3
TDS (mg/l)
-
-
-
-
1000
4
TSS (mg/l)
34
22
18
11
50
5
pH
6,64
6,46
6,52
6,58
6-9
Titik 1 : Dermaga Boom Baru
Titk 3 : Ilir PT. Pusri Sungai Musi
Titik 2 : 7 Ulu Jembatan Ampera
Titik 4 : Musi II, Intake PDAM
II.7 Fasilitas Perkotaan
II.7.1 Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan di Kota Palembang pada tahun 2006, baik swasta maupun negeri,
pada tahun 2006 terdiri dari 246 sekolah taman kanak-kanak (TK), 350 sekolah dasar (SD),
198 sekolah menengah (SMP), 129 sekolah menengah umum (SMU) dan 49 sekolah
menengah kejuruan. Selama tahun 2006 jumlah murid taman kanak-kanak mencapai 12.656
murid, 157.483 murid sekolah dasar, 72.035 murid sekolah menengah pertama, 54.737 murid
sekolah menengah umum dan 18.245 murid untuk sekolah menengah kejuruan.
Tabel 2.6 Jumlah Fasilitas Pendidikan Kota Palembang Tahun 2006
(Sumber : BPS Kota Palembang, Diknas Kota Palembang, 2006)
Fasilitas Pendidikan (buah)
NO
1
2
Kecamatan
Ilir Barat II
Negeri
Swasta
Gandus
Negeri
Swasta
TK
SD
SMP
SMU
SMK
8
14
12
3
11
4
2
4
16
15
4
2
2
3
-
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
PT
II-9
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Lanjutan Tabel 2.6.
Fasilitas Pendidikan (buah)
NO
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kecamatan
Seb. Ulu I
Negeri
Swasta
Kertapati
Negeri
Swasta
Seb. Ulu II
Negeri
Swasta
Plaju
Negeri
Swasta
Ilir Barat I
Negeri
Swasta
Bukit Kecil
Negeri
Swasta
Ilir Timur I
Negeri
Swasta
Kemuning
Negeri
Swasta
Ilir Timur II
Negeri
Swasta
Kalidoni
Negeri
Swasta
Sako
Negeri
Swasta
Sukarame
Negeri
Swasta
JUMLAH
TK
SD
SMP
SMU
SMK
1
16
35
37
6
10
1
6
-
6
33
35
3
10
1
4
1
13
13
16
2
11
1
9
2
11
29
30
2
13
1
8
6
1
26
34
32
5
11
4
12
2
4
8
10
12
2
5
4
-
22
12
19
2
13
1
8
2
2
14
20
24
2
9
2
12
1
7
28
31
32
4
19
2
16
1
5
16
30
34
5
12
1
10
4
31
19
18
5
7
2
2
4
41
246
36
34
682
10
10
198
3
10
129
1
5
49
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
PT
47
II-10
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
II.7.2 Fasilitas Peribadatan
Penduduk Kota Palembang mayoritas menganut agama islam. Pada tahun 2006
jumlah fasilitas masjid mencapai 663 unit dan 490 unit mushola. Selain itu, terdapat pula
fasilitas peribadatan lainnya yakni 53 unit gereja, 35 unit vihara dan 12 pura yang menyebar
di kota Palembang.
Tabel 2.7 Jumlah Fasilitas Peribadatan Kota Palembang Tahun 2006
(Sumber : BPS Kota Palembang, Departemen Agama Kota Palembang, 2006)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kecamatan
Ilir Barat II
Gandus
Seb. Ulu I
Kertapati
Seb. Ulu II
Plaju
Ilir Barat I
Bukit Kecil
Ilir Timur I
Kemuning
Ilir Timur II
Kalidoni
Sako
Sukarame
Total
Masjid
(buah)
Langgar/Mushola
(buah)
Gereja
(buah)
Vihara
(buah)
Pura
(buah)
23
24
54
50
33
34
74
29
29
31
59
49
64
110
663
47
19
74
22
12
9
48
118
59
46
36
490
1
2
6
2
1
2
16
2
7
3
5
6
53
1
8
1
8
1
4
1
11
35
9
3
12
II.7.3 Fasilitas Perniagaan
Sarana perbelanjaan diperlukan sebagai tempat pelayanan kebutuhan penduduk akan
kebutuhan sehari-hari. Sarana perbelanjaan dapat berupa toko, warung/kios, pasar
lingkungan, pasar, KUD, BANK dan sarana pelayanan lainnya. Kota Palembang merupakan
kota yang perekonomiannya bertumpuh pada sektor perdagangan.Oleh karena fasilitas
perniagaan di kota ini cukup banyak. Jumlah fasilitas perniagaan Kota Palembang dapat
dilihat pada Tabel 2.6.
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-11
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Tabel 2.8 Jumlah Fasilitas Perniagaan Kota Palembang Tahun 2004
Fasilitas
Toko
Pertokoan Kecil
Pasar Lokal
Komplek
Pertokoan
Supermarket
Jumlah pada Tahun
2004
3196
266
54
27
17
II.7.4 Fasilitas Transpotasi
Salah satu peningkatan prasarana transportasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
Palembang adalah dengan mengoperasikan Terminal Karyajaya (tipe) A pada tahun 2001
yang diharapkan secara berangsur dapat mengatasi kesemrawutan transportasi dalam kota dan
antar kota, khususnya dalam menaikkan dan menurunkan penumpang bagi angkutan antar
kota agar tidak melakukan di dalam Kota Palembang. Pada saat sekarang Kota Palembang
sudah memiliki terminal dengan 3 (tiga) tipe pelayanan, yaitu :
1. Tipe A
: berlokasi di Desa Karya Jaya Kecamatan Kertapati.
2. Tipe B
: di bagian Selatan kota yang merupakan akses ke Plaju serta Alang-Alang.
3. Tipe C
: di kota Sekip Ujung, Bukit Besar, KM 5, Pakjo, Lemabang, Gandus, Talang
Kelapa, dan Sako.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kota Palembang, bahwa pada tahun 2004, jumlah terminal
yang akan beroperasi berjumlah 13 unit.
II.7.5 Fasilitas Olahraga dan Rekreasi
Fasilitas olahraga dan rekreasi merupakan fasilitas yang dapat dipergunakan
masyarakat sebagai tempat penyegaran dari kegiatan rutin/aktivitas kerja, serta sebagai
kontak interaksi sosial (fasilitas sosial). Fasilitas ini dapat berupa bangunan dan ataupun
kawasan yang bernilai sejarah budaya ataupun berupa alam (pantai, pengembangan perairan
sungai, danau, dan lain-lain).
Jenis fasilitas dapat dibedakan atas fasilitas untuk kegiatan yang berada didalam
ruangan (in door) seperti gedung olah raga, bioskop, gedung kesenian. Sedangkan fasilitas
untuk kegiatan di luar lapangan (out door) seperti lapangan olah raga dan taman. Sarana
rekreasi dan olahraga diperlukan sebagai penyempurna kebutuhan penduduk yang
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029
II-12
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
mempunyai arti penting guna peningkatan pelayanan kenyamanan penduduk. Pada tahun
2004, fasilitas olahraga (GOR) berjumlah 54 unit. Sedangkan fasilitas hotel berjumlah 4029
bed dan 54 bioskop.
II.8 Kondisi Eksisting Penyediaan Air Bersih dan Pengelolaan Air Limbah
II.8.1 Penyediaan Air Bersih
Tingkat kebocoran PDAM Tirta Musi Kota Palembang masih tergolong tinggi yakni
mencapai 50%. Oleh karena itu, sampai pada tahun 2008, pemerintah bertekad untuk
meningkatkan pelayanan hingga mencapai 80% dengan membuat jaringan baru dan
mengganti perpipaan yang telah tua. Jumlah pelanggan, air minum yang didistribusikandan
tariff air minum pada tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9 Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum Kota Palembang
(Sumber : PDAM Tirta Musi Palembang)
Jenis Pelanggan
Air Minum Yang
Tarif Air Minum
Didistribusikan (m3)
(m3)
2005
2006
2005
2006
Rumah Tangga
27.718.136
34.763.306
1.345
1.345
Usaha
1.421.535
5.782.261
3.350
3.350
28.165
38.570
3.350
3.350
3.707.330
538.391
1.845
1.845
807.527
626.735
4.700
4.700
Industri
Instansi Pemerintah
Lain-lain
II.8.2 Pengelolaan Air Limbah
Kota Palembang belum memiliki system pengelolaan limbah domestik secara
terpusat. Namun, untuk mendukung penanganan sanitasi atau air limbah tersebut disediakan
prasarana Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang terdapat di Borang (Sako) dan
Kelurahan Sukajaya (Sukarami) yang terintegrasi dengan TPA sampah. Untuk pengangkutan