ARTIKEL PENGELOLAAN LIMBAH MIE INSTANT

ARTIKEL PENGELOLAAN LIMBAH MIE INSTANT

Limbah Mie Instant Perlu Perhatian
Oleh :
Syarifah Habibah Soraya assegaf
Teknologi Industri Pertanian
Politeknik Tanah Laut
Dosen Pembimbing :
Jaka Darma Jaya
I. PENDAHULUAN
Mie adalah sejenis bahan makanan yang bahan baku utamanya adalah tepung terigu. Mie
merupakan makanan pengganti nasi yang disukai hampir disemua kalangan. Ada tiga jenis
mie, mie basah, mie kering dan mie instan.Salah satu mie yang banyak dikonsumsi di
Indonesia adalah mie instan. Mie instan adalah mie yang dibuat dari terigu sebagai bahan
utama dengan atau tanpa penambahan bahan lainnya. Mie instan dicirikan dengan adanya
penambahan bumbu dan memerlukan proses rehidrasi untuk dikonsumsi. Mie instan sengaja
dibuat untuk memanjakan konsumennya agar mudah dan praktis dalam dikonsumsi.
Meningkatnya permintaan mie instan di pasaran menjadikan Indonesia sebagai produsen
penghasil mie terbesar di Dunia.Permintaan yang meningkat ini berbanding lurus dengan
menjamurnya kegiatan industri mie di Indonesia. Keberadaan Industri mie memberikan
dampak positif dan negatif, dampak positifnya adalah pada sistem perekonomian, bahwa

industri mie dapat meningkatkan devisa Negara dan membuka lapangan pekerjaan,
sedangkan dampak negatifnya adalah dari penurunan kualitas lingkungan yang disebabkan
oleh limbah hasil industri mie pada saat proses produksi yang dapat mencemari lingkungan.
Proses pembuatan mie instan terdiri dari beberapa proses, yang pada masing-masing
prosesnya berpotensi menghasilkan limbah.
1.

Poses Pertama adalah proses mixing, dilakukan pencampuran semua bahan baku yang
digunakan. Tahap pencampuran ini bertujuan agar perpaduan antara tepung dan air

berlangsung secara merata. Untuk mendapatkan adonan yang baik, kadar airnya harus
diperhatikan, yaitu berkisar 32-34%.
2. Proses kedua adalah Pembentukan Mie (Roll Press), Roll Press adalah mesin produksi yang
terdiri dari 3 buah unit, yaitu unit pressing (penggilingan),slitter dan unit wave conveyor. Unit
pressing berfungsi membentuk lembaran adonan mie sampai ketebalan tertentu. Unit slitter
berfungsi seperti pisau yang akan memotong lembaran mie secara membujur menjadi untaian
mie. Terakhir adalah unit wave conveyor yang akan membentuk untaian mie menjadi
bergelombang/keriting. Untaian mie tersebut kemudian masuk ke dalam steam box untuk
3.


proses lebih lanjut.
Proses ketiga yaitu Pematangan Mie (Steaming), Steaming adalah proses pematangan mie
dengan menggunakan steam basah atau biasa disebut proses pengukusan. Pada proses ini mie

mengalami perubahan fisik di mana adonan mie berubah menjadi keras dan kuat.
4. Proses keempat adalah Penggorengan (Frying), Pada tahap ini untaian panjang mie dipotong
dan didistribusikan ke dalam cetakan. Kemudian mie digoreng pada suhu 140ºC hingga
150ºC selama 60 sampai 120 detik. Tahap ini bertujuan agar dehidrasi atau proses
pengurangan kadar air mie menjadi sempurna (sekitar 3-5%). Suhu minyak yang tinggi
membuat air menguap dengan cepat dan menghasilkan pori-pori halus di permukaan mie.
5. Pendinginan (Cooling Box), Mie hasil penggorengan kemudian didinginkan di dalam lorong
pendinginan (Cooling box) yang dilengkapi fan. Mie lalu ditiriskan dengan suhu 40ºC dengan
menggunakan fan yang berputar cepat di atas ban berjalan. Proses tersebut bertujuan agar
minyak memadat dan menempel pada mie. Selain itu, tekstur mie menjadi keras. Pendinginan
harus dilakukan dengan sempurna, karena jika uap berkondensasi akan menyebabkan
tumbuhnya jamur.
6. Pengemasan (Packing), Proses terakhir dalam pembuatan mie adalah pengemasan (Packing).
Berdasarkan SNI 01-3551- 2000, mie instan (harus) dikemas dalam wadahyang tertutup
rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman selamamasa penyimpanan dan
distribusi.

Proses pembuatan mie instan terdiri dari tahap pencampuran (mixing), Pembentukan mie
(roll pressing), pematangan mie (steaming), penggorengan (frying), pendinginan (cooling
box), dan pengemasan (packing) ini akan menghasilkan limbah dalam jumlah besar yang
akan berdampak negatif bagi lingkungan, Dampak negatif inilah yang harus diperhatikan oleh
setiap industri mie instant. Setiap industri mie harus meminimalisasi tingkat pencemaran
yang terjadi, dengan pengelolaan dan pengolahan limbah yang baik serta pemantauan dampak

limbah terhadap lingkungan, yaitu dengan cara penyusunan dokumen UKL/UPL (Upaya
Kelola Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan).
II.

KARAKTERISTIK LIMBAH

Limbah yang dihasilkan dari industri mie adalah limbah gas, limbah cair serta limbah padat.
a.

Limbah Gas
Limbah gas berasal dari asap pabrik yang ditimbulkan oleh proses produksi yang ada di
dalam ruangan (ruang produksi) dan di luar ruangan (cerobong boiler). Limbah gas ini sangat
berbahaya apabila sampai terhirup oleh manusia dan mencemari udara. Jika terhirup oleh

manuasia akan mengganggu kesehatan pada peredaran darah dan saluran pernafasan.

b. Limbah cair
Limbah cair industri mie instan dihasilkan oleh mesin proses produksi yaitu boiler dan
cleaning, dan limbah yang dihasilkan dari penggorengan berupa minyak goreng kotor/bekas.
Hasil buangan ini tidak beracun, namun kadar BOD dan COD yang terkandung dalam air
menjadi berkurang dan menebabkan penurunan kualitas air.
Limbah cair mie instant terdiri dari limbah cair organic berbasis bahan baku olahan
dari pertanian, seperti tepung terigu(mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral)
dan minyak kelapa (mengandung asam lemak diantaranya laurat, palmitat, dan oleat) yang
terlarut dalam air limbah.
c.

Limbah padat
Limbah padat dari mie instan tidak berbahaya, namun banyak bahan yang sulit terurai
dilingkungan terutama plastik yang dihasilkan dalam jumlah yang cukup besar seperti
kemasan bahan baku dan bahan penolong,afkir kemasan produk dan limbah domestik, selain
plastik limbah padat yang dihasilkan juga seperti potongan adonan, mie yang kadaluarsa.
III.
PENGOLAHAN LIMBAH

Dalam rangka mengatasi permasalahan limbah cair di industri mie instant, salah satu
perusahaan di Indonesia menerapkan sistem IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).Sistem
IPAL belum sepenuhnya dapat mengatasi pencemaran air, karena air dari IPAL hanya
digunakan untuk menyiram tanaman disekitar pabrik. Padahal limbah industri mie masih
harus diubah karakteristiknya sebelum dibuang kelingkungan karena belum memenuhi baku
mutu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Tabel 1. effluent sesuai dengan baku mutu Kepmen LH no 51 Tahun 1995
NO

PARAMETER

1

Ph

SATU
AN
-

KADAR

5-5,8

BAKU
MUTU
6-9

2
3
4
5

BOD
Mg/L
5700-7300
75
COD
Mg/L
7000-10000
200
PADATAN TERSUSPENSI

Mg/L
9440-10.280
100
MINYAK LEMAK
Mg/L
2
20
Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Lambung Mangkurat

Banjarbaru yang tergabung dari berbagai fakultas, mereka melakukan penelitian pada limbah
cair industri mie instant metode bak aerasi seed sludge.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menyebutkan, bahwa jumlah urea yang
ditambahkan dalam metode seed sludge berpengaruh terhadap penurunan kadar BOD dalam
limbah cair mie instant. Konsentrasi urea optimum pada pembuatan seed sludge yaitu
sebesar 0,14 M, hasilnya bias dilihat setelah tiga hari dengan penurunan sekitar nilai MLSS
sebesar 2528,8 mg/l dan SV30 sebesar 60,5 % sedangkan nilai BOD3 sebesar 241,92 mg/l,
DO sebesar 7,7027 mg/l.
Limbah padat diatasi dengan cara pemilihan jenis limbah, yaitu limbah plastik dan
limbah yang mudah terurai. Limbah plastik diserahkan kepada tempat pembuangan sampah
untuk dikelola menjadi plastik, sedangkan limbah ang mudah terurai seperti potongan mie,

dan mie yang kadaluarsa diserahkan ke pihak ketiga yaitu ke pengolahan pakan ternak.
Limbah udara dapat diminimalkan dengan selalu mengecek emisi buangan dari pabrik
dengan perawatan secara berkala dan pengecekan uji emisi gas buang, agar gas buang dari
pabrik tidak melewati baku mutu yang berlaku.
IV.

POTENSI LIMBAH

Limbah padat dari industri mie instan seperti plastik dapat dimanfaatkan untuk diolah
kembali menjadi plastik, dan dibuat kerajinan tangan.sedangkan potongan mie serta mie
kadaluarsa dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan. Limbah potongan-potongan mie ini
memiliki kandungan sama dengan pakan ikan yaitu banyak mengandung karbohidrat, maka
dari itu limbah indusrti mie instan perlu dimanfaatkan untuk pembuatan pakan ikan. Selain
itu, Nilai nutrisi yang terkandung dalam limbah industr ini adalah kandungan
lemaknya.Lemak dalam limbah mie instan biasanya berasal dari minyak kelapa sawit, yang
diduga memiliki FFA rendah, karena untuk konsumsi manusia.Keunggulan limbah industri
mie dibandingkan dedak padi adalah kandungan serat kasarnya.Kandungan asam amino
limbah industri mie instan juga tidak jauh berbeda dengan asam amino dalam terigu, sehingga
diharapkan dapat digunakan dalam pakan ikan sebanyak 10 -15%, atau menggantikan tepung
terigu. Selain pakan ikan, limbah padat mie instant ini juga disarankan untuk pakan ternak,


namun penggunaan limbah mie instant melebihi 30% dapat berpengaruh terhadap berat
karkas (berat ternak setelah dipotong) dari ternak
Limbah cair dari industri mie instan dimanfaatkan untuk menyiram tanaman apabila
kualitasnya sudah diperbaiki.Selain itu, Dapat pula dijadikan sebagai bahan baku pengolahan
sabun, karena karakteristik limbah cair mie yang mengandung 55% minyak. Pembuatan
sabun dari limbah cair ini sama dengan pembuatan sabun dari minyak-minyak lainnya,
dengan penambahan kaustik soda dengan perbandingan 1;5 maka akan terbentuk sabun
dengan dua bentuk fisik yang berbeda warna
KARYA TULIS ILMIAH di PT.INDOFOOD
BAB 1
PENDAHULUAN

1. A.

Latar Belakang Masalah

Sejarah Singkat PT.Indofood Sukses Makmur,Tbk adalah salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang pangan. PT ini berdiri pada tahun 1997 dan diproduksi perdana pada bulan
Januari 1998. PT ini berada dijalan Prof.Ir Sutami km.15 kawasan industri lampung desa

siondang sari Kec.Tanjung Bintang Lampung Selatan dengan luas area kurang lebih 7,6 ha.
Industri mie instant di Indonesia diawali dengan berdirinya PT. Lima Satu Sankyu pada bulan
april 1968. Pada tahun 1977 perusahaan ini berganti nama menjadi PT. Lima Satu Sankyu
Indonesia yang kemudian berubah lagi kembali menjadi PT. Supermie Indonesia, sesuai
dengan merek mie instan andalannya yaitu supermie. Pada tahun 1970, pasar mie diramaikan
lagi dengan berdirinya PT. Sanmaru Food Manufacturing, salah satu anak perusahaan Jangkar
Jati Group yang memproduksimie instan Indomie, yang kemudian disusul dengan berdirinya
PT. Sarimi Asli Jaya (Salim Group_ tahun 1982 di tangerang yang memproduksi mie instan
Sarimi.
Tahun 1986, PT. Indofood Interna Corporation melalui anak perusahaannya PT. Lambang
Insan Makmur mengambil alih PT. Supermie Indoneisa. Tahun 1992 Salim Group mengambil
alih seluruh saham Jangkar Jati Group. Dan puncaknya adalah ketika Indofood mencabut
produknya dari jaringan distributor PT. Wicaksana Overseas dan dialihkan ke Indomarco
(Pebapan),sejak saat itulah dominasi Indofood dengan mie instan merek Indomie, Supermie,
dan Sarimi mulai menguasai pasar domestik.
Pada tanggal 1 Oktober 2009 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berganti namanya lagi
menjadi PT. Indofood CPB Sukses Makmur. CPB singkatan dari Consumer Branded
Products terdiri dari empat divisi, yaitu Mie, Makanan Bumbu, Makanan Ringan dan Nutrisi
& Makanan Khusus.


1. B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah proses pembuatan mie tersebut ?
1. C.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup karya tulis ini berupa metode-metode yang digunakan dalam penelitan, antara
lain :
1. Metode Observasi
Yaitu metode yang mengharuskan untuk mengadakan pengamatan dan penelitian secara
langsung. penulis melakukan pengamatan langsung ke PT. Indofood CBP sukses, Tbk.
Cabang Lampung.
1. Metode Tanya Jawab
Yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab secara
langsung dengan pihak PT. Indofood. BBP. Sukses Makmur, Tbk. Cabang Lampung.
1. Metode Kepustakaan
Yaitu metode dengan menggunakan buku-buku atau brosur yang telah disediakan oleh pihak
PT. Indofood CBP sukses, Tbk. Cabang Lampung.
BAB II
LAPORAN PENELITIAN
1. 1.

Bahan Mentah

1. Komposisi Bahan
- terigu bogasari
- Sudah di fortifikasi (penambahan protein)
- minyak goreng di proses dengan multi proses sehingga aman bagi kesehatan
- Air Sesuai standar baku mutu air
Bahan baku lainnya Bumbu dan Minyak bumbu :
-

Bubuk bawang merah, putih, lada, bubuk cabe

-

Garam

-

Gula

-

Penguat rasa

Bahan kemasan :
-

Kemasan plastik

-

Kemasan strerofoam

-

Kemasan karton

-

Semua bahan foodgread aman bagi kesehatan

1. Bahan pengawet
Proses pembuatan blok mi Indomie dilakukan secara higienis dan tidak menggunakan bahan
pengawet apapun. Proses pengawetannya dilakukan dengan cara pengeringan, yaitu digoreng
dalam minyak goreng bersuhu tinggi, yang dikenal dengan proses pengeringan deep frying.
Atau bisa juga dengan proses pengeringan menggunakan hot air drying. Sebagian besar
produk mi instant yang diproduksi secara komersial diawetkan melalui proses deep frying
Melalui proses pengeringan tersebut, kadar air dalam mi instan hanya sekitar 2-4% saja
sehingga tidak memungkinkan mikroba pembusuk berkembang biak. Dengan alasan tersebut,
mi instan tidak perlu lagi ditambah dengan bahan pengawet apapun.
1. 2.

Pengolahan
1. Pengawetan

Seperti yang sudah dijelaskan pada bahan pengawet, bahwa proses pembuatan Mie Instan
pada PT. Indofood tidak menggunakan bahan pengawet, maka proses pengawetan tidak ada.
Kerena proses pengolahan hanya melalui pengeringan atau penggorengan.
1. Pengemasan
Pada proses pengemasan ini melalu beberapa tahap seperti berikut :
-

Mixing (Percampuran)

proses percampuran yang bertujuan untuk membuat adonan mie yang homogen dan estetis.
-

Pressing (Pengepresan)

proses ini menghasilkan terbentuknya untaian mie dengan ketebalan tertentu serta membuat
mie bergelombang.

-

Steamina (Pengukusan)

proses ini dilakukan untuk menghasilkan untaian mie yang matang dan kenyal dari
pengukusan dengan suhu 90°c.
-

Cutting (Pemotongan)

proses pemotongan dan siap untuk proses penggorengan.
-

Frying (Penggorengan)

proses penggorengan menggunakan suhu 130-150 c dengan waktu 75 detik.
-

Cooling (Pendinginan)

proses pendinginan dibutuhkan waktu kira-kira 15 menit.
-

Packing (Pengemasan)

proses terakhir dan mie siap dikemas dengan memasuki bumbu minyak dan pencetak kode
produksi.
Seperti pada tahap berikut ini :
Pencampuran bahan pokok dan vormula
Pengepresan dan pembuatan gelombang
Pengukusan dengan suhu 90°C
Pemotongan dan pelipatan
Penggorengan atau pengeringan
Pendinginan dengan suhu 300 C
Pengemasan
Produk jadi

1. 3.

QC (Qualitat Control)

1. Uji hasil barang
- Incoming Quality Control
pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kwalitas terhadap semua bahan yang masuk ke pabrik.
- Processing Quality Control
pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kwalitas bahan setengah jadi dan barang jadi pada
proses produksi.
- Out Going Quality Control
pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kwalitas produk jadi yang akan dipasarkan.
- Kadaluarsa Produk
tujuan pencantuman kadaluarsa adalah menjaga keamanan produk dan menjaga kwalitas
produk.
- Sistem Penyimpanan


bahan baku dan barang jadi disimpan dengan menggunakan palet dan disimpan pada
gudangnya masing-masing.



Sistem pengeluaran barang dengan menggunakan sistem Fifo (first in first out)



Jaminan Mutu

1. 4.

Pengolahan Limbah

1. Pengolahan Limbah
1. Limbah Cair
- Sumber limbah air sisa proses dan sanitasi.
- Unit pengolahan air limbah (IPAL)
- Sisa sedimentasi, aerasi, dan mikrobiologi (lumpur aktif).
- Kapasitas 25 m3 per siklus pengolahan.
- Kontrol kualitas pengolahan – fish tank yaitu dengan ikan.
- Jika ikan dimasukan kedalam cairan tersebut mati maka limbah beracun.
1. Limbah Non Padat B3

-

Sumber limbah berupa sisa produksi sampah lingkungan

-

Limbah dipisahkanorganik dan organik ditampung di TPS

- Limbah padat setiap 2x dalam seminggu diangkut ke TPA oleh dinas kebersihan
kabupaten.
1. Limbah Padat B3
- Limbah dari batu bara.
- Limbah medis
1. Limbah Udara
-

Sumber limbah berupa asap sisa pembakaran dari boller batu bara.

- Limbah padat secara rutin setiap 1x dalam 1 tahun diperiksa batas normalnya oleh
organisasi yang ditunjuk perusahaan, seperti BARISTAND.
1. Limbah Ramah Lingkungan
-

Sisa-sisa produksi

- Sampah Lingkungan
- Sampah organik dan
- Sampah Anorgani
BAB III
KESIMPULAN, SARAN, dan PENUTUP
1. A.

Kesimpulan

Mie adalah salah satu produk makanan yang di gemari oleh berbagai masyarakat mulai dari
masyarakat perkotaan sampai masyarakat pedesaan. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh
karena rasanya yang cukup enak, tetapi juga cara penyajiannya yang praktis dalam waktu
singkat. Makanan mie dapat disajikan dalam berbagai bentuk masakan yang di jual mulai dari
pinggir jalan dalam bentuk jajanan sampai ke restauran mewah.
adapun bahan dari pembuatan mie yaitu, antara lain:
-

Tepung terigu berfungsi membentuk struktur mie, sumber protein dan karbohidrat.

Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat, melarutkan garam,
dan membentuk sifat kenyal gluten.

Garam berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie, meningkatkan
fleksibilitas dan elastisitas mieserta mengikat air.
Tahapan pembuatan mie terdiri dari tahap pencampuran, roll press (pembentukan
lembaran), pembentukan mie, pengukusan, penggorengan, pendinginan.
Tahap pencampuran bertujuan agar hidrasi tepung dengan air berlangsung secara
merata dan menarik serat-serat gluten
Proses roll press (pembentukan lembaran) bertujuan untuk menghaluskan serat- serat
gluten dan membuat lembaran adonan
-

Proses penirisan mie bertujuan agar minyak memadat dan menempel pada mie

Proses penggorengan bertujuan agar terjadi dehidrasi lebih sempurna sehingga kadar
airnya menjadi 2-3% serta untuk mengurangi kontaminasi pertumbuhan mikroorganisme.
Diambil dari alam dan selebihnya harus melalui proses produksi yang berkualitas, maka suatu
bahan mentah harus diolah ,diangkut dan disalurkan agar sampai ketangan konsumen untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada suatu perusahaan atau industri, proses produksi memegang peranan yang penting dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Hal ini juga harus diimbangi dengan kerjasama dari berbagai
bidang dalam perusahaan. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, maka harus
melakukan pemilihan bahan baku serta pengawasan selama proses produksi. Hal ini
dimaksudkan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan
tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses produksi adalah suatu kegiatan untuk mengolah bahan
baku atau menambah nilai suatu bahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi untuk
kemakmuran warga masyarakat dan keluarga.
1. B.

Saran

Dalam penyelesaian LAPORAN ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya LAPORAN ini dapat terselesaikan dengan cukup
baik. Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
LAPORAN ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan LAPORAN yang lebih baik lagi
di masa yang akan datang.
Semoga LAPORAN ini dapat memberikan dampak yang positif bagi Siswa-siswi MAN
Kedondong khususnya bagi Pembaca serta memberikan arahan-arahan yang bermanfaat bagi
kita semua. Amin.

1. C.

Penutup

Dengan mengucapkan rasa Syukur kepada Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik. Penulis mengharapkan Mudah-mudahan
karya tulis ini ada manfaatnya bagi para pembaca, khususnya bagi penulis.
Jika terdapat suatu kebenaran dalam karya tulis ini, maka Semata-mata dari Allah SWT.
Tetapi jika terdapat suatu kesalahan maka dari diri penulis sendiri. oleh karena itu, penulis
mengharapkan tegas sapa dari para pembaca demi kesempurnaan karya tulis ini. Harapan
kami, semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua, Amin. Penulis mendoakan semoga
kita semua masih dalam lindungan-Nya serta mendapatkan hidayah-Nya. (amin)

PRAKTEK KERJA INDUSTRI
DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk
Divisi Noodle
PT Indofood CBP Sukses Makmur tbk merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang industri makanan. Perusahaan yang berdiri pada
14 Agustus 1990 di Jakarta ini diberi nama PT Panganjaya Intikusuma.
Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood, pabriknya
tersebar di 14 kota besar di Indonesia yaitu : Pekanbaru, Lampung,
Medan, Palembang, Jakarta, Cibitung, Tangerang, Bandung, Semarang,
Surabaya, Banjarmasin, Pontianak, Manado, Makasar dan Jambi.
Jenis-jenis produk yang diproduksi oleh PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk divisi noodle ini dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu :


Normal Noodle



Snack Noodle

: Anak Mas



Cup Noodle

: Pop Mie



Dried Noodle

: Mie Telur cap 3 ayam



Bihun

: Indomie, Supermie, Sarimi, Sakura

: Pop Bihun

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Cibitung ini
beralamat di Kampung Jarakosta, Desa Sukadanau RT 05/RW 02 No.1
Cikarang Barat, Bekasi 17520. Dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :
Utara

: berbatasan dengan Pabrik PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk divisi Food Seasoning dan pemukiman penduduk.

Selatan
Timur

: berbatasan dengan Pabrik Gas Samator
: berbatasan dengan Jalan Raya dari Kampung Jarakosta

Barat

: berbatasan dengan pemukiman penduduk, jalan tol dan
sawah.
Luas area pabrik PT Indofood CBP Sukses Makmur tbk ini sekitar 25,75
hektar digunakan untuk bangunan pabrik, unit pengolah limbah dan
berbagai sarana hubungan industrial.
Berbagai fasilitas industrial yang ada adalah Kantin, Poliklinik, Koperasi,
Mushola ,Tempat olahraga dan kesenian serta Bank dan ATM BCA .
Unit pengolahan limbah (UPL) PT Indofood Sukses Makmur tbk
menggunakan teknologi yang dikenal sebagi “cyclic seguencing activated
sludge ” dimana prinsip utama dari proses ini pemindahan oksigen yang
dibutuhkan oleh senyawa-senyawa organik dan degradasi padatan
tersuspensi. Keuntungan dari sistem CSAS ini adalah efisiensi biaya
operasi, evektivitas, dan dapat menghasilkan efluen yang berkualitas
tinggi.

Proses Pengolahan Limbah:
1. Bak Transit
Bak transit adalah bak yang mempunyai kapasitas 36.72 m 3 dan yang
terletak di belakang tempat boiler. Bak ini merupakan tempat untuk
menampung limbah cair dari pabrik 1 dan pabrik 2

sebelum diolah ke

IPAL. Fungsi dari bak ini adalah mencampur limbah cair dari pabrik 1 dan
pabrik 2 .
2. Bak penyaring
Bak yang mempunyai kapasitas 3.7 m3 akan menyaring inffluen secara
gravitasi. Pada tahapan ini limah cair dipisahkan dari limbah padat yang
menggumpal seperti adonan atau padatan yang lain. Setelah disaring,
inffluen kemudian ditampung dalam bak yang berkapasitas 9.9 m3, dalam
bak ini minyak dibiarkan terapung dan selanjutnya minyak akan diambil
secara manual. Setelah itu inffluen di alirkan secara otomatis ke dalam
bak equalisasi.
3. Bak Equalisasi
Influent yang telah disaring selanjutnya masuk dalam Bak Equalisasi
melalui automatic transfer pump, bak ini dilengkapi dengan sistem areasi

coarse bubler difusser pada bagian dasar bak.
Equalisasi bukan merupakan suatu proses pengolahan tetapi
merupakan suatu cara / teknik untuk meningkatkan efektivitas dari proses
pengolahan selanjutnya. Keluaran dari bak equalisasi adalah parameter
operasional bagi unit pengolahan selanjutnya seperti flow, level/derajat
kandungan polutant, temperatur, padatan, dsb.

Bak equalisasi ini

berfungsi sebagai:


Membagi dan meratakan volume pasokan (influent) untuk masuk pada
proses treatment.



Meratakan variabel & fluktuasi dari beban organik untuk menghindari
shock loading pada sistem pengolahan biologi



Meratakan pH untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses
netralisasi.



Meratakan kandungan padatan (SS, koloidal,dll) untuk meminimalkan
kebutuhan chemical pada proses koagulasi dan flokulasi.

4. Bak CSAS
CSAS tank merupakan bak berkapasitas 100 m3 yang dilengkapi
dengan sistem aerasi coarse bubler difusser decanter dan sludge wasting
pump.
Proses ini merupakan proses utama dalam pengolahan limbah untuk
COD. Proses yang terjadi dalam proses CSAS ini terdiri dari tiga fase yang
berurutan yaitu fase aerasi, fase setting, dan fase dekantasi.


Fase Aerasi
Secara umum, aerasi merupakan proses yang bertujuan untuk
meningkatkan kontak antara udara dengan air. Pada prakteknya, proses
aerasi terutama bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi oksigen di
dalam air limbah. Peningkatan konsentrasi oksigen di dalam air ini akan
memberikan berbagai manfaat dalam pengolahan limbah.
Proses aerasi sangat penting terutama pada pengolahan limbah
yang proses pengolahan biologinya memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri
aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas
untuk

proses

metabolismenya.

Dengan

tersedianya

oksigen

yang

mencukupi selama proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat

bekerja dengan optimal. Hal ini akan bermanfaat dalam penurunan
konsentrasi zat organik di dalam air limbah. Selain diperlukan untuk
proses metabolisme bakteri aerob, kehadiran oksigen juga bermanfaat
untuk proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam air limbah serta
untuk menghilangkan bau. Aerasi dapat dilakukan secara alami, difusi,
maupun mekanik.


Fase Setting (pengendapan)
Pada

fase

ini

sludge

dipisahkan

dari

influent

dengan

cara

mengendapkannya secara gravitasi selama 1 jam. Pada fase ini terjadi
reaksi-reaksi yang bersifat anaerobic seperti dinitrifikasi

dan degradasi

sumber karbon oleh mikroorganisme anaerob.


Fase Dekantasi (Pembuangan)
Setelah proses pengendapan selesai influent dialirkan kedalam bak
effluent sampai permukaan influent dibawah decanter.

5. Bak Effluent
Tangki ini merupakan tempat penampungan hasil penolahan limbah
yang sudah memenuhi baku mutu air limbah. Sehingga sebagian air ini
dapat dimanfaatkan kembali dan jika dibuang ke saluran buangan tidak
membahayakan lingkungan dan sebagian lagi dimaksukkan ke bak
bioindicator (kolam ikan).
6. Fish Tank
Merupakan bak control, apakah effluent yang dihasilkan dari
pengolahan

limbah

memenuhi

persyaratan

kehidupan

atau

tidak.

Perlakuan ini dilakukan dengan menggunakan ikan mas, dikarenakan ikan
ini relative kurang tahan terhadap perubahan kualitas air. Selanjutnya
secara otomatis bila air dalam fish tank telah penuh akan mengalir
kesaluran pembuangan yang menuju kebadan air penerima (sungai/kali).
7. Sludge Holding Tank
Selama fase dekantasi sludge ditampung dan ditransfer ke dalam
sludge holding tank melalui pompa pembuangan sludge (sludge washing
pump). Selanjutnya sludge ditransfer dalam dewatering drum untuk
diproses airnya.
8. Belt Press

Setelah sludge sampai ke dalam dewatering drum kadar air pada
sludge dikurangi dengan menambah tekanan pada belt-belt. Proses
pengurangan ini dibantu dengan penambahan polimer melalui pompa
polimer. Sludge hasil pengepresan dibuang ke TPA secara rutin.

Analisa Kimia Limbah
1. TDS (Total Dissolve Substance)
2. Suhu
3. pH
4.
BOD
(Biological
6.
7.
8.
9.

Oxygen

Demand)

5. COD (Chemical Oxygen Demand)
TSS (Total Suspended Solid)
MLSS ( Mixed Liquor Suspended Solid)
Volume Endapan 30 menit = ml ( SV )
SVI (Sludge Volume Index)

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN MAHASISWA KL(UNHAS DI PT
INDOFOOD TAHUN 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kawasan industri merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan kehidupan
masyarakat di era yang maju saat ini. Semakin berkembangnya kawasan industi dalam suatu
wilayah menunjukkan peningkatan kebutuhan masyarakat akan produk yang dihasilkan.
Kawasan Industri Makassar atau lebih dikenal dengan PT. KIMA merupakan salah satu
kawasan dalam kota Makassar yang didalamnya terdapat banyak industri untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat kota Makassar dan sekitarnya.Adanya kawasan industri ditengah
masyarakat dapat membawa manfaat maupun dampak negatif yang merugikan masyarakat
disekitanya bila tidak dikelola secara tepat.
Setiap produksi pastilah menghasilkan limbah, begitu juga halnya di PT
Indofood_Indomie. Limbah merupakan konsekuensi logis dari yang pendirian suatu industri
walaupun tidak semua industri menghasilkan limbah. Bila limbah yang dihasilkan

mengandung senyawa kimia yang berbahaya maka akan menimbulkan pencemaran air, tanah
maupun udara yang akan mempenagruhi kesehatan manusia.
Aktivitas industri yang beragam meningkatkan jumlah kuantitas limbah yang
dihasilakn dan karakteristik limbah yang dihasilkan makin kompleks. Akibatnya biaya
infestasi yang dibutuhkan untuk pengadaan sarana pengolahan limbah meningkat dan lahan
yang dibutuhkan semakin luas. Saat ini biaya penanganan limbah merupakan salah satu hal
yang mendesak bagi pihak industri disamping masalah ketersediaan lahan makin sulit di
daerah perkotaan.
Sampai tahun 2011, di dalam Kawasan Industri Makassar terdapat sekitar 230 industri
didalamnya. Pengolahan limbah dikawasan tersebut dilakukan secara komunal dengan
menyalurak limbah melalui pipa dan dialirkan ke lokasi pengolahan limbah cair yang juga
terdapat di dalam kawasan tersebut. Di antara 230 industri yang menggunakan fasilitas
tersebut terdapat 18 industri yang menghasilkan limbah cair yang berpotensi berbahaya
karena mengandung bahan anorganik yang sulit dinetralisasi oleh lingkungan dan selebihnya
hanya menghasilkan jenis limbah cair organik yang masih dapat diolah secara sederhana dan
dampak yang ditimbulkan cenderung sedikit.
Industrialisasi dapat mendorong perkembangan pembanguanan, memacu laju
pertumbuhan ekonomi akan tetapi indutri juga mengandung risiko lingkungan. Oleh karena
itu adanya aktifitas industri dalam suatu kawasan dapat mengundang kritik dan sorotan
masyarakat. Yang dipermasalahkan adalah dampak negatif limbahnya yang menimbulkan
gangguan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses produksi mie instan dari PT Indofood
2. Jenis limbah apa saja yang dihasilkan oleh PT Indofood?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penyusunan laporan ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses produksi mie instan pada PT.Indofood

2. Untuk mengetahui limbah yang dihasilkan dari proses produksi di PT.Indofood

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Proses Produksi Mie Instan
Mie Instan adalah mi yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak, dan
bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbu
yang sudah ada dalam paketnya.Bahan-bahan Pembuatan Mie diantaranya :
a. Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan mie. Tepung terigu diperoleh dari biji
gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Tepung terigu berfungsi membentuk struktur mie,
sumber protein dan karbohidrat. Kandungan protein utama tepung terigu yang berperan
dalam pembuatan mie adalah gluten. Gluten dapat dibentuk dari gliadin (prolamin dalam
gandum) dan glutenin. Protein dalam tepung terigu untuk pembuatan mie harus dalam jumlah
yang cukup tinggi supaya mie menjadi elastis dan tahan terhadap penarikan sewaktu proses
produksinya. Bahan-bahan lain yang digunakan antara lain air, garam, bahan pengembang,
zat warna, bumbu dan telur.
b. Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat, melarutkan garam, dan
membentuk sifat kenyal gluten. Pati dan gluten akan mengembang dengan adanya air. Air
yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara 6 – 9, hal ini disebabkan absorpsi air makin
meningkat dengan naiknya pH. Makin banyak air yang diserap, mie menjadi tidak mudah
patah. Jumlah air yang optimum membentuk pasta yang baik.
c. Garam berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie, meningkatkan fleksibilitas
dan elastisitas mieserta mengikat air. Garam dapat menghambat aktivitas enzim protease dan
amilase sehingga pasta tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan.

d. Putih telur akan menghasilkan suatu lapisan yang tipis dan kuat pada permukaan mie.
Lapisan tersebut cukup efektif untuk mencegah penyerapan minyak sewaktu digoreng dan
kekeruhan saus mie sewaktu pemasakan.
e. Lesitin pada kuning telur merupakan pengemulsi yang baik, dapat mempercepat hidrasi air
pada terigu, dan bersifat mengembangkan adonan.
Adapun proses produksi mie instan sabagai berikut :
a.

mixer 1 fungsinya untuk mengaduk campuran bahan baku yang diperlukan sebagai bahan

dasar
b. mixer 2 fungsinya untuk mengaduk lebih rata adonan yang dihasilkan oleh mixer 1 supaya
c.

adonan tersebutdapat dimasukkan kedalam dounht sheet roller.
Doungt sheet combining machine terdiri dari 2 buah roller yang berfungsi untuk mengatur
supaya ketebalan dari adonan mie dapat diproses kembali menuju ke continuos roller, dimana
ketebalan antara adonan yang satu dengan yang lain tidak sama untuk menuju ke ketebalan

d.

yang lebih tipis.
Continuos press roller ini juga digerakkan oleh motor untuk mengatur ketebalan dari
lembaran adonan yang akan di bentuk menjadi mie. Continuos press rollerterdiri dari 6 buah
roller yang berfungsi untuk mengatur ketebalan adonan secara bertahap dari satu roller
menuju roller seterusnya supaya menjadi lebih tipis, sehingga dapat dimasukkan menuju ke
roller yang berbentuk sisir, yang juga merupakan bagian dari ke 6 yang dimaksud, sehingga

e.

dapat membuat adonan menjadi mie
Steamer conveyor untuk mensteam adonan yang sudah dalam bentuk mie yang kemudian di
angkut dengan menggunakan konveyor menuju ke bagian steamer. Konveyer digerakkan
oleh motor yang kecepatan diatur sesuai dengan putaran roller dari adonan setelah selesai dari
proses adonan maka diteruskan menuju proses pemotongan ‘cutting’ yang dipotong sesuai

f.

dengan ukuran yang diinginkan.
Transport adalah sarana yang digerakkan dengan menggunakan konveyor yang mengangkut
hasil pemotongan yang sudah berbentuk mie sesuai dengan ukuran yang diinginkan
kemudian dimasukkan kedalam wadah masing-masing sesuai ukuran yang ada. Dalam hal ini

yang berperan adalah kecepatan motor harus sangat sinkron kdengan yang lain, suppaya mie
tersebut jatuh tepat pada wadah yang telah disediakan
g. Fryer adalah pengorengan yang menggunakan minyak kelapa sebagai media penggorengan.
Mie yang masuk kebagian transport yang telah disediakan dicelupkan kedalam minyak
penggorengan
h. Cooling adalah tempat untuk mendinginkan hasil produksi berupa mie yang keluar dari
penggorengan dengan memakai kipas sebagai pendingin.
Noodle transfer device adalah media tempat pembagian mie yang telah didinginkan
untuk diteruskan menuju proses pembungkusan dengan menggunakan mesin packaging yang
terbagi menjadi beberapa jalur yang berfungsi untuk supaya mie yang akan dibungkus dapat
secara satu persatu masuk ke dalam mesin pembungkus ( Wrapping Machine )

BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi
PT KIMA (Kawasan Industri Makassar) terbentang terletak disebelah utara kota
Makassar di atas areal seluas 203 Ha dan akan dikembangkan menjadi 703 Ha, terletak 15 km
dari pusat kota Makassar yang juga ibukota provinsi Sulawesi Selatan tepatnya berada
didaerah Daya. Dari kawasan jarak yang diitempuh dari pelabuhan laut yaitu selama 20
menit, 30 menit dari Bandar Udara Hasanuddin.

Gambar 1 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Di dalam kawasan Industri Makassar terdapat sebanyak 230 industri yang beroperasi
di dalamnya. Salah aatu industri yang telah dikunjungi adalah PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk berdiri sejak tahun 1991. Industri ini
memproduksi produksi berbagai macam makanan dan minuman. Khusus untuk PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk pada Kawasan Industri Makassar hanya memproduksi makanan
jenis

mie

instan.Adapunbumbu,

Makassar.Bumbutidak

di

buat

danpembungkusnya
di

Makassar

di

datangkandariluar

karenatidakmemenuhisyarat,

yaituuntukmendirikanpabrikbumbu Mie Instan
di

daerahtersebutharusterdapat

5

pabrikmie.Untuk memproduksi sekitar 2 juta
bungkus

mie

perhari,

industri

ini

mempekerjakan sebanyak 600 orang pekerja
dengan lamanya produksi dalam sehari selama
21 jam. SaranadanPrasaranayang ada di Industriiniadalahsebagaiberikut:Pabrik Mie Instan,
RuanguntukmenerimatamuTempat parker, Mushalla, Mini Market, dll.

Untuk menampung limbahnya, di areal Kawasan Industri Makassar terdapat beberapa
sarana seperti Saluran Pembuangan dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Tujuan dari
keberadaan IPAL ini adalah untuk menampung dan mengolah semua limbah cair dari
berbagai jenis industri yang berlokasi di dalam PT KIMA adapun PT KIMA ini merupakan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan komposisi saham saat ini terdiri atas beberapa
unsur antara lain Pemerintah RI (60%), Pemerintah Propinsi Sul-Sel (30%), dan Pemerintah
Kota Makassar (10%).
Program berbasis lingkungan di PT Indofood diantaranya :
1. PT Indofood tidak menghasilkan mengandung limbah B3. Adapun limbah cairnya dikelola
disalurkan melalui pipa yang akan dikumpukan pada IPAL PT KIMA.
2. PT Indofood ini adalah industri yang sangat pedulli terhadap lingkungan. Wujud kepedulian
terhadap lingkungan yaitu dengan memperbanyak menanam pohon.

3. Karena perusahaan ini memiliki AMDAL yakni kegiatan UKL dan UPL,. sehigga tiap3 - 6
bulan sekali dilakukan pengontrolan untuk setiap kadar limbah yang dihasilkan sehingga
tidak melewati ambang batas.
B. Proses Produksi Mie Instan Pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Beberapa hasil produk dari Indofood mulai dari makanan bayi, snack,, mie instan,susu,
kecap, saus sambal, tepung bumbu, hingga minyak goreng dan tepung terigu yang menjadi
bahan utama dalam proses produksi pembuatan mie instan. Berikut adalah gambar beberapa
produk yang dihasilkan PT Indofood.

Gambar 1. Hasil Produk Dari PT
Indofood

PTIndofood yang terletak di kawasan Kima ini khusus memproduksi jenis makanan
Mie Instan. Mie instan merupakan bahan makanan yang sangat familiar semua dikalangan
masyarakat. Hampir setiap orang yang tinggal di kota sudah biasa melihat atau
mengkonsumsi mie instan.Bahan baku utama mi instan adalah tepung terigu, minyak goreng
dan bumbu. untuk mi instan Indomie menggunakan tepung terigu Bogasari, minyak goreng
bimoli dan bumbu yang di kirim dari pabrik bumbu di Jawa. Sementara untuk kemasannya
menggunakan kemasan yang bersifat food grade artinya dinyatakan aman dan layak untuk
digunakan sebagai pengemas makanan yang dikirim dari Cikupat.
Dalam proses produksinya, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebungkus
mie mulai dari proses pengolahan tepung sampai pengepakan membutuhkan waktu ± 15
menit. Berdasarkan hasil wawancara, dalam sehari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
yang berada di Makassar ini dapat memproduksi hingga 2.400.000 bungkus mie instan
dengan waktu produksi 3 x 7 jam produksi dalam sehari. Banyaknya tenaga yang
dipekerjakan dalam industri ini hingga tahun 2011 adalah sebanyak 600 pekerja yang dalam
sehari bekerja selama 7 jam perhari.
Bahan utama yang digunakan dalam proses produksi adalah tepung terigu dan minyak
goreng. Tepung terigu adalah salah satu produk yang dihasilkan oleh PT Indofood yang
berada diluar kota Makassar. Tepung yang berbahan dasar gandum di impor dari Australia,
kemudian gandum tersebut diolah menjadi tepung terigu yang berkualitas tinggi. Begitu pula
dengan minyak goreng merk Bimoli yang bahan bakunya berasal dari dalam negeri
diproduksi dalam naungan industri yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Hasil
produk ini dijadikan bagi PT Indofood itu sendiri untuk mengolahnya lebih lanjut untuk
menghadilkan produk lain atau dapat langsung dipasarkan. Sebagai bahan tambahan dalam
mie instan berupa bumbu tidak diproduksi langsung oleh PT Indofood yang ada dikawasan
KIMA ini, tetapi bumbu-bumbu ini berasal dari PT Indofood yang berada di pulau Jawa.

Alasan mengapa bumbu ini tidak diproduksi di wilayah Makassar, karena syarat untuk
mendirikan satu industri yang mengolah bumbu dalam satu wilayah harus memiliki 5 pabrik
yang memproduksi mie instan. Oleh karena itu bumbu mie instan berasal dari luar kota
Makassar.
Proses pembuatan mie di pabrik PT Indofood Tbk ternyata cukup sederhana. Ada tiga
tahap penting dalam pembuatan mie instan sampai siap dipasarkan. Tahap yang pertama yaitu
tahap pendahuluan, tahap pembuatan, dan tahap terakhir adalah penyimpanan.
1. Tahap pendahuluan yaitu melakukan quality control yaitu dengan menyeleksi bahan-bahan
yang sesuai standar yang diinginkan oleh produsen contohnya terigu. Tujuan dari proses ini
adalah agar produk yang dihasilkan berkualitas dan tahan lama. Bahan yang tidak memenuhi
standar dikembalikan pada pihak produsen bahan.
2. Tahap kedua dalam proses produksi adalah pembuatan mie. Tahapan ini terbagi menjadi
a.

enam peoses, yaitu:
Mixingyaitu mencampur bahan baku dengan cairan formula yang diaduk menggunakan
mesin pengaduk (mixer) hingga adonan tercampur rata dengan tingkat kekenyalan yang

sesuai untuk dibentuk.
b. Penggilingan yaitu membentuk adonan menjadi tipis. Penipisan adonan mie terdapat dalam
tiga ukuran dengan ketebalan yang berbeda. Penipisan pertama adonan digiling dengan cukup
tebal, penipisan kedua ukurannya sudah lebih tipis dari yang pertama, dan yang terakhir
penggilingan adonan dengan ukuran yang tipis dengan ketebalan sekitar 2 milimeter.
c. Slicing (pengirisan), penyisiran dan penggelombangan yaitu adonan mie yang sudah digiling
tipis, diiris menjadi 8 bagian sesuai ukuran kemudian adonen mie masuk kemesin yang
didalamnya terdapat alat seperti sisir yang membelah adonan menjadia bagian-bagian yang
panjang dan bergelombang. Sampai pada tahap ini beluma ada limbah yang dihasilkan.

Gambar. ProsesPenggilingan Sampai Pengukusan

d.

Pengukusan. Adonan mie yang telah bebrntuk
panjang dan bergelombang digiring ke dalam
mesin steambox (pengukusan). Pada tahap ini
dihasilkan limbah berupa uap panas dan sedikit
air yang terkadang menetes dari dalam mesin.
Gambar 2. Proses Pengukusan Dengan
Steambox
e.

Cutting (pemotongan) dan pelipatan yaitu mie

yang telah dikukus tadi dipotong dengan ukuran
panjang yang telah diatur kemudian mie dilipat dua
sehingga berbentuk persegi panjang berlapis.
Gambar 3. Proses Cutting
f.

Friying (penggorengan) mie ditransport ke dalam
mesin yang berisi minyak goreng. Mesin penggorengan ini bentuknya tertutup. Proses ini
menghasiulkan limbah berupa sisa minyak. Pengolahn sisa minyak adalah dengan
menggunakannya kembali dengan cara penambahan dengan minyak baru dan bahan kimia
berupa TBH untuk menjaga kadar asam basa dan lemak minyak serta tidak menimbulkan
ketengikan. Proses penggunaan kembali minyak oleh pihak produsen disebut sirkulasi
minyak sehingga tidak terdapat limbah sisa minyak yang dibuang.

Gambar 4. Mie Ditranspot Ke Penggorengan

g.

Cooling (pendinginan) yaitu proses dimana mie yang telah digoreng dengan suhu tinggi
didinginkan menggunakan mesin pendingin agar mie tidak perlu waktu yang lama untuk
didiamkan sebelum dibungkus karena suhunya telah disesuiakan dengan mesin ini. Limbah

yang dihasilkan dapat berupa limbah cair hasil pendinginan.
h. Wrapping Dan Packing
Setelah dilakukan proses cooling, mie akan di wrapping dan packing.Wrapping merupakan
pembungkusan mie dengan kemasan yang sesuai dengan mie yang telah dibuat. Kemudian
mie yang telah dikemas diberi kode produksi dan tanggal kadarluarsa mie.Pada packing mie
yang telah terkemas dan diberi kode produksi, kemudian ditumpuk pada karton kemasan
sejumlah yang telah ditentukan, kemudian mie diberi lakban. Tujuan dari pemberian kemasan
adalah untuk melindungi produk dari kotoran, debu dan penggangu lainnya yang dapat
menurunkan kualitas mie.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan adalah kode
produksi, mutu karton, kondisi pengeleman, berat rata-rata dan cemaran. Adapun limbah
yang dihasilkan berupa sisa kardus dan juga dihasilkan mie yang hancur rusak (HP).
3. Tahap terakhir setelah pengemasan yaitu tahap penyimpanan. Mie yang telah terbungkus rapi
ditranport ke salah satu bagian pabrik kemudian dengan menggunakan tenaga manusia kardus
yang berisi mie ini disusun diatas mesin bermotor pengangkiu barang yang kemudian akan
dibawa ke gudang yang telah diatur sirkulasinya. Sistem penyimpanan dan pengeluaran yaitu
first in first out yaitu barang yang duluan masuk digudang penyimpanan itu yang didahulukan
untuk dipasarkan.

Gambar 5. Proses Tranport Mie Sebelum
Penyimapan

Masakadaluarsamieyaitu

8

bulankedepanmulaidarihariproduksi

konsumendengantidakmenggunakanbahanpengawet.Salah

satu

alasan

sampai

mengapa

ke
proses

produksi harus higienis dan menggunakan bahan yang berkualitas adalah untuk menjaga mie
agar awet selama 8 bulan setelah tanggal produksi. Untuk pemasaran. Mie yang telah
disimpan diangkut ke truk untuk didistribusikan dengan tetap menjaga kualitas mie yang akan
dibawa. Salaha satu upaya untuk menjaga agar mie tidak cepat rusak yaitu dengan
menutupkan plastik dan terpal pada belakang truk agar panas maupun hujan tidak
mempengaruhi mie.
Sebagianbesar proses dilakukan dengan mesin. Untuk menghindari kontaminasi bakteri
pada

produk,

parakaryawannya

menggunakan

pakaian

khusus

yang

hanyadigunakanketikaberadadalampabrikdilengkapidenganpelindungkepaladan masker serta
diwajibkan mencucitangan dengan menggunakan desinfektan seperti alcohol sebelum mulai
bekerja. Proses pengolahan mi instan telah memperoleh sertifikat halal dari LP POM MUI
(Lembaga Penelitian Pemeriksaan Obat dan Makanan Majelis Ulama Indonesia)
dantelahmemilikisertifikat ISO 9001: 2000.Berbagai sertifikat yang telah diperoleh industri
pengolahan indomie mencerminkan betapa PT Indofood selalu berusaha menjamin bahwa
mutu setiap bungkus mi instan indomie aman dan layak dikonsumsi.
Limbah PT IndofoofSuksesMkamurTbk
Untukpengolahanlimbahpadat yang kami dapatkandaripenjelasanbapakIswanto, selama
proses produksi mi instan PT Indofood banyaklimbah yang dihasilkan. Untuklimbahpadat,
selain karton yang dihasilkan darisisa produksi.Untuk mengolahnya, pihak Indofood
mengatasinya dengan pemanfaatan sisa karton yang sudah tidak digunakanlagi, atau dengan
mengubahnya menjadi uang (menjualnya). Sealin itu dihasilkan juga limbah padatdarisisasisaproduksi mi (mi rusak). Hal initerjadikarena ada kesalahan dari system produksinya. Mie
yang telah rusak karena hancur dan pecah dijadikan pakan ternak.

Untuk limbah cair, menurut penjelasan bapak Iswanto, untuk PT Indofood belum
memiliki system pengolahan sendiri, tapi memanfaatkan System Waste Water Treatment
Plant yang akan diolah pada satu tempat sehinnga limbahnya dialirkan melaui pipa.
Sedangkanuntuk emeisi gas yang dihasilkan, pihak Indofood jugabelummemiliki sistem
pengolahanuntukemisi gas. Akan tetapi, tetap dilakukan pengontrolan kadar limbah tiap 3 - 6
sekali.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses produksi mie instan dari PT Indofood dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap
pemeriksaan kualitas bahan, tahap pembuatan mie dan tahap penyimpanan. Tahapan
pembuatan

mie

yaitu

mixing,

Penggilingan,

Slicing

(pengirisan),

Pengukusan,

Cutting(pemotongan) dan Pelipatan, Friying (penggorengan), Cooling (pendinginan) dan
Wrapping Dan Packing
2.

Jenis limbah yang dihasilkan oleh PT Indofood ada 3 jenis yaitu libah padat berupa sisa
kardus dan mie yang rusak, limbah gas berupa emisi dari proses produksi dan limbah cair
yang berasal dari kegiatan produksi dan non produksi (WC).

B. Saran
1. Selama proses produksi mie instan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk seharusnya
dilakukan pengawasan untuk menghindari kesalahan saat produksi.

NewsTicker

Indofood Perkenalkan Indomie Seri Nusantara
Monday, Dec 21 2009
Published Date
Medan(MedanPunya.Com) PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Cabang Medan
memperkenalkan produk indomie seri nusantara untuk meningkatkan penetrasi pasar di
Medan Fair 2009 yang diselenggarakan pada 4 hingga 21 Desember 2009 hari ini,
dilaksanakan PRSU (Pekan Raya Sumatera Utara).
Menurut Branch Personel Manager Indofood CBP, Widiyarto kepada MedanPunya.Com
mengatakan pada even tahun ini, Indofood CBP memperkenalkan produk terbarunya yang
diberi label Indomie Seri Nusantara. Produk ini merupakan inovasi Indomie dengan citra rasa
khas berbagai daerah. Selain itu, pengunjung dapat mengenal perusahaan PT Indofood CBP
lebih dekat dengan melihat profil perusahaan dan produksi mie instan yang ditayangkan
melalui tv plasma. Dan, pengunjung dapat mengikuti demo memasak dan menikmati
langsung produk indomie dengan cara membeli.
Dia menjelaskan, stand Indofood mengambil space representatif dan menyolok dengan
berbagai kreasi dari etiket dan kemasan bekas produk menjadi handycraft yang menarik
seperti kreasi kemasan popmie yang menjadi pajangan udang lobstar dan etiket sarimi
menjadi pajangan gerobak bakso. ungkapnya.
Pemanfaatan limbah ini ini sebagai wujud kepedulian lingkungan yang disesuaikan dengan
program 3 R yakni, Reduse, Reuse dan Reccyle. "Dalam hal ini mendorong aktifitas
pemanfaatan limbah stereofoam popmie dikreasikan menjadi aneka mainan yang memiliki
nilai ekonomis dan bisa menambah penghasilan jika kreatif memanfaatkannya," ujarnya.
Public Relation PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Medan, Juliani mengatkan
kehadiran pihaknya disetiap penyelenggaraan Medan Fair selain ingin berpartisipasi dan
mendekatikan diri dengan konsumen. "Stand kita salah satu stand yang cukup ramai
dikunjungi masyarakat. Karena pengunjung mendapatkan pengetahuan dan terhibur dengan
games berhadiah menarik," katanya.***Rep2

Indomie
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Indomie

Kemasan Indomie saat ini, sejak 3 Januari 2010
Jenis

Mi instan

Pemilik

Indofood CBP Sukses Makmur

Negara

Indonesia
Malaysia
Arab Saudi
Nigeria
China
Jepang
Amerika Serikat

Diperkenalkan

1972

Pasar

Seluruh dunia

Pemilik
sebelumnya

Sanmaru Food Manufacturing Co.
Ltd. (1972-1990-an)

Situs web

Indomie KSA
www.indomie.com

Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie diproduksi
oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk dari perusahaan milik Sudono Salim ini
mulai dibuat pertama kali pada tanggal 9 September 1970 dan dipasarkan ke konsumen sejak
tahun 1972, dahulu diproduksi oleh PT. Sanmaru Food Manu