MAKALAH TENTANG LIMBAH B3 docx

MAKALAH TENTANG LIMBAH B3
(BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN)

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
 KIKI AGUSTINA
 TANNY OKTAVIANA
 ANNISA SELVIASARI

KELAS/JURUSAN : XI UPW

Kata pengantar
Salam sejahtera
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan YME. Karena rahmat dan karunianya-Nya,
akhirnya “Makalah Limbah B3” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Malakah limbah B3 merupakan salah satu makalah tugas IPA. Atas penyusunan makalah ini
saya berharap dapat mengupas tetang Limbah B3 yang ada disekitar kita. Hal ini semata-mata
untuk menambah pengetahuan siswa akan bahaya limbah B3. Sebagaimana dimaklumi
bahwa banyak siswa yang tidak mengetahui apa itu Limbah B3 dan bagaimana cara
pengolahannya.
Meskipun sudah diupayakan dengan maksimal, makalah ini pastilah tidak lepas dari
kekurangan, sebagaimana pepatah “tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, saran dan
masukan dari berbagai pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, saya ucapkan semoga makalah ini bermanfaat.

Daftar Isi
Halaman Judul……………………………………..
Kata Pengantar…………………………………….i
Daftar Isi…………………………………………..ii
Bab I pendahuluan
1)

Latar Belakang……………………………1

2)


Tujuan Penulisan…………………………1

3)

Rumusan Masalah………………………..1

Bab II Isi…………………………………………2
Bab III Penutup
1)

Kritik dan Saran…………………………..8

2)

Kesimpulan……………………………….8

Daftar Pusaka……………………………………..9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah merupakan hal yang lumrah dalam kehidupan manusia. Taukah anda berasal dari
mana limbah disekitar kita? Limbah berasal dari berbagai sumber, contohnya : rumah tangga,
dan industry/pabrik. Limbah bisa berupa padatan, cairan ataupun gas. Ketiga limbah tersebut
sama-sama berbahaya. Tidak hanya isinya namun juga wadah atau kemasannya juga menjadi
limbah, seperti : plastic, kertas ataupun kaleng.
Seiring dengan berjalannya waktu, limbah semakin hari semakin meningkat jumlahnya.
Limbah sangatlah berbahaya bagi kehidupan manusia atau makhluk hidup lainnya. Banyak
orang membuang, menimbun, bahkan menyimpan limbah dengan jumlah yang banyak serta
tidak dikelola dengan baik. Ternyata limbah-limbah tersebut termasuk limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun). Pada penulisan makalah ini, akan mengupas semua tentang limbah
B3 dan bagaimana system pembuangannya yang baik.

1.2 Rumusan Masalah
a)

Apa yang dimaksud Limbah B3?

b)


Apa saja karakteristik Limbah B3?

c)

Bahan-bahan apa saja yang mengandung limbah B3?

d)

Bagaimana system pembuangan Limbah B3?

1.3 Tujuan penulisan
a)

Untuk mengetahui karakteristik Limbah B3

b)

Untuk memberitahukan bahan apa saja yang mengandung limbah B3


c)

Memberikan informasi system pembuangan limbah B3

BAB II
ISI
2.1 Pengertian Limbah B3
2.1.1
Pengertian
Limbah adalah bahan sisa dari suatu kegiatan atau prosuksi, baik dalam skala kecil (rumah
tangga) maupun skala besar (pabrik). Dalam PP 18/1999 Jo. PP 85/1999, Pasal 1 (ayat 2)
dijelaskan pengertian Limbah B3. Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah
B3, adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun
karena sifat konsentrasi atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan atau merusak lingkungan hidup, dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Limbah B3 dikarakterisasikan berdasarkan beberapa parameter, yaitu total solids residu
(TSR), kandungan fixed residu (FR), kandungan volatile solids residue (VSR), kadar air
(sludge moisture content), volume padatan, dan karakter atau sifat B3 (toksisitas, sifat
korosif, sifat mudah terbakar, sifat mudah meledak, beracun, dan sifat kimia serta kandungan

senyawa kimia).
Contoh limbah B3 adalah logam berat, spt Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pd, Mn, Hg, danZn serta zat
kimia, seperti pestisida, sianida, sulfide dan fenol. Cddihasilkan dari lumpur dan limbah
industry kimia tertentu. Hg dihasilkan dari industry klor-alkali, industry cat, kegiatan
pertambangan, industry kertas, dan pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari
peleburan timah hitam dan accu. Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun
dalam konsentrasi rendah. Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumber, uji karakteristik,
dan uji toksikologi.
2.1.2
Sumber limbah B3
Limbah b3 dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dari rumah tangga, pasar, apotik,
pabrik, rumah sakit, dan laboratorium. Menurut PP 85/1999, jenis limbah b3 dapat dibedakan
berdasarkan sumbernya. Dalam lampiran PP 85/1999, dijelakan jenis limbah b3 menurut
sumbernya sebagai berikut

2.1.2.1
Limbah b3 dari sumber tidak spesifik
Limbah b3 ini pada umumnya bukan berasal dari proses utamanya, tetapi berasal dari
kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi (inhibitor korosi), pelarutan kerak,
atau pengemasan. Contohnya adalah asap kendaraan bermotor dan asap dari cerobong pabrik.

2.1.2.2
Limbah b3 dari sumber spesifik
Limbah ini berasal dari sisa proses suatau industry atau kegiatan yang secara spesifik dapat
ditentukan berdasarkan kajian ilmiah. Contohnya mercuri, arsen, dan deterjen.
2.1.2.3
Limbah b3 dari bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk
yang tidak memenuhi spesifikasi
Limbah ini berasal dari produk yang tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau tidak
dapat dimanfaatkan kembali. Limbah ini memerlukan pengolahan, hal yang sama juga
berlaku
2.2
Karakteristik Limbah B3
Sebelum membahas karakteristik limbah B3, kita perlu mengetahui mengapa limbah tersebut
sangat berbahaya. Diantara alasannya adalah;
i)

Dapat menyebabkan pengaruh buruk terhadap terjadinya atau meningkatnya
kematian dan sakit yang serius

ii)


Berpotensi menimbulkan bahaya bterhadap kesehatan manusia dan lingkungan
apabila disimpan, diangkut, dimanfaatkan, diolah, ditimbun dan dibung dengan
tidak benar atau tidak dikelola

Adapun karakteristik limbah B3 ada enam, yaitu mudah meledak, mudah terbakar, bersifat
reaktif, bersifat beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif

2.2.1
Mudah meledak
Limbah yang mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25oC,
760mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan fisika dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi dengan cepat dapat merusak lingkungan.
2.2.2
Mudah terbakar
Limbah yang mudah terbakar adalah limbah-limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat
sebagai berikut
(a) Limbah yang berupa cairan
Limbah yang berupa cairan akan mudah terbakar apabila:
(i)


Mengandung alcohol kurang dari 24% volume dan mempunyai titik nyala kurang
dari 60oC
(ii)
Terjadi kontak dengan api, percikan api, atau sumber nyala lain pada tekanan
udara 760mmHg
(b) Limbah berupa padatan
Limbah pada termperatur dan terkanan standar (25oC, 760mmHg) mudah menyebabkan
kebakaran, seperti melalui gesekan, penyerapan uap air, atau perubahan kimia secara
spontan. Limbah padat apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus
dalam waktu lama. Apabila nilai titik nyala limbah < 40oC, berarti karakteristik mudah
terbakar
(c) Limbah yang bertekanan mudah terbakar
(d) Limbah pengoksidasi
Apabila waktu pembakaran limbah sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran senyawa
standar, berarti karakteristik mudah terbakar.

2.2.3
Bersifat reaktif
Limbah rektif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau

menerima oksigen atau limbah organic peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi. Limbah
ini mempunyai sifat-sifat berikut:
i)

Pada keadaan normal, tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa
peledakan

ii)

Dapat bereaksi hebat dengan air

iii)

Apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilakn
gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan
manusia dan lingkungan

iv)

Merupakan limbah sianida, sulfide, atau amoniak yang pada kondisi pH antara 2

dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan

v)
vi)

Mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (25oC, 760mmHg)
Menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau limbah
organic peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi

2.2.4
Bersifat beracun
Limbah beracun adalah limbah yang mengandung pencemaran dan bersifat beracun bagi
manusia atau lingkungan. Limbah B3 dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius
apabila masuk ke dalam tubuh, baik melalui pernafasan, kulit, maupun mulut
2.2.5
Menyebabkan infeksi
Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau
limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi
dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi

2.2.6
Bersifat korosif
Limbah korosif adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat berikut:
i)

Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit

ii)

Menyebabkan proses pengaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju
korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperature pengujian 55oC

iii)

Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam atau lebih
besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa

2.3
Bahan bahan yang mengandung B3 dalam rumah tangga
Pada mulanya, banyak orang yang menyambut gembira dengan penemuan bahan-bahan dan
senyawa kimia. Dengan berjalannya waktu, ternyata ditemukan pula dampak negatifnya.
Untuk itu, limbah B3 dan B3 perlu dikelola dengan baik dan benar, baik pada saat masih
digunakan maupun setelah tidak digunakan lagi.
Rumah adalam tempat tinggal dan berfungsi sebagai tempat pembinaan anggota. Segala hal
yang berkaitan dengan aktifitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya di rumah
tanggga diharapkan dapat dikelola dengan baik. Dengan demikian, dampak dari limbah B3 di
dalam rumah tangga dapat dikelola dengan baik. Oleh karena itu, setiap orang mempunyai
hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Sumber sampah di dalam rumah tangga

Kamar tidur: kaleng hairspray, kaleng
obat nyamuk, lampu TL, tisu, kapas,
botol/wadah kosmetik, abu, dan debu

Kamar mandi/cuci: pembungkus sabun,
wadah sabun cair, pembungkus
shampoo, wadah pasta gigi, wadah
deterjen, dan wadah pemutih pakaian

Ruang keluarga: bekas beterai,
spidol/tinta bekas, kaleng obat nyamuk,
lampu TL, abu, debu, sisa dan
pembungkus makanan, kertas, serta obat Ruang tamu: lampu TL, abu, debu, sisa
kadaluarsa
dan pembungkus makanan serta kertas
Dapur: sisa dan pembungkus makanan,
lampu TL, botol/wadah sabun cuci,
Garasi: oli bekas, kaleng/wadah
wadah minyak tanah dan debu
pembersih mobil, debu, aki bekas
Ruang makan: sisa dan pembungkus
makanan dan debu

Taman/kebun: daun-daun, kertas, plastic,
dan pembungkus makanan

2.4
Sistem pembuangan limbah B3
System pembuangan limbah B3 melalui beberapa tahap. Hal ini disebabkan limbah B3 sangat
berbahaya jika terkontaminasi dengan manusia atau makhluk hidup yang lain. Pengelolaan
limbah B3 adalah serangkaian kegiatan yang mencangkup penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan limbah B3, dan menimbun hasil pengolahan.
Penyimpanan adalah enyimpanan sementara limbah B3 di dalam lokasi kegiatannya sebelum
diserahkan kepada pengumpul atau pengolahan limbah B3. Penyimpanan ini dilakukan oleh
penghasil limbah B3, baik perorangan maupun badan usaha.
Syarat tempat penyimpanan limbah B3 adalah
i)

Dibuat dengan kapasitas yang sesui dengan jumlah B3 yang akan disimpan

ii)

Tempat penyimpanan bebas banjir

iii)

Secara geologi, dinyatakan stabil

iv)

Perancangan bangunan disesuaikan dengan karakteristik limbah

v)

Perencanaan upaya pengendalian pencemaran lingkungan

Pengumpulan adalah proses mengumpulan limbah B3. Proses ini dapat dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha dari penghasil limbah B3 dengan maksud menyimpan untuk
kemudian diserahkan kepada pengolah limbah B3.
Syarat-syarat sebagai pengumpul limbah B3 adalah
i)

Memperhatikan karakteristik limbah B3

ii)

Mempunyai laboratorium yang dapat mendeteksi karakteristik limbah B3

iii)

Mempunyai lahan minimum satu hektar

iv)

Memiliki fasilitas untuk penanggulangan terjadinya kecelakaan

v)

Konstruksi dan bahan bangunan disesuaikan dengan karateristik limbah B3

vi)

Jauh dari sumber air

vii)

Bukan merupakan daaerah tangkapan air

viii)

Jauh dari fasilitas pemukiman penduduk atau fasilitas umum

Pengangkutan adalah proses untuk memindahkan limbah B3 dari penghasil ke pengumpul
atau ke pengolahan termasuk ke tempat penimbun akhir dengan menggunakan alat angkut
yang dilakukan oleh suatu badan usaha
Pengolahan adalah proses untuk mengubah karakteristik dan komposisi limbah B3 menjadi
tidak berbahaya dan tidak beracun. Jika memungkinkan, mengolah agar limbah B3
dimurnikan atau di daur ulang
Persyaratan pengolahan limbah B3 meliputi;
i)

Lokasi pengolahan limbah

ii)

Fasilitas pengolahan limbah

iii)

Penanganan limbah B3 sebelum diolah

iv)

Pengolahan limbah B3

v)

Hasil pengolahan limbah B3

Sebelum melakukan pengolahan terhadap limbah B3, dilakukan uji analisa
kandungan/parameter fisika atau kimia dan biologi guna menetapkan prosedur yang tepat
dalam pengolahannya. Setelah hasilnya diketahui, tahap selanjutnya adalah menentukan
pilihan proses pengolahan limbah B3 yang dapat memenuhi kualitas dab baku mutu
pem,buangan atau lingkungan yang ditetapkan
Ada banyak metode pengolahan limbah B3 di industry. Tiga diantaranya yang paling popular
adalah chemical conditioning, solidification/stabilization, dan incineration.
2.4.1

Chemical Conditioning

Tahapan yang harus dilalui adalah mengurangi volume limbah dengan cara meningkatkan
kandungan padatan, menstabilkan senyawa organic dan menghancurkan pathogen, serta
menghilangkan atau mengurangi kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur.
Setelah itu, limbah dibuang ke tempat pembuangan akhir, yaitu sanitary landfill, crop land,
atau injection.
2.4.2

Solidification/Stabilization

Stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses penghancuran limbah dengan bahan tambahan
(zat aditif). Tujuannya adalah untuk menurunkan kadar zat pencemar dari limbah dan
mengurangi toksinasi limbah tersebut. Adapun solidifikasi didefinisikan sebagai proses
pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan zat aditif. Kedua proses tersebut
sering kali terkait sehingga dianggap mempunyai arti yang sama
2.4.3

Incineration

Teknologi insenerasi (pembakaran) adalah alternatifyang menarik dalam pengolahan limbah
B3. Insenerasi mengurangi volume san massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75%
(berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari system pengolahan limbah padat.
Pada dasarnya, proses ini hanya memindahkan limbah dari bentuk gas yang tidak kasat mata.
Prosses ini menghasilkan energy dalam bentuk panas. Kelebihan alat insenerasi adalahg dapat
menghancurkan sebagian besar komponen limbah B3, limbah berkurang dengan cepat, dan
menggunakan lahan yanf relating kecil.

Aspek terpenting dalam system isenerasi adalah nilai kandungan energy (heating value)
limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya prose
pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya energy yang diperoleh dari system
ini. Banyak jenis insenerator (alat insenerasi), diantaranya rotary kiln, multiple hearth,
fluidized bed, open pit, single chamber, multiple chamber, aqueous waste injection,
dan starved air unit
Dari jenis insenerastor tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan daripada yang lainnya. Alat
ini dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara simultan.
BAB III PENUTUP
3.1 Kritik dan Saran
Demikian paparan mengenai Limbah B3 yang menjadi pokok bahasan makalah saya,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan, karena terbatasnya pengetahuandan
kurangnya rujukan atau resensi yang ada hubungannya dengan makalah ini.
Saya berharap pembacamau memberikan kritik dan saran yang membangun kepada saya
demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi saya pada khususnya juga
para pembaca.
3.2 Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
banyak disekitar kita, seperti: plastic, kaleng ataupun kertas. Limbah B3 berbahaya karena
mempunyai karakteristik mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, bersifat beracun,
menyebabkan infeksi dan bersifat korosif. Oleh karena itu, menyimpan, menimbun atau
menggunakan daur ulang dari limbah B3 harus dikelola dengan baik serta ngengan volume
yang pas. Kalau tidak begitu, limbah tersebut akan menyebabkan penyakit yang sangat
merugikan masyarakat. Ada beberapa system penanggulangan, yaitu: chemical conditioning,
solidification/stabilization, dan incineration.
Daftar Pusaka
Supardi, Imam.2003.Lingkungan Hidup Kelestariannya.Bandung: PT ALUMNI
Memanik, Karden Eddy Sontang. 2007. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Jambatan

Syamsudin dkk.2009. Pendidikan Lingkungan Hidup. Gersik: Tiga Serangkai