LAPORAN PRAKTIKUM A P K.docx
LAPORAN PRAKTIKUM APK & ERGONOMI
(ANTHOPOMETRI)
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penelitian Operasional I
(TI.503 A) yang diampu oleh Ade Geovania A , ST., MT
oleh
Ade Lili
NPM
B1011411RB5003
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP
2016
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua manusia dalam melakukan suatu aktivitas, pastinya terdapat berbagai
faktor yang akan mempengaruhi aktivitas tersebut. Suatu factor pendukung
berkendara misalnya, merupakan s a l a h s a t u h a l y a n g h a r u s d i p e r h a t i k a n
k a r e n a s a n g a t b e r p e n g a r u h t e r h a d a p aktivitas berkendara. Kondisi berkendara yang
kurang nyaman, situasi yang tidak mendukung tentunya berpengaruh terhadap berkendara
manusia. E r g o n o m i a d a l a h i l m u y a n g m e m p e l a j a r i h a l h a l y a n g m e m b u a t
m a n u s i a m e r a s a nyaman dalam bekerja/beraktivitas sehingga produktivitas kerja dapat
meningkat. Salah satu ilmu ergonomi adalah antropometri. "antropometri adalah cabang
ilmu ergonomi yang membahas tentang dimensi tubuh manusia. hasil dari
pengukuran antropometri ini digunakan dalam merancang s u a t u s i s t e m k e r j a
maupun
desain
peralatan
untuk
memudahan
pemakaian,
menunjang
keamanan dan kenyamanan dari suatu pekerjaan. hasil dari pengukuran ini juga kemudian dapat
diaplikasikan pada sistem kerja yang melibatkan manusia saat melakukan interaksi
dengan k o m p o n e n s i s t e m k e r j a t e r s e b u t b a i k s e c a r a l a n g s u n g m a u p u n
t i d a k l a n g s u n g . M e l a l u i pendekatan antropometri dapat diperoleh rancangan sistem kerja
yang lebih ergonomis yang d i s e s u a i k a n d e n g a n u k u r a n t u b u h m a n u s i a , s e h i n g g a
d i p e r o l e h s u a t u s y s t e m k e j a y a n g mendukung pekerja untuk beraktivitas secara lebih
efektif dan efisien. Faktor pendukung berkendara seperti sarung tangan sangat dibutuhkan, selain
untuk mengurangi sinar matahari juga untuk keselamatan berkendara, karena banyaknya
permintaan pasar akan sarung tangan baik dari kalangan club/komunitas motor maupun dari
pengendara biasa maka dengan demikian diperlukan sarung tangan yang nyaman dan aman
digunakan. Banyak sarung tangan yang beredar tetapi masih banyak kekurangan kekurangan dan
tidak memperhatikan kenyamanan pengguna.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana bentuk dan design sarung tangan pengendara motor aman digunakan?
Bagaimana bentuk dan design sarung tangan pengendara motor nyaman dipakai setiap hari?
1.3 Tujuan Praktikum
1. Menerapkan prinsip prinsip ergonomic dalam merancang suatu fasilitas atau system
kerja.
2. Memahami keterbatasan dan kelebihan manusia dari sisi antropometri serta mampu
menggunakannya untuk mengoptimalkan system kerja.
3. Mampu menganalisis, menilai, dan memperbaiki serta merancang fasilitas dan
system kerja.
4. Memahami alat alat yang digunakan dalam pengukuran antropometri
5. Mengaplikasikan ilmu antropometri dalam dunia nyata/dunia kerja nantinya.
6. Mengetahui pentingnya perancangan fasilitas yang ergonomis untuk menghindari
kecelakaan dan rasa sakit.
7. Mampu mengukur dimensi dimensi tubuh tubuh manusia sesuai antropometri
8. Menganalisid dan merancang fasilitas system kerja sesuai dimensi dimensi tubuh
manusia.
1.4 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum antropometri adalah ;
1. Kursi antropometri
Digunakan untuk mengukur dimensi dimensi tubuh manusia
2. Alat bantu ukut
Digunakan untuk membanu mengukur dimensi dimensi tubuh manusia.
3. Lembar pengamatan
Digunakan untuk mencatat hasil data dimensi manusia.
1.5 Pembatasan Masalah
Bagaimana bentuk dan design sarung tangan yang aman digunakan bagi
mahasiswa teknik industry USB YPKP 2014?
Bagaimana bentuk dan design sarung tangan yang nyaman digunakan setiap hari
oleh mahasiswa teknik industry USB YPKP 2014?
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Pengertian Ergonomi
Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum
alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek- aspek manusia dalam lingkungan
yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain atau
perancangan (Nurmianto, 2008). Egonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk
memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia
untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu
dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif,
aman, dan nyaman. Ergonomi berkenaanpula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan,
keselamatan dan kenyamanan manusia ditempat kerja, di rumah, dan di tempat rekreasi
Menurut Sutalaksana (1979). Ergonomi disebut juga sebagai Human Factors. Ergonomi juga
digunakan oleh beberapa ahli pada bidangnya misalnya: ahli anatomi, arsitektur ,
perancangan
produk,
fisika,
fisioterapi,
terapi
pekerjaan,
psikologi,
dan
teknik
industri.Ergonomic dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi,
misalnya: penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja,
meningkatkan variasi pekerjaan. Ergonomi dapat pulaberperan sebagai desain perangkat
lunak karena dengan semakin banyaknya pekerjaan yang berkaitan dengan komputer.
Definisi Antropometri
Kata antropometri berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu anthropos yang berarti
manusia (man, human) dan metrein (to measure) yang berarti ukuran. Yang dimaksud dengan
Antropometri adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia. Sedangkan
menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991), antropometri didefinisikan sebagai
kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia baik
ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah
desain. Menurut Sanders & Mc Cormick, Phesant (1988) dan pulat (1992), antropometi
adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan
desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Didalam melakukan pengukuran antropometri,
maka pengetahuan tentang anatomi manusia sangatlah penting, karena hampir seluruh
pengukuran antropometri dijelaskan dengan menggunakan istilah dari berbagai bagian tubuh
atau pada lokasi bagian tubuh manusia. Subjek yang diukur diarahkan untuk mengasumsikan
posisi tertentu yang telah didefinisikan sebelumnya dengan menggunakan standar posisi
secara anatomi, dimana orang yang diukur berdiri dengan kedua tangan disamping badan dan
telapak tangan menghadap kedepan. Dari postur tubuh seperti tersebut, maka anatomi
manusia dapat didefinisikan dengan istilah axis dan plane (belahan tubuh. Dari istilah plane
ini, maka istilah
dasar yang digunakan untuk menjelaskan posisi relatif atau lokasi dari titik yang relevan pada
struktur tubuh akan dikembangkan. Istilah anatomi yang paling umum digunakan dalam
kaitanya dengan pengukuran antropometri. Berdasarkan kriteria antropometri untuk
penerapan ergonomi, antropometri ada dua, yaitu :
Antropometri statis
Antropometri dengan dimensi statis adalah pengukuran yang dilakukan pada saat
tubuh dalam keadaan posisi statis atau diam. Atropometri statis ini meliputi dimensi otot
rangka atau skeletal penggunaan dalam desain. Secara umum, beberapa contoh pengukuran
antropometri statis antara lain :
1. Pusat gravitasi tubuh
2. Berat, volume, masa tubuh.
3. Tinggi dan berat badan.
4. Jarak antara sendi-sendi segmen tubuh.
5. Dimensi antropometri duduk vs berdiri.
6. Dimensi dengan pakaian tipis vs pakaian biasa.
7. Dimensi dengan pakaian tipis vs pakaian biasa.
8. Tinggi siku duduk yang diukur dari tempat duduk.
9. Ukuran : panjang, lebar, tebal anggota tubuh tertentu.
10. Lingkar dari berbagai anggota tubuh tertentu.
Antropometri dinamis
Antropometri dengan dimensi dinamis adalahsuatu pengukuran yang dilakukan pada
saat tubuh sedang melakukan aktivitas fisik. Pengukuran tersebut antara lain meliputi :
jangkauan, lebar jalan lalu lalang untuk orang yang sedang berjalan, termasuk juga
pengukuran
kisaran gerak untuk variasi sendi dan persendian.
Kelebihan dan kelemahan antropometri
Kelebihan antropometri
1. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas,
mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.
2. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.
3. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional, juga oleh
tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
4. Biaya relatif murah.
5. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas.
6. Secara alamiah diakui kebenaranya.
Kelemahan antropometri
1. Tidak sensitif
2. Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)
3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presisi, akurasi,
dan validitas pengukuran antropometri gizi.
4. Kesalahan terjadi karena:
a. Pengukuran
b. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
c .Analisis dan asumsi yang keliru
5. Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:
a. Latihan petugas yang tidak cukup
b. Kesalahan alat atau alat tidak ditera
c. Kesulitan pengukuran
Data Antropometri
Data antropometri diaplikasikan secara luas antara lain dalam perancangan area kerja,
perancangan peralatan kerja, perancangan produk konsumtif, dan perancangan lingkungan
kerja fisik. Perancangan suatu produk harus memperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi ukuran tubuh manusia yaitu umur, jenis kelamin, suku atau bangsa, dan posisi
tubuh.
Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan antropometri :
a. Menentukan aplikasi yang akan digunakan dengan perencanaan distribusi ekstrim.
b. Harus bisa menentukan nilai kelonggaran.
c. Menentukan secara pasti populasi yang akan menggunakan desain tersebut.
d. Menentukan dimensi tubuh yang terpenting dalam suatu desain.
Antropometri terbagi menjadi dua tipe, yaitu :
Antropometri Statis (Struktural)
Adalah pengukuran yang dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan posisi statis atau
diam. Antropometri statis meliputi dimensi otot rangka atau skeletal yaitu antara pusat sendi
(seperti antara siku dan pergelangan tangan) atau dimensi kontur yaitu dimensi permukaan
tubuh kulit (seperti kedalam atau tinggi duduk). Data-data antropometri statis sudah barang
tentu banyak didapatkan dari berbagai sumber dan telah sering diaplikasikan diberbagai
sektor kehidupan dan industry secara sangat luas. Namun demikian, hal yang tidak boleh
dilupakan adalah setiap pengukuran harus mempunyai dan sesuai dengan tujuan penggunaan
dalam desain . Secara umum, beberapa contoh pengukuran antropometri statis antara lain :
6. Tinggi dan berat badan.
7. Tinggi siku duduk yang diukur dari tempat duduk.
8. Ukuran : panjang, tinggi, lebar, tebal anggota tubuh tertentu.
9. Jarak antara sendi-sendi segmen tubuh.
10. Berat, volume, massa tubuh.
11. Lingkar dari berbagai anggota tubuh tertentu.
12. Pusat gravitasi tubuh.
13. Dimensi antara berpakaian tipis dengan berpakaian tebal.
14. Dimensi antropometri duduk dengan berdiri, dan lain-lain.
Antropometri Dinamis (Fungsional)
Antropometri Dinamis Adalah pengukuran yang dilakukan pada saat tubuh
melakukan aktivitas fisik. Pengukuran tersebut meliputi jangkauan, lebar jalan lalu lalang
untuk orang yang sedang berjalan, termasuk juga pengukuran kisaran gerak untuk variasi
sendi dan persendian, tenaga injak pada kaki, kekuatan jari menggenggam, dsb. Mengingat
pengukuran antropometri dinamis dilakukan pada saat tubuh sedang melakukan gerakan,
tentunya pengukuran antropometri dinamis lebih sulit dari pada statis. Data antropometri
yang menyajikan data ukuran dari berbagai anggota tubuh manusia dalam percentile tertentu
akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk ataupun fasilitas kerja akan
dibuat. Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang
akan mengoperasikannya, maka prinsip-prinsip apa yang harus diambil didalam aplikasi data
antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan
berikut ini :
1. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu
Disini rancangan bisa dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan
oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Contoh yang paling
umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil yang mana dalam hal ini letaknya
bisa digeser maju/mundur dan sudut sandarannya bisa dirubah-rubah sesuai dengan
yang diinginkan. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel,
semacam ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah rentang nilai 5th sampai dengan 95-th percentile.
2. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang akstrim
Disini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk, yaitu :
a. Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti
terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya.
b. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari
populasi yang ada ).
c. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Berkaitan dengan aplikasi data
antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas
kerja, maka ada beberapa saran yang bisa diberikan sesuai dengan langkah-langkah
seperti berikut :
1. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan dan
menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut. Hal ini lazim dikenal
sebagai "market segmentation", seperti produk mainan untuk anak-anak, peralatan
rumah tangga untuk wanita.
2. Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana yang nantinya
akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.
3. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut, dalam hal
ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data struktural body dimension
ataukah functional body dimension.
4. Pilih prosentase populasi yang harus diikuti, 90-th, 95-th, 99-th ataukah nilai
percentile yang lain yang dikehendaki.
5. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan tersebut untuk
ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel (adjustable) ataukah
ukuran rata-rata.
6.
Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya pilih/tetapkan
nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai. Aplikasi data tersebut dan
tambahkan faktor kelonggaran (allowance) bila diperlukan seperti halnya tambahan
ukuran akibat faktor tebalnya pakaian yang harus dikenakan oleh operator, pemakaian
sarung tangan (glowes), dan lain-lain. Terdapat berbagai macam faktor yang
mempengaruhi dimensi tubuh manusia, diantaranya :
Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-kira berumur 20
tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia akan berkurang
ukuran tubuhnya saat manusia berumur 60 tahun.
Jenis kelamin
Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan
pinggul.
Suku Bangsa (Etnis)
Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh etnis.
Pekerjaan
Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukurantubuh manusia.
Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu
(khusus) yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh
manusia yang juga perlu mendapat perhatian, seperti:
a. Cacat tubuh
Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orangorang cacat.
b. Tebal atau tipisnya pakaian yang harus dikenakan
Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda pula dalam
bentuk rancangan dan spesifikasipakaian. Artinya, dimensi orang pun akan
berbeda dalam satutempat dengan tempat yang lain.
c. Kehamilan (pregnancy)
Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi
tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja memerlukan perhatian khusus
terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti itu.
Penggunaan Data Antropometri
Penerapan data antropometri ini akan dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan
standar deviasi dari distribusi normal. Berikut ini adalah rumus perhitungan persentil.
1 % x – 2,325 ðx
2,5 % x – 1,960 ðx
5 % x – 1,6450 ðx
10 % x – 1,280 ðx
50 % X
90 % x + 1,280 ðx
95 % x + 1,645 ðx
97,5 % x + 1,960 ðx
99 % x + 2,325 ðx
Tabel 2.1 Distribusi Normal dan Perhitungan Persentil
Istilah ini “The Fallacy of The Average Man or Average woman” mengatakan bahwa
merupakan suatu kesalahan dalam perancangan suatu tempat kerja ataupun produk jika
berdasarkan pada dimensi yang hipotesis yaitu menganggap bahwasemua dimensi adalah
merupakan rata-rata. Walaupun hanya dalam penggunaan satu dimensi saja. Selain dari itu,
jika seseorang mempunyai dimensi pada rata-rata populasi, katakanlah tinggi badan, maka
belum tentu, bahwa dia berada pada ratarata populasi untuk dimensi lainnya. (Nurmianto,
2003). Peralatan dan ukuran alat-alat kerja hendaknya disesuaikan keadaan
tenaga kerja atau pemakainya.
Cara Kerja
a. Antropometer set
1. Pasang antropometer pada bagian tubuh probandus yang akan diukur pada posisi
berdiri maupun duduk.
2. Lalu lihat angka pada skala yang tertera pada antropometer. Ketentuan yang
berlaku apabila dalam pengukuran menggunakan bagian luar stik dan dalam stik dari
antropometer maka skala yang dibaca di dalam kotak bagian atas, apabila
menggunakan bagian dalam stik dan dalam stik dari antropometer maka baca skala
bagian bawah, dan apabila menggunakan bagian luar dan luar dari antropometer maka
skala yang dibaca bagian atas ditambah 1 cm.
3.Kemudian catat hasil yang sudah dibaca tadi.
b. Pengukur diameter kepala
1. Putar mur yang ada pada pegangan alat agar bisa disesuaikan dengan kepala
probandus yang akan di ukur.
2.Pasang pada kepala untuk mengukur diameternya.
3.Lalu kencangkan alat hingga hasil pengukuran akurat.
4. Kemudian catat hasilnya.
c. Jangka sorong
1. Pasang jangka sorong ke obyek yang diukur.
2. Kencangkan alat agar ukuran tidak berubah.
3. Lihat dan catat hasil pengukuran.
d. Busur
1.Letakkan busur di s udut kemiringan pada sandaran kursi.
2.Lihat berapa besarnya derajat kemiringan.
3.Kemudian catat hasil pengukuran.
Prosedur Pengukuran
a. Pengukuran Antropometri Statis Berdiri.
Tinggi badan (Gidan)
Cara kerja : Diukur dari bagian kepala yang paling atas sampai alas kaki dalam
keadaan berdiri tegak dan kepala menempel di tembok. Dengan alat sliding caliper.
Tinggi bahu (Gihu)
Cara kerja : Diukur dari bahu yang paling atas sampai batas alas kaki dalam keadaan
berdiri tegak. Dengan alat sliding caliper.
Tinggi siku (Giku)
Cara kerja : Diukur dari lengan yang berada dalam posisi vertikal sampai alas kaki
dalam keadaan berdiri tegak. Dengan alat sliding caliper.
Tinggi pinggul (Gigul)
Cara kerja : Diukur dari tulang pinggul yang paling atas sampai alas kaki posisi tegak
lurus. Dengan alat sliding caliper.
Lebar bahu (Barhu)
Cara kerja : Diukur bagian lengan atas kiri sampai dengan bagian luar lengan atas
kanan dan diambil yang paling lebar. Dengan alat sliding caliper.
Lebar pinggul (Bargul)
Cara kerja : Diukur dari pinggul kiri sampai pinggul kanan dan diambil yang paling
lebar dalam keadaan berdiri. Dengan alat sliding caliper.
Panjang lengan (Pangleng)
Cara kerja : Jarak vertikal diukur dari ketiak sampai ujung jari tengah. Dengan alat
sliding caliper.
Panjang lengan atas (Panglengtas).
Cara kerja : Diukur dari ketiak sampai siku. Dengan alat sliding caliper.
Panjang lengan bawah (Panglengwah).
Cara kerja : Diukur dari siku sampai ujung jari tengah sebagai jari yang paling
panjang. Dengan alat sliding caliper.
Jangkauan atas (Jangtas)
Cara kerja : Diukur dari titik tengah pegangan teratas sampai alas kaki dalam keadaan
berdiri. Dengan alat sliding caliper.
Panjang depa (Panpa)
Cara kerja : Diukur dari ujung jari tengah kiri sampai ujung jari yang paling panjang.
Dengan alat sliding caliper.
Diameter kepala (lebar kepala)
Cara kerja : Mengukur jarak dari glabella ke titik terposterior daroios occipital pada
garis tengah (linea mediana) kepala. Dengan alat spreading caliper.
Pengukuran Antropometri Statis Duduk.
Tinggi duduk (Giduk)
Cara kerja : Diukur dari bagian kepala yang paling atas sampai alas duduk dalam
posisi sikap duduk tegak. Dengan alat sliding caliper.
Tinggi siku duduk (Gikuduk).
Cara kerja : Diukur dari siku sampai alas duduk dalam posisi sikap duduk tegak.
Dengan alat sliding caliper.
Tinggi pinggul duduk (Gikulduk).
Cara kerja : Diukur dari tulang pinggul yang paling atas sampai alas duduk. Dengan
alat sliding caliper.
Tinggi lutut duduk (Gitutduk).
Cara kerja : Diukur dari lutut sampai alas kaki dalam posisi sikap tegak. Dengan alat
sliding caliper.
Panjang tungkai atas (Pangkaitas)
Cara kerja : Diukur dari lutut sampai garis vertikal yang melalui punggung dan
pinggang pada posisi sikap tegak. Dengan alat sliding caliper.
Panjang tungkai bawah (Pangkaiwah)
Cara kerja : Diukur dari lipat lutut belakang sampai alas kaki dalam sikap duduk
dengan betis pada kedudukan vertikal. Dengan alat sliding caliper.
Cara pengukuran kursi-meja kerja
1. Kursi
Tinggi kursi dari lantai sampai dengan permukaan atas bagian depan alas duduk.
Dengan alat pita meter.
Lebar kursi diukur pada garis tengah alas duduk melintang. Dengan alat pita meter.
Panjang kursi, tinggi sandaran kaki diukur dari lantai sampai
alas sandaran kaki dengan menggunakan pita meter.
Panjang sandaran tangan diukur dari depan sandaran tangan sampai belakang
sandaran tangan. Dengan alat pita meter.
Sudut sandaran punggung diukur pada bagian sudut alas duduk dengan menggunakan
bantuan busur sudut.
2. Meja
Tinggi meja dari lantai sampai permukaan atas bagian depan alas meja. Dengan alat
pita meter.
Lebar meja diukur dari tenaga kerja ke arah depan. Dengan alat pita meter.
Panjang meja diukur dari ujung kiri meja sampai ujung kanan meja dalam satu garis.
Dengan alat pita meter.
Tebal meja diukur dari permukaan bawah meja sampai permukaan atas meja duduk.
Dengan alat antrhopometer bone caliper
BAB III
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Flow Chart
Mulai
PERUMUSAH MASALAH
TUJUAN
BATASAN MASALAH
PENGOLAHAN DATA
LANGSUNG
TIDAK LANGSUNG
UJI KESERAGAMAN DATA
UJI KECUKUPAN DATA
UJI KENORMALAN
PRESENTIL
RANCANGAN PRODUK
ASPEK ERGONOMIS
ASPEK TEKNIK
ANALISIS
KESIMPULAN
SARAN
Dalam pembuatan sarung tangan pengendara motor , langkah awal yang dilakukan
adalah perumusan masalah yaitu bagaimana bentuk dan design sarung tangan
pengendara motor aman digunakan? dan bagaimana bentuk dan design sarung tangan
pengendara motor nyaman dipakai setiap hari?. Kemudian dengan
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dan dilaksanakan di Laboratorium APK dengan subjek seluruh
Mahasiswa Tekniuk Industri angkatan 2014 dan satu orang Mahasiswa angkatan 2012
Universitas Sangga Buana YPKP Bandung pada tanggal 17,24,28,31 Oktober 2016 pada jam
pembelajaran APK&Ergonomi dan satu hari pada jam kosong perkuliahan.
4.2 Pengolahan Data
Adapun pengolahan data dalam laporan ini menggunakan data Dimensi Jari Tangan, dengan
maksud pembuatan design Sarum Tangan Pengendar Motor yang Ergonomis.
4.2.1 Uji Kesaragaman Data
Berikut hasil pengujian keseragaman data
PJ 1
PJ 2
PJ 3
PJ 4
PJ 5
PKT
LJ
LTT
4.2.2 Uji Kecukupan Data
4.2.3 Uji Kenormalan
Berikut merupakan hasil uji kenormalan data
4.2.4 Persentil
Berikut merupakan hasil dari uji persentil
4.2.5 Rancangan Produk
4.2.6 Aspek Ergonomis
Aspek ergonomis dari rancangan produk sarung tangan pengendara motor ini adalah bahan
terbuat dari kulit sehingga produk lebih kuat, dan di setiap bagian jari tepatnya sendi jari
terdapat bantalan yang berbahan besi dan dilapisi busa dibagian bawahnya, guna
meminimalisir patah tulang ketika kecelakaan. Sehingga persendian jari lebih aman.
Selanjutnya ada lingkaran dalam pada bagian pergelangan tangan di pasang bantalan busa ,
4.2.7 Aspek Teknik
BAB V
ANALISIS
BAB VI
KESIMPULSN DAN SARAN
Daftar Pustaka
Lampiran
(ANTHOPOMETRI)
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penelitian Operasional I
(TI.503 A) yang diampu oleh Ade Geovania A , ST., MT
oleh
Ade Lili
NPM
B1011411RB5003
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP
2016
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua manusia dalam melakukan suatu aktivitas, pastinya terdapat berbagai
faktor yang akan mempengaruhi aktivitas tersebut. Suatu factor pendukung
berkendara misalnya, merupakan s a l a h s a t u h a l y a n g h a r u s d i p e r h a t i k a n
k a r e n a s a n g a t b e r p e n g a r u h t e r h a d a p aktivitas berkendara. Kondisi berkendara yang
kurang nyaman, situasi yang tidak mendukung tentunya berpengaruh terhadap berkendara
manusia. E r g o n o m i a d a l a h i l m u y a n g m e m p e l a j a r i h a l h a l y a n g m e m b u a t
m a n u s i a m e r a s a nyaman dalam bekerja/beraktivitas sehingga produktivitas kerja dapat
meningkat. Salah satu ilmu ergonomi adalah antropometri. "antropometri adalah cabang
ilmu ergonomi yang membahas tentang dimensi tubuh manusia. hasil dari
pengukuran antropometri ini digunakan dalam merancang s u a t u s i s t e m k e r j a
maupun
desain
peralatan
untuk
memudahan
pemakaian,
menunjang
keamanan dan kenyamanan dari suatu pekerjaan. hasil dari pengukuran ini juga kemudian dapat
diaplikasikan pada sistem kerja yang melibatkan manusia saat melakukan interaksi
dengan k o m p o n e n s i s t e m k e r j a t e r s e b u t b a i k s e c a r a l a n g s u n g m a u p u n
t i d a k l a n g s u n g . M e l a l u i pendekatan antropometri dapat diperoleh rancangan sistem kerja
yang lebih ergonomis yang d i s e s u a i k a n d e n g a n u k u r a n t u b u h m a n u s i a , s e h i n g g a
d i p e r o l e h s u a t u s y s t e m k e j a y a n g mendukung pekerja untuk beraktivitas secara lebih
efektif dan efisien. Faktor pendukung berkendara seperti sarung tangan sangat dibutuhkan, selain
untuk mengurangi sinar matahari juga untuk keselamatan berkendara, karena banyaknya
permintaan pasar akan sarung tangan baik dari kalangan club/komunitas motor maupun dari
pengendara biasa maka dengan demikian diperlukan sarung tangan yang nyaman dan aman
digunakan. Banyak sarung tangan yang beredar tetapi masih banyak kekurangan kekurangan dan
tidak memperhatikan kenyamanan pengguna.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana bentuk dan design sarung tangan pengendara motor aman digunakan?
Bagaimana bentuk dan design sarung tangan pengendara motor nyaman dipakai setiap hari?
1.3 Tujuan Praktikum
1. Menerapkan prinsip prinsip ergonomic dalam merancang suatu fasilitas atau system
kerja.
2. Memahami keterbatasan dan kelebihan manusia dari sisi antropometri serta mampu
menggunakannya untuk mengoptimalkan system kerja.
3. Mampu menganalisis, menilai, dan memperbaiki serta merancang fasilitas dan
system kerja.
4. Memahami alat alat yang digunakan dalam pengukuran antropometri
5. Mengaplikasikan ilmu antropometri dalam dunia nyata/dunia kerja nantinya.
6. Mengetahui pentingnya perancangan fasilitas yang ergonomis untuk menghindari
kecelakaan dan rasa sakit.
7. Mampu mengukur dimensi dimensi tubuh tubuh manusia sesuai antropometri
8. Menganalisid dan merancang fasilitas system kerja sesuai dimensi dimensi tubuh
manusia.
1.4 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum antropometri adalah ;
1. Kursi antropometri
Digunakan untuk mengukur dimensi dimensi tubuh manusia
2. Alat bantu ukut
Digunakan untuk membanu mengukur dimensi dimensi tubuh manusia.
3. Lembar pengamatan
Digunakan untuk mencatat hasil data dimensi manusia.
1.5 Pembatasan Masalah
Bagaimana bentuk dan design sarung tangan yang aman digunakan bagi
mahasiswa teknik industry USB YPKP 2014?
Bagaimana bentuk dan design sarung tangan yang nyaman digunakan setiap hari
oleh mahasiswa teknik industry USB YPKP 2014?
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Pengertian Ergonomi
Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum
alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek- aspek manusia dalam lingkungan
yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain atau
perancangan (Nurmianto, 2008). Egonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk
memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia
untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu
dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif,
aman, dan nyaman. Ergonomi berkenaanpula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan,
keselamatan dan kenyamanan manusia ditempat kerja, di rumah, dan di tempat rekreasi
Menurut Sutalaksana (1979). Ergonomi disebut juga sebagai Human Factors. Ergonomi juga
digunakan oleh beberapa ahli pada bidangnya misalnya: ahli anatomi, arsitektur ,
perancangan
produk,
fisika,
fisioterapi,
terapi
pekerjaan,
psikologi,
dan
teknik
industri.Ergonomic dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi,
misalnya: penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja,
meningkatkan variasi pekerjaan. Ergonomi dapat pulaberperan sebagai desain perangkat
lunak karena dengan semakin banyaknya pekerjaan yang berkaitan dengan komputer.
Definisi Antropometri
Kata antropometri berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu anthropos yang berarti
manusia (man, human) dan metrein (to measure) yang berarti ukuran. Yang dimaksud dengan
Antropometri adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia. Sedangkan
menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991), antropometri didefinisikan sebagai
kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia baik
ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah
desain. Menurut Sanders & Mc Cormick, Phesant (1988) dan pulat (1992), antropometi
adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan
desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Didalam melakukan pengukuran antropometri,
maka pengetahuan tentang anatomi manusia sangatlah penting, karena hampir seluruh
pengukuran antropometri dijelaskan dengan menggunakan istilah dari berbagai bagian tubuh
atau pada lokasi bagian tubuh manusia. Subjek yang diukur diarahkan untuk mengasumsikan
posisi tertentu yang telah didefinisikan sebelumnya dengan menggunakan standar posisi
secara anatomi, dimana orang yang diukur berdiri dengan kedua tangan disamping badan dan
telapak tangan menghadap kedepan. Dari postur tubuh seperti tersebut, maka anatomi
manusia dapat didefinisikan dengan istilah axis dan plane (belahan tubuh. Dari istilah plane
ini, maka istilah
dasar yang digunakan untuk menjelaskan posisi relatif atau lokasi dari titik yang relevan pada
struktur tubuh akan dikembangkan. Istilah anatomi yang paling umum digunakan dalam
kaitanya dengan pengukuran antropometri. Berdasarkan kriteria antropometri untuk
penerapan ergonomi, antropometri ada dua, yaitu :
Antropometri statis
Antropometri dengan dimensi statis adalah pengukuran yang dilakukan pada saat
tubuh dalam keadaan posisi statis atau diam. Atropometri statis ini meliputi dimensi otot
rangka atau skeletal penggunaan dalam desain. Secara umum, beberapa contoh pengukuran
antropometri statis antara lain :
1. Pusat gravitasi tubuh
2. Berat, volume, masa tubuh.
3. Tinggi dan berat badan.
4. Jarak antara sendi-sendi segmen tubuh.
5. Dimensi antropometri duduk vs berdiri.
6. Dimensi dengan pakaian tipis vs pakaian biasa.
7. Dimensi dengan pakaian tipis vs pakaian biasa.
8. Tinggi siku duduk yang diukur dari tempat duduk.
9. Ukuran : panjang, lebar, tebal anggota tubuh tertentu.
10. Lingkar dari berbagai anggota tubuh tertentu.
Antropometri dinamis
Antropometri dengan dimensi dinamis adalahsuatu pengukuran yang dilakukan pada
saat tubuh sedang melakukan aktivitas fisik. Pengukuran tersebut antara lain meliputi :
jangkauan, lebar jalan lalu lalang untuk orang yang sedang berjalan, termasuk juga
pengukuran
kisaran gerak untuk variasi sendi dan persendian.
Kelebihan dan kelemahan antropometri
Kelebihan antropometri
1. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas,
mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.
2. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.
3. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional, juga oleh
tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
4. Biaya relatif murah.
5. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas.
6. Secara alamiah diakui kebenaranya.
Kelemahan antropometri
1. Tidak sensitif
2. Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)
3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presisi, akurasi,
dan validitas pengukuran antropometri gizi.
4. Kesalahan terjadi karena:
a. Pengukuran
b. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
c .Analisis dan asumsi yang keliru
5. Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:
a. Latihan petugas yang tidak cukup
b. Kesalahan alat atau alat tidak ditera
c. Kesulitan pengukuran
Data Antropometri
Data antropometri diaplikasikan secara luas antara lain dalam perancangan area kerja,
perancangan peralatan kerja, perancangan produk konsumtif, dan perancangan lingkungan
kerja fisik. Perancangan suatu produk harus memperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi ukuran tubuh manusia yaitu umur, jenis kelamin, suku atau bangsa, dan posisi
tubuh.
Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan antropometri :
a. Menentukan aplikasi yang akan digunakan dengan perencanaan distribusi ekstrim.
b. Harus bisa menentukan nilai kelonggaran.
c. Menentukan secara pasti populasi yang akan menggunakan desain tersebut.
d. Menentukan dimensi tubuh yang terpenting dalam suatu desain.
Antropometri terbagi menjadi dua tipe, yaitu :
Antropometri Statis (Struktural)
Adalah pengukuran yang dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan posisi statis atau
diam. Antropometri statis meliputi dimensi otot rangka atau skeletal yaitu antara pusat sendi
(seperti antara siku dan pergelangan tangan) atau dimensi kontur yaitu dimensi permukaan
tubuh kulit (seperti kedalam atau tinggi duduk). Data-data antropometri statis sudah barang
tentu banyak didapatkan dari berbagai sumber dan telah sering diaplikasikan diberbagai
sektor kehidupan dan industry secara sangat luas. Namun demikian, hal yang tidak boleh
dilupakan adalah setiap pengukuran harus mempunyai dan sesuai dengan tujuan penggunaan
dalam desain . Secara umum, beberapa contoh pengukuran antropometri statis antara lain :
6. Tinggi dan berat badan.
7. Tinggi siku duduk yang diukur dari tempat duduk.
8. Ukuran : panjang, tinggi, lebar, tebal anggota tubuh tertentu.
9. Jarak antara sendi-sendi segmen tubuh.
10. Berat, volume, massa tubuh.
11. Lingkar dari berbagai anggota tubuh tertentu.
12. Pusat gravitasi tubuh.
13. Dimensi antara berpakaian tipis dengan berpakaian tebal.
14. Dimensi antropometri duduk dengan berdiri, dan lain-lain.
Antropometri Dinamis (Fungsional)
Antropometri Dinamis Adalah pengukuran yang dilakukan pada saat tubuh
melakukan aktivitas fisik. Pengukuran tersebut meliputi jangkauan, lebar jalan lalu lalang
untuk orang yang sedang berjalan, termasuk juga pengukuran kisaran gerak untuk variasi
sendi dan persendian, tenaga injak pada kaki, kekuatan jari menggenggam, dsb. Mengingat
pengukuran antropometri dinamis dilakukan pada saat tubuh sedang melakukan gerakan,
tentunya pengukuran antropometri dinamis lebih sulit dari pada statis. Data antropometri
yang menyajikan data ukuran dari berbagai anggota tubuh manusia dalam percentile tertentu
akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk ataupun fasilitas kerja akan
dibuat. Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang
akan mengoperasikannya, maka prinsip-prinsip apa yang harus diambil didalam aplikasi data
antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan
berikut ini :
1. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu
Disini rancangan bisa dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan
oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Contoh yang paling
umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil yang mana dalam hal ini letaknya
bisa digeser maju/mundur dan sudut sandarannya bisa dirubah-rubah sesuai dengan
yang diinginkan. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel,
semacam ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah rentang nilai 5th sampai dengan 95-th percentile.
2. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang akstrim
Disini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk, yaitu :
a. Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti
terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya.
b. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari
populasi yang ada ).
c. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Berkaitan dengan aplikasi data
antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas
kerja, maka ada beberapa saran yang bisa diberikan sesuai dengan langkah-langkah
seperti berikut :
1. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan dan
menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut. Hal ini lazim dikenal
sebagai "market segmentation", seperti produk mainan untuk anak-anak, peralatan
rumah tangga untuk wanita.
2. Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana yang nantinya
akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.
3. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut, dalam hal
ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data struktural body dimension
ataukah functional body dimension.
4. Pilih prosentase populasi yang harus diikuti, 90-th, 95-th, 99-th ataukah nilai
percentile yang lain yang dikehendaki.
5. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan tersebut untuk
ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel (adjustable) ataukah
ukuran rata-rata.
6.
Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya pilih/tetapkan
nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai. Aplikasi data tersebut dan
tambahkan faktor kelonggaran (allowance) bila diperlukan seperti halnya tambahan
ukuran akibat faktor tebalnya pakaian yang harus dikenakan oleh operator, pemakaian
sarung tangan (glowes), dan lain-lain. Terdapat berbagai macam faktor yang
mempengaruhi dimensi tubuh manusia, diantaranya :
Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-kira berumur 20
tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia akan berkurang
ukuran tubuhnya saat manusia berumur 60 tahun.
Jenis kelamin
Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan
pinggul.
Suku Bangsa (Etnis)
Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh etnis.
Pekerjaan
Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukurantubuh manusia.
Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu
(khusus) yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh
manusia yang juga perlu mendapat perhatian, seperti:
a. Cacat tubuh
Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orangorang cacat.
b. Tebal atau tipisnya pakaian yang harus dikenakan
Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda pula dalam
bentuk rancangan dan spesifikasipakaian. Artinya, dimensi orang pun akan
berbeda dalam satutempat dengan tempat yang lain.
c. Kehamilan (pregnancy)
Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi
tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja memerlukan perhatian khusus
terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti itu.
Penggunaan Data Antropometri
Penerapan data antropometri ini akan dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan
standar deviasi dari distribusi normal. Berikut ini adalah rumus perhitungan persentil.
1 % x – 2,325 ðx
2,5 % x – 1,960 ðx
5 % x – 1,6450 ðx
10 % x – 1,280 ðx
50 % X
90 % x + 1,280 ðx
95 % x + 1,645 ðx
97,5 % x + 1,960 ðx
99 % x + 2,325 ðx
Tabel 2.1 Distribusi Normal dan Perhitungan Persentil
Istilah ini “The Fallacy of The Average Man or Average woman” mengatakan bahwa
merupakan suatu kesalahan dalam perancangan suatu tempat kerja ataupun produk jika
berdasarkan pada dimensi yang hipotesis yaitu menganggap bahwasemua dimensi adalah
merupakan rata-rata. Walaupun hanya dalam penggunaan satu dimensi saja. Selain dari itu,
jika seseorang mempunyai dimensi pada rata-rata populasi, katakanlah tinggi badan, maka
belum tentu, bahwa dia berada pada ratarata populasi untuk dimensi lainnya. (Nurmianto,
2003). Peralatan dan ukuran alat-alat kerja hendaknya disesuaikan keadaan
tenaga kerja atau pemakainya.
Cara Kerja
a. Antropometer set
1. Pasang antropometer pada bagian tubuh probandus yang akan diukur pada posisi
berdiri maupun duduk.
2. Lalu lihat angka pada skala yang tertera pada antropometer. Ketentuan yang
berlaku apabila dalam pengukuran menggunakan bagian luar stik dan dalam stik dari
antropometer maka skala yang dibaca di dalam kotak bagian atas, apabila
menggunakan bagian dalam stik dan dalam stik dari antropometer maka baca skala
bagian bawah, dan apabila menggunakan bagian luar dan luar dari antropometer maka
skala yang dibaca bagian atas ditambah 1 cm.
3.Kemudian catat hasil yang sudah dibaca tadi.
b. Pengukur diameter kepala
1. Putar mur yang ada pada pegangan alat agar bisa disesuaikan dengan kepala
probandus yang akan di ukur.
2.Pasang pada kepala untuk mengukur diameternya.
3.Lalu kencangkan alat hingga hasil pengukuran akurat.
4. Kemudian catat hasilnya.
c. Jangka sorong
1. Pasang jangka sorong ke obyek yang diukur.
2. Kencangkan alat agar ukuran tidak berubah.
3. Lihat dan catat hasil pengukuran.
d. Busur
1.Letakkan busur di s udut kemiringan pada sandaran kursi.
2.Lihat berapa besarnya derajat kemiringan.
3.Kemudian catat hasil pengukuran.
Prosedur Pengukuran
a. Pengukuran Antropometri Statis Berdiri.
Tinggi badan (Gidan)
Cara kerja : Diukur dari bagian kepala yang paling atas sampai alas kaki dalam
keadaan berdiri tegak dan kepala menempel di tembok. Dengan alat sliding caliper.
Tinggi bahu (Gihu)
Cara kerja : Diukur dari bahu yang paling atas sampai batas alas kaki dalam keadaan
berdiri tegak. Dengan alat sliding caliper.
Tinggi siku (Giku)
Cara kerja : Diukur dari lengan yang berada dalam posisi vertikal sampai alas kaki
dalam keadaan berdiri tegak. Dengan alat sliding caliper.
Tinggi pinggul (Gigul)
Cara kerja : Diukur dari tulang pinggul yang paling atas sampai alas kaki posisi tegak
lurus. Dengan alat sliding caliper.
Lebar bahu (Barhu)
Cara kerja : Diukur bagian lengan atas kiri sampai dengan bagian luar lengan atas
kanan dan diambil yang paling lebar. Dengan alat sliding caliper.
Lebar pinggul (Bargul)
Cara kerja : Diukur dari pinggul kiri sampai pinggul kanan dan diambil yang paling
lebar dalam keadaan berdiri. Dengan alat sliding caliper.
Panjang lengan (Pangleng)
Cara kerja : Jarak vertikal diukur dari ketiak sampai ujung jari tengah. Dengan alat
sliding caliper.
Panjang lengan atas (Panglengtas).
Cara kerja : Diukur dari ketiak sampai siku. Dengan alat sliding caliper.
Panjang lengan bawah (Panglengwah).
Cara kerja : Diukur dari siku sampai ujung jari tengah sebagai jari yang paling
panjang. Dengan alat sliding caliper.
Jangkauan atas (Jangtas)
Cara kerja : Diukur dari titik tengah pegangan teratas sampai alas kaki dalam keadaan
berdiri. Dengan alat sliding caliper.
Panjang depa (Panpa)
Cara kerja : Diukur dari ujung jari tengah kiri sampai ujung jari yang paling panjang.
Dengan alat sliding caliper.
Diameter kepala (lebar kepala)
Cara kerja : Mengukur jarak dari glabella ke titik terposterior daroios occipital pada
garis tengah (linea mediana) kepala. Dengan alat spreading caliper.
Pengukuran Antropometri Statis Duduk.
Tinggi duduk (Giduk)
Cara kerja : Diukur dari bagian kepala yang paling atas sampai alas duduk dalam
posisi sikap duduk tegak. Dengan alat sliding caliper.
Tinggi siku duduk (Gikuduk).
Cara kerja : Diukur dari siku sampai alas duduk dalam posisi sikap duduk tegak.
Dengan alat sliding caliper.
Tinggi pinggul duduk (Gikulduk).
Cara kerja : Diukur dari tulang pinggul yang paling atas sampai alas duduk. Dengan
alat sliding caliper.
Tinggi lutut duduk (Gitutduk).
Cara kerja : Diukur dari lutut sampai alas kaki dalam posisi sikap tegak. Dengan alat
sliding caliper.
Panjang tungkai atas (Pangkaitas)
Cara kerja : Diukur dari lutut sampai garis vertikal yang melalui punggung dan
pinggang pada posisi sikap tegak. Dengan alat sliding caliper.
Panjang tungkai bawah (Pangkaiwah)
Cara kerja : Diukur dari lipat lutut belakang sampai alas kaki dalam sikap duduk
dengan betis pada kedudukan vertikal. Dengan alat sliding caliper.
Cara pengukuran kursi-meja kerja
1. Kursi
Tinggi kursi dari lantai sampai dengan permukaan atas bagian depan alas duduk.
Dengan alat pita meter.
Lebar kursi diukur pada garis tengah alas duduk melintang. Dengan alat pita meter.
Panjang kursi, tinggi sandaran kaki diukur dari lantai sampai
alas sandaran kaki dengan menggunakan pita meter.
Panjang sandaran tangan diukur dari depan sandaran tangan sampai belakang
sandaran tangan. Dengan alat pita meter.
Sudut sandaran punggung diukur pada bagian sudut alas duduk dengan menggunakan
bantuan busur sudut.
2. Meja
Tinggi meja dari lantai sampai permukaan atas bagian depan alas meja. Dengan alat
pita meter.
Lebar meja diukur dari tenaga kerja ke arah depan. Dengan alat pita meter.
Panjang meja diukur dari ujung kiri meja sampai ujung kanan meja dalam satu garis.
Dengan alat pita meter.
Tebal meja diukur dari permukaan bawah meja sampai permukaan atas meja duduk.
Dengan alat antrhopometer bone caliper
BAB III
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Flow Chart
Mulai
PERUMUSAH MASALAH
TUJUAN
BATASAN MASALAH
PENGOLAHAN DATA
LANGSUNG
TIDAK LANGSUNG
UJI KESERAGAMAN DATA
UJI KECUKUPAN DATA
UJI KENORMALAN
PRESENTIL
RANCANGAN PRODUK
ASPEK ERGONOMIS
ASPEK TEKNIK
ANALISIS
KESIMPULAN
SARAN
Dalam pembuatan sarung tangan pengendara motor , langkah awal yang dilakukan
adalah perumusan masalah yaitu bagaimana bentuk dan design sarung tangan
pengendara motor aman digunakan? dan bagaimana bentuk dan design sarung tangan
pengendara motor nyaman dipakai setiap hari?. Kemudian dengan
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dan dilaksanakan di Laboratorium APK dengan subjek seluruh
Mahasiswa Tekniuk Industri angkatan 2014 dan satu orang Mahasiswa angkatan 2012
Universitas Sangga Buana YPKP Bandung pada tanggal 17,24,28,31 Oktober 2016 pada jam
pembelajaran APK&Ergonomi dan satu hari pada jam kosong perkuliahan.
4.2 Pengolahan Data
Adapun pengolahan data dalam laporan ini menggunakan data Dimensi Jari Tangan, dengan
maksud pembuatan design Sarum Tangan Pengendar Motor yang Ergonomis.
4.2.1 Uji Kesaragaman Data
Berikut hasil pengujian keseragaman data
PJ 1
PJ 2
PJ 3
PJ 4
PJ 5
PKT
LJ
LTT
4.2.2 Uji Kecukupan Data
4.2.3 Uji Kenormalan
Berikut merupakan hasil uji kenormalan data
4.2.4 Persentil
Berikut merupakan hasil dari uji persentil
4.2.5 Rancangan Produk
4.2.6 Aspek Ergonomis
Aspek ergonomis dari rancangan produk sarung tangan pengendara motor ini adalah bahan
terbuat dari kulit sehingga produk lebih kuat, dan di setiap bagian jari tepatnya sendi jari
terdapat bantalan yang berbahan besi dan dilapisi busa dibagian bawahnya, guna
meminimalisir patah tulang ketika kecelakaan. Sehingga persendian jari lebih aman.
Selanjutnya ada lingkaran dalam pada bagian pergelangan tangan di pasang bantalan busa ,
4.2.7 Aspek Teknik
BAB V
ANALISIS
BAB VI
KESIMPULSN DAN SARAN
Daftar Pustaka
Lampiran