BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Kolegial Dalam Peningkatan Kinerja Guru Di SD Negeri Plalangan 01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Hasil

penelitian

yang

bersumber

dari

observasi, pengamatan, wawancara, dokumentasi
dan FGD akan

dikelompokkan sesuai dengan

permasalahan serta tujuan penelitian.

4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Profil SD Negeri Plalangan 01

Penelitian

Supervisi

Akademik

Berbasis

Kolegial ini mengambil lokasi di SD Negeri (SDN)
Plalangan

01

Semarang

Kecamatan

dengan

Gunungpati


alamat

Jl.

Kota
Mr

WuryantoGunungpati, Nomor Statistik Sekolah (NSS)
101036302009,

Nomor

telepon

(024)

70772346

dengan SK pendirian momor 421.2/001/VIII/34/85

tanggal 1 Januari 1985. Lokasi sekolah berada di tepi
jalan raya yang menghubungkan Gunungpati sebagai
Kota

kecamatan

dengan

Kota

Ungaran

sebagai

Ibukota Kabupaten Semarang.
Secara geografis, SDN Plalangan 01 di bagian
timur berbatasan dengan Kelurahan Mangunsari,

bagian


selatan

Semarang

berbatasan

berupa

baratberbatasan
sedangkan

lereng

dengan

bagian

dengan
Gunung


Kelurahan

utara

Kabupaten
Ungaran,
Gunungpati

berbatasan

dengan

Kelurahan Nongkosawit.Akses ke Kantor Kecamatan
Gunungpati yang baru berjarak kurang lebih 4 Km
dan dengan Kantor Kecamatan lama sekitar 200 m.
Menurut

peneliti,

SDN


Plalangan

01

Gunungpati merupakan sekolah yang unik karena
dengan lahan seluas 9.100 m² terbagi menjadi dua
yaitu satu lahan berdiri bangunan kampus sekolah
yang berpagar bumi keliling serta satu lahan

yang

terletak di sebelahnya berupa lapangan sepak bola
yang oleh masyarakat diberi nama Sigotro. Lapangan
sekolah dimanfaatkan sebagai lapangan bersama
bagi beberapa-sekolah sekitar dalam pembelajaran
olah raga, dan apabila sore hari digunakan untuk
kegiatan

warga.


bersebelahan

SDN

dengan

Plalangan
SMA

12

01

letaknya

Semarang

dan


berdekatan dengan sekolah negeri maupun swasta
lain dengan jarak kurang dari 500 meter, seperti SDN
Plalangan 03 berjarak 250 m, SDN Plalangan 04
berjarak 400m, MI Roudhotus Sibiyan 500 m, dan MI
Mangunsari 500 m.

Lokasi
strategis

sekolah

untuk

secara

kegiatan

geografis

sangat


pembelajaran,

karena

terletak di tepi jalan raya yang menyebabkan akses
transportasi lewat di depannya. Ketinggian kurang
lebih 600 m dpl (di atas permukaan laut) dengan
kondisi udara yang sejuk dan tidak banyak polusi
udara.
Walaupun berada di Kelurahan Plalangan,
ternyata berdasarkan data induk sekolah sebagian
besar

siswanya

bukan

berasal


dari

wilayah

kelurahan Plalangan, tetapi menyebar dari wilayah
kelurahan

Gunungpati,

Mangunsari,

Sumurejo,

Nongkosawit, Cepoko dan juga dari wilayah Ungaran
serta Boja dengan data seperti pada tabel.
Tabel 4.1
Data Rombongan Belajar (Rombel)
Berdasarkan Wilayah Domisili

No


Wilayah

Nama
Rombel

Jumlah

Dalam

Luar

Kelurahan

Kelurahan

Siswa

1

Kelas 1

10

30

40

2

Kelas 2

14

28

42

3

Kelas 3

6

33

39

4

Kelas 4

13

23

36

5

Kelas 5

12

32

44

6

Kelas 6

10

33

43

Total

6

65

179

244

Sumber: Evaluasi Diri Sekolah, 2014
Kondisi siswa yang berasal dari berbagai
wilayah, letak sekolah yang saling berdekatan serta
kegiatan

pembelajaran

olahraga

yang

selalu

bersamaan dengan beberapa sekolah seperti SMA 12
Semarang, SMP IT Bina Amal dan MI Roudhotus
Sibiyan menyebabkan berbagai budaya berbaur.
Kondisi ini merupakan

tantangantersendiri yang

dihadapi untukmengatasi persaingan menuju visi,
misi

dan

tujuan

sekolah

yang

sudah

dirumuskan.SDN Plalangan 01.Perumusan visinya
adalah “Unggul dalam prestasi, terampil, sehat
jasmani/rohani serta berakhlak mulia.” Misi sekolah
meliputi

1)

Mewujudkan

iklim

suasana

yang

berbudaya agamis bagi seluruh warga sekolah, 2)
Mewujudkan system manajemen berbasis teknologi,
3) Terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, 4)
mengoptimalkan pemberdayaan kompetensi tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan, 5) Melaksanakan
pemberdayaan dan bimbingan secara efektif agar
siswadapat

berkembang

lebih

optimal,

6)

Mengembangkan

dan

mengoptimalkan

pengembangan kurikulum, 7) Membudayakan hidup
sehat bagi warga sekolah, dan 8) Melaksanakan
pengembangan

kegiatan

akademik

dan

non

akademik.
Menyadari

letak sekolah

yang mudah

dijangkau berbagai upaya sudah dilakukan oleh
pihak sekolah, sehingga tahap demi tahap, lambat
laun kondisi sekolah mulai terjadi perubahan ke
dalam hal yang semakin positif. Berbagai sarana dan
prasarana

sekolah

pembelajaran

sebagai

telah

penunjang

dilakukan,

kegiatan
beberapa

pembenahan dan berbagai upayaditempuh untuk
melengkapi kekurangannya.Dengan jumlah ruang
terdiri atas 6 ruang kelas masing-masing untuk kelas
I sampai VI dan 1 ruang masing-masing dimiliki
guru, kepala sekolah, perpustakaan, UKS dan rumah
penjaga serta kamar mand/WC ada 3 buah.
Tuntutan

dan

pekembangan

dunia

pendidikan yang demikian pesat memotifasi pendidik
dan tenaga kependidikan di sekolah dengan memiliki
loyalitas yang tinggi dengan berupaya meningkatkan
kemampuan

akademiknya

melalui

pendidikan

berkelanjutan guna mendukung tugasnya.Hal ini

dapat dilihat dari kondisi guru SDN Plalangan 01
berdasarkan kualifikasi, status, jenis kelamin dan
jumlah

dapat

dipaparkan

dalam

data

sebagai

berikut:
Tabel 4.2
Kualifikasi Guru Berdasarkan
KualifikasiPendidikan ,Status, dan Jenis Kelamin
Jumlah
No.

dan Status Guru

Tingkat
Pendidikan

PNS

GTT/GB

L

P

L

P

Jml

1.

S3/S2

-

-

-

-

2.

S1/D4

7

2

1

-

10

3.

D3/Sarmud

-

-

-

-

-

4.

D2

-

-

-

-

-

5

D1

-

-

-

-

-

6

SMA/sederajat

-

1

-

-

1

Jumlah

7

3

1

-

11

Sumber: Evaluasi Diri Sekolah, 2014
Berdasarkan data diatas, guru di SD Negeri
Plalangan 01 dinominasi oleh guru laki-laki. Semua
guru

berkualifikasi

sarjana,

2

orang

menempuh pasca sarjana dan 1 orang
menempuh sarjana

sedang
baru

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah
kepala sekolah dan guru –guru di SDN Plalangan 01
Gununpati

Semarang

pada

tahun

pelajaran

2014/2015.

4.1.2Program supervisi Akademik Berbasis
Kolegial di SDN Plalangan 01
4.1.2.1Perencanaan
Berbasis

Supervisi

Akademik

Kolegial

di

SDN

Plalangan 01
Terkait dengan supervisi akademik kolegial
oleh kepala sekolah SDN Plalangan 01, peneliti telah
mengungkap

dengan

mengambil

data

melalui

wawancara terhadap nara sumber yang masingmasing diuraikan pada bagian berikut.
Supervisi akademik menurut kepala SDN
Plalangan 01Sugeng Setyadi S.Pd sebagai berikut:
”Prosedur memberikan arahan serta
mengadakan penilaian terhadap proses
pengajaran yang dilakukan oleh kepala
sekolah sebagai seorang supervisor
kemudian
dilanjutkan
dengan
pemberian umpan balik tentang proses
pembelajaran
yang
baru
saja

berlangsung dengan cara kekeluargaan

Pernyataan

tersebut

diperkuat

oleh

oleh

Sujarso selaku guru kelas yang menyatakan bahwa:
“Supervisi
akademik
kolegial
merupakan suatu bentuk supervisi
yang dilakukan oleh kepala sekolah
sebgai supervisor untuk mengamati
proses pembelajaran guru di kelas.
Pada
supervisi
tersebut,
setelah
dilakukan observasi kelas pada waktu
guru mengajar dilanjutkan dengan
proses pemberian masukan antara
kepala sekolah sebagai supervisor
dengan
guru
yang
disupervisi
mengenai proses pembelajaran yang
telah berlangsung dengan santai dan
terbuka sehingga tidak ada perasaan
seperti dinilai.”
Pernyataan ini selaras dengan pernyataan Sri
Wahyuni yang menyatakan bahwa:
“Kepala sekolah mengamati proses
pembelajaran di kelas dilanjutkan
memberi masukan antara supervisor
dengan guru yang disupervisi dengan
harapkan kendala pembelajaran di
kelas
dapat
teratasi
dengan
memberikan umpan balik secara
terbuka seperti seorang teman bukan
atasan dan bawahan”

Hal senada juga disampaikan oleh Muheri
dalam pernyataannya:
“Supervisi akademik merupakan usaha
dari kepala sekolah untuk memberikan
layanan kepada guru dalam rangka
memperbaiki perencanaan dan proses
pembelajaran.
Setelah
supervisi
dilanjutkan
dengan
pemberian
masukan tentang hasil dari proses
supervisi tersebut mengenai keluhan
ataupun masalah yang dihadapi guru
dalam proses pembelajaran dalam
suasana santai”
Dari

berbagai

pendapat

di

atas

dapat

disimpulkan bahwa supervisi akademis kolegial di
SDN Plalangan 01 dipahami sebagai arahan yang
diberikan oleh seorang supervisor dalam hal ini
kepala sekolah kepada guru-guru dan setelahnya
diberikan penguatan atau arahan tentang kendala
yang dihadapi untuk dipecahkan bersama secara
kekeluargaan, terbuka .
Supervisi

akademik

kolegial

merupakan

program yang telah direncanakan diSDN Plalangan
01. Seperti hasil dalam wawancara dengan Kepala
Sekolah Sugeng Setyadi, S.Pd dalam pernyataannya:
“Perencanaan supervisi telah tertuang
atau ada dalam program supervisi

sekolah
baik
dari
perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.”
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Sujarsoselaku
guru kelas yang berpendapat bahwa:
“Kita

harus saling berkomunikasi
dalam mempersiapkan pembelajaran
yang lebih baik, karena pelaksanaan
supervisi
sudah
terencana
dan
terjadual
bahkan
sebelum
mensupervisi,
dibuat
kesepakatan
tentang waktu pelaksanaan supervisi
dengan guru yang akan disupervisi.”
Selaras dengan kedua pendapat di atas

Sri

Wahyuni dalam pernyataannya :
“Perlunya perencanaan dan persiapan
sebelumnya.Kita sebagai seorang guru
perlu
menyiapkan
perangkat
pembelajaran
karena
pelaksanaan
supervisi
sudah
ditentukan
waktunya.”
Dari

diskripsi

ini

perencanaan

supervisi

akademik adalah kegiatan yang diawali dengan
perencanaan, penyusunan dan kesepakatan tentang
waktu

pelaksanaan

dengan

guru

yang

akan

disupervisi.Persiapan pembelajaran ketika seorang
guru akan disupervisi dilakukan lebih baik tetapi
tidak dibuat-buat,

Berbicara tentang siapa yang merencanakan
supervisi menurut pendapat Sugeng Setyadi kepala
SDN Plalangan 01 dalam pernyataannya:
“Perencanaan supervisi perlu disusun
oleh
supervisor
agar
pelaksaan
supervisi
dapat
terarah.
Apabila
pelaksaan supervisi tidak diawali
dengan
adanya
perencaan
dikawatirkan
akan
dapat
mengecewakan banyak pihak, seperti
guru, supervisor sendiri dan bahkan
siswa yang secara tidak langsung
memerlukan peningkatan kemampuan
mengajar gurunya. Jadi seorang
kepala sekolah sebelumnya sudah
mempunyai program tentang hal
tersebut.”
Sependapat

dengan

kepala

sekolah

Sri

Wahyuni menyatakan bahwa:
“Kepala sekolah sebagai penanggung
jawab segala kegiatan di sekolah termasuk
perencanaan
supervisi.Perlunya

perencanaan terlebih dahulu agar
dalam
pelaksanaannya
tidak
menyimpang dari program supervisi
itu sendiri, sesuai dengan ramburambu yang ada dalam lembar
supervisi, dan guru sudah merasa siap
dari segi administrasi.”
Komponen

yang

dinilai

pada

waktu

pelaksanaan supervisi akademik kolegial berdasar
pendapat dari Kepala SDN Plalangan 01:

“Administrasi guru baik guru kelas
maupun guru mata pelajaran antara
lain
persiapanadministrasi
seperti
promes, silabus, RPP, termasuk alat
evaluasi pembelajaran dan proses
pelaksanaan pembelajaran di kelas
sampai pada evaluasi.”
Sependapat dengan hal tersebut di atas Sri
Wahyuni menyatakan:
“Guru perlu mempersiapkan semua
administrasi
pembelajaran
untuk
dilihat dan diteliti selain ketika kita
mengajar dikelas, sehingga selain
buku
administrasi
cara
kita
menghadapi siswa di kelas juga
diamati.”
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa
Supervisi akademik bukan bersifat sambilan yang
hanya

dilakukan

sewaktu-waktu

jika

ada

kesempatan tetapi diperlukan persiapan.Supervisi
akademik

harus

dilakukan

terus

menerus

dan

berkesinambungan.
Walaupun
mengembangkan

seorang
dirinya

guru
tidaklah

telah
berarti

berhasil
selesai

tugas supervisor, melainkan harus tetap dibina
mengingat

problem

dalam

pembelajaran

selalu

muncul seiring berkembangnya ilmu pengetahuan.

4.1.2.2 Pelaksanaan Supervisi akademik
berbasis Kolegial.
Pelaksanaan

supervisi

diawali

dengan

menyiapkan blangko supervisi, dan kepala sekolah
mengingatkan guru yang akan disupervisi tentang
waktu pelaksanaan.Pelaksanaan supervisi akademik
berbasis kolegial di SD Negeri Plalangan 01 menurut
kepala

sekolah

tidak

memerlukan

pendanaan,

karena blangko supervisi difoto copy menggunakan
dana BOS.
Pada waktu pelaksanaan supervisi semua
guru mempersiapkan dengan baik tentang materi
yang akan disampaikan dan metode yang cocok
untuk

materi

tersebut.

Guru

benar-benar

mempersiapkan diri secara optimal. Komponen yang
diniali pada supervisi adalah persiapan pembelajaran
dan proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
pernyataan kepala sekolah SDN Plalangan 01 Sugeng
Setyadi dalam pernyataannya :
“Persiapan format supervisi sudah
disediakan oleh sekolah sehingga
seorang guru terfokus pada bidang
administrasi
dan
pelaksanaan
pembelajarannya.”

Masih

menurut

kepala

sekolah

langkah-

langkah supervisi meliputi:
“…tahap awal berupa pengecekan
perencanaan guru dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar. Sehingga
guru bebar-benar sudah siap untuk
disupervisi dan melaksanakan proses
pembelajaran.
Yang
kedua
pengamatan di kelas, disini akan
sayacatat data-data yang berkaitan
dengan proses pembelajaran yang
sedang berlangsung. Dan yang ketiga
pemberian umpan balik yaitu diskusi
terhadap proses pembelajaran yang
sudah berlangsung untuk mencari
alternatif pemecahan masalah yang
dihadapi pada proses pembelajaran
guna
peningkatan
pembelajaran
berikutnya.”
Melalui supervisi akademik berbasis kolegial,
guru semakin termotivasi untuk memperbaiki proses
pembelajaran sehingga proses pembelajaran di kelas
lebih menarik dan lebih hidup. Guru akan semakin
tertantang untuk mencari sumber informasi baru
guna peningkatan penguasaan materi pembelajaran.
Interaksi antara guru-kepala sekolah dan gurumurid menjadi lebih dekat serta akrab dengan
suasana

kekeluargaan.Hal

ini

sesuai

dengan

pernyataan Sri Wahyuni:
“Dengan
seorang

adanya
guru

supervisi kolegial
akan
berusaha

memperbaiki pembelajarannya karena
timbul dari kesadarannya sendiri,
termotivasi, tidak merasa sungkan,
lebih rileks ketika menyampaikan
keluhannya, pokoknya dalam suasana
akrab.”
Sebagaimana Sri wahyuni, pendapat Sujarso
sebagai berikut:
“…melalui supervisi akademik kolegial
sangat membatu dalam pengembangan
kegiatan pembelajaran. Solusi dari
kepala sekolah terhadap kendalakendala
yang
dihadapai
pada
pembelajaran dapat teratasi melalui
umpan balik dan diskusi Sehingga
termotivasi untuk meningkatkan dan
meperbaiki
proses
pembelajaran.Melalui umpan balik
akan meningkatkan interaksi dengan
kepala sekolah.”
Senada dengan pendapat di atas Muheri
menyatakan bahwa:
“Supervisi Akademik Berbasis Kolegial
di SD Negeri Plalangan 01 dalam
pelaksanaannya memiliki kelebihan
yaitu meningkatkan motivasi bagi guru
dalam rangka meningkatkan proses
pembelajaran di kelas. Disamping itu
juga meningkatkan interaksi yang
lebih baik antar kepala sekolah-guru
dan guru-siswa.”
Dari
disimpulkan

beberapa
bahwa

pendapat
supervisi

di

atas

dapat

yang

baik

akanmeningkatkan proses pembelajaran, sehingga
akan

meningkatkan

kinerja

guru

dan

prestasi

akademik siswa. Pelaksanaan supervisi akademik
berbasis kolegial di SD Negeri Plalangan 01 dimulai
dengan

persiapan,

pelaksanaan.

yaitu

Walaupun

kesepakatan

jadual

sudah

waktu
tersusun

tetapi karena kesibukan kepala sekolah, maka waktu
pelaksanaan disesuaikan lagi waktunya. Komponen
yang

dinilai

oleh

supervisor

adalah

perangkat

pembelajaran dan proses kegiatan pembelajaran yang
mengacu pada RPP.
Berikut petikan wawancara terkait dengan
pertanyaan yang penulis sampaikan.“Pada waktu
pelaksanaan supervisi akademik berbasis kolegial
bagaimana persiapan anda?
“Saya sebagai kepala sekolah akan
menyiapkan segala perangkat yang
dibutuhkan
dalam
pelaksanaan
supervisi baik itu format atau blangko
supervisi maupun waktu yang telah
disepakati dengan guru yang akan
disupervisi. Hal itu perlu karena
persiapan itu penting …”
Kesiapan

kepala

sekolah

diperkuat

hasil

wawancara dengan guru, berikut sebagian petikan
pernyataan yang diutarakan oleh Muheri guru kelas
IV:

“Ketika akan disupervisi blangko
sudah
disiapkan
oleh
sekolah.
Supervisi yang pada awalnya hanya
merupakan
kegiatan
secara
administratif, tetapi setelah berbasis
kolegial membuat guru termotivasi
untukselalu memperbaiki dan lebih
mengembangkan pembelajaran. Hal ini
karena kepala sekolah tidak hanya
sekedar menilai saja, tetapi meberikan
banyak masukan terhadap proses
pembelajaran.”
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan
bahwa

proses

pembelajaran

yang

semakin

berkembang dan menarik akanmembuat siswa lebih
tertarik terhadap pelajaran. Pada waktu pemberian
umpan

balik

dihadapi

guru

akan

diungkapkan

sehingga

terjalin

kendala
diskusi

yang
untuk

peningkatan pembelajaran berikutnya.
Guru akan termotivasi untuk meningkatkan
PBM. Karena dalam supervisi

kolegial terwujud

suasana yang akrab dan kekeluargaan, sehingga
semua kesulitan dan hambatan guru dalam PBM
akan mudah diungkapkan. Hasilnya motivasi guru
meningkat

dalam

perbaikan

PBM,

pembelajaran menjadi semakin bermutu.

4.2

Pembahasan Penelitian

suasana

4.2.1 Perencanaan Program Supervisi Akadmik
berbasis Kolegial.
Kegiatan

sebelum

melaksanakan

program

supervisi terlebih dahulu diawali dengan menyusun
suatu

perencanaan

yang

dapat

berupa

mengidentifikasi permasalahan pembelajaran di SDN
Plalangan

01

yang

mencakup

perangkat

pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dalam
bentuk tertulis dengan kepala SD Negeri Plalangan
01

tentang

supervisi

perencanaan

dilakukan

oleh

supervisi,
kepala

pelaksana

sekolah

yang

dibantu oleh guru senior yang dianggap memiliki
kemampuan yang lebih dibandingkan guru yang lain.
Jadi

langkah

pertama

yang

dilakukan

adalah

membuat team supervisi yang dipimpin oleh kepala
sekolah

dengan guru kelas lain yang dianggap

mampu membina, membimbing dan mengarahkan
teman

sejawat

yang

benar-benar

diterima

di

kalangan guru. Team guru yang dibentuk oleh kepala
sekolah bukan berarti yang paling hebat, tetapi
dengan

adanya

guru

sebagai

team

supervisi

diharapkan akan menjembatani keinginan guru dan
tuntutan sekolah dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.

Kegiatan identifikasi dan pembentukan team
dilakukan melalui pertemuan dalam rapat sekolah
diawal

semester

dan

dilanjutkan

diskusi.Hasil

diskusi selanjutnya dibuat dalam bentuk rangkuman
yang berisi identifikasi masalah pembelajaran pada
semester

tersebut.Berdasarkan

rangkuman

identifikasi masalah pembelajaran tersebut, dibuat
perencanaan

supervisi

akademik

dengan

menggunakan pedoman supervisi akademik yang
telah ada yang meliputi indikator: a) penentuan
tujuan supervisi akademik, b)jadwal pelaksanaan
supervisi akademik, c) teknik supervisi akademik, d)
instrumen
supervisi

supervisi
akademik,

(feedback)

dan

akademik,
f)

rencana

e)

pemberian
tindak

pelaksanaan
umpan

lanjut.

balik

Kegiatan

tersebut dilakukan melalui diskusi dengan guru yang
akan disupervisi berkaitan dengan aspek-aspek apa
saja yang ada dalam supervisi.
Konsep supervisi yang dipraktikkan selama
ini

pada

kenyataannya

guru

yang

disupervisi

menyiapkan pembelajaran lebih baik.Hal ini senada
dengan

pendapat

menyatakan
ditujukan

bahwa

pada

Sahertian
fungsi

perbaikan

(2008:

supervisi

21)

yang

pendidikan

peningkatan

kualitas

pengajaran. Ini berarti apabila guru menyiapkan

pembelajaran

lebih

baik

maka

mutu

proses

pembelajarannya juga akan menjadi baik.
Pada panduan supervisi akademik guru yang
akan disupervisi perlu mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang tediri dari prota, promes, silabus
dan

RPP.

Pada

waktu

kegiatan

awal

sebelum

pelaksanaan supervisi, supervisor dan guru yang
akan disupervisi setelah kesepakatan waktu juga
umpan balik tentang skenario pembelajaran yang
akan disampaiakan. Sehingga guru juga menyiapkan
media

pembelajaran

yang

mendukung

proses

pembelajaran.
Proses

pemberian

pelaksanaan

supervisi

respon

akademik

ini

sebelum
diharapkan

mengurangi ketegangan/grogi bagi guru. Selama
proses pembelajaran diharapkan berlangsung secara
alami seperti pada waktu pembelajaran setiap hari.
Bagaimanapun juga, yang namanya di pantau tentu
membuat

guru

menjadi

tegang/grogi.

Evaluasi

pembelajaran juga dipersiapkan seperti yang sudah
terintegrasi di RPP.
Setelah
disusun
dokumen

selesai

laporan

menyusun

perencanaan

program

perencanaan,
dalam

perencanaan

bentuk
supervisi

akademik.Dokumen perencanaan ini adalah hasil

diskusi supervisor, guru yang disupervisi, dan rekan
sejawat dalam team.

4.2.2 Pelaksanaan

Program

Supervisi

Akademik Berbasis Kolegial di SDN
Plalangan 01
Setelah

menyusun

perencanaan

supervisi

maka harus disosialisasikan tentang pelaksanaan
supervisi akademik tersebut kepada guru yang akan
disupervisi. Membuat kesepakatan bersama dengan
guru yang akan disupervisi tentang waktu dan
aspek-aspek dalam supervisi akademik.
Dari

pernyataan

Sujarso

guru

kelas

III,

kegiatan supervisi akademik mulai dari:
“1)Pemeriksaan tentang kelengkapan
perangkat
pembelajaran,
2)Proses
pembelajaran,
3)Penilaian
pembelajaran dengan menggunakan
instrumen yang telah disiapkan, 4)
Dan terakhir identifikasi masalah yang
terjadi selama supervisi akademik.”
Pelaksanaan supervisi akademik ditujukan
pada aspek pelaksanaan proses pembelajaran yaitu
kegiatan

pembinaan

bantuan

teknis

pembelajaran
diharapkan

dengan

kepada

di
untuk

kelas.

cara

guru

dalam

Supervisi

meningkatkan

memberikan
proses

akademik
kemampuan

profesional guru yang dapat terlihat dalam kualitas
pembelajaran.
Seperti yang sudah dikemukakan Nurtain
(1999:

258)

terdapat

tiga

tahapan

melaksanakan

supervisi

pengajaran

dalam

yaitu:

(1)

tahapan pertemuan awal yang meliputi kegiatan
pembahasan
supervisor
kegiatan

guna
dengan

bersama;

memantapkan
guru
(2)

serta

tahapan

hubungan

merencanakan
observasi

yaitu

mengamati langsung perilaku dan gejala munculnya
masalah selama di kelas; dan (3) tahap pertemuan
akhir yang merupakan diskusi umpan balik antara
supervisor dengan guru kelas yang disebut dengan
tindak

lanjut

dialogis

kolegial.

Hal

ini

juga

berlangsung di SDN Plalangan 01
Supervisi akademik yang dilaksanakan di
SDN Plalangan 01 pada tahap pertemuan awal (praobservasi) terjadi kesepakatan antara supervisor
dengan

guru

yang

akan

disupervisi

membahas

persiapan yang dibuat guru. Proses ini dimaksudkan
untuk menciptakan suasana akrab antara supervisor
dengan
perasaan

guru

yang

grogi

pembelajaran

akan

menjadi

yang

disupervisi,
berkurang.

dilakukan

oleh

sehingga
Persiapan

guru

SDN

Plalangan 01 sudah dipersiapkan selama 1 semester

melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) pada awal
semester. Tahap observasi kelas, selama proses
pembelajaran

supervisor

mengamati

kegiatan

pembelajaran dari mulai dibuka sampai ditutup.
Tahap pertemuan akhir yang merupakan
diskusi umpan balik antara supervisor dengan guru
disebut dengan tindak lanjut. Pada tahap umpan
balik ini hasil temuan dari supervisor dan hambatan
selama proses pembelajaran yang dilakukan guru
diungkapkan.

Suasana

dibuat

dengan

konsep

kekeluargaan, sehingga keakraban antara supervisor
dan guru yang disupervisi akan terwujud. Hubungan
antara atasan dan bawahan, serta antar teman
diminimalisir, yang dimunculkan adalah kemitraan
untuk

menuju

tujuan

yang

lebih

tinggi

yaitu

peningkatan kualitas proses pembelajaran
Teknik
dampak

yang

termotivasi

supervisi
lebih
untuk

ini

baik.

ternyata
Guru

membawa

menjadi

meningkatkan

pembelajaran

di

kelas,

mengunkapkan

kesulitan

yang

tidak

lebih

kualitas
canggung

dihadapi

Untuk

meningkatkan proses pembelajaran tersebut, guru
menjadi lebih sering melakukan browsing internet
untuk mencari inovasi baru dalam pembelajaran dan
bahan pembelajaran. Hal ini dapat terlihat pada

waktu istirahan dan jam tidak mengajar, kebanyakan
guru lebih senang menghadapi laptop.
Dampak lain dari supervisi yang lain adalah,
guru dapat memanfaatkan media pembelajaran yang
tersedia di sekolah seperti LCD sehingga proses
pembelajaran di kelas menjadi menarik dan tidak
membosankan. Pelajaran yang dianggap abstrak
dapat disajikan lebih variatif, sehingga mudah untuk
dipahami siswa.Guru dapat memanfaatkan media
tersebut untuk mengatasi kurangnya buku BSE.
Pendapat dari siswa menunjukkan hal yang
positif.

Berdasarkan

wawancara

terhadap

siswa

didapatkan kesimpulan bahwa pelajaran semakin
menarik

dengan

disajikan

gambar-gambar

yang

menarik melalui LCD pada waktu pembelajaran
berlangsung. Sehingga bapak/ibu guru tidak hanya
bercerita saja, tetapi digambungkan dengan contoh
riil

melaui

media

tersebut

yang

sebelumnya

dipersiapkan oleh guru. Dengan proses pembelajaran
yang lebih menarik bagi siswa membawa dampak
hasil belajar siswa yang lebih baik.

4.2.3 Hambatan

dan

Kendala

Supervisi

Akademik Berbasis Kolegial di SD
Negeri Plalangan 01
Kegiatan
kolegial

tidak

pelaksanaan
selalu

supervisi

berjalan

sesuai

akademik
dengan

perencanaan. Supervisi sudah dipersiapkan sesuai
dengan tahap-tahap pelaksanaan tetapi masih ada
beberapa kelemahan yang ditemui. Hambatan dan
kendala dalam supervisi dapat dilihat dari hasil
wawancara sebagai berikut:
Kepala Sekolah SDN Plalangan 01 Sugeng
Setyadi S.Pd menyampaikan:
”Segala
sesuatu
yang
sudah
direncanakan dengan baik sekalipun,
belum tentu hasilnya sesuai dengan
harapan. Seperti supervisi karena ada
hal-hal yang diluar perkiraan saya
tiba-tiba ada rapat mendadak, ada
penataran dan sebagainya, yang
tentu akan menyebabkan waktunya
diundur, belum lagi waktu yang
sudah
ditentukan
berbenturan
dengan jadwal kegiatan lain yang
sifatnya mendadakseperi beberapa
lomba.”
Sependapat dngan kepala sekolah Muheri
selaku guru kelas mengatakan:
”Kita sudah siap untuk disupervisi
tiba-tiba kepala sekolah ada acara

dinas yang tidak bisa ditinggalkan,
sehingga supervisinya tidak jadi dan
diundur ”
Demikian juga ungkapan Sujarso sebagai
salah satu guru di SDN Plalangan 01 menyampaikan:
”Hambatan
dan
kendala
kadang
ditemui dalam pelaksanaan supervisi
seperti yang saya alami kemarin,
sebenarnya minggu yang laluakan
ada supervisi di kelas III tetapi karena
murid-murid mengikuti penyambutan
estafet tunas kelapa sehingga tidak
jadi”
Sedangkan Sri Wahyuni selaku guru kelas V
menyampaikan:
”Kendala

yang paling sering dirasakan
oleh guru kelas V adalah seringnya
ruang kelas dipakai untuk kegiatan
rapat dari KKKS tingkat Kecamatan
Gunungpati
maupun
rapat
kepanitiaan tingkat kecamatan yang
waktunya sering mendadak tanpa
memberi tahu sebelumnya, padahal
kalau ruangan untuk rapat maka
siswa pindah di ruang perpustkaan
yang tidak ada tempat duduknya
untuk siswa, maka kalau pas ada
supervisi
tidak
mungkin
bisa
dilaksanakan ”

Berbeda dengan guru kelas, Desi Damayanti
selaku guru olahraga mengatakan:

”Karena lapangan SD dipakai oleh
sekolah-sekolah lain secara bersama
seperti SMA 12, SMP IT, juga MI
maka kalau sedang disupervisi pasti
terganggu terutama oleh anak-anak
yang besar seperti SMP dan SMA
karena setiap hari pasti selalu
bersama dalam satu lapangan ketika
pelajaran olahraga”.
Supervisi

akademik

kolegial

yang

dilaksamakan selama ini di SD Negeri Plalangan 01
selama

ini

apakah

ada

hambatan

dalam

pelaksanaannya?
Kepala Sekolah menyampaikan:
”...ada,
terkadang
guru
yang
melakukan
supervsi
terhadap
temannya tidak membawa blangko
supervisi dan hanya berupa tulisan
dalam lembaran kertas sehingga
dalam pengadminstrasiannya sulit.
Apalagi setelah selesai sering tidak
disalin dalam lembar supervisi”
Menurut

Sujarso

dalam

pernyataannya

kepada peneliti:
”Guru yang mensupervisi temannya
sebagai rekan sejawat kadang tidak
sampai tuntas atau selesai satu
pertemuan, hanya setengah waktu
kemudian keluar karena waktunya
sudah harus masuk mengajar di
kelasnya sendiri”

Sri

Wahyuni

dalam

pernyataanya

menyampaikan pula bahwa:
”Karena jumlah guru yang terbatas
pelaksanaan supervisi kolegial harus
menunggu guru kelas lain yang
sedang
tidak
melakukan
pembelajaran dikelasnya, padahal
guru kelas lain ada waktu luang
biasanya ketika jam pelajaran agama
atau olahraga”
Kendala

apa

lagi

yang

dirasakan

oleh

sekolah dalam pelaksanaan supervisi kolegial.
Sugeng Setyadi S,Pd sebagai kepala sekolah
menyampaikan:
”Ada beberapa guru yang ketika
diminta menjadi supervisor merasa
kurang mampu dan melemparkan
tugasnya kepada teman lain yang dia
anggap lebih pantas untuk menilai,
hal itu saya usahakan dengan tetap
memberi kepercayaan, juga dengan
sering
mengikutkan
dalam
penataran, workshop, dan seminar
untuk
meningkatkan
kemampuannya, selain aktif dalam
kegiatan KKG yang dilaksanakan
setiap hari sabtu”
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan
di atas dapat disimpulkan bahwa
kendala

dan

pelaksanaan

hambatan
supervisi.

yang

Kendala

ada beberapa
ditemui
dan

dalam

hambatan

tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu:

(1)

kendala waktu seperti seringnya jadwal yang sudah
dipersiapkan menjadii berubah, (2)kendala

pelaku

seperti tidak konsistennya supervisor karena tidak
melaksanakan sampai selesai dengan meninggalkan
kelas sebelum waktunya.