Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Model Pembelajaran Contextualteaching And Learning Tipe Inkuiri Pada Siswa Kelas 4 SDN Mangunsari 02 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian PTK memiliki

tujuan untuk mengkaji, merefleksi secara kritis segala realitas, kendala, problematika
dan implikasi dari kegiatan belajar dengan pendekatan tindakan kelas (siklus belajar),
yang diterapkan dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN Mangunsari 02 Salatiga,
yang dilakukan secara berkolaborasi dengan guru kelas yang mengajar mata pelajaran
IPA.
3.2 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02
Salatiga tahun ajaran 2013/2014.

3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Maret – Mei 2014, dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut: penyusunan proposal penelitian, identifikasi masalah pembelajaran

di SDN Mangunsari 02 Salatiga, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan
tindakan, dan pelaporan hasil penelitian.

3.2.3 Karakteristik dan Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Mangunsari 02 Salatiga. Usia
siswa pada kelas ini rata-rata antara 9-10 tahun. Perkembangan kognitif anak pada
usia ini menurut Piaget (Bringuier, 1980: 110), memiliki beberapa karakteristik
antara lain: kemampuan mengelompokkan sesuatu sesuai dengan sifat, dapat
mengatur obyek sesuai skala dimensi berat dan warna. Dari segi kemampuan
bahasa, anak pada usia ini memiliki keampuan memakai kalimat majemuk dan
gabungan, serta mulai mengerti tentang perubahan makna dan bahasa/perilaku.
24

25

3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Jenis Variabel
Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas atau independen
dan variabel terikat atau dependen. Variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a)


Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan pendekatan
pembelajaran CTL Tipe Inkuiri (X)

b)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar
IPA pada materi Perubahan Kenampakan Pada Bumi dan Benda Langit
siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga (Y).

3.3.2 Hubungan antar Variabel
Hubungan kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut: variabel bebas
yaitu model pembelajaran CTL tipe Inkuiri adalah variabel yang mempengaruhi
variabel terikat yaitu hasil belajar IPA pada materi Perubahan Kenampakan Pada
Bumi dan Benda Langit siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga. Atau,
hasil belajar IPA siswa pada materi Perubahan Kenampakan Pada Bumi dan Benda
Langit siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga dipengaruhi oleh
penerapan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri.


3.3.3 Definisi Operasional Variabel
1. Model pembelajran CTL tipe Inkuiri adalah model pembelajaran yang
memandang belajar sebagai latihan berpikir melalui pertanyaan-pertanyaan,
dengan langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut: (1) fase
observasi untuk menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan
hipotesis, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan eksperimen,
melakukan pengamatan dan pengumpulan data, analisis data, dan penarikan
kesimpulan atau penemuan (Riwayal, H.R, 2009).

26

2. Hasil Belajar IPA adalah merupakan proses perubahan tingkah laku yang
meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan terhadap mata pelajaran IPA
yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukan dalam bentuk
angka-angka seperti yang dapat dilihat dari nilai tes setelah diterapkan
model pembelajran CTL tipe Inkuiri.

3.4 Rencana Tindakan
Dalam penelitian tindakan kelas, daur refleksi merupakan syarat utama yang harus

dilkukan oleh peneliti, agar hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diinginkan.
Prinsip daur dalam penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian ini antara lain:
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi (Hopkins, 1993: 56).
Sebelum melakukan tindakan, maka langkah pertama sebelum menyusun rencanarencana tindakan perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran CTL tipe
Inkuiri, maka hal yang pertama dilakukan adalah berkonsultasi dengan guru kelas untuk
mengetahui situasi kelas yang sebenarnya. Setelah itu, disusun rencana perbaikan,
dengan mengkonsultasikan hasil rencana tersebut kepada guru kelas. Setelah disetujui,
selanjutnya dilakukan tindakan. Tindakan dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2014.
Tndakan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus dan dilaksanakan
dengan langkah-langkah sebagai berikut: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Adapun desain penelitian tindakan yang direncanakan, dapat digambar melalui bagan di
bawah ini:

27

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS I


Pelaksanaan
model
pembelajaran
CTL tipe
Inkuiri

Pengamatan
aktivitas guru dan
siswa

Perencanaan
Pelaksanaan
model
pembelajaran
CTL tipe Inkuiri

SIKLUS II

Refleksi


Pengamatan
aktivitas guru dan
siswa

Gambar 3. 1 Desain PTK Model Kurt Lewin (Arikunto, 2009: 16)

Siklus I
1.

Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah:
a. Berkonsultasi dengan guru kelas yang mengajar, tentang masalahmasalah yang dihadapi selama proses PBM (Proses Belajar Mengajar).

28

b. Menentukan model pembelajaran yang perlu diterapkan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut; dalam hal ini model pembelajaran CTL tipe
inkuiri.
c. Menyusun RPP yang disesuaikan dengan langkah-langkah model

pembelajaran yang dipilih; dalam hal ini model pembelajaran CTL tipe
inkuiri.
d. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi dan lembar
evaluasi setelah dilakukan tindakan.
2.

Pelaksanaan
Mengacu pada standar proses, maka pembelajaran perlu dilakukan dalam

tiga tahapan pembelajaran yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
Dalam kegiatan inti pembelajaran, perlu lagi dilakukan hal-hal yaitu
melakukan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Karena itu, dalam pelaksanaan
tindakan, acuan yang digunakan adalah ketiga tahapan pembelajaran di atas,
yang diuraikan seperti berikut ini:

Siklus I Pertemuan 1
Setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe inkuiri
siswa diharapkan:
Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri, siswa
secara individu dan berkelompok dapat:

a. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit, siswa dapat membangun hipotesis tentang penampakan benda langit.
b. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit, siswa dapat merancang dan melakukan percobaan tentang
penampakan benda langit;
c. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit, siswa dapat melakukan analisis dalam mengidentifikasi kedudukan

29

benda langit, misalnya: mengamati penampakan benda-benda langit, waktu,
penampakan bulan dari hari ke hari.
1. Kegiatan Pendahuluan
 Guru membuka pelajaran dengan memulai mendata kehadiran siswa melalui
lembar absen siswa dan memberikan apersepsi “pernah melihat bulan?
mengapa bentuk bulan berubah-ubah dari hari ke hari? pada hari ke berapa
terjadi bulan purnama?
 Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
 Memberikan motivasi kepada siswa
2. Kegiatan Inti

a.

Eksplorasi

 Guru menyajikan garis besar materi tentang kenampakan bulan dari hari ke hari.
 Siswa

diminta

mengamati

gambar-gambar

tentang

materi

perubahan

kenampakan bulan dari hari ke hari.

 Membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen.
b.

Elaborasi

 Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan menuliskan masalah di papan
tulis tentang materi kenampakan bulan dari hari ke hari.
 Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk merumuskan hipotesis dari
materi kenampakan bulan dari hari ke hari.
 Menentukan hipotesis yang paling relevan tentang materi kenampakan bulan
dari hari ke hari.
 Membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah percobaan tentang
materi kenampakan bulan dari hari ke hari.
 Membimbing siswa menemukan data berdasarkan percobaan tentang materi
perubahan kenampakan bulan dari hari ke hari.
 Memberikan kesempatan tiap kelompok menyampaikan hasil pengolahan data
tentang materi perubahan kenampakan bulan dari hari ke hari.

30


c.

Konfirmasi

 Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai materi kenampakan bulan dari
hari ke hari.
 Guru bersama siswa meluruskan pemahaman yang keliru mengenai materi
kenampakan bulan dari hari ke hari.
3. Kegiatan Penutup
 Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
 Guru memberikan penguatan.
 Guru mengingatkan siswa bahwa ada pertemuan berikutnya.
 Guru menutup pelajaran.
Siklus I Pertemuan 2
Setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe inkuiri
siswa diharapkan:
Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri, siswa
secara individu dan berkelompok dapat:
a. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang waktu dan posisi
matahari terbit dan tenggelam, siswa dapat membangun hipotesis tentang
waktu dan posisi matahari terbit dan tenggelam.
b. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang waktu dan posisi
matahari terbit dan tenggelam, siswa dapat merancang dan melakukan
percobaan tentang waktu dan posisi matahari terbit dan tenggelam;
c. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit, waktu dan posisi matahari terbit dan tenggelam, siswa dapat
melakukan analisis dalam mengidentifikasi kedudukan benda langit,
misalnya: waktu dan posisi matahari terbit dan tenggelam.

31

1. Kegiatan Pendahuluan
 Guru membuka pelajaran, mengabsensi siswa dan memberikan apersepsi
“mengapa pada siang hari bumi tampak terang? pukul berapa matahari
biasanya terbit?
 Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
 Memberikan motivasi kepada siswa.
2. Kegiatan Inti
a.

Eksplorasi

 Guru menyajikan garis besar tenta
 ng materi waktu dan posisi matahari terbit.
 Siswa diminta mengamati gambar-gambar tentang materi waktu dan posisi
matahari terbit.
 Membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen.
b.

Elaborasi

 Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan menuliskan masalah tentang
materi waktu dan posisi matahari terbit.
 Masing-masing kelompok melakukan curah pendapat untuk merumuskan
hipotesis tentang materi waktu dan posisi matahari terbit.
 Menentukan hipotesis yang paling relevan tentang materi waktu dan posisi
matahari terbit.
 Membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah percobaan tentang
materi waktu dan posisi matahari terbit.
 Membimbing siswa menemukan data berdasarkan percobaan tentang materi
waktu dan posisi matahari terbit.
 Memberikan kesempatan tiap kelompok menyampaikan hasil pengolahan data
tentang materi waktu dan posisi matahari terbit.
c.

Konfirmasi

 Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai materi waktu dan posisi matahari
terbit.

32

 Guru bersama siswa meluruskan pemahaman yang keliru mengenai materi
waktu dan posisi matahari terbit.
3. Kegiatan Penutup
 Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
 Guru memberikan penguatan.
 Guru mengingatkan siswa bahwa ada pertemuan berikutnya.
 Guru memberikan tes
 Guru menutup pelajaran.

3.

Observasi
Tahap ini peneliti melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan kepada keterlaksanaan tindakan
guru dalam pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
pembelajaran dan terhadap hasil evaluasi siswa.
4.

Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses kegiatan

belajar. Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan
oleh observer/teman sejawat terhadap keterlaksanaan tindakan guru kelas
sesuai dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Setelah tahap refleksi
dan siklus I selesai dilaksanakan, maka diperoleh hasil. Hasil tersebut akan
dianalisis apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum, serta
kelemahan-kelemahan apa saja yang menghambat proses belajar mengajar.
Apabila hasil yang diperoleh belum mencapai ketuntasan belajar yang
diharapkan maka dilanjutkan pada siklus II.

33

Siklus II
1.

Perencanaan
Merencanakan melakukan tindakan-tindakan perbaikan pada pembelajaran

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, yaitu:
a.

Merencananakan tindakan perbaikan pada siswa yang belum tuntas KKM
pada siklus I.

b.

Merencanakan tindakan perbaikan pada siswa yang belum aktif dalam
proses PBM.

c.

Merencanakan tindakan perbaikan pada hal-hal teknis ketika PBM
dengan menerapkan model pembelajaran CTL tipe inkuiri.

2.

Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II, merupakan pelaksanaan tindakan

dengan mengacu pada perbaikan-perbaikan hasil refleksi pada siklus I. Namun
demikian, karena tindakan yang dimaksud adalah tindakan melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing –
dengan berpatokan pada standar proses pelaksanaan pembelajaran, maka pada
tahap ini yang dilakukan tetap mengacu pada tiga tahapan standar proses
pelaksanaan pembelajaran, yaitu:

Siklus II Pertemuan 1
Setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe inkuiri
siswa diharapkan:
Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri, siswa
secara individu dan berkelompok dapat:
a. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit, siswa dapat membangun hipotesis tentang penampakan benda langit.
b. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit

siswa

dapat

merancang dan

penampakan benda langit;

melakukan

percobaan

tentang

34

c. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit siswa dapat melakukan analisis dalam mengidentifikasi kedudukan
benda langit, misalnya: mengamati penampakan benda-benda langit,.
1. Kegiatan Pendahuluan
 Guru membuka pelajaran, mengabsensi siswa dan memberikan apersepsi
“mengapa pada malam hari bumi tampak gelap? Pada pukul berapa matahari
terbenam? ke arah mana matahari terbenam?
 Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
 Memberikan motivasi kepada siswa.
2. Kegiatan Inti
a.

Eksplorasi

 Guru menyajikan garis besar materi tentang waktu dan posisi matahari
terbenam.
 Meminta siswa mengamati gambar-gambar tentang materi waktu dan posisi
matahari terbenam.
 Membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen.
b.

Elaborasi

 Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan menuliskan masalah tentang
materi waktu dan posisi matahari terbenam.
 Masing-masing kelompok melakukan curah pendapat untuk merumuskan
hipotesis tentang materi waktu dan posisi matahari terbenam.
 Menentukan hipotesis yang paling relevan tentang materi waktu dan posisi
matahari terbenam.
 Membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah percobaan tentang
materi waktu dan posisi matahari terbenam.
 Membimbing siswa menemukan data berdasarkan percobaan tentang materi
waktu dan posisi matahari terbenam.
 Memberikan kesempatan tiap kelompok menyampaikan hasil pengolahan data
tentang materi waktu dan posisi matahari terbenam.

35

c.

Konfirmasi

 Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai materi waktu dan posisi matahari
terbenam.
 Guru bersama siswa meluruskan pemahaman yang keliru mengenai materi
waktu dan posisi matahari terbenam.
3. Kegiatan Penutup
 Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
 Guru memberikan penguatan.
 Guru mengingatkan siswa bahwa ada pertemuan berikutnya.
 Guru menutup pelajaran.

Siklus II Pertemuan 2
Setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe inkuiri
siswa diharapkan:
Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri, siswa
secara individu dan berkelompok dapat:
a. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit siswa dapat membangun hipotesis tentang penampakan benda langit.
b. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit

siswa

dapat

merancang dan

melakukan

percobaan

tentang

penampakan benda langit;
c. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit siswa dapat melakukan analisis dalam mengidentifikasi kedudukan
benda langit, misalnya: mengamati penampakan benda-benda langit.
1. Kegiatan Pendahuluan
 Guru membuka pelajaran, mengabsensi siswa dan memberikan apersepsi
“mengapa bintang hanya tampak pada malam hari? apa fungsi rasi bintang
bagi kehidupan manusia?
 Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

36

 Memberikan motivasi kepada siswa.
2. Kegiatan Inti
a.

Eksplorasi

 Guru menyajikan garis besar materi tentang kenampakan bintang.
 Meminta siswa mengamati gambar-gambar materi kenampakan bintang.
 Membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen.
b.

Elaborasi

 Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan menuliskan masalah tentang
materi waktu dan posisi matahari terbenam.
 Masing-masing kelompok melakukan curah pendapat untuk merumuskan
hipotesis tentang materi waktu dan posisi matahari terbenam.
 Menentukan hipotesis yang paling relevan tentang materi waktu dan posisi
matahari terbenam.
 Membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah percobaan tentang
materi waktu dan posisi matahari terbenam.
 Membimbing siswa menemukan data berdasarkan percobaan tentang materi
waktu dan posisi matahari terbenam.
 Memberikan kesempatan tiap kelompok menyampaikan hasil pengolahan data
tentang materi waktu dan posisi matahari terbenam.
c.

Konfirmasi

 Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai materi kenampakan bintang.
 Guru bersama siswa meluruskan pemahaman yang keliru mengenai materi
kenampakan bintang.
3. Kegiatan Penutup
 Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
 Guru memberikan penguatan.
 Guru memberikan tes
 Guru menutup pelajaran.

37

3.

Observasi
Observasi atau pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan yang

terkait dengan keterlaksanaan rencana-rencana perbaikan yang hendak
dilaksanakan pada siklus II.
4.

Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses kegiatan

belajar. Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan
oleh observer/teman sejawat terhadap keterlaksanaan tindakan guru kelas.
Refleksi ini tentu mengacu pada rencana-rencana tindakan perbaikan dan
tindakan-tindakan yang dilaksanakan itu sendiri. Pada siklus II ini, diharapkan
hasil yang dicapai telah sesuai dengan rencana, yaitu terjadinya perubahan
hasil belajar, dan terjadi pertambahan siswa yang tuntas KKM, hingga sesuai
ketentuan yang ditetapkan.

3.5

Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri
Mangunsari 02 Salatiga dalam mata pelajaran IPA setelah memperoleh
tindakan, adalah:
a.

Observasi
Observasi

digunakan

untuk

pembelajaran melalui penerapan

mengamati

keterlaksanaan

kegiatan

model pembelajaran CTL tipe Inkuiri.

Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan
pengamat (guru kelas) melihat sekaligus mengamati secara langsung kemudian
mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya saat
proses belajar mengajar berlangsung.

38

b.

Evaluasi
Evaluasi

yang

dilakukan

dalam

penelitian

ini

adalah

dengan

menggunakan tes. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa selama
proses belajar, sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan
diambil dalam memperbaiki pembelajaran. Pemberian tindakan dilakukan
melalui 2 (dua) siklus, sedangkan evaluasi dilakukan diakhir siklus untuk
mengetahui prestasi belajar siswa pada setiap siklus.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
a. Lembar Observasi
Untuk mengukur kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran
CTL tipe

inkuiri,

maupuan

aktivitas

siswa

dalam

mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL tipe
inkuiri, maka aktivitas tersebut diamati dengan menggunakan lembar
observasi yang disusun melalui kisi-kisi yang disajikan pada tabel
berikut ini:
Tabel 3. 1
Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru dengan Model Pembelajaran CTL
Tipe Inkuiri
No
Tahapan
Aktivitas Guru
Nomor Item
1

Pra
pembelajaran

1. Guru memeriksa kesiapan
siswa
2. Guru membukan pelajaran
meliputi doa dan presensi
3. Guru menyampaikan apersepsi
sesuai dengan materi yang
akan disampaikan
4. Guru menjelaskan langkahlangkah pembelajaran
5. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran
yang
harus
dicapai
pada
pertemuan
tersebut

1, 2, 3, 4, 5

39

2

Kegiatan Inti

3

Kegiatan

6. Guru menyajikan garis besar 6, 7, 8, 9, 10,
materi yang akan diajarkan
11, 12, 13,
7. Siswa diminta mengamati
14, 15, 16
gambar-gambar terkait materi
yang diajarkan
8. Membagi
siswa
dalam
kelompok-kelompok
heterogen
9. Membimbing
siswa
mengidentifikasi masalah dan
menuliskan masalah pada
lembar diskusi.
10. Masing-masing
kelompok
melakukan diskusi dan curah
pendapat untuk merumuskan
hipotesis dari materi yang
sedang dipelajari
11. Membimbing
siswa
menentukan hipotesis yang
paling relevan dengan materi
yang sedang dipelajari.
12. Membimbing siswa untuk
melakukan
percobaan
mengenai materi yang sedang
dipelajari.
13. Membimbing
siswa
mendapatkan data berdasarkan
percobaan tentang materi yang
sedang dipelajari.
14. Memberikan kesempatan pada
tiap kelompok menyampaikan
hasil pengolahan data tentang
materi yang sedang dipelajari.
15. Bersama siswa melakukan
tanya jawab mengenai materi
yang sedang dipelajari.
16. Bersama siswa meluruskan
pemahaman siswa yang keliru
mengenai
materi
yang
dipelajari.
17. Bersama siswa menyimpulkan 17, 18, 19, 20
hasil pembelajaran.

40

18. Guru memberikan penguatan.
19. Melakukan
refleksi
pembelajaran
dengan
melibatkan siswa.
20. Menyusun rangkuman dengan
melibatkan siswa.

akhir

Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru dalam
menerapkan model pembelajaran CTL tipe inkuiri dalam pembelajaran
dinilai dengan rumus dibawah ini:
Nilai =
Dengan kriteria nilai:
> 86%

= Baik sekali

70 – 85%

= Baik

55 – 69%

= Cukup baik

< 54%

= Kurang

Adapun untuk mengukur aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL tipe
inkuiri, maka aktivitas tersebut diamati dengan menggunakan lembar
observasi yang disusun melalui kisi-kisi yang disajikan pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa dengan Model Pembelajaran
CTL Tipe Inkuiri
No
Tahapan
Aktivitas Guru
Nomor Item
1

Pra
pembelajaran

1. Siswa siap dengan duduk
ditempat masing-masing
2. Siswa mengikuti kegiatan
berupa doa dan presensi
3. Siswa mampu menjelaskan
materi terdahulu
4. Siswa
memperhatikan
penjelasan
langkah-langkah

1, 2, 3, 4, 5

41

2

Kegiatan Inti

pembelajaran dari guru
5. Memperhatikan
secara
seksama ketika dijelaskan
tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai
6. Memperhatikan dengan serius
penjelasan dari guru
7. Mengamati
gambar-gambar
terkait materi yang diajarkan
yang telah disajikan oleh guru
8. Siswa berpartisipasi dalam
pembagian kelompok
9. Aktif dalam diskusi masingmasing kelompok
10. Siswa berpartisipasi aktif
dalam diskusi dan curah
pendapat dalam kelompok
masing-masing
11. Siswa
dapat
menentukan
hipotesis yang paling relevan
dalam materi yang sedang
dipelajari.
12. Siswa berpartisipasi untuk
melakukan
percobaan
mengenai materi yang sedang
dipelajari.
13. Siswa mendapatkan data
berdasarkan percobaan tentang
materi yang sedang dipelajari
dengan bimbingan dari guru.
14. Tiap kelompok mendapatkan
kesempatan
untuk
menyampaikan
hasil
pengolahan
data
tentang
materi yang sedang dipelajari.
15. Siswa melakukan tanya jawab
mengenai materi yang sedang
dipelajari dengan bimbingan
dari guru.
16. Mempunyai pemahan yang
lurus terhadap materi pelajaran
yang disampaikan.

6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13,
14, 15, 16

42

3

Kegiatan
akhir

17. Mampu menyimpulkan hasil 17, 18, 19, 20
pembelajaran.
18. Aktif
mencatat
berbagai
penjelasan.
19. Siswa
secara
aktif
membuat rangkuman
20. Siswa mampu mengerjakan
soal evaluasi

Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan model CTL tipe inkuiri dalam
pembelajaran dinilai dengan rumus dibawah ini:
Nilai =
Dengan kriteria nilai:
> 86%

= Baik sekali

70 – 85%

= Baik

55 – 69%

= Cukup baik

< 54%

= Kurang

b. Soal Tes
Tes adalah suatu alat pengumpul informasi, bersifat lebih resmi karena
penuh dengan batasan-batasan (Suharsimi Arikunto, 2006). Instrumen
tes disusun dalam kisi-kisi materi perubahan kenampakan bumi. Kisikisi disusun berdasarkan SK dan KD yang telah ditetapkan. Dalam
penelitian ini disusun dua kisi-kisi instrumen tes formatif dengan
jawaban pilihan berganda yaitu kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur
prestasi belajar sebelum perlakuan diberikan dan kisi-kisi instrumen tes
untuk mengukur hasil belajar sesudah perlakuan diberikan.

43

Tabel 3. 3
Kisi-Kisi Soal Siklus I Perubahan Kenampakan Bumi
Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

9. Memahami
Perubahan
Kenampakan
Permukaan
Bumi
dan
Benda
Langit.

9.1
Mendeskripsikan
perubahan
kenampakan bumi

Indikator

Jumlah
Soal

 Mengidentifikasi
perubahan daratan,
yang disebabkan oleh
air
dan
udara,
misalnya: perubahan
akibat pasang-surut
air laut, badai, erosi
dan kebakaran.

1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 9, 10,
11, 12, 13,
14, 15, 17,
18, 19, 20,
21, 23,

 Menjelaskan
pengaruh air laut
pasang dan surut bagi
nelayan dan dermaga
yang
dangkal,
pengaruh
erosi,
kebakaran hutan bagi
mahkluk hidup dan
lingkungannya.

8, 16, 22,
24, 25, 26,
27, 28, 29,
30, 31, 32,
33, 34, 35,
36, 37, 38,
39, 40

44

Tabel 3. 4
Kisi-Kisi Soal Siklus II Posisi Bulan Perubahan Kenampakan Bumi
Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

9. Memahami
9.2.
Perubahan
Kenampakan
Permukaan
Bumi
dan
Benda Langit.

Indikator

Jumlah
Soal

Mendeskri



Mengidentifikasi

1, 2, 3, 5,

psikasi

kedudukan benda

6, 7, 8, 9,

posisi

langit, misalnya:

11, 12,

bulan dan

mengamati

14, 15,

kenampak

penampakan

an

benda-benda

dari

bumi
hari

16, 17,

langit, waktu dan

ke hari.

posisi

matahari

terbit

dan

18, 19,
20, 22,
24, 30,

tenggelam,
penampakan
bulan dari hari ke
hari.



Mencari

4, 10, 13,

informasi tentang

21, 23,

kedudukan benda

25, 26, 27

langit.

28, 29,
31, 32,
33, 34,
35, 36,
37, 38,
39, 40

45

Penilaian hasil belajar siswa diambil dari proses pra siklus, siklus 1 dan
siklus 2, dapat dicari dengan rumus dibawah ini:

Nilai ketuntasan belajar
Dengan kriteria nilai: >90% = Baik sekali
80 – 89%

= Baik

70 – 79%

= Cukup baik

60 – 69%

= Kurang

< 59% = Sangat kurang
3.6. Validitas dan Reliabilitas
3.6.1. Uji Validitas
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
seharusnya diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan
kriteria yang sudah ditentukan. Uji validitas ini menggunakan uji korelasi antar skor
(nilai) tiap-tiap item atau pertanyaan dengan nilai total tes. Bila korelasinya rendah
berarti pertanyaan ini tidak bergayut atau harus didrop. Koefisien korelasi selalu
terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Teknik korelasi yang dipakai adalah Corrected
Item-Total Correlation dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. Menurut Arikunto
(2013:89) interpretasi besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Antara 0,800 sampai dengan 1,00

: sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

: tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

: cukup

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

: rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200

: sangat rendah

46

Instrumen tes berupa butir soal pada siklus 1 dan 2 yang akan diberikan pada
siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga yang sebelumnya telah diuji cobakan
pada siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga. Dari 23 siswa kelas SD Negeri
Mangunsari 02 Salatiga didapatkan hasil yang berupa skor dari pekerjaan siswa,
kemudian dilakukan perhitungan uji validitas instrument hasil dengan bantuan SPSS
16.0. Pada siklus 1 dengan 40 butir soal pilihan ganda, setelah dilakukan uji validitas
diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 28 soal dan yang tidak valid sebanyak 12
soal. Karena telah mencukupi kebutuhan soal yang akan digunakan dalam siklus 1 yaitu
20 soal, maka 8 butir soal yang valid dan 12 butir soal yang tidak valid dibuang. Secara
rinci hasil analisis validitas uji instrumen tes hasil belajar siklus I disajikan pada Tabel
3.4 sebagai berikut:

No.

Tabel 3.4
Hasil Analisis Validitas Uji Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I
Indikator
Nomor soal sebelum
Butir soal valid
Butir Soal
validitas

1.

2.

Mengidentifikasi
perubahan daratan,
yang
disebabkan
oleh air dan udara,
misalnya:
perubahan
akibat
pasang-surut
air
laut, badai, erosi
dan kebakaran.
Menjelaskan
pengaruh air laut
pasang dan surut
bagi nelayan dan
dermaga
yang
dangkal, pengaruh
erosi,
kebakaran
hutan bagi mahkluk
hidup
dan
lingkungannya.

Tidak valid

1, 2, 3, 4, 5,

1, 2,

6, 7, 10, 13, 14,

3, 4, 5, 6,

15, 17, 19, 20,

7, 13, 15,

21, 23, 32, 35,

19, 20, 21,

37, 39

35, 37, 39

8, 9, 11, 12,

10, 14, 17,
23, 32

9, 12,

8,

16, 18, 22, 24,

16, 18, 22,

11, 25,

25, 26, 27 28,

24, 27 28,

26, 33,

29, 30, 31, 33,

29, 30, 31,

38, 40

34, 36, 38, 40

34, 36

47

Pada siklus II dengan 40 butir soal pilihan ganda, setelah dilakukan uji validitas
diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 33 soal dan yang tidak valid sebanyak 7
soal. Secara rinci hasil analisis validitas uji instrumen tes hasil belajar siklus II disajikan
pada Tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5
Hasil Analisis Validitas Uji Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II
No.

Indikator

Nomor soal sebelum

Butir soal valid

validitas
1.

Mengidentifikasi

langit,

Tidak valid

1, 2, 3, 4, 5,

1, 2,

benda

6, 7, 10, 13, 14,

3, 4, 5, 6,

misalnya:

15, 17, 19, 20,

7, 10, 14,

21, 23, 32, 35,

15, 17, 19,

37, 39

20, 23, 32,

kedudukan

mengamati
penampakan bendabenda langit, waktu

13, 21, 37

35, 39

dan posisi matahari
terbit

Butir Soal

dan

tenggelam,
penampakan bulan
dari hari ke hari.

2.

Mencari

informasi

8, 9, 11, 12,

8, 9,

tentang kedudukan

16, 18, 22, 24,

11, 12, 16,

benda langit.

25, 26, 27 28,

18, 22, 24,

29, 30, 31, 33,

25, 26, 27

34, 36, 38, 40

29, 30, 31,
33, 38

28, 34, 36,
40

48

3.6.2. Uji Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel apabila soal-soal tersebut menunjukkan
hasil yang konsisten. Antara reabilitas dan validitas memiliki hubungan yang
erat, untuk memehuhi syarat reabilitas, suatu soal harus valid dulu. Apabila
suatu soal memiliki validitas yang tinggi secara otomatis reabilitasnya juga
tinggi. Namun, jika reabilitasnya tinggi belum tentu validitasnya tinggi. Uji
reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0.
Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2012:98) menyatakan batasan pengujian
reabilitas sebagai berikut:
< 0,6

: reabilitas kurang baik

0,6 - 0,8

: reabilitas dapat diterima

>0,8

: reabilitas baik
Hasil uji reliabilitas instrumen yang akan digunakan sebagai

instrumen evaluasi pada akhir siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 3.6:
Tabel 3.6
Hasil Reabilitas Instrumen Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items
.933

28

Berdasarkan Tabel 3.6 uji reabilitas instrumen yang digunakan untuk
evaluasi siklus I dapat diketahui bahwa reabilitasnya .933, sehingga termasuk
dalam kriteria reabilitas baik.

49

Tabel 3.7
Hasil Reabilitas Instrumen Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items
.964

33

Berdasarkan Tabel 3.7 uji reabilitas instrumen yang digunakan untuk
evaluasi siklus II dapat diketahui bahwa reabilitasnya .964, sehingga termasuk
dalam kriteria reabilitas baik.

3.7

Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah dengan penerapan

model pembelajaran CTL tipe inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas
IV SD Mangunsari 02 Salatiga.Sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini adalah apabila seluruh siswa yang nilainya mencapai KKM ≥ 65.
3.8

Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komparatif

untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah
siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2. Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis
menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari
tiap–tiap siklus. Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut:
1.

Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil
belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar
siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal
65 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 65 untuk
seluruh siswa dan masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus.
Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan
ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:

50

Ketuntasan individual =
Ketuntasan klasikal

=

Keterangan
Ketuntasan individual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor ≥ 65
Ketuntasan klasikal
2.

: Jika seluruh siswa mencapai ketuntasan skor ≥ 65.

Memperbandingkan hasil belajar yang diperoleh siswa tiap siklus, yaitu
hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II.

3.

Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas siswa serta guru selama
proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif. Dalam penelitian
kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian, tabel, hubungan antar
kategori, grafik, matrik, chart, dan sejenisnya. Tetapi hal yang paling sering
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45