Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten

  LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2016

  LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2016 AH KABUPATEN GROB

  VI NSI JAWA TENGAH

  LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2016 BOGAN

PEMERI NTA PROV

  • ii
  • ii
  • ii

KATA PENGANTAR

  Status lingkungan hidup merupakan salah satu jenis informasi yang wajib

diinformasikan kepada masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam Undang- Undang

Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan. Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, lingkungan hidup

merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah, sehingga daerah

sesuai dengan kewenangannya menjadi sumber data utama dalam pengelolaan lingkungan

hidup. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) merupakan sarana publikasi

informasi pengelolaan lingkungan hidup di daerah dan masyarakat berhak untuk

mengetahuinya.

  Buku Status Lingkungan Hidup Daerah ( SLHD ) Kabupaten Grobogan merupakan himpunan data dan informasi mengenai lingkungan hidup di Kabupaten Grobogan . SLHD menjadi bagian penting sebagai sarana penyediaan data dan informasi lingkungan hidup untuk menjadi acuan kebijakan dan perencanaan Pemerintah Kabupaten Grobogan dalam menentukan prioritas pembangunan sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan hidup. Laporan SLHD kabupaten Grobogan ini meliputi pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, kebijakan, dan penyajian informasi dengan model P-S-R (Pressure-State-Response).

  Laporan SLHD ini sebagai salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Grobogan dalam memenuhi kewajiban untuk menyediakan, memberikan dan atau menerbitkan informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dan sebagai bentuk akuntabilitas kepada publik sehingga dapat menunjang pencapaian tata kelola pemerintahan yang baik sesuai semangat Reformasi Birokrasi

  Mudah-mudahan upaya untuk mewujudkan informasi lingkungan yang baik, benar dan terus-menerus akan dapat menjadikan keberlanjutan lingkungan dalam menopang pembangunan.

  Grobogan, Desember 2016 Bupati Grobogan,

  Hj. Sri Sumarni, SH, MM

  • ii

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

  79 A. Lahan dan Hutan

  88

  3 Kawasan Lindung

  88

  2 Hutan

  85

  1. Lahan

  79

  77 BAB II KONDISI LINGKUNGAN DAN KECENDERUNGAN

  Halaman Halaman Judul i Kata Pengantar Ii Daftar Isi iii Daftar Gambar Iv

  77 H Sistematika Laporan

  75 G Pemanfaatan Buku SLHD

  74 F Peta Pendukung Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2016

  5 E Keterkaitan Isu Prioritas Dengan Pressure State Response

  3 D Alasan Pemilihan Isu Prioritas

  2 C Isu - isu Prioritas

  1 B Profil Daerah 1 a Letak Geografis 1 b Luas Wilayah 2 c Kondisi Topografi

  1 A Latar Belakang

  • iii

B. Keanekaragaman Hayati

  3 Kualitas Air Sungai 174

  3 Kualitas Air Hujan 204 F Bencana Alam 206

  2 Suhu Rata-rata Bulanan 204

  1 Curah Hujan 198

  1 Kualitas Udara Ambien 193 E Iklim 198

  D Udara 193

  5 Kualitas Air Sumur 187

  4 Kualitas Air Danau 179

  2 Embung dan Waduk 170

  4 Luas Penutupan Lahan 112

  1 Sungai 166

  

1 Flora dan Fauna Yang Dilindungi 147

C Air 165

  147

  

9 Pelepasan Kawasan Hutan Yang Dapat Dikonversi 146

  8 Kerusakan Hutan 143

  

7 Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering 126

  

6 Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air 125

  5 Lahan Kritis 121

  • iv

BAB III TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN 217 A Kependudukan

  2 Sumber Air Minum 234

  3 Luas Perubahan Lahan Pertanian 261

  2 Persawahan Padi dan Palawija 256

  1 Perkebunan 247

  247

  

2 Limbah Padat, Cair serta Limbah Rumah Sakit 245

D Pertanian

  1 Jenis Penyakit 243

  C Kesehatan 243

  4 Timbulan Sampah 239

  3 Fasilitas Buang Air Besar 236

  1 Rumah Tangga Miskin 230

  1 Banjir 206

  229

  

4 Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Mnurut Pendidikan 225

B Pemukiman

  3 Tingkat Pendidikan 223

  

2 Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan 219

  

1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk 217

  217

  4 Tanah Longsor 215

  3 Kebakaran Hutan 211

  2 Kekeringan 209

  • v

  

1 Jumlah Kendaraan menurut Jenis dan Bahan Bakar 338

  

3 Konsumsi Bahan Bakar untuk Rumah Tangga 345

H TRANSPORTASI 351

  5 Peternakan 266

  6 Unggas 269 E

  INDUSTRI 274

  

1 Jumlah dan Jenis Industri/Kegiatan Usaha 274

F PERTAMBANGAN

  331

  

1 Luas Area dan Produksi Pertambangan 331

G ENERGI

  338

  

4 Luas Lahan Sawah dan Frekuensi Penanaman 263

  

2 Konsumsi BBM untuk Sektor Industri 341

1 Volume Limbah Padat Pada Sarana Transportasi 351

  I PARIWISATA 352

  

1 Volume Limbah Padat Berdasarkan Obyek Wisata 352

  

2 Volume Limbah Padat Berdasarkan Hotel/Penginapan 354

J Limbah B3

  358

  

1 Perusahaan Yang Mendapat Ijin Pengelolaan Limbah B3 358

  • vi

BAB IV UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN A. Rehabilitasi Lingkungan

  D Peran Serta Masyarakat 438

  3 Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup menurut Tingkat Pendidikan 470

  2 Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup 465

  1 Produk Hukum Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup 443

  3 Kegiatan Sosialisasi Lingkungan Hidup 441 E Kelembagaan 443

  2 Penerima Penghargaan Lingkungan Hidup 440

  1 Jumlah LSM Bidang Lingkungan Hidup 439

  Pengawasan Kegiatan Usaha/Industri Pengaduan Masyarakat 436

  359

  C Penegakan Hukum 435

  2 Pengawasan Ijin Lingkungan 390

  1 Dokumen Ijin Lingkungan 384

  B AMDAL 384

  2 Kegiatan Fisik Lainnya 367

  

1 Kegiatan Penghijauan dan Reboisasi 360

  4 Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan dan Staf yang telah mengikuti Diklat 473

LAMPIRAN PERHITUNGAN IKLH 475

  • vii

  DAFTAR GAMBAR Halaman

  1. Taman Hijau Kota Purwodadi………………………………………………

  8

  2. Taman Hijau Kota Purwodadi........................................................................ 8

  3. Site Plan Administratif Lokasi Penambahan RTH Kota Purwodadi………….10

  4. Lokasi Penambahan RTH dilihat dengan foto udara Google Earth………….. 10

  5. Site Plan Taman Kota Purwodadi……………………………………………. 11

  6. Aksi Hijau Kota Purwodadi Tahun 2016…………………………………… 12

  7. Peta Daya Dukung Lingkungan Hidup Bahan Pangan

  21

  8. Presentase Kelas Daya Dukung LH Penyedia Bahan Pangan

  22

  9. Peta Daya Dukung Lingkungan Hidup Penyedia Bahan Air Bersih

  24

  10. Presentase Kelas Daya Dukung Lingkungan Hidup Penyedia Air Bersih

  25

  11. Peta Daya Dukung Lingkungan Hidup Penyedia Serat

  26

  12. Presentase Kelas Daya Dukung Lingkungan Hidup Penyedia Serat

  27

  13. Peta Daya Dukung Lingkungan Hidup Penyedia Bahan Bakar

  28

  14. Presentase Kelas Daya Dukung Lingkungan Hidup Penyedia Bahan Bakar

  29

  15. Peta Daya Dukung Penyedia Sumber Daya Genetik

  30

  16. Presentase Kelas Daya Dukung Penyedia Sumber Daya Genetik

  31

  17. Peta Daya Dukung Fungsi Tempat Tinggal dan Ruang Hidup

  32

  18. Presentase Kelas Daya Dukung Fungsi Tempat Tinggal dan Ruang Hidup

  33

  19. Peta Daya Dukung Lingkungan Hidup Fungsi Rekreasi dan Ekowisata

  34

  20. Persentase Daya Dukung Lingkungan Hidup Fungsi Rekreasi dan Ekowisata 35

  21. Peta Daya Dukung Lingkungan Hidup Fungsi Estetika

  36

  22. Presentase Kelas Daya Dukung Lingkungan Hidup Fungsi Estetika Alam

  37

  23. Peta Daya Tampung Lingkungan Hidup Pengaturan Iklim

  38

  24. Presentase Kelas Daya Tampung Lingkungan Hidup Pengaturan Iklim

  39

  25. Peta Daya Tampung Pengaturan Tata Air dan Pengendali Banjir

  40

  26. Presentase Kelas Daya Tampung Pengaturan Tata Air dan Pengendali Banjir 41

  

27. Peta Daya Tampung Lingkungan Hidup Pencegahan dan Perlindungan dari Bencana

  42

  • viii

  139

  61

  

42. Presentase Kelas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Pendukung Siklus

  Hara (nutrient)

  57

  

43. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Pendukung Produksi Primer 58

  

44. Presentase Kelas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan HidupPendukung

Produksi Prmer

  59

  45. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Pendukung Biodiversitas

  60

  

46. Presentase Kelas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Pendukung

Biodiversitas

  

47. Persebaran Ketebalan Solum Hasil Pengujian 136

48. Persebaran Kebatuan Permukaan.

  41. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Pendukung Siklus hara (nutrient)

  136

  49. Persebaran Komposisi Fraksi Koloid

  137

  50. Komposisi Fraksi Pasir Kuarsatik

  137

  51. Persebaran Berat Isi

  138

  52. Persebaran Porositas Total

  139

  53. Persebaran Derajat Pelulusan Air

  56

  55

  

28. Presentase Kelas Daya Tampung Lingkungan Hidup Pencegahan dan Perlindungan

dari Bencana

  48

  43

  29. Peta Daya Tampung Lingkungan Hidup Pemurnian Air

  44

  30. Presentase Kelas Daya Tampung Lingkungan Hidup Pemurnian Air

  45

  31. Peta Daya Tampung Lingkungan Hidup Pengolahan dan Penguraian Limbah

  46

  

32. Presentase Kelas Daya Tampung Lingkungan Hidup Pengolahan dan Penguraian

Limbah

  47

  33. Peta Daya Tampung Lingkungan Hidup Pemeliharaan Kualitas Udara

  34. Presentase Kelas Daya Tampung Lingkungan Hidup Pemeliharaan Kualitas Udara

  

40. Presentase Kelas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Pendukung

Pembentukan Lapisan Tanah & Pemeliharaan Kesuburan

  49

  35. Peta Daya Tampung Lingkungan Hidup Pengaturan Penyerbukan Alami

  50

  36. Presentase Kelas Daya Tampung Pengaturan Penyerbukan Alami

  51

  37. Peta Daya Tampung Lingkungan Hidup Pengendalian Hama dan Penyakit 52

  

38. Presentase Kelas Daya Tampung Lingkungan Hidup Pengendalian Hama dan

Penyakit

  53

  

39. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Pembentukan Lapisan

Tanah & Pemeliharaan Kesuburan

  54

  • ix

  54. Uji Ph Tanah

  140

  55. Uji Daya Hantar Listrik

  140

  56. Uji Redoks Lahan

  141

  57. Persebaran Jumlah Mikroba

  142

  

58. Kelimpahan Jenis Burung per Wilayah Kecamatan 159

  

59. Kelimpahan Jumlah Reptil per Wilayah Kecamatan 159

  

60. Kelimpahan Jumlah Serangga per Wilayah Kecamatan 160

  

61. Kelimpahan Jumlah Pisces per WilayahKecamatan 161

  

62. Kelimpahan Jumlah Mamalia per Wilayah Kecamatan 161

  • x

DAFTAR LAMPIRAN PETA

  Halaman

  

1. Peta Penggunaan Lahan Kab Grobogan…………………………………….. 486

  

2. Peta Administratif Kabupaten Grobogan…………………………………… 487

  

3. Peta Cekungan Air Tanah Kabupaten Grobogan……………………………. 488

  

4. Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Grobogan…………………………….489

  

5. Peta Kawasan Rawan Longsor Kabupaten Grobogan……………………….. 490

  

6. Peta Kawasan Rawan Banjir dan Kekeringan Kabupaten Grobogan…………491

  

7. Peta Curah Hujan Kabupaten Grobogan………………………………………492

  

8. Peta Jaringan Sumber Daya Air………………………………………………. 493

  

9. Peta Potensi Sumber Daya Air di Kabupaten Grobogan Tahun 2015……….. 494

  

10. Peta Kawasan Tambang di Kabupaten Grobogan……………………………..495

  • xi

  Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2016 -ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinamika pembangunan yang berjalan pesat memberikan dampak tersendiri bagi

  kelestarian lingkungan hidup Indonesia, khususnya keanekaragaman hayati, luasan hutan dan kawasan lindung, air, udara, perubahan iklim serta cuaca. Eksplorasi sumber daya alam yang dilakukan akan memberikan tekanan tersendiri bagi alam. Hal ini berdampak pada penurunan tingkat kesehatan manusia dan keberlanjutan lingkungan hidup. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 telah mengamanatkan kepada pemerintah, swasta dan masyarakat agar lebih memperhatikan aspek pengelolaan dan perlindungan lingkungan. Peningkatan aspek tersebut ditunjukkan dengan lebih memperketat peraturan dan perizinan mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Ijin Lingkungan, Pengawasan Lingkungan dan Penilaian kondisi lingkungan. Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD). LaporanSLHD menjadi perangkat penting bagi pemerintah dalam mengevaluasi kondisi lingkungan serta menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut perencanaan pembangunan suatu daerah.

B. Profil Daerah

a. Letak Geografis

  Dilihat dari Peta Provinsi Jawa Tengah,Kabupaten Grobogan terletak diantara dua Pegunungan Kendeng yang membujur dari arah barat ke timur,berada dibagian timur dan berbatasan dengan :

  • Sebelah Barat : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Demak - Sebelah Utara : Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Pati - Sebelah Timur : Kabupaten Blora

    - Sebelah Selatan : Kabupaten .Ngawi ( Jawa Timur ), Kabupaten Sragen

    Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sema
  • 1

b. Luas Wilayah

  45 Km

  Ditinjau secara letak geografis,wilayah Kabupaten Grobogan terletak diantara 110 15 BT - 111 25 BT dan 7 LS – 7 30 LS.

  Secara administratif Kabupaten Grobogan terdiri dari 19 ( sembilan belas) Kecamatan dan 280 Desa/Kelurahan dengan ibu kota berada di Purwodadi. Berdasarkan hasil Evaluasi Penggunaan Tanah ( EPT ) tahun 1983 Kabupaten Grobogan mempunyai luas 1.975.86 Km dan merupakan kabupaten terluas nomor 2 di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap.Jarak dari utara ke selatan 

  37 Km dan jarak dari barat ke timur  83 Km.

  

Jarak Ibu kota Kabupaten Grobogan ke beberapa kota sekitarnya adalah sebagai

berikut :

  • Purwodadi ke Semarang : 
  • Purwodadi ke Demak : 
  • Purwodadi ke Kudus : 
  • Purwodadi ke Pati : 
  • Purwodadi ke Blora : 
  • Purwodadi ke Sragen : 
  • Purwodadi ke Surakarta : 

  64 Km

  39 Km

  45 Km

  64 Km

  64 Km

  64 Km

c. Kondisi Topografis

  Kecamatan Gubug,Tegowanu,Godong,Purwodadi,Grobogan sebelah selatan dan Wirosari sebelah selatan.

  2) Daerah perbukitan berada pada ketinggian antara 50 – 100 meter di atas permukaan air laut dengan kelerengan 8 – 15 meliputi 4 kecamatan yaitu

Kecamatan Klambu, Brati,Grobogan sebelah utara dan Wirosari sebelah utara.

  

Kabupaten Grobogan yang memiliki relief daerah pegunungan kapur dan perbukitan

serta dataran di bagian tengahnya, secara topografi terbagi kedalam 3 kelompok yaitu :

1) Daerah dataran rendah berada pada ketinggian sampai 50 meter di atas permukaan air laut dengan kelerangan 0º – 8º meliputi 6 kecamatan yaitu

  • 2

  3) Daerah dataran tinggi berada pada ketinggian 100 – 500 meter di atas permukaan air laut dengan kelerengan lebih dari 15 meliputi wilayah kecamatan yang berada di sebelah selatan dari wilayah Kabupaten Grobogan.

  Berdasarkan letak geografi dan reliefnya,Kabupaten Grobogan merupakan

Kabupaten yang tiang penyangga perekonomiannya berada pada sektor pertanian dan

merupakan daerah yang cenderung cukup sulit mendapatkan air bersih

C. Isu-Isu Prioritas

  Rencana strategis Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan ini disusun untuk jangka waktu 2011 – 2016. Dengan demikian kondisi akhir perencanaan adalah tahun 2016, yang dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan memiliki visi :

“Terwujudnya Kabupaten Grobogan Sebagai Daerah Industri dan

Perdagangan Berbasis Pertanian yang Berwawasan Lingkungan” Misi :

  1. Melaksanakan tata kelola pemerintahan, koordinasi dan kemitraan yang baik untuk mengembangkan kapasitas kelembagaan sehingga terwujud integrasi, sinkronisasi, antara ekonomi dan ekologi dalam pembangunan Grobogan berkelanjutan;

  2. Mewujudkan kebijakan, pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaran sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan;

  3. Mewujudkan pengembangan teknologi informasi dan data SDA dan lingkungan hidup yang berkualitas dan berdaya guna

  • 3
Gambar 1. : Isu Prioritas dalam Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kabupaten Grobogan Tahun 2016

  ISU PRIORITAS ALASAN PEMILIHAN ISU RESPON

  1. Penetapan Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Sukolilo seluas 112,20

  Konservasi kawasan bentang

  1. Penghijauan dan Rehabilitasi Lahan km2

  alam karst dan hutan

  2. Penambahan luas hutan rakyat 5728.9 Ha

  2. Luas hutan hutan negara sebesar 70.152,9 Ha dan hutan rakyat selama tahun 2016

  3. Pemberdayaan masyarakat di KBAK dan

  sebesar 18.760.14 Ha dari keseluruhan luas wilayah Kab. Grobogan

  kawasan hutan Pengelolaan Ruang Terbuka Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan 269,07 Ha atau baru mencapai

  1. P2KH dan pembentukan FKH Hijau (RTH) kawasan perkotaan 12,34 % dari luas RTH yang ditargetkan dalam RTRW Kabupaten Grobogan

  2.Penambahan Taman dan Hutan Kota

  1. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Perencanaan Pengelolaan

  3. Penjabaran Visi Misi Kepala Daerah terpilih dalam Rencana Lingkungan Hidup yang terpadu

  Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Strategis dan komprehensif Grobogan Tahun 2016-2021

  2.Penyusunan Analisis Daya Dukung dan

  4. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim dan Perubahan Tata Ruang Daya Tampung Lingkungan Hidup

  5. Perlunya peraturan pelaksanaan hingga tingkat desa

  3.Penyusunan Perdes Lingkungan Perbaikan Infrastruktur Fisik dan

  1. Perlunya peningkatan kelembagaan dan kapasitas masyarakat Non Fisik terkait Lingkungan

  1. Perbaikan Infrastruktur Fisik

  2. Perlunya peningkatan dan revitalisasi sarana prasarana terkait Hidup lingkungan hidup

  2.Peningkatan Kelembagaan dan Kapasitas Masyarakat

  • 4

  Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2016

  Berdasarkan visi dan misi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan maka ada beberapa isu prioritas yang dibahas dalam Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Tahun 2016 antara lain :

  1. Konservasi Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) dan hutan

  2. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kawasan perkotaan

  3. Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang terpadu dan komprehensif

  4. Perbaikan Infrastruktur Fisik dan Non Fisik terkait pengelolaan lingkungan hidup

D. Alasan Pemilihan Isu Prioritas

1. Konservasi Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) dan Hutan

  a) Kabupaten Grobogan memiliki kawasan bentang alam karst (KBAK) Pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia telah menetapkan Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Sukolilo sebagai kawasan lindung melalui Kepmen ESDM Nomor 2641/K/40/MEM/2014. Secara keseluruhan Kabupaten Grobogan memiliki luas bentang karst yang ditetapkan sebesar 112,20 km2 meliputi 6 (enam) kecamatan yaitu Kecamatan Klambu, Brati, Grobogan, Wirosari, Tawangharjo, Ngaringan Kawasan Bentang Alam Karst terdiri atas eksokarst dan endokarst. Eksokarst terdiri atas bukit kerucut, membulat, menara atau bentukan lain, Dolina, Telaga dan Mata Air Permanen. Endokarst terdiri atas gua berair yang disertai dengan adanya speleoterm yang terhubung dengan sungai bawah tanah. Bentuk eksokarst dan endokarst tertentu memiliki kriteria terukursebagai berikut: a. Memiliki fungsi ilmiah sebagi obyek penelitian dan penyelidikan bagi pengembangan ilmu pengetahuan b. Memiliki fungsi sebagai daerah imbuhan air tanah yang mampu menjadi media meresapkan air permukaan ke dalam tanah

c. Memiliki fungsi sebagai media penyimpan air tanah secara tetap (permanen)

  • 5
dalam bentuk akuifer yang keberadaanya mencukupi fungsi hidrologi

d. Memiliki mataair permanen

  e. Memiliki gua yang membentuk sungai atau jaringan sungai bawah tanah

Kawasan karst ini berperan penting dalam menjaga kelangsungan mata air, sungai

bawah tanah maupun keanekaragaman hayati .Perkembangan pengetahuan tentang karst

ternyata mengungkapkan bahwa karst justru merupakan akuifer air yang baik,

berpengaruh langsung bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Konsep

epikarst yang dilontarkan oleh ahli hidrologi karst Mangin (1973) menyebutkan bahwa

lapisan batugamping yang ada di dekat permukaan karst memiliki kemampuan

menyimpan air dalam kurun waktu yang lama.Hal yang sama juga dikemukakan oleh

Alexander Klimchouk (1979, 1981) bahwa zona di dekat permukaan karst merupakan

zona utama pengisi sistem (hidrologi) karst melalui proses infiltrasi diffusedan aliran

celah ( fissure flow). Daritipe aliran air pada celah vertikal, Chernyshev (1983)

kemudian memperkirakan bahwa zona epikarst ini terletak pada kedalaman 30 – 50

meter di bawah permukaan karst dengan ketebalan bervariasi, biasanya 10 -15 meter dari

permukaan (Klimchouk , 2003).Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut menjadi jelas

bahwa kawasan karst memiliki fungsi yang jauh lebih penting daripada hanya sekedar

gundukan bahan galian C, yaitu sebagai akuifer air alami yang berperan penting terhadap

suplai hidrologi bagi daerah sekitarnya.

  b) Kabupaten Grobogan memiliki hutan yang cukup luas Dengan luasan hutan negara sebesar 70.152,90 Ha dan hutan rakyat sebesar 4.420 Ha dari keseluruhan luas wilayah Kab. Grobogan sebesar 197.586 Ha menunjukkan bahwa kawasan hutan cukup mendominasi area penggunaan tanah di wilayah ini.Secara keruangan hutan negara yang paling luas terdapat di Kecamatan Geyer 13.569.74 Ha, sedangkan untuk Kecamatan Purwodadi, Godong dan Tegowanu tidak mempunyai hutan negara. Hutan rakyat mempunyai luas 18.760,14 Ha yang tersebar di 19 kecamatan sedangkan yang paling luas terdapat di Kecamatan Karangrayung seluas 1886,02 Ha. Secara keseluruhan Pemerintah Kabupaten Grobogan berhasilmeningkatkan luas hutan rakyat sebesar 5728.98 Ha dari luas tahun 2012 13.031,16 Ha menjadi 18.760,14 Ha atau secara persentase meningkat dari 6,6 % menjadi 9,49 % dari luas wilayah keseluruhan Kabupaten Grobogan

  • 6
c) Kabupaten Grobogan memiliki kawasan lindung dan kawasan rawan bencana yang cukup luas.Berdasarkan identifikasi dan pemetaan kawasan lindu.ng dan kawasan rawan bencana maka ditemukan bahwa Kabupaten Grobogan memiliki zonasi budidaya sebesar 235.128 Ha serta kawasan lindung 303.366,58 Ha dengan perincian sebagai berikut :

  • Kawasan perlindungan terhadap Resapan Air : 66.700 Ha  Kawasan perlindungan setempat : 9.404 Ha  Kawasan suaka dan pelestarian alam : 234 Ha  Kawasan rawan bencana 132.780 Ha  Kawasan lindung geologi 1.028,66 Ha  Kawasan Bentang Alam Karst Sukolilo 11.220 Ha

2 Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan

  Ruang Terbuka Hijau merupakan salah satu parameter penting dalam pembangunan kawasan perkotaan yang berkelanjutan. Berikut ini adalah luas dari ruang Terbuka Hijau

  a. Ibukota Kabupaten

  Total (Publik & Privat) : 433 Ha atau 19,84 % dari luas wilayah ibukota kabupaten RTH Publik : 269,07 Ha atau 12,34 % RTH Privat : 164 Ha atau 7,50 %

  b. Kawasan Perkotaan Strategis

  Total (Publik & Privat) : 433 Ha atau 19,84 % dari luas wilayah kawasan perkotaan strategis RTH Publik : 269,07 Ha atau 12,34 % RTH Privat : 164 Ha atau 7,50 % Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kawasan perkotaan dilakukan secara bertahap.

  Pada tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Grobogan telah menata kawasan hutan kota serta membangun Taman Keanekaragaman Hayati sebagai pusat rekreasi kota sekaligus upaya melestarikan tanaman lokal serta spesies tanaman langka yang ditemukan di Kabupaten Grobogan

  • 7
Gambar 1: Taman Hijau Kota Purwodadi

  • 8
Gambar 2: Taman Hijau Kota Purwodadi

Penambahan Ruang Terbuka Hijau direncanakan berada di pusat perkotaan kawasan simpang

lima Kota Purwodadi dengan alasan

  

a) Berada di sekitar kawasan Simpang Lima yang diharapkan menjadi satu kesatuan

ruang publik yang mudah diakses oleh masyarakat

b) Kawasan Simpang Lima merupakan kawasan yang menjadi pintu akses masuk dan

keluar Kota Purwodadi (ke selatan arah Solo, ke barat arah Semarang) c) Luas total RTH yang direncanakan dan sudah dibuat master plan nya di Tahun 2013 sebesar 3,60 ha, yang terbagi atas 4 zona meliputi :

  • Zona permainan dan taman pendidikan kota : ± 0,70 ha
  • Zona kuliner, rekreasi dan sport centre : ± 0,61 ha
  • Zona taman langka (keanekaragaman hayati) : ± 1,93 ha
  • Zona taman buah : ± 0,35 ha
    • 9

  

Gambar 3: Site Plan Administratif Lokasi Penambahan RTH Kota Purwodadi

Gambar 4 : Lokasi Penambahan RTH dilihat dengan foto udara Google Earth

  • 10
Gambar 5 : Site Plan Taman K n Kota Purwodadi

  • 11 -11 -11

  

Selain menyusun masterplan dan DED Taman Keanekaragaman Hayati, BLH Kabupaten

Grobogan bersama dengan Bappeda Kabupaten Grobogan juga melaksanakan kegiatan

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang didanai oleh hibah Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU Pera). Pelaksanaan kegiatan P2KH ini berupa :

  1. Penyusunan Rencana Aksi Kota Hijau Tahun 2014-2018

  

2. Penambahan fisik Taman Kota Hijau seluas 3 Ha yang dibangun pada tahun 2016

  3. Pembentukan Forum Komunitas Hijau (FKH) Kota Purwodadi yang bertujuan menggerakkan antusiasme masyarakat untuk merawat lingkungannya Gambar 6 : Aksi Hijau Kota Purwodadi, Kabupaten Grobogan

  • 12

3. Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Terpadu dan Komprehensif

a) Penjabaran Visi Misi Kepala Daerah terpilih dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Grobogan Tahun 2016-2021

  Pasca pelantikan Kepala Daerah terpilih Kabupaten Grobogan pada tanggal 21 Maret 2015, Pemerintah Kabupaten Grobogan segera menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021. Penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 wajib dilengkapi dengan penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagai analisis dan rekomendasi teknis terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh rencana pembangunan dan pengembangan wilayah seperti yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Grobogan. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan telah berhasil menyelesaikan penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis sebagai pelengkap dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021. Penyusunan dokumen KLHS dilakukan mulai bulan Maret hingga Agustus 2016.

  Berikut ini adalah tinjauan singkat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Grobogan Isu Strategis RPJMD Kabupaten Grobogan 2016 - 2021 Isu strategis KLHS RPJMD berupa isu Kemiskinan dan Pengangguran, Pelayanan Dasar dan Infrasruktur, Kelembagaan dan Tata Kelola, Konflik dan Kesenjangan Sosial, serta Kerentanan dan Pelestarian Sosial Budaya, sudah masuk dalam substansi yang disebutkan sebagai isu strategis RPJMD, namun Isu Penurunan dan Kerusakan Kualitas Lingkungan, dan Alih Fungsi Lahan belum masuk dalam substansi yang disebutkan sebagai isu strategis RPJMD.

  Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Grobogan 2016 - 2021 Berdasarkan kajian konsistensi Rumusan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah RPJMD yang sedang disusun terhadap Pembangunan Berkelanjutan yang meliputi

  • 13
Prinsip Keterkaitan, Keseimbangan, dan Keadilan, maka diusulkan untuk menambahkan beberapa hal, yaitu :

  • Catatan perbaikan terhadap Visi : Visi Kabupaten Grobogan yaitu “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten

  Grobogan yang Sejahtera Secara Utuh dan Menyeluruh” belum secara langsung maupun dalam penjelasan visi menyebutkan secara spesifik mengenai aspek lingkungan hidup. Catatan perbaikan, pada penjelasan dari SECARA UTUH dapat diartikan sebagai juga sebagai keutuhan kelestarian lingkungan alam atau MENYELURUH diartikan sebagai keseluruhan baik aspek sosial/budaluruhan baik aspek sosial/budaya, ekonomi, dan lingkungan.

  • Catatan perbaikan untuk Misi : Misi sudah memperhatikan pembangunan berkelanjutan tetapi perlu dipertegas berdasarkan prinsip keseimbangan dan keadilan khususnya pada aspek lingkungan yang dapat berimplikasi pada tidak terjaminnya keadilan antarkelompok dan antargenerasi. Penjabaran Misi ke-3 mengenai pelaksanaan Pengembangan ekonomi kerakyatan bidang UMKM, industri, perdagangan, koperasi dan pariwisata dapat dilakukan dengan berwawasan lingkungan. Penjabaran Misi ke-6 Penambahan usaha dan tindakan dalam menjaga dan melestarikan lingkungan dalam rangka mewujudkan iklim investasi yang kondusif dan peningatan penyerapan tenaga kerja

  Strategi dan Arah Kebijakan Daerah Berdasarkan kajian mengenai Prinsip Keterkaitan, Keseimbangan, dan Keadilan, Arah Kebijakan Pembangunan pada misi 1 hingga 9 sudah memperhatikan prinsip- prinsip pembangunan berkelanjutan, namun ada beberapa catatan agar diperhatikan pada program, yaitu :

  Program Prioritas ( 9 program – 2 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

  1. Pembangunan Infrastruktur dilakukan secara merata dan proporsional di seluruh wilayah daerah atau difokuskan pada lokasi yang relatif tertinggal, dengan tetap memperhatikan aset dan nilai-nilai budaya lokal, tetap memperhatikan kelestarian lingkungan denan menggunakan bahan, material, dan alat/teknologi yang ramah lingkungan dan penyediaan jalur hijau maupun ruang terbuka hijau lainnya, memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap

  • 14
memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh. dan menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

  3. Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan perekonomian baru di pedesaan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dengan menggunakan bahan, material, dan alat/teknologi yang ramah lingkungan dan penyediaan ruang terbuka hijau lainnya, memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh. dan menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

  

Misi 1 “Membangun dan meningkatkan infrastruktur jalan’-jembatan, perhubungan,

perumahan-pemukiman, dan sumberdaya air”

( 6 program – 4 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

  1. Peningkatan rehabilitasi / pemeliharaan jalan tetap memperhatikan kondisi pelengkap dan perlengakapan jalan tertutama peningkatan dan penyediaan drainase, dan dapat menambah kantung/celukan parkir, memaksimalkan lahan yang ada, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh, dan menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana. Menyiapkan lahan pertanian produktif pengganti.

  2. Rehabilitasi/Pemeliharaan jalan dan jembatan dilakukan dilakukan secara merata diseluruh wilayah dengan tetap memperhatikan kondisi pelengkap dan perlengakapan jalan tertutama peningkatan dan penyediaan drainase, dan dapat menambah kantung/celukan parkir.

  5. Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ dilakukan secara proporsional diseluruh wilayah atau difokuskan pada lokasi yang memiliki pergerakan (LLAJ) yang tinggi.

  6. Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan dilakukan secara proporsional atau difokuskan pada lokasi yang memiliki akses terbatas, disertai monitoring terkait emisi gas buang (uji emisi secara rutin) dan dapat dilakukan dengan pengembangan transportasi masal. Memaksimalkan lahan

  • 15
yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh, dan menghindari pembangunan pada

lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

  

Misi 2 “Meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan”

( 5 program – 2 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

  1. Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan dilakukan meningkatkan pemberdayaan dan perlindungan petani serta penguatan kelembagan petani, tetap menjaga dan mempertahankan nilai budaya dan kebiasaan dalam bertani berbasis kearifan lokal, serta menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.

  2. Dalam peningkatan produksi pertanian/perkebunan, agar melibatkan seluruh stakeholders serta melakakuan penguatan terhadap kelembagaan pertanian, tetap menjaga dan mempertahankan nilai budaya dan kebiasaan dalam bertani berbasis kearifan lokal, penguatan kelembagaan petani, dan menggunakan pupuk berimbang spesifik lokasi dan penggunaan pestisida yang memperhatikan ambang pengendalian, meningkatkan pemakain pupuk dan pestisida organik, dan diversivikasi komoditas yang ditanam.

  

Misi 3 “Pengembangan ekonomi kerakyatan bidang UMKM, industri, perdagangan,

koperasi dan pariwisata”

( 9 program – 4 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

  1. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dilakukan secara merata dengan pengikutsertaan masyarakat dalam penyusunan kebijakan serta pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi industri, pemanfaatan SDA agar dibatasi dan penetapan lokasi dilakukan dengan kajian yang dilandasi peraturan yang tegas serta menyediakan sistem pengolahan limbah yang baik, memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh. Memperhatikan Daya

  • 16
Dukung dan Daya Tampung Lingkungan dan Menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana

  

2. Pengembangan sentra-sentra industri potensial dilakukan secara merata dengan

pengikutsertaan masyarakat dalam penyusunan kebijakan serta pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi industri, pemanfaatan SDA agar dibatasi dan pentapan lokasi dengan kajian yang dilandasi peraturan yang tegas serta menyediakan sistem pengolahan limbah yang baik, memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan dan memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh. Menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana

  

8. Pengembangan Destinasi Pariwisata dilakukan dengan langkah awal penyiapan

kelembagaan tata kelola yang baik, dengan Pelibatan pemangku kepentingan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar objek wisata dan Pelatihan dan edukasi kepada masyarakat terkait keahlian bidang pariwisata maupun Pembentukan komunitas sadar wisata dengan memberdayakan masyarakat lokal. Meningkatkan investasi masyarakat. Menjaga kelestarian alam dan membentuk regulasi yang menjaga keasrian lingkungan dan ekosistem di destinasi wisata yang baru. Memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan dan Memaksimalkan lahan yang ada, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh. Mengembangkan destinasi pariwisata berbasis alam seperti agrowisata dan lain sebagainya.

  

9. Pengembangan Pemasaran Pariwisata dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan untuk berdiskusi dan ikut serta dalam penyusunan rencana pengelolan dan pemasaran pariwisata serta menggunakan teknologi yang mendukung pemasaran, meningkatkan kerjasama pemasaran dengan berbagai pihak pelaku pariwisata serta mengembangkan pariwisata berkonsep eco-tourism.

  • 17

  Misi 4 ”Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan pemberdayaan

masyarakat , keolahragaan kepemudaan, KB dan pelayanan sosial dasar lainnya”

( 17 program – 2 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

  5. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya dilakukan menggunakan material yang ramah lingkungan serta menyediakan IPAL dan pengelolaan lingkungan dengan baik, memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta menyediakan ruang terbuka hijau di dalam maupun disekitar lokasi Puskesmas, dan menghindari pembangunan

pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

  6. Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dilakukan menggunakan material yang ramah lingkungan serta menyediakan IPAL dan pengelolaan lingkungan dengan baik, memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta menyediakan ruang terbuka hijau di dalam maupun disekitar lokasi Rumah Sakii, dan menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

  Misi 5 “Mewujudkan iklim investasi yang kondusif dan peningkatan penyerapan tenaga kerja” (4 program – 3 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

  1. Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi dilakukan dengan melibatkan masyarakat dalam merumuskan kesepakatan dan kebijakan dengan investor dan dilakukan berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku

  2. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat dalam merumuskan kesepakatan dan kebijakan dengan investor dan dilakukan berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku, pemilihan lokasi sesuai peruntukan dengan memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh, serta pembangunan dilakukan pada lokasi yang

  • 18
dipersyaratkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang terbatas. Pendirian industri baru yang memberikan dampak lingkungan signifikan perlu memperhatikan aspek rehabilitasi dan reklamasi lingkungan. Penggantian lahan pertanian yang terpakai serta pembangunan jalur evakuasi bencana harus dimasukkan dalam perencanaan investasi dengan mempertimbangkan biaya pemulihan lingkungan dan sosial.

  4. Peningkatan Kesempatan Kerja dilakukan dengan memberdayakan masyarakat sekitar lokasi usaha.

  

Misi 6 “Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur, tata kelola pemerintahan yang

akuntabel dan kualitas pelayanan publik”

Dokumen yang terkait

Politik Pembangunan Daerah Peranan BAPPEDA Kabupaten Samosir Dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Hidup ( Setelah Diberlakukan Otonomi Daerah Kabupaten Samosir dan UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

11 90 94

Pengaruh Kebijakan Lingkungan Hidup Dan Peran Serta Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sanitasi Lingkungan Di Daerah Aliran Sungai Kota Subulussalam Tahun 2009

0 44 127

Peranan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah Dalam Rangka Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Di Daerah Sumatera Utara

8 118 156

PELAKSANAAN PROGRAM PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGETAN DALAM PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI KULIT (Studi Pada Bagian Lingkungan Hidup Sekretariat Daerah Kabupaten Magetan)

1 7 3

Analisis Kebijakan Tentang Pengangkatan Status Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

0 6 1

Analisis Kebijakan Tentang Pengangkatan Status Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

0 4 1

Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung

0 9 101

Pengaruh Motivasi Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tulang Bawang

1 44 65

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 2.1. Profil Kabupaten Samosir - Politik Pembangunan Daerah Peranan BAPPEDA Kabupaten Samosir Dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Hidup ( Setelah Diberlakukan Otonomi Daerah Kabupaten Samosir

0 0 22

Politik Pembangunan Daerah Peranan BAPPEDA Kabupaten Samosir Dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Hidup ( Setelah Diberlakukan Otonomi Daerah Kabupaten Samosir dan UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nas

0 0 8