PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI S (1)

PENDIDIKAN PANCASILA
(PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT)
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pendidikan
Pancasila
Yang diampu oleh Ibu Dr. Hj. Jamillah, M.Pd.
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1
KELAS 1A
NAMA ANGGOTA

NIM

DEVA FAJAR NURJAMAN

16831008

IMAS NURHAERANI

16831003

MUHAMAD TRIA AGUSTIAN


16832009

RESTU FEBRIANTO

16832022

RIDZKA NABILA

16832027

SAHRUL AL AZIZ

16832013

YUSUP DAOZI

16832017

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GARUT

(STKIP GARUT)
PRODI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI

2016

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas Karunia,
dan Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT” sehingga terselesaikan tepat
pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Pendidikan
Pancasila. kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan,
namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari
segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun akan kami terima dengan demi perbaikan makalah
selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai Pancasila
Sebagai Sistem Filsafat dan bermanfaat bagi para pembacanya..
Akhir dari kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang turut membantu dalam upaya penyelesaian makalah
ini.Semoga Allah SWT Senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua. Amin..

Garut, Desember 2016

Penyusun,

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
i
DAFTAR ISI........................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1
1.1 Latar
Belakang
.............................................................................................................
1
1.2 Rumusan

Masalah
.............................................................................................................
3
1.3 Tujuan
Penulisan
.............................................................................................................
3
1.4 Manfaat
Penulisan
.............................................................................................................
4
1.5 Metode
Penulisan
.............................................................................................................
4
1.6 Sistematika
Penulisan
.............................................................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................

6
2.1 Kerangka Berpikir Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
...............................................................................................................................
6
2.2

Sejarah

Filsafat

Pancasila

...............................................................................................................................
6
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................
8
3.1 Pengertia
Filsafat
...........................................................................................................
8

3.1.1 Secara
Etimologi
...............................................................................................
8
3.1.2 Arti
Filsafat
Menurut
Para
Ahli
...............................................................................................
8
3.1.3 Filsafat
dalam
Arti
Umum
...............................................................................................
11
3.2 Sistem
Filsafat
........................................................................................................

13
3.2.1 Pengertian
Sistem
.................................................................................................
13
3.3 Pancasila
Sebagai
Sistem
Filsafat
...........................................................................................................
13
3.4 Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Suatu sistem
...........................................................................................................
14
3.5 Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Saling
Mengisi
dan
Saling
Mengkualifikasi
...........................................................................................................

16
3.6 Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara
Indonesia

...........................................................................................................
17
BAB IV PENUTUP..............................................................................................
19
4.1 Kesimpulan
........................................................................................................
19
4.2 Kritik
dan
Saran
........................................................................................................
20
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai sistem nilai (filsafat)
tertentu yang menjadi pegangan bagi anggota masyarakat dalam menjalankan
kehidupan dan pemerintahannya. Filsafat negara merupakan pandangan hidup
bangsa yang diyakini kebenarannnya dan diaplikasikan dalam kehidupan
masyarakat yang mendiami negara tersebut. Pandangan hidup bangsa
merupakan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap bangsa. Nilai-nilai tersebut
akan mempengaruhi segala aspek suatu bangsa. Nilai adalah suatu konsepsi
yang secara eksplisit maupun implisit menjadi milik atau ciri khas seseorang
atau masyarakat. Pada konsep tersembunyi bahwa pilihan nilai merupakan
suatu ukuran atau standar yang memiliki kelestarian yang secara umum
digunakan untuk mengorganisasikan sistem tingkah laku suatu masyarakat
(Prayitno, 1989:1).
Sistem nilai ( filsafat) yang dianut suatu bangsa merupakan filsafat
masyarakat budaya bangsa. Bagi suatu bangsa, filsafat merupakan sumber dari
segala sumber hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat, bangsa, dan
negara. Oleh karena itu, filsafat berfungsi dalam menentukan pandangan hidup
suatu masyarakat dalam menghadapi suatu masalah, hakikat dan sifat hidup,
hakikat kerja, hakikat kedudukan manusia, etika dan tata krama pergaulan
dalam ruang dan waktu, serta hakikat hubungan manusia dengan manusia

lainnya (Prayitno, 1989:2).
Indonesia adalah salah satu negara yang juga memiliki filsafat seperti
bangsa-bangsa lain. Filsafat ini tak lain adalah yang kita kenal dengan nama

1

2

Pancasila yang terdiri dari lima sila. Pancasila merupakan filsafat hidup
bangsa Indonesia.
Perjalanan Bangsa Indonesia dalam kanca perpolitikan dunia untuk
mempertahankan keutuhan Bangsa agar tetap bersatu dalam menghadapi
tantangan yang cukup berat. Dewasa ini Bangsa Indonesia tengah menghadapi
masalah yang begitu rumit, di suatu sisi adanya kecendrungan kehidupan yang
semakin global seolah dunia ini tanpa ada batas, sementara di sisi lain adanya
realita dalam masyarakat, jiwa, dan semangatnya mulai mengendor.
Masyarakat kota-kota dalam label etnik, golongan, agama, dan ras yang
berpotensi menimbulkan konflik yang menuju perpecahan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Kesepakatan politis pancasila sebagai dasar negara sudah final, namun

dalam kenyataanya Bangsa Indonesia yang hidup dalam kancah percaturan
ideologi besar dunia seperti ideologi Sosisalis, Fasis, dan sebagainya, dimana
ideologi tersebut menjadi pembanding ideologi pancasila. Mencermati hal
tersebut pancasila sebagai suatu system, perlu dianalisi secara kritis sehinga
menguatkan keyakinan bahwa nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan dan Keadilan sangat penting bagi manusia.
Pada akhirnya diharapkan nilai-nilai tersebut meresap didalam segenap
jiwa Bangsa Indonesia sebagai suatu yang penting bagi kehidupan berbangsa
dan bernegara. Lebih jauh kita akan mempunyai kepercayaan diri dan
keyakinan untuk memantapkan eeksistensi denagn jati diri Pancasila sebagai
idiologi nasional ditengah-tengah percaturan idiologi-idiologi internasional.

1.2 Rumusan Masalah

3

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa kerangka berpikir pancasila sebagai sistem filsafat?
Bagaimana sejarah filsafat di Indonesia?
Apa pengertian sistem filsafat ?
Apa arti Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia?
Apa saja rumusan kesatuan sila-sila pancasila sebagai suatu sistem?
Hubungan kesatuan sila-sila pancasila yang saling mengisi dan saling

mengkualifikasi?
7. Bagaimana Perbandingan Sistem filsafat di Indonesia dan Filsafat di dunia?
8. Apa saja Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara
Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kerangka berpikir pancasila sebagai sistem filsafat.
2. Untuk mengetahui sejarah filsafat di Indonesia.
3. Untuk mengetahui arti Pancasila dalam kedudukannya sebagai filsafat
bangsa Indonesia.
4. Untuk mengetahui kedudukan dan pandangan integralistik Pancasila
sebagai sistem filsafat.
5. Untuk mengetahui dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem
Filsafat bangsa Indonesia.
6. Bagi dosen, sebagai tolak ukur atau penilaian terhadap mahasiswa dalam
memahami Pancasila sebagai sistem filsafat.
7. Bagi penulis, sebagai sarana untuk memperoleh keterampilan dalam melakukan penulisan dan pengetahuan tentang pancasila sebagai sistem filsafat.
8. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai
suatu sistem.
9. Mengetahui, memahami serta memaparkan hal-hal apasaja yang termasuk
dalam pancasila sebagai suatu sistem

1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat bagi pihak pembaca atas
pengetahuan lebih lanjut tentang Pancasila Sebagai Sitem Filsafat, yaitu:

4

1. Menambah pengetahuan akan makna filsafat dan dasar filsafat pancasila
serta kedudukan pancasila sebagai sistem filsafat bangsa.
2. Lebih mengetahui lagi akan peranan pancasila dalam kedudukannya
sebagai filsafat bangsa sehingga tidaklah salah jika pancasila dijadikan
fundamental bangsa Indonesia.
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penulis dalam mengumpulkan data
sebagai bahan makalah ini ialah metode studi pustaka, yaitu dengan cara
membaca buku dan mencari literature yang berhubungan dengan masalah
yang akan dibahas.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1.6.1 BAB I PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, rumusan masalah, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
1.6.2 BAB II LANDASAN TEORI
Memuat kerangka berfikir pancasila sebagai system filsafat, dan
sejarah filsafat di Indonesia.
1.6.3 BAB III PEMBAHASAN
Memuat pengertian filsafat, sistem filsafat, pancasila sebagai sistem
filsafat, Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Suatu sistem,
Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Saling Mengisi
dan Saling Mengkualifikasi, dan Filsafat di dunia, dan Fungsi Utama
Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia.
1.6.4 BAB IV PENUTUP
Memuat kesimpulan dan saran atau rekomendasi.

5

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Berpikir Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Dilihat dari sejarah bahwa Pancasila sebagai dasar negara republik
Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, penulis menggunakan kerangka
berfikir melalui pendekatan filsafat Pancasila dan sejarahnya.
Di bentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia Bung Karno
diangkat jadi ketua PPKI dan Bung Hatta menjadi wakil ketua. Cepat dan
tindaknya kemerdekaan Indonesia sangat tergantung pada bangsa Indonesia
sendiri setelah bekerja keras tanpa mengenal lelah dan dukungan seluruh
rakyat Indonesia khususnya pemuda – pemuda kita, pada tanggal 17 Agustus
1945 jam 10.00 di dalam rapat terbuka gedung pegangsaan 56 Jakarta,
kemerdekaan indonesia di proklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta
atas nama bangsa Indonesia.
2.2 Sejarah Filsafat di Indonesia
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya adalah
sebagaimana nilai-nilainya yang bersifat fundamental menjadi suatu sumber
dari segala sumber hukum dalam negara Indonesia, menjadi wadah yang
fleksibel bagi faham-faham positif untuk berkembang dan menjadi dasar
ketentuan yang menolak faham-faham yang bertentangan seperti Atheisme
dan segala bentuk kekafiran tak beragama, Kolonialisme, Diktatorisme,
Kapitalis, dan lain-lain.
Istilah filsafat dipergunakan dalam berbagai konteks tapi kita harus tahu
dulu apa itu filsafat dan fungsi filsafat serta kegunaan filsafat dengan uraian
yang singkat ini saya mengharapkan agar timbul kesan pada diri kita bahwa
filsafat adalah suatu yang tidak sukar dan dapat di pelajari oleh semua orang di
samping itu saya menghrapkan agar kita tak beranggapan filsafat sebagai
suatu hasil potensi belaka dan tidak berpijak realita dengan cara ini saya

6

7

mengharapkan dapat menggunakan sebagai modal untuk mempelajari
pancasila dari sudut pandang filsafat.
Dan kita mengenal filsafat pancasila dari sejarah pelaksanaannya diantara
bangsa – bangsa barat tersebut bangsa belandalah yang akhirnya dapat
memegang peran sebagai penjajah yang benar – benar yang menghancurkan
rakyat Indonesia mengingat keadaan perjuangan bangsa Indonesia kita harus
mengetahui perjuangan sebelum tahun 1900.
Sebenarnya sejak waktu itu pula mempertahankan kemerdekaan dengan
cara bermacam – macam perlawanan rakyat Indonesia untuk menentang
kolonialisme, belanda telah berjalan dengan hebat. Akan tetapi masih berjalan
sendiri – sendiri dan belum ada kerja sama melalui organisasi yang teratur.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Filsafat
3.1.1 Secara Etimologi
Kata falsafah/filsafat berasal dari bahasa yunani, yaitu:
philosphia, philo/philos/philein yang artinya cinta/pencinta/mencintai
dan Sophia yang berarti kebijakan/wisdom/kearifan/hikamah/hakikat
kebenaran. Jadi filsafat artinya cinta akan kebijaksanaan atau hakikat
kebenaran.
Beberapa istilah filsafat dalam berbagai bahasa, misalnya
“falsafah” dalam bahasa arab, “philosophie” bahasa belanda,
“philosophy” dalam bahasa inggris dan masih banyak lagi istilah
dalam bahasa lain, yang pada hakekatnya semua istilah itu mempunyai
arti yang sama.
3.1.2 Arti Filsafat Menurut Para Ahli
1. Harold H. Titus
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap
kehidupan dan alam yg biasanya diterima secara tidak kritis.
Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap
kepercayaan dan sikap yg dijunjung tinggi.
2. Hasbullah Bakry
Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu
dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan
manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai
pengetahuan itu.
3. Prof. Dr.Mumahamd Yamin
8

9

Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui
kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialaminya
kesungguhan.
4. Prof. Dr. Ismaun, M.Pd
Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan
akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh, yakni secara kritis
sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk
mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan,
dan kearifan atau kebenaran yang sejati).
5. Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed. & Mustakim, S.Pd.,MM
Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani: ”philosophia”.
Seiring perkembangan zaman akhirnya dikenal juga dalam
berbagai bahasa, seperti: ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa
Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa
Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam
bahasa Arab.
6. Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai
pengetahuan kebenaran yang asli.
7. Aristoteles
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran
yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
8. Cicero
Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “ (the mother of
all the arts). Ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni
kehidupan ).

10

9. Johann Gotlich Fickte
Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu ,
yakni ilmu umum, yg jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan
sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan
seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari
seluruh kenyataan.
10. Paul Nartorp
Filsafat

sebagai

Grunwissenschat

(ilmu

dasar

hendak

menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan
dasar akhir yg sama, yg memikul sekaliannya.
11. Imanuel Kant
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan
pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat
persoalan, yakni : Apakah yang dapat kita kerjakan? (jawabannya
metafisika); Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya
Etika ); Sampai dimanakah harapan kita? (jawabannya Agama );
Apakah yang dinamakan manusia? (jawabannya Antropologi).
12. Notonegoro
Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut
intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah, yang disebut
hakikat.
3.1.3 Filsafat dalam Arti Umum

11

Dalam arti ini, filsafat digunakan untuk menyebut berbagai
petanyaan yang muncul dalam pikiran manusia tentang bebagai
kesulitan yang dihadapinya, serta berusaha untuk menemukan solusi
yang tepat. Misalnya ketika menanyakan: “siapakah kita?”, ”mengapa
kita ada di sini?”, “kemana kita akan berlalu”, “apakah kebaikan dan
kejahatan itu”, “bagaimanakah karakter alam, “apakah ia memiliki
tujuan?”, “bagaimanakah kedudukan manusia di alam ini?”, dan
seterusnya.
Beginilah seorang ahli yang bernama Aristoteles memahami
filsafat, ketika ia menyebutnya sebagai sebuah nama dari ilmu dalam
arti yang paling umum.

Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat
dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.
1. Filsafat dalam arti proses
Filsafat dalam hal ini diartikan dalam bentuk suatu aktivitas
berfilsafat. Dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan
menggunakan suatu cara dan

metode tertentu sesuai dengan

objeknya yang bersifat dinamis.
2. Filsafat dalam arti produk
a. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiranpemikiran dari para filsuf pada zaman dahulu yang lazimnya
merupakan suatu aliran atau system filsafat tertentu. Misalnya
rasionalisme, materialisme, pragmatisme, dan lain sebagainya.
b. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh
manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat.

12

Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan
filsafat sebagai pandangan hidup. Disamping itu, dikenal pula filsafat
dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis. Pancasila dapat
digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai
pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti
Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan
pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.
3.2 Sistem Filsafat
3.2.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Suatu system filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan
hakikat realitas, falsafat hidup, dan tata nilai (etika),termasuk teori
terjadinya pengetahuan manusia dan logika.
3.3 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya
merupakan suatu kesatuan organik. Sila-sila dalam pancasila saling berkaitan,
saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa
dikualifikasikan oleh sila-sila lainnya. Dengan demikian, Pancasila pada
hakikatnya merupakan suatu sistem, dalam pengertian bahwa bagian-bagian
(sila-silanya) saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu
struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat

13

dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu
pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha
Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan masyarakat
bangsa dan negara.
Kenyataan Pancasila yang demikian ini disebut kenyataan yang obyektif,
yaitu bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri terlepas dari sesuatu
yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang. Sehingga Pancasila sebagai
suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem-sistem filsafat
yang lain misalnya: liberalisme, materialisme, komunisme, dan aliran filsafat
yang lain.
Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan
kesatuan yang bersifat formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar
ontologis, dasar epistimologis, serta dasar aksiologis dari sila Pancasila.
3.4 Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Suatu sistem
1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang bersifat sistematis
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan
suatu sitem filsafat.Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang
saling berhubungan, saling bekerja sama, untuk suatu tujuan tertentu, dan
secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Jadi Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian, yaitu sila-sila
Pancasila, setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri,
fungsi sendiri-sendiri. Namun secara keseluruahan merupakan suatu
kesatuan yang sistematis.
Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan cara
deduktif dan induktif.

14

a. Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta
menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan
pandangan yang komprehensif.
b. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya
masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang
hakiki dari gejala-gejala itu.
2. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang bersifat organis
Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal dan
bersumber pada hakikat manusia “monopluralis” yakni :
a. Susunan kodrat, jasmani rohani.
b. Sifat kodrat, individu- makhluk social.
c. Kedudukan kodrat, pribadi berdiri sendiri-makhluk Tuhan YME.
3. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang bersifat Hirarkis dan
berbentuk pyramidal
Dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian
tingkat dalam luasnya, dan isi sifatnya merupakan pengkhususan dari silasila di mukanya. Sila I menjadi basis dari Sila II, III, IV dan V. Ketuhanan
YME

adalah

Ketuhanan

yang

berkemanusiaan,

berpersatuan,

berkerakyatan, serta berkeadilan sosial, sehingga setiap sila terkandung
sila-sila lainnya.

3.5 Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Saling Mengisi
dan Saling Mengkualifikasi
Adapun rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan
saling mengkuali-fikasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan
beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh

15

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan/perwakilan

dan

berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, adalah ber-Ketuhanan
Yang Maha Esa, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Sila Persatuan Indonesia, adalah ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berkerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, adalah ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, dan
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah berKetuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berpersatuan Indonesia, dan berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Notonagoro 1975:43.44)
3.6 Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia
1. Filsafat Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
Pancasila dirumuskan oleh The Founding Fathers dan lahir dari ways
of life bangsa Indonesia, melalui penelitian dan penyelidikan kesepakatan
yang ada pada siding BPUPKI.
Dalam pidatonya Bung Karno 1 juni 1945 mengatakan, bahwa
mengenai pentingnya satu weltanschauung (alat pemersatu bangsa) lebih
kurang beliau mengatakan :” we want to estabilished a state not for a

16

single individual or for onr group even not for aristocration, but we want
to estabilished a state one for all and all for all”. Demikian pula dengan
berbagai masukan dari para The foundings Fathers kita yang lain seperti
Mr. Mohammad Yamin, Ki Hadi Bagoes Koesoemo, Mr. Soepomo, dan
lain-lain juga menghendaki adanya satu Philloosophy Groundslag /
filsafat dasar sebuah Negara, hingga diberikanlah nama mengenai
philosophy Grounslag / filsafat dasar Bangga dan Negara Indonesia
adalah PANCASILA.
2. Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.
Prinsip-prinsip dasar kehidupan bangsa Indonesia ditemukan oleh
para peletak dasar Negara tersebut yang diangkat dari dasar filsafathidup
bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi prinsip dasar
filsafat Negara, yaitu pancasila. Hal inilah sebagai suatu alasan ilmiah
rasional dalam ilmu filsafat bahwa salah satu lingkup pengertian filsafat
adalah fungsinya sebagai suatu pandangan hidup suatu masyarakat atau
bangsa tertentu (Harold Titus, 1984).
Berdasarkan suatu kenyataan

sejarah

tersebut,

maka

dapat

disimpulkan bahwa filsafat pancasila sebagai suatu pandangan hidup
bangsa Indonesia, merupakan suatu kenyataan obyektif yang hidup dan
berkembang dalam suatu masyarakat Indonesia.
3. Filsafat Pancasila Sebagai Sumber dari hukum dasar Indonesia.
Sebagaimana terkandung dalam pembukaan UUD 1945 alenia IV,
susunan tersebut menunjuk bahwa pancasila merupakan dasar, kerangka
dan pedoman bagi Negara dan tertib hokum Indonesia, yang pada

17

hakekatnya tersimpul salam asas kerohanian Pancasila. Dengan demikian
konsekuensinya pancasila asas yang mutlak bagi adanya tertib hokum
Indonesia yang pada akhirnya perlu direalisasikan dalam setiap aspek
penyelenggaraan Negara.
Dalam pengertian inilah maka pancasila berkedudukan sebagai
sumber dari hokum dasar Indonesia, atau dengan kata lain perkataan
sebagai sumber tertib hukum Indonesia yang tercantum dalam ketentuan
tertib hukum tertinggi. Yaitu pembukaan UUD 1945.

BAB IV
PENUTUP

4.1

Kesimpulan.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebelum

ditetapkannya pancasila sebagai sistem filsafat, ada beberapa kerangka
berpikit pancasila yakini dilihat dari sejarah bahwa pancasila sebagai dasar
negara Republik Indonesia pada tangga 18 Agustus 1945, melalui pendekatan
filsafat pancasila dan sejarahnya.
Sejarah pancasila pada hakikatnya adalah sebagaimana nilai-nilai yang
bersifat fundamental menjadi suatu sumber dari segala sumber hokum dalam
Negara Indonesia Pengertian filsafat itu sendiri dapat diartikan secara
etimologi, secara umum(filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti
produk) dan menurut beberapa para ahli, dapat disimpulkan pengertian
filsafat dari keseluruhan yaitu cinta akan kebijaksanaan atau hakikat
kebenaran yang didalamnya ada aturan-aturan untuk mengatur suatu aktifitas
sesuai aturan yang ditentukan untuk mencapai tujuan yang sama.
Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat karena sila-sila pancasila
yang merupakan system filsafat yang hakikatnya merupakan suatu kesatuan
organik, dengan rumusan kesatuan sila-sila pancasila yang bersifat sistematis,
organis, hirarkis dan pyramidal. Hubungan rumusan kesatuan sila-sila yang
sistematis dan saling mengkualifikasi dapat dilihat nilai-nilai yang terkanduk
dalam setiap sila yang dimana nilai tersebut aka nada pada sila-sila
selanjutnya. Fungsi utama filsafat pancasila bagi Negara Indonesia adalah

19

20

filsafat dikatakan sebagai dasar Negara Republik Indonesia, sebagai
pandangan hidup, dan sebagai sumber dari segala sumber hokum.

4.2

Kritik dan Saran
Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penyusunan

makalah ini. Oleh karena itu,penulis menerima segala kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan mohon maaf sebelumnya
apabila dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin….
Wassalamua’llaikum Wr. Wb.

DAFTAR PUSTAKA
Apriliyan, Dwi.Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.16 Desember 2016.
http://dwiapriliyan.blogspot.com/2014/10/pancasila-sebagai-sistemfilsafat.html
Kaelan,M.S. 2010. Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:Paradigma.
Netral, Harian.Pengertian Filsafat atau Filosofi Menurut Para Ahli.16 Desember
2016
http://hariannetral.com/2014/10/pengertian-filsafat-atau-filosofi-menurut-para
ahli.html#
Silvia, Febi.Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.16 Desember 2016.
http://febisilvia48.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-sistemfilsafat/
Wikipedia.Pancasila.16 Desember 2016.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila

19