Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Pekerjaan Kantor Konsultan Pajak Berbasis Web pada Kantor Konsultan Pajak I Gede Arianta

  

Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 5807-5815 http://j-ptiik.ub.ac.id

Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Pekerjaan Kantor Konsultan

Pajak Berbasis Web pada Kantor Konsultan Pajak I Gede Arianta

1 2 3 Diago Ariesandika , Satrio Agung Wicaksono , Fajar Pradana

  Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 3 Email: diagoariesandika1@gmail.com, fajar.p@ub.ac.id

  

Abstrak

  Kantor konsultan pajak I Gede Arianta merupakan kantor yang memberikan layanan jasa professional perhitungan, penyetoran dan pelaporan untuk berbagai jenis perpajakan. Pada kantor ini terdapat aktivitas dimana satu klien memiliki satu orang staf yang bertanggung jawab sebagai pengarah dan memberikan nasihat dalam kasus yang sedang dihadapi. Terdapat masalah yang ada pada kantor diantaranya penyimpanan data klien tidak tersedia secara terpusat, kegiatan konsultasi sulit terpantau oleh pimpinan, kegiatan perpajakan yang sudah dikerjakan oleh staf tidak tervalidasi dan sulit dipantau oleh pimpinan, tidak ada standar pembuatan serah tanda terima dokumen klien. Berdasarkan masalah yang sudah diuraikan, dikembangkanlah sistem informasi monitoring pekerjaan kantor konsultan pajak I Gede Arianta yang bisa digunakan oleh kantor untuk mengelola data klien secara terpusat, mengelola dan memantau kegiatan konsultasi, mengelola dan memvalidasi kegiatan perpajakan yang dikerjakan oleh staf, mengelola serah terima dokumen klien. Metode pengembangan sistem informasi menggunakan waterfall model yang terdiri dari fase communication, planning, modelling, construction dan deployment. Kemudian pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan black-box testing dan pengujian perbandingan waktu. Hasil dari black-box testing bernilai 100% valid, artinya tidak ada

  

error dan selisih rata-rata waktu sebelum dan sesudah implementasi sistem informasi adalah 38 menit.

Kata kunci : sistem informasi, sistem informasi monitoring, Waterfall, monitoring pekerjaan.

  

Abstract

Tax consultant office I Gede Arianta is an office that provides professional services of calculation,

depositing and reporting for various types of taxation. At this office one client has one staff member

responsible for directing and advising on the case at hand. There are problems in the office such as

client data storage is not available centrally, consultation activities difficult to be monitored by the

leadership, taxation activities undertaken by staff not validated and difficult to be monitored by the

leadership, there is no standard of making a receipt of client documents. Based on the issues,

developed the information monitoring system of the tax consultant office work I Gede Arianta that can

be used by the office to manage client data centrally, managing and monitoring consulting activities,

managing and validating taxation activities undertaken by staff, manage document handover.

Information system development method using waterfall model. System testing is performed using

black-box testing and time comparison test. The result of black-box testing is 100% valid, meaning

there is no error and the average difference of time before and after the implementation of the

information system is 38 minutes.

  Keywords: information systems, monitoring information systems, Waterfall, job monitoring

  organisasi (Laudon, 2013). Adanya sistem 1. informasi yang dimanfaatkan oleh organisasi,

   PENDAHULUAN

  kantor atau perusahaan dapat meningkatkan Sistem informasi secara teknis diartikan kinerja dalam kantor. pada seperangkat keterkaitan antar komponen

  Kantor konsultan pajak I Gede Arinata dalam pengumpulan, memproses, menyimpan adalah salah satu kantor konsultan yang berada dan mendistribusikan sebuah informasi untuk di kota Malang. Terdapat layanan yang keperluan dalam mendukung pengambilan ditawarkan kepada klien berupa jasa profesional keputusan atau pengendalian pada suatu konsultan pajak dan akuntansi yang memiliki tingkat obyektif, kompetensi dan integritas tinggi secara profesional. Penanganan klien yang dilakukan oleh staf merupakan kegiatan dimana satu klien dipertanggungjawabkan kepada satu staf yang menjadi sebagai pengarah dan pemberi nasihat terkait kasus yang ada.

  Permasalahan pertama muncul terkait data klien yang tidak tersedia secara terpusat dan masih disimpan dalam tumpukan kertas, sehingga ketika ingin mencari data pada klien tertentu harus mencari pada staf yang bersangkutan. Pencarian dokumen terkait data klien juga masih sulit dan membutuhkan waktu yang lama yaitu bisa lebih dari 1 jam. Masalah kedua timbul saat aktivitas konsultasi yang dilakukan oleh klien dan staf beberapa kali tidak terekam disebabkan tidak adanya pencatatan aktivitas konsultasi dan saat pimpinan ingin memantau aktivitas apa saja yang telah dilakukan oleh klien dan staf, apakah sudah terselesaikan atau belum. Selain masalah aktivitas konsultasi harian terdapat juga masalah terkait pelaporan perpajakan bulanan dan perpajakan tahunan yang dikerjakan oleh staf. Pelaporan perpajakan tidak tercatat, tidak tervalidasi dengan baik dan terkadang hanya dilaporkan secara lisan, padahal pimpinan seharusnya melakukan pemantauan dan validasi terkait setiap pelaporan perpajakan. Masalah terakhir terkait dengan pengelolaan tanda terima yang masih tidak ada, sehingga bisa memiliki dampak buruk terkait penanggung jawab atas kesalahpahaman atau kehilangan berkas-berkas yang telah diserahkan.

  Berdasarkan pada masalah yang sudah diuraikan, maka dalam pengelolahan data di kantor konsultan pajak I Gede Arianta dibuatkan sistem informasi untuk membantu dalam proses pengolahan data dan semua data bisa tersimpan secara terpusat dan bisa diakses oleh staf atau pimpinan. Pada kasus ini membutuhkan alat tanpa bergantung pada komputer lokal, bisa diakses dari mana saja, bisa diakses kapanpun dan bisa mendukung proses bisnis kantor. Maka sistem informasi yang dibangun berbasiskan web, hal ini dirasa cocok dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Dalam mengembangkan sistem informasi

  monitoring pekerjaan lebih sesuai dengan

  menggunakan metode pengembangan Waterfall

  Model supaya semua kebutuhan bisa terdefinisi dengan baik.

  Waterfall model disebut sebagai classic model yang memiliki sifat berurutan atau

  sistematis dalam melakukan pengembangan perangkat lunak (Pressman, 2010). Terdapat beberapa fase pada waterfall model diantaranya

  communication, planning, modelling, construction, deployment. Fase awal communication dilakukan untuk mendukung

  komunikasi dengan klien dalam inisiasi proyek, analisis masalah dan mengumpulkan data guna mendukung untuk mendefinisikan daftar kebutuhuhan atau fitur yang diinginkan dalam pengembangan perangkat lunak. Wawancara digunakan dalam mengumpulkan data secara langsung dengan orang yang diwawancarai (H.M., 1990). Fase kedua planning merupakan tahapan lanjutan communication berupa proses analisis kebutuhan dan menghasilkan daftar kebutuhan user berupa kebutuhan fungsional dan non fungsional. Fase ketiga modelling merupakan fase perancangan dan pemodelan sistem yang fokus pada perancangan arsitektur sistem, struktur data, rancangan tampilan. Pada tahap pemodelan menggunakan Unified

  Modelling Language (UML). UML merupakan

  standar bahasa pada penulisan blueprints sistem yang digunakan untuk penentuan, visualisasi, pembangunan, pendokumentasian sebuah kerangka sistem. Pemodelan UML berupa use

  case diagram, use case scenario, sequence diagram, class diagram . Fase keempat construction sebagai langkah proses pembuatan source code dan testing untuk menemukan

  kesalahan. Pembuatan source code merupakan hasil dari terjemahan desaik kedalam suatu bahasa yang dapat dibaca dengan komputer. Kemudian dilakukan testing untuk membantu dalam proses perbaikan sistem jika terdapat kesalahan pada sistem yang sudah dibangun serta memastikan sistem agar dapat befungsi dengan layak. Fase terakhir deployment, perangkat lunak yang sudah dilakukan testing dan sudah dianggap layak maka selanjutnya sistem diserahkan (delivery) dan diimplementasikan kepada klien.

  Monitoring pekerjaan bisa diartikan suatu

  aktivitas pengawasan atau memantau semua pekerjaan yang dilakukan oleh satu atau banyak orang (Rohayati, 2014). Aktivitas monitoring bisa secara langsung dan tidak langsung. Aktivitas montoring langsung dilakukan dengan meninjau secara langsung seluruh aktivitas yang sedang berjalan, sedangkan aktivitas

  monitoring tidak langsung dilakukan dengan

  penelaahan laporan tertulis, mencermati laporan lisan atau wawancara dengan orang yang terlibat pada kegiatan yang dilakukan.

  Metodologi penelitian berupa kerangka kerja mengenai penjabaran langkah-langkah penelitian secara berurutan.

  Gambar 1 Metodologi Penelitian

  Proses penelitian dimulai dengan studi literatur untuk memperoleh dasar teori sebagai referensi yang digunakan untuk mendukung objek penelitian. Proses kedua adalah pengumpulan data, melakukan wawancara secara langsung supaya mendaptkan informasi yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan sistem dan sesuai dengan harapan pengguna. Data penelitian diperoleh dari pimpinan dan staf kantor konsultan pajak I Gede Arianta. Data yang didapatkan bisa menjawab kebutuhan fungsional terkait fungsi apa saja yang dibutuhkan dan kebutuhan non fungsional terkait tampilan dan kemudahan dari sistem. Proses ketiga adalah analisis kebutuhan sistem yang digunakan untuk memetakan hasil dari pengumpulan data ke dalam kebutuhan fungsional dan non fungsional. Analisis kebutuhan bertujuan untuk penyusunan kebutuhan yang dibuat secara runtut dan terstruktur bisa mempermudah pembuatan perancangan sistem, hasilnya berupa bussiness

  process as-is, bussiness process to-be , use case diagram dan use case scenario. Proses keempat

  adalah perancangan sistem yang digunakan untuk refrensi rancangan arsitektur dalam proses implementasi. Hasil dari perancangan sistem berupa sequence diagram, class diagram dan rancangan user interface. Proses kelima berupa implementasi sistem yang digunakan untuk proses pembuatan source code dalam pengimplementasian sistem yang mengacu terhadap rancanga desain yang sudah dibuat pada proses perancangan sistem. Proses keenam berupa pengujian sistem dimana sistem yang sudah selesai dibangun dilakukan tahap pengujian guna menentukan kualitas baik dan buruknya terhadap sistem. Jenis pengujian yang dilakukan berupa black box testing untuk menguji apakah kebutuhan sistem sudah terpenuhi dan lebih fokus kepada spesifikasi fungsional (Mustaqbal, 2015). Pengujian black-

2. METODOLOGI

  box testing menggunakan validation testing

  yang lebih mengedepankan terhadap fungsional suatu perangkat lunak dimana peneliti menyediakan satu paket masukan valid dan tidak valid. Pengujian kedua akan mengukur waktu disaat sebelum implementasi sistem informasi dan sesudah implementasi sitem informasi kemudian menghitung selisih waktunya. Pada pengujian waktu akan dihitung rata-rata waktu yang dibutuhkan. Proses terakhir adalah penarikan kesimpulan dan saran, digunakan untuk melakukan penilaian, evaluasi dan peninjauan ulang pada sistem yang dibangun. Saran disajikan kepada pengembang sistem selanjutnya supaya bisa menambahkan kekurangan atau memperbaiki kesalahan yang ada pada sistem.

  3. HASIL DAN ANALISIS

  Analisis pemodelan proses bisnis dilakukan dengan melakukan pemodelan menggunakan Business Process Modelling

  Notation (BPMN). Selanjutnya setelah

  mendapatkan permasalahan dan kebutuhan pada proses yang ada saat ini maka kemudian melakukan identifikasi aktor yang terlibat dalam sistem yang akan dibangun.

  

Gambar 2 Proses Bisnis Registrasi Klien Saat Ini

  kegiatannya berupa penyimpanan data klien

3.1 Pemodelan Proses Bisnis secara terpusat kedalam sistem informasi yang

  dibangun. Pimpinan dan staf bisa melihat data Pada pemodelan proses bisnis dilakukan klien saat diperlukan kapanpun tanpa harus dengan menganalisis proses bisnis as-is dan to- mencari data ditempat penyimpanan tertentu

  be dari sistem yang akan diterapkan. Terdapat 4

  dan mencari staf yang bertanggung jawab analisis proses bisnis yang dilakukan dalam terhadap klien yang bersangkutan. hasil penelitian yaitu:

  1. proses bisnis registrasi klien 2. proses bisnis konsultasi 3. proses bisnis monitoring pajak bulanan 4. proses bisnis monitoring pajak tahunan.

  Pada Gambar 2, proses bisnis terdapat beberapa permasalahan dalam proses bisnis salah satunya di penyimpanan data klien. Data klien yang disimpan pada proses bisnis as-is berupa lampiran kertas yang disimpan oleh staf. Ketika pimpinan atau staf yang bersangkutan

  Gambar 4 Proses Bisnis Konsultasi Saat Ini

  ingin mendapatkan data tertentu terkait klien Pada Gambar 4 pemodelan proses bisnis maka harus bertemu dan staf yang bertangung konsultasi yang dilakukan oleh staf tidak jawab atas penyimpanan data klien tersebut, terdapat pencatatan kegiatan konsultasi, selain itu penyimpanan data klien saat ini bisa sehingga menimbulkan masalah terkait sulitnya berdampak buruk apabila lampiran kertas pimpinan dalam memantau kegiatan konsultasi terkait data klien hilang. mengenai masalah terkait konsultasi klien yang

  Gambar 3 merupakan usulan dari proses sudah terselesaikan atau belum. bisnis registrasi klien yang salah satu

  

Gambar 3 Proses Bisnis Usulan Registrasi Klien Terdapat permasalah juga untuk aktivitas mengecek dokumen yang diserahkan pada Gambar 4. Disaat klien menyerahkan dokumen kepada staf tidak terdapat pencatatan dokumen yang diberikan dan tidak ada pembuatan dokumen serah terima, hal ini dikarenakan masih belum adanya format standar untuk pembuatan serah terima

  Gambar 5 merupakan usulan dari proses bisnis konsultasi, salah satu kegiatannya memasukkan bahasan konsultasi kedalam sistem sehingga aktivitas konsultasi yang dilakukan oleh setiap staf bisa dipantau oleh pimpinan.

  3. Perpajakan tahunan klien atau bulanan klien tidak terbayarkan

  Dari hasil analisa proses bisnis kemudian dilanjutkan dengan identifikasi aktor yang terlibat dalam penggunaan sistem informasi, kemudian menganalisis kebutuhan fungsional dan non-fungsional. Berikut pada Tabel 2 merupakan aktor yang terlibat pengembangan sistem

  3.2 Analisis Kebutuhan Sistem

  4. Membuat sistem informasi yang bisa mengelola proses monitoring perpajakan dan validasi perpajakan klien yang sudah selesai dikerjakan oleh staf kepada pimpinan

  2. Membuat sistem informasi yang dapat memantau kegiatan konsultasi harian staf 3. Membuat sistem informasi yang bisa mengelola dan memberikan bukti tanda terima terkait serah terima dokumen klien

  Membuat sistem informasi yang dapat mendukung pengelolaan data klien secara baik dan juga teratur

  Solusi 1.

  4. Terjadi kesalahpahaman terkait pertanggungjawaban dokumen klien yang sudah diserahkan kepada kantor

  2. Permasalahan yang dihadapi klien tidak terselesaikan

  Kemudian masalah yang ada pada proses bisnis dilakukan analisis permasalahan sehingga bisa didapatkan solusi yang bisa mengatasi permasalah tersebut. Berikut Tabel 1 menjelaskan analisis permasalahan.

  Data klien tidak diketahui akibat kehilangan data klien

  Dampak 1.

  4. Pengelolaan bukti tanda terima tidak terekam atau tersimpan dalam serah terima dokumen 5. Proses validasi perpajakan yang telah selesai dikerjakan oleh staf tidak teratur Mempengaruhi 1. Penyelesaian masalah klien yang dikerjakan staf kantor konsultan pajak 2. Pelaporan dan validasi pekerjaan perpajakan klien yang dikerjakan oleh staf kepada pimpinan

  3. Pelaporan monitoring pekerjaan perpajakan klien tidak terekam atau tersimpan sehingga sulit dipantau oleh pimpinan

  2. Kegiatan konsultasi antara klien dan staf tidak terekam atau tersimpan sehingga sulit dipantau oleh pimpinan

  Pengelolaan data klien belum teratur dan belum baik

  Masalah 1.

  Tabel 1 Analisis Permasalahan Dalam Menangani Monitoring

  

Gambar 5 Proses Bisnis Usulan Konsultasi Tabel 2 Identifikasi Aktor

  Pada model use case diagram yang

  No Aktor Deskripsi ditunjukkan Gambar

  6 mengacu pada kebutuhan fungsional dan merepresentasikan

  1. Staf Semua staf yang secara langsung

  keterlibatan aktor dalam sistem. Hasil analisa

  berhubungan dengan klien dan bertanggung jawab pada kegiatan

  kebutuhan pada penelitian ini terdapat 19

  konsultasi, proses perpajakan klien

  kebutuhan fungsional dan 1 kebutuhan non-

  serta serah terima dokumen klien

  fungsional. Kebutuhan fungsional utama yang

  2. Pimpinan Orang yang memiliki otorisasi penuh

  menjadi acuan dalam pembuatan use case

  dan mengelola staf dalam penggunaan diagram pada sistem yang akan dibangun sistem serta memantau pekerjaan yang

  antara lain kelola data klien, kelola monitoring

  dilakukan oleh setiap staf

  aktivitas klien kelola monitoring bulanan klien,

  3. Pengguna Terdiri dari staf dan pimpinan

  kelola tanda terima dokumen, kelola monitoring tahunan klien, kelola proposal, request validasi

  monitoring bulanan klien, tambah tanda terima

  dokumen, request validasi monitoring tahunan klien, request persetujuan proposal, kelola staf, validasi monitoring bulanan klien, validasi

  monitoring tahunan klien, persetujuan proposal,

  melihat grafik aktivitas, melihat grafik

  monitoring bulanan, melihat grafik monitoring tahunan.

  3.3 Perancangan Sistem

  Perancangan sistem merupakan langkah awal dalam mendesain sistem dan merancang antarmuka sistem. Pembuatan perancangan sistem mengacu pada hasil dari analisis kebutuhan sistem. Tahapan perancangan sistem meliputi sequence diagram, class diagram, perancangan basis data dan perancangan antarmuka pengguna. Perancangan dilakukan dengan melakukan pemodelan requirement menggunakan Unified Modelling Language (UML).

  3.3.1 Sequence Diagram

  Pembuatan sequence diagram memuat penggambaran alur interaksi yang memfokuskan urutan pertukaran pesan antar objek dalam sistem. Berikut Gambar 7 merupakan salah satu sequence diagram dengan aktor pimpinan untuk memantau aktivitas konsultasi setiap staf berupa gambar grafik. Alur sequence diagram melihat grafik aktivitas diawali dengan pengguna memilih menu dashboard, selanjutnya sistem akan menampilkan grafik jumlah aktivitas yang dilakukan sesuai dengan alur pertukanan pesan yang ditunjukkan pada Gambar 3.6 berikut.

  Gambar 6 Use Case Diagram Monitoring Pekerjaan Kantor Konsultan Pajak I Gede Arianta c_monitoring_bulanan, c_monitoring_aktivitas dan c_proposal. Terdapat class diagram model pimpinan yang digunakan dalam mengelola data yang berhubungan dengan query database pada saat implementasi code program. Terdapat 9 kelas model yang dibuat, diantaranya m_login, m_dashboard, m_staf, m_klien, m_proposal, m_monitoring_bulanan, m_tanda_terima dan m_monitoring_tahunan

  Setelah perancangan

  class diagram

  langkah selanjutnya melakukan perancangan antarmuka pada sistem yang akan dibangun. Berikut rancangan antarmuka pada sistem informasi monitoring pekerjaan kantor konsultan pajak I Gede Arianta pada Gambar 9 sebagai berikut.

  Gambar 7 Sequence Diagram Melihat Grafik Aktivitas

  Setelah perancangan sequence diagram langkah selanjutnya dengan membuat perancangan class diagram. Class diagram

  Gambar 9 Rancangan Antarmuka Dashboard Pimpinan

  meliputi kelas atau objek yang saling berkaitan Keterangan pada nomor 1 sampai 8 secara dalam sistem informasi. berurutan adalah logo, status login, icon, menu, daftar proses request staf, notifikasi belum bayar, notifikasi belum lapor, grafik monitoring konsultasi.

  3.4 Implementasi Sistem

  Implementasi sistem merupakan tahapan menerjemahkan hasil dari analisis kebutuhan dan perancangan ke dalam kode pemrograman. Implementasi sistem menggunakan framework

  CodeIgniter yang terdiri dari 3 jenis class

  diantaranya controller, model dan view. Hasil dari implementasi sistem untuk aktor pimpinan menghasilkan 9 controller class dan 9 model class.

  Gambar 8 Class Diagram Pimpinan

  Gambar 8 merupakan class diagram pimpinan, terdapat 9 kelas controller yang dibuat untuk membangun sistem informasi

  monitoring pekerjaan diantaranya c_login,

  c_tanda_terima, c_pengguna, c_proposal,

  Gambar 10 Implementasi Antarmuka Dashboard

  c_monitoring_tahunan c_dashboard, c_klien,

  Pimpinan Gambar 11 Implementasi Antarmuka Kelola Monitoring Aktivitas

  Hasil tampilan dari implementasi sistem pada Gambar 10 menunjukkan dashboard awal pimpinan dan Gambar 11 menunjukkan antarmuka dengan aktor pimpinan untuk mengelola aktivitas konsultasi.

  2. Hasil dari proses perancangan berupa 19 use case, 7 sequence diagram, 7 kelas controller dan 7 kelas model yang didokumentasikan dalam pemodelan UML. Hasil dari proses implementasi sisem berupa code

  APLIKASI MENGGUNAKAN BLACK BOX TESTING

  (13th ed.). United States of America: Pearson Education. Mustaqbal, M. S., 2015. PENGUJIAN

  Systems: Managing the Digital Firm

  1). Yogyakarta: Andi Offset. Laudon, K. C., 2013. Management Information

  Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Prakter Aplikasi Bisnis (Vol.

  H.M., J., 1990. Analisis & Disain Sistem

  5. DAFTAR PUSTAKA

  3. Berdasarkan dari pengujian menggunakan black-box testing dengan validation testing membuktikan pada 19 kasus uji dengan nilai 100% valid. Hasil pengujian perbandingan waktu yang telah menyelesaikan permasalahan pencarian data klien dan didapatkan bahwa waktu yang diperlukan oleh pimpinan untuk mendapatkan data klien ketika sebelum implementasi sistem rata-rata adalah 38 menit 30 detik, sedangkan proses tersebut dapat dipercepat setelah implementasi sistem yang mana pimpinan dapat mendapatkan data klien dalam waktu rata-rata 30 detik. Selisih waktu antara sebelum dan sesudah implementasi sistem rate-rata 38 menit

  menggunakan bahasa pemrograman HTML, CSS, PHP, Javascript, CodeIgniter sebagai framework PHP dan MySQL sebagai database system.

  program yang dibangun dengan

  19 kebutuhan sistem yang diprioritaskan.

  Pada bagian ini menjelaskan mengenai pengujian sistem yang dilakukan dengan black-

  Tahap analisis proses perancangan bisnis menghasilkan proses bisnis yang bisa mempermudah aktivitas dalam mengelola data klien, mengelola kegiatan konsultasi, mengelola perpajakan tahunan dan bulanan dan mengelola tanda terima. Hasil dari analisis permasalah terdapat

3.5 Pengujian Sistem

  Berdarkan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.

  6 menit 50 detik 1 jam 9 menit 10 detik 38 menit

  10 detik 50 detik 30 detik Selisih

  30 detik Setelah Implementasi

  7 menit 1 jam 10 menit 38 menit

  Tabel 3 Selisih Hasil Perbandingan Waktu Proses Bisnis Total Rata-Rata Mendapatkan Data Klien Terbaik Terburuk Rata- Rata Sebelum Implementasi

  Pengujian Perbandingan Waktu dilakukan untuk melihat hasil perbedaan waktu yang diperlukan oleh pimpinan dan staf untuk mencari data klien yang disimpan di kantor. Pada Tabel 3 menunjukkan tabel hasil perbandingan waktu antara aktivitas sebelum dan setelah implementasi sistem. Aktivitas yang akan dibandingkan adalah aktivitas untuk kebutuhan dalam mendapatkan data klien.

  error.

  dilakukan menghasilkan 100% valid, artinya seluruh kasus uji tidak terdapat kesalahan atau

  box testing berupa validation testing. Validation testing dari 19 uji fungsional sistem yang sudah

4. KESIMPULAN

  BOUNDARY VALUE ANALYSIS (Studi Kasus : Aplikasi Prediksi Kelulusan SNMPTN). Jurnal Ilmiah

  (3), 31-

  Teknologi Informasi Terapan, 1 36.

  Pressman, R. S., 2010. Software Engineering A

  Practitioner's Approach 7th Ed - Roger S. Pressman (7th ed.). New York:

  McGraw-Hill. Rohayati, M., 2014. MEMBANGUN SISTEM

  INFORMASI MONITORING DATA

  INVENTORY DI VIO HOTEL

  INDONESIA. Jurnal Ilmiah Komputer

  dan Informatika (KOMPUTA), 1 (1), 1- 8.