Dasar dasar Ekonomi keuangan Islam

3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekonomi Islam
Sebutan Ekonomi Islam menimbulkan berbagai kesan yang beragam.
Sebagian kalangan memposisikan ekonomi islam pada tempat yang sangat
ekslusif sehingga menghilangkan nilai kefitrahannya sebagai tatanan bagi
semua manusia. Bagi sebagian lainnya, ekonomi islam digambarkan sebagai
racikan antara aliran kapitalis dan sosiali, sehingga ciri khas khusus yang
dimiliki oleh ekonomi islam itu sendiri hilang, padahal sesungguhnya
ekonomi islam adalah satu sistem yang mencerminkan fitrah dan ciri khasnya
sekaligus.
Menurut bahasa ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari
perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama
Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun islam
dan rukun iman. Menurut istilah ekonomi Islam adalah segala aktivitas
perekonomian beserta aturan-aturannya yang didasarkan kepada pokok-pokok
ajaran Islam tentang ekonomi.
Muhammad Abdul Manan mendefinisikan ekonomi islam sebagai upaya
untuk mengoptimalkan nilai Islam dalam kehidupan ekonomi masyarakat.

Mannan mengatakan : Ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial
yang mempelajari masalah-masalah ekonomi yang diilhami oleh nilai-nilai
islam.1Definisi Mannan hampir semakna dengan apa yang didefinisikan oleh
M.M Metwally yang mendefinisikan ekonomi islam sebagai penekanan pada
usaha dalam mempelajari masalah masyarakat islam dalam memenuhi
kebutuhannya. Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari perilaku muslim (yang beriman) dalam suatu masyarakat Islam
yang mengikuti Al-Quran, Hadits Nabi, Ijma dan Qiyas. 2
1
2

Muhammad Abdul Manan (1993), Ibid, h. 19
M.M Metwally (1995), Teori dan Model Ekonomi Islam (terj), Bangkit Daya Insani, Jakarta, h. 1

4

B. Karakteristik Ekonomi Islam dan Tujuan Ekonomi Islam
Ekonomi Islam dibangun untuk tujuan suci, dituntun oleh ajaran Islam
dan dicapai dengan cara-cara yang dituntunkan oleh ajaran Islam.Dalam Islam
aktivitas ekonomi yang diniatkan dan ditujukan untuk kemaslahatan dinilai

sebagai ibadah. Oleh karena itu, mempelajari ekonomi Islam dan menjalankan
aktivitas ekonomi secara islami menjadi suatu keharusan bagi umat Islam.
Ada beberapa karakteristik ekonomi Islam sebagaimana disebutkan dalam
Mausu’ah Al-Ilmiyyah wa Al-Amaliyah Al-Islamiyah yang dapat diringkas
sebagai berikut: “Harta kepunyaan Allah dan manusia merupakan khalifah
atas harta”.
1. Harta kepunyaan Allah.
Hak milik hakikatnya adalah milik Allah. Manusia menafkahkan
hartanya harus sesuai dengan hukum-hukum yang telah disyariatkan.
Sebagaimana terdapat dalam QS. Al-Baqarah (2) ayat 284 yang
artinya: kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam
hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat
perhitungan dengan kamu tentang perbuatan itu. Maka Allah akan
mengampuni siapa yang dikehendakiNya dan Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
2. Manusia adalah khalifah atas hartanya. Sebagaimana dalam Firman
Allah dalam surat Al-Hadid (57) ayat 7 yang artinya : berimanlah
kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari
hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka

orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan
(sebagian) dari hartanya memperoleh pahal yang besar.
Dari ayat tersebut, dapat diketahui bahwa maksud dari menguasai
disini ialah penguasaan yang bukan secara mutlak, akan tetapi hak
milik pada hakikatnya adalah pada Allah. Manusia menafkahkan
hartanya itu haruslah menurut hukum-hukum yang telah disyariatkan

5

Allah. Dalam islam, kepemilikan pribadi sangat dihormati walaupun
hakikatnya

tidak

mutlak,

dan

pemanfaatannya


tidak

boleh

bertentangan pula dengan ajaran Islam.
3. Keterikatan ekonomi dengan akidah, syariah, dan moral. Hubungan
ekonomi Islam dengan dengan akidah dan syariah tersebut
memungkinkan aktivivtas ekonomi dalam Islam menjadi ibadah.
Sedangkan bukti hubungan ekonomi dan moral dalam Islam yaitu
larangan terhadap pemilik dalam menggunakan hartanya yang dapat
merugikan

orang

bertransaksi,
pemborosan.
4. Keseimbangan

lain,


larangan
antara

larangan

melakukan

menimbun

dan

kerohanian

penipuan

dalam

larangan

melakukan


dan

kebendaan.

Ekonomi Islam menciptakan keseimbangan antara kepentingan
individu dan kepentingan umum. Arti keseimbangan dalam sistem
sosial Islam adalah Islam tidak mengakui hak mutlak dan kebebasan
mutlak, tetapi mempunyai batasan-batasan tertentu termasuk dalam
bidang hak milik.
5. Kebebasan
individu

dijamin

dalam

Islam.

Individu-individu dalam perekonomian Islam diberikan kebebasan

untuk beraktivitas baik secara perorangan maupun kolektif untuk
mencapai tujuan. Namun kebebasan tersebut tidak boleh melebihi
batas yang sudah ditentukan oleh Allah dalam Al-Quran maupun
Hadits. Dengan demikian, kebebasan tersebut sifatnya tidak mutlak.
6. Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian.
Islam

memperkenankan

negara

untuk

mengatur

masalah

perekonomian sehingga kenutuhan masyarakat baik secara individu
maupun sosial dapat terpenuhi secara proporsional.
7. Anjuran Allah swt melarang manusia hidup mewah dan bersikap

angkuh. Al-Mawsu’ah Al-ilmiyah wa al-amaliyahmemandang ada

6

lima kriteria yang sesuai dengan Islam untuk dijadikan pedoman
dalam menilai proyek investasi antara, yaitu :
a. Proyek yang baik menurut Islam;
b. Memberikan rezeki seluas mungkin kepada anggota masyarakat;
c. Memberantas kekafiran, memperbaiki pendapatan, dan kekayaan;
d. Memelihara dan menumbuhkembangkan harta;
e. Melindungi kepentingan anggota masyarakat.
8. Zakat merupakan salah satu karakteristik ekonomi Islam mengenai
harta yang tidak terdapat dalam perekonomian lain.
9. Larangan Riba. Islam menekankan pentingnya memfungsikan uang
pada bidang yang normal, yaitu sebagai fasilitas transaksi dan sebagai
alat penilaian barang.
Tujuan dari ekonomi Islam sendiri yaitu untuk mencapai kebahagiaan
didunia dan akhirat (falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik dan
terhormat (hayyah thoyyibah). Dalam konteks ekonomi, tujuan (falah)
dijabarkan ke dalam beberapa tujuan antara, yaitu: 1) mewujudkan

kemashlahatan umat; 2) mewujudkan keadilan dan pemerataan pendapatan; 3)
membangun peradaban yang luhur; dan 4) menciptakan kehidupan yang
seimbang dan harmonis.
C. Kegunaan dan Urgensi Ekonomi Islam
Ekonomi Islam memiliki manfaat yaang besar dalam mengatasi berbagai
masalah ekonomi dibandingkan sistem ekonomi konvensional yang justru
membebani masyarakat, antara lain, yaitu: 1) Ekonomi Islam bersifat
universal, dimana tidak hanya ditujukan untuk kaum muslim saja, tapi juga
seluruh umat manusia; 2) Banyak masyarakat yang sudah menerapkan sistem
ekonomi syariah; 3) Manfaat yang dapat langsung dirasakan dari pelaksanaan
sistem ini, baik secara individu maupun sosial.
Ekonomi Islam pun telah terbukti mampu memajukan perekonomian,
sebagaimana telah dibuktikan pada kekhalifahan Islam , dimana pada saat itu
negara-negara barat sedang mengalami zaman kegelapan. Zaman keemasan
tersebut mengalami kemunduran seiring terjadinya distorsi dari syariah Islam

7

yang nilai-nilainya sangat universal. Karena itu penggalian nilai-nilai dan
metode serta cara mengelola perekonomian secara syariah menjadi penting

adanya. Apalagi permintaan terhadap metode ini merupakan kebutuhan umat
dan masyarakat.