Kajian Kebijakan Pembangunan Energi Terb

Kajian Kebijakan Pembangunan
Energi Terbarukan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (IPP PLTS) Kupang
Nusa Tenggara Timur
Dalam Perspektif Pembangungan Perkelanjutan
Oleh :
Mahasiswa PSMIL UNPAD
Kelas Bappenas 2015
Disusun sebagai salah satu tugas
Mata Kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam

Bandung, Januari 2016

Sumber Energi Terbarukan
 Sumber energi terbarukan adalah
sumber energi yang dapat dibuat
oleh manusia.
 Energi yang terus menerus dapat
diadakan dan diperbaharui setiap
waktu.
 Energi renewable sangat banyak

terdapat
di
alam,
ada
yg
dimanfaatkan secara ekonomis dan
ada yg belum dimanfaatkan secara
maksimal.

 Keterbatasan penyediaan minyak
bumi dikarenakan sifatnya yang tidak
dapat diperbaharui dan pentingnya
sumber energi tersebut untuk devisa
negara.

Alur Kebijakan Energi
UU 10/1997
UU 27/2003
UU 30/2007
UU 30/2009

Policy Directives
Presiden RI
di Tampak Siring (2010)

UNFCCC *)

Green Values

No.8 : Ketahanan
Energi
No.10 : Perkuat Green
Economy

Mitigasi
Perubahan
Iklim

Konsumsi Energi
Fosil yang Meningkat


Upaya Pengembangan
Energi Baru, Energi
Terbarukan dan Efisien
Pemanfaatan Energi

Green Energy
0

Ketahanan Energi,
Kesejahteraan Rakyat
dan Pembangunan
Berkelanjutan

Green Industry
Green Transportation
GREEN ENERGY CONCEPT:
1. Efisienkan Penggunaan Energi
2. Gunakan Energi Terbarukan
3. Gunakan Teknologi Energi Bersih untuk energi fosil
maupun non-fosil


*) United Nations Framework Convention on Climate
Change

Bauran Energi di Indonesia

Pemanfaatan Energi Surya Belum Signifikan

Pemanfaatan Energi Surya 10 Tahun kedepan?

Catatan : Nusa Tenggara memiliki intensitas radiasi terbesar
Wilayah paling potensial dalam pengembangan PTLS

Tenaga Surya Untuk Menghasilkan Listrik
Energi surya adalah energi berupa sinar (foton) dan
panas dari matahari.
Selain panasnya yang dapat diambil, energi surya juga
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik
dengan menggunakan teknologi sel surya/solar cell
(fotovoltaik).


Sel Surya (Solar Cells / Photovoltaic /
Photoelectric Cells)
• Sel surya (fotovoltaik) adalah piranti
semikonduktor yang dapat merubah cahaya
secara lansung menjadi menjadi arus listrik
searah (DC) dengan menggunakan kristal
silicon (Si) yang tipis
• Alat ini pada awalnya dikembangkan dalam
rangka untuk menyediakan kebutuhan listrik
untuk satelit
• Teknologi sel surya yang dibuat kedalam
bentuk modul/panel surya komersil saat ini
telah mencapai efisiensi sebesar 25 %.
• Teknologi sel surya yang ada saat ini, membuat
kita mampu memperoleh daya yang cukup
untuk menghidupkan satu buah bola lampu
250W dari 1m2 panel surya
• Saat ini telah digunakan sebagai sumber
tenaga alternatif dalam pengembangan PLTS.


PLTS dalam Mendukung Elektrifikasi
Eksisting di Indonesia











Indonesia mempunyai banyak pulau kecil serta daerah
pegununganyang sulit dijangkau grid listrik PLN  sumber
energi alternatif seperti tenaga surya (PLTS)
Indonesia merupakan negara yang terletak dalam jalur
khatulistiwa yang sepanjang tahun mendapatkan cahaya
matahari yang berlimpah.

Penyinaran matahari rata-rata KBI = 4,55 kWh/m2.hari dan
Penyinaran matahari rata-rata KTI = 5,14 kWh/m2.hari
Perkembangan PLTS dimulai 1987 (BPPT) 80 unit PLTS Solar
Home System di desa Sukatani Jawa Barat.
Tahun 1991  proyek BANPRES listrik tenaga surya masuk desa
sebanyak 13.445 SHS di 15 Propinsi.
Dengan rasio elektrifikasi Indonesia 55-60 % dan hampir
seluruh daerah yang belum dialiri listrik adalah daerah
pedesaan yang jauh dari pusat pembangkit listrik tahun
2005-2025 merencanakan 1 juta Solar Home System
berkapasitas 50 Wp untuk masyarakat berpendapatan rendah
serta 346,5 MWp PLTS hibrid untuk daerah terpencil. Hingga
tahun 2025 pemerintah merencanakan akan ada sekitar 0,87
GW kapasitas PLTS terpasang.
Dengan dukungan Bank Dunia  dibangun 94 PLTS Hybrid di
NTT dengan kapasitas ±20.2 Mwp

PLTS Skala Besar di Indonesia
























PLTS di Kabupaten Karangasem, Bali dengan kapasitas 1 MW.
PLTS di Kabupaten Bangli, Bali dengan kapasitas 1 MW.
PLTS di Pulau Gili Trawangan (NTB) berkapasitas 600 kWp.
PLTS di Pulau Gili Air (NTB) dengan kapasitas 160 kWp.
PLTS di Pulau Gili Meno (NTB) dengan kapasitas 60 kWp.
PLTS di Pulau Medang, Sekotok, Moyo, Bajo Pulo, Maringkik, dan Lantung
dengan total kapasitas 900 kWp.
PLTS Raijua (Kabupaten Sabu Raijua, NTT) dengan kapasitas 150 kWp.
PLTS Nule (Kab. Alor, NTT) dengan kapasitas 250 kWp.
PLTS Pura (Kab. Alor, NTT) dengan kapasitas 175 kWp.
PLTS Solor Barat (Kab. Flores Timur, NTT) dengan kapasitas 275 kWp.
PLTS Morotai (Maluku Utara) dengan kapasitas 600 kWp.
PLTS Kelang (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
PLTS Pulau Tiga (Maluku) dengan kapasitas 75 kWp.
PLTS Banda Naira (Maluku) (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
PLTS Pulau Panjang (Maluku) dengan kapasitas 115 kWp.
PLTS Manawoka (Maluku) dengan kapasitas 115 kWp.
PLTS Tioor (Maluku) (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
PLTS Kur (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
Kisar (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.

PLTS Wetar (Maluku) dengan total kapasitas 100 kWp.
PLTS Kabaena (Sulawesi Tenggara) dengan kapasitas 200 kWp.

Kapasitas 5 MW, pertama & terbesar di Indonesia
IPP PLTS Kupang mempunyai daya 5 MW dan berkonsep
Independent Power Producer (IPP) berlokasi di Desa
Oelpuah, Kupang Tengah, Nusa Tenggara Timur, didanai
kredit investasi Bank Mandiri sebesar US$7,5 juta dengan
PT Len Industri sebagai operator

Dampak Ekonomi Pembangungan
IPP PLTS Kupang









IPP PLTS Kupang signifikan untuk menghemat biaya pokok
penyediaan (BPP) listrik di daerah tersebut, dibandingkan
dengan menggunakan pembangkit bermesin diesel (PLTD)
yang berbahan bakar minyak (BBM) :
Potensi penghematan BBM sebesar 225.000 liter atau
dengan harga solar industri saat
ini Rp8.500/liter, nilai
penghematan per bulannya mencapai Rp1,9 miliar
PLTS mampu menghasilkan energi harian rata-rata sebesar
25 MWh. Jika dihitung dalam kurun waktu sebulan, maka
energi yang dihasilkan sebesar 750 MWh, dibandingkan
dengan konsumsi BBM unit PLTD yang rata-ratanya
mencapai 0,3 liter/kWh
PLTS secara parsial maupun secara simultan sangat
bermanfaat, bagi warga masyarakat secara keseluruhan.
PLTS membawa dampak positif, seperti pertumbuhan
ekonomi (economy growth), meningkatkan akses, aset dan
kapabilitas

Manfaat Pembangunan IPP PLTS Kupang
• Pemanfaatan sumber energi yang sudah tersedia
dan gratis.
• Dioperasikan dengan tenaga surya yang tersedia
secara cuma-cuma, sehingga menghemat biaya
listrik dan bahan bakar minyak.
• Akan tetapi, ada biaya yang dikeluarkan untuk
peralatan, instalasi, pemeliharaan dan depresiasi
yang akan dikurangi oleh karena solusi ini menjadi
lebih populer dan difasilitasi di Indonesia.
• Bebas gangguan, bebas polusi dan kedap suara,
awet dan handal.
• Mengurangi biaya mitigasi perubahan iklim.
• Dapat diterapkan di daerah-daerah terpencil
(Remote Area)

Perbandingan Kinerja PLTS Terhadap Sumber Lain

Tabel . Estimasi basis biaya dari teknologi alternative di sector
pembangkitan energy di Amerika Serikat (pada kondisi ide
Sumber :
Sims, Carbon emission and mitigation cost comparisons between fossil fuel,
nuclear and renewable energy resources for electricity generation, 2003

Dampak Positif PLTS terhadap Lingkungan
• Merupakan
energi
yang
dapat
diperbaharui dan tidak akan habis karena
bersumber dari cahaya matahari
• Tidak membutuhkan asupan bahan bakar
(fossil fuel), sehingga bisa menjaga
kelestarian lingkungan dan Energi
• Pembangkit
listrik
tenaga
surya
merupakan pembangkit listrik yang
bersih dan ramah lingkungan
• Sistem yang dikembangkan bersifat
modular sehingga dapat dengan mudah
di instalasi dan diperbesar kapasitasnya.

Dampak Negatif PLTS terhadap Lingkungan
• Membutuhkan air dan tenaga listrik dalam
manufacturing solar panel (carbon footprint
besar)
• Mebutuhkan bahan kimia dan B3 dalam
proses produksi panel suryanya
• Memiliki kandungan Bahan beracun dan
Berbahaya (B3) dalam panel dan berpotensi
untuk bocor dan terbuang ke lingkungan
setelah habis umur ekonomisnya
• Menggunakan lahan sangat luas untuk
menghasilkan energi per kWh (7 Ha untuk
5MW)

Dampak Sosial Pembangunan PLTS
Dampak Negatif :
• Meningkatnya Kriminalitas
• Meningkatnya Aktivitas Prostitusi di
Malam Hari
• Adanya Pemisahan Kelas di
Masyarakat
• Adanya Perubahan Kebudayaan
• Adanya Perubahan Gaya Hidup
Masyarakat Sekitar PLTS Menjadi
Lebih Konsumtif

Dampak Sosial Pembangunan PLTS

Dampak Positif :
• Meningkatnya Kegiatan Produktif
Masyarakat di Malam Hari
• Perpanjangan Waktu Belajar Siswa
• Terciptanya Rasa Aman dan Nyaman
• Meningkatnya Kebersihan Rumah
• Masyarakat Mendapatkan Hiburan Melalui
Media Elektronik
• Meningkatnya Komunikasi dalam Keluarga
• Meningkatnya Kegiatan Kerohanian Antar
Penduduk Desa/ Masyarakat

Kesimpulan
• Intensitas radiasi sinar matahari pada kawasan timur
Indonesia yang sangat tinggi menjadi potensi
pengenbangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS)
• Dalam Kebijakan Energi Nasioan 2007-2025, porsi
pengembngan energi terbarukan msih sangat
minim, khususnya pengembangan energi surya
• Pembangunan IPP PLTS Kupang menjadi tonggak
pengembangan dan pengoperasional PLTS dengan
daya yang relatif besar.
• Perencanaan yangmatang dan valuasi ekonomi
tehadap lingkungan sangat diperlukan salam
pembangunan PLTS, karena walaupun energi surya
termasuk bersih dan ramah lingkungan, tetapi masih
ada dampak negatif yang ditimbulkan terutama
dalam proses produksi dan pasca habi pemakaian
panel surya

PSMIL
Unpad
Bappenas
2015 :
Alfan
Heru
Ernis
Berlian
Sigit
Arios
Lulu
Eny
Fizul
Sultan
Alfa
Anita
Firman
Rosa
zoom

Terimakasih ...