Analisis Manajemen Resiko Kredit Pada Ba
Analisis Manajemen Resiko Kredit Pada Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk.
Mohammad Idris Rifa’i
Universitas Trilogi
I.
Latar Belakang
Menurut Undang-undang RI nomor 10 Tahun 1998, Bank adalah sebuah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain
dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak. Perkembangan dunia
perbankan semakin pesat hal ini di tandai dengan semakin banyaknya bank yang
berdiri dan semakin beragamnya produk – produk bank mulai dari pembiyaan
maupun simpanan.
Salah satu bank yang melakukan pengembangan produknya yaitu PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten. Produk yang paling di minati yaitu
layanan kredit. Bank Jabar Banten yang kini berubah nama menjadi Bjb memiliki
beberapa macam layanan kredit diantaranya Kredit Guna Bakti, Kredit Koperasi
Karyawan, Kredit Modal Kerja Konstruksi, Kredit Modal Kerja Umum
Tidak semua transaksi kredit berjalan dengan lancer ada kalanya kredit tidak
dapat dikembalikan dan mengakibatkan kerugian, hal ini sering disebut sebagai resiko
kredit. Meningkatnya kredit bermasalah menyebabkan bank mengalami kerugian
potensial dan dapat menimbulkan berbagai masalah bagi bank diantaranya
menurunnya likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan biaya-biaya tambahan.
Manajemen risiko kredit diperlukan untuk meminimalisir risiko kredit guna
mengelola kredit bermasalah yang muncul dalam kegiatan perbankan. Dari penjelasan
diatas penulis dapat membuat judul “Analisis Manajemen Resiko Kredit Pada
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.”
II.
Tujuan
Menentukan dan menganalisis manajemen risiko kredit pada Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan Banten.
III.
Pembahasan
Kredit ialah salah satu usaha yang memiliki tingkat risiko yang tinggi. Resiko tersebut
disebabkan oleh beberapa factor seperti factor ekonomi, kondisi lingkungan yang akhirnya
menyebabkan kredit bermasalah. Ketika bank salah dalam mengelola system kreditnya maka
akan berakibat fatal pada bank itu sendiri, resiko likuiditas dapat juga berefek pada system
perekonomian Negara tersebut. Oleh sebab itu manajemen risiko kredit sangat diperlukan
untuk mencegah terjadinya kerugain dalam pemberian kredit.
Dalam mengatasi berbagai macam risiko kredit pihak Bank BJB melakukan
pengawasan kredit agar kredit yang diberikan dapat terkontrol dengan baik dari segi
pengembalian, penyaluran dan pencairan dana kredit. Tetapi dalam prakteknya risiko kredit
masih dapat terjadi. Hal- hal seperti ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor baik
dari dalam perusahaan atau dari eksternal perusahaan. Seperti pemberian kredit kepada
nasabah tanpa pendapat dan saran dari komite kredit dan pemberian kredit diusulkan oleh
petugas yang mempunyai hubungan penting dengan debitur, penambahan kredit tanpa
jaminan yang cukup, penarikan dana kredit oleh debitur sebelum dokumen- dokumen kredit
terpenuhi dan lain- lain. Kelalaian pihak bagian pengawasan kredit di Bank BJB dalam
melakukan pengawasan kredit ini akan berdampak buruk bagi kinerja perusahaan kedepannya
dan laba yang diperoleh Bank BJB. Sebagai Bank yang sudah menerapkan pengawasan kredit
seharusnya risiko- risko dari pemberian kredit dapat di minimalkan atau bahkan dapat diatasi
dengan baik oleh bagian kredit di BJB.
Dalam proses manajemen kredit, proses pembinaan dan penyelamatan kredit
merupakan hal yang terpenting. Kegiatan pembinaaan dan penyelamatan atau lebih dikenal
dengan istilah supervisi kredit. Setiap kredit yang diberikan diperlukan pengawasan yang
ketat, dengan supervise yang baik diharapkan
perkembangan kredit yang sehat dapat
tercapai.
Fungsi bagian Supervisi Kredit di Bank BJB
1. Membina hubungan yang terbuka dan terus menerus dengan nasabah (debitur)
2. Menerima, mencatat, mengklasifikasikan dan menganalisa laporan perkembangannya.
3. Menganalisa sebab- sebab terjadinya suatu masalah atas usaha nasabah dan membuat
rekomendasi kepada atasannya tentang saran- saran perbaikan atau penyelamatan
4. Memberikan saran dan konsultasi kepada nasabah dalam segala aspek yang
diperlukan
Proses pembinaan dan penyelesaian kredit di Bank BJB antara lain
1. Mengawasi dan membina perkembangan kegiatan operasional debitur sejak tahap
implementasi sampai tahap komersial.
2. Menyajikan laporan penilaian kembali dalam hal debitur yang bersangkutan
membutuhkan tambahan pembiayaan.
3. Membimbing debitur dalam penyajian laporan keuangan dan atau laporan- laporan
lain yang disyratkan oleh bank
4. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga keuangan lain yang ikut
membiayai debitur
5. Melakukan pengamanan atas pengembalian kredit melalui monitoring dan penagihan
atas tunggakan pembayaran pokok dan bunga berdasarkan jadwal angsuran yang
tercantum dalam perjanjian kredit
6. Melakukan restrukturisasi kredit terhadap debitur yang masih memiliki prospek usaha
yang baik dan telah atau diperkirakan akan mengalami kesulitan pembayaran pokok
dan atau bunga kredit dengan dasar penilaian kembali terhadap aspek- aspek penilaian
kredit
Dalam manajemen risiko kredit bank menggunakan perangkat analisis kredit yang
lazim, khususnya terhadap para pengusaha kecil yang tidak selalu dapat memenuhi
persyaratan teknis bank. Namun hal tersebut juga dapat menjadi kelemahan bank karena
manajemen resiko yang berusaha untuk mengurangi kerugian terkendala dari nasabah yang
tidak dapat memenuhi persyaratan kredit.
IV.
Daftar Pustaka
1. Kisman, Z. Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of
Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of Internet
Banking and Commerce.Vol.22, No. 3,2017.
2. Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset
Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the
Return of Stocks in Indonesia Stock
Exchange. American Journal of
Economics, Finance and Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189
3. Kisman, Z. Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories and
Evidence. Transylvanian Review. Vol XXIV, No. 08,2016.
4. Lianti, F. 2010. Tinjauan Atas Prosedur Pengawasan Risiko Kredit Pada Bank
Bjb Kantor Cabang Cianjur. Universitas Komputer Indonesia. Bandung.
5. Suhardi, G. 2006. Resiko Dalam Pemberian Kredit Bank. Jurnal Hukum
Projustitia Vol. 24 No 1
Barat dan Banten Tbk.
Mohammad Idris Rifa’i
Universitas Trilogi
I.
Latar Belakang
Menurut Undang-undang RI nomor 10 Tahun 1998, Bank adalah sebuah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain
dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak. Perkembangan dunia
perbankan semakin pesat hal ini di tandai dengan semakin banyaknya bank yang
berdiri dan semakin beragamnya produk – produk bank mulai dari pembiyaan
maupun simpanan.
Salah satu bank yang melakukan pengembangan produknya yaitu PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten. Produk yang paling di minati yaitu
layanan kredit. Bank Jabar Banten yang kini berubah nama menjadi Bjb memiliki
beberapa macam layanan kredit diantaranya Kredit Guna Bakti, Kredit Koperasi
Karyawan, Kredit Modal Kerja Konstruksi, Kredit Modal Kerja Umum
Tidak semua transaksi kredit berjalan dengan lancer ada kalanya kredit tidak
dapat dikembalikan dan mengakibatkan kerugian, hal ini sering disebut sebagai resiko
kredit. Meningkatnya kredit bermasalah menyebabkan bank mengalami kerugian
potensial dan dapat menimbulkan berbagai masalah bagi bank diantaranya
menurunnya likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan biaya-biaya tambahan.
Manajemen risiko kredit diperlukan untuk meminimalisir risiko kredit guna
mengelola kredit bermasalah yang muncul dalam kegiatan perbankan. Dari penjelasan
diatas penulis dapat membuat judul “Analisis Manajemen Resiko Kredit Pada
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.”
II.
Tujuan
Menentukan dan menganalisis manajemen risiko kredit pada Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan Banten.
III.
Pembahasan
Kredit ialah salah satu usaha yang memiliki tingkat risiko yang tinggi. Resiko tersebut
disebabkan oleh beberapa factor seperti factor ekonomi, kondisi lingkungan yang akhirnya
menyebabkan kredit bermasalah. Ketika bank salah dalam mengelola system kreditnya maka
akan berakibat fatal pada bank itu sendiri, resiko likuiditas dapat juga berefek pada system
perekonomian Negara tersebut. Oleh sebab itu manajemen risiko kredit sangat diperlukan
untuk mencegah terjadinya kerugain dalam pemberian kredit.
Dalam mengatasi berbagai macam risiko kredit pihak Bank BJB melakukan
pengawasan kredit agar kredit yang diberikan dapat terkontrol dengan baik dari segi
pengembalian, penyaluran dan pencairan dana kredit. Tetapi dalam prakteknya risiko kredit
masih dapat terjadi. Hal- hal seperti ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor baik
dari dalam perusahaan atau dari eksternal perusahaan. Seperti pemberian kredit kepada
nasabah tanpa pendapat dan saran dari komite kredit dan pemberian kredit diusulkan oleh
petugas yang mempunyai hubungan penting dengan debitur, penambahan kredit tanpa
jaminan yang cukup, penarikan dana kredit oleh debitur sebelum dokumen- dokumen kredit
terpenuhi dan lain- lain. Kelalaian pihak bagian pengawasan kredit di Bank BJB dalam
melakukan pengawasan kredit ini akan berdampak buruk bagi kinerja perusahaan kedepannya
dan laba yang diperoleh Bank BJB. Sebagai Bank yang sudah menerapkan pengawasan kredit
seharusnya risiko- risko dari pemberian kredit dapat di minimalkan atau bahkan dapat diatasi
dengan baik oleh bagian kredit di BJB.
Dalam proses manajemen kredit, proses pembinaan dan penyelamatan kredit
merupakan hal yang terpenting. Kegiatan pembinaaan dan penyelamatan atau lebih dikenal
dengan istilah supervisi kredit. Setiap kredit yang diberikan diperlukan pengawasan yang
ketat, dengan supervise yang baik diharapkan
perkembangan kredit yang sehat dapat
tercapai.
Fungsi bagian Supervisi Kredit di Bank BJB
1. Membina hubungan yang terbuka dan terus menerus dengan nasabah (debitur)
2. Menerima, mencatat, mengklasifikasikan dan menganalisa laporan perkembangannya.
3. Menganalisa sebab- sebab terjadinya suatu masalah atas usaha nasabah dan membuat
rekomendasi kepada atasannya tentang saran- saran perbaikan atau penyelamatan
4. Memberikan saran dan konsultasi kepada nasabah dalam segala aspek yang
diperlukan
Proses pembinaan dan penyelesaian kredit di Bank BJB antara lain
1. Mengawasi dan membina perkembangan kegiatan operasional debitur sejak tahap
implementasi sampai tahap komersial.
2. Menyajikan laporan penilaian kembali dalam hal debitur yang bersangkutan
membutuhkan tambahan pembiayaan.
3. Membimbing debitur dalam penyajian laporan keuangan dan atau laporan- laporan
lain yang disyratkan oleh bank
4. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga keuangan lain yang ikut
membiayai debitur
5. Melakukan pengamanan atas pengembalian kredit melalui monitoring dan penagihan
atas tunggakan pembayaran pokok dan bunga berdasarkan jadwal angsuran yang
tercantum dalam perjanjian kredit
6. Melakukan restrukturisasi kredit terhadap debitur yang masih memiliki prospek usaha
yang baik dan telah atau diperkirakan akan mengalami kesulitan pembayaran pokok
dan atau bunga kredit dengan dasar penilaian kembali terhadap aspek- aspek penilaian
kredit
Dalam manajemen risiko kredit bank menggunakan perangkat analisis kredit yang
lazim, khususnya terhadap para pengusaha kecil yang tidak selalu dapat memenuhi
persyaratan teknis bank. Namun hal tersebut juga dapat menjadi kelemahan bank karena
manajemen resiko yang berusaha untuk mengurangi kerugian terkendala dari nasabah yang
tidak dapat memenuhi persyaratan kredit.
IV.
Daftar Pustaka
1. Kisman, Z. Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of
Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of Internet
Banking and Commerce.Vol.22, No. 3,2017.
2. Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset
Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the
Return of Stocks in Indonesia Stock
Exchange. American Journal of
Economics, Finance and Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189
3. Kisman, Z. Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories and
Evidence. Transylvanian Review. Vol XXIV, No. 08,2016.
4. Lianti, F. 2010. Tinjauan Atas Prosedur Pengawasan Risiko Kredit Pada Bank
Bjb Kantor Cabang Cianjur. Universitas Komputer Indonesia. Bandung.
5. Suhardi, G. 2006. Resiko Dalam Pemberian Kredit Bank. Jurnal Hukum
Projustitia Vol. 24 No 1