Pemeriksaan Kardiovaskuler pada usia lanjut

Pemeriksaan
Kardiovaskuler
Irmawan Andri Nugroho
Divisi Keperawatan Medikal Bedah
STIKES Muhammadiyah Gombong
irmawan_a@yahoo.co.id

Pernahkah anda
mendengar
kejadian mirip
seperti ini??
Apa yang anda
!
!
!
!
k
pikirkan???
c
a
tt


It ’ s

a
h
t
r
a
e
H

PEMERIKSAAN FISIK
KARDIOVASKULER

PENTING ??

PEMERIKSAAN PASIEN
1. Anamnesa

2.Pemeriksaan fisik

3. Penunjang
DIAGNOSA
INTERVENSI

Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler :

 Jantung
 Dua sistem vaskuler (sirkulasi sistemik dan
sirkulasi pulmonal)

THE HEART

Fungsi dan Ukuran
• Fungsi : sebagai pompa ganda agar terjadi aliran dalam
pembuluh darah yang disebabkan adanya pergantian
antara kontraksi ( sistolik ) dan relaksasi ( diastolik )

• Ukuran : 250 – 350 gram
( kira-kira sebesar kepalan tangan )


Lokasi Jantung
• Di dalam Pericardium di rongga mediastinum dalam
rongga Thorak

• Tepat di belakang tulang dada ( sternum )
• Kurang lebih 2/3 bagian terletak di sebelah kiri dari
garis tengah

Anatomy of the Heart
• Heart chambers :
• Left & right atria
• Left & right ventricles

• Heart valves :
• Atrioventricular valves :
• Right : Tricuspid
• Left : Bicuspid/Mitral

• Semilunar valves

• Right : Pulmonary valve
• Left : Aortic valve

Sistem Sirkulasi

ANAMNESIS
1.
2.
3.
4.
5.

Keluhan utama
Keluhan tambahan/Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat keluarga
Riwayat sosio-ekonomi

Hal-hal yang perlu ditanyakan
1. Sesak napas

 Takipneu
 Dispneu
 Ortopneu
 Kesukaran bernapas saat aktifitas

2. EDEMA
Edema dependen
Edema unilateral
Edema menyeluruh
Edema setempat
3. sianosis
Adalah keadaan kebiruan pada selaput lendir dan kulit
Penyebab sianosis:

 Kelainan Hb.
 Kelainan jantung bawaan
 Respiratory distres




Sirkulasi perifer yang tidak memadai

4. Nyeri dada







Lokasi dan penjalaran nyeri
Kualitas nyeri
Lama nyeri
Pencetus nyeri
Penghilang nyeri
Respon terhadap nyeri
Sifat nyeri
 Gerakan napas → proses pleura
 Gerakan lengan → gangguan saraf tepi
 Nyeri angina → aktifitas fisik, perubahan emosional


5. Berdebar
 Palpitasi
 Bradikardi
 Fibrilasi
 Ekstrasistol
Bisa disertai dengan rasa cemas, keringat dingin
atau lemas.

PEMERIKSAAN FISIK
Pertimbangan umum :
• Pasien tidur berbaring
• Pakaian atas pasien harus disiapkan dalam keadaan terbuka.
• Ruang pemeriksaan harus tenang untuk menampilkan auskultasi yang adekuat.
• Pencahayaan terang
• Tetap selalu menjaga privacy pasien
• Prioritaskan dan perhatikan untuk tanda-tanda kegawatan.

Keadaan umum
1. Kelainan dan usia pasien

2. Tampak sakit atau tidak
3. Kesadaran dan keadaan emosi
4. Dalam kondisi comfort atau distres
5. Sikap dan tingkah laku pasien

Postur tubuh
1. Berat badan
2. Tinggi badan
3. Bentuk badan secara keseluruhan
4. Texture jaringan / warna kulit
 turgor
 tonus jaringan
 sianosis
 anemia
 ikterus

5. kepala
 mata
konjungtiva, sklera, pupil, gerakan bola mata,
kelopak mata , fundoskopi )

 mulut
selaput lendir bibir dan lidah, gigi geligi ,gusi
rahang,palatum , orofaring, tonsil
 kuping
bentuk dan sekret dalam telinga
 muka /wajah
expresi ( sianotik, pucat, puffy face)

6. Leher

 JVP (jugularis vena pressure)
 Arteri karotis
 Kelenjar thyroid
Kelenjar getah bening
7. Dada

 funnel chest
 pigeon breast
 voussure cardiaque
 Flat chest

 pulsasi apex

Barel chest

Funnel chest

Kifoskoliosis

Pigeon chest

ABDOMEN
Perhatikan besar, bentuk, konsistensi, serta mencari ada tidaknya nyeri tekan
1. asites
- penimbunanan cairan dalam rongga intraperotoneal
- dalam sikap baring perut akan membuncit kesegala arah
- cara memeriksa dengan shiffting dullness
2. perabaan pembesaran hati dan limpa
- perhatikan besarnya, permukaan , konsisitensi
- pulsasi hati terjadi pada insufisiensi tricuspid caranya kedua telapak tangan , satu
dibagian dorsal dan satu diventral hati dipermukaan perut


3. hepato jugular reflux
- Menekan perut dikwadran atas, maka
akan menambah bendungan vena
4. Pitting edema sub cutan
- Terjadi pada asites yang besar

9. extrimitas kiri dan kanan

 Lengan tangan
- Bentuk , gerakan , reflek fisiologis maupun patologis
- Kondisi persendian (peradangan sendi)
- Warna dan texture kulit (edema sub cutis)
- Kelenjar getah bening sub kutan (benjolan granulasi)
- Pemeriksaan jari (deformitas jari, persendian jari, sianosis,
clubing finger)
- Bandingkan denyut nadi arteri radialis kiri dan kanan

Rheumatoid artritis

Clubbing fingger

Tungkai – Kaki
- Bentuk , gerakan , reflek fisiologis dan patologis
- Tanda peradangan
- Warna dan texture kulit
- Edema tungkai, edema pretibial, edema pergelangan kaki (ankle edema)
- Jari kaki
- Perabaan denyut nadi arteri femoralis, a.Politea , a. dorsalis pedis.
- Tanda fenomena trombo emboli pada tungkai
- Vena tungkai bawah (varises, trombo flebitis)

2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah
• Tekanan pada dinding arteri (arteri bracial)
• Sikap berbaring tenang(keadaan basal)
• Manset dipompa 20-30 mmhg . Lebih tinggi dari tekanan
maximal(dalam keadaan ini tidak teraba denyut dibagian distal
manset)
• Stetoskop diletakkan tepat distal dari manset
• Tekanan darah dalam manset kemudian dikempiskan perlahan –
lahan 2-3 mmhg. Perdetik
• Tekanan systole , saat bunyi pertama terdengar (fase1)
• Dyastolik diambil saat bunyi yang terdengar hilang (fase V)

NADI
Kriteria keadaan nadi:

1.Frekuensi
2.Regularitas
3.Amplitudo
4.Bentuk/contour
5. isi/volume
6.Perabaan arteri

Jenis-jenis nadi
1. Nadi keras
Kekakuan dinding arteri/keadaan sirkulasi yang hyperdinamik
2. Nadi lemah /kecil
Curah jantung rendah
3. Pulsus alternans
Nadi yang relatif kuat diselingi nadi yg. lebih lemah
4. Pulsus bigeminus
5. Pulsus defisit dll.

Pernafasan
Untuk menilai nafas perlu diperhatikan
1. Posisi badan , untuk menilai ortopnea
2. Ekspresi muka, untuk menilai keadaan emosi atau stress pada
pernapasan
3. Tanda-tanda obyektif dyspneu
4. Pernapasan pada saat aktifitas dan istirahat

Suhu badan

 Aliran darah melalui sistem kardiovaskuler berperan untuk
mendistribusikan panas keseluruh tubuh
 Pada gangguan sistem kardiovaskuler, distribusi darah dan perfusi
jaringan mengalami gangguan ,sehingga suhu badan menjadi
cenderung turun

Pemeriksaan fisik
kardiovaskuler
Pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainankelainan dari organ jantung dan pembuluh darah yang
meliputi :






Inspeksi
Palpasi

tidak beda jauh
dg sistim lain

Perkusi
Auskultas

sistematis

kepala - kaki

INSPEKSI
• Raut muka
Ekspresi tampak sesak, gelisah, kesakitan
• Mata :
 konjungtiva : pucat  anemia
petekhie  endokarditis bakterial
sklera
: ikterik  gagal jantung kanan
Kornea
: arkus senilis  hiperkolesterol / PJK
Fundus mata : untuk melihat pembuluh darah retina
hipertensi
 Bibir /kulit : sianosis  penyakit jantung bawaan
curah jantung rendah



pasien

TEKANAN VENA JUGULARIS ( JVP)
Mencerminkan fungsi jangtung bagian kanan
Cara mengukur JVP:

• pasien berbaring setengah duduk ( 45°)
• perhatikan pengembangan vena jugularis
• Bila > 3 cm di atas sudut sternum / sudut
louis ( pertemuan klavikula kanan dan kiri)
berarti JVP meningkat / abnormal

• JVP meningkat : 
gagal jantung kongesti, tamponade cardis

Ictus cordis
• Pada orang dewasa normal yang agak kurus, seringkali terlihat
dengan mudah pada sela iga V, linea medioclavicularis kiri.

• Pulsasi ini letaknya sesuai dengan apeks jantung.
• Diameter pulsasi kira-kira 2cm, dengan punctum maksimum di
tengah-tengah

• Pulsasi timbul pada waktu sistolis ventrikel.
• Bila ictus kordis bergeser ke kiri dan melebar, kemungkinan
adanya pembesaran ventrikel kiri.

PALPASI
• Hal-hal yang ditemukan pada inspeksi harus dipalpasi untuk
lebih memperjelas

• Letakkan telapak tangan diatas prekordium dan lakukan
perabaan diatas iktus kordis , punctum maksimum teraba atau
tidak, apakah kuat ? Frekuensi?,kualitas dari pulsasi yang
teraba?
• Bila teraba, normal diameter + 2 cm.
Bila kuat dan bergeser ke kiri  LVH.
Bila naik turun pada linea sternalis kiri  RVH.
Hitung Heart Rate (HR)
Amati keteraturan iramanya.
Bandingkan HR dengan nadi, bila ada perbedaan  Atrial
Fibrilasi (AF).

PERKUSI JANTUNG
• Kita melakukan perkusi untuk menetapkan batas-batas

jantung
1.Batas kiri jantung
2.Batas kanan jantung
• Pada orang gemuk atau berotot agak sulit menentukannya
• Perkusi jantung mempunyai arti pada dua macam
penyakit jantung yaitu efusi pericardium dan aneurisma
aorta

Batas kanan jantung
• Perkusi dilakukan dari arah lateral ke medial.
• Disini agak sulit menentukan batas jantung karena letaknya agak jauh dari dinding
depan thorak

• Normal :
• Batas bawah kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IV kanan,di
linea parasternalis kanan

• Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis kanan
• Abnormal
Pada RVH, batas pekak jantung melebar ke lateral kanan dan/atau ke kiri atas

Batas kiri jantung
• Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial.
• Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relatif
kita tetapkan sebagai batas jantung kiri

• Normal
Atas

: SIC II kiri di linea parastrenalis kiri

(pinggang jantung)

Bawah: SIC V kiri agak ke medial linea midklavikularis kiri ( t4

iktus)

• Abnormal :
Dilatasi ventrikel kiri /LVH menyebabkan apeks kordis bergeser ke lateral-bawah.

Auskultasi Jantung.
• Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop duplek, yang memiliki
dua sisi yang dapat dipakai bergantian ( bel & diafragma)

• untuk mendengarkan suara dengan frekuensi tinggi (apeks)  sisi bel
• Bunyi dengan nada rendah  sisi diafragma
• Askultasi meliputi:
Bunyi jantung
Bising jantung

Bunyi jantung
Perhatikan :








1. lokalisasi dan asal bunyi jantung
2. menentukan bunyi jantung I dan II
3. intensitas bunyi dan kualitasnya
4. ada tidaknya unyi jantung III dan bunyi jantung IV
5. irama dan frekuensi bunyi jantung
6. bunyi jantung lain yang menyertai bunyi jantung

BUNYI JANTUNG
Bunyi jantung I dan II
BJ I :
Terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikularis, yang terjadi pada
saat kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole
BJ II :
Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya katup aorta dan a. pulmonalis
pada dinding toraks.
Ini terjadi kira-kira pada permulaan diastole.
BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I

BUNYI JANTUNG
BJ I

 “ LUB”

BJ II



"DUB”

Jarak BJ I -BJ II  1 detik

BUNYI JANTUNG I
• Daerah auskultasi untuk BJ I :
• Pada ruang interkosta II kiri : tempat mendengarka katup pulmonal
• Ruang interkosta II kanan pada tepi sternum: tempat katub aorta
• Pada ruang interkostal IV kiri pada tepi sternum : katub trikuspidalis terdengar

disini
• Pada ruang interkosta V medioklafikula kiri ( tempat iktus kordis): untuk
mendengarkan katub mitral
• Intensitas BJ I akan bertambah pada apek pada:
• stenosis mitral
• interval PR (pada EKG) yang begitu pendek
• pada kontraksi ventrikel yang kuat dan aliran darah yang cepat misalnya pada kerja
fisik, emosi, anemia, demam dll.
• Intensitas BJ I melemah pada apeks pada :
• shock hebat
• interval PR yang memanjang
• decompensasi cordis

LOKASI AUSKULTASI

BISING JANTUNG
Penyebab :







aliran darah bertambah cepat
penyempitan di daerah katup atau pembuluh darah
getaran dalam aliran darah oleh pembuluh yang tidak rata
aliran darah dari ruangan yang sempit ke ruangan yang besar
aliran darah dari ruangan yang besar ke ruangan yang sempit.

Jenis :
Bising sistolik  pd fase sistolik ( antara BJ I – BJ II) : AS,MI
Bising diastolik  fase diastolik (antara BJ II – BJ I ):

MS, AI

BISING JANTUNG

PEMERIKSAAN PEMBULUH DARAH
PERIFER
• Pada pemeriksaan pembuluh darah perifer hal yang biasa
dilakukan adalah palpasi nadi.

• Pada pemeriksaan yang rutin yang dilakukan adalah palpasi nadi
dari
a.diperhatikan
radialis.
Perlu
hal-hal di bawah ini :
• Frekuensi nadi
• Tegangan nadi
• Irama nadi
• Macam denyut nadi
• Isi nadi
• Bandingkan nadi a. radialis ka & ki
• Keadaan dinding arteri

SIRKULASI DARAH
• KAPILARI REFIL
• CLUBING FINGER
• EDEMA

Referensi
• Craven R F., Hirnle C.J., 2009, Fundamental of
Nursing: Human Health and Function, 6th ed.,
Lipincott William & Willkins, Philadelphia.

• Smeltzer Suzanne, C., Bare Brenda, G., Hinkle
Janice, L., 2007. Brunner & Suddarth’s Textbook
of Medical-Surgical Nursing. Volume 2. 11th ed.
Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia. New
York

Selamat belajar……….

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22