PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PROGRAM P
PROPOSL PENELITIAN
PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PROGRAM
PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
DI KABUPATEN TULUNGAGUNG
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
“Seminar Proposal Skripsi”
Dosen Pengampu:
Rokhmat Subagiyo, M.EI
Di susun oleh:
Dhika Setia Budi (17402153019)
ES 6A
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
A. Latar Belakang
Kemiskinan adalah salah satu penyakit suatu negara, sehingga harus
disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Oleh karena itu, upaya pengentasan
kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek
kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu. Kemiskinan erat
kaitannya dengan kapasitas dan jumlah penduduk dalam suatu daerah itu sendiri.
Kemiskinan terjadi karena banyak faktor salah satunya adalah pengangguran, ada
beberapa masalah dalam pengangguran menurut jenis pengangguran berdasarkan
penyebabnya yaitu pengangguran normal, pengangguran siklikal, pengangguran
struktural, dan pengangguran teknologi. Kemudian menurut cirinya yaitu
pengangguran terbuka, pengangguran tersembunyi, pengangguran bermusim, dan
setengah menganggur.1
Upaya pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan, sebenarnya bukan
hal yang baru. Namun, pemerintah baru sadar setelah terjadi krisis, bahwa
kebijakan pemerintah selama ini menghasilkan fundamental perekonomian
nasional yang rapuh, sehingga ke depan membutuhkan penanganan yang lebih
serius karena tantangan semakin berat. Akibat krisis tahun 1997-1998, segala
aspek kehidupan masyarakat indonesia terkena dampak yang sangat besar.
Kondisi pada tahun 1997, kemiskinan di Indonesia menyentuh angka yang sangat
tinggi yaitu sebesar 40,3% atau meningkat sebesar 22,6% dari tahun 1996. Namun
tingkat kemiskinan mengalami penurunan dari 17,7 % pada tahun 2006 menjadi
15,4 % pada 2008.2
Data BPS menunjukan bahwa pada maret 2013, jumlah penduduk miskin
(penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan) di
Indonesia mencapai 28,07 juta orang (11,37 %). Peranan komoditi makanan
terhadap kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan komoditi bukan makanan.
Dalam rangka menanggulangi masalah kemiskinan, pemerintah telah melakukan
berbagai macam program pemberdayaan. Salah satu keseriusan pemerintah
1 Slamet Priyo Marmujiono. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kemiskinan Dan Strategi Pengentasan Kemiskinan Di Kab. Brebes Tahun 2009-2011. Jurusan
Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia.
2Zakiyah dan Atika Zahra Maulida Analisis strategi dan evaluasi kinerja pengentasan kemiskinan
dalam program pembangunan desa perspektif ekonomi mikro islam.Januari 2017.
2
ditujukan dengan adanya berbagai macam program pemberdayaan melalui usaha
mikro kecil menengah (UMKM) yaitu usaha yang sinergi antara pemerintah
dengan
pihak-pihak
lain
sangat
dibutuhkan
untuk
efektifitas
program
pemberdayaan.
Di Kabupaten Tulungagung sendiri kondisi faktual kemiskinan Pada tahun
2009 pernah dilakukan sensus Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS
2009) yang menggambarkan kondisi kemiskinan faktual per 30 Oktober 2009 oleh
Badan Pusat Statistik. Bahwa persentase kemiskinan di kabupaten Tulungagung
termasuk tinggi. Dilihat dari berbagai aspek bahwa kebanyakan masyarakat
miskin meliputi petani kecil seperti buruh tani, kemudian nelayan, pedagang kaki
lima dan masih bnyak lainnya.
Peranan UMKM data menjadi salah satu alternatif penyediaan lapangan
kerja baru, UMKM berperan baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi
dan sebagai program pengentasan kemiskinan maupun penyerapan tenaga kerja.
UMKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya
berdasarkan inisiatif seseorang. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa
UMKM hanya menggunakan pihak-pihak tertentu saja. Padahal UMKM sangat
berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia. Karena
dapat menyerap banyak tenaga kerja yang masih menganggur, selain itu mereka
juga memanfaatkan berbagai sumber daya alam yang potensial di suatu daerah
yang belum diolah secara komersial.
UMKM di Indonesia jumlahnya memang besar dan sekarang ini
mendominasi perekonomian nasional. Namun, jumlah UMKM yang besar
tersebut belum didukung dengan kualitas yang memadai. hal ini menyebabkan
kontribusi terhadap pengembangan usaha rakyat, penyerapan tenaga kerja, dan
perekonomian secara umum kurang optimal dibandingkan dengan usaha besar.
Demikian produktivitasnya, oleh karenanya upaya memberdayakan
bertujuan
antara lain untuk meningkatkan produktivitas selain meningkatkan kapasitas
dalam menyerap tenaga kerja.Kaitannya dengan kebijakan penanggulangan
kemiskinan pemerintah telah berupaya untuk membangun dan memberdayakan
UMKM di Indonesia. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dengan himbauan
3
penambahan jumlah kredit yang diberikan kepada UMKM, tujuannya adalah agar
keberadaan UMKM ke depan semakin berkembang, sehingga mampu membantu
program penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.3
Perkembangan Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
diKabupaten Tulungagung tahun 2011-2015
No
Keteranga
201
201
201
201
20
n
1
2
3
4
15
7.45
7.51
8.29
8.46
8.4
7
4
1
9
92
18
19
33
39
41
21
23
14
14
13
7.55
8.33
8.52
8.54
Jumlah
1
Usaha Kecil
Usaha
2
Menengah
Usaha
3
Besar
Jumlah
Sumber:
Dinas
7.496
6
dan
Perindustrian
8
2
Perdagangan
6
Kabupaten
Tulungagung
Di Tulungagung sendiri perkembangan jumlah unit usaha mikro pada
tahun 2011–2015 di Kabupaten Tulungagung, dimana jumlah unit usaha kecil
mengalami kenaikan rata-rata 3,38%, jumlah unit usaha menengah mengalami
kenaikan ratarata 25,63%, dan jumlah unit usaha bersar justru mengalami
penurunan dengan rata-rata minus 9,18%. Jika dilihat secara keseluruhan, jumlah
unit usaha kecil, menengah dan besar pada tahun 2011-2015 mengalami
pertumbuhan yang belum stabil karena pada setiap tahunnya tidak semuanya
mengalami peningakatan justru mengalami penurunan yaitu pada unit usaha
menengah pada tahun 2013-2014 mengalami pertumbuhan hingga 18,18%,
sedangkan pada tahun 2014-2015 tingkat pertumbuhannya menurun menjadi
5,12%4
3 Ferry duwi kurniawan dan Luluk Fauziah. Pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah
(umkm) dalam penanggulangan kemiskinan (Program Studi Administrasi Negara Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo. 2014
4 Peran Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam memberdayakan
usaha kripik pisang di Kecamatan Tangunggunung Kabupaten Tulungagung dalam perspektif etika
bisnis Islam. Repo.iain-tulungagung.ac.id.
4
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimanakah bentuk pemberdayaan Usaha Mikro kecil dan memengah
(UMKM) sebagai upya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten
Tulungagung?
2. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat dalam pemberdayaan
Usaha
Mikro,
Kecil
dan
Menengah
(UMKM)
sebagai
upaya
penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Tulungagung?
C.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) sebagai upaya pennggulangan kemiskinan di
Kabupaten Tulungagung
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor pendukung danpenghambat
dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
sebagai upaya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Tulungagung.
D. Batasan Masalah
Mengingat pembahasan mengenai pengentasan kemiskinan sangat
luas peneliti hanya membatasi permaslahan-permaslahan yang ada, yang
hanya dapat dijangkau oleh si peneliti tersebut, misal hanya mengenai bentuk
pemberdayaan UMKM sebagai upaya penanggulangan kemiskinan, dan
untuk melihat seberapa besar faktor pendukung dan penghambat dalam
pemberdayaan UMKM tersebut. Sedangkan untuk penelitian UMKM yang
dilakukan mungkin cukup diambil dari 2 UMKM yang ada di Kabupaten
Tulungagung.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi
pemerintah dan masyarakat sebagai stakeholder berupa pemahaman dan
pengetahuan mengenai berbagai permasalahan dan tantangan dalam program
pengentasan kemiskinan melalui program pemberdayaan usaha mikro kecil
dan menengah (UMKM).
2. Manfaat praktis
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi pemerintah daerah
untuk mengambil dan merumuskan kebijakan dan program-program
5
pengentasan kemiskinan melalui program pemberdayaan usaha mikro kecil
dan menengah (UMKM) yang lebih efektif dan efisisen.
F. Penegasan Istilah
a. Pengentasan Kemiskinan
Kemisknan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan karena
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan. Sedangkan pengentasan kemiskinan
adalah masalah pokok dalam pembangungan di Indonesia dan kualitas
pertumbuhan ekonomi menjadi kunci pemecahannya. Permasalahan
utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di indonesia saat ini terkait
dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tersebar secara
merata di seluruh di wilayah Indonesia.5
b. Pemberdayaan
pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan seseorang atau kelompoksehingga mampu melaksanakan
tugas dan kewenangannya sebagaimana tuntutan kinerja tugas tersebut.
Pemberdayaan merupakan proses yang dapat dilakukan melalui berbagai
upaya,
seperti
pemberian
wewenang,
meningkatkan
partisipasi,
memberikan kepercayaan sehingga setiap orang atau kelompok dapat
memahami apa yang akan dikerjakannya, yang pada akhirnya akan
berimplikasi pada peningkatan pencapaian tujuan secara efektif dan
efisien.
Konsep
pemberdayaan
yang
dilakukan
bertujuan
pada
pemberdayaan bidang ekonomi dan bidang sosial, dengan maksud
kelompok sasaran dapat mengelola usahanya, kemudian memasarkan dan
membentuk siklus pemasaran yang relatif stabil dan agar kelompok
sasaran dapat menjalankan fungsi sosialnya kembali sesuai dengan peran
dan tugas soislnya.6
5 Imamudin yuliadi. Perekonomian Indonesia Masalah dan Implementasi kebijakan. (Yogyakarta:
Unit Penerbit Fakultas Ekonomi UPFE-UMY. 2007). Hal.165
6 ferry duwi kurniawan dan Luluk Fauziah. Pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah
(umkm) dalam penanggulangan kemiskinan (Program Studi Administrasi Negara Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo September 2014
6
c. UMKM
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukam oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor
ekonomi atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha
mikro sebagaimna diatur dalam undang-undang. Kemudian usaha kecil
atau menengah adalah usaha produktif yang berdiri sendiri, yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan. 7
Umkm sendiri sebagai penyangga penting dari konsep ekonomi
kerakyatan, karena salah satu usaha yang paling mungkin dilakukan
adalah dengan bekerja membuka lapangan kerja di sektor UMKM.
Sektor ini disamping tidak memerlukan modal yang banyak (karena
teknologi yang digunakan relatif rendah), juga kurang mensyaratkan
tingkat ketrampilan tenaga kerja yang tinggi.8
G. Kajian Teori
a. Pengentasan kemiskinan
Kebijakan pengentasan kemiskinan menurut Sumodiningrat (1996)
digolongkan dalam 3 kelompok, yaitu kebijaksanaan yang secara tidak
langsung mengarah pada sasaran tetapi memberikan dasar tercapainya
suasana yang mendukung kegiatan sosial ekonomi penduduk miskin,
kebijaksaan yang secara langsung mengarah pada peningkatan kegiatan
ekonomi kelompok sasaran dan kebijaksanaan khusus yang menjangkau
masyarakat miskin dan daerah terpencil melalui upaya khusus.
Ada beberapa sumber dan proses penyebab terjadinya kemiskinan, yaitu:
1. Policy Induces Processes, yaitu proses pemiskinan yang dilestarikan,
direproduksi melalui pelaksanaan suatu kebijakan, diantaranya adalah
kebijakan anti kemiskinan, tetapi relitanya justru melestarikan.
2. Socio-economic Dualism, negara bekas koloni mengalami kemiskinan
karena pola produksi kolonial, yaitu petani menjadi marjinal karena tanah
yang paling subur dikuasai petani sekala besar dan beroriantasi ekspor.
7Tulus Tambunan. Usaha Mikro Kecil dan Menengah Di Indonesia. (Jakarta : LP3ES. 2012). Hal. 11
8Ahmad Erani Yustika. Negara Vs Kaum Miskin. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2003) hal. 106
7
3. Population Growth, perspektif yang didasari oleh Teori Malthus, bahwa
pertambahan penduduk seperti deret ukur sedangkan pertambahan
panganseperti deret hitung.
4. Resaurces Management and Envornment, adalah unsur mismanajemen
sumber daya alam dan lingkungan, seperti manajemen pertanian yang asal
tebang akan menurunkan produktifitas.
5. Natural Cycle and Processes, kemiskinan terjadi karena siklus alam.
Misalnya tinggal dilahan kritis, jika turun hujan akan banjir, akan tetap jika
musim
kemarau
kekurangan
air,
sehingga
tidak
memungkinkan
produktifitas yang maksimal dan terus menerus..9
Pemerintah sangat berperan dalam menanggulangi kemiskinan dan
pengangguran ditanah air. Dari tahun ke tahun, pemerintah terus
meningkatkan pembangunan di segala bidang. Hal ini tercermin dalam
anggaran belanja dan pendapatan negara. Pada tahun 2005, pembiayaan yang
diperlukan untuk pembangunan sebasar Rp400 triliun dan pada tahun 2009
pembiayaan pembangunan meningkat menjadi Rp.1000,8 Triliun. Adapun
perkiraan besarnya [pembiayaan pembangunan pada tahun 2010 dan tahun
2011 juga terus meningkat, masing-masing menjadi Rp.1047 triliun dan
Rp.1127 triliun.10
b. Pemberdayaan
Dalam era otonomi
daerah saat ini, pemerintah dituntut untuk
memiliki visi dan kepemimpinan terhadap seluruh pemangku kepentingan
yang berperan dalam upaya mencapai dan meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Tujuan ini dapat dicapai melalui salah satu upaya pemerintah yakni
pemberdayaan. Pemberdayaan dapat berjalan dengan baik dengan adanya
keseimbangan kekuasaan yang memungkinkan berkembangnya partisipasi
yang luas dalam kehidupan bernegara.11
Menurut Wuradji pemberdayaan adalah sebuah proses penyadaran
masyarakat
yang
dilakukan
secara
transformative,
partisipatif
dan
9 Isnan Murdiansyah. Evaluasi Program Pengentasan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan
Masyarakat (Studi Kasus Pada Program Gerdu-Taskin di Kabupaten Malang) STIE Widya Gama
Lumajang. Jurnal WIGA Vol. 4 No. 1, Maret 2014 ISSN NO 2088-0944
10 Sudrajat. Kiat Mengentaskan Pengangguran Dan Kemiskinan Melalui Wirausaha. (Jakarta : PT
Bumi Aksara. 2011).hal. 21
11 Eko prasetyo dan siti maisaroh. Model Strategi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Sebagai Upaya
Pengentasan Kemiskinan. Fakultas Ekonomi Negeri Semarang. Desember 2009.
8
berkesinambungan melalui peningkatan kemampuan dalam menangani
berbagai persoalan dasar yang dihadapi dan meningkatkan kondisi hidup
sesuai dengan harapan.
Menurut Priyono dan Pranaka Pemberdayaan adalah membantu klien
untuk memperoleh dayauntuk mengambil keputusan dan menentukan
tindakan yang akandilakukan terkait dengan dirinya termasuk mengurangi
hambatanpribadi
dan
sosial.
Hal
tersebut
dilakukan
untuk
meningkatkankemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya
yangdimiliki antara lain dengan transfer daya dari lingkungannya.
Dalam melakukan upaya pemberdayaan, Zubaedi menyatakan ada
yang harus dilakukan yaitu : Pertama, menciptakan suasan iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang yaitu mendorong dan
membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengembangkan
potensi-potensi yang telah masyarakat miliki. Kedua, memperkuat potensi
atau daya yang dimiliki masyarakat yaitu upaya yang dilakukan dalam
langkah pemberdayaan melalui aksi-aksi yang nyata seperti pendidikan,
pelatihan , peningkatan kesehatan, pemberian modal, informasi, lapangan
pekerjaan, pasar serta sarana-sarana lainnya. Ketiga, melindungi masyarakat
yaitu perlu adanya langkah-langkah dalam pemberdayaan masyarakat untuk
mencegah persaingan yang tidak seimbang dan juga praktek eksploitasi yang
kuat terhadap yang lemah melalui adanya kesepakatan yang jelas untuk
melindungi golongan yang lemah
Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang bergerak dalam
kegiatan usaha ekonomi, khususnya skala mikro pada sektor informal,
langkah pemberdayaan usaha mikro ditempuh melalui:
Pengembangan usaha mikro, termasuk tradisional
Penyediaan skim pembiayaan dan peningkatan kualitas layanan lembaga
keuangan mikro
Penyediaan insentif dan pembinaan usaha mikro
Penigkatan kualitas koperasi unuk membangun efesiensi kolektif bagi
pengusaha mikro dan kecil12
c. UMKM
12 Zamzami. Memberdayakan Ekonomi Rakyat Kecil. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009).
Hal. 60
9
Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
(Usaha Menengah Kecil dan Mikro) dibedakan pengertian antaraUsaha
Mikro, Kecil dan Menengah.
Usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagai mana diatur
dalam Undang-Undang ini.
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
sebagaimana dimaksud dalam undang-undag ini
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh perorangan atau badan uasaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki ,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan ebagaimana diatur dalam undang-undang ini.13
Usaha mikro mempunyai karakteristik khusus seperti yang didefinisikan
ILO berikut ini :
Usaha mikro di negara berkembang mempunyai karakteristik, antara
lain usaha dengan maksimal 10 orang pekerja, berskala kecil, menggunakan
teknologi sederhana, aset minim, kemampuan manajerial rendah, dan tidak
membayar pajak. Karakteristik usaha mikro menurut Farbman dan Lessik
mempunyai karakteristik, antara lain mempekerjakan paling banyak 10
orang pekerja, merupakan usaha keluarga dan menggunakan tenaga kerja
keluarga, lokasi kerja biasanya di rumah, menggunakan teknologi
tradisional, dan berorientasi pasar.
Terdapat beberapa ciri pada UKM yaitu :
Jenis barang atau komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu
dapat berganti.
13 Maimanah. Implementasi program berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro di kota
tanjungpinang tahun 2016 (Study Kasus Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan Usaha Mikro).
10
Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah
tempat.
Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan
tidakmemisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.
Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa
wirausaha yang memadai.
Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah.
Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka
sudah akses ke lembaga keuangan non bank.
Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP.14
Peranan sektor ekonomi rakyat yang terdiri dari koperasi dan usaha
mikro kecil menengah (UMKM) dalam menyelamatkan perekonomian
indonesia pada saat krisis moneter tahun 1997 sudah dibuktikan sangat
besar. Kegiatan UMKM yang merupakan sektor kegiatan ekonomi rakyat
mencakup hampir seluruh lapangan usaha. UMKM tersebar di seluruh
daerah, bahkan didaerah terpencil dan memberi kesemptan bagi
masyarakat
untuk
memperbaiki
serta
meningkatkan
kehidupan
ekonominya, bahkan ekonomi bangsa secara nasional. Ini disebabkan
perannya sebagai penyeimbang pemerataan, penyumbang pertumbuhan
daerah, dan menyerap tenaga kerja, dengan meningkatkan peran dan
kemampuan UMKM, maka kesejahteraan sosial dan ekonomi rakyat
banyak meningkat.15
H. Penelitian Terdahulu
N
o
Judul
Kerangka
Sampel
dan Hasil Penelitian dan
Pemikiran
Teknik
Keterbatasan
Teoritis
dan Sampling
Variabel
Analisis Data
Penelitian
14 ferry duwi kurniawan dan Luluk Fauziah. Pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah
(umkm) dalam penanggulangan kemiskinan
Muhammadiyah Sidoarjo September 2014
(Program Studi Administrasi Negara Universitas
15 Zamzami. Memberdayakan Ekonomi Rakyat Kecil...Hal. 46-47
11
1
Evaluasi
Ukuran
Proses analisis a. Berperan
Program
Kemiskinan,
data mengacu
dan penting dalam
Pengentasan
Penyebab
pada
memberdayakan
Kemiskinan
Kemiskinan,
interactive
dan meningkatkan
Berbasis
Kebijakan
model
Pemberdayaan
Dasar
analysis yang
masyarakat,
Masyarakat
Pengentasan
dikembangkan
khususnya
(Studi
Pada
Kasus Kemiskinan,
Program Model
Gardu-Taskin
Di
oleh
of
Miles
Solusi dan
Pengentasan
Huberman.
Kabupaten Kemiskinan,
Analisis data
model
Murdiansah.
Program
interaktif
Pengentasan
terdiri
Kemiskinan
tiga
Berbasis
komponen
Pemberdayaan
utama analisis
Masyarakat.
yang
dari
secara
simultan sejak
atau
bersamaan
dengan proses
pengumpulan
data.
Komponenkomponen
tersebut
adalah reduksi
12
di
daerah penelitian
b. permasalahan yang
terjadi terbatasnya
modal,
masih
pemangkasan dana,
dilaksanakan
penyajian
kemandirian usaha
adanya
Malang) / Isnan Evaluasi
data,
efektif
kredit macet, masih
dominasinya aparat
desa,
dukungan
lembaga
desa
maupun pemerintah
desa yang masih
rendah,
serta
koordinasi
antar
pengelola program
di Kabupaten/ Kota
belum
maksimal.
terjalin
data,
2
Pemberdayaan
Usaha
kesimpulan.
Penelitian ini a. Membantu
bentuk
Mikro, pemberdayaan
Kecil
dan
dan Usaha
menggunakan
Mikro, metode
perekonomian
Menengah
Kecil
dan kualitatif
(UMKM)
Menengah
deskriptif.
setempat
dalam
(UMKM)
Teknik
masih
penanggualanga sebagai
masyarakat
upaya pengumpulan
n kemiskinan./ penanggulangan
data dilakukan
ferry
melalui
Duwi kemiskinan.
Kurniawan dan faktor
Luluk Fauziah.
observasi,
pendukung dan wawancara
penghambat
dan
dalam
dokumentasi.
Usaha
studi
adanya
kemiskinan
Analisis strategi penelitian
Selatan
ini Analisi
Samuda kualitatif
dalam program berlokasi
pembangunan
kurang
dari
Sungai untuk
yang mengetahui
di kinerja
Samuda,
program
13
tidak
tempat
sentar
hasil
produksi.
evaluasi dilaksanakan di deskriptif
kemiskinan
atau
pemasaran
yaitu
penanggulangan
Hulu
memadai
limbah, dan tidak
kemiskinan
pengentasan
kurang
pembuangan
upaya
penanggulangan
desa
yang
adanya
Variabel
ini
adalah infrastruktur
pemerintah,
(UMKM)
kinerja
pemberdayaan
bantuan
Menengah
dan
miskin.
b. faktor penghambat
maksimalnya
dan
sebagai
tergolong
rusak,
Mikro,
Kecil
yang
dalam
pemberdayaan
3
meningkatkan
a. Meningkatkan
ketersediaan
serta
perluasan
distribusi,
Peningkatan
standar hidup yang
tidak hanya berupa
desa perspektif Kecamatan
pembangunan
ekonomi mikro Nagara Selatan perdesaan
di
pendapatan, tetapi
islam / Zakiyah karena desa ini desa Samuda
juga
dan Atika Zahra merupakan
penambahan
Maulida
Kec
Nagara.
meliputi
salah satu desa Jenis
penyediaan
yang
penelitian
lapangan
pembangunan
diklasifikasika
perbaikan
perekonomiann
n pada jenis
kualitaspendidikan,
ya
kurang penelitian
serta
kerja,
peningkatan
berkembang dan deskriftif
perhatian atas nilai-
masyarakat
kualitatif.
nilai kultural dan
dengan
Pengumpulan
perekonomian
data penelitian
rendah.
ini
menggunakan
wawancara,
adanya
evaluasi
kinerja
untuk
kerja
hasil
program
Pembangunan Desa
kuisioner,
dalam
observasi,
serta
kemanusiaan.
b. Kendala
perlu
mengukur
metode
4
peningkatan
studi
pengentasankemisk
inan.
kepustakaan.
: Penelitian ini a. Implementasi
Implementasi
Kebijakan
program
Program
menggunakan
Program
berbasis
Berbasis
teori
Pemberdayaan
pemberdayaan
Pemberdayaan
Meter dan Van
Usaha
usaha ekonomi Usaha
Horn
Mikro
mikro di kota Ekonomi Mikro
implementasi
Tanjungpinang
tanjungpinang
yaitu:
sudah
Standard dan
denganBaik,
tahun
(Study
Dinas
Proses
2016 pelaksanaan :
Kasus Faktor
Van
dalam
yang tujuan
Tenaga mempengaruhi
kebijakan,
Kerja, Koperasi Implementasi
Sumber Daya,
Dan
Karateristik
Usaha (Teori Van
14
Berbasis
Ekonomi
di
Kota
berjalan
namun masih perlu
pembenahan dalam
berbagai aspek.
b. Faktor penghambat
Mikro)
Maimanah
/ Meter dan Van agen
Horn):
Pelaksana,
seperti: Sosialisasi
yang
dilakukan
A. Standar dan Disposisi
oleh Dinas Tenaga
sasaran
Implementator
Kerja,
Kebijakan/
, Komunikasi
dan Usaha Mikro
ukuran dan
antar
belum
efektif
Tujuan
organisasi dan
karena
masih
kebijakan
aktivitas
banyak
pelaku
B. Sumberdaya
pelaksana, dan
yang
belum
C.
Karateristik Kondisi
Koperasi,
mengetahui
organisasi
lingkungan
informasi
tentang
Pelaksana
sosial,
kegiatan pelatihan
D. Komunikasi ekonomi dan
penambahan modal
antar
politik.
dan
Organisasi
Metode
manajemen
terkait dan
penelitian
keuangan,
Kegiatan-
yang
kurangnya sumber
kegiatan
digunakan
daya manusia yang
Pelaksanaan
adalah metode
ada
E.
Disposisi deskriptif
pelatihan
di
Tenaga
atau sikap para
dengan
Koperasi
Pelaksana
pendekatan
Usaha Mikro
F.
Dinas
Kerja,
dan
Lingkungan kualitatif.
sosial,
Ekonomi
dan
politik
berjalan
Dengan baik
I. Proposisi
Proses pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk
mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Tulungagung
15
J. Kerangka berfikir
Adapun kerangka berfikir yang mendasari penelitian ini adalah
Pengentasan
kemiskinan
Pemberdayaan
1. Memperkuat
potensi yang
dimiliki
2. Melindungi usaha
masyarakat
Kesejahteraan
Masyarakat
UMKM
1. Usaha mikro
2. Usaha kecil
3. Usaha
menengah
1.
2.
3.
Menciptakan
lapangan kerja
Pengentasan
rakyat miskin
Pertumbuhan
ekonomi
Faktor yang mempengaruhi
Faktor penghambat
Faktor Pendukung
1. Kemasan
produk
2. SDM
3. Keterbatasan
Modal
1. SDM
2. SDA
3. Bantuan Modal
dan Peralatan
4.
K. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yakni kualitatif dengan penjabaran
deskriptif. Suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh
gambaran untuk memahami dan menjelaskan pengentasan kemiskinan
melalui pemberdayaan UMKM di Kabupaten Tulungagung. Metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang dapat menghasilkan data
16
deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan
perilaku yang perlu diamati.
Penelitian kualitatif atau disebut dengan penelitian alamiah adalah
jenis penelitian dengan penekanan pada proses dan makna yang tidak
diuji, atau diukur dengan setepat-tepatnya dengan data yang berupa data
deskriptif. Jenis penelitian ini berkarasteristik alamiah atau berseting
apa adanya dari fenomena yang terjadi di lapangan yang menitik
beratkan pada kualitasnya.16
2. Tehnik Pengumpulan data
a. Observasi
Observasi merupakan sebuah proses pengamatan menggunakan
panca indra. Pengumpulan data dengan cara mengadakan
pengamatan langsung terhadap objek penelitian yang dilakukan
secara sistematis
b. Wawancara
Wawancara merupakan pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan baik itu dilakukan lewat media atau bertatap muka.
Dalam penelitian ini pengumpulan data melalui interviuw secara
langsung dengan informan dengan memperhatikan pedoman dan
tetap berada pada fokus penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi diambil dari data penelitin sebelumnya berupa buku,
jurnal, skripsi. Dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian
merupakan salah satu sumber data yang paling penting dalam
penelitian. Dokumen yang dibutuhkan adalah dokumen tertulis,
fotp, data statistik, laporan penelitian sebelumnya dan tulisantulisan ilmiah.
3. Sumber Data
a. Data Primer
16Rokhmat Subagiyo. Metodologi Penelitian Ekonomi islam Konsep dan Penerapan. (Jakarta :
Alim’s Publishing. Tahun) Hal.158
17
Data primer dalah data yang dikumpulkan langdung oleh peneliti
dengan cara langsung dari sumbernya, yaitu penelitian yang
dilakukan langsung dalam masyarakat berdasarkan pengamatan dan
wawancara langsung dengan berbagai pihak atau informan yang
benar-benar bersedia memberikan data dan informasi yang
dibutuhkan.
b. Data Skunder
Data skunder merupakan data yang diperoleh dari semua sumber
yang sudah ada seperti hasil bacaan ataupun kajian pustaka, bukubuku atau literatur yang terkait dengan permasalahan yang sedang
diteliti, internet, dokumen atau arsip dan laporan yang menjadi
pendukung dalam penelitian. 17
4. Analisis Data
Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif
dengan menguraikan dan menjelaskan melalui kata dan kalimat hasil
penelitian. Proses analisi data ini menggunakan analisis data di
lapangan model miles dan huberman melalui tahapan reduksi data,
paparan data, dan penarikan kesimpulan.
Reduksi data adalah kegiatan meringkas, mempertajam,
memilih hal-hal pokok dan mefokuskan pada hal-hal yang penting
dari data yang diperoleh di lapangan.Sedangkan Pemaparan data
dipakai untuk meningkatkan pemahaman kasus yang didapatkan
dalam penelitian dan data yang ditmpilkan dalam bentuk paparan atau
uraian yang mudah dipahami.
Kemudian verifikasi kesimpulan dalam penelitian bisa menjadi
jawaban atas fokus penelitian yang dirumuskan diawal dan
ditampilkan dalam bentuk deskriptif objek penelitian berdasarkan
hasil kajian penelitian yang dilakukan. Data yang disajikan nantinya
berbentuk tabel, skema, maupun dalam bentuk narasi.18
Daftar Pustaka
17Ibid. Hal. 75-77
18Ibid.Hal. 191-193
18
Ahmad Erani Yustika. 2003. Negara Vs Kaum Miskin. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Eko prasetyo dan siti maisaroh. 2009. Model Strategi Pemberdayaan Ekonomi
Rakyat Sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan. Fakultas Ekonomi Negeri
Semarang.
Ferry duwi kurniawan dan Luluk Fauziah. 2014. Pemberdayaan usaha mikro kecil
dan menengah (umkm) dalam penanggulangan kemiskinan. Program Studi
Administrasi Negara Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Imamudin yuliadi. 2007. Perekonomian Indonesia Masalah dan Implementasi
kebijakan. Yogyakarta: Unit Penerbit Fakultas Ekonomi UPFE-UMY
Isnan Murdiansyah. 2014. Evaluasi Program Pengentasan Kemiskinan Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Pada Program Gerdu-Taskin di
Kabupaten Malang) STIE Widya Gama Lumajang
Maimanah. Implementasi program berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro
di kota tanjungpinang tahun 2016 (Study Kasus Dinas Tenaga Kerja,
Koperasi Dan Usaha Mikro).
Peran Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam
memberdayakan usaha kripik pisang di Kecamatan Tangunggunung
Kabupaten Tulungagung dalam perspektif etika bisnis Islam. Repo.iaintulungagung.ac.id.
Slamet Priyo Marmujiono. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Kemiskinan Dan Strategi Pengentasan Kemiskinan Di Kab. Brebes
Tahun 2009-2011.
Sudrajat. Kiat. 2011. Mengentaskan Pengangguran Dan Kemiskinan Melalui
Wirausaha. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Zamzami. 2009. Memberdayakan Ekonomi Rakyat Kecil. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Zakiyah dan Atika Zahra Maulida.2017.Analisis strategi dan evaluasi kinerja
pengentasan kemiskinan dalam program pembangunan desa perspektif ekonomi
mikro islam.
19
20
PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PROGRAM
PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
DI KABUPATEN TULUNGAGUNG
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
“Seminar Proposal Skripsi”
Dosen Pengampu:
Rokhmat Subagiyo, M.EI
Di susun oleh:
Dhika Setia Budi (17402153019)
ES 6A
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
A. Latar Belakang
Kemiskinan adalah salah satu penyakit suatu negara, sehingga harus
disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Oleh karena itu, upaya pengentasan
kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek
kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu. Kemiskinan erat
kaitannya dengan kapasitas dan jumlah penduduk dalam suatu daerah itu sendiri.
Kemiskinan terjadi karena banyak faktor salah satunya adalah pengangguran, ada
beberapa masalah dalam pengangguran menurut jenis pengangguran berdasarkan
penyebabnya yaitu pengangguran normal, pengangguran siklikal, pengangguran
struktural, dan pengangguran teknologi. Kemudian menurut cirinya yaitu
pengangguran terbuka, pengangguran tersembunyi, pengangguran bermusim, dan
setengah menganggur.1
Upaya pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan, sebenarnya bukan
hal yang baru. Namun, pemerintah baru sadar setelah terjadi krisis, bahwa
kebijakan pemerintah selama ini menghasilkan fundamental perekonomian
nasional yang rapuh, sehingga ke depan membutuhkan penanganan yang lebih
serius karena tantangan semakin berat. Akibat krisis tahun 1997-1998, segala
aspek kehidupan masyarakat indonesia terkena dampak yang sangat besar.
Kondisi pada tahun 1997, kemiskinan di Indonesia menyentuh angka yang sangat
tinggi yaitu sebesar 40,3% atau meningkat sebesar 22,6% dari tahun 1996. Namun
tingkat kemiskinan mengalami penurunan dari 17,7 % pada tahun 2006 menjadi
15,4 % pada 2008.2
Data BPS menunjukan bahwa pada maret 2013, jumlah penduduk miskin
(penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan) di
Indonesia mencapai 28,07 juta orang (11,37 %). Peranan komoditi makanan
terhadap kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan komoditi bukan makanan.
Dalam rangka menanggulangi masalah kemiskinan, pemerintah telah melakukan
berbagai macam program pemberdayaan. Salah satu keseriusan pemerintah
1 Slamet Priyo Marmujiono. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kemiskinan Dan Strategi Pengentasan Kemiskinan Di Kab. Brebes Tahun 2009-2011. Jurusan
Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia.
2Zakiyah dan Atika Zahra Maulida Analisis strategi dan evaluasi kinerja pengentasan kemiskinan
dalam program pembangunan desa perspektif ekonomi mikro islam.Januari 2017.
2
ditujukan dengan adanya berbagai macam program pemberdayaan melalui usaha
mikro kecil menengah (UMKM) yaitu usaha yang sinergi antara pemerintah
dengan
pihak-pihak
lain
sangat
dibutuhkan
untuk
efektifitas
program
pemberdayaan.
Di Kabupaten Tulungagung sendiri kondisi faktual kemiskinan Pada tahun
2009 pernah dilakukan sensus Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS
2009) yang menggambarkan kondisi kemiskinan faktual per 30 Oktober 2009 oleh
Badan Pusat Statistik. Bahwa persentase kemiskinan di kabupaten Tulungagung
termasuk tinggi. Dilihat dari berbagai aspek bahwa kebanyakan masyarakat
miskin meliputi petani kecil seperti buruh tani, kemudian nelayan, pedagang kaki
lima dan masih bnyak lainnya.
Peranan UMKM data menjadi salah satu alternatif penyediaan lapangan
kerja baru, UMKM berperan baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi
dan sebagai program pengentasan kemiskinan maupun penyerapan tenaga kerja.
UMKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya
berdasarkan inisiatif seseorang. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa
UMKM hanya menggunakan pihak-pihak tertentu saja. Padahal UMKM sangat
berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia. Karena
dapat menyerap banyak tenaga kerja yang masih menganggur, selain itu mereka
juga memanfaatkan berbagai sumber daya alam yang potensial di suatu daerah
yang belum diolah secara komersial.
UMKM di Indonesia jumlahnya memang besar dan sekarang ini
mendominasi perekonomian nasional. Namun, jumlah UMKM yang besar
tersebut belum didukung dengan kualitas yang memadai. hal ini menyebabkan
kontribusi terhadap pengembangan usaha rakyat, penyerapan tenaga kerja, dan
perekonomian secara umum kurang optimal dibandingkan dengan usaha besar.
Demikian produktivitasnya, oleh karenanya upaya memberdayakan
bertujuan
antara lain untuk meningkatkan produktivitas selain meningkatkan kapasitas
dalam menyerap tenaga kerja.Kaitannya dengan kebijakan penanggulangan
kemiskinan pemerintah telah berupaya untuk membangun dan memberdayakan
UMKM di Indonesia. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dengan himbauan
3
penambahan jumlah kredit yang diberikan kepada UMKM, tujuannya adalah agar
keberadaan UMKM ke depan semakin berkembang, sehingga mampu membantu
program penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.3
Perkembangan Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
diKabupaten Tulungagung tahun 2011-2015
No
Keteranga
201
201
201
201
20
n
1
2
3
4
15
7.45
7.51
8.29
8.46
8.4
7
4
1
9
92
18
19
33
39
41
21
23
14
14
13
7.55
8.33
8.52
8.54
Jumlah
1
Usaha Kecil
Usaha
2
Menengah
Usaha
3
Besar
Jumlah
Sumber:
Dinas
7.496
6
dan
Perindustrian
8
2
Perdagangan
6
Kabupaten
Tulungagung
Di Tulungagung sendiri perkembangan jumlah unit usaha mikro pada
tahun 2011–2015 di Kabupaten Tulungagung, dimana jumlah unit usaha kecil
mengalami kenaikan rata-rata 3,38%, jumlah unit usaha menengah mengalami
kenaikan ratarata 25,63%, dan jumlah unit usaha bersar justru mengalami
penurunan dengan rata-rata minus 9,18%. Jika dilihat secara keseluruhan, jumlah
unit usaha kecil, menengah dan besar pada tahun 2011-2015 mengalami
pertumbuhan yang belum stabil karena pada setiap tahunnya tidak semuanya
mengalami peningakatan justru mengalami penurunan yaitu pada unit usaha
menengah pada tahun 2013-2014 mengalami pertumbuhan hingga 18,18%,
sedangkan pada tahun 2014-2015 tingkat pertumbuhannya menurun menjadi
5,12%4
3 Ferry duwi kurniawan dan Luluk Fauziah. Pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah
(umkm) dalam penanggulangan kemiskinan (Program Studi Administrasi Negara Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo. 2014
4 Peran Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam memberdayakan
usaha kripik pisang di Kecamatan Tangunggunung Kabupaten Tulungagung dalam perspektif etika
bisnis Islam. Repo.iain-tulungagung.ac.id.
4
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimanakah bentuk pemberdayaan Usaha Mikro kecil dan memengah
(UMKM) sebagai upya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten
Tulungagung?
2. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat dalam pemberdayaan
Usaha
Mikro,
Kecil
dan
Menengah
(UMKM)
sebagai
upaya
penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Tulungagung?
C.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) sebagai upaya pennggulangan kemiskinan di
Kabupaten Tulungagung
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor pendukung danpenghambat
dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
sebagai upaya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Tulungagung.
D. Batasan Masalah
Mengingat pembahasan mengenai pengentasan kemiskinan sangat
luas peneliti hanya membatasi permaslahan-permaslahan yang ada, yang
hanya dapat dijangkau oleh si peneliti tersebut, misal hanya mengenai bentuk
pemberdayaan UMKM sebagai upaya penanggulangan kemiskinan, dan
untuk melihat seberapa besar faktor pendukung dan penghambat dalam
pemberdayaan UMKM tersebut. Sedangkan untuk penelitian UMKM yang
dilakukan mungkin cukup diambil dari 2 UMKM yang ada di Kabupaten
Tulungagung.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi
pemerintah dan masyarakat sebagai stakeholder berupa pemahaman dan
pengetahuan mengenai berbagai permasalahan dan tantangan dalam program
pengentasan kemiskinan melalui program pemberdayaan usaha mikro kecil
dan menengah (UMKM).
2. Manfaat praktis
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi pemerintah daerah
untuk mengambil dan merumuskan kebijakan dan program-program
5
pengentasan kemiskinan melalui program pemberdayaan usaha mikro kecil
dan menengah (UMKM) yang lebih efektif dan efisisen.
F. Penegasan Istilah
a. Pengentasan Kemiskinan
Kemisknan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan karena
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan. Sedangkan pengentasan kemiskinan
adalah masalah pokok dalam pembangungan di Indonesia dan kualitas
pertumbuhan ekonomi menjadi kunci pemecahannya. Permasalahan
utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di indonesia saat ini terkait
dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tersebar secara
merata di seluruh di wilayah Indonesia.5
b. Pemberdayaan
pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan seseorang atau kelompoksehingga mampu melaksanakan
tugas dan kewenangannya sebagaimana tuntutan kinerja tugas tersebut.
Pemberdayaan merupakan proses yang dapat dilakukan melalui berbagai
upaya,
seperti
pemberian
wewenang,
meningkatkan
partisipasi,
memberikan kepercayaan sehingga setiap orang atau kelompok dapat
memahami apa yang akan dikerjakannya, yang pada akhirnya akan
berimplikasi pada peningkatan pencapaian tujuan secara efektif dan
efisien.
Konsep
pemberdayaan
yang
dilakukan
bertujuan
pada
pemberdayaan bidang ekonomi dan bidang sosial, dengan maksud
kelompok sasaran dapat mengelola usahanya, kemudian memasarkan dan
membentuk siklus pemasaran yang relatif stabil dan agar kelompok
sasaran dapat menjalankan fungsi sosialnya kembali sesuai dengan peran
dan tugas soislnya.6
5 Imamudin yuliadi. Perekonomian Indonesia Masalah dan Implementasi kebijakan. (Yogyakarta:
Unit Penerbit Fakultas Ekonomi UPFE-UMY. 2007). Hal.165
6 ferry duwi kurniawan dan Luluk Fauziah. Pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah
(umkm) dalam penanggulangan kemiskinan (Program Studi Administrasi Negara Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo September 2014
6
c. UMKM
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukam oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor
ekonomi atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha
mikro sebagaimna diatur dalam undang-undang. Kemudian usaha kecil
atau menengah adalah usaha produktif yang berdiri sendiri, yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan. 7
Umkm sendiri sebagai penyangga penting dari konsep ekonomi
kerakyatan, karena salah satu usaha yang paling mungkin dilakukan
adalah dengan bekerja membuka lapangan kerja di sektor UMKM.
Sektor ini disamping tidak memerlukan modal yang banyak (karena
teknologi yang digunakan relatif rendah), juga kurang mensyaratkan
tingkat ketrampilan tenaga kerja yang tinggi.8
G. Kajian Teori
a. Pengentasan kemiskinan
Kebijakan pengentasan kemiskinan menurut Sumodiningrat (1996)
digolongkan dalam 3 kelompok, yaitu kebijaksanaan yang secara tidak
langsung mengarah pada sasaran tetapi memberikan dasar tercapainya
suasana yang mendukung kegiatan sosial ekonomi penduduk miskin,
kebijaksaan yang secara langsung mengarah pada peningkatan kegiatan
ekonomi kelompok sasaran dan kebijaksanaan khusus yang menjangkau
masyarakat miskin dan daerah terpencil melalui upaya khusus.
Ada beberapa sumber dan proses penyebab terjadinya kemiskinan, yaitu:
1. Policy Induces Processes, yaitu proses pemiskinan yang dilestarikan,
direproduksi melalui pelaksanaan suatu kebijakan, diantaranya adalah
kebijakan anti kemiskinan, tetapi relitanya justru melestarikan.
2. Socio-economic Dualism, negara bekas koloni mengalami kemiskinan
karena pola produksi kolonial, yaitu petani menjadi marjinal karena tanah
yang paling subur dikuasai petani sekala besar dan beroriantasi ekspor.
7Tulus Tambunan. Usaha Mikro Kecil dan Menengah Di Indonesia. (Jakarta : LP3ES. 2012). Hal. 11
8Ahmad Erani Yustika. Negara Vs Kaum Miskin. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2003) hal. 106
7
3. Population Growth, perspektif yang didasari oleh Teori Malthus, bahwa
pertambahan penduduk seperti deret ukur sedangkan pertambahan
panganseperti deret hitung.
4. Resaurces Management and Envornment, adalah unsur mismanajemen
sumber daya alam dan lingkungan, seperti manajemen pertanian yang asal
tebang akan menurunkan produktifitas.
5. Natural Cycle and Processes, kemiskinan terjadi karena siklus alam.
Misalnya tinggal dilahan kritis, jika turun hujan akan banjir, akan tetap jika
musim
kemarau
kekurangan
air,
sehingga
tidak
memungkinkan
produktifitas yang maksimal dan terus menerus..9
Pemerintah sangat berperan dalam menanggulangi kemiskinan dan
pengangguran ditanah air. Dari tahun ke tahun, pemerintah terus
meningkatkan pembangunan di segala bidang. Hal ini tercermin dalam
anggaran belanja dan pendapatan negara. Pada tahun 2005, pembiayaan yang
diperlukan untuk pembangunan sebasar Rp400 triliun dan pada tahun 2009
pembiayaan pembangunan meningkat menjadi Rp.1000,8 Triliun. Adapun
perkiraan besarnya [pembiayaan pembangunan pada tahun 2010 dan tahun
2011 juga terus meningkat, masing-masing menjadi Rp.1047 triliun dan
Rp.1127 triliun.10
b. Pemberdayaan
Dalam era otonomi
daerah saat ini, pemerintah dituntut untuk
memiliki visi dan kepemimpinan terhadap seluruh pemangku kepentingan
yang berperan dalam upaya mencapai dan meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Tujuan ini dapat dicapai melalui salah satu upaya pemerintah yakni
pemberdayaan. Pemberdayaan dapat berjalan dengan baik dengan adanya
keseimbangan kekuasaan yang memungkinkan berkembangnya partisipasi
yang luas dalam kehidupan bernegara.11
Menurut Wuradji pemberdayaan adalah sebuah proses penyadaran
masyarakat
yang
dilakukan
secara
transformative,
partisipatif
dan
9 Isnan Murdiansyah. Evaluasi Program Pengentasan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan
Masyarakat (Studi Kasus Pada Program Gerdu-Taskin di Kabupaten Malang) STIE Widya Gama
Lumajang. Jurnal WIGA Vol. 4 No. 1, Maret 2014 ISSN NO 2088-0944
10 Sudrajat. Kiat Mengentaskan Pengangguran Dan Kemiskinan Melalui Wirausaha. (Jakarta : PT
Bumi Aksara. 2011).hal. 21
11 Eko prasetyo dan siti maisaroh. Model Strategi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Sebagai Upaya
Pengentasan Kemiskinan. Fakultas Ekonomi Negeri Semarang. Desember 2009.
8
berkesinambungan melalui peningkatan kemampuan dalam menangani
berbagai persoalan dasar yang dihadapi dan meningkatkan kondisi hidup
sesuai dengan harapan.
Menurut Priyono dan Pranaka Pemberdayaan adalah membantu klien
untuk memperoleh dayauntuk mengambil keputusan dan menentukan
tindakan yang akandilakukan terkait dengan dirinya termasuk mengurangi
hambatanpribadi
dan
sosial.
Hal
tersebut
dilakukan
untuk
meningkatkankemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya
yangdimiliki antara lain dengan transfer daya dari lingkungannya.
Dalam melakukan upaya pemberdayaan, Zubaedi menyatakan ada
yang harus dilakukan yaitu : Pertama, menciptakan suasan iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang yaitu mendorong dan
membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengembangkan
potensi-potensi yang telah masyarakat miliki. Kedua, memperkuat potensi
atau daya yang dimiliki masyarakat yaitu upaya yang dilakukan dalam
langkah pemberdayaan melalui aksi-aksi yang nyata seperti pendidikan,
pelatihan , peningkatan kesehatan, pemberian modal, informasi, lapangan
pekerjaan, pasar serta sarana-sarana lainnya. Ketiga, melindungi masyarakat
yaitu perlu adanya langkah-langkah dalam pemberdayaan masyarakat untuk
mencegah persaingan yang tidak seimbang dan juga praktek eksploitasi yang
kuat terhadap yang lemah melalui adanya kesepakatan yang jelas untuk
melindungi golongan yang lemah
Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang bergerak dalam
kegiatan usaha ekonomi, khususnya skala mikro pada sektor informal,
langkah pemberdayaan usaha mikro ditempuh melalui:
Pengembangan usaha mikro, termasuk tradisional
Penyediaan skim pembiayaan dan peningkatan kualitas layanan lembaga
keuangan mikro
Penyediaan insentif dan pembinaan usaha mikro
Penigkatan kualitas koperasi unuk membangun efesiensi kolektif bagi
pengusaha mikro dan kecil12
c. UMKM
12 Zamzami. Memberdayakan Ekonomi Rakyat Kecil. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009).
Hal. 60
9
Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
(Usaha Menengah Kecil dan Mikro) dibedakan pengertian antaraUsaha
Mikro, Kecil dan Menengah.
Usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagai mana diatur
dalam Undang-Undang ini.
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
sebagaimana dimaksud dalam undang-undag ini
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh perorangan atau badan uasaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki ,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan ebagaimana diatur dalam undang-undang ini.13
Usaha mikro mempunyai karakteristik khusus seperti yang didefinisikan
ILO berikut ini :
Usaha mikro di negara berkembang mempunyai karakteristik, antara
lain usaha dengan maksimal 10 orang pekerja, berskala kecil, menggunakan
teknologi sederhana, aset minim, kemampuan manajerial rendah, dan tidak
membayar pajak. Karakteristik usaha mikro menurut Farbman dan Lessik
mempunyai karakteristik, antara lain mempekerjakan paling banyak 10
orang pekerja, merupakan usaha keluarga dan menggunakan tenaga kerja
keluarga, lokasi kerja biasanya di rumah, menggunakan teknologi
tradisional, dan berorientasi pasar.
Terdapat beberapa ciri pada UKM yaitu :
Jenis barang atau komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu
dapat berganti.
13 Maimanah. Implementasi program berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro di kota
tanjungpinang tahun 2016 (Study Kasus Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan Usaha Mikro).
10
Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah
tempat.
Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan
tidakmemisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.
Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa
wirausaha yang memadai.
Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah.
Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka
sudah akses ke lembaga keuangan non bank.
Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP.14
Peranan sektor ekonomi rakyat yang terdiri dari koperasi dan usaha
mikro kecil menengah (UMKM) dalam menyelamatkan perekonomian
indonesia pada saat krisis moneter tahun 1997 sudah dibuktikan sangat
besar. Kegiatan UMKM yang merupakan sektor kegiatan ekonomi rakyat
mencakup hampir seluruh lapangan usaha. UMKM tersebar di seluruh
daerah, bahkan didaerah terpencil dan memberi kesemptan bagi
masyarakat
untuk
memperbaiki
serta
meningkatkan
kehidupan
ekonominya, bahkan ekonomi bangsa secara nasional. Ini disebabkan
perannya sebagai penyeimbang pemerataan, penyumbang pertumbuhan
daerah, dan menyerap tenaga kerja, dengan meningkatkan peran dan
kemampuan UMKM, maka kesejahteraan sosial dan ekonomi rakyat
banyak meningkat.15
H. Penelitian Terdahulu
N
o
Judul
Kerangka
Sampel
dan Hasil Penelitian dan
Pemikiran
Teknik
Keterbatasan
Teoritis
dan Sampling
Variabel
Analisis Data
Penelitian
14 ferry duwi kurniawan dan Luluk Fauziah. Pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah
(umkm) dalam penanggulangan kemiskinan
Muhammadiyah Sidoarjo September 2014
(Program Studi Administrasi Negara Universitas
15 Zamzami. Memberdayakan Ekonomi Rakyat Kecil...Hal. 46-47
11
1
Evaluasi
Ukuran
Proses analisis a. Berperan
Program
Kemiskinan,
data mengacu
dan penting dalam
Pengentasan
Penyebab
pada
memberdayakan
Kemiskinan
Kemiskinan,
interactive
dan meningkatkan
Berbasis
Kebijakan
model
Pemberdayaan
Dasar
analysis yang
masyarakat,
Masyarakat
Pengentasan
dikembangkan
khususnya
(Studi
Pada
Kasus Kemiskinan,
Program Model
Gardu-Taskin
Di
oleh
of
Miles
Solusi dan
Pengentasan
Huberman.
Kabupaten Kemiskinan,
Analisis data
model
Murdiansah.
Program
interaktif
Pengentasan
terdiri
Kemiskinan
tiga
Berbasis
komponen
Pemberdayaan
utama analisis
Masyarakat.
yang
dari
secara
simultan sejak
atau
bersamaan
dengan proses
pengumpulan
data.
Komponenkomponen
tersebut
adalah reduksi
12
di
daerah penelitian
b. permasalahan yang
terjadi terbatasnya
modal,
masih
pemangkasan dana,
dilaksanakan
penyajian
kemandirian usaha
adanya
Malang) / Isnan Evaluasi
data,
efektif
kredit macet, masih
dominasinya aparat
desa,
dukungan
lembaga
desa
maupun pemerintah
desa yang masih
rendah,
serta
koordinasi
antar
pengelola program
di Kabupaten/ Kota
belum
maksimal.
terjalin
data,
2
Pemberdayaan
Usaha
kesimpulan.
Penelitian ini a. Membantu
bentuk
Mikro, pemberdayaan
Kecil
dan
dan Usaha
menggunakan
Mikro, metode
perekonomian
Menengah
Kecil
dan kualitatif
(UMKM)
Menengah
deskriptif.
setempat
dalam
(UMKM)
Teknik
masih
penanggualanga sebagai
masyarakat
upaya pengumpulan
n kemiskinan./ penanggulangan
data dilakukan
ferry
melalui
Duwi kemiskinan.
Kurniawan dan faktor
Luluk Fauziah.
observasi,
pendukung dan wawancara
penghambat
dan
dalam
dokumentasi.
Usaha
studi
adanya
kemiskinan
Analisis strategi penelitian
Selatan
ini Analisi
Samuda kualitatif
dalam program berlokasi
pembangunan
kurang
dari
Sungai untuk
yang mengetahui
di kinerja
Samuda,
program
13
tidak
tempat
sentar
hasil
produksi.
evaluasi dilaksanakan di deskriptif
kemiskinan
atau
pemasaran
yaitu
penanggulangan
Hulu
memadai
limbah, dan tidak
kemiskinan
pengentasan
kurang
pembuangan
upaya
penanggulangan
desa
yang
adanya
Variabel
ini
adalah infrastruktur
pemerintah,
(UMKM)
kinerja
pemberdayaan
bantuan
Menengah
dan
miskin.
b. faktor penghambat
maksimalnya
dan
sebagai
tergolong
rusak,
Mikro,
Kecil
yang
dalam
pemberdayaan
3
meningkatkan
a. Meningkatkan
ketersediaan
serta
perluasan
distribusi,
Peningkatan
standar hidup yang
tidak hanya berupa
desa perspektif Kecamatan
pembangunan
ekonomi mikro Nagara Selatan perdesaan
di
pendapatan, tetapi
islam / Zakiyah karena desa ini desa Samuda
juga
dan Atika Zahra merupakan
penambahan
Maulida
Kec
Nagara.
meliputi
salah satu desa Jenis
penyediaan
yang
penelitian
lapangan
pembangunan
diklasifikasika
perbaikan
perekonomiann
n pada jenis
kualitaspendidikan,
ya
kurang penelitian
serta
kerja,
peningkatan
berkembang dan deskriftif
perhatian atas nilai-
masyarakat
kualitatif.
nilai kultural dan
dengan
Pengumpulan
perekonomian
data penelitian
rendah.
ini
menggunakan
wawancara,
adanya
evaluasi
kinerja
untuk
kerja
hasil
program
Pembangunan Desa
kuisioner,
dalam
observasi,
serta
kemanusiaan.
b. Kendala
perlu
mengukur
metode
4
peningkatan
studi
pengentasankemisk
inan.
kepustakaan.
: Penelitian ini a. Implementasi
Implementasi
Kebijakan
program
Program
menggunakan
Program
berbasis
Berbasis
teori
Pemberdayaan
pemberdayaan
Pemberdayaan
Meter dan Van
Usaha
usaha ekonomi Usaha
Horn
Mikro
mikro di kota Ekonomi Mikro
implementasi
Tanjungpinang
tanjungpinang
yaitu:
sudah
Standard dan
denganBaik,
tahun
(Study
Dinas
Proses
2016 pelaksanaan :
Kasus Faktor
Van
dalam
yang tujuan
Tenaga mempengaruhi
kebijakan,
Kerja, Koperasi Implementasi
Sumber Daya,
Dan
Karateristik
Usaha (Teori Van
14
Berbasis
Ekonomi
di
Kota
berjalan
namun masih perlu
pembenahan dalam
berbagai aspek.
b. Faktor penghambat
Mikro)
Maimanah
/ Meter dan Van agen
Horn):
Pelaksana,
seperti: Sosialisasi
yang
dilakukan
A. Standar dan Disposisi
oleh Dinas Tenaga
sasaran
Implementator
Kerja,
Kebijakan/
, Komunikasi
dan Usaha Mikro
ukuran dan
antar
belum
efektif
Tujuan
organisasi dan
karena
masih
kebijakan
aktivitas
banyak
pelaku
B. Sumberdaya
pelaksana, dan
yang
belum
C.
Karateristik Kondisi
Koperasi,
mengetahui
organisasi
lingkungan
informasi
tentang
Pelaksana
sosial,
kegiatan pelatihan
D. Komunikasi ekonomi dan
penambahan modal
antar
politik.
dan
Organisasi
Metode
manajemen
terkait dan
penelitian
keuangan,
Kegiatan-
yang
kurangnya sumber
kegiatan
digunakan
daya manusia yang
Pelaksanaan
adalah metode
ada
E.
Disposisi deskriptif
pelatihan
di
Tenaga
atau sikap para
dengan
Koperasi
Pelaksana
pendekatan
Usaha Mikro
F.
Dinas
Kerja,
dan
Lingkungan kualitatif.
sosial,
Ekonomi
dan
politik
berjalan
Dengan baik
I. Proposisi
Proses pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk
mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Tulungagung
15
J. Kerangka berfikir
Adapun kerangka berfikir yang mendasari penelitian ini adalah
Pengentasan
kemiskinan
Pemberdayaan
1. Memperkuat
potensi yang
dimiliki
2. Melindungi usaha
masyarakat
Kesejahteraan
Masyarakat
UMKM
1. Usaha mikro
2. Usaha kecil
3. Usaha
menengah
1.
2.
3.
Menciptakan
lapangan kerja
Pengentasan
rakyat miskin
Pertumbuhan
ekonomi
Faktor yang mempengaruhi
Faktor penghambat
Faktor Pendukung
1. Kemasan
produk
2. SDM
3. Keterbatasan
Modal
1. SDM
2. SDA
3. Bantuan Modal
dan Peralatan
4.
K. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yakni kualitatif dengan penjabaran
deskriptif. Suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh
gambaran untuk memahami dan menjelaskan pengentasan kemiskinan
melalui pemberdayaan UMKM di Kabupaten Tulungagung. Metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang dapat menghasilkan data
16
deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan
perilaku yang perlu diamati.
Penelitian kualitatif atau disebut dengan penelitian alamiah adalah
jenis penelitian dengan penekanan pada proses dan makna yang tidak
diuji, atau diukur dengan setepat-tepatnya dengan data yang berupa data
deskriptif. Jenis penelitian ini berkarasteristik alamiah atau berseting
apa adanya dari fenomena yang terjadi di lapangan yang menitik
beratkan pada kualitasnya.16
2. Tehnik Pengumpulan data
a. Observasi
Observasi merupakan sebuah proses pengamatan menggunakan
panca indra. Pengumpulan data dengan cara mengadakan
pengamatan langsung terhadap objek penelitian yang dilakukan
secara sistematis
b. Wawancara
Wawancara merupakan pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan baik itu dilakukan lewat media atau bertatap muka.
Dalam penelitian ini pengumpulan data melalui interviuw secara
langsung dengan informan dengan memperhatikan pedoman dan
tetap berada pada fokus penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi diambil dari data penelitin sebelumnya berupa buku,
jurnal, skripsi. Dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian
merupakan salah satu sumber data yang paling penting dalam
penelitian. Dokumen yang dibutuhkan adalah dokumen tertulis,
fotp, data statistik, laporan penelitian sebelumnya dan tulisantulisan ilmiah.
3. Sumber Data
a. Data Primer
16Rokhmat Subagiyo. Metodologi Penelitian Ekonomi islam Konsep dan Penerapan. (Jakarta :
Alim’s Publishing. Tahun) Hal.158
17
Data primer dalah data yang dikumpulkan langdung oleh peneliti
dengan cara langsung dari sumbernya, yaitu penelitian yang
dilakukan langsung dalam masyarakat berdasarkan pengamatan dan
wawancara langsung dengan berbagai pihak atau informan yang
benar-benar bersedia memberikan data dan informasi yang
dibutuhkan.
b. Data Skunder
Data skunder merupakan data yang diperoleh dari semua sumber
yang sudah ada seperti hasil bacaan ataupun kajian pustaka, bukubuku atau literatur yang terkait dengan permasalahan yang sedang
diteliti, internet, dokumen atau arsip dan laporan yang menjadi
pendukung dalam penelitian. 17
4. Analisis Data
Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif
dengan menguraikan dan menjelaskan melalui kata dan kalimat hasil
penelitian. Proses analisi data ini menggunakan analisis data di
lapangan model miles dan huberman melalui tahapan reduksi data,
paparan data, dan penarikan kesimpulan.
Reduksi data adalah kegiatan meringkas, mempertajam,
memilih hal-hal pokok dan mefokuskan pada hal-hal yang penting
dari data yang diperoleh di lapangan.Sedangkan Pemaparan data
dipakai untuk meningkatkan pemahaman kasus yang didapatkan
dalam penelitian dan data yang ditmpilkan dalam bentuk paparan atau
uraian yang mudah dipahami.
Kemudian verifikasi kesimpulan dalam penelitian bisa menjadi
jawaban atas fokus penelitian yang dirumuskan diawal dan
ditampilkan dalam bentuk deskriptif objek penelitian berdasarkan
hasil kajian penelitian yang dilakukan. Data yang disajikan nantinya
berbentuk tabel, skema, maupun dalam bentuk narasi.18
Daftar Pustaka
17Ibid. Hal. 75-77
18Ibid.Hal. 191-193
18
Ahmad Erani Yustika. 2003. Negara Vs Kaum Miskin. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Eko prasetyo dan siti maisaroh. 2009. Model Strategi Pemberdayaan Ekonomi
Rakyat Sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan. Fakultas Ekonomi Negeri
Semarang.
Ferry duwi kurniawan dan Luluk Fauziah. 2014. Pemberdayaan usaha mikro kecil
dan menengah (umkm) dalam penanggulangan kemiskinan. Program Studi
Administrasi Negara Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Imamudin yuliadi. 2007. Perekonomian Indonesia Masalah dan Implementasi
kebijakan. Yogyakarta: Unit Penerbit Fakultas Ekonomi UPFE-UMY
Isnan Murdiansyah. 2014. Evaluasi Program Pengentasan Kemiskinan Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Pada Program Gerdu-Taskin di
Kabupaten Malang) STIE Widya Gama Lumajang
Maimanah. Implementasi program berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro
di kota tanjungpinang tahun 2016 (Study Kasus Dinas Tenaga Kerja,
Koperasi Dan Usaha Mikro).
Peran Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam
memberdayakan usaha kripik pisang di Kecamatan Tangunggunung
Kabupaten Tulungagung dalam perspektif etika bisnis Islam. Repo.iaintulungagung.ac.id.
Slamet Priyo Marmujiono. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Kemiskinan Dan Strategi Pengentasan Kemiskinan Di Kab. Brebes
Tahun 2009-2011.
Sudrajat. Kiat. 2011. Mengentaskan Pengangguran Dan Kemiskinan Melalui
Wirausaha. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Zamzami. 2009. Memberdayakan Ekonomi Rakyat Kecil. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Zakiyah dan Atika Zahra Maulida.2017.Analisis strategi dan evaluasi kinerja
pengentasan kemiskinan dalam program pembangunan desa perspektif ekonomi
mikro islam.
19
20