Dampak Ibu Hamil Yang Mengerjakan Soal M

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna, karena memiliki akal
dan nafsu. Untuk menggunakan nafsunya, manusia membutuhkan akal. Begitu pula saat
manusia menggunakan akalnya pasti nafsunya akan mengikuti. Karena semua manusia
mempunyai akal, maka dia juga mempunyai kekuatan untuk berpikir, atau dapat kita
sebut dengan kecerdasan. Menurut Gardener pada hakikatnya manusia itu memiliki 9
macam kecerdasan.1 Yang pertama adalah kecerdasan musikal, kecerdasan ini
eksploitasinya sudah banyak, karena memang benar bahwa musik sangat berpengaruh
terhadap kesehatan tubuh dan mood, terutama mengenai kecerdasan seseorang. Yang
kudua adalah kecerdasan kinestetik yang berhubungan dengan gerak tubuh, kesan
sentuhan, dan sensasi otot. Kemudian kecerdasan interpersonal yang berwujud sebagai
kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain atau lebih mudah untuk
bersosialisasi. Yang keempat adalah kecerdasan logis matematis, kecerdasan ini
berpengaruh pada pla pikir matematis dan ilmiah. Selanjutnya adalah kecerdasan
intrapersonal, yaitu kecerdasan untuk lebih bisa mengenali dan memahami diri kita
sendiri. Kecerdasan ini sangat penting karena wajib bagi setiap orang untuk dapat
mengenali diri sendiri, baik itu kemampuan, kekurangan dan kelebihan ada diri kita
sendiri. Agar dapat memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi dengan pemikiran

yang cerdas. Kecerdasan berikutnya adalah kecerdasan naturalis, yang mengarah pada
flora dan fauna. Kecerdaan ke tujuh adalah kecerdasan aksistensial, yaitu sebuah
pemikiran yang mengarah pada filosofis atau masalah hidup. Kemudian kecerdasan
verbal atau linguistik merupakan kecerdasan yang paling universal diantara berbagai
macam kecerdasan, mereka mampu menggunakan bahasa yang logis dan mencapai
sasaran. Dan yang terakhir adalah kecerdasan spasial, yaitu jenis kecerdasan pengamatan
terhadap objek dan memiliki keterampilan pengamatan yang menakjubkan terhadap
benda – benda yang dilihat dari jarak dekat.

1

Sumantri, Fritz. 2006. “Kekuatan Otak dalam Aktifitas Sehari-hari”. Bandung: Penerbit

Nuansa. Hal. 20.
1

Dari berbagai macam kecerdasan yang ada, kecerdasan tersebut sebenarnya sudah
ada pada diri setiap individu. Maka, dikembalikan pada individu tersebut bagaimana
mereka mengembangkannya. Jika kita menengok pada orang – orang Yahudi, yang kita
tahu adalah mereka sangatlah cerdas, bahkan banyak para ilmuan – ilmuan dari bangsa

Yahudi. Maka kita bisa melihat dari riwayat mereka, bahwa ketika masih berada di dalam
kandungan ibu, para ibu hamil tersebut banyak mengerjakan soal – soal matematika. Al
hasil, anak – anak Yahudi kecerdasannya luar biasa.
Oleh karena itu seorang ibu hamil harusnya juga cerdas. Memilih aktivitas – aktivitas
yang perlu dan tidak perlu untuk dilakukannya. Agar janinnya bisa sehat, dan menjadi
anak yang cerdas.

I.2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah hubungan antara ibu hamil yang mengerjakan soal matematika
dengan janin yang dikandungnya?

I.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui cara efektif menjadikan anak –
anak agar dapat memaksimalkan kecerdasan yang mereka miliki melalui ibunya yang
sedang hamil. Agar mengetahui aktifitas apa yang cocok dan bermanfaat pada ibu hamil.

2

BAB II
KAJIAN TEORI

II.1. Aktivitas Ibu Hamil
Ada dua hal yang dirasakan oleh ibu hamil, yaitu merasa begitu bahagia dan
juga cemas. Mereka bahagia karena tidak lama lagi akan mempunyai seorang anak.
Namun rasa cemas akan muncul karena hawatir dengan kondisi kesehatan anak yang ia
kandung.2 Seharusnya, seorang ibu hamil tidak terlalu mencemaskan kondisi janinnya.
Melainkan berpikiran positif bahwa janinnya sehat. Dengan syarat iu hamil tersebut
berpola hidup sehat dan melakukan aktivitas dengan sehat. Misalnya menjaga pola
makan, yang biasanya asupan sayur dan buah – buahan kurang maka saat kehamilan
lebih banyak makan sayur dan buah – buahan. Jika dulu sebelum hamil tidak pernah
minum susu, maka saat hamil harus secara rutin minum susu, agar janinnya sehat. Jika aa
masalah, tidak diselesaikannya sndiri, melainkan diselesaikan bersama – sama, dan dicari
jalan keluarnya bersama – sama. Tidak menutup diri dari lingkungan sekitar. Berusaha
untuk selalu santai, supaya janin yang dikandungnya tidak stres. Olahraga pada ibu
hamil juga perlu, seperti senam ibu hamil. Jangan berolahraga yang terlalu berat. Karena
hal itu juga akan berpegaruh pada kesehatan janin. Menggunakan waktu luang untuk hal
– hal yang bermanfaat, seperti mendengarkan musik, membaca al qur’an, dan bacaan –
bacaan yang ringan, misalnya majalah, iklan atau yang lainnya.

II.2. Berpikir Matematis
Matematika merupkan ilm yang mempelajari tentang hubungan antara objek –

objek nyata maupun abstrak dan merupakan disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek
kahidupan, menurut NCTM, 2000. Membangun proses matematis berarti menalar dengan
matematika dan mengembangkan kebiasaan berfikir seseorang saat memecahkan
masalah matematika.3
2

Swasono, Meutia F. 1997. “Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam Konteks

Budaya”. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Hal. 10.
3

Susanti, Elly. 2013. “Proses Koneksi Produktif dalam Penyelesaian Masalah Matematika”.

Surabaya: ISBN. Hal. 7.

3

Berkembangnya ide dan konsep dalam aktivitas mental adalah definisi umum
dari berpikir, menurut Bochenski. Sedangkan proses berpikir matematis menurut para
matematikawan adalah sebagai aktifitas mental dari atribut matematika yang

berhubungan dengan penalaran, abstraksi, konjektur, representasi, visualisasi, deduksi,
induksi, analisis, sintesis, koneksi, generalisasi dan pembuktian. Oleh karena itu,
seseorang yang belajar matematika, harus melalui pemahaman, secara aktif
mengkonstruksi pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya.
Penalaran seseorang terhadap matematika merupakan salah satu keterampilan proses
kognitif.
Jika pemecahan soal – soal matematika dapat diselesaikan oleh para ibu hamil,
maka ibu hamil tersebut telah berpikir secara matematis. Hal ini akan memberikan
dampak positif terhadap janin dikandungannya.

II.3. Ibu Hamil yang Sering Mengerjakan Soal Matematika
Seorang ibu hamil yang mengandung, seharusnya mempersiapkan kecerdasan
anak sejak masih di dalam kandungannya. Hal ini dilakukan agar anak bisa tumbuh
menjadi dewasa yang cerdas. Salah sau solusinya adalah dengan mengerjakan soal – soal
matematika pada saat proses kehamilan. Proses seperti ini telah diterapkan oleh orang –
orang yahudi. Ibu hamil bangsa Yahudi terbiasa mengisi waktu luangnya untuk
mengerjakan soal matematika, maka tidak heran jika anak – anak orang Yahudi
kecerdasannya luar biasa. Saat mereka mengerjakan soal – soal matematika, pada
dasarnya adalah mereka sedang melatih otak bayi yang ada di kandungannya, dengan
tujuan anak tersebut bisa tumbuh jenius, cerdas, dan mempunyai kecekatan berfikir yang

cemerlang. Para ibu hamil Yahudi tidak pernah merasa bosan saat mengerjakan soal –
soal tersebut selama sembilan bulan.
Kebiasaan mengerjakan soal – soal matematika tersebut bertujuan agar
kecerdasan otak bayi bisa lahir dengan pemikiran yang cemerlang. Jadi, seorang anak
seharusnya sudah diberikan pendidikan sejak dalam kandungan. Maka tidaklah heran
jika banyak oarang Yahudi yang genius. Misalnya saja Mark Zukerberg yang berhasil

4

mendirikan situs jejaring sosial, facebook, atau Sergey Mikhailovich Brin yang berhasil
menciptakan situs pencari terbesar di dunia, Geoogle.4
Jika ada soal – soal matematika yang belum bisa terselasaikan, maka para ibu
hamil Yahudi akan bertanya pada seseorang dan melakukan berbagai cara untuk bisa
menjawab soal – soal tersebut dengan benar dan tepat. Mereka tidak pernah mengeluh
ataupun putus asa. Sekali lagi, ditekankan bahwa hal ini mereka lakukan untuk masa
depan anak – anaknya. Hal ini dapat kita jadikan acuan bahwasannya orang Yahudi
cerdas tidak secara alamiah, melainkan sudah ada pembiasaan dan pembentukan
kecerdasan sejak dalam kandungan. Seharusnya, kita dapat menerapkannya pada ibu
hamil lainnya, bukan hanya pada orang – orang Yahudi. Pada dasarnya semua ibu hamil
bisa melakukan hal itu, dengan tujuan supaya pemilik kecerdasan yang luar biasa bukan

orang Yahudi saja, melainkan semua orang yang melakukan hal tersebut. Jadi untuk para
ibu hamil, jangan bosan – bosan untuk mengerjakan soal – soal matematika. Karena hal
itu dapat membentuk kecerdasan anak sejak dalam kandungan.
Pengembangan kecerdasannya sesuai dengan bawaan anak, seperti yang kita
tahu ada 9 macam kecerdasan. Diantaranya kecerdasan musikal, kinestik, interpersonal,
logis matematis, intrapersonal, naturalis, eksistensial, linguistik, dan spasial. Bukan
berarti jika ibu hamil sering mengerjakan soal matematika maka anaknya akan pandai
dalam hal matematika, melainkan akan cerdas sesuai pembawaan kecerdasan individu
tersebut, beberapa dari 9 macam kecerdasan yang ada.

BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Dari uraian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa seorang ibu hamil yang
sering mengerjakan soal – soal matematika akan membantu pembentukan kecerdasan buah
4

http://familysuryadarma.blogspot.co.id/2016/03/kupas-tuntas-rahasia-belajar-

orang_23.html?m=1 diakses pada jumat 22 April 2016.

5

hatinya. Semakin sering ibu hamil berpikir matematis, maka anaknya akan semakin cerdas.
Sehingga kecerdasan sudah bisa kita bentuk saat anak masih dalam kandungan, seperti yang
dilakukan oleh para ibu hamil bangsa Yahudi.

III.2. Saran
Seharusnya mengerjakan soal matematika pada ibu hamil tidak hanya
dilakukan oleh orang Yahudi saja, melainkan semua ibu hamil dapat melakukannya. Hal ini
bisa dilakuan untuk mengisi waktu luang agar lebih bermanfaat, dan memberi dampak yang
luar biasa pada kecerdasan anak.

III.3. Penutup
Demikianlah beberapa hal yang dapat penulis sampaikan. Apabila ada
kesalahan dan kakurangan mohon dimaafkan, karena manusia tempatnya salah dan lupa.
Sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Penulis masih sangat
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca. Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
http://familysuryadarma.blogspot.co.id/2016/03/kupas-tuntas-rahasia-belajar-orang_23.html?

m=1 diakses pada jumat 22 April 2016.

6

Sumantri, Fritz. 2006. “Kekuatan Otak dalam Aktifitas Sehari-hari”. Bandung: Penerbit
Nuansa.

Susanti, Elly. 2013. “Proses Koneksi Produktif dalam Penyelesaian Masalah Matematika”.
Surabaya: ISBN.

Swasono, Meutia F. 1997. “Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam Konteks
Budaya”. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

7