Makalah Analsisis Laporan Keuangan PT VA

Makalah Analsisis Laporan Keuangan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PT VALE INDONESIA Tbk

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
HENDRIK YULIUS WETO
FACHRUNNISA
WIDYASTUTI
KAMRIDA GUSTIYANTI
AYU FADLIAH TAMRIN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL
JURUSAN AKUNTANSI
PLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2014

RINGKASAN EKSEKUTIF

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk


1

laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi para pengguna
laporan keuangan mengenai kondisi keuangan suatu organisasi yang menjadi
pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Mekanisme penyusunan laporan keuangan suatu perusahaan telah diatur
dalam sebuah standar yang disebut Generally Accepted Accounting Principles
(GAAP) atau di Indonesia disebut sebagai Standar Akuntan Keuangan (SAK).
Tujuan laporan keuangan dianalisa untuk mengetahui apa
arti dari angka-angka yang tercantum dalam laporan keuangan
tersebut sehingga bermanfaat bagi para penggunanya. Selain
itu, dengan menganalisis laporan keuangan dapat diketahui
prestasi keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dan hasil
analisis

tersebut

dapat


digunakan

untuk

menilai

kinerja

perusahaan.
Sehubung hal ini, dalam laporan kami menggunakan data
Laporan Keuangan PT Vale Indonesia Tbk yaitu Tahun 2012 dan
Tahun 2013 yang dimana terdiri dari neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, serta beberapa dari
catatan atas laporan keuangan.
Dari data laporan keuangan PT Vale Indonesia Tbk kami
akan dilakukan beberapa analisis yaitu analisis bisnis, analisis
likuiditas, analisis solvabilitas, analisis proftabilitas, analisis arus
kas, analisis risiko serta analisis kebangkrutan PT Vale Indonesia
Tbk.


Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ”Analisis Laporan Keuangan pada PT Vale Indonesia Tbk” dimana
sebagai tugas kuliah dari Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan di bawah
bimbingan Dr. Bahri, S.E., M.Si.
Penyelesaian laporan ini tidak lepas dari kerja sama dan ketekunan penulis
untuk mengumpulkan sumber informasi yang terkait Analisis Laporan Keuangan
dan mealakukan analisis secara teoritis berdasarkan laporan keuangan PT Vale
Indonesia Tbk.
Terima kasih kepada pihak dosen yang telah memberikan bimbingan kepada
penulis dalam memberikan pemahaman mengenai pembuatan makalah yang baik.
Terima kasih pula sebanyak-banyanya kepada teman-teman yang memberikan
dukungan dan motivasi sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan
semoga makalah ini dapat dikembangkan menjadi lebih luas lagi dan mengoreksi
setiap kesalahan yang ada sesuai dengan teori akuntansi yang berlaku secara
umum, maupun dengan munculnya teori baru dalam lingkungan akuntansi yang
ada di indonesia maupun yang berlaku secara global.
Makassar, 22 Mei 2014

Penulis

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

3

DAFTAR ISI
SAMPUL

................................................................................................

RINGKASAN EKSEKUTIF


i

.....................................................................

ii

KATA PENGANTAR .................................................................................

iii

DAFTAR ISI

iv

.............................................................................................

DAFTAR TABEL

......................................................................................


v

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN

............................................................................

v

.........................................................................

1

BAB I PENDAHULUAN
BAB II

ANALISIS BISNIS


BAB III

ANALISIS LIKUIDITAS

BAB IV

ANALISIS SOLVABILITAS

BAB V

ANALISIS PROFITABILITAS

BAB VI

ANALISIS ARUS KAS

BAB VII

ANALISIS RISIKO


BAB VIII ANALISIS KEBANGKRUTAN
PENUTUP

..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

................................................................................

LAMPIRAN (LAPORAN KEUANGAN PT VALE INDONESIA Tbk)

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

4

DAFTAR TABEL
Gambar

Halaman


3.1. Rasio Aktiva lancar, kewajiban lancar, dan penghitungan
rasio lancar ............................................................................................ 21
3.2. Rasio Aktiva lancar, persediaan, kewajiban lancar, dan penghitungan
rasio cepat ............................................................................................ 23

3.3. Rasio Kas, setara kas, investasi surat berharga jangka pendek dan
penghitungan rasio kas

....................................................................... 24

3.4. Kas, setara kas, investasi surat berharga jangka pendek, arus kas dari
kegiatan operasi dan penghitungan rasio likuiditas arus kas ................. 25

3.5.

Analisis horizontal rasio-rasio likuiditas PT Nippon Indosari

Corpindo Tbk ......................................................................................... 26


3.6.

Analisis vertikal rasio-rasio likuiditas PT Nippon Indosari

Corpindo Tbk ........................................................................................ 27
5.1. Analisis pendapatan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ....................... 64
5.2. Analisis hubungan antara pendapatan dengan piutang usaha ............... 66
5.3. Analisis hubungan antara pendapatan dengan persediaan ................... 66
5.4. Analisis harga pokok penjualan dan marjin laba kotor .......................... 68
5.5. Perbandingan antara marjin laba kotor dengan marjin laba
operasi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk .......................................... 69
5.6. `Penghitungan dan analisis return on assets (ROA) .............................. 69
5.7. Penghitungan dan analisis ROA atau ROI ........................................... 70
5.8. Penghitungan dan analisis atas ROCE atau ROE ................................. 71
5.9. Penghitungan dan analisis cash return on assets (CROA) ..................... 72
6.1. Ananlisis arus kas operasi ..................................................................... 75

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

5


6.2. Ananlisis arus kas investasi .................................................................. 78
6.3. Ananlisis Arus Kas Pendanaan ............................................................. 80
6.4. Ananlisis Arus Kas Komprehensif ........................................................ 82
8.1. Perhitungan rasio laba bersih sebelum depresiasi, deplesi,
dan amortisasi terhadap total kewajiban .............................................. 88
8.2. Perhitungan rasio laba bersih terhadap total aktiva ............................... 89
8.3. Perhitungan rasio total utang terhadap total aktiva ................................ 89
8.4. Perhitungan rasio modal kerja bersih terhadap total aktiva
.................
90
8.5. Perhitungan rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar
..................
91
8.6. Perhitungan rasio kas, surat-surat berharga, piutang usaha
terhadap beban-beban operasi tidak termasuk depresiasi,
deplesi, dan amortisasi ........................................................................... 91
8.7. Perhitungan rasio modal kerja bersih terhadap total aktiva ................. 92
8.8. Perhitungan rasio laba ditahan terhadap total aktiva

........................... 93

8.9. Perhitungan rasio laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva .. 93
8.10. Perhitungan rasio nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku kewajiban .... 94
8.11. Perhitungan rasio penjualan terhadap total aktiva ................................. 94
8.12. Perhitungan Z-score prediksi kebangkrutan PT Nippon Indosari
Corpindo Tbk .......................................................................................... 95
8.13. Perhitungan SIZE PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ........................ 95
8.14. Perhitungan TLTA PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ........................... 96
8.15. Perhitungan WCTA PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ........................ 96
8.16. Perhitungan CLCA PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ....................... 96
8.17. Perhitungan NITA PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

....................... 96

8.18. Perhitungan FUTL PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ....................... 97
8.19. Perhitungan CHIN PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ........................ 98
8.20. Perhitungan fungsi multivariat Model Ohlson PT Nippon Indosari
Corpindo Tbk Corpindo ....................................................................... 98

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

6

DAFTAR GAMBAR
5.1. Analisis common-size pendapatan PT Nippon Indosari
Corpindo Tbk tahun 2010 ...................................................................... 64
5.2. Analisis common-size pendapatan PT Nippon Indosari
Corpindo Tbk tahun 2011 ...................................................................... 65
5.3. Analisis common-size pendapatan PT Nippon Indosari
Corpindo Tbk tahun 2012 ...................................................................... 65
6.1. Analisis Common-size Arus Kas Masuk Operasi Tahun 2010 ............. 76
6.2. Analisis Common-size Arus Kas Masuk Operasi Tahun 2011 .............. 76
6.3. Analisis Common-size Arus Kas Masuk Operasi Tahun 2012 .............. 76
6.4. Analisis Common-size Arus Kas Keluar Operasi Tahun 2010 .............. 77
6.5. Analisis Common-size Arus Kas Keluar Operasi Tahun 2011 ............. 77
6.6. Analisis Common-size Arus Kas Keluar Operasi Tahun 2012
6.7. Analisis Common-size Arus Kas Masuk Investasi Tahun
2010 dan Tahun 2011 ........................................................................... 77
6.8. Analisis Common-size Arus Kas Keluar Investasi Tahun 2010 ............ 79
6.9. Analisis Common-size Arus Kas Keluar Investasi Tahun 2011 ............. 79
6.10. Analisis Common-size Arus Kas Keluar Investasi Tahun 2012 ........... 79
6.11. Analisis Common-size Arus Kas Masuk Pendanaan Tahun 2010 ......... 79
6.12. Analisis Common-size Arus Kas Masuk Pendanaan
Tahun 2011 dan 2012 ........................................................................... 81
6.13. Analisis Common-size Arus Kas Keluar Pendanaan Tahun 2010 ......... 81

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

7

6.14. Analisis Common-size Arus Kas Keluar Pendanaan Tahun 2011 .......... 81
6.15. Analisis Common-size Arus Kas Keluar Pendanaan Tahun 2012 .......... 82

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian
laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk
mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan
atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah
dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan
sekarang. Analisis laporan keuangan dilakukan pada dasarnya
untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha
kemajuan

keuangan

perusahaan

memuaskan

atau

tidak

memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan
antar unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan
unsur-unsur itu dari tahun ke tahun dan untuk mengetahui arah
perkembangannya.

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

8

Dalam

menganalisis

tingkatpertumbuhan

posisi

perusahaan

,

keuangan
faktor

yang

dan
paling

diperhatikan adalah :
-

Likuiditasyang menunjukan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban pada saat ditagih. Kewajiban keuangan suatu
perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu,

pertama

kewajiban

keuangan

yang

berhubungan

dengan pihak luar perusahaan (kreditur) disebut dengan
likuiditas badan usaha, kedua kewajiban keuangan yang
berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan)
disebut dengan likuidasi perusahaan .
-

Solvabilitas yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi
tersebut

kewajiban

dilikuidasikan

keuangannya
baik

apabila

kewajiban

perusahaan

keuangan

jangka

pendek maupun jangka panjang.
-

Proftabilitas

menunjukan

kemampuan

perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu.
Likuiditas, solvabilitas, serta proftabilitas dapat diketahui dengan
cara menganalisa dan menginterpretasikan laporan keuangan
dengan

menggunakan

metode

atau

teknik

analisa

yang

tepat/sesuai dengan tujuan analisa. Dari hasil analisa akan

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

9

diperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah kinerja
keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan.

1.2 Gambaran Umum Perusahaan
PT. Vale Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan pertambangan yang ada di
Indonesia. PT Vale Indonesia Tbk, (“Perseroan”) didirikan pada tanggal 25 Juli 1968
dengan akta No. 49 tanggal 25 Juli 1968.

Sebelumnya nama perusahaan ini adalah PT. International Nickel Indonesia
tetapi, pada tanggal 27 September 2011, Perseroan menyelenggarakan RUPSLB yang
menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan untuk mengubah nama Perseroan dari
PT International Nickel Indonesia Tbk menjadi PT Vale Indonesia Tbk. Selain dari
persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia perubahan nama ini juga telah
memperoleh persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(“KESDM”), Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara sesuai dengan suratnya No.
3752/87/DJB/2011 tanggal 1 Nopember 2011 dan persetujuan dari Badan Koordinasi
Penanaman Modal sesuai dengan suratnya No.3022/A.8/2011 tanggal 1 Desember 2011.
Perubahan nama ini sejalan dengan evolusi perseroan untuk lebih selaras dengan aktivitas
Nama PT Vale Indonesia Tbk (Vale) di telinga masyarakat awam mungkin masih
terasa asing. Tetapi, kiprah perusahaan pertambangan yang berkantor pusat di Brasil ini
cukup dikenal di Industri pertambangan global.
Di Indonesia, Vale memproduksi nikel dalam matte, yang merupakan produk
antara bijih lateratik pada fasilitas-fasilitas penambangan dan pengolahan terpadu di dekat
Sorowako di Sulawesi. Memang, sejak didirikan pada juli 1968, Vale beroperasi di
bawah perjanjian kontrak karya dengan Pemerintah Indonesia untuk mengekplorasi,
menambah, mmengolah dan memproduksi nikel.

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

10

Luas areal kontrak karya secara keseluruhan yang dikantongi Vale mencapai
190.510 hektar. Tidak heran jika Vale menjadi salah satu perusahaan pertambangan yang
berpengaruh di Indonesia.
Pada Triwulan pertama 2013, Vale berhasil mencatat laba sebesar USD31,5 juta.
Tahun ini, Vale menganggarkan belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar
USD216 juta setara Rp2,1 triliun.
Untuk meningkatkan performa perusahaan, Vale memutuskan meningkatkan
kapasitas nominal tanur dari 75 mega watt (MW) menjadi 90 MW, setelah memastikan
pasokan listrik sudah memadai dengan beroperasinya PLTA Karebbe. Dari sisi produksi,
pada triwulan pertama tahun ini Vale mampu memproduksi 18.514 metrik ton nikel
dalam maatte.
Melihat hasil ini, pihak manajemen Vale tetap berkeyakinan bahwa perseroan
dapat mencapai target peningkatan produksi sebesar 10% lebih tinggi dibanding produksi
2012. Produksi triwulan pertama ini setidaknya 49% lebih tinggi dibanding produksi
periode yang sama tahun lalu sebesar 12.431 ton, dibanding produksi triwulan
sebelumnya (triwulan ke-4/2012), produksi kali ini menurun 13%, hal ini disebabkan
karena Vale melakukan aktifitas pemeliharaan pada salah satu tanur listrik. Begitu juga
dengan penjualan nikel matte yang mengalami penurunan dibanding triwulan keempat
tahun lalu yang mencapai 20.768 ton. Pada triwulan pertama 2013 penjualan sebasar
18.899 ton. Tetapi, pencapaian tersebut lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun
lau di mana 12.732 ton. Harga realisasi rata-rata nikel Vale pada triwulan pertama
2013,4% sedikit lebih tinggi dari harga pada triwulan pertama 2012 sebesar USD13.176
per ton.
Namun karena ketidakpastian ekonomi global berlanjut hingga awal tahun ini maka
harga realisasi rata-rata nikel Vale masih 12% lebih rendah dibanding triwulan pertama
2012 sebesar USD15.470 per ton. Rendahnya produksi di triwulanan pertama 2013

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

11

dibanding triwulan sebelumnya sehingga pendapatan menurun 6% dari USD273,6 juta
pada triwulan keempat 2012 menjadi USD258,4 juta pada triwulan pertama 2013.
Sedangkan beban pokok pendapatan Vale pada triwulan pertama 2012 juga sedikit
mengalami penurunan 1% dibanding triwulan sebelumnya, terutama disebabkan
rendahnya penggunaan bahan bakar dan komponen bahan pembantu akibat rendahnya
tingkat produksi, diimbangi biaya pemeliharaan. Vale mengkomsumsi 607.539 barel
minyak bakar bersulfur tinggi (HSFO) dengan biaya rata-rata USD103,05per barel pada
triwulan pertama 2013 dibanding triwulan sebelumnya sebesar 655.520 barel dengan
biaya rata-rata USD108, 87 per barel.
Pada triwulan pertama 2013 perseroan juga menggunaakan 14.433 kiloliter bahan
bakar diesel dengan biaya rata-rata USD085 per liter sementara pada triwulan
sebelumnya sebesar 15.108 kiloliter dengan biaya rata-rata USD0,86 per liter. Sementara
laba sebelum bunga pajak depresiasi dan amortisasi (EBITDA) sebesar USD74,0juta
pada triwulan pertama 2013. Dibanding depresiasi dan amortisasi sebelumnya, EBITDA
yang dicapai pada triwulan pertama 2013 adalah 13% lebih rendah karena menurunnya
volume penjualan.
Meskipun demikian, perusahaan tetap optimistis dengan mengusung strategi untuk
memaksimalkan potensi pendapatan melalui peningkatan produksi. Disamping itu,
perusahaan juga akan mengoptimalkan efisiensi melalui inovasi dan kebersamaan dan
mengelola biaya untuk meningkatkan margin.

1.3 Laporan Auditor
Laporan No.A140226002/DC2/HSH/II/2014
Kami telah mengaudit laporan keuangan PT Vale Indonesia Tbk
(Perseroan”) yang terdiri dari laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember
2013, serta laporan laba- rugi komperhensif, laporan perubahan ekuitas dan

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

12

laporan arus kas unutk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu
ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Tanggung jawab manejemen atas laporan keuangan
Manajemen bertanggung

jawab atas penyusunan dan penyajian wajar

laporan keuangan ini sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh
manejemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas
dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh keuangan
maupun kesalahan.
Tanggung jawab Auditor
Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan
keuangan ini berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan

audit kami

berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan
etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh
keyakinan memadai tentang apakh laporan keuangan bebas dari kesalahan
penyajian maaterial.
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit
tentang angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur
yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas
risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang
disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian
risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang
relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan entitas

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

13

untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi
bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian
internal entitas. Suatu edit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan
kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang
dibuat oleh manejemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan
keuangan secara keseluruhan.
Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan
tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit kami.
Opini
Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Vale Indonesia Tbk
tanggal 31 Desember 2013 serta kinerja keuangan dan arrus kas untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia
JAKARTA
26 Februari 2014

Drs.Haryanto Sahari, CPA
Surat Ijin Akuntansi Publik/License Of Public Accountant No.AP0223

1.4 Perubahan kebijakan akuntansi dan dampaknya terhadap laporan
keuangan
Berikut ini adalah amandemen terhadap standar yang diterapkan PT Vale
untuk pertama kali pada tahun keuangan yang dimulai 1 Januari 2012.

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

14

1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 (Revisi 2010),
“Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”
Standar yang telah direvisi mensyaratkan entitas untuk menentukan mata
uang fungsional dan menjabarkan seluruh mata uang asing ke mata uang
fungsionalnya.
Mata uang fungsional ditentukan dengan menggunakan hierarki factor
primer dan sekunder. Mata uang fungsional dan mata uang pelaporan
Perseroan telah konsisten sejak pendirian Perseroan dan adalah Dolar AS.
2 PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”
Perusahaan dan entitas anak telah memilih untuk mengubah kebijakan
akuntansinya dengan mengakui keuntungan/kerugian actuarial secara
keseluruhan melalui pendapatan komprehensif lainnya. Sesuai dengan
ketentuan transisi standar ini, dampak perubahan tersebut diakui secara
prospektif.
3 PSAK No. 33 (Revisi 2011), “Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum”
Standar baru hanya mencakup aktivitas pengupasan lapisan tanah dan
pengelolaan lingkungan hidup pada perusahaan tambang.
Sebelumnya, PSAK No. 33 tersebut mencakup juga aktivitas
penambangan pada tahap eksplorasi, pengembalian dan tahap konstruksi.
Biaya persediaan dan produksi tidak spesifik diatur dalam standar baru ini.
Standar ini tidak menimbulkan perubahan terhadap kebijakan akuntansi
Perseroan.

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

15

4 PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”
PSAK No. 60 memperkenalkan pengungkapan baru yang lebih jelas terkait
dengan instrument keuangan mengenai pengukuran nilai wajar dan risiko
likuiditas instrument keuangan. Standar baru ini membutuhkan
pengungkapan pengukuran nilaiwajar dalam tiga hierarki. Penerapan
standar baru ini menghasilkan pengungkapan tambahan tetapi tidak
berdampak terhadap posisi keuangan atau pendapatan komprehensif
Perseroan.
5 PSAK No. 64, “Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan
Sumber Daya Mineral”
Standar ini mengatur perlakuan dan persyaratan atas biaya pengeluaran
saat kegiatan eksplorasi dan evaluasi. Entitas harus menentukan kebijakan
akuntansi yang mengatur pengukuran yang akan diakui sebagai aset
eksplorasi dan evaluasi dan menerapkannya secara konsisten. Standar ini
juga mewajibkan entitas untuk menguji penurunan nilai atas aset
eksplorasi dan evaluasi ketika terdapat fakta dan kondisi yang
mengindikasikan bahwa jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi
melebihi jumlah terpihaknya. Standar ini tidak menimbulkan perubahan
terhadap kebijakan akuntansi Perseroan.

BAB II
ANALISIS BISNIS PT. VALE INDONESIA Tbk
2.1 Analisis Aktivitas Investasi
Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

16

Aktivitas investasi perusahaan merupakan aktivitas yang
berkaitan dengan pengalokasian dana untuk membiayai aktiva
(investasi) perusahaan.
Menurut Subramanyam dan Wild (2009) bahwa aktiva
dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu: aktiva lancar dan
aktiva tidak lancar. Aktiva lancar merupakan sumber daya yang
dengan mudah dialihkan menjadi kas dalam siklus operasi
perusahaan, seperti kas dan setara kas, piutang, persediaan, dan
biaya dibayar dimuka. Aktiva tidak lancar

merupakan sumber

daya yang diperkirakan memberikan manfaat bagi perusahaan
melebihi periode berjalan, seperti peralatan, bangunan, investasi
jangka panjang, dll. Selanjutnya, untuk kepentingan analisis,
aktiva juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) aktiva
fnansial (finanniaan翠 n anssssetsss), seperti surat-surat berharga, dan
berbagai aktiva non operasi lainnya, dan (2) aktiva operasi
(opetransang n anssssetsss), seperti kas, persediaan, piutang, peralatan,
bangunan, dll.
Tabel 2.1 Analisis aktivitas investasi PT Vale Indonesia Tbk tahun 2013
Aktiva
Aktiva Lancar:
Kas dan Setara Kas
Kas yang dibatasi penggunaannya
Piutang Usaha
-Pihak Berelasi
Persediaan
Pajak Dibayar di muka
- Pajak Penghasilan Badan
- Pajak Lainnya

Nilai(US$
Ribu)

Keterangan

221.345 Aktiva Operasi
4.181 Aktiva Operasi
96.696 Aktiva Operasi
143.293 Aktiva Operasi
116.865 Aktiva Operasi

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

17

Biaya Dibayar di Muka dan Muka
Aset Keuangan Lancar lainnya
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva Tidak Lancar:
Pajak Dibayar di muka
- Pajak Penghasilan Badan
- Pajak Lainnya
Piutang Non Usaha
- Pihak Berelasi
Aset Tetap
Aset Keuangan Tidak Lancar lainnya
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
Jumlah Aktiva

6.172 Aktiva Operasi
8.143 Aktiva Operasi
596.695

14.241 Aktiva Operasi
47.292 Aktiva Operasi
376 Aktiva Operasi
1.637.139 Aktiva Operasi
16.567 Aktiva Financial
1.715.615
2.312.310

Sumber: Lampiran 1. Neraca PT Vale Indonesia Tbk

Berdasarkan Tabel 2.1 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2013,
keputusan investasi yang diambil oleh manajemen PT Vale Indonesia Tbk dan
meliputi:
1) Aktiva lancar sebanyak tujuh komponen senilai 596.695yang
seluruhnya merupakan aktiva operasi senilai 100% dari aktiva
lancar. Ini mengindikasikan bahwa investasi jangka pendek
perusahaan

seluruhnya

merupakan

aktiva

yang

secara

langsung mendukung operasi perusahaan.
2) Aktiva tidak lancar sebanyak lima komponen dengan nilai
1.717.615 yang terdiri dari satu komponen sebagai aktiva
fnansial senilai 0,97% dari keseluruhan aktiva tidak lancar
serta empat komponen sebagai aktiva operasi senilai 99,03%
dari keseluruhan aktiva tidak lancar. Ini mengindikasikan
bahwa investasi jangka panjang perusahaan lebih didominasi
oleh aktiva yang mendukung secara langsung aktivitas
operasi perusahaan.

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

18

3) Keseluruhan aktivitas investasi perusahaan terdiri dari 12
komponen investasi senilai 2.312.310 yang meliputi tujuh
komponen investasi jangka pendek senilai 25,81% dari
keseluruhan nilai investasi dan lima komponen investasi
jangka panjang senilai 74% dari keseluruhan nilai investasi. Ini
mengindikasikan bahwa aktivitas investasi perusahaan relatif
sama antara yang memiliki masa jatuh tempo satu tahun dan
yang lebih dari satu tahun. Secara ringkas ditunjukkan pada
Gambar 2.1

Analisis Common-Size Aktivitas Investasi Tahun 2013
Jumlah Aktiva Lancar
25.81%

74.19%

Gambar 2.1 Analisis Common-Size Aktivitas Investasi Tahun 2013

2.2 Analisis Aktivitas Pendanaan
Analisis aktivitas pendanaan (financing activities) meliputi analisis
kewajiban yaitu kewajiban lancar dan tidak lancar serta sewa guna usaha
(leasing), dan juga ekuitas.

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

19

Keputusan

pendanaan

perusahaan

berkaitan

dengan

pemilihan jenis pendanaan dan sumbernya. Secara garis besar,
ada tiga jenis pendanaan bagi perusahaan yaitu:
1. Pendanaan hutang
Pendanaan

hutang

(detbs n finanniang)

disebut

juga

kewajiban bagi perusahaan yang dibangun melalui transaksi
pinjam-meminjam.

Tabel 2.2 Analisis aktivitas pendanaan PT Vale Indonesia Tbk tahun 2013

Uraian
Liabilitas Jangka Pendek :
Utang Usaha
- Pihak-pihak berelasi
- Pihak ketiga
Akrual
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek
Utang Pajak
Bagian lancar atas Pinjaman Bank Jangka Panjang
Bagian lancar atas Liabilitas Imbalan Pascakerja
Liabilitas atas Pembayaran Berbasis Saham
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang :
Pinjaman Bank Jangka Panjang
Liabilitas Imbalan Pascakerja Jangka Panjang
Liabilitas Pajak Tangguhan
Provisi atas penghentian pengoperasian aset

Nilai
(US$
Ribu)

Keterangan

6.037
59.736
36.951
14.173
3.572
35.750
345
13
1.438
158.015

Kewajiban Operasi

183.120
21.567
161.037
44.909

Kewajiban Pendanaan
Kewajiban Operasi
Kewajiban Operasi
Kewajiban Operasi

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang

410.633

Jumlah Liabilitas

568.648

Kewajiban Operasi
Kewajiban Operasi
Kewajiban Operasi
Kewajiban Pendanaan
Kewajiban Operasi
Kewajiban Pendanaan
Kewajiban Operasi

Sumber : Lampiran 1. Neraca PT Vale Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

20

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun
2013,

keputusan

pendanaan

hutang

yang

diambil

oleh

manajemen PT Vale Indonesiameliputi:
1) Kewajiban

Jangka

berjumlah158.015
sebagai

Pendek
yang

kewajiban

sebanyak

terdiri

pendanaan

dari

9

komponen

dua

komponen

senilai

22,63%

dari

kewajiban jangka pendek serta enam komponen sebagai
kewajiban operasi senilai 38,93% dari kewajiban jangka
pendek. Ini mengindikasikan bahwa pendanaan jangka
pendek perusahaan lebih didominasi oleh pendanaan
yang tidak memiliki beban fnansial berupa bunga.
2) Kewajiban Jangka Panjang sebanyak 4 komponen dengan
jumlah410.633 yang terdiri dari satu komponen sebagai
kewajiban pendanaan senilai 44,59% dari kewajiban
jangka panjang serta tiga komponen sebagai kewajiban
operasi senilai 55,41% dari kewajiban jangka panjang. Ini
mengindikasikan

bahwa

pendanaan

jangka

panjang

perusahaan lebih didominasi oleh pendanaan yang tidak
memiliki beban fnansial berupa bunga.
3) Keseluruhan pendanaan hutang perusahaan terdiri dari
13 komponen pendanaan dengan jumlah 568.648 yang
meliputi 9 komponen pendanaan jangka pendek senilai
27,79%

dari

keseluruhan

nilai

pendanaan

dan

4

komponen pendanaan jangka panjang senilai 72,21% dari

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

21

keseluruhan nilai pendanaan. Ini mengindikasikan bahwa
pendanaan hutang perusahaan lebih dominan memiliki
masa jatuh tempo lebih dari satu tahun. Ini juga
mengindikasikan kebijakan pendanaan yang longgar.
2. Pendanaan ekuitas
Pendanaan ekuitas (equity financing) biasa juga disebut pendanaan dari
pemilik atau pemegang saham.Pendanaan ekuitas merupakan jenis pendanaan
jangka panjang bagi perusahaan.Secara umum, pendanaan ekuitas terdiri atas
saham biasa, saham preferen, laba ditahan, dan ekuitas lainnya.Pendanaan ekuitas
juga dapat dibentuk dari beberapa komponen, seperti setoran pemegang saham,
penyesuaian nilai, dan laba perusahaan.Penggunaan atas pendanaan ekuitas
menimbulkan beban finansial berupa dividen. Pendanaan ekuitas tergolong jenis
pendanaan yang berisiko rendah karena tidak adanya beban tetap yang harus
ditanggung oleh pengguna dana kecuali saham preferen. Namun, nilai saham
preferen biasanya relatif kecil.
Analisis ekuitas terhadap PT Vale IndonesiaTbk, adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3.Analisis ekuitas PT Vale Indonesia Tbk tahun 2013.
Uraian
Modal Saham
- Modal Dasar
- Modal ditempatkan dan disetor penuh
Tambahan Modal Disetor
Saldo Laba:
- Dicadangkan
- Belum dicadangkan
Jumlah Ekuitas

Nilai
39.745.354.880
136.413
277.760
47.713
1.281.776
1.743.662

Sumber: Lampiran 1. Neraca PT Vale Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

22

Berdasarkan Tabel 2.3 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2013,
keputusan pendanaan ekuitas PT Vale Indonesia Tbk meliputi lima komponen.
Darilima komponen ini dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Pendanaan ekuitas yang bersumber dari setoran pemegang saham senilai
414.173 atau 23,75% dari nilai ekuitas keseluruhan.
b) Pendanaan ekuitas yang bersumber dari laba perusahaansenilai 1.329.489
atau 76,25% dari nilai ekuitas keseluruhan.
Ini mengindikasikan bahwa pendanaan ekuitas PT Vale Indonesia pada tahun
2013, dominan bersumber dari laba perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
pendanaan yang digunakan oleh PT Vale Indonesia Tbk pada tahun 2013
meliputi: pendanaan utang sebesar 25%, pendanaan ekuitas sebesar 75%, dan
pendapatan lain-lain 0%. Ini menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan
pendanaan yang dominan berisiko rendah. Dapat dilihat pada Gambar
2.2.

Analisis Common-size Analisis Pendanaan Tahun 2013
Pendanaan Utang

Pendanaan
24.59% Ekuitas

75.41%

Gambar 2.2. Analisis common-size pendanaan PT Vale Indonesia Tbk tahun 2013

2.3 Analisis Aktivitas Operasi

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

23

Aktivitas operasi (opetransang n anisavasaetss) merupakan suatu
aktivitas yang menghasilkan output berupa barang atau jasa
yang kemudian menjualnya untuk menghasilkan pendapatan,
dan akhirnya dari pendapatan akan dihasilkan laba setelah
memperhitungkan biaya-biaya dan beban-beban.Oleh karena itu,
analisis aktivitas operasi akan difokuskan pada analisis terhadap
laba rugi dan komponen-komponen pembentuknya, seperti
pendapatan dan biaya-biaya atau beban.
Tabel 2.4.Analisis Aktivitas Operasi PT Vale Indonesia Tbk tahun 2013.
Uraian
Pendapatan
Beban Pokok Penjualan
Laba Kotor
Pendapatan Lainnya
Beban Usaha
Beban Lainnya
Laba Usaha
Biaya Keuangan
Laba dari operasi yang dilanjutkan
sebelum
pajak penghasilan
Beban Pajak Penghasilan
Laba Periode Berjalan Dari Operasi
Yang
Dilanjutkan
Laba Periode Berjalan
Pendapatan Komprehensif lain
Kerugian aktuarial dari program pensiun
iuran
pasti dan imbalan kesehatan pascakerja
Jumlah Laba Komprehensif Periode
Berjalan
Laba Per Saham (dalam Dolar AS)

Nilai
721.071
(605.242)
115.829
(353)
9.765
29.107
77.310
11.192

Analisis Common
Size
100%
-83,94%
16,06%
-0,05%
1,35%
4,04%
10,72%
1,55%

66.118
18.835

9,17%
2,61%

47.283
47.283

6,56%
6,56%

15

0,00%

47.268
0.005

6,56%

Sumber : Laporan Laba Rugi PT.Vale Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

24

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2013, PT Vale
Indonesia

menghasilkan

pendapatan

usaha

bersih

senilai

721.071. Dari pendapatan ini dihasilkan laba kotor sebesar
16,06%, laba usaha sebesar 10,72%, laba sebelum pajak
penghasilan sebesar

9,17%, serta laba bersih juga sebesar

6,56%.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas mengindikasikan
bahwa

besarnya

beban

pokok

penjualan

cukup

signifkan

mempengaruhi laba kotor; sementara beban usaha juga cukup
signifkan

mempengaruhi

laba

usaha;

laba

sebelum pajak

penghasilan lebih besar dari laba usaha karena pendapatan non
operasi bersih mengalami surplus.

Analisis Biaya dan Beban Tahun 2013
1.45%

1.66%
2.79%
4.32%

Beban Pokok Penjualan
Beban Usaha
Beban Lainnya
Biaya Keuangan

89.78%

Beban Pajak
Penghasilan

Gambar 2.3 Analisis Biaya dan Beban Tahun 2013

Gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2013, PT
Vale mengeluarkan beban pokok penjualan sebesar 90% dari
keseluruhan biaya dan beban, beban usaha dan beban pajak
penghasilan masing-masing 1% dan 3%, biaya keuangan sebesar

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

25

2%. Ini mengindikasikan bahwa pengeluaran terbesar untuk
aktivitas operasi adalah untuk kegiatan produksi/operasi.

BAB III
ANALISIS LIKUIDITASPT. VALE INDONESIA Tbk

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

26

Menurut S. Munawir likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih, perusahaan yang
mampu memenuhi kewajiban keuangannnya tepat pada waktunya berarti
perusahaan tersebut dalam keadaaan “likuid” dan koperasai dikatakan mampu
memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut
menpunyai alat pembayaran atau pun aktiva lancar yang lebih besar dari pada
hutang lancar atau hutang jangka pendek dan sebaliknya ”. Menurut Sutrisno,
M.M dalam buku Manajemen Keuangan : “Likuiditas adalah kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang harus segara dipenuhi ”. ( Sutrisno,
2000:18). Dari definisi diatas dapat disimpulkan likuiditas adalah kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.Untuk
melihat apakah perusahaan dalam keadaan likuid atau tidak likuid dapat dianalisis
dengan menggunakan 2 (dua) sumber informasi yaitu modal kerja (working
capital) dan aktivitas operasi perusahaan (operating activity).Perusahaan dalam
keadaan

likuid

apabila

mampu

memenuhi

kewajiban

jangka

pendeknya.Sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban
jangka pendeknya maka perusahaan dalam keadaan tidak likuid.
3.1

Analisis Likuiditas Modal Kerja
Untuk mengukur tingkat likuiditas dari sumber informasi modal kerja PT

Vale Indonesia Tbk, dapat diukur dengan menggunakan beberapa teknik analisis
sbb :
1. Common Size Analysis
Dari diagram diatas ditunjukkan pada tahun 2012 aset lancar terdiri dari
30% kas dan setara kas, 3% kas yang dibatasi penggunaannya, 20% dari pihakAnalisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

27

pihak berelasi, 27% dari persediaan, 8% dari pajak penghasilan dibayar dimuka,
8% dari pajak lain-lain dibayar dimuka, 2% dari biaya dibayar dimuka dan uang
muka, dan asset keuangan lancer lainnya.
Tabel 3.1 Aset Lancar PT Vale Indonesia Tbk.

ASSET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Kas Yang Dibatasi Penggunaannya
Piutang Pihak-Pihak Berelasi
Sumber: Neraca PT Vale Indonesia Tbk.

Aset Lancar PT Vale Indonesia Tbk. Tahun 2013
Kas dan Setara
Kas
Persediaan
Biaya Dibayar
Dimuka dan Uang
Muka

Kas Yang Dibatasi
Penggunaannya
Pajak Penghasi lan
Badan Dibayar
Dimuka
Asset Keuangan
Lancar Lainnya

Piutang PihakPihak Berelasi
Pajak Lain-Lain
Dibayar Dimuka

Gambar 3.1 Diagram Aset Lancar PT Vale Indonesia Tbk. Tahun 2013

Dari diagram diatas ditunjukkan pada tahun 2013 aset lancar terdiri dari 31% kas
dan setara kas, 3% kas yang dibatasi penggunaannya, 23% dari pihak-pihak
berelasi, 26% dari persediaan, 9% dari pajak penghasilan dibayar dimuka, 7% dari

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

28

pajak lain-lain dibayar dimuka, 1% dari biaya dibayar dimuka dan uang muka,
dan 2% aset keuangan lancar lainnya.

Aset Lancar PT Vale Indonesia Tbk. Tahun 2012
Kas dan Setara Kas
Piutang Pihak-Pihak
Berelasi
7.85% 1.71%1.87%Pajak Penghasilan
Badan Dibayar
8.02% 30.49%
Dimuka
27.06% 3.07%
Biaya Dibayar
19.94%
Dimuka dan Uang
Muka

Kas Yang Dibatasi
Penggunaannya
Persediaan
Pajak Lain-Lain
Dibayar Dimuka
Asset Keuangan
Lancar Lainnya

Gambar 3.1 Diagram Aset Lancar PT Vale Indonesia Tbk. Tahun 2012

Dari diagram diatas ditunjukkan pada tahun 2012 aset lancar terdiri dari 30% kas
dan setara kas, 3% kas yang dibatasi penggunaannya, 20% dari pihak-pihak
berelasi, 27% dari persediaan, 8% dari pajak penghasilan dibayar dimuka, 8% dari
pajak lain-lain dibayar dimuka, 2% dari biaya dibayar dimuka dan uang muka,
dan asset keuangan lancer lainnya.

Tabel 3.2 Liabilitas Jangka Pendek PT Vale Indonesia Tbk.

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

29

LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Usaha Pihak Berelasi
Utang Usaha pihak ketiga
Akrual
Sumber: Neraca PT Vale Indonesia Tbk.

Liabilitas Jangka Pendek PT Vale Indonesia Tbk. Tahun 2012
Utang Usaha Pihak
Berelasi
Liabilitas Imbalan
kerja Jangka Pendek

Utang Usaha pihak
ketiga
Utang Pajak

Bagian Lancar Atas
Liabilitas Imbalan
Pascakerja

Liabilitas Atas
Pembayaran berbasisi Saham

Akrual
Bagian Lancar Atas
Pinjaman Bank
Jangka Panjang
Liabilitas Keuangan
Jangka Pendek
Lainnya

Gambar 3.3 Diagram Liabilitas Jangka Pendek PT Vale Indonesia Tbk Tahun 2012

Dari gambar di atas ditunjukkan bahwa liabilitas jangka pendek terdiri dari
7% utang bank, 41% utang usaha pihak ketiga, 19% akrual, 8% liabilitas imbalan
jangka pendek, 3% utang pajak, 21% bagian lancar atas pinjaman bank jangka
panjang, 1% liabilitas atas pembayaran berbasis saham, dan 7% liabilitas
keuangan jangka pendek lainnya.

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

30

Liabilitas Jangka Pendek PT Vale Indonesia Tbk. Tahun 2013
Utang Usaha Pihak
Berelasi
Liabilitas Imbalan
kerja Jangka Pendek

Utang Usaha pihak
ketiga
Utang Pajak

Bagian Lancar Atas
Liabilitas Imbalan
Pascakerja

Liabilitas Atas
Pembayaran berbasisi Saham

Akrual
Bagian Lancar Atas
Pinjaman Bank
Jangka Panjang
Liabilitas Keuangan
Jangka Pendek
Lainnya

Gambar 3.4 Diagram Liabilitas Jangka Pendek PT Vale Indonesia Tbk Tahun 2013

Dari gambar di atas ditunjukkan bahwa liabilitas jangka pendek terdiri dari
3% utang bank, 32% utang usaha pihak ketiga, 23% akrual, 10% liabilitas
imbalan jangka pendek, 3% utang pajak, 27% bagian lancar atas pinjaman bank
jangka panjang, dan 3% liabilitas keuangan jangka pendek lainnya.
2. Ratio Analisis
a) Current Ratio
Current Ratio adalah membandingkan antara total aktiva lancar
dengan kewajiban lancar (current assets/current liabilities). Current
Assets merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang, atau
siklus operasi usaha yang normal yang lebih besar.Current Liabilities
merupakan kewajiban pembayaran dalam satu (1) tahun atau siklus
operasi yang normal dalam usaha.Tersedianya sumber kas untuk
memenuhi kewajiban tersebut berasal dari kas atau konversi kas dari
aktiva lancar. Perusahaan baru dapat dikatakan liquid apabila current

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

31

rationya > 2,00 dan margin of safety > 1,00. Rumus untuk menghitung
current ratio adalah :
Current Ratio=

CurrentAsset
CurrentLiabilities

Tabel 3.3 Perhitungan Current Ratio PT Vale Indonesia Tbk.
Tahu
n

Aktiva Lancar

Kewajiban Lancar

Rasio
Lancar

(US$Ribu)

(US$Ribu)

2012

564. 890

165.665

3, 41

2013

557.495

168.900

3,30

Sumber: Neraca PT Vale Indonesia Tbk.

a. Curretns nRansao npada tahun 2012 sebesar 3,41 artinya,
setiap $ 1 hutang dijamin oleh $ 3,41 aktiva lancar.
Curretns nRansao npada tahun 2013 sebesar 3,30 artinya,
setiap $ 1 hutang dijamin oleh $ 3,30 aktiva lancar.
b.

Standar normatif atas penilaian likuiditas perusahaan dengan
menggunakan rasio lancar adalah 2,0. Artinya setiap $ 1 kewajiban
lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar $ 2,0 atau marjin
keamanan sebesar $ 1. Jadi berdasarkan perhitungan di atas
menunjukkan bahwa pada tahun 2012 dan 2013, PT Vale Indonesia
Tbk dan Anak Perusahaan dalam kondisi likuid karena nilai rasio
lancar lebih besar dari 2,0, dimana pada tahun 2012 rasio lancarnya
3,41 dan 2013 rasio lancarnya adalah 3,30.

b) Cash Ratio
Rasio ini menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi hutang
lancar.Rasio ini adalah rasio yang paling likuid.Aktiva
yang paling likuid adalah kas dan surat

perusahaan

berharga. Cash ratio

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

32

menunjukkan

kemampuan

perusahaan

untuk membayar

utang

jangka pendek dengan kas dan surat berharga yang dapat segera
diuangkan. Rumus untuk menghitung cash ratio adalah :

Cash Ratio=

Cash+ Setara Kas+investasi SSB jangka pendek
Kewajiban Lancar

Tabel 3.4 Perhitungan Cash RatioPT Vale Indonesia Tbk.

Tahu
n

Kas & Setara
Kas (US$Ribu)

Investasi
Jangka
Pendek
(US$Ribu)

2012

172.239

0

165.665

1,04

2013

200.020

0

168.900

1,18

Kewajiban
Lancar
(US$Ribu)

Rasio
Kas

Sumber: Neraca PT Vale Indonesia Tbk.

Canssh nransao sebesar 1,04 pada tahun 2012 menunjukkan
bahwa untuk setiap $ 1,0 kewajiban lancar tersedia atau
dijamin oleh Kas, setara kas, dan Investasi Jk. Pendek
sebesar $ 1,04 atau setiap Kewajiban Lancar hanya
dijamin sebesar 104% dari Kas, Setara Kas, dan Investasi
Jangka

Pendek.

Sedangkan

pada

tahun

2013

menunjukkan bahwa untuk setiap $ 1,0 kewajiban lancar
tersedia atau dijamin oleh Kas, setara kas, dan Investasi
Jk. Pendek sebesar 1,18 atau setiap Kewajiban Lancar
hanya dijamin sebesar 118% dari Kas, Setara Kas, dan
Investasi Jangka Pendek. Semakin tinggi ianssh n ransao
semakin likuid perusahaan.
c) Acid Test Ratio (Quick Ratio)
Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

33

Rasio Cair (Acid Ratio) atau sering pula disebut sebagai Rasio
Cepat (Quick Ratio) adalah sebuah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva
lancar untuk menutupi utang lancarnya. Yang termasuk ke dalam rasio
lancar adalah aktiva lancar yang dapat dengan cepat diubah dalam
bentuk kas, termasuk di dalamnya akun kas, surat-surat berharga,
piutang dagang, beban dibayar di muka, dan pendapatan yang masih
harus diterima.
Persediaan barang dagang tidak dihitung meskipun termasuk
dalam aktiva lancar, karena persediaan dianggap sebagai aktiva lancar
yang sulit diubah menjadi kas. Rumus untuk menghitung Rasio Cair
(Acid Ratio) adalah sebagai berikut:
Quick Ratio=

Aktiva Lancar−Persediaan
Hutang Lanvar

Tabel 3.5 Perhitungan Quick RatioPT Vale Indonesia Tbk.

Persediaan

Tahun

Aktiva
Lancar
(US$Ribu)

(US$Ribu)

Kewajiban
Lancar
(US$Ribu)

Rasio
Cepat

2012

564.890

152.849

165.665

2,49

2013

557.495

150.996

168.900

2,41

Sumber: Neraca PT Vale Indonesia Tbk.

a. Berdasarkan table diatas dapat dijelaskan bahwa
pada tahun 2012 setiap $ 1 hutang dijamin oleh
$2,49 aktiva lancar diluar persediaan. Pada tahun
2013setiap $ 1 hutang dijamin oleh $ 1,45 aktiva
lancar diluar persediaan.
Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

34

b. Standar normatif atas penilaian likuiditas perusahaan
dengan menggunakan quick ratio adalah 1,0. Jadi,
berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa PT
Vale Indonesia Tbk pada tahun 2012 dan 2013
sangat likuid.
Pendekatan Analisis Likuiditas Modal Kerja
Tabel 3.6 Perbandingan ratio likuiditas modal kerja PT Vale Indonesia
Tbk.

No

Rasio-rasio Likuiditas

2012

2013

Analisis Tren
Jumlah

Persen

1

Current Ratio

3,41

3,30

-0,11

-3,33

2

Cash Ratio

1,04

1,18

0,14

11,86

3

Quick Ratio

2,49

2,41

-0,18

-7,47

Sumber: Tabel 3.3, table 3.4, dan table 3.5

 Current ratio mengalami penurunan ditahun 2013 sebesar 0,11 kali
atau 3,33%. Berdasarkan neraca PT Vale Indonesia Tbk dan Anak
Perusahaan menunjukkan bahwa penurunancurrent ratio sebagai
akibat dari penurunan aktiva lancar sebesar 1,33% lebih rendah dari
penuruan

kewajiban

lancar

sebesar

7,90%.

Kondisi

ini

mengindikasikan posisi keuangan jangka pendek perusahaan yang
kurang baik.
 Cash ratio mengalami peningkatan ditahun 2013 sebesar 0,14 kali atau
11,86%. Berdasarkan neraca PT Vale Indonesia Tbk dan Anak
Perusahaan menunjukkan bahwa peningkatancash ratio sebagai akibat
dari peningkatankas dan setara kas sebesar 13,89% dibandingkan
dengan penuruan kewajiban lancar sebesar 7,90%. Kondisi ini

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

35

mengindikasikan posisi keuangan jangka pendek perusahaan yang
lebih baik.
 Quick ratio mengalami penurunan ditahun 2013 sebesar 0,18 kali atau
7,47%. Berdasarkan neraca PT Vale Indonesia Tbk dan Anak
Perusahaan menunjukkan bahwa penurunan rasio cepat sebagai akibat
dari penurunan aktiva lancar sebesar 1,33% lebih rendah dari
penuruan kewajiban lancar sebesar 7,90%; serta penurunan piutang
usaha pihak-pihak berelasi yang signifikan sebesar 70,92%. Kondisi
ini mengindikasikan posisi keuangan jangka pendek perusahaan yang
kurang baik.
3.2 Analisis Likuiditas Operasi
Hubungan siklus operasi perusahaan dengan liquiditas adalah apabila
semakin pendek siklus operasi perusahaan maka liquiditas perusahaan
semakin tinggi. Untuk menghitung liquiditas perusahaan berdasarkan
aktivitas operasi dapat digunakan beberapa teknik analisissbb :
1. Account Receivable Liquidity
Tabel 3.7 Pendapatan Bersih dan piutang usaha PT Vale Indonesia Tbk.
Pendapatan Bersih 2013
Piutang Usaha

$ 921.638

-

2012

$ 112.640

-

2013

$ 65.902

Sumber: Neraca dan Laporan Laba Rugi PT Vale Indonesia Tbk.

Perputaranpiutang=

Penjualan
Rata−RataPiutang

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

36

$ 921.638
¿ $ 112.640+ $ 65.902 =10,32kali
2
Rata−rataumurpuitang=360/Perputaranpiutang
¿ 360/10,32=35 hari

Dari perhitungan diatas, piutang PT Vale Indonesia Tbk
berputar sebanyak 10,32 kali dalam setahun dan memerlukan waktu
selama 35 hari untuk menagih piutang menjadi kas. Termin penjualan
kredit yang ditetapkan oleh perusahaan adalah n/30 makan dapat
disimpulkan bahwa kualitas pengelolaan piutang perusahaan tidak baik
karena rata-rata terjadi penunggakan pembayaran piutang selama 5 hari.
Jika dikaitkan dengan implementasi yang dilakukan oleh PT Vale
Indonesia Tbk, perhitungan diatas masih dikatakan wajar karena
walaupun waktu penagihannya lebih dari 30 hari tetapi piutangx tidak
mengalami penurunan piutang dan juga pihak manajemennya tidak
membuat penyisihan penurunan nilai atas kemungkinan kerugian atas
tidak tertagihnya piutang usaha.
2. Inventory Liquidity
Tabel 3.8 Harga Pokok Penjualan dan persediaan bersih PT Vale
Indonesia Tbk.
Harga Pokok Penjualan 2013
Persediaan Bersih

$ 781.744

-

2012

$ 152.849

-

2013

$ 150.996

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

37

Sumber: Neraca dan Laporan Laba Rugi PT Vale Indonesia Tbk.

Perputaranpersediaan=

HargaPokokPenjualan
Rata−rataPersediaan

$ 781.744
¿ $ 152.849+$ 150.996 =5,15 kali
2
Rata−rataumurpersediaan=360 /Perputaranpersediaan
¿ 360/5,15=70 hari
Dalam satu tahun persediaan berputar sebanyak 5,15 kali dalam
setahun dan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menahan persediaan
adalah 70 hari. Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin
tingginya

persediaan.Sebaliknya,

perputaran

yang

rendah

mengindikasikan kurangnya pengendalian persediaan yang efektif karena
semakin besar biaya penyimpanan persediaan serta memungkinkan
terjadinya keusangan atau kerusakan persediaan.
3. Current Liabilities
Pembelian=AdjustedCOGS + EndingInventory + BeginningInventory
Pembelian=$ 781.744 +$ 10.993−$ 13.282
¿ $779.455
Tabel 3.9 Pembelian Bersih dan Utang Usaha PT Vale
Indonesia Tbk.
Pembelian Bersih 2013
Utang Usaha

$ 779.455

-

2012

$ 79.059

-

2013

$ 75.515

PerputaranUtang=

Pembelian
Rata−RataUtang

Analisis Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk

38

$ 779.455
¿ $ 79.059+ $ 75.515 =10 kali
2
Rata−rataumurutang=360 / Perputaranutang
¿ 360/10=36 hari
Dari perhi