MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA SEJARAH PER (1)

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
SEJARAH PERUMUSAN MACAM-MACAM IDEOLOGI
DUNIA

Disusun oleh :
Salsabila Assofiyah

Teknologi Laboratorium Medik
Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten
1

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………..1
DAFTAR ISI………………………………………………..2
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………….4
A. Latar Belakang………………………………………….5
B. Rumusan Masalah………………………………………5
C. Tujuan…………………………………………………..
BAB II
PEMBAHASAN……………………………………...........6

A. Pengertian Idelogi………………………………………6
B. Sejarah kemunculan Ideologi…………………………..14
C. Ideologi-ideologi di Dunia……………………………...15
1.

Kapitalisme………………………………………….15

2.

Marxisme……………………………………………17

3.

Sosialisme…………………………………………..22

4.

Komunisme…………………………………………25

5.


Anarkisme…………………………………………..28

6.

Fasisme……………………………………………..29

7.

Liberalisme………………………………………...30

8.

Konservatsme……………………………………...33
2

9.

Individualisme……………………………………...35


10. Nasionalisme………………………………………..36
11.

Pancasila…………………………………………....37

BAB III
PENUTUP……………………………………………..........41
1. Simpulan………………………………………………41
2. Saran…………………………………………………..41
DAFTAR PUSTAKA………………………………………42

3

BAB 1
PENDAHULUAN
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah
Shubhanahu wa ta’ala bahwa atas segala izinnya
makalah ini dapat terselesaikan. Dan tak lupa pula
shalawat serta dalam semoga tercurahkan atas junjungan
kita Nabi besar Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam

serta keluarganya.
Kepada para pembaca kiranya dapat memanfaatkan
makalah ini dengan sebaik-baiknya sehingga akan lebih
melengkapi dan menambah pengetahuan para pembaca
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tegur sapa yang ikhlas dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini lebih berdaya guna dalam
pemanfaatannya Amiin.
A.Latar belakang
Karena memberikan pengesahan kepada pemerintah,
ideologi membenarkan adanya status quo. Tetapi ideologi
juga bisa digunakan oleh para pembaharu atau
pemberontak untuk menyerang status quo.

4

Ideologilah yang memungkinkan adanya komunikasi
simbolis antara pemimpin dan yang dipimpin, untuk
berjuang bahu-membahu demi prinsip bukan pribadi.
Ideologi juga merupakan suatu pedoman untuk memilih

kebijakan dan perilaku politik. Dan ideologi memberikan
cara kepada mereka yang menginginkan serta kepada
yang yakin akan arti keberadaannya dan tujuan
tindakannya. Karena itu keberhasilan suatu ideologi
tertentu, sedikit banyaknya merupakan masalah
kepercayaan yang lahir keyakinan yang rasional.
B.Rumusan Masalah
1.Apa itu ideologi?
2.Kapan awal munculnya suatu ideologi?
3.Ideologi apa saja yang ada didunia?
C.Tujuan Ideologi
1.untuk mengetahui apa itu ideologi
2.untuk mengetahui kapan kemunculan suatu ideologi
3. untuk mengetahui ideology-ideologi yang ada didunia

5

BAB II
PEMBAHASAN


Pengertian Ideologi
Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masingmasing negara mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai
dengan negaranya.Karena ideologi merupakan dasar atau
ide atau cita-cita negaratersebut untuk semakin
berkembang dan maju. Namun,
dengansemakinberkembangnya zaman, ideologi negara
tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman
dan tetap tertanam pada setiap warganya.
Ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila. Ideologi
pancasila ini dijadikan sebagai pandangan hidup bagi
bangsa Indonesia dalam mengembangkan negara
Indonesia dalam berbagai aspek. Dengan ideologi inilah
bangsa Indonesia bisa mencapai kemerdekaan dan
bertambah maju baik dari potensi sumber daya alam
maupun sumberdaya manusianya. Namun, dengan seiring
berjalannya waktu, semakin maju zaman, dan semakin
maju teknologi seolah-olah ideologi pancasila hanya
sebagai pelengkap negara agar tampak bahwa Indonesia
merupakan sebuah negara yang merdeka dan mandiri.
Banyak tingkah laku baik kalangan pejabat maupun

6

rakyatnya bertindak tidak sesuai dengan ideologi
pancasila. Ada beberapa faktor mengapa bangsa kita
sedikit melenceng dari ideologi pancasila. Selain
berkembangnya ideologi-ideologi luar atau selain
pancasila tetapi juga bangsi Indonesia kurang mengerti
ideologinya bahkan tidak tahu sama sekali. Oleh karena
itu penulis membuat makalah ini dengan judul “Pancasila
Sebagai Ideologi Nasional” agar kita mengenal ideologi
kita dan bertindak sesuai dengan ideologi kita.

Sejarah kemunculan Ideologi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi
sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad
ke-18 untuk mendefinisikan "ilmu tentang ide". Ideologi
dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai
cara memandang segala sesuatu (bandingkan
Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam
kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat

Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh
kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat.
Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi
adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar
pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik
7

sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara
implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah
ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem
berpikir yang eksplisit.
Kata ideologi berasal dari dua suku kata yaitu Ideos yang
berarti konsep/ide dan logos yang berarti ilmu, bila
digabungkan akan memberikan sebuah makna ilmu yang
mempelajari ide-ide manusia atau ilmu tentang ide-ide
manusia. Menurut Destutt de Tracy mengartikan ideologi
sebagai kumpulan ide atau gagasan manusia yang
diartikan sebagai sebuah pemahaman atau ide konseptual
yang mampu melihat wajah dunia dengan ketertarikannya

pada suatu masalah terutama dalam aspek kehidupan
sosial serta mampu memecahkannya dalam suatu lembaga
kemasyarakata. Lain lagi menurut Lyman Tower Sargent,
beliau mengartikan ideologi sebagai sebuah sistem nilai
atau keyakinan yang diterima sebagai fakta atau
kebenaran oleh sekelompok orang.
a. Destertt de Tracy
Ideologi adalah studi terhadap ide – ide/pemikiran
tertentu.
b. Descartes
Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia.
c. Machiavelli
8

Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang
dimiliki oleh penguasa.
d. e. Thomas H:
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi
kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan
mengatur rakyatnya.

e. f. Francis Bacon
Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari
suatu konsep hidup.
f. g. Karl Marx
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan
dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi
(mabda’) adalah pemikiran yang mencakup konsepsi
mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk
merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta,
metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi
absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode
untuk menyebarkannya.
Sehingga dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa
memandang sumber dari konsepsi Ideologi, maka Islam
adalah agama yang mempunyai kualifikasi sebagai
Ideologi dengan padanan dari arti kata Mabda’ dalam
konteks bahasa arab.
9


Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita
dapati hanya ada empat ideologi (mabda’). Yaitu
Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, fasisme,
dan Islam. Untuk saat ini tiga mabda pertama, masingmasing diemban oleh satu atau beberapa negara.
Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak
diemban oleh satu negarapun, melainkan diemban oleh
individu-individu dalam masyarakat. Sekalipun demikian,
mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.
Sumber konsepsi ideologi kapitalisme, sosialisme, dan
fasisme berasal dari buatan akal manusia, sedangkan
Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara’).
Ibnu Sina mengemukakan masalah tentang ideologi dalam
Kitab-nya "Najat", dia berkata:
"Nabi dan penjelas hukum Tuhan serta ideologi jauh lebih
dibutuhkan bagi kesinambungan ras manusia, dan bagi
pencapaian manusia akan kesempurnaan eksistensi
manusiawinya, ketimbang tumbuhnya alis mata, lekuk
tapak kakinya, atau hal-hal lain seperti itu, yang paling
banter bermanfaat bagi kesinambungan ras manusia,
namun tidak perlu sekali."
Ada beberapa pendapat lain mengenai sejarah
kemunculan ideology diantaranya, menurut Cheppy
Haricahyono ideologi ini muncul di akhir abad 19 yang
10

dicetuskan oleh para pemikir Prancis saat menghadapi
revolusi Prancis kala itu, dimana saat itu bisa ditemukan
sekelompok pemikir terkesan untuk mendalami “Physical
Science” yang berasumsi bahwa perkembangan dalam
sebuah pemikiran manusia terhadap kehidupan sosial
politiknya sangatlah penting bahkan kehidupan tersebut
disejajarkan dengan kemajuan yang telah dicapai oleh
ilmu-ilmu kealaman. Perkembangan selanjutnya
mengenai ideologi ini menurut Cheppy adalah dipakai
untuk menyebut hasil penemuan para pemikir dalam
mengkaji berbagai hal tentang pokok persoalan dalam
kehidupan sosial politik manusia.
Pada bagian lain, sejarah kemunculan ideologi ini
dilatarbelakangi oleh pemikiran Karl Marx yang dikenal
dengan istilah Marxisme. Menurut Karl Mark sendiri,
ideologi diartikan adalah segala macam ide yang muncul
sebagai sebuah produk/hasil dari suatu lembaga
kemasayarakatan yang dimana lembaga kemasyarakatn
ini merupakan produk dari sebuah refleksi atas kekuatankekuatan yang menguasai alam semesta ini. lebih lanjut
lagi mengenai pandangan Karl Marx dalam memaknai
sebuah ideologi adalah sebuah ajaran yang diciptakan
oleh sekelompok masyarakat yang paling dominan
kemudian dengan dominasi tersebut ia melindungi
11

kepentingan ekonominya. Dengan kata lain bahwa
ideologi sengaja diciptakan untuk diajarkan kepada kaum
tertindas agar kesadarannya tetap terkontrol dari kaum
dominan untuk menjaga kekuasaannya tanpa terusik dan
kemarahan dari kaum pekerja ataupun proletar.
Dalam perkembangannya di dunia terdapat berbagai
macam ideologi lahir dari para pemikir-pemikir dunia dan
menjadi anutan masyarakat pada berbagai negara di
belahan dunia serta dalam proses perkembangannya juga
ideologi-ideologi tersebut memiliki karakteristik yang
berbeda-beda namun masing-masing ideologi tersebut
hampir memiliki kesamaan dalam prinsip pokoknya,
dimana menurut Gilbert Abcarian dan George S.
Massanat prinsip pokok dari masing-masing ideologi
adalah sebagai berikut;
a.
Perceptual Selectivity, yaitu; semua ideologi
hanya melihat beberapa aspek kekuasaan politik secara
terbatas, dan tidak mencoba melihatnya dari segi
keseluruhannya, misalnya dalam ideologi politik
cenderung memotong dan melakukan pembatasan
terhadap setiap peristiwa dalam percaturan politik artinya
ideologi yang ada tidak saja membatasi tetapi terkadang
memutarbalikkan fakta.
b.
Rationality, yaitu; salah satu karakteristik
ideologi politik yang menunjukkan apakah sebuah
12

ideologi yang bersangkutan cenderung mempertahankan
status quonya atau lebih berorientasi pada suatu sistem
yang relatif baru.
c.
Scripturalism, yaitu; semua ideologi yang
selalu bertolak belakang dari pemikiran yang telah
dituangkan dalam sebuah tulisan, dimana tulisan tersebut
oleh penganutnya dianggap memuat sebuah kebenaran
yang harus diikuti dan bahkan dianggap sebagai semi
religius atau disakralkan. Misalnya ideologi marxisme
dari Karl Marx, Stalinisme dari Stalin, Demokrasi dari JJ
Rousseau, dan Marheinis dari Soekarno.
d.
Normative Certitude, yaitu ; berkaitan erat
dengan moral sense, dimana dalam suatu ideologi politik
moral sense ini mampu menumbuhkan perasaan
terlibatnya para pengikut terhadap seperangkat prinsip
dasar yang validitasnya telah dibuktikan oleh berbagai
tantangan yang ada.
e.
Transcendentalism, yaitu; sesuatu yang
dikatakan sebagai sebuah ideologi manakala dapat
memberikan dan menjadikan perasaan-perasaan
pengabdian dan pengorbanan bagi segenap aktivitas
pengikutnya, sehingga sebuah ideologi itu mampu
memberikan suatu visi transedental kepada pengikutnya.

13

Ideologi – ideologi di Dunia
Ideologi yang mempunyai pengaruh dan dampak yang
sangat kuat kepada masyarakat termasuk para
penganutnya. Sebetulnya tidak mutlak pembahasan
ideologi besar, tetapi walaupun demikian
pertimbangannya secara eksistensi dalam kehidupan
masyarakat menunjukkan eksis atau tidak eksistennya
suatu ideologi, pembahasan ini pula sebagai ilustrasi atau
paparan historis ideologi-ideologi di dunia.
Ideologi dalam hal inilah tidak dipandang secara abstrak
tetapi harus mampu terukur terhadap kiprah eksistensinya,
sehingga tidak heran apabila Soekarno pernah
mengatakan tentang perseteruan ideologi besar dunia.
Beliau mengutif mengemukakan: “Bertrand Russel
pernah menulis, bahwa di dalam sejarah manusia adalah
dua dokumen historis yang sampai sekarang menguasai
alam-hati dan alam-fikirannya bagian-bagian besar dari
umat manusia, dan yang bersaingan hebat satu sama lain.
Dan dokumen historis itu ialah ‘declaration of
independence’ Amerika tulisan Thomas Jafferson, dan
‘Manifes Komunis’ tulisan Karl Marx.” (Dibawah
Bendera Revolusi. 1965. Hal: 329).

14

Untuk mengenal lebih lenjut tentang ideologi di dunia,
berikut akan dikemukakan beberapa faham di dunia, baik
yang masih bertahan membasis di masyarakat dunia
maupun yang hanya tercatat dalam sejarah politik dunia.

1)

Kapitalisme

Kapitalisme merupakan sebuah sistem yang mulai
terinstitusi di Eropa sekitar abad ke-16 sampai abad ke19an, yaitu pada masa perkembangan perbankan
komersial Eropa. Menurut faham kapitalis, individu
maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan
tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan
perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal
seperti tanah dan tenaga manusia, pada sebuah pasar
bebas di mana harga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran, demi menghasilkan keuntungan di mana
statusnya dilindungi oleh negara melalui hak pemilikan
serta tunduk kepada hukum negara atau kepada pihak
yang sudah terikat kontrak yang telah disusun secara jelas
kewajibannya baik eksplisit maupun implisit serta tidak
semata-mata tergantung pada kewajiban dan perlindungan
yang diberikan oleh kepenguasaan feodal. Dengan
demikian kapitalisme sangat berkeyakinan meraih
keuntungan dengan kekuatan kepemilikan modalnya dan
menghegemoni para pekerja atau konsumen untuk selalu
tunduk dan memberikan keuntungan terhadap para
15

kapitalis. Negara yang menganut paham kapitalisme
adalah Inggris, Belada, Spanyol, Australia, Portugis, dan
Perancis.
Ciri-Ciri Kapitalisme :
1. Pemilikan seseorang (individual Ownership). Dalam
sistem kepemilikan alat-alat produksi (tanah, pabrik,
mesin, sumber alam) dikuasai secara perorangan
bukan oleh negara. Prinsip ini tetap mengakui adanya
pemilikan negara yang berwujud monopoli yg
bersifat alamiah atau menyangkut pelayanan jasa
kepada masyarakat umum , tetapi hal tersebut lebih
dianggap sebagai pengecualian daripada bagian dari
pengaturan.
2. Perekonomian Pasar (market economy), prinsip yang
lain dari sistem kapitalis adalah perekonomian pasar.
Dalam masa pra-kapitalis pada umumnya
perekonomian bersifat local dan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan sendiri. Perekonomian pasar
dalam sistem kapitalis didasarkan pada spesialisasi
kerja.
3. Persaingan (competition), suatu ciri pokok lain dari
ekonomi pasar adalah persaingan.dalam
perekonomian pra-kapitalis faktor adat atau
kebiasaan dan kegunaan menentukan suatu barang
atau jasa berharga atau tidak dan ada banyak orang
16

yang sama sekali tidak dapat bersaing karena mereka
berada diluar beberapa jenis pekerjaan dan
perdagangan.
4. Keuntungan (profit), keuntungan adalah merupakan
tujuan utama dari sistem kapitalis.

2)

Marxisme

Marx memandang suatu masyarakat komunis memiliki
segala sesuatunya untuk suatu kehidupan yang
produktivitas dasarnya maksimal. Yang utama, kebutuhan
dasar untuk makan, tempat tinggal, dan pakaian akan
disediakan oleh masyarakat. Barang dan jasa akan
diproduksi dengan cara tidak menggunakan semua energi
produktif orang-orang atau merusak motivasi mereka
untuk menjadi kreatif. Marx juga menyebutkan kenapa
perilaku akan merubah sesuatu, sehingga orang-orang
akan berpartisipasi dengan sukarela dalam suatu sistem:
setiap orang akan bekerja bersama-sama untuk bagian
dalam hari kerja sekarang ini. Marx meyakini bahwa
organisasi produksi yang rasional dalam suatu sistem
komunis akan mengatasi penurunan dan akan
mengijinkan pemenuhan potensi sosial orang-orang.
Namun, dalam perkembangannya ajaran Marx atau
Marxisme telah menjadi pembenaran untuk sentralisasi
kekuasaan negara ditangan penganut Partai Komunis.
17

Relevansi Marxisme Dengan Kondisi Indonesia Saat Ini
Jika pertanyaan ini dikedapankan dan dijawab dari sisi
ideologis, tentu jawabannya tidak ada relevansinya sama
sekali sebab kita tidak menggunakan dan dan tidak pernah
menganut ideologi Komunis dalam sejarah perkembangan
negara kita hingga saat ini. Meskipun Indonesia pernah
memiliki Partai Komunis Indonesia (PKI) dan pada
zaman Presiden Sukarno pernah berinteraksi dengan
negara – negara Komunis seperti poros Jakarta – Peking.
Jawaban tersebut dapat kita ambil jika kita melihat dari
sudut pandang Marxisme sebagai salah satu komponen
dari ajaran idologi komunis (meskipun landasan komunis
itu sendiri bukan semata-mata diletakan oleh ajaran –
ajaran Marx).
Memang pada kenyataannya hal yang diidam-idamkan
oleh marx dengan terjadinya suatu revolusi oleh kelas
proletar terhadap kaum Borjuis atau pemegang kapittal
dan kemudian setelah itu bertindak sebagai pemegang
tampuk kekuasaan tertinggi dalam suatu institusi negara,
tidak pernah terjadi dalam dunia nyata, hal tersebut masih
sangat bersifat utopis.

18

Namun pada prinsipnya jika melihat Marxis dari segi
ajarannya sebagai suatu kajian ilmu, dapat kita golongkan
bahwa apa yang terjadi di Indonesia saat ini menggunakan
esensi – esensi Marxisme. Contohnya adalah ketika
terjadi demo besar-besaran menuntut Suharto turun pada
tahun 1998 yang disebabkan oleh krisis moneter, yang
meskipun bukan dinamakan sebuah revolusi melainkan
reformasi namun yang terlihat adalah upaya kaum kelas
bawah untuk menggulingkan kelas atas (sesuai dengan
esensi Marxism).
Kemudian esensi esensi utama lainnya seperti ketidak
berpihakan negara terhadap kaum-kaum miskin (dalam
bahasa Marx adalah kelas-kelas bawah yang disebut
proletar), dapat kita bandingkan dengan kondisi negara
kita saat ini dimana yang miskin semakin susah yang kaya
semakin makmur dengan menafikan cara-cara dan usahausaha untuk mendapatkan kekayaannya oleh kelas-kelas
atas.
Dilain pihak pendapat Marxis yang mengatakan negara
dikuasai dan melindungi kepentingan kelas ekonomis juga
secara tersirat menunjukkan kondisi Indonesia saat ini,
yaitu dimana banyaknya toleransi yang diberikan kepada
19

para pengusaha-pengusaha besar misalnya saja terhadap
pinjaman utang luar negerinya yang sering mendapat
keringanan dan kompromis dari pemerintah Indonesia.
Dialin pihak para buruh pekerja sangat kurang
diperhatikan nasibnya seperti permasalahan Upah
minimum regional (UMR) standar dari mereka yang
sering kali tidak memadai dan tidak manusiawi. Daya
tawar mereka pun terhadap para kaum pemodal (kapitali)
atau pengusaha juga sangat rendah sehingga kondisi
mereka tetap dalam posisi yang ditekan.
Kondisi ini paling tidak menunjukkan bahwa esensi dari
ajaran Marxis secara tidak langsung teradopsi oleh
serapan kultur masyarakat Indonesia dengan bercermin
pada kondisi Indonesia saat ini.
Jadi jika kita ditanya apakah Marxisme masih relevan
dengan kondisi Indonesia saat ini, maka secara harfiah
adalah tidak relevan dan tidak akan pernah relevan
dengan dengan kondisi Indonesia saat ini, sebab jika
dikatakan relevan berarti kita mengadopsi Marxisme
sebagai salah satu ajaran ideologi yang kita anut, dan
disisni pada kenyataanya tidak sama sekali. Juga seperti
yang telah disebutkan diatas dari sudut pandang ideologis
20

Marxisme tidak relevan dengan kondisi Indonesia
terutama dari kondisi Indonesia saat ini. Penolakan
tersebut disebabkan juga oleh pada kenyataannya cita-cita
revolusi dari kelas Proletar yang diinginkan oleh Marx
tidak pernah terbukti dan teruji secara empiris.
Namun yang perlu menjadi perhatian adalah didalam
ketidak relavan-an tersebut, ternyata esensi-esensi ajaran
Marxis memang ada yang bersentuhan dengan kondisi
Indonesia saat ini (seperti yang telah di bahas dan
dicontohkan diatas) persentuhan atau persinggungannya
adalah dari esensi ajarannya saja bukan dari Marxisme
sebagai sebuah cikal bakal ideologi sosialis yang
komunis.
Persentuhan esensi Marxismei denan kondisi Indonesia
saat ini hanyalah sebagai wacana analisa perbandingan,
bukan sebagai wacana inti yang diadopsi untuk
mendukung kondisi Indonesia saat ini. Sebab persentuhan
atau persinggungan ini hanya bersifat analisa pada tataran
teoritis bukan pada tingkat analisa aplikatif. Hal ini
disebabkan Kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini
bukanlah dibentuk oleh ajaran Marxisme tersebut,
melainkan terbentuk secara periodik (oleh waktu dan
21

zaman) yang tidak berniat dan tidak mengacu pada ajaran
Marxisme. Jadi sekali lagi, terdapatnya persentuhan atau
persinggungan “esensi-esensi” ajaran Marxis bukan
berarti ajaran Marxis relevan dengan kondisi Indonesia
saat ini. Dimana persentuhan atau persinggungan ini lebih
bersifat analisa pada tataran teoritis.

3)

Sosialisme

Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap
revolusi industri dan akibat-akibatnya. Awal sosialisme
yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal
sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan
pada pandangan kemanusiaan (humanitarian). Paham
sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya
dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham
sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan
nasib buruh secara bertahap.
Istilah sosialisme mencakup berbagai jenis teori ekonomi
dan sosial, mulai dari teori yang menyerukan pemilikan
publik dari monopoli kekayaan alam tertentu sampai teori
sepenuhnya Marxis. Banyak jenis sosialisme yang
mempunyai kesamaan dalam seruan mereka akan
kepemilikan dan kontrol bersama, paling tidak terhadap
beberapa alat produksi tertentu. Orang-orang sosialis
22

berpendapat bahwa keperluan bersama akan terpenuhi
dengan baik melalui pembagian kerja dan pembagian
yang adil dari hasil kerja tersebut. Mereka menambahkan
gagasan tentang pembagian ekonomis dalam konsep
politis yang sederajat. Mereka yang kecewa dengan
kondisi sosial yang diakibatkan oleh revolusi industri,
seperti dapat ditemukan dalam beberapa tulisan penulis
perancis dan inggris abad ke-19 mulai yang
mempertanyakan keadilan dan validitas sistem kapitalis.
Di Perancis kembali pada revolusi tahun 1781 dan pada
Francois Babeuf (1760-1797) yang berpendapat bahwa
semua orang mempunyai hak yang sama pada kekayaan
diatas bumi ini.
Gagasan bahwa persamaan politik tidak mencukupi
bahwa paling tidak harus ada tingkat persamaan ekonomi
tertentu menyebar alam pemikiran perancis ketika
dampak teknologi dirasakan di Benua Eropa. Henri Saint
Simon (1760-1825), aristokrat yang bertempur dengan
Lafayette di Amerika, menyarankan bahwa hak waris
seharusnya dihapuskan, bahwa setiap orang seharusnya
bekerja, dan bahwa resep bagi distribusi hasil-hasil
produksi adalah “dari tiap-tiap orang menurut
kemampuannya, untuk setiap orang menurut
kebutuhannya”

23

Ajaran tentang Ideologi Sosialisme yaitu :
1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan
dengan kejernihan dan kejelasan argument, bukan dengan
cara-cara kekerasan dan revolusi.
2. Permasalahan seyogyanya diselesaikan dengan cara
demokratis.
Ciri-Ciri Sosialisme:
a. Kelas penguasanya tidak memiliki kekayaan pribadi
b. Kesejahteraan/ Kemakmuran milik bersama diatur
oleh negara
c. Pemusatan ekonomi ditangan elit-elit politik.
Adapun tokoh dan pemikir kaum sosialisme, diantaranya:
Francois-Noel Babeuf (1760-1797), seorang inspirator
bagi kaum sosialis aliran keras, Saint-Simon, Robert
Owen (1771-1858), Charles Fourier (1772-1837), seorang
sosialis yang paling utopis, dan seorang feminisme
radikal, Etienne Cabet (1788-1856), seorang pengacara,
Louis-Auguste Blanqui (1805-1881), seorang
revolusioner yang hendak mencapai sosialisme melalui
pemberontakan kaum buruh. Negara yang menganut
Ideologi Sosialisme adalah negara-negara di Eropa Barat
seperti Kuba dan Venezuela.
24

4)

Komunisme

Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain
kapitalisme dan ideologi lainnya. Komunisme lahir
sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang
mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan
mengesampingkan buruh.
Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada
rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang
membuat orang berangan-angan yang membatasi
rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata
Komunisme merupakan faham dari perkembangan
pemikiran Marxisme. Dalam pandangan Marx terdapat
beberapa yang menandai transisi dari Kapitalisme menuju
Komunisme yang sebenarnya pencapaian dan konsolidasi
supremasi politik oleh kaum proletariat, sosialisasi alatalat produksi, dan akhirnya masyarakat Komunis.
Langkah pertama adalah membawa kaum proletariat pada
posisi kelas yang berkuasa dengan merampas kontrol
negara. Pemerintahan oleh proletariat harus menggantikan
pemerintahan Borjuis.
Paham komunis lahir sebagai bentuk reaksi atas
perkembangan masyarakat kapitalis. Masyarakat kapitalis
merupakan hasil dari suatu ideologi ideologi liberal.
25

Berkembangnya liberalisme sebagai awal munculnya
kapitalisme, mengakibatkan penderitaan rakyat kecil
sehingga komunisme muncul sebagai reaksi atas
penindasan terhadap rakyat kecil oleh kalangan kapitalis
yang didukung oleh pemerintah. Memandang bahwa
hakikat, kebebasan dan hak individu itu tidak ada.
Ideologi komunisme mendasarkan pada sebuah keyakinan
bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial
saja. Manusia pada hakikatnya adalah sekumpulan relasi
sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukan
individualitas. Dalam kaitannya dengan negara, bahwa
negara dianggap sebagai manifestasi dari manusia sebagai
makhluk sosial. Mengubah masyarakat secara
revolusioner (perubahan secara cepat) harus berakhir
dengan kemenangan kaum proletar. Sehingga pada
gilirannya pemerintahan negara harus dipegang oleh
orang-orang yang meletakan kepentingannya pada kelas
proletar.
Demikian juga dengan hak asasi manusia dalam negara
hanya berpusat pada hak kolektif sehingga hak individual
pada hakikanya tidak ada. Atas dasar pamahaman ini
sebenarnya komunisme adalah anti demokrasi dan hak
asasi manusia. Komunisme: manusia pada hakikatnya
adalah hanya sebagai makhluk sosial, manusia pada
hakikatnya adalah merupakan sekumpulan relasi,
26

sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya
individualitas, hak milik pribadi tidak ada, karena hal itu
akan menimbulkan kapitalisme. Dengan demikian hak
milik individu harus diganti dengan hak milik kolektif,
individualisme diganti dengan sosialisme komunis, suatu
kebaikan hanya pada kepentingan demi keuntungan kelas
masyarakat secara keseluruhan dan negara adalah
manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial,
mengubah masyarakat secara revolusioner harus berakhir
dengan kemenangan proletar. Pemerintah negara harus
dipegang oleh orang-orang yang meletakan kepentingan
pada kelas proletar. Selain itu negara yang menganut
komunisme bersifat atheis bahkan bersifat antitheis,
sehingga melarang dan menekan kehidupan agama.
Adapun ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah
sifatnya yang ateis, tidak mengimani Allah. Orang
komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir
Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada,
jadilah Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah
kepada manusia.
Ciri pokok kedua adalah sifatnya yang kurang
menghargai manusia sebagai individu. Manusia itu seperti
mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia rongsokan tidak
berguna seperti rongsokan mesin. Komunisme juga
27

kurang menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang
tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi.
Negara yang masih menganut komunisme adalah
Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.

5)

Anarkisme

Istilah anarkisme berasal dari bahasa Yunani an-archos
yang artinya tanpa pemimpin. Orang-orang anarkis
percaya bahwa pengesahan atas penggunaan pemaksaan
oleh negara adalah bukan solusi tetapi masalah dalam
masyarakat. (Hendry J. Schmandt. 2005. hal 76).
Sedangkan Anarkis berarti orang yang mempercayai dan
menganut anarki. Sedangkan isme sendiri berarti faham
atau ajarannya Jadi, secara keseluruhan Anarkisme yaitu
sesuatu faham yang mempercayai bahwa segala bentuk
negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah
lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan penindasan
terhadap kehidupan, oleh karena itu negara,
pemerintahan, beserta perangkatnya harus
dihilangkan/dihancurkan.
Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa
pemerintahan. Anarkis adalah teori politik yang bertujuan
untuk menciptakan masyarakat tanpa hirarkis (baik dalam
28

politik, ekonomi, maupun sosial). Para anarkis berusaha
mempertahankan bahwa anarki, ketiadaan aturan-aturan,
adalah sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem
sosial dan dapat menciptakan kebebasan individu dan
kebersamaan sosial. Anarkis melihat bahwa tujuan akhir
dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah
kerjasama yang saling membangun antara satu dengan
yang lainnya. Orang-orang anarkis memperluas
pemberontakan mereka terhadap dominasi dari bidang
teknologi. Orang-orang anarkis yang modern tidak
menolak teknologi, tetapi mereka melihat teknologi
sebagai suatu fenomena yang berbahaya yang harus
digunakan dengan hati-hati pada tingkat pengijinan
kontrol individu dan pemeliharaan nilai-nilai
kemanusiaan.

6)

Fasisme

Istilah fasisme membangkitkan kenangan tentang Adolf
Hitler dan Benito Mussolini dan gambaran tentang
kediktatoran totaliter di negara Jerman, Italia dan Jepang
selama Perang Dunia II. Fasisme merupakan gabungan
dari rasisme, nasionalisme, dan otoritarisme yang
berpusat pada suatu keyakinan mistis terhadap
superioritas sekelompok orang tertentu. Definisi ini
diilustrasikan dengan fasisme di negara Jerman dengan
doktrinnya tentang superioritas bangsa Arya dan
29

keyakinan pada prinsip kediktatoran Fuhrer yang absolut,
(hal 168).
Orang-orang fasis percaya bahwa setiap orang
mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda.
Intinya yaitu bahwa setiap orang harus melakukan usaha
yang terbaik untuk setiap tugas yang diberikan oleh
negara kepadanya, (hal 171).
Fasisme berusaha menggabungkan suatu seruan terhadap
persatuan dengan otoritarianisme. Dalam impian orangorang fasis hanya terdapat solidaritas tetapi tidak terdapat
persamaan, Fascis ini merupakan simbol daripada
kekuasaan pejabat pemerintah.
Negara yang menganut paham faiisme adalah Italia,
Jerman dan Jerman.

7)

Liberalisme

Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu
masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir
bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya
pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan
yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha
pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu
sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak
adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh
30

karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar
bagi tumbuhnya kapitalisme.
Orang-orang liberal klasik bertindak berdasarkan
keyakinan bahwa setiap orang berbagi kapasitas untuk
berpikir dan menuntut atas haknya dalam kebebasan
berekspresi. Setiap orang mampu untuk berpikir dan tidak
ada seorangpun yang lebih cocok untuk mengatur
seseorang selain dirinya sendiri.
Ideologi liberal berpangkal pada pemikiran, bahwa
manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang
bebas (liberty). Menurut paham liberalisme, manusia
merupakan pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas
dari manusia lainnya. Manusia sebagai individu
mempunyai potensi yang senantiasa berjuang untuk
dirinya sendiri. Dalam pengertian inilah maka dalam
hidup masyarakat bersama akan menyimpan potensi
konflik, manusia akan menjadi ancaman bagi manusia
lainnya yang menurut istilah Thomas Hobbes disebut
homo homini lupus (manusia menjadi srigala bagi
manusia lainnya). Negara menurut liberalisme harus tetap
menjamin kebebasan individu, dan untuk itu manusia
secara bersama-sama mengatur negara.
Dalam hal hubungan agama dengan negara menurut
liberalisme, negara harus memberikan kebebasan bagi
warganya untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah
31

sesuai dengan agama dan kepercayaannya masingmasing, bahkan bebas untuk tidak bertuhan (atheis)
sekalipun. Selain itu, ada pemisahan antara nilai-nilai
agama dengan negara, nilai-nilai agama tidak boleh
dicampuradukan dengan nilai-nilai duniawi atau
kenegaraan, keputusan dan ketentuan kenegaraan
terutama peraturan perundang-undangan sangat
ditentukan oleh kesepakatan individu-individu sebagai
warga negaranya. Ciri-cirinya adalah Manusia pada
hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas, manusia
merupakan pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas
dari manusia lainnya, manusia sebagai individu memiliki
potensi yang senantiasa berjuang untuk dirinya, negara
harus tetap menjamin kebebasan bagi warganya untuk
memeluk dan beribadah sesuai dengan agama dan
keyakinannya dan negara bersifat sekuler, yakni
memisahakan urusan beragama dengan urusan bernegara.
Liberalisme dianut oleh negara-negara di berbagai benua.
Benua amerika: Amerika Serikat, Argentina, Bolivia,
Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras,
Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru,
Uruguay, Venezuela Aruba, Bahamas, Republik
Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico
Suriname.
32

Benua eropa: Albania, Armenia, Austria, Belgia,
Bulgaria, Kroasia, Cyprus, Republik Cekoslovakia,
Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani,
Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg,
Macedonia, Moldova, Netherlands, Norwegia, Polandia,
Portugal, Romania, Rusia, Serbia Montenegro, Slovakia,
Slovenia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Ukraina dan
United Kingdom Belarusia, Bosnia-Herzegovina,
Kepulauan Faroe, Georgia, Irlandia dan San Marino.
Benua Asia: India, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan,
Filipina, Taiwan, Thailand, Turki Myanmar, Kamboja,
Hong Kong, Malaysia dan Singapura.
Kepulauan Oceania: Australia dan Selandia Baru.
Benua Afrika: Mesir, Senegal dan Afrika Selatan,
Aljazair, Angola, Benin, Burkina Faso, Mantol Verde,
Côte D'Ivoire, Equatorial Guinea, Gambia, Ghana, Kenya,
Malawi, Maroko, Mozambik, Seychelles, Tanzania,
Tunisia, Zambia dan Zimbabwe.

8)

konservatsme

Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang
mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini berasal dari
kata dalam bahasa Latin, conservāre, melestarikan;
"menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena berbagai
budaya memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda33

beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan
mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian
pihak konservatif berusaha melestarikan status quo,
sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilainilai dari zaman yang lampau, Orang-orang konservatif
memusatkan konsentrasi mereka pada pembentukan
institusi-institusi sosial dan politis yang akan
menghasilkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan
yang terdapat pada setiap kepribadian yang berbeda.
Mereka memandang masyarakat sebagai suatu jaringan
rencana, otoritas dan keyakinan tertentu yang timbul dari
kebiasaan, perbedaan kemampuan, dan pembatasan pada
rasionalitas manusia. Daripada memandang individuindividu sebagai alat pemikiran kepentingan pribadi,
orang-orang konservatif lebih berpendapat bahwa orangorang telah menghabiskan hidupnya untuk berjuang
karena adanya dorongan kemauan yang besar. Kebebasan
akademis merupakan konsep yang relatif untuk orangorang konservatif, dan kebenaran yang utama tentang
kebudayaan tidak boleh disangkal dengan pengajaran
“yang salah”.

9.) Indivisualisme
Kaum individualis dikenal sejak jaman konservatif.
Dalam masyarakat yang ideal dari konservatif
individualis, terdapat pajak yang kecil, kesejahteraan yang
34

minimal dan tidak ada wajib militer. Tidak ada keyakinan
atau agama yang dipaksakan. Milik pribadi tidak dapat
diganggu gugat.
Mereka para konservatif individualis meyakini akan
kebebasan secara individual. Alasannya didasarkan
karena menurutnya setiap individu sangat berbeda dan
unik. Karena pemahaman yang menempatkan
kepentingan individu sebagai yang utama, maka mereka
cenderung menginginkan minimalisasi peran
pemerintahan, sebagai tujuan politik utama. Dengan
demikian konservatif individualis lebih memandang
pemindahan bahwa kekuasaan pemerintahan harus
memberikan bantuan yang riil terhadap kepentingan
pribadi sifat manusia.
Para Individualis akan benar-benar membatasi
kemampuan pemerintah dalam menggunakan kekuasaan
politiknya. Mereka memandang pemerintah sebagai
sarana dimana bisnis yang besar bisa memperoleh suatu
posisi. Mereka akan memperkenalkan kompetisi kedalam
sistem sekolah tingkat dasar dan menengah. Mendorong
kompetisi antara sekolah-sekolah akan menghasilkan
kualitas yang lebih tinggi. Konservatif individualis
percaya pada ketidaksempurnaan. Dan mereka percaya
bahwa harapan terbaik untuk kehidupan manusia terletak
pada kebebasan individual.
35

10.)

Nasionalisme

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan
dan mempertahankan kedaulatan
sebuah negara (“nation”) dengan mewujudkan satu
konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Para kaum nasionalis berasumsi bahwa negara adalah
berdasarkan beberapa “kebenaran politik” (political
legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu
“identitas budaya”, debat liberalisme yang menganggap
kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat,
atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat
pola pikirnya mulai merosot. Perasaan nasionalistik
adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi
hak universal dan kebebasan. Penyelenggaraan sebuah
“national state” adalah suatu argumen yang ulung, seolaholah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan
tersendiri. Contohnya nasionalisme Turki dan Belgia.

11.)

Pancasila

Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Manusia
pada hakikatnya adalah makhluk individu dan makhluk
36

sosial, Manusia merupakan bagian dari seluruh anggota
masyarakat organis, Mengutamakan kepentingan
masyarakat sebagai suatu kesatuan, Semua golongan
berada dalam kesatuan masyarakat yang integral dalam
naungan negara, Negara tidak memihak satu golongan
atau kelas yang kuat, kepentingan dan keselamatan hidup
bangsa seluruhnya sebagai suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisah-pisahkan perlu diutamakan

Dengan demikian secara umum dapat ditarik kesimpulan
bahwa Ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ideide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan
sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan
manusia. Notonegoro sebagaimana dikutip oleh Kaelan
mengemukakan, bahwa Ideologi negara dalam arti citacita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu
sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang
bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas
kerohanian yang antara lain memiliki ciri:
1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup
kebangsaan dan kenegaraan;
2. Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan
dunia, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara,
37

dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi
berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau
masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau
masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi merupakan
sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi
merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen
(keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam
kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi
pula komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen
itu tercermin dalam sikap seseorang yang meyakini
ideologinya sebagai ketentuan yang mengikat, yang harus
ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan
pribadi ataupun masyarakat.
Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat
menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang
oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan
atau pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian nilai itu
mereka mengetahui bagaimana cara yang paling baik,
yaitu secara moral atau normatif dianggap benar dan adil,
dalam bersikap dan bertingkah laku untuk memelihara,
mempertahankan, membangun kehidupan duniawi
bersama dengan berbagai dimensinya. Pengertian yang
38

demikian itu juga dapat dikembangkan untuk masyarakat
yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.
Dalam ilmu-ilmu sosial dikenal dua pengertian mengenai
ideologi, yaitu :

1. Pengertian ideologi secara fungsional.
Ideologi secara fungsional diartikan sebagai seperangkat
gagasan tentang kebaikan bersama; atau tentang
masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.

2. Pengertian ideologi secara struktural.
Ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem
pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas
setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh
penguasa.
Dalam arti fungsional, ideologi digolongkan secara
tipologi dengan beberapa tipe, yaitu :

1. Ideologi Doktriner.
Suatu ideologi dapat digolongkan doktriner apabila
ajaran-ajaran yang terkandung dalam ideologi itu
dirumuskan secara sistematis dan terinci dengan jelas,
diindoktrinasikan kepada warga masyarakat, dan
pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai
atau aparat pemerintah. Komunisme merupakan salah satu
contohnya.
39

2. Ideologi Pragmatis.
Ketika ajaran-ajaran yang terkandung dalam ideologi
tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci,
melainkan dirumuskan secara umum (prinsip-prinsipnya
saja). Dalam hal ini, ideologi itu tidak diindoktrinasikan,
tetapi disosialisasikan secara fungsional melalui
kehidupan keluarga, sistem pendidikan, sistem ekonomi,
kehidupan agama, dan sistem politik. Individualisme
(liberalisme) merupakan salah satu contoh ideologi
pragmatis.

BAB III
40

PENUTUP

1 Kesimpulan
ideologi berarti ide-ide atau gagasan yang menjadi akar
atau pondasi suatu kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat luas di berbagai bidang kehidupan. Bisa
diartikan juga ideologi sebagai arah dasar suatu sistem
atau aturan yang ada atau berlaku. Dan ada beberap
macam ideologi dunia, diantaranya; Kapitalisme,
Marxisme, Sosialisme, Komunisme, Anarkisme,Fasisme,
Liberalisme, Konservatsme, Individualisme,
Nasionalisme, dan Pancasila.

2 Saran
Saat ini banyak sekali orang menyalahgunakan ideologi.
Banyak ideologi yang digunakan untuk menghasut
masyarakat luas agar mendukung seseorang untuk
menjadi pemimpin atau penguasa. Maka dari itu
janganlah begitu mudah menerima sebuah ideologi,
namun berpikirlah terlebih dahulu apakah ideologi itu
sesuai dengan keadaan masyarakat saat itu atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA
41

Rohman, Arif. 2012. Membebaskan Pendidikan; Refleksi
Menuju Penyelenggaraan Demokrasi Pendidikan di
Indonesia. Jogjakarta: Aswaja Presindo
Sargent, Lyman Tower, Ideologi-Ideologi Politik
Kontemporer : Sebuah Anakisis Komparatif. Penerbit
Erlangga, Jakarta, 1987
http://www.kumpulancontohmakalah.com/2017/03/
Pengertian.dan.Macam.Macam.Ideologi.yang.Berkemban
g.di.Dunia.html
http://auliacitra03.blogspot.com/2014/06/ideologiideologi-dunia.html
http://afifahallutfiah.blogspot.com/2015/12/macammacam-ideologi-dunia-pendidikan.html
http://mosokita.blogspot.com/2014/12/pengertian-dansejarah-munculnya.html
http://muslihsumantri.blogspot.com/2011/02/sejarahideologi-dunia.html

42