BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Analisa Dan Usulan Perbaikan Kualitas Produk Dengan Metode Taguchi (Studi Kasus Pada PT. Asam Jawa)

  

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

  PT. Asam Jawa didirikan dengan Akta Notaris No.37 tanggal 16 Januari 1982 dari Notaris Barnang Armino Pulungan, SH di Medan. Kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan SK No. C2 3259 HT.01.01.Th.84 tanggal 6 Juni 1984 yang dimuat dalam Berita Negara RI No.797 tahun 1984.

  Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian Dirjen Perkebunan, PT. Asam Jawa dinyatakan sebagai perkebunan besar sebagai PMDN didapatkan berdasarkan S.P.T. Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam Negeri Pusat No.261/I/PMDN/1983 tanggal 13 Desember 1983.

  Land clearing dan pembibitan digiatkan mulai 1982, demikian juga

  pembangunan prasarana serta penyiapan syarat-syarat bagi aplikasi kredit investasi ke Bank Indonesia cq Bank Ekspor Impor Indonesia. Tanaman pertama sudah mulai digiatkan pada tahun 1983 diatas lahan gambut yang cukup kering dan relatif tidak menyuplai hambatan yang berarti.

  Dalam pengembangan yang lebih lanjut, ternyata yang dihadapi sebagian besar adalah lahan gambut basah atau berawa yang memerlukan sistem pengeringan secara efektif. Kontrak kerja pembangunan pabrik ditandatangani dengan pihak PT Star Trcc pada tahun 1983. Namun karena sesuatu hal, mulai bulan, pabrik dengan kapasitas tahap pertama adalah 30 ton/jam, pada tanggal 21 Desember 1987 dapat diresmikan. Disamping modal serta dari dana pendiri, kredit pendahuluan dari Bank Ekspor Impor Indonesia sudah dapat diberikan pada media tahun 1983 dan kredit investasi sesungguhnya pada tahun 1985.

  Fokus perhatian untuk masa yang akan datang, diarahkan bagi upaya- upaya sebagai berikut:

  1. Penyelesaian penanaman 25% dari total areal 8.300 Ha, direncanakan selesai akhir tahun 1988.

  2. Pembangunan pabrik tahap II menjadi total kapasitas 60 ton/jam, direncanakan selesai akhir triwulan III tahun 1988.

  3. Perbaikan prasarana dan manajemen secara menyeluruh.

  Pada bulan Januari 2004, dilakukan restrukturisasi managemen keseluruhan baik

dari PKS maupun Kebun dimana setiap pimpinan tertinggi pada masing-masing bagian

bertanggung jawab kepada General Manager. Hingga saat ini, luas lahan 8.400 Ha.

Seluruh areal tersebut dibagi dalam 10 afdeling, baik yang tergolong areal pemeliharaan

maupun areal pengembangan ditambah dengan afdeling emplasemen.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

  PT. Asam Jawa merupakan perusahaan perkebunan besar swasta yang bergerak

dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan pabrik pengolahan. Kelapa sawit diolah

menjadi CPO dan Kernel. CPO dan Kernel dijual kepada para konsumen perusahaan.

2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi

  PT. Asam Jawa merupakan suatu perusahaan yang sudah dapat dikategorikan sebagai sebuah pabrik pengolahan kelapa sawit yang besar.

  Sehingga dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari sangat membutuhkan suatu susunan struktur organisasi yang baik dan sistematis, sehingga setiap fungsi yang ada dapat dijalankan dengan baik.

  Untuk menjalankan kegiatan ataupun aktivitasnya PT. Asam Jawa menetapkan struktur organisasi hubungan campuran, atau fungional dan lini dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian di bawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang koordinasi tetap diserahkan kepada kepala bagian. Kendali operasi dilaksanakan dari pusat dan dewan direksi yang berkedudukan di Medan-Sumatera Utara. Di bawah ini gambar struktur organisasi PT. Asam Jawa.

  Kepala Tata Usaha General Manager Sekretaris KASI Pembukuan KASI Keuangan KASI Analisa Biaya KASI Gudang KASI Produksi Kasir Kepala Kantor Manager PKS Manager Kebun Manager Kebun Sei Manager Kebun Manager Research Pimpro Pangarungan Kalam Krani/TU Sulum & Development Pengembangan Kepala Kantor Kepala Kantor Wk. Pimpro Pengolahan KA. Divisi Krani/TU Kepala KA. Divisi Teknik KA. Divisi Kebun KA. Divisi Kebun KA. Divisi Kebun Staf Lapangan Krani/TU Krani/TU Krani/TU Krani/TU Staf Lapangan Laboratorium Ka. Bag. Pelayanan Umum Kabag Personalia & Umum KABAG Bengkel Otomotif Ka.Bag Pengamanan KASI Logistik Kond. Divisi Kebun Kond. Divisi Kebun Kond. Divisi Kebun Koordinator Pemanfaatan Pupuk Eks Limbah PKS Krani/TU Krani/TU KASI Bangunan Pemupukan Kepersonaliaan KASI Traksi Pemupukan Cair Kesehatan Bokashi KASI Personalia Krani/TU Krani/TU Bagian Las Pengamanan Wakabag Wakabag KASI Alat Berat Pemupukan Tks Umum Bagian Mesin Pengamanan

  Keterangan: = Fungsional = Lini

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Asam Jawa

2.3.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

  Berikut ini merupakan tugas dari masing-masing personil yang terdapat pada struktur organisasi PT. Asam Jawa yaitu:

  Melakukan pemeriksaan, inventarisasi dan evaluasi sistem internal control dalam usaha mengamankan aset perusahaan.

  Bertanggung jawab untuk menjalin relasi yang baik antara perusahaan dan intitusi pasar modal untuk memfasilitasi efektivitas pemenuhan kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku di bursa efek dan pasar modal, termasuk Undang-undang Perseroan Terbatas.

  Pertanggungjawaban dari tugas-tugas yang diberikan dituangkan dalam bentuk laporan secara harian, bulanan dan tahunan.

  d.

  Mengawasi, membina dan evaluasi kinerja dan sumber daya manusia pada bagian terkait dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja.

  c.

  b.

  1. General Manager a.

  Menjalankan kebijakan pencatatan akuntansi keuangan sesuai ketentuan perusahaan.

  2. Kepala Tata Usaha a.

  Mengkoordinir dan mengatur setiap kegiatan yang dijalankan perusahaan.

  c.

  Membuat segala perencanaan dan strategi perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

  Bertanggung jawab secara penuh dalam melaksanakan tugasnya demi kepentingan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3. Sekretaris a.

  b.

  Berkewajiban mengawasi perkembangan dan perubahan regulasi yang terjadi di bidang pasar modal, dan memberikan rekomendasi dan masukan kepada Direksi terkait dampak perubahan tersebut pada Perusahaan.

  c.

  Bertanggung jawab dalam pemenuhan kepatuhan terhadap Anggaran Dasar Perusahaan serta peraturan perundangan yang berlaku di pasar modal dan bursa efek.

  d.

  Bertanggung jawab atas penyelenggaraan paparan publik dan menjalin hubungan baik dengan pihak media massa.

  e.

  Menangani hubungan investor dalam rangka menjalin dan meningkatkan komunikasi antara Perusahaan dengan para investor.

  4. Kepala Divisi Pembukuan a.

  Memberikan saran/masukan kepada atasannya baik diminta atau tidak diminta dalam hal perencanaan dan kebijakan pokok perusahaan.

  b.

  Menciptakan suasana yang harmonis, aman dan tenteram dalam kehidupan bermasyarakat, sosial dan beragama di lingkungan divisi.

  c.

  Dalam menjalankan tanggung jawab diberi wewenang untuk mengambil sikap terhadap bawahan yang dianggap perlu, sementara pelaporan harus disampaikan kepada atasan langsung.

  d.

  Melengkapi dan mengembangkan manajemen teknik secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien.

  5. Kepala Divisi Keuangan a.

  Bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan yang berkaitan dengan pemeliharaan barang-barang inventaris perusahaan, prasarana dan sarana penunjang bidang kultur teknis, pabrik, produksi dan administrasi yang ada b.

  Merencanakan sumber-sumber dana yang diperoleh.

  c.

  Menganalisa laporan keuangan untuk menilai apakah perusahaan mempunyai posisi keuangan yang baik.

  d.

  Menciptakan suasana yang harmonis, aman dan tenteram dalam kehidupan bermasyarakat, sosial dan beragama di lingkungan divisi.

  6. Kepala Divisi Analisa Biaya sehubungan dengan kegiatan pengelolaan administrasi pembukuan dimaksud.

  b. Menyajikan laporan keuangan untuk setiap bulan, triwulan, dan tahunan berupa neraca dan daftar laba rugi baik untuk kepentingan intern maupun ekstern.

  c. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan bagian keuangan. d .

  Pertanggung jawabannya kepada kepala divisi keuangan.

  7. Kepala Divisi Gudang a.

  Bertanggung jawab terhadap penyimpanan di gudang dalam bentuk laporan harian, bulanan dan tahunan.

  b.

  Memberikan masukan kepada atasan dalam hal analisa biaya yang berkaitan dengan divisi.

  c.

  Menciptakan suasana yang harmonis, aman dan tenteram dalam kehidupan bermasyarakat, sosial dan beragama di lingkungan divisi.

  8. Kepala Divisi Produksi a.

  Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang kultur teknis, produksi kebun, pengolahan dan administrasi yang berlaku terhadap divisi produksi.

  b.

  Bertanggung jawab terhadap pengawasan, pembinaan dan pengarahan dalam bidang disiplin kerja, produktivitas kerja guna tercapainya kuantitas perusahaan.

  c.

  Dalam menjalankan tanggung jawabnya diberi wewenang untuk mengambil sikap atau tindakan terhadap bawahannya yang dipandang perlu, sementara pelaporan harus disampaikan kepada atasan langsung.

  9. Kasir

  a. Untuk memastikan fungsi pembayaran telah dipelihara dengan baik dan benar dan untuk memastikan bahwa kontrol yang tepat atas fungsi-fungsi ini berada di tempat dengan bekerja sama sebagai tim dengan anggota lain dalam departemen.

  b. Untuk memastikan bahwa data dari transaksi keuangan masuk secara akurat dan tepat waktu dalam sistem.

  10. Manager PKS a.

  Bertanggung jawab terhadap terlaksananya semua kegiatan operasional di unit kebun/PKS.

  b.

  Membuat rencana anggaran biaya dan produksi baik bersifat bulanan maupun tahunan dan dilaporkan kepada General Manager secara tertulis. c.

  Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan bagi staff dan karyawan bawahannya di bidang disiplin kerja dan produktifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin.

  e.

  c.

  Menyusun perencanaan pokok bidang produksi setiap harinya, meliputi segi kebutuhan pemanen dan luas areal yang akan dipanen, serta menuangkan pada buku rencana kerja.

  b.

  Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang produksi dan perawatan.

  12. Kepala Divisi Pengolahan a.

  Mengawasi dan mengamankan TBS selama pengangkutan dari lapangan ke PKS.

  Hasil poin 2 dan 3 diisikan pada blanko checking buah.

  d.

  d.

  Memeriksa kualitas dan melakukan sortasi TBS hasil panen di TPH sesuai kriteria mutu yang sudah ditetapkan.

  c.

  Mencatat kuantitas TBS hasil panen dari masing-masing pemanen di TPH setiap hariannya.

  b.

  11. Krani Produksi Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang produksi.

  Melengkapi dan mengembangkan manajemen teknik secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien.

  Bertanggung jawab terhadap jalannya proses produksi dalam hal kuantitas, kualitas dan keamanan ancak panen. d.

  Menyusun standar sistem pemantauan lingkungan dan kolam limbah.

  e.

  Menyusun kebutuhan bahan-bahan pengolahan di pabrik kelapa sawit.

  f.

  Menentukan kapasitas olah dan hari olah kelapa sawit.

  g.

  Menetapkan rendemen minyak sawit dan inti sawit tiap-tiap PKS.

  13. Kepala Divisi Teknik a.

  Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari b.

  Menyusun perencanaan pokok bidang perawatan setiap harinya dan menuangkannya pada buku rencana kerja.

  c.

  Menyusun standar fisik dibidang teknik yang meliputi kapasitas pabrik, kebutuhan tenaga kerja pemeliharaan mesin dan instalasi pabrik serta untuk seluruh kelapa sawit.

  d. Menyusun norma pemakaian bahan/barang untuk seluruh jenis kendaraan, alat berat dan pabrik.

  14. Kepala Laboratorium

  a. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan pemeriksaan mutu sesuai usulan dari penanggungjawab laboratorium, laboran dan teknisi.

  b. Memeriksa kualitas bahan baku yang akan diolah.

  c. Menginventarisasi alat dan bahan di laboratorium.

  d. Melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan fasilitas laboratorium.

  15. Kepala Divisi Logistik

  a. Menangani pendataan persediaan dan perlengkapan PT. Asam Jawa, khususnya pada kebutuhan lapangan dan event-event tertentu yang terjadwal dengan tetap mengutamakan kemampuan personal dalam penanganan kebutuhan logistiknya masing-masing.

  b. Menyelenggarakan kegiatan umum, personalia, akuntansi & keuangan serta c. Mendayagunakan aset perusahaan secara optimal, efektif dan efisien.

  d. Menjaga dan memelihara barang-barang inventaris peralatan kantor dan aktiva di Unit Usaha sesuai catatan akuntansi.

  e. Merencanakan, mengkoordinasi dan memimpin pelaksanaan system operasional dalam bidang logistik guna memenuhi keinginan pelanggan secara tepat waktu.

  16. Manager Kebun Pangarungan a.

  Bertanggung jawab terhadap terlaksananya semua kegiatan operasional di unit kebun Pangarungan.

  b.

  Membuat rencana anggaran biaya dan produksi baik bersifat bulanan maupun tahunan dan dilaporkan kepada General Manager secara tertulis.

  c.

  Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan bagi staff dan karyawan bawahannya di bidang disiplin kerja dan produktifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin. d.

  Mengkoordinir pembuatan laporan kerja baik yang bersifat harian maupun bulanan dari bawahannya, mengevaluasi untuk segera mengambil tindakan jika dianggap perlu dan membuat laporannya kepada General Manager.

  17. Manager Kebun Sei Kalam a.

  Bertanggung jawab terhadap terlaksananya semua kegiatan operasional di unit kebun Sei Kalam yang meliputi kultur teknis, sumber daya manusia, b.

  Membuat rencana anggaran biaya dan produksi baik bersifat bulanan maupun tahunan dan dilaporkan kepada General Manager secara tertulis.

  c.

  Melakukan pemeriksaan baik secara rutin dan periodik terhadap instruksi- instruksi dari perusahaan yang meliputi bidang kultur teknis dan produksi secara kualitatif dan kuantitatif.

  d.

  Melengkapi dan mengembangkan manajemen teknik secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien

  18. Manager Kebun Sulum a.

  Bertanggung jawab terhadap terlaksananya semua kegiatan operasional di unit kebun Sulum yang meliputi kultur teknis, sumber daya, pembiayaan, administrasi dan keamanan.

  b.

  Membuat rencana anggaran biaya dan produksi baik bersifat bulanan maupun tahunan dan dilaporkan kepada General Manager secara tertulis.

  c.

  Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan bagi staff dan karyawan bawahannya di bidang disiplin kerja dan produktifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin. d.

  Melengkapi dan mengembangkan manajemen teknik secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien.

  19. Manager Research & Development a.

  Mengkoordinir pembuatan laporan kerja baik yang bersifat harian maupun bulanan dari bawahannya, mengevaluasi untuk segera mengambil tindakan/solusi jika dianggap perlu dan membuat laporan kepada General b.

  Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan bagi staff dan karyawan bawahannya di bidang disiplin kerja dan produktifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin.

  c.

  Memberikan saran atau masukan kepada General Manager baik diminta atau tidak, dalam hal perencanaan dan kebijaksanaan pokok perusahaan yang meliputi segi-segi teknis, teknologi, sumber daya manusia, pengembangan organisasi dan bidang-bidang yang terkait.

  d.

  Guna pertanggung jawabannya, maka dibenarkan untuk mengambil sikap atau tindakan terhadap bawahannya yang melakukan pelanggaran dan hal- hal lain yang dapat mengganggu kegiatan operasional.

20. Krani Divisi a.

  Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang administrasi divisi.

  b.

  Membuat laporan harian produksi dan perawatan yang bersumber dari laporan krani produksi dan mandor perawatan. c.

  Menghitung dan membuat laporan gaji dan premi karyawan dan permanen setiap bulannya.

  d.

  Bertanggung jawab terhadap jalannya proses ke administrasian kantor divisi.

  21. Staf Lapangan a. Memberikan saran, konsultasi, bantuan serta melayani di bagian lapangan.

  c. Mendata segala aktivitas yang terjadi di lapangan.

  22. Pimpinan Pengembangan

  a. Membina menyelenggarakan bidang yang dibawahi sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan perusahaan.

  b. Menyusun anggaran di daerah pengembangan.

  c. Merumuskan rencana pembangunan infrastruktur daerah pengembangan.

  23. Wakil Pimpinan

  a. Memberikan saran dan bantuan kepada pimpinan pengembangan b. Melaksanakan keputusan dari pimpinan. c.Menyelenggarakan Koordinasi dalam melaksanakan kegiatan pengembangan.

  d. Mewakili pimpinan apabila berhalangan dalam melaksanakan tugas sehari- hari.

  e. Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada pimpinan.

  24. Kepala Bagian Pelayanan Umum a.

  Membuat rencana anggaran biaya bulanan dan tahunan.

  b.

  Melengkapi dan mengembangkan manajemen teknik secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien.

  c.

  Membuat program perencanaan pemeliharaan dan perbaikan alat-alat dan kendaraan.

  d.

  Melayani unit atau bagian setiap harinya terhadap kebutuhan alat, kendaraan, bahan dan tenaga kerja.

  25. Koordinator Pemanfaatan Pupuk Limbah PKS a.

  Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang pemeliharaan teknik, produksi dan perawatan.

  b.

  Mengawasi dan melaksanakan kelancaran jalannya proses produksi dan perawatan teknik/tanaman agar sesuai dengan kelayakan operasional, persyaratan mutu dan jumlah yang ditetapkan perusahaan.

  c.

  Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan kepada mandor pemeliharaan teknik, mandor produksi, krani produksi dan pemanen dalam hal disiplin kerja, mutu kerja dan produktivitas kerja.

  d.

  Memberikan saran/masukan baik diminta atau tidak dalam bidang perawatan yang meliputi segi teknis, material/alat, organisasi dan bidang- bidang yang terkait.

  26. Kepala Bagian Personalia dan Umum

  a. Merencanakan dan mengorganisasikan semua sumber daya manusia dan program pengembangannya. b. Membantu tercapainya target atau tujuan perusahaan dengan menciptakan lingkungan kerja dimana semua karyawan memperoleh kepuasan terhadap pekerjaannya.

  c. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan, penyelesaian hukum dan agraria, kesepakatan, kesehatan, dan keamanan serta sosial umum.

  d. Memimpin kegiatan dalam rangka usaha penerimaan dan penempatan,

  e. Menyusun laporan tentang keberadaan personil yang menurut masing- masing jenjang kepangkatan, penempatan, pendidikan.

  e. Mempersiapkan langkah-langkah kebijaksanaan yang diperlukan sehubungan dengan kegiatan tersebut terutama yang menyangkut pengaturannya, pendidikan dan latihan.

  27. Kepala Bagian Bengkel Otomotif a.

  Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan intruksi dari atasannya (General Manager) dalam bidang teknik pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin, kenderaan dan alat berat.

  b.

  Membuat perencanaan anggaran belanja bulanan dan tahunan.

  c.

  Menentukan standar fisik dan mutu suku cadang d.

  Melakukan perbaikan dan pemeriksaan yang terprogram, terarah sehingga mencegah terjadinya stagnasi yang mengganggu kegiatan operasional.

  e.

  Melengkapi dan mengembangkan manajemen teknis secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien.

  28. Kepala Bagian Pengamanan a.

  Membuat perencanaan, monitoring dan evaluasi pekerjaan yang berhubungan dengan pengamanan dan keamanan.

  b.

  Selalu menyikapi kondisi sosial internal dan eksternal perusahaan guna mengembangkan inovasi sistem pengamanan.

  c.

  Pertanggung jawaban dari tugas-tugas yang diberikan dituangkan dalam

  29. Wakil Kepala Bagian Pengamanan a.

  Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari kepala bagian pengamanan dalam hal pengamanan dan keamanan.

  b.

  Membantu menyikapi kondisi sosial internal dan eksternal perusahaan guna mengembangkan inovasi sistem pengamanan.

  c.

  Membantu menjalankan tanggung jawab kepala bagian pengamanan diberi wewenang untuk mengambil sikap atau tindakan terhadap bawahannya yang melakukan pelanggaran maupun yang berprestasi sementara pelaporan harus disampaikan kepada atasan langsung.

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

  Tenaga kerja yang ada di pabrik perkebunan kelapa sawit PT. Asam Jawa berjumlah 935 orang. Adapun data jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel

  2.1.

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja PT. Asam Jawa No Bagian Jumlah (orang)

  33

  57

  15 Divisi D

  58

  16 Divisi H

  67

  17 Kebun Sei Kalam

  2

  18 Divisi E

  66

  19 Divisi F

  20 Divisi G

  2

  64

  21 MPU & Traksi

  89

  22 Bengkel Automotif

  18

  23 Satpam

  64

  24 Langga Payung

  16

  25 PKS 195

  14 Divisi C

  13 Kebun Sei Sulum

  1 Kantor General Manager

  7

  7

  2 Kebun Pengembangan

  8

  3 Kantor KTU GM

  6

  4 Analisa Biaya dan Produksi

  5

  5 Gudang Induk

  8

  6 Keuangan

  7 Personalia

  49

  18

  8 R & D

  17

  9 PBPKS

  28

  10 Kebun Pangarungan

  3

  11 Divisi A

  48

  12 Divisi B

  Jumlah 935 Jam kerja di PT. Asam Jawa terdiri dari 2 shift untuk bagian produksi (proses)

sedangkan bagian gudang, kantor, laboratorium dan maintenance 1 shift. Dimana 1 shift

adalah 7 jam kerja, tetapi jika kondisi TBS masih banyak maka karyawan bisa kerja di

atas 7 jam kerja yang dihitung lembur. Adapun pembagian jam kerja karyawan dapat

dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jam Kerja Bagian SENIN – KAMIS

  • 08:00 – 12:00 Bekerja - Kantor 12:00 – 13:00 Istirahat - 13:00 – 16:00 Bekerja

  Shift

  1 Shift

  2 07:00 – 12:00 17:00 – 24:00 Bekerja

  

Produksi 12:00 – 13:00 24:00 – 01:00 Istirahat

  13:00 – 17:00 01:00 – 02:30 Bekerja

  JUMAT

  • 08:00 – 11:30 Bekerja

  Kantor

  Istirahat - 11:30 – 13:30 13:30 – 17:00 Bekerja -

  Shift

  1 Shift

  2 08:00 – 11:30 18:00 – 23:00 Bekerja

  

Produksi 11:30 – 13:30 23:00 – 24:00 Istirahat

  13:30 – 18:00 24:00 – 03:30 Bekerja

  SABTU Kantor

  Bekerja - 08:00 – 14:00

  & Produksi

2.3.4. Sistem Pengupahan

  Kebijaksanaan sistem pengupahan di PT. Asam Jawa mengikuti program kebijaksanaan tentang upah minimum regional yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan upah lembur (premi) diberikan setiap bulan.

  1. Upah / Gaji bulanan Upah ini diberikan kepada tenaga kerja pada hari pertama setiap bulan sesuai berupa harian dan bulanan.

  2. Upah lembur Upah lembur diberikan kepada tenaga kerja yang melebihi jam kerja dinas.

  Pembayaran upah lembur akan dibayar apabila kerja dilakukan atas izin perusahaan dan dibuktikan dengan catatan kehadiran.

  Selain itu kesejahteraan umum bagi pegawai dan karyawan pabrik juga diperhatikan. Adapun fasilitas yang disediakan oleh PT. Asam Jawa untuk para karyawannya adalah sebagai berikut: 1.

  Perumahan bagi staf dan karyawan yang berada di lokasi perkebunan sekitar.

  2. Tunjangan natura diberikan dalam bentuk uang berdasarkan jumlah tanggungan.

  3. Tunjangan masa kerja pertahun diberikan berdasarkan jumlah tahun bekerja dengan perhitungan 2,5% x gaji pokok dalam tahun berjalan.

  4. Bantuan setiap bulannya berupa THR keagamaan 5.

  Dana pensiun tunjangan hari tua 8,34% dari THP/bulan pada tahun tersebut.

  6.

  7. Yayasan sebagai sarana pendidikan anak staff dan karyawan yang dibangun di lokasi lingkungan pabrik.

  8. Rumah ibadah yaitu mesjid yang dibangun di lokasi lingkungan pabrik.

  9. Membangun sarana olah raga yang tersedia di lokasi kompleks perumahan karyawan.

  2.4.1. Bahan yang Digunakan Adapun bahan baku yang digunakan PT. Asam Jawa adalah TBS (Tandan Buah

Segar) yang diperoleh dari kebun pabrik sendiri dan bahan penolong yang digunakan

adalah air dan uap yang dihasilkan oleh tenaga uap.

  2.4.2. Uraian Proses Produksi

  Proses adalah perubahan bentuk dan fungsi yang dialami suatu produk/bahan, yang dimaksud dalam hal ini adalah kelapa sawit. Adapun uraian proses dari pengolahan kelapa sawit yang ada pada PT. Asam Jawa dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Uraian Proses Produksi Kelapa Sawit PT. Asam JawaGambar 2.2. Uraian Proses Produksi Kelapa Sawit PT. Asam Jawa (Lanjutan)

  1. Penimbangan

  Sebelum diolah TBS terlebih dahulu ditimbang, kegunaannya adalah: a.

  Untuk mengetahui netto buah setiap truck b.

  Untuk mengetahui jumlah produksi TBS c. Untuk menghitung rendemen dan kapasitas olah pabrik d.

  Sebagai dasar perhitungan pembayaran premi pemanen

  2. Sortasi buah

  Sortasi buah dilakukan untuk: a.

  Untuk mengamati mutu buah yang akan diolah pabrik b.

  Untuk mengetahui derajat kematangan buah hasil panen dari setiap divisi Adapun kriteria kematangan buah dapat dilihat seperti Tabel 2.3.

  

Tabel 2.3.Kriteria Kematangan Buah

FRAKSI BUAH KATEGORI JUMLAH BUAH LUAR PERSYARATAN

MEMBERONDOL

  Fraksi 00 (F.00) Sangat mentah Tidak ada 0,0 % Fraksi 0 (F.0) Mentah 1 - 12,5 % Maksimum 3,0 %

  F.1: maksimum 5 Fraksi 1 (F.1) Kurang matang 12,5 - 25 % %

  F2 + F3 : min 80 Fraksi 2 (F.2) Matang I 25 - 50 % % Fraksi 3 (F.3) Matang II 50 - 75 % Fraksi 4 (F.4) Lewat matang 75 - 100 % Maksimum 10 %

  Terlalu matang Fraksi 5 (F.5) Buah bagian dalam Maksimum 2 % ikut memberondol

  Brondolan 10%

  Tandan Kosong 0%

  Buah Busuk 0%

  Panjang tangki TBS (bentuk V) Maksimum 2,5 cm

  Sumber : Laboratorium PT. Asam Jawa

3. Pengisian lori (Loading ramp)

  Loading ramp kegunaannya adalah: a.

  Tempat penampungan TBS sebelum diisi ke lori b.

  

Mengisi TBS kedalam lori secara teratur, buah yang lebih awal masuk ke loading

ramp lebih dahulu masuk kedalam lori (First in-First out). Loading ramp dilengkapi dengan kisi-kisi dan hydrolic pump dimana setiap kisi-kisi memiliki jarak minimal 5 mm dan maksimal 10 mm. Kegunaan kisi-kisi adalah: 1) Agar sampah, pasir terikut buah turun melalui kisi-kisi 2) Jika terlalu kecil maka sampah, pasir dari buah tidak efektif turun 3) Jika terlalu besar dapat menyebabkan brondolan dari buah ikut turun bersama sampah

  Sedangkan kegunaan hydrolic pump adalah:

  1) Untuk mengatur buka dan tutup pintu loading ramp pada saat mengisi TBS ke dalam lori

  Beberapa jenis lori berdasarkan kapasitasnya antara lain:

  1) 2.500 kg/lori 2) 5.000 kg/lori 3) 7.000 kg/lori

  Kapasitas lori TBS di Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) di PT. Asam Jawa sebesar 2.500 kg/lori.

Gambar 2.3. Lori

4. Perebusan (Sterilizer)

  Proses perebusan buah merupakan faktor yang paling vital dalam pengolahan TBS karena sangat menentukan hasil olah pada tahapan proses selanjutnya baik losses (kerugian) yang timbul dan juga kualitas produksinya. Perebusan terlalu lama dapat mengakibatkan losses minyak dalam kondensat meningkat dan kualitas CPO dihasilkan memberikan warna lebih gelap (tua). Bila perebusan terlalu singkat, maka akan mengakibatkan jumlah berondolan dalam tandan kosong serta jumlah katekopen meningkat, proses pelumatan di unit digester kurang sempurna dan proses pemecahan biji kurang sempurna.

  Adapun tujuan dari perebusan adalah: a.

  Memudahkan berondolan lepas dari janjangan.

  b.

  Melunakkan buah sehingga mudah diaduk dalam digester.

  c.

  Mematikan enzim yang dapat menaikkan ALB.

  d.

  Melekangkan inti supaya mudah lepas dari cangkang.

  Perebusan (sterilizer) yang ada pada PT. Asam Jawa dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.4. Sterilizer

  Pengoperasian rebusan (sterilizer) diatas sesuai kebutuhan dengan memperhitungkan:

  a.

  

Kualitas kematangann TBS yang akan diolah, makin tinggi derajat kematangan TBS

maka waktu merebus dioperasikan lebih singkat dan sebaliknya.

  b.

  Kapasitas screw press yang dioperasikan.

  c.

  Kebutuhan bahan bakar boiler yang dioperasikan.

  Tahapan perebusan TBS di PT. Asam Jawa terdiri dari 3 puncak, dan untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.4.

  Tabel 2.4.Tahapan Proses Perebusan 3 Puncak

TAHAP PROSES WAKTU TEKANAN

(menit) Kg/cm²

  I 6 0 - 0,5

  Deaerasi (Menguras udara)

  II 5 1,5 - 2,0

  Menaikkan tekanan uap I (pertama)

  III

  3 Menurunkan takanan uap I (pertama) (buang udara dan kondensat) : Afblas I

  IV 7 2 - 2,5

  Menaikkan tekanan uap II (dua)

  V 3 0,5 – 0

  Menurunkan takanan uap II (dua) (buang udara dan kondensat) : Afblas II

  VI 8 2,8

  Menaikkan tekanan uap III (tiga)

  VII 50 2,8 - 3,0

  Penahanan tekanan uap

  VIII

  8 Buang uap dan kondensat : Afblas terakhir :

  90 Siklus merebus :

  7 Mengeluarkan dan memasukkan lori buah

  97 Total waktu proses merebus

  

Sumber :PKS PT. Asam Jawa

5. Pemipilan (Thresher)

  Sebelum TBS sampai ke bagian pemipilan (Thresher) dari perebusan, alat yang membantu pemindahan TBS adalah Kapstan, Hosting Crane dan Auto

  Feede r. Kegunaan dari masing-masing alat-alat tersebut adalah: a.

  

Kapstan untuk menarik lori berisi TBS masak yang sudah keluar dari rebusan hingga

ke posisi Hosting Crane.

  b.

  

Hosting Crane untuk mengangkat dan menuangkan lori TBS yang sudah direbus

kedalam hoper thresher.

  c.

  

Auto Feeder untuk mengatur masuknya buah yang sudah direbus ke thresher secara kontinu dan merata sehingga proses perontokan brondolan dapat berlangsung maksimal. Kecepatan auto feeder diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kapasitas olah.

  Pada thresher, dilakukan pelepasan/perontokan brondolan dari janjangan. Proses perontokan brondolan berlangsung akibat adanya bantingan tandan buah didalam alat thresher yang berputar dengan kecepatan ± 23 rpm, semakin berat janjang rata-rata (BJR) semakin besar rpm nya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian thresher adalah :

  a.

  

Saat tandan buah berputar dalam thresher harus dapat mencapai ketinggian maksimal,

baru jatuh dan terbanting pada As Thresher.

  b.

  

Pengaturan buah yang masuk dari auto feeder ke thresher disesuaikan dengan

kapasitas thresher, sehingga buah tidak terlalu banyak menumpuk dalam thresher yang dapat mengakibatkan proses perontokan tidak sempurna dan juga sebaliknya tidak sempat kosong sama sekali.

  Penuangan buah dengan hosting crane ke thresher dengan interal waktu yang tetap. Brondolan hasil dari thresher diangkut dengan timba-timba buah (fruit ) ke ularan (conveyor) digester. Apabila jumlah brondolan kontinu, akibat

  elevator

  pemasangan dengan interval tetap maka yang diterima timba buah (fruit elevator) relatif sama dan hal ini akan memperpanjang umur teknis rantai (chain) timba buah.

Gambar 2.5. Stasiun Penebahan

6. Pengadukan (Digester)

  Fungsi dari digester adalah untuk melepas daging buah dari biji (notten) dan melumatkannya dengan cara meremas, menggesek dan menekan brondolan menggunakan pisau pengaduk yang berputar sambil dipanaskan. Proses pengadukan berlangsung sebagai berikut:

  a.

  Akibat adanya gesekan antara pisau dengan brondolan b.

  Tekanan gaya berat dari brondolan itu sendiri

  Oleh karena itu bila isian digester kurang dari ¾ bagian, gaya tekan dan brondolan menjadi kecil, retention time dalam digester lebih singkat dan hasil adukan masih kasar. Sebaiknya bila isian digester penuh, gaya tekan brondolan akan menjadi lebih besar, retention time brondolan di digester lebih lama dan hasil adukan menjadi lebih sempurna.

  Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil adukan yang sempurna dalam pengoperasian digester antara lain adalah: a.

  

Sebelum brondolan masuk ke digester, pintu sekat digester yang menuju ke pressan

ditutup dahulu agar brondolan sempat diaduk selama ± 20 menit (dihitung sejak brondolan masuk ke digester).

  b.

  Proses pengadukan dapat berjalan sempurna apabila : 1) Ketel adukan dalam keadaan penuh, minimal ¾ bagian 2) Waktu pengadukan ± 20 menit. Semakin pendek retention time, semakin kasar hasil adukan

  3) Pisau aduk tidak aus (jarak antara ujung pisau yang baru dengan dinding digester ± 12 mm) 4)

  Temperatur operasi > 92º C c.

Jika kondisi ini tidak terpenuhi, maka ampas pressan masih kasar dan kehilangan

minyak dalam ampas pressan tinggi (> 5 % terhadap contoh).

  d.

  

Pada bagian bawah alat pengadukan (bottom plat) dibuat lobang berdiameter 5 mm

sebanyak ±1200 buah untuk mengalirkan minyak selama pengadukan. Aliran minyak dari bottom plat harus lancar karena bila tidak lancar maka hasil adukan masih banyak mengandung minyak dan menyulitakan dalam proses di pressan.

  e.

  Pembersihan bagian dalam digester dilakukan setiap minggu f.

Pada saat membersihkan digester, dicatat atau dikontrol keausan pisau digester dan

keausan sekat pada dinding digester g.

  Digester dilengkapi dengan: 1) Ularan balik (return conveyor) untuk mengembalikan kelebihan brondolan masuk ke digester secara otomatis agar isian digester tetap penuh atau minimal ¾ ketinggian, sehingga operator tidak perlu kuatir brondolan tumpah ke lantai 2)

  Pemasangan sekat yang terbuat dari besi siku/besi T pada dinding digester.

Gambar 2.6. Digester

7. Pengempaan (Screw press)

  Fungsi pengempaan adalah untuk memisahkan minyak dari massa adukan dengan cara mengepress pada tekanan 35-45 ampere. Tekanan yang terlalu tinggi akan meningkatkan pengutipan minyak tetapi biji banyak yang hancur, sedangkan tekanan yang rendah akan menurunkan pengutipan minyak dan biji tidak hancur.

  Sebagai indikator pengaturan tekanan sudah tetap atau belum adalah kandungan minyak dalam ampas pres yaitu 5-6 % terhadap contoh (0,55 – 0,66 % TBS).

Gambar 2.7. Screw Press

8. Pemisahan dan Pengutipan Minyak

  Minyak kasar yang diperoleh dari presan ditampung dalam talang dan diencerkan dengan menambah air panas 18–20 %, untuk dialirkan ke stasiun permunian minyak. Pengenceran ada juga dilakukan di silinder press dan vibro

  

separator agar cairan minyak kasar tidak luber keluar dari vibro separator akibat

  lobang saringan yang tertutup kotoran. Indikator pengenceran yang benar dapat Bila hasil analisa laboratorium menunjukkan kandungan minyak 45–50 % dan kandungan air 18-20% berarti pengenceran sudah tepat. Adapun tujuan dari pemisahan dan pengutipan minyak adalah untuk memisahkan minyak dari fraksi air dan lumpur (non oil solid) serta mengeringkannya sehingga kadar air 0,10 % maksimum. Pemisahan minyak terjadi dengan dua cara yaitu secara alami/gravitasi karena massa jenis minya2 lebih kecil dan secara mekanis dengan alat decanter dan centrifugal

  Adapun prinsip pemurnian minyak adalah: a.

  

Dipanaskan yaitu: dengan pemanasan steam injeksi langsung atau coil (steam coil),

minyak mudah terpisah dengan sludge/drab. Minyak yang berat jenisnya lebih ringan

naik keatas dan sludge/drab yang berat jenisnya lebih besar turun atau tetap dibawah.

  b.

  

Diendapkan untuk mempercepat pengendapan, aliran dialirkan kebawah agar berat

jenis sludge/drab yang lebih besar dibanding minyak tetap berada dibawah.

  c.

  

Kondisi tenang yaitu proses pemisahan minyak dan pengendapan sludge akan lebih

sempurna jika kondisi cairan dalam keadaan tenang.

  d.

  

Pengutipan minyak dilakukan karena minyak sudah berada diatas, pengutipan dengan

9. Sand Trap Setelah pengutipan minyak dilalakukan, maka dilanjutkan ke sand trap.

  Adapun kegiatan pada sand trap antara lain: a.

  

Stasiun pemurnian minyak dimulai dari sand trap. Hal ini berarti harus dimulai

prinsip-prinsip perlakuan minyak kasar menjadi minyak murni atau pemisahan antara minyak dan non minyak.

  b.

  

Agar pemisahan tersebut dapat terjadi dengan sempurna, maka proses dilakukan

secara bertahap, mulai dari Sand Trap – Bak RO (Crude Oil) – CST – Oil Tank – Oil Purifier – Vacum Dryer.

  c.

  

Sludge dari CST diproses melalui Sludge Tank – Strainner – Pre Cleanner – Decanter

– Decanting basin/Fat pit .

  d.

  

Fungsi sand trap adalah untuk menangkap pasir yang terbawa minyak kasar (crude

oil) hasil pressan, dengan cara pengendapan dan dipanaskan pada temperatur ≥ 98ºC.

  e.

  

Jika volume sand trap kecil (± 1,5 M³) maka suhu di Hot Water Tank harus bias

mencampai ≥ 98ºC, sehingga cairan yang masuk kedalam bak cukup panas dan

temperature di bak RO bias mencapai

≥ 98ºC.

  f.

  

Didalam sand trap dipasang sekat vertical untuk menghindari turbulensi aliran dan

mengarahkan flow minyak kasar ke bawah terlebih dahulu agar pasir yang terbawa minyak kasar tertinggal dibawah (sering terjadi, sekali sudah kropos sehingga sand trap tidak berfungsi maksimal dalam pengendapan).

  g.

  

Bak sand trap dilengkapi dengan thermometer dan dipasang kaca untuk melihat

apakah endapan pasirnya sudah saatnya untuk di sprui/drain.

  h.

  

Biasanya sprui/drain dilakukan setiap pagi sebelum pabrik beroperasi dan 4 jam sekali selama pabrik beroperasi (tergantung pada volume sand trap dan jumlah endapan i.

  

Pencucian bak sand trap dilakukan pada saat seminggu sekali pada saat tidak

mengolah sambil mengontrol kondisi sekat.

10. Bak RO (Bak Crude Oil)

  Adapun kegunaan dari bak RO adalah:

  a. Fungsi Bak RO adalah untuk memanaskan minyak kasar dan mengendapkan kotoran/pasir yang masih lolos dari sand trap dan vibrating screen/vibro

  separator .

  b. Suhu cairan minyak kasar dalam bak RO 98 - 100ºC.

  c. Seluruh pengutipan minyak masih masih terikut dalam sludge, seperti minya2 dari Sludge Separator, bak Fat-pit, sepui dari tangki timbun dan Oil Tank, upayakan dimasukkan dulu kedalam bak RO (melalui vibrating screen/vibro separator ) agar sempat disaring dan dipanaskan terlebih dahulu.

  d. Hindarkan pengiriman langsung dari CST karena suhu minyak pengutipan tersebut pasti lebih rendah dibandingkan dengan suhu di CST sehingga dapat menurunkan suhu di CST dan memperlambat pemisahan minyak.

  e. Pressure pompa pengiriman minyak kasar dari bak RO yang langsung ke CST juga menimbulkan gejolak dalam cairan sehingga pemisahan minyak tidak berlangsung dengan sempurna.

  f. Steam injeksi hanya boleh dihidupkan pada awal olah untuk mempercepat kenaikkan temperatur, sedangkan pada saat pengutipan minyak yang dihidupkan hanya steam coil (steam injeksi harus dimatikan). Hal ini dimaksudkan agar pemisahan minyak dapat lebih sempurna karena dalam kondisi lebih tenang.

2.4.3. Stasiun Pabrik Biji

  1. Cake Brake Conveyor (CBC) CBC ada 1(satu) unit dengan panjang ± 30.000 mm dan lebar 700 mm yang sedemikian rupa sehingga merupakan satu garis ulir.

  2. Depericarper

  Depericarper merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan antara biji

  dengan serabut dengan menggunakan prinsip pneumatis dimana pemisahan biji dengan serabut menggunakan hisapan udara pada sebuah kolom pemisah.

  Pemisahan terjadi akibat adanya perbedaan berat jenis antara biji dengan serabut. Bahan yang lebih ringan (serabut) akan tertarik ke atas, sedangkan biji akan jatuh kebawah dan ditampung oleh polishing drum.

  3. Nut Polishing Drum

  Nut Polishing Drum ada 1 unit dengan diameter 1.250 mm, panjang 6.350

  mm. Nut Polishing Drum dilengkapi dengan plat perforasi fraksi besar dengan diameter lubang 90 mm. Fungsi Nut Polishing Drum adalah:

  a.

  Menerima noten dari Depericarper.

  b.

  Mensortir biji/notten hingga benar-benar notten yang bersih.

  c.

  Mengirimkan notten ke destoner melalui screw auger desonter.

Gambar 2.8. Polishing Drum

  4. Destoner

  Destoner merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan antara biji