Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Media Torso pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Tahun Pelaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi kondisi awal ini membahas proses pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran matematika sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi. Selanjutnya pada deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar matematika. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar matematika yang rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri.

Proses pembelajaran masih bersifat monoton, yakni guru yang mengajar terlalu sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Hal ini dikarenakan mungkin pada waktu itu media pembelajaran di sekolah kurang lengkap. Pada hakikat pemanfaatan sebuah media pembelajaran selain mampu merangsang tingkat ketertarikan siswa untuk belajar, juga dapat membantu guru untuk menyampaikan materi sehingga pengetahuan yang siswa terima tidak hanya pengetahuan instan yang diperoleh dari guru tapi siswa juga bisa melakukan aktivitas pembelajaran yang lebih bermakna dengan adanya media pembelajaran.

Daya serap siswa pada mata pelajaran IPA dan antusias siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses pembelajaran merupakan salah satu faktor dari sisi Daya serap siswa pada mata pelajaran IPA dan antusias siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses pembelajaran merupakan salah satu faktor dari sisi

Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 4 SDN Boto . Hambatan-hambatan tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran. Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal. Batas nilai KKM ≥ 70 merupakan KKM mata pelajaran IPA Kelas 4 SD N Boto.

Adapun proses pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa pada kondisi awal akan diuraikan pada sub-sub judul di bawah ini.

4.1.1.1 Deskripsi Proses

Pengamatan Kondisi awal dilaksanakan pada hari Senin, 7 November 2016 pada mata pelajaran IPA dengan SK 2. Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan KD Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya. Indikator pada pertemuan ini antara lain: menyebutkan bagian – bagian rangka.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin do'a, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin do'a, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan

Selama proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa adanya media pembelajaran. Pada saat itu siswa mulai merasa bosan karena pembelajaran didominasi oleh guru. Siswa hanya menerima informasi dari guru. Kemudian dilanjutkan dengan latihan soal. Setelah selesai melaksanakan latihan soal, guru bersama siswa membuat kesimpulan. Pembelajaran diakhiri dengan do’a dan salam penutup.

4.1.1.2 Deskripsi Hasil Tindakan

Data dari analisis hasil belajar IPA pada tes formatif dengan Kompetensi Dasar mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya memperoleh hasil dengan nilai tertinggi 90, nilai terendah 30, nilai rata- rata 61,25. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 13 siswa (40,6 %) dari 32 siswa. Analisis nilai hasil tes formatif kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Kondisi Awal

No. Rentang Nilai

7 21,8% Jumlah Siswa

Nilai Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), sebagian besar siswa masih Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), sebagian besar siswa masih

Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:

Frekuensi

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

70) data hasil perol rolehan nilai pada kondisi awal/sebelum um tindakan disajikan dalam bentuk tabel 4.2. be 4.2. berikut ini:

Kriteria Ketuntasa untasan Minimal (KKM ≥

Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

Ketuntasan asan Jumlah Sisw iswa No.

Persentase (%) Pe

2. Belum Tuntas as

19 59,4 Jumla umlah

Berdasarkan ta n tabel 4.2 Ketuntasan belajar siswa pada kondi kondisi awal dapat diketahui bahwa sisw siswa yang memiliki nilai kurang dari Krite riteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) 70) sejumlah 19 siswa atau 59,4% dari total kese keseluruhan siswa, sedangkan yang suda sudah mencapai KKM sebanyak 13 siswa den dengan persentase 40,6% dari total kese eseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat di t diketahui bahwa persentase jumlah sisw siswa yang telah mencapai ketuntasan minim inimal lebih kecil dibandingkan dengan an jumlah siswa yang belum berhasil menc ncapai kentutasan minimal.

Ketuntasan be belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pa pada diagram 4.2 berikut:

Tuntas

Tuntas; 40,60% BelumTuntas;

Diagr agram 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal al

Hasil observasi aktivitas guru pada kondisi awal dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Kondisi Awal

Jumlah skor aspek No.

Aspek yang

Aspek

Persentase Diamati

item

item yang terlaksana

1. Kegiatan Awal

2. Kegiatan Inti

3. Kegiatan Akhir

3 1 6,7% Jumlah

Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer. Pada kegiatan awal memperoleh skor 3, kegiatan inti memperoleh skor 3, dan kegiatan akhir memperoleh jumlah skor 1 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 7 dengan kriteria cukup dan persentase proses pembelajaran sebesar 46,7%.

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal

Jumlah skor aspek No.

Aspek yang

Aspek

Persentase Diamati

item

item yang terlaksana

1. Kegiatan Awal

2. Kegiatan Inti

3. Kegiatan Akhir

1 1 8,3% Jumlah

Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui hasil penilaian dari observer. Pada kegiatan awal memperoleh skor 1, keiatan inti memperoleh skor 2, dan kegiatan akhir memperoleh jumlah skor 1 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 4 dengan kriteria kurang dan persentase proses pembelajaran sebesar 33,3%.

Hasil observasi pada kondisi awal memperoleh hasil yang rendah, baik observasi guru maupun observasi siswa. Pada observasi aktivitas guru, hanya Hasil observasi pada kondisi awal memperoleh hasil yang rendah, baik observasi guru maupun observasi siswa. Pada observasi aktivitas guru, hanya

Persentase obse observasi guru dan observasi siswa dapat diliha lihat pada diagram

4.5 berikut:

Persentase Persentase 20%

Observasi Guru Observasi Guru

Observasi Siswa

Diagram 4.5 Persen sentase Observasi Guru dan Observasi Siswa swa Kondisi Awal

Berdasarkan ha n hasil belajar IPA dan hasil observasi yang ng masih rendah, dibuktikan dengan nil n nilai evaluasi IPA siswa kelas 4 SDN Boto K o Kecamatan Jaken Kabupaten Pati maka ka peneliti merasa perlu mengadakan perbaika ikan pembelajaran matematika dengan m n menerapkan model pembelajaran Kooperat ratif Tipe Jigsaw sebagai upaya untuk m uk meningkatkan proses dan hasil belajar IPA m melalui penelitian tindakan kelas yang di dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus us I dan siklus II.

4.1.2 Deskripsi Sik iklus I

Pelaksanaan tinda ndakan siklus I ini terdiri dari 1x pertemuan, ya n, yaitu pertemuan 1 yang berlangsung pa pada hari Rabu, tanggal 23 November 2016. 2016. Hal-hal yang dilakukan dalam keg egiatan ini adalah perencanaan antara lain: n: menyusun RPP beserta intrumen peni penilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunc kunci jawaban dan kriteria penilaian, l n, lembar observasi kegiatan pembelajaran; ran; pelaksanaan; observasi; evaluasi; se ; serta refleksi.

4.1.2.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap ini akan diuraikan tentang perencanaan pelaksanaan siklus I yang meliputi perencanaan pertemuan I :

1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu pertama bulan November. Sebelum melakukan pembelajaran siklus I pertemuan pertama peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Kompetensi Dasar mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Zulva Nanik Ahmawati, S.Pd.SD selaku guru kelas 4 dan sebagai teman sejawat dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi dilakukan untuk membahas tentang penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan ini antara lain menyebutkan bagian- bagian rangka . Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan teman sejawat menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan pertama dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Jigsaw ialah: dengan pengamatan diskusi kelompok, siswa dapat menunjukan bagian-bagian dan kegunaan rangka dengan benar. Selanjutnya peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama dengan teman sejawat. Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media torso. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian. Selanjutnya peneliti dan teman sejawat mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 4 SDN Boto

Kecamatan Jaken Kabupaten Pati agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. (Dapat dilihat di RPP siklus I pada lampiran)

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan I merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran siklus I pertemuan I ini digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA setelah dilaksanakannya tindakan pembelajaran menggunakan model Kooperatif Tipe Jigsaw pada siswa kelas 4 SDN Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati . Materi evalusi ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan pertama yaitu rangka di bagi menjadi tiga bagian : rangka kepala, rangka badan dan rangka anggota gerak. Penyusunan soal evaluasi juga telah didiskusikan sebelumnya bersama dengan Zulva Nanik Ahmawati, S.Pd.SD selaku guru teman sejawat. Soal yang diujikan pada siklus I berjumlah 10 soal berbentuk pilihan ganda dan 10 soal berbentuk isian. Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 10 soal berbentuk pilihan ganda dan

10 soal berbentuk isian untuk 32 siswa, serta ruang atau lokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I yaitu di ruang kelas 4 SDN Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati. Sebelum mengadakan tes evaluasi guru mengulang materi tentang rangka manusia di bagi menjadi 3 bagian yaitu bagian rangka kepala, rangka badan dan rangka anggota gerak yang telah dipelajari pada pertemuan pertama. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama dua kali 35 menit.

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pada tahap pelaksanaan tindakan mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak satu kali pertemuan. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama berada di ruang kelas 4 SDN Boto pada hari Senin, tanggal 7 November 2016 mulai pukul 07.00 WIB. Guru yang ditunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Zulva Nanik Ahmawati, S.Pd.SD. Materi pada pembelajaran ini adalah Rangka dibagi menjadi tiga bagian yaitu rangka kepala, rangka badan dan rangka anggota gerak. Adapun kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kegiatan Awal Kegiatan awal diawali dengan mengucapkan salam, kemudian ketua kelas maju ke depan untuk memimpin do’a, dilanjutkan presensi oleh guru. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru mengajukan pertanyaan secara klasikal terkait dengan materi yang dipelajari sebelumnya “adakah di antara mereka yang pernah mengalami patah tulang”. Kemudian Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu tentang rangka dan kegunaanya.

b) Kegiatan Inti Pada kegiatan ini, siswa melaksanakan langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw sebagai implementasi skenario pembelajaran. Langkah pertama yaitu penyajian materi. Siswa diberikan penjelasan oleh guru tentang rangka dan kegunaanya. Langkah selanjutnya siswa mengamati alat peraga yang di demonstrasikan guru didepan kelas mengunakan media torso tentang baigian-bagian rangka dan berbagai macam tulang penyusunnya. Guru membagi siswa kedala 6 kelompok, membentuk kelompok awal masing-masing kelompok terdiri 5 sampai enam siswa. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok siswa, untuk kemudian dipelajari oleh setiap kelompok. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan dari guru permasalahan untuk dibahas bersama kelompoknya. Siswa melakukan diskusi kelompok / belajar mandiri yaitu mempelajari materi yang sudah didapat, dan membahas bersama dengan teman sekelompoknya. Setelah selesaimempelajarimateri yang b) Kegiatan Inti Pada kegiatan ini, siswa melaksanakan langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw sebagai implementasi skenario pembelajaran. Langkah pertama yaitu penyajian materi. Siswa diberikan penjelasan oleh guru tentang rangka dan kegunaanya. Langkah selanjutnya siswa mengamati alat peraga yang di demonstrasikan guru didepan kelas mengunakan media torso tentang baigian-bagian rangka dan berbagai macam tulang penyusunnya. Guru membagi siswa kedala 6 kelompok, membentuk kelompok awal masing-masing kelompok terdiri 5 sampai enam siswa. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok siswa, untuk kemudian dipelajari oleh setiap kelompok. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan dari guru permasalahan untuk dibahas bersama kelompoknya. Siswa melakukan diskusi kelompok / belajar mandiri yaitu mempelajari materi yang sudah didapat, dan membahas bersama dengan teman sekelompoknya. Setelah selesaimempelajarimateri yang

c) Kegiatan Akhir Kegiatan yang dilakukan adalah guru menanyakan hal-hal yang belum jelas serta menguatkan kesimpulan yang diperoleh sesuai hasil kerja kelompok maupun individu. Setelah seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan, guru pun menutup pertemuan pada hari itu dengan memberi pekerjaan rumah. Selanjutnya guru menginformasikan materi selanjutnya serta meminta siswa untuk mempelajari dirumah dan mengucap salam. Berdasarkan uraian kegiatan di atas, maka kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama sudah selesai.

Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus I. Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus I siswa kelas 4 SDN Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

No. Rentang Nilai

1 3,1 Jumlah Siswa

Nilai Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Berdasarkan tabel 4.5 di atas distribusi frekuensi nilai IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari kondisi awal, dapat diketahui adanya peningkatan nilai rata-rata siswa yang pada kondisi awal 61,25 menjadi 64,84 pada siklus I. Berdasarkan tabel 4.5 dapat dinyatakan dalam diagram 4.6 yaitu sebagai berikut:

81 – 90 Jumlah Siswa

Rentang Nilai

Diagram 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Ketuntasan Belajar Siklus I

Ketuntasan Jumlah Siswa No.

2. Belum Tuntas

Dari tabel 4.6 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 14 siswa atau 43,8% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 18 siswa dengan persentase 56,3% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil Dari tabel 4.6 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 14 siswa atau 43,8% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 18 siswa dengan persentase 56,3% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil

frekuensi

Tuntas Tuntas [CATEGORY [CATEGORY

[CATEGORY

NAME]; 43,8 NAME]; 43,8 Belum Tuntas Belum Tuntas

NAME]; 56,3

Diagram 4.7 Ketuntasan Belajar Sikl iklus I

4.1.2.3 Observasi

Pada pelaksanaan naan observasi, akan menjelaskan mengenai ana analisis data hasil observasi aktivitas gu s guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan kan siklus I dengan menerapkan model l Kooperatif Tipe jigsaw yang terdiri dari dari analisis hasil observasi pada pertem emua pertama.

Kegiatan obse observasi dilakukan oleh guru observer unt untuk mengamati aktivitas selama prose oses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivita vitas guru maupun aktivitas siswa. Hasi asil pengamatan proses pembelajaran diperol roleh dari lembar observasi yang terdiri diri dari 15 indikator aktivitas guru dan 12 indi indikator aktivitas siswa. Masing-masing sing indikator dalam lembar observasi tersebut di but diberi skor 0 dan

1. Skor 0 berarti a aktivitas tidak dilaksanakan, sedangkan skor skor 1 aktivitas dilaksanakan. Kemudi udian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasik sikan berdasarkan kriteria penilaian.

Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60% termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat baik.

1) Pertemuan Pertama Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Jumlah skor aspek No.

Aspek yang

Aspek

Persentase Diamati

item

item yang terlaksana

1. Kegiatan Awal

2. Kegiatan Inti

3. Kegiatan Akhir

3 1 7% Jumlah

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer. Pada kegiatan awal memperoleh jumlah skor 3, kegiatan inti memperoleh jumlah skor 5, dan kegiatan akhir memperoleh jumlah skor 1 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 9 dengan kriteria cukup dan persentase proses pembelajaran sebesar 60%.

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I Aspek yang

Jumlah skor aspek No.

Aspek

Persentase Diamati

item

item yang terlaksana

1. Kegiatan Awal

2. Kegiatan Inti

3. Kegiatan Akhir

1 1 8% Jumlah

Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui hasil penilaian dari observer. Pada kegiatan awal memperoleh jumlah skor 1, kegiatan inti memperoleh jumlah skor 5, dan kegiatan akhir memperoleh jumlah skor 1 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 7 dengan kriteria baik dan persentase proses pembelajaran sebesar 56%.

Dari hasil-hasil pengamatan tersebut, ada beberapa catatan dari guru observer di antaranya yaitu:

1) Selama diskusi siswa masih kesulitan mengungkapkan pendapat, atau hasil pemikiran mereka. Siswa masih malu dan takut untuk berbicara.

2) Pada kegiatan diskusi tidak semua anggota kelompok bekerja dengan baik. Ada siswa yang hanya diam dan melihat teman mereka bekerja.

3) Siswa masih belum berani bertanya, mempresentasikan jawaban di depan

kelas, maupun berkomentar terhadap pekerjaan teman atau kelompok lain.

4) Ada beberapa siswa yang kurang memahami materi yang sedang disampaikan oleh guru.

5) Beberapa siswa ada yang bermain sendiri bahkan mengganggu temannya.

4.1.2.4 Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini dilakukan oleh observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas 4. Dari diskusi yang dilakukan diketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model Kooperatif Tipe Jigsaw guru dapat memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sementara itu bagi siswa dengan pembelajaran dengan model Kooperatif Tipe Jigsaw, siswa merasa

suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan lagi, siswa tidak harus selalu mendengarkan penjelasan guru dengan ceramah. ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 14 siswa atau 43,8% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 18 siswa dengan persentase 56,3% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil yang diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar ≥ 70%. Ketuntasan belajar siswa. Dengan kegiatan diskusi dan kerjasama yang dilakukan antar siswa dalam kegiatan Kooperatif Tipe Jigsaw menjadikan materi pelajaran dapat dipahami dengan mudah oleh siswa menggunakan cara kreatif dan berbeda sehingga hasil belajar meningkat.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama diketahui pada kegiatan awal memperoleh jumlah skor 3, kegiatan inti memperoleh jumlah skor 5, dan kegiatan akhir memperoleh jumlah skor 1 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 9. Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I, pada kegiatan inti mengalami peningkatan. Dengan pembelajaran model Kooperatif Tipe Jigsaw, siswa secara kreatif mampu mengidentifikasi materi dengan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran.

Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I, terjadi peningkatan pada beberapa aspek, baik pada aktivitas guru maupun pada aktivitas siswa. Peningkatan aspek pembelajaran pada aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Persentase Kegiatan awal

Aspek

Skor Pertemuan I

3 20% Keiatan inti

5 33% Kegiatan akhir

1 7% Jumlah

Berdasarkan tabel el 4.11 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivita vitas Guru Siklus I dapat dilihat pada diag diagram 4.8 Berikut ini:

Keg. Awal 2,5

Ke. Inti

Keg. Akhir 1

Pertemuan I

Diagram 4.8 Distr stribusi Frekuensi Observasi Aktivitas G as Guru Siklus I Perte rtemuan I

Berdasarkan di n diagram 4.6 di atas aktivitas guru mengala alami peningkatan pada kegiatan inti. Indi . Indikator aktivitas guru yang mengalami pe peningkatan pada kegiatan inti yaitu tu membagi siswa dalam berkelompok da dan memberikan penjelasan tentang pe permasalahan yang akan dibahas. Untuk lebih bih jelasnya dapat dilihat pada diagram m 4.9 peningkatan persentase hasil observasi asi aktivitas guru siklus I pertemuan per n pertama sebagai berikut:

Persentase Persentase 20%

Pertemuan 1

Diagram 4.9 Pen eningkatan Persentase Hasil Observasi Akti ktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Hasil observa rvasi pada pertemuan pertama dengan indi ndikator penilaian aktivitas guru seban banyak 15 item, hasil persentase aktivitas g s guru pertemuan pertama sebesar 60%. %.

Peningkatan aspe n aspek pembelajaran pada aktivitas siswa dapat pat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini: ni:

Tabel 4.10 Distribusi Freku ekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pe s I Pertemuan I

Pertemuan I

Kegiatan awal

Keiatan inti

Kegiatan akhir

Berdasarkan ta n tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Observasi Akti ktivitas Siswa Siklus I dapat dilihat pa hat pada diagram 4.10 Berikut ini:

Keg. Awal Keg. Awal 2,5

Ke. Inti Ke. Inti 2

Keg. Akhir 1,5 Keg. Akhir 1

Pertemuan I

Diagram 4.10 Distr istribusi Frekuensi Observasi Aktivitas S Siswa Siklus I Perte rtemuan I

Berdasarkan di n diagram di atas aktivitas siswa mengalami pe peningkatan pada kegiatan inti. Indikator kator aktivitas siswa yang mengalami peningkata katan pada kegiatan inti yaitu mendengar garkan penjelasan tentang permasalahan yang ng akan dibahas. Untuk lebih jelasnya ya dapat dilihat pada diagram 4.9 peningkatan an persentase hasil observasi aktivitas sisw siswa siklus I pertemuan pertama dan kedua seba sebagai berikut:

Persentase Persentase 20%

Pertemuan 1

Diagram 4.11 Pen Peningkatan Persentase Hasil Observasi Akti ktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

Hasil observa rvasi pada pertemuan pertama dengan indi ndikator penilaian aktivitas siswa seban banyak 12 item, hasil persentase aktivitas si siswa pertemuan pertama sebesar 56%. %.

Dilihat dari ha hasil pengamatan, proses pembelajaran pada ada materi rangka dibaghi menjadi tiga iga bagian yaitu rangka kepala, rangka bada adan dan rangka anggota gerak mengg ggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Tipe Jigsaw sudah cukup baik walaupun m upun masih ada catatan-catatan dalam pelaksanaann aannya.

Dari hasil obs observasi yang dilakukan pada pelaksanaan ti tindakan siklus I dapat diketahui beber berapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksa aksanaan tindakan pembelajaran mengg ggunakan model Kooperatif Tipe Jigsaw. . Kelebihan dan kekurangan tersebut di but diantaranya:

1) Kelebihan

a. Rancangan pembe belajaran sudah tersusun dengan baik w walaupun belum mencapai hasil bela belajar yang maksimal.

b. Kegiatan pembelaj lajaran menjadi tidak membosankan.

c. Siswa sudah terara rarah dalam kegiatan kerjasama kelompok denga dengan perbedaan individu dalam kel kelompok.

d. Kondisi pembelaj lajaran yang terbentuk lebih baik, domina inasi guru dalam pembelajaran berkurang. ber Guru mengarahkan dan meng engorganisasikan d. Kondisi pembelaj lajaran yang terbentuk lebih baik, domina inasi guru dalam pembelajaran berkurang. ber Guru mengarahkan dan meng engorganisasikan

2) Kekurangan

a. Selama proses diskusi kebanyakan siswa masih kesulitan dalam mengungkapkan pendapat, hasil diskusi atau hasil pemikiran mereka. Siswa masih cenderung diam, malu, dan takut untuk berbicara.

b. Pada kegiatan diskusi tidak semua anggota kelompok bekerja dengan baik.

c. Ada beberapa siswa yang kurang memahami materi yang sedang disampaikan oleh guru.

d. Beberapa siswa ada yang bermain sendiri bahkan mengganggu temannya. Dari berbagai kekurangan yang ditemui, maka peneliti melakukan analisis dan berkonsultasi dengan guru kelas 4 tentang kondisi siswa serta pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah berlangsung, untuk menyusun rencana perbaikan dari kekurangan tersebut yang selanjutnya akan diterapkan pada siklus

II, sebagai berikut:

a. Sebelum melaksanakan tindakan pembelajaran, peneliti sebaiknya melakukan pengarahan dan diskusi bersama guru teman sejawat mengenai langkah- langkah dari model Kooperatif Tipe Jigsaw sehingga antara rencana dan pelaksanaan dapat berjalan selaras.

b. Guru harus memberikan instruksi dan peraturan yang jelas di dalam kegiatan pembelajaran agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berlangsung sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.

c. Guru membimbing dan memberikan pengarahan agar dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran semua siswa dapat ikut berpartisipasi dan bekerja sama dengan baik.

d. Guru harus selalu memberikan motivasi kepada siswa agar siswa berani dalam menyampaikan pendapatnya. Salah satu contoh pemberian motivasi yang bisa dilakukan guru adalah dengan memberikan penghargaan dan semangat kepada siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

e. Guru harus mengurangi jumlah anggota kelompok agar pembelajaran lebih efektif.

4.1.3 Deskripsi Siklus II

Pada deskripsi siklus II ini, akan menjelaskan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap ini akan diuraikan tentang perencanaan pelaksanaan siklus II yang meliputi perencanaan pertemuan I

1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada minggu empat bulan November. Sebelum melakukan pembelajaran siklus II pertemuan pertama peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Kompetensi Dasar Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Zulva Nanik Ahmawati, S.Pd.SD selaku guru kelas 4 dan sebagai teman sejawat dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi dilakukan untuk membahas tentang penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama yaitu Menyebutkan bagian –bagian rangka. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan teman sejawat menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan pertama dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Jigsaw ialah: Dengan pengamatan diskusi kelompok, siswa dapat menunjukkan bagian-bagian dan kegunaan rangka dengan benar, melalui diskusi bersama kelompok siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan rangka manusia. Selanjutnya peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama dengan teman sejawat. Selanjutnya peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian, dan lembar kerja siswa. Selanjutnya peneliti dan teman sejawat mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 4 agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Materi evalusi ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan pertama mengenai bagian rangka dibagi menjadi tiga bagian yaitu rangka kepala, rangka badan dan rangka anggota gerak. Penyusunan soal evaluasi juga telah didiskusikan sebelumnya bersama dengan Ibu Zulva Nanik Ahmawati, S. Pd. SD selaku guru teman sejawat. Soal yang diujikan pada siklus II berjumlah 20 soal berbentuk pilihan ganda. Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari

20 soal berbentuk pilihan ganda untuk 32 siswa, serta ruang atau lokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus II yaitu di ruang kelas 4 SD N Boto. Sebelum mengadakan tes evaluasi guru mengulang materi tentang penyelesaian masalah yang berkaitan dengan rangka dibagi menjadi tiga bagian yaitu rangka kepala, rangka badan dan rangka anggota gerak yang telah dipelajari pada pertemuan pertama. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama dua kali 35 menit.

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak satu kali pertemuan. Rincian pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama berada di ruang kelas 5 SD N Boto pada hari Rabu, tanggal 23 November 2016 mulai pukul

07.00 WIB. Guru yang ditunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Ibu Zulva Nanik Ahmawati, S.Pd.SD. Materi pada pembelajaran ini adalah bagian rangka manusia. Adapun kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kegiatan Awal Kegiatan awal diawali dengan mengucapkan salam, kemudian ketua kelas maju ke depan untuk memimpin do’a, dilanjutkan presensi oleh guru. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru mengajukan pertanyaan secara klasikal terkait dengan materi yang dipelajari sebelumnya “adakah di antara mereka yang pernah mengalami patah tulang”. Kemudian Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu tentang rangka dan kegunaanya.

b) Kegiatan Inti Pada kegiatan ini, siswa melaksanakan langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw sebagai implementasi skenario pembelajaran. Langkah pertama yaitu penyajian materi. Siswa diberikan penjelasan oleh guru tentang rangka dan kegunaanya. Langkah selanjutnya siswa mengamati alat peraga yang di demonstrasikan guru didepan kelas mengunakan media torso tentang baigian-bagian rangka dan berbagai macam tulang penyusunnya. Guru membagi siswa kedala 6 kelompok, membentuk kelompok awal masing-masing kelompok terdiri 5 sampai enam siswa. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok siswa, untuk kemudian dipelajari oleh setiap kelompok. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan dari guru permasalahan untuk dibahas bersama kelompoknya. Siswa melakukan diskusi kelompok / belajar mandiri yaitu mempelajari materi yang sudah didapat, dan membahas bersama dengan teman sekelompoknya. Setelah selesaimempelajarimateri yang diterima, siswa kembali kekelompok awal untuk menyampaiakan materi yang telah diperoleh. Siswa dalam kelompok awal saling bergantian menyampaikan materi yang telah dipelajari. Dimulai dari siswa yang memiliki materi bagian- bagian rangka sedangkan siswa yang terakhir menyampaikan adalah siswa yang mempelajari materi menunjukkan bagian rangka. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru mengamati siswa serta memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyampaiakan materi. Siswa saling bergantian menyampaikan materi sambil menujukkan/ menggunakan media b) Kegiatan Inti Pada kegiatan ini, siswa melaksanakan langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw sebagai implementasi skenario pembelajaran. Langkah pertama yaitu penyajian materi. Siswa diberikan penjelasan oleh guru tentang rangka dan kegunaanya. Langkah selanjutnya siswa mengamati alat peraga yang di demonstrasikan guru didepan kelas mengunakan media torso tentang baigian-bagian rangka dan berbagai macam tulang penyusunnya. Guru membagi siswa kedala 6 kelompok, membentuk kelompok awal masing-masing kelompok terdiri 5 sampai enam siswa. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok siswa, untuk kemudian dipelajari oleh setiap kelompok. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan dari guru permasalahan untuk dibahas bersama kelompoknya. Siswa melakukan diskusi kelompok / belajar mandiri yaitu mempelajari materi yang sudah didapat, dan membahas bersama dengan teman sekelompoknya. Setelah selesaimempelajarimateri yang diterima, siswa kembali kekelompok awal untuk menyampaiakan materi yang telah diperoleh. Siswa dalam kelompok awal saling bergantian menyampaikan materi yang telah dipelajari. Dimulai dari siswa yang memiliki materi bagian- bagian rangka sedangkan siswa yang terakhir menyampaikan adalah siswa yang mempelajari materi menunjukkan bagian rangka. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru mengamati siswa serta memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyampaiakan materi. Siswa saling bergantian menyampaikan materi sambil menujukkan/ menggunakan media

c) Kegiatan Akhir Kegiatan yang dilakukan adalah guru menanyakan hal-hal yang belum jelas serta menguatkan kesimpulan yang diperoleh sesuai hasil kerja kelompok maupun individu. Setelah seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan, guru pun menutup pertemuan pada hari itu dengan memberi pekerjaan rumah. Selanjutnya guru menginformasikan materi selanjutnya serta meminta siswa untuk mempelajari dirumah dan mengucap salam. Berdasarkan uraian kegiatan di atas, maka kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama sudah selesai.

Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Boto dapat dilihat pada tabel 4.11 distribusi frekuensi nilai matematika siklus II sebagai berikut:

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

No. Rentang Nilai

2 6,25% Jumlah Siswa

Nilai Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Berdasarkan tabel 4.13 distribusi frekuensi nilai matematika, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari hasil belajar pada siklus I, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa dari 67,50 pada siklus I menjadi 80,63 pada siklus II. Berdasarkan tabel 4.13 dapat dinyatakan dalam diagram 4.10 yaitu sebagai berikut:

Frekuensi

Diagram 4.12 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Ketuntasan Belajar Siklus II

Ketuntasan Jumlah Siswa No.

2. Belum Tuntas

Dari tabel 4.12 ketuntasan belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 100% tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.12 dapat dilihat pada diagram

4.12 berikut:

Frekuensi

Tuntas

Diagr Diagram 4.13 Ketuntasan Belajar Siklus II

4.1.3.3 Observasi

Pada pelaksanaan naan observasi, akan menjelaskan mengenai ana analisis data hasil observasi aktivitas gur s guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan si n siklus II dengan menerapkan model l Kooperatif Tipe Jigsaw yang terdiri dari ari analisis hasil observasi pada setiap pe ap pertemuan yaitu pertemuan pertama.

Kegiatan observa rvasi dilakukan oleh guru observer untuk men engamati aktivitas selama proses pembel belajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru m u maupun aktivitas siswa. Hasil pengam amatan proses pembelajaran diperoleh dari le lembar observasi yang terdiri dari 15 15 indikator aktivitas guru dan 12 indikator or aktivitas siswa. Masing-masing indika ndikator dalam lembar observasi tersebut diber beri skor 0 dan 1. Skor 0 berarti akt ktivitas tidak dilaksanakan, sedangkan skor skor 1 aktivitas dilaksanakan. Kemudi udian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasik sikan berdasarkan kriteria penilaian.

Kriteria penila nilaian pada lembar observasi yaitu untuk t uk total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang, persent sentase 21%-40% berada pada kriteria ia kurang, persentase 41%-60% termasuk ke ke dalam kriteria cukup, persentase skor skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik, ik, dan persentase skor 81%-100% pada kr da kriteria sangat baik.

1) Pertemuan Pertama Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

Jumlah skor aspek No.

Aspek yang

Aspek

Persentase Diamati

item

item yang terlaksana

1. Kegiatan Awal

2. Kegiatan Inti

3. Kegiatan Akhir

3 2 13% Jumlah

Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer. Pada kegiatan awal memperoleh jumlah skor 3, kegiatan inti memperoleh jumlah skor 9, dan kegiatan akhir memperoleh jumlah skor 2 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 14 dengan kriteria baik dan persentase proses pembelajaran sebesar 93%.

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II

Jumlah skor aspek No.

Aspek yang

Aspek

Persentase Diamati

item

item yang terlaksana

1. Kegiatan Awal

2. Kegiatan Inti

3. Kegiatan Akhir

3 3 20% Jumlah

Berdasarkan tabel 4.14 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer. Pada kegiatan awal memperoleh jumlah skor 3, kegiatan inti memperoleh jumlah skor 9, dan kegiatan akhir memperoleh jumlah skor 3 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 13 dengan kriteria baik dan persentase proses pembelajaran sebesar 100%.

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I Aspek yang

Jumlah skor aspek No.

Aspek

Persentase Diamati

item

item yang terlaksana

1. Kegiatan Awal

2. Kegiatan Inti

3. Kegiatan Akhir

1 1 8,3% Jumlah

12 12 100% Berdasarkan tabel 4.15 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui hasil

penilaian dari observer. Pada kegiatan awal memperoleh jumlah skor 2, kegiatan inti memperoleh jumlah skor 9, dan kegiatan akhir memperoleh jumlah skor 1 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 12 dengan kriteria baik dan persentase proses pembelajaran sebesar 100%.

Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi. Berikut hasil observasi yang diperoleh dari siklus II:

a) Siswa sudah terlihat tidak takut untuk mengungkapkan pendapat saat diskusi bersama kelompok.

b) Dalam mengerjakan LKS melalui diskusi kelompok, seluruh anggota kelompok tersebut terlihat sangat antusias.

c) Seluruh siswa terlihat memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang sedang dipelajari.

d) Saat proses pembelajaran masih terlihat 1-2 siswa yang masih mengganggu teman-temannya.

4.1.3.4 Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan pertama maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada pelaksanaan tindakan siklus II peneliti melakukan berbagai upaya perbaikan tindakan yang telah direncanakan disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I. Setelah dilakukan perbaikan tindakan pada siklus II, kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I tidak muncul kembali di siklus II.

Dengan demikian penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam menyelesaikan soal cerita IPA dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu proses dan hasil belajar IPA siswa juga meningkat. Hal tersebut menandakan penelitian berhasil, sehingga peneliti tidak perlu melanjutkan penelitian ke siklus selanjutnya.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama diketahui pada siklus II pertemuan pertama kegiatan awal memperoleh jumlah skor 3, kegiatan inti memperoleh jumlah skor 9, dan kegiatan akhir memperoleh jumlah skor 3 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 15. Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus II, pada kegiatan awal dan kegiatan inti mengalami peningkatan. Dengan pembelajaran model Koo[peratif Tipe Jigsaw, siswa secara kreatif mampu mengidentifikasi materi dengan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran.

Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus II, terjadi peningkatan pada beberapa aspek, baik pada aktivitas guru maupun pada aktivitas siswa. Peningkatan aspek pembelajaran pada aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini:

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

Pertemuan II

Kegiatan awal

Keiatan inti

Kegiatan akhir

Berdasarkan tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan II dapat dilihat pada diagram 4.14 Berikut ini:

Keg. Awal

Ke. Inti

3 Keg. Akhir 2 1

Pertemuan I

Diagram 4.15 Distr istribusi Frekuensi Observasi Aktivitas G as Guru Siklus II Perte rtemuan I

Berdasarkan di n diagram di atas aktivitas guru mengalami pe peningkatan pada kegiatan akhir. Indika ndikator aktivitas guru yang mengalami peni peningkatan pada kegiatan akhir yaitu pa u pada pemberian PR/tugas. Untuk lebih jelasn asnya dapat dilihat pada diagram 4.15 pe peningkatan persentase hasil observasi aktivit vitas guru siklus I pertemuan pertama se sebagai berikut:

Persentase Persentase 40%

Pertemuan I

Diagram 4.16 Pen Peningkatan Persentase Hasil Observasi Akt ktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

Hasil observa rvasi pada pertemuan pertama dengan indi ndikator penilaian aktivitas guru seban banyak 15 item, hasil persentase aktivitas g s guru pertemuan Hasil observa rvasi pada pertemuan pertama dengan indi ndikator penilaian aktivitas guru seban banyak 15 item, hasil persentase aktivitas g s guru pertemuan

Peningkatan aspe n aspek pembelajaran pada aktivitas siswa dapat pat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini: ni:

Tabel 4.17 Distribusi Freku kuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus II P I Pertemuan I

Pertemuan II

Kegiatan awal

Keiatan inti

Kegiatan akhir

Berdasarkan ta n tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Observasi Akti ktivitas Siswa Siklus II pertemuan I da n I dan II dapat dilihat pada diagram 4.14 Berikut ikut ini:

Keg. Awal Keg. Awal 5

4 Ke. Inti Ke. Inti 3

Keg. Akhir Keg. Akhir 2 1

Pertemuan II

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Jalannya Penelitian 1. Tahap Persiapan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Ibu dan Pembantu Rumah Tangga sebagai Pengasuh Utama dalam Kegiatan Bermain Anak di Lingkungan Perumahan

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Ibu dan Pembantu Rumah Tangga sebagai Pengasuh Utama dalam Kegiatan Bermain Anak di Lingkungan Perumahan Purnamandala Wonosobo

0 3 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Aplikasi Perkiraan Wajah Manusia di Masa Depan Menggunakan Algoritma Warp dan Morph Berbasis Android

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: "Penerapan RESTful Web Service dan JSON pada Application Programming Interface (API) Sistem Informasi Perkembangan Ayam Broiler Berbasis Kemitraan "

0 0 28

Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Otentikasi Dua Faktor pada Proses Login SIASAT dengan AES, SHA-512, dan PNRG

0 0 9

Bab 4 Hasil dan Pembahasan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Otentikasi Dua Faktor pada Proses Login SIASAT dengan AES, SHA-512, dan PNRG

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Aplikasi Evaluasi Dosen Berbasis Mobile di FTI UKSW

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Media Torso pada Siswa Kelas 4 SD Negeri

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Hakekat Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tip

0 0 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Media Torso pada Siswa Kelas 4 SD Neg

0 0 21