Judul Proyeksi Perusahaan yang (1)

Judul
Proyeksi Perusahaan yang akan melakukan Go Publik di Tahun 2013 dan memprediksi harga saham
IPO di tahun 2013 dengan model discounted cash flow.

1

Daftar Isi
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................3
1.1.

Latar Belakang Penelitian.............................................................................................................3

1.2.

Permasalah Studi.........................................................................................................................4

1.3.

Tujuan Studi.................................................................................................................................5


1.4.

Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................................6
2.1.

Pengertian Go Public....................................................................................................................6

2.2.

Perkembangan Aktivitas Go Public di Indonesia dari tahun 2004 - 2011.....................................6

2.3.

Faktor yang Mendorong Suatu Perusahaan Memutuskan untuk Melakukan Go Public...............7

2.4.

Keuntungan dan Tantangan Bagi Perusahaan yang Melakukan Go Public...................................9


2.5.

Indikator Kesuksesan Melakukan Go Public...............................................................................10

2.6.

Perhitungan Nilai Saham dengan Model Valuasi Discounted Cash Flow (Model DCF)...............11

2.7.

Hipotesis....................................................................................................................................13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................................................14
3.1.

Metode Penelitian.....................................................................................................................14

3.2.


Jenis dan Sumber Data...............................................................................................................14

3.3.

Metode Pengumpulan Data.......................................................................................................14

3.4.

Metode dan Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................15

Daftar Pustaka...........................................................................................................................................17

2

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
berkatNya kepada penulis, proposal penelitian ini dapat terselesaikan.
Ucapan terima kasih sebagai penghargaan yang tulus disampaikan kepada Prof.
Dr. Jogiyanto, M.B.A., Ak. yang telah membimbing penulis selama 6 bulan dalam kelas
Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Proposal penelitian ini dibuat sebagai tugas akhir

mata kuliah Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Besar harapan penulis, proposal
penelitian ini mendapatkan nilai yang maksimal dan lebih pada itu, proposal penelitian ini
disetujui oleh Bapak Jogiyanto untuk dilaksanakan sebagai penelitian sesungguhnya. Yang
pada akhirnya, proposal penelitian ini dapat menjadi bahan penulis dalam membuat skripsi.
Topik yang diangkat oleh penulis dalam proposal penelitian ini adalah topik yang
diminati oleh penulis. Penulis berharap Bapak memiliki ketertarikan yang sama atas topik
yang diangkat oleh penulis. Dengan pengembangan materi yang lebih luas, apabila Bapak
bersedia membimbing penulis lebih lanjut akan menjadi kesempatan yang baik untuk
penulis.

Jika

Bapak

berkenan

dapat

menghubungi


penulis

melalui

email

gerry.sondakh@gmail.com.

Yogyakarta, 2 Januari 2013

Gerry Sondakh

3

BAB I PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Penelitian
Salah satu indikator kemajuan perekonomian suatu Negara adalah kinerja pasar
modal di Negara yang bersangkutan. Pasar modal di Indonesia memainkan peranan yang

penting dalam perekonomia nasional. Hal itu diperlihatkan dengan tren yang terus
meningkat. Manfaat keberadaan pasar modal tidak hanya dirasakan oleh sektor swasta
tetapi juga turut dirasakan sektor pemerintah yang terbukti dari beberapa kali sudah
menerbitkan obligasi Negara yang sangat diminati oleh masyarakat. Penerbitan obligasi
Negara ini menjadi salah satu pendapatan Negara dalam APBN.
Krisis yang terjadi pada tahun 2008 telah menunjukkan bahwa pasar modal
Indonesia memiliki kinerja yang baik. Disaat Negara-negara lain mengalami kejatuhan di
sektor keuangan dan pasar modal karena banyak kehilangan kepercayaan investor, pasar
modal Indonesia menunjukkan kinerja yang positif dan mengalami peningkatan. Hal ini
dapat terjadi karena Indonesia dapat menjaga kestabilan kondisi makro ekonominya
melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang pada akhirnya tetap
menjaga kepercayaan investor karena iklim investasi tetap terjaga.
Salah satu ciri adanya pasar modal pada suatu Negara adalah semakin
bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering atas sahamnya
atau dengan kata lain melakukan go public. Dengan melakukan go public ini berarti
perusahaan tersebut akan berbagi kepemilikan perusahaan dengan para pembeli saham.
Selain itu, perusahaan yang melakukan go public harus bersifat terbuka. Dengan
begitu, secara tidak langsung dapat dikatakan dapat meningkatkan kualitas informasi
yang dikeluarkan karena informasi itu dipakai oleh banyak orang, tidak hanya pihak
internal perusahaan saja. Semakin banyak perusahaan yang melakukan go public akan

semakin meningkat kualitas yang dihasilkan oleh perusahaan baik dari segi produk
maupun jasa. Perekonomian Negara pun akan serta merta turut mengalami kenaikan dan
masyarakat berpeluang menikmatinya.

4

Dari sisi investor, keberadaan pasar modal akan memberikan banyak alternative
investasi. Saat ini, di setiap indutri sudah memiliki sekuritas yang diperdagangkan tidak
bertumpu pada satu industri saja. Selain itu, akan memberikan kemungkinan keuntungan
yang lebih besar.
Pasar modal di Indonesia dinilai sedang mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Salah satu indicator yang dapat dilihat adalah indeks harga gabungan (IHSG)
walaupun mengalami fluktuasi tetapi menunjukkan tren yang menaik. Walaupun pada
tahun 2008 sempat mengalami penurunan yang cukup tajam tetapi dapat diatasi dengan
baik dan sekarang mengalami peningkatan.
Walaupun kondisi pasar modal terus berkembang sampai saat ini, jumlah
perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2002-2009 belum berkembang cukup baik.
Akan tetapi pada tahun 2011, berdasarkan data yang diperoleh dari BEI Indonesia
mencetak rekor perusahaan yang melakukan IPO tertinggi yaitu sebanyak 25 perusahaan.
Angka ini akan menjadi awal yang sangat baik untuk tahun-tahun kedepannya. Sampai

pada Desember 2012 ini, jumlah perusahaan yang telah tercatat di dalam BEI yang dapat
menjual sahamnya sebanyak 460 perusahaan.
Aktivitas IPO sesungguhnya sangat dibutuhkan bagi perkembangan pasar modal
Indonesia karena dapat meningkatkan jumlah saham atau obligasi yang ditawarkan.
Dengan begitu, investor akan semakin banyak piihan dan diharapkan dapat meningkatkan
minat investasi masyarakat, Selain itu, dengan semakin banyaknya julah sekuritas yang
ditawarkan akan semakin meningkta kemampuan untuk melakukan diversifikasi
portofolio yang dapat menurunkan risiko investasinya.
Atas hal-hal diatas, maka penelitian ini bermaksud untuk melakukan analisis lebih
mendalam lagi mengenai potensi perusahaan melakukan IPO saham di pasar modal
Indonesia pada tahun 2013 dan seterusnya.

1.2.

Permasalah Studi
Permasalahan studi dari penelitian ini adalah meneliti potensi perusahaan
melakukan IPO pada tahun 2013 dan kemungkinan di tahun-tahun berikutnya di pasar
modal Indonesia, menganalisis faktor-faktor yang paling mempengaruhi harga saham
5


pada saat IPO, dan juga menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi sedikitnya
aktivitas perusahaan yang melakukan IPO sebelum tahun 2010 dan akankah kondisi
tersebut terulang kembali pada tahun-tahun ke depan.
Jika dilihat sebelum terjadi krisis global pada tahun 2008, iklim pasar modal di
Indonesia terbilang cukup menjanjikan, kondisi makro ekonomi Indonesia pun tergolong
sangat mendukung tetapi perkembangan perusahaan yang melakukan go public belum
seperti yang diharapkan.

1.3.

Tujuan Studi
Tujuan penelitian ini dilakukan, antara lain:
1. Meneliti estimasi jumlah perusahaan yang berpotensi melakukan IPO pada tahun
2013 dan tahun seterusnya.
2. Melakukan perhitungan estimasi harga saham perdana bagi perusahaan yang akan
melakukan IPO dengan model valuasi Discounted Cash Flow (Model DCF).
3. Meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi atau mendorong perusahaan
memutuskan untuk IPO
4. Meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pasar modal di
Indonesia


1.4.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup studi ini meliputi studi literature dan penelitian sebelumnya yang
memiliki hubungan dengan IPO. Selain itu juga dilakukan pengkajian hasil penyebaran
kuisioner kepada beberapa responden perusahaan yang dinilai memiliki potensi untuk
melakukan go public.

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Pengertian Go Public
Dalam pasar modal, istilah Initial Public Offering (IPO) saham atau sering disebut
dengan go public dapat definisikan sebagai kegiatan untuk pertama kalinya saham suatu
perusahaan ditawarkan atau dijual kepada public atau masyarakat. Istilah IPO dapat
dihubungkan pula dengan penawaran obligasi perusahaan.
Definisi lain mengenai IPO adalah adalah penawaran saham di pasar perdana yang

dilakukan oleh perusahaan yang hendak go public dan juga merupakan langkah awal
yang menentukan dalam kelangsungan hidup perusahaan publik (Almillia dan Silvy,
2003).
Menurut

Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan

penawaran umum sebagai kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk
menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang
dan peraturan pelaksanaannya.

2.2.

Perkembangan Aktivitas Go Public di Indonesia dari tahun 2004 - 2011

Jumlah Perusahaan IPO di Indonesia
30
25
20

Jumlah IPO

Axis Title 15
10
5
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

7

Sumber : Bapepam – LK, diolah sendiri.

Perkembangan jumlah perusahaan yang go public mengalami fluktuasi dari tahun
2004 sampai dengan 2011. Jumlah terkecil terjadi pada tahun 2005, yaitu hanya terdapat
8 perusahaan yang melakukan IPO atau go public. Setelah itu mengalami kenaikan
sampai pada tahun 2007 dengan jumlah 24 perusahaan yang go public. Akan tetapi,
mengalami penurunan pada tahun selanjutnya menjadi hanya 17 perusahaan pada tahun
2008 dan semakin menurun pada pada tahun 2009 menjadi 12. Penurunan pada tahun
2008 dan 2009 lebih disebabkan dengan krisis global yang terjadi di dunia. Perusahaan
belum berani mengambil langkah go public saat krisis.
Akan tetapi setelah tahun 2009, perusahaan yang melakukan IPO menunjukkan tren
positif atau menaik. Pada tahun 2010 meningkat drastis menjadi 22 perusahaan dan pada
tahun 2011 mencapai rekor tertinggi dengan 25 perusahaan melakukan IPO. Angka ini
menunjukkan sinyal yang positif untuk tahun berikutnya. Banyak perusahaan yang sudah
menyadari manfaat dari melakukan go public.

2.3.

Faktor yang Mendorong Suatu Perusahaan Memutuskan untuk
Melakukan Go Public
Berdasarkan hasil riset dan survey lapangan yang dilakukan oleh Brau dan Fawcett
(2004) mengenai empat motivasi perusahaan saat memutuskan untuk melakukan go
public menunjukkan bahwa motivasi-motivasi tersebut antara lain:


Melakukan go public sebagai salah satu langkah strategis perusahaan. Go Public
dilakukan untuk memperluas kepemilikan atas perusahaan (Chemmanur & Fulghieri,
1999). Selain itu, go public dilaksanakan demi meningkatkan reputasi perusahaan.
8



Go Public sebagai strategi para pemegang saham untuk keluar dari perusahaan.
Dengan go public para pemegang saham dapat menjual kepemilikan sahamnya dan



mendapatkan keuntungan dari investasi atas kepemilikan saham perusahaan.
Go Public dilakukan untuk menekan cost of capital perusahaan berdasarkan
Modigliani & Miller (1963) dan Scott (1976). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
mereka, perusahaan akann memutuskan untuk melakukan go public apabila
perusahaan dapat menurunkan cost of capital dan juga dapat meningkatkan nilai



perusahaan.
Melakukan go public dapat membuka kesempatan perusahaan untuk melakukan
akuisisi (Zingales, 1995). Dengan melakukan go public, perusahaan akan
mendapatkan dana dari pihak luar, kelebihan dana tersebut dapat digunakan untuk
melakukan akuisisi atas perusahaan lain. Hal sebaliknya juga mungkin terjadi,
perusahaan akan diakuisisi oleh perusahaan lainnya dengan harga saham pasar.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, motivasi terbesar suatu perusahaan memutuskan
untuk melakukan go public adalah agar dapat melakukan akuisisi. Dengan melakukan
akuisisi, perusahaan dapat mengembangkan usaha dan perusahaannya.
Selain motivasi, kapan waktu untuk melakukan go public juga menjadi pertimbangan
perusahaan. Secara garis besar terdapat tiga teori terkait dengan waktu untuk melakukan
go public, antara lain:


Perusahaan akan memutuskan untuk melakukan go public saat kondisi pasar saham
sedang mengalami peningkatan karena perusahaan dapat mendapatkan harga saham
yang menguntungkan. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lucas dan



McDonald (1990), Pagano, Panetta, dan Zingales (1998), dan Lowery (2002)
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Lowery dan Schwert (2002) kapan waktu
melakukan IPO juga ditentukan oleh maraknya kegiatan IPO. Kinerja harga saham
perusahaan lain yang sukses akan mempengaruhi keinginan perusahaan untuk



melakukan IPO.
Perusahaan akan memutuskan untuk melakukan go public jika perusahan itu sudah
pada siklus atau tingkat pertumbuhan usaha. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan
dana dari luar demi mendukung pertumbuhannya (Choe, Masulis, dan Nanda, 1999).

9

Dari hasil penelitian Brau dan Fawcett menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan
menentukan kapan waktu melakukan go public adalah kondisi pasar yang sedang
meningkat. Dengan begitu akan mendapatkan jumlah penawaran yang besar dan
padaharga penawaran yang baik.

2.4.

Keuntungan dan Tantangan Bagi Perusahaan yang Melakukan Go Public.
Perusahaan akan memperoleh manfaat saat memutuskan untuk melakukan go
public. Dalam artikel yang berjudul “The Unseen Benefits of Going Public” (2005),
Andrew Green menjelaskan beberapa manfaat yang diperoleh perusahaan jika melakukan
go public, yaitu:


Memperluas akses terhadap modal.
Dengan melakukan go public, akses perusahaan dalam mendapatkan modal akan
bertambah. Perusahaan akan dengan cepat dapat memperoleh dana karena setiap ahri
ada pasar aktif yang akan memperdagangkan sahamnya. Berbeda dengan perusahaan
yang belum melakukan go public, mereka akan mempunyai sumber pendanaan yang



sangat terbatas.
Menyediakan likuiditas bagi para pemegang saham.
Oleh karena terdapat pasar yang aktif setiap saat akan memudahkan para pemegang
saham jika ingin menjual sahamnya untuk memperoleh keuntungan investasi.
Begitupula sebaliknya, apabila investor memiliki keinginan untuk membeli saham



juga dapat dengan mudah.
Menyediakan kompensasi bagi pegawai.
Perusahaan tak jarang memberikan kompensasi berupa sahamnya kepada eksekutif
dan pegawainya. Hal ini akan memberikan dampak yang positif karena pegawai
perusahaan akan menganggap dirinya menjadi benar-benar bagian dari perusahaan



karena memiliki sebagian saham.
Meningkatkan prestige perusahaan.
Dengan melakukan transaksi atas sahamnya berupa penjualan saham akan
meningkatkan reputasi perusahaan. Perusahaan dinilai memiliki prospek yang bagus
jika berhasil menjual atau sering terjadi transaksi atas sahamnya. Perusahaan akan
lebih mudah dalam mengjangkau pasar produk-produknya. Selain itu, akan lebih
meningkatkan kepercayaan kreditur atau bank dalam memberikan pinjaman karena
perusahaan yang melakukan listng di BEI memiliki jaminan yang lebih tinggi.
10



Publisitas
Perusahaan yang melakukan go public akan lebih mendapatkan sorotan media.
Dengan begitu akan memberikan manfaat secara tidak langsung kepada perusahaan



untuk mengembangkan usaha dan menjalin relasi dengan pihak lain.
Menyediakan peluang dilakukannya akuisisi atau merger.
Perusahaan dapat melakukan akuisisi atau merger dengan sahamnya. Dengan
memakai cara ini, biaya akuisisi atau merger akan menjadi lebih murah dan mudah.
Selain itu, menentukan harga akuisisi juga menjadi mudah karena tersedia harga pasar
saham.
Perusahaan yang melakukan go public tidak hanya memperoleh manfaat tetapi

juga akan menemui beberapa tantangan. Dalam artikel “Going Public Disadvantage”
(2009) dijabarkan beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan. yang go
public, antara lain pembagian keuntungan perusahaan, hilangnya aspek kerahasiaan
perusahaan, perusahaan menjadi memiliki kewajiban untuk mempublikasikan laporan
secara berkala, dan ada kemungkinan kehilangan control perusahaan.

2.5.

Indikator Kesuksesan Melakukan Go Public
Penelitian yang dilakukan oleh The Ernst & Young yang bekerja sama dengan
Harvard University Graduate School of Business (1999) berhasil mendapatkan beberapa
indikator utama kesuksesan perusahaan dalam melakukan IPO atau go public. Penelitian
ini dilakukan atas para eksekutif dari perusahaan yang melakukan IPO pada rentang
waktu 1986 – 1996. Indikator atau karakteristik ini dapat digunakan oleh perusahaan
demi mendukung kebijakannya dalam hal melakukan go public. Indikator

atau

karakteristik tersebut antara lain:


Perusahaan telah memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan.
Hal ini diperlukan pada saat ingin melakukan penawaran kepada publik. Keunggulan
kompetitif harus dari kedua sisi, financial maupun non-finansial. Dengan memiliki
keunggulan kompetitif, berdasarkan penelitian perusahaan yang sukses dalam IPO
dapat menjual sahamnya rata-rata lebih tinggi 20% dari perusahaan yang tidak sukses



dalam IPO.
Perusahaan yang bertindak seolah-olah telah menjadi perusahaan go public sebelum
melakukan IPO.
11

Go public bukan hanya sekedar event melainkan sebuah proses. Oleh karena itu,
sebelum melakukan IPO (go public) perusahaan harus melakukan berbagai persiapan,
seperti membuat strategi baru yang lebih baik, mengimplementasikan strategi
tersebut, dan lebih meningkatkan internal control. Hal ini dibuktikan kembali dalam
penelitian yang dilakukan Ernst & Young pada tahun 2008.


Perusahaan memiliki kondisi nonfinansial yang baik.
Perusahaan yang ingin melakukan go public harus telah memiliki manajemen yang
baik. Indikator non-financial lain yang haru diperhatikan adalah kredibilias dan
kualitas manajemen, customer service, kemampuan sumber daya manusia, dan
budaya korporasi yang dimiliki perusahaan tersebut.
Disebutkan dalam laporan “The Ernst & Young Guide to the IPO Value Journey”,

IPO atau go public sebagai bagian dari Perjalanan Nilai, yaitu perjalanan perubahan dari
perusahaan privat yang baik menuju perusahaan public yang Berjaya, yang secara
sustainable menghasilkan nilai bagi para stakeholder-nya.

2.6.

Perhitungan Nilai Saham dengan Model Valuasi Discounted Cash Flow
(Model DCF)
Model DCF ini melakukan penilaian atas asset dengan cara melakukan perhitungan
present value atas asset tersebut. Untuk dapat melakukan perhitungan present value ini
dibutuhkan data mengenai cash flow, umur dari asset tersebut dan discount rate. Inti dari
model ini adalah harga dari asset suatu sekuritas berdasarkan jumlah dari keseluruhan
pendapatan yang akan diterima di masa dating dengan diskon sebesar suku bunga saat ini
unutk mendapatkan nilai present value nya (Wiesi, 1930).
Teori Wiesi ini selanjutnya dikembangkan oleh Williams (1938) dengan
memasukkan konsep dividen dan kesempatan investasi. Menurut pendapatnya dividen
masa datang akan tergantung pada earning dimasa datang dan pendistribusian dividen
akan bergantung pada kebutuhan re-investasi dari bisnis tersebut.
Selanjutnya dikenal model pertumbuhan Gordon pada tahun 1962, Gordon
melanjutkan penelitian dengan mengkaitkan hubungan antara harga saham, dividen,
perkiraan pertumbuhan dviden, dan discount rate.
12

Persamaan umum dari model DCF adalah :
n

Po =

∑(
t =1

Dt
1+ r )

+

t

Pn

( 1+r )n

Persamaan di atas berdasarkan asumsi bahwa perusahaan memperoleh keuntungan
yang sama dan semua keuntungan itu dibagian seluruhnya sebagai dividen. Persamaan
akan berubah jika keuntungan berubah atau ada tidak semua keuntungan akan dibagikan
sebagai dividen menjadi:
n

Po =

∑(
t =1

Dt
t

r−g )

Dimana; g = b R,

b = proporsi laba ditahan
R = return on equity

Melakukan perhitungan dengan metode ini akan mengalami kesulitan jika
perusahaan dalam posisi yang bermasalah karena biasanya earning dari perusahaan akan
negative, perusahaan dengan earning yang berbeda-beda, perusahaan mempunyai asset
yang tidak digunakan, perusahaan yang mempunyai hak paten, perusahaan dalam proses
akuisisi, dan perusahaan private.
Keuntungan melakukan perhitungan dengan metode ini antara lain hasil yang
diperoleh dapat lebh rendah dari ekspektasi pasar karena menggunakan nilai
fundamental, dengan metode ini akan lebih menunjukkan karakteristik perusahaan dan
mengerti bisnisnya. Sedangkan, kerugian dari model ini adalah tidak ada jaminan bahwa
suatu perusahaan akan terus tumbuh, memerlukan banyak input untuk melakukan
perhitungan, dan input atau informasi yang diperlukan selain sukar untuk memperoleh,
mudah untuk dimanipulasi.

2.7.

Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

13

H1 : Jumlah perusahaan yang akan melakukan IPO atau go public pada tahun 2013
akan lebih besar dari 25 perusahaan.
H2 : Faktor yang mendorong perusahaan memilih untuk melakukan IPO adalah
untuk mendapatkan sumber dana tambahan yang digunakan untuk
pertumbuhan perusahaan.
H3 : Perkembangan pasar modal Indonesia di tahun 2013 dan seterusnya akan terus
mengalami perkembangan.
H4 : Penentuan harga IPO bagi perusahaan yang melakukan go public dapat
dilaksanakan dengan baik.

14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Laporan akan disusun berbentuk
deskriptif yang diperoleh dari data kualitatif maupun kuantitatif yang didapatkan dari
pengumpulan data.

3.2.

Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Baik data primer maupun data sekunder bersifat kuantitatif dan kualititatif.
Data sekunder yang bersifat kuantitatif didapat dari laporan tahunan perusahaan dan data
makro ekonomi Indonesia. Data sekunder kualitatif didapat dari hasil penelitianpenelitian sebelumnya. Data primer akan didapatkan dari wawancara dan penyebaran
kuisioner terhadap responden.
Data sekunder yang digunakan akan diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS),
Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Pusat Riset Pasar Modal, serta Penelitian-penelitian
sebelumnya.

3.3.

Metode Pengumpulan Data
Untuk mendukung hasil penelitian ini, peneliti mennggunakan dua cara dalam
mengumpulkan data yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
a. Penelitian Pustaka
Penelitian pustaka dilakukan guna mendalami materi dan sebagai sumber pelengkap
atas materi atau topic yang dijadikan penelitian, dimana data yang dipakai adalah
data-data yang terkait dengan penelitian. Sumber data diperoleh dari literatur-literatur
dan hasil penelitian lainnya mengenai IPO.
b. Penelitian Lapangan
Metode pengumpulan data kedua yang digunakan adalah dengan studi lapangan yang
dilakukan dengan dua cara yaitu:
 Pengumpulan data melalui kuisioner ke responden.

15

Yang akan menjadi responden pada metode ini adalah perusahaan-perusahaan
yang diperkirakan memiliki peluang untuk melakukan IPO pada tahun 2013
atau 2014.
Secara umum akan ada dua kelompok umum dalam kuisioner. Kelompok
pertama akan lebih memberikan gambaran atau deskripsi perusahaan yang
menjadi responden. Hasil dari pertanyaan kelompok ini akan memberikan
informasi mengenai kesiapan perusahaan responden dalam melakukan IPO.
Kelompok pertanyaan kedua akan memberikan informasi mengenai
pertimbangan perusahaan responden untuk memilih melakukan go public atau
tidak.
Seluruh pertanyaan kuisioner akan diberikan dengan bentuk pertanyaan
setengah terbuka. Meskipun pertanyaan yang diajukan sudah terdapat pilihan
jawaban tetapi masih memilikik kesempatan para responden jika memiliki


jawaban lain selain yang diberikan.
Pengumpulan data melalui wawancara.
Pengumupulan data ini akan dilakukan ke beberapa responden terpilih.
Dengan harapan dapat mendapatkan jawaban secara langsung dan masukan
atas kuisioner yang telah disebarkan.

3.4.

Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Penyebaran kuisioner dilakukan untuk mendapatkan data primer berupa data mengenai
perusahaan-perusahaan yang belum melakukan IPO atau go public. Penelitian ini
menggunakan data sampel sebagai bagian dari populasi yang diteliti. Pemilihan sample
dilakukan dengan teknik sampling secara sederhana atau purposive sampling. Pemilihan
teknik dikarenakan sampai saat ini belum terdapat lembaga yang dapat menyediakan satu
data terpusat mengenai perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Responden yang akan dijadikan sample adalah perusahaan-perusahaan yang diperkirakan
sudah mengetahui atau memahami mengenai pasar modal dan kurang lebih sudah
memenuhi persyaratan untuk melakukan IPO. Responden ini diharapkan dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan menyangkut IPO dan pasar modal yang diajukan melalui
kuisioner maupun pada saat melakukan wawancara. Jumlah sampel yang dijadikan

16

responden dalam penelitian ini sebanyak 50 perusahaan yang berasal dari lima sector
industri yang berbeda.

17

Daftar Pustaka
1. Brau, James and Fawcett, Stanley, Initial Public Offering: An Analysis of Theory and
Practice, 1997
2. Divisi Riset dan Pengembangan, BEI, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan untuk
Memustukan Listing di Bursa, 2006.
3. Ernst & Young, The Ernst & Young Guide to the IPPO Value Journey, 1999.
4. Ernst & Young and Harvard University Graduate School of Business, Managing the Success
5.

6.
7.
8.

of the IPO Transformation Process, 1999.
Going Public Disadvantages, www.gopublictoday.com, 2009
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketujuh, BPFE, Yogyakarta
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
Warsono, Kontribusi Pasar Modal Terhadap Perekonomian Indonesia, Usahawan No. 4,

2008
9. www.ilmu-investasi.com
10. www.idx.co.id
11. www.shvoong.com/business-management/investing
12. www.pasarmodal.inilah.com

18