PENGARUH CCTV TERHADAP AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PKN DI SMA YP UNILA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

ABSTRAK

PENGARUH CCTV TERHADAP AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PKN DI SMA YP UNILA TAHUN

PELAJARAN 2012/2013

Oleh

Heni Lestiawati, Berchah Pitoewas, Hermi Yanzi

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh CCTV terhadap aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran PKn di SMA YP unila tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan sampel 80 responden pengumpulan data menggunakan angket dan teknik analisis data menggunakan Chi kuadrat.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data yang signifikan bahwa X2hitX2tab yaitu 32,16 ≥ 9,49 dengan taraf signifikan 5% (0,05) dan dengan derajat kebebasan 4, serta mempunyai derajat keeratan hubungan antar variabel dalam kategori kuat yakni dengan koefisien kontingensi Chit = 0,66 dan koefisien maksimum Cmaks = 0,816 terletak pada keeratan 0,60– 0,799 (kategori kuat). Dari hasil pengujian tersebut diketahui bahwa pengaruh CCTV terhadap aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran PKn di SMA YP unila tahun pelajaran 2012/2013 berada pada derajat keeratan hubungan dalam kategori kuat. Dengan demikian hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang positif, signifikan, dan kategori kuat antara pengaruh CCTV terhadap aktivitas peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, artinya semakin baik pengetahuan tentang penggunaan CCTV dimungkinkan akan dapat meminimalisir aktivitas belajar negatif peserta didik pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Kata Kunci: Penggunaan CCTV, Aktivitas belajar, Pendidikan Kewarganegaraan


(2)

PENGARUH CCTV TERHADAP AKTIVITAS PESERTA

DIDIK DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PKN

DI SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG TAHUN

PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh

Heni Lestiawati

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013


(3)

PENGARUH CCTV TERHADAP AKTIVITAS PESERTA

DIDIK DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PKN

DI SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

HENI LESTIAWATI

(Skripsi)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PPKn

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013


(4)

Pelajaran 2012/2013 Nama Mahasiswa : Heni Lestiawati No. Pokok Mahasiswa : 0913032046

Jurusan : Pendidikan IPS

Program Studi : Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Berchah Pitoewas, M.H Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd NIP 19611214 199303 1 001 NIP 19820727 200604 1 002

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi

Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan PKn

Drs. Buchori Asyik, M.Si Drs. Holilulloh, M.Si


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Berchah Pitoewas, M.H. .……….

Sekretaris : Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. ………..

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Holilulloh, M.Si. ………..

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(6)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:

Nama : Heni Lestiawati

NPM : 0913032046

Prodi/ Jurusan : PPKn/ Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Mei 2013

Heni Lestiawati NPM 0913032046


(7)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Kotabumi Kabupaten Lampung Timur pada tanggal 28 agustus 1991 yang merupakan anak keenam dari lima bersaudara pasangan Bapak Hermansyah dan Ibu Sunarsiyah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh, Sekolah Dasar di SD Negeri 01 Kotabumi Lampung Utara yang diselesaikan pada tahun 2003 berijazah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) NEGERI 2 Kotabumi Lampung Utara diselesaikan pada tahun 2006 berijazah, Sekolah Menengah Atas (SMA) di YP Unila Bandar Lampung yang di selesaikan pada tahun 2009 berijazah.

Pada tahun 2009, diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan melalui jalur SNMPTN, dan dengan skripsi ini peneliti akan segera menamatkan pendidikannya pada jenjang S1.


(8)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Syukur kepada Allah Swt

dan dengan segala kutulusan serta kerendahan hati,

kupersembahkan karya sederhana ini sebagai

Ungkapan bakti dan setiaku kepada:

Bapak dan Ibuku tercinta yang dengan kesabaran dan kasih

sayangnyayang selalu menerangi hidupku dan senantiasa

Mendoakanku dalam setiap sujudnya.

Pakde dan Budeku yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang

yang begitu besar.

Untuk Seseorang yang selalu memberikanku motivasi, semangat dan

mengajariku banyak hal dan mendukung keberhasilanku dan

Cita-citaku

Kakak-kakakku dan saudara-saudaraku tersayang yang selalu

memberi senyuman, semangat, dukungan dan Doa.

Seluruh Keluarga besarku

yang telah menantikan dan mendoakan keberhasilanku.

Seluruh dosen-dosen yang telah mengarahkan dan membimbingku

dengan baik.


(9)

MOTTO

“Allah pasti akan mendatangkan kelapangan

setelah kesempitan datang menerpa”

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(Q.S. Alam Nasyrah: 6)

Tak perlu memiliki segalanya untuk membuat hidup indah,

cukup dengan memiliki rasa bersyukur

maka hidup akan selalu indah.


(10)

SANWACANA

Bismillaahirrahmanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengaruh CCTV Terhadap Aktivitas Peserta Didik Dalam Mengikuti Pembelajaran PKn di SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Di dalam penulisan ini, penulis banyak menghadapi kesulitan hingga menuju tahap penyelesaian. Berkat bimbingan, saran serta bantuan baik moral maupun spiritual serta arahan dan motivasi dari berbagai pihak, segala kesulitan dapat terlewati dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Berchah Pitoewas, M.H. selaku Pembimbing I sekaligus sebagai Kepala Sekolah SMA YP Unila yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian, Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II sekaligus sebagai Pembimbing Akademik,, terima kasih atas pengarahan dan bimbingan kepada penulis.


(11)

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Hi Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S.. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi Iskandar Syah, M.H.. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi Buchori Asyik, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si. selaku Ketua Program Studi PPKn sekaligus sebagai Pembahas I.

7. Bapak M. Mona Adha, M.Pd. selaku Pembahas II.

8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

9. Bapak Drs. Berchah Pitoewas M.H selaku kepala SMA YP Unila Bandar Lampung yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

10.Ibu Eko Pujiastuti S. Pd., serta seluruh jajaran guru SMA YP Unila yang telah membantu peneliti.

11.Seluruh siswa kelas X dan XI SMA YP Unila, khususnya yang bersedia untuk menjadi responden.


(12)

semangat serta doa untukku.

13.Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Alm Bapak Hermansyah dan Ibu Sunarsiyah yang selalu memberikan semangat dan selalu mendoakan yang terbaik untukku di setiap sujudnya, disetiap langkahku menuju suksesnya masa depanku

14.Terima kasih untuk Tony Susetyo yang selalu membantuku, menghiburku, mengajarkanku banyak hal, dan selalu memberikanku semangat motivasi. 15.Kakak-kakakku tersayang Kakak Sandi, Kakak Beni, Kakak Ari, Kakak Heri,

Mbak Sari, Mbak Eni, Mbak Evi dan Mbak Mariyam yang selalu mendoakanku, mendukungku dan keberhasilanku.

16.Sepupu-sepupuku tersayang Bunda icha , Natauly yang selalu mendukungku, membantuku dan terikasih atas doa kalian dan Keponakanku yang selalu menghiburku disaat aku mulai jenuh Inu, Raja, Gerhan, Gilda, Tian, Otik dan Keke.

17.Keluarga besarku yang selalu menantikan keberhasilanku.

18.Sahabat-sahabat TOP 10 Evi, Barla, Citra, Tika, Fika, Ajeng, Lia, Suci dan Yunia yang telah mendukungku dan yang telah memberikan warna dalam keseharianku, semangat, serta kebersamaan kita selama ini. Semoga kita menjadi orang yang sukses, amiin.

19.Teman-teman seperjuanganku, Vivi, Gita, Lady, Dwi, Vina, Lida, Lia dan Edwin yang telah memberikan dukungan dan semangat selama ini.


(13)

20.Teman-temanku yang membantuku Nisa, Nyi Ayu, Neni, (Menik), Rini, Adit, Stella, Adel, Lida, Novita Hariyani, Umi, Lucky Sadam, Abang Fajar dan Teman-teman yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu terima kasih atas bantuan kalian.

21.Seluruh Teman-teman seperjuangan PPKn angkatan 2009, terimakasih atas kebersamaaan, canda tawa, suka cita, dan perjuangan yang telah dilalui bersama.

22.Sahabat-sahabat PPL dan KKN ku di SMP N 3 Kedondong Mb Dewi, Emak Eri, Elsya, Hafid, Rudi, Dwi, Blai, Zeko dan Najib terima kasih untuk setiap peristiwa, perjuangan dan kebersamaan yang telah kita lewati selama PPL dan KKN.

23.Serta semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung terima kasih atas segala kebaikannya dan semoga Allah SWT selalu memberikan balasan atas kebaikan itu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Kegunaan Penelitian ... 9

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

1. Ruang Lingkup Ilmu ... 10

2. Ruang Lingkup Subjek ... 10

3. Ruang Lingkup Objek ... 10

4. Ruang Lingkup Wilayah ... 11

5. Ruang Lingkup Waktu ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 12

1. Tinjauan CCTV ... 12

1.1Pengertian CCTV ... 12

1.2Tujuan CCTV ... 13


(15)

2. Tinjauan Kedisiplinan ... 19

2.1Pengertian kedisiplinan ... 19

2.2Fungsi kedisiplinan ... 20

2.3Aspek-aspek kedisiplinan ... 22

2.4Unsur–unsur kedisiplinan ... 24

2.5Perlunya kedisiplinan ... 26

3. Tinjauan Aktivitas Belajar ... 28

4. Tinjauan Prestasi Belajar ... 31

5. Kemampuan Guru ... 40

5.1Pengertian kemampuan guru ... 40

5.2Jenis-jenis Kemampuan (kompetensi) Dasar Guru . 41 6. Tinjauan Pendidikan Kewarganegaraan ... 45

6.1 Pengertian PKn ... 45

6.2Tujuan PKn ... 46

6.3Fungsi PKn ... 46

B. Kerangka Pikir ... 47

C. Hipotesis ... 48

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 49

B. Populasi dan Sampel ... 50

1. Populasi ... 50

2. Sampel ... 50

C. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Pengukuran 51 1. Variabel Penelitian ... 51

2. Definisi Konseptual Variabel ... 52

3. Definisi Operasional Variabel ... 52

4. Pengukuran Variabel ... 54

D. Teknik Pengumpulan Data ... 54

1. Teknik Pokok ... 54

2. Teknik penunjang ... 55

E. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 55

1. Uji Validitas ... 55

2. Uji Reliabilitas ... 56

F. Teknik Analisis Data ... 57

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Langkah-langkah penelitian... 61

1. Persiapan Pengajuan Judul ... 61

2. Penelitian Pendahuluan ... 62

3. Pengajuan Rencana Penelitian ... 62


(16)

a. Analisis Validitas Angket ... 64

b. Panalisis Uji Reliabilitas Angket... 64

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 69

1. Sejarah Singkat Bedirinya SA YP Unila B.Lampung 69 2. Visi dan Misi Sekolah ... 70

3. Keadaan Karyawan Guru ... 71

4. Sarana dan Prasarana SMA YP Unila B.Lampung .. 72

C. Deskripsi Data ... 74

1. Pengumpulan Data ... 74

2. Penyajian Data ... 75

3. Pengujian ... 84

a. Pengujian Pengaruh ... 84

b. Pengujian Tingkat Keeratan Pengaruh ... 86

D. Pembahasan ... 89

V. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 96

B.Saran ... 97 DAFTAR PUSTAKA


(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Daftar jumlah peserta didik SMA YP Unila kelas X dan XI ... 50 Tabel 2. Hasil Uji coba angket dari 10 orang di laur responden

tentang Pengaruh CCTV Terhadap Aktivitas Peserta Didik Dalam Mengikuti Pembelajaran PKn di SMA YP Unila Tahun Pelajaran 2012/2013. untuk item ganjil (X)... ... 65 Tabel 3 Hasil Uji coba angket dari 10 orang di luar responden

tentang Pengaruh CCTV Terhadap Aktivitas Peserta Didik Dalam Mengikuti Pembelajaran PKn di SMA YP Unila

Tahun Pelajaran 2012/2013 genap

(Y)... ... 66 Tabel 3 Tabel Kerja Item Ganjil (X) Dengan Item Genap (Y)

Tentang Pengaruh CCTV Terhadap Aktivitas Peserta Didik Dalam Mengikuti Pembelajaran PKn di SMA YP Unila Tahun Pelajaran 2012/2013... ... 66 Tabel 4 Jumlah Tenaga Pendidik di SMA YP Unila Bandar

Lampung ... 72 Tabel 5 Jumlah Sarana dan Prasarana Penunjang Proses

Pembelajaran di SMA YP Unila Bandar Lampung) ... 73 Tabel 6 Distribusi frekuensi dari indikator antusias dalam mengikuti

pelajaran ... 77 Tabel 7 Distribusi frekuensi dari indikator aktif bertanya dan

menjawab ... 79 Tabel 8 Distribusi frekuensi dari indikator memperhatikan kelompok

lain ... 81 Tabel 9 Distribusi frekuensi dari indikator penggunaan CCTV ... 83


(18)

Tabel 11 Daftar kontungensi jumlah responden mengenai Pengaruh CCTV Terhadapa Aktivitas Peserta Didik dalam Mengikuti Pembelajaran PKn di SMA YP Unila Tahun Pelajaran 2013 ... 85


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(20)

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(21)

BAB III.

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode Penelitian deskriptif menurut Sumadi Suryabrata (1983 : 19) adalah

”Metode yang bertujuan untuk membuat pencandraan secara sistematis,

faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah

tertentu”.

Sedangkan menurut Muhamad Ali (1983 : 120), yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah :

Digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan klasifikasi dan analisis/pengelolaan data, memuat kesimpulan dengan tujuan utama untuk menggambarkan tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif situasi. Itulah sebabnya disebut dengan metode penelitian deskriptif.

Berdasarkan pendapat di atas, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif, kuantitatif karena dapat membantu memecahkan masalah yang ada dalam penelitian dengan mencari data, mengumpulkan, mengklasifikasikan, menyusun, menjelaskan, menganalisis serta menafsirkannya. Dengan demikian, peneliti meneliti masalah yang mencakup tentang aspek pendidikan, penulis ingin menganalisis data secara objektif tentang pengaruh CCTV


(22)

terhadap aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran PKn di SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

B.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (2006:132). Sedangkan menurut Mohammad Ali populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik berupa manusia, benda, peristiwa, atau berbagai gejala yang terjadi karena itu merupakan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau menunjang keberhasilan dalam penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan peserta didik kelas X dan XI di lingkungan SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 801 siswa, seperti yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Daftar jumlah Seluruh Peserta Didik Kelas X dan XI SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013

Sumber: TU SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:73). Menurut Suharsimi Arikunto (2006:134) untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subjek penelitian

No Kelas Jumlah

1 X 408


(23)

51

kurang dari seratus (100) maka diambil semua, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Jumlah sampel dalam penelitian ini diambil sebesar 10% dari jumlah populasi sehingga 10%x801= 801 responden dibulatkan menjadi 80 responden.

C.Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Pengukuran 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008:31). Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang berdiri sendiri artinya variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu pengaruh penggunaan CCTV (X).dalam pembelajaran

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain dalam hal ini variabel bebas. Variabel terikat penelitian ini adalah aktivitas peserta didik (Y)


(24)

2. Definisi Konseptual Variabel a. Closed circuit television (CCTV)

Closed circuit television (CCTV) merupakan alat perekaman yang menggunakan satu atau lebih kamera video dan menghasilkan data video atau audio. Closed circuit television (CCTV) memiliki manfaat sebagai dapat merekam segala aktifitas dari jarak jauh tanpa batasan jarak, dapat memantau dan merekam segala bentuk aktifitas yang terjadi dilokasi pengamatan dengan menggunakan laptop atau PC secara real time dari mana saja, dan dapat merekam seluruh kejadian secara 24 jam, atau dapat merekam ketika terjadi gerakan dari daerah yang terpantau

b. Aktivitas Peserta didik

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan disadari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perbaikan pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik yang melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan dari bagaimana kegiatan interaksi dalam pembelajaran tersebut, semakin aktif siswa tersebut dalam belajar semakin ingat anak akan pembelajaran itu, dan tujuan pembelajaran akan lebih cepat tercapai.

3. Definisi Operasional

Menurut Mohammad Nazir (2000:152) definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel atau konstruk dengan cara memberikan arti, menspesifikan kegiatan untuk mengukur variabel tertentu. Berdasarkan ketentuan di atas maka definisi operasional dari:


(25)

53

a. Closed circuit television (CCTV)

Closed circuit television (CCTV) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat perekaman yang menggunakan satu atau lebih kamera video dan menghasilkan data video atau audio. Closed circuit television (CCTV) memiliki manfaat sebagai dapat merekam segala aktifitas dari jarak jauh tanpa batasan jarak, dapat memantau dan merekam segala bentuk aktifitas yang terjadi dilokasi pengamatan dengan menggunakan laptop atau PC secara real time dari mana saja, dan dapat merekam seluruh kejadian secara 24 jam, atau dapat merekam ketika terjadi gerakan dari daerah yang terpantau.

b. Aktivitas Peserta didik

Aktivitas belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan yang direncanakan dan disadari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perbaikan pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik yang melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan dari bagaimana kegiatan interaksi dalam pembelajaran tersebut, semakin aktif peserta didik tersebut dalam belajar semakin ingat anak akan pembelajaran itu, dan tujuan pembelajaran akan lebih cepat tercapai.

4. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabel yang diukur adalah:


(26)

a. Media closed circuit television (CCTV), untuk memperoleh data tentang closed circuit television (CCTV), dalam mengikuti kegiatan pembelajaran diukur menggunakan angket dengan berdasarkan kriteria berpengaruh, kurang berpengaruh dan tidak berpengaruh. Dengan skala penilaian bagi jawaban yang dianggap sesuai diberi skor 3 bagi jawaban yang kurang sesuai diberi skor 2, dan bagi jawaban yang tidak sesuai diberi skor 1.

b. Aktivitas peserta didik, untuk memperoleh data tentang aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran diukur menggunakan angket yang berdasarkan kriteria, yaitu : aktif, kurang aktif dan tidak aktif. Jika aktif diberi skor 3, kurang aktif diberi skor 2 dan tidak aktif diberi skor 1.

D.Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik pokok

Teknik pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuesioner atau angket merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara membuat sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada rseponden dengan maksud menjaring data dan informasi langsung dari responden yang bersangkutan. Sasaran anket adalah siswa-siswi SMA YP unila Bandar Lampung


(27)

55

2. Taknik Penunjang a. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk menemukan dan memperoleh data berupa bahan-bahan tertulis mengenai informasi-informasi dan data-data yang relevan dengan penelitian

b. Obsevasi

Metode observasi ini untuk melakukan pengamatan dan pengambilan data secara langsung terhadap objek penelitian dan keadaan tempat penelitian serta keadaan umum tempat penelitian.

c. Teknik wawancara

Teknik wawancara dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi-informasi yang dirasakan perlu untuk menunjang data penelitian. Wawancara dilakukan terhadap siswa-siswi SMA YP Unila Bandar Lampung.

E.Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:138), “validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkatan kevalidan dan kesahihan suatu instrumen”. Uji

validitas instrumen meliputi uji validitas konstruk dan uji validitas empiris. Uji validitas konstruk bertujuan untuk mengetahui apakah butir-butir pernyataan pada instrumen sudah sesuai dengan kostruk teoritis atau belum. Dalam penelitian ini untuk menentukan validitas item soal dilakukan kontrol langsung terhadap teori-teori yang dilahirkan indicator-indikator


(28)

yang dipakai. Validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah logical validity dengan cara judgment yaitu dengan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing yang ada di lingkungan program studi Pendidikan Kewarganegaraan FKIP Unila.

2. Uji Reliabilitas

Suatu alat ukur dikatakan reliabilitas apabila tes tersebut menunjukkan hasil-hasil yang tetap dan mantap. Serta untuk menguji coba angket dengan menggunakan tekhnik belah dua dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyebarkan angket kepada 10 orang diluar responden 2. Hasil uji coba dikelompokkan kedalam item ganjil dan genap

3. Hasil item ganjil dan genap, dikoreksikan dengan rumus product moment yaitu:

  

 

 

                   

N y y N x x N y x xy rxy 2 2 2 2 Dimana:

rxy : hubungan veriabel x dan y

xy : product dari gejala x dan y x : variabel bebas

y : variabel terikat N : jumlah responden (Sutrisno Hadi, 1989:318)


(29)

57

4. Kemudian dicari reliabilitas dengan menggunakan rumus Sperman Brown (Sutrisno Hadi, 1996:37) agar diketahui koefisien seluruh item yaitu:

r

xy=

2(���) 1+��� dimana:

rxy :koefisien reliabilitas seluruh tes

rgg : koefisien korelasi item ganjil genap

Adapun kriteria reliabel menurut Manase Malo (1985:139) adalah sebagai berikut:

0,90-1,00 = reliabel tinggi 0,50-0,89 = reliabel sedang 0,00-0,49 = reliabel rendah

F. Teknik Analisis Data

Tindak lanjut dari pengumpulan data adalah menganalisis data. Dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif yaitu menguraikan kata-kata dalam kalimat serta angka dalam kalimat secara sistematis. Selanjutnya disimpulkan untuk mengelola dan menganalisis data dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi dalam Nafilah (2005: 39) yaitu:

I = K

NR

NT

Dimana: I = Interval


(30)

NR = Nilai Terendah K = Kategori

Penentuan tingkat persentase digunakan rumus yang dikemukakan oleh Ali (1984: 184) sebagai berikut :

% 100 X N F P Keterangan

P = Besarnya Presentase

F = Jumlah Skor Yang Diperoleh Diseluruh Item N = Jumlah Berkalian Seluruh Item Dengan Responden

Untuk menafsirkan banyaknya presentase yang diperoleh digunakan kriteria Suharsimi Arikunto (1986: 196) sebagai berikut:

76%-100% = Baik 56%-75% = Cukup 40%-55% = Kurang Baik 0-39% = Tidak Baik

Adapaun pengolongan data adalah menggunakan uji Chi Kuadrat asosiasi dua faktor (Sudjana, 2005: 280), dengan rumus sebagai berikut:

X2 =



 

B j i k i j

Eij

Eij

Oij

2 Keterangan: X2


(31)

59

Oij : Banyaknya data yang diharapkan terjadi

k

i j

: Jumlah kolom

Eij : Banyaknya data hasil pengamatan

b

j i

: Jumlah baris

Kriteria uji sebagai berikut: a. Jika X2

hitung lebih besar atau sama dengan X2

tabel dengan tarif signifikan 5 % maka hipotesis diterima

b. Jika X2

hitung lebih kecil atau sama dengan X2

tabel dengan tarif signifikan 5% maka hipotesis ditolak.

Selanjutnya data akan diuji dengan menggunakan rumus koefesien kontingen (Sudjana, 2005:282), yaitu :

C= n

x

x

 2 2 Keterangan :

C : Koefesien kontingensi X2

: Chi Kuadrat N : Jumlah sampel

Agar harga C yang diperoleh dapat digunakan untuk menilai derajat asosiasi faktor-faktor, maka harga C dibandingkan dengan koefesien kontingensi maksimum. Harga C maksimum dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Cmaks =

m


(32)

Keterangan:

Cmaks : Koefesien kontingen maksimum

M : Harga minimum antara banyak baris dan kolom dengan kriteria

I : Bilangan konstan

uji pengaruh makin dekat dengan harga Cmaks makin besar derajat asosiasi antar faktor. Dengan kata lain, faktor yang satu makin berkaitan dengan faktor yang lain (Sudjana, 2005:282).


(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Tinjauan Closed Circuit Television (CCTV)

1.1Pengertian Closed circuit television (CCTV)

Menurut Herman Dwi Surjono (1996:8) : “Closed circuit television (CCTV) merupakan alat perekaman yang menggunakan satu atau lebih kamera video dan menghasilkan data video atau audio. CCTV memiliki manfaat sebagai dapat merekam segala aktifitas dari jarak jauh tanpa batasan jarak, dapat memantau dan merekam segala bentuk aktifitas yang terjadi dilokasi pengamatan dengan menggunakan laptop atau PC secara real time dari mana saja, dan dapat merekam seluruh kejadian secara 24 jam, atau dapat merekam ketika terjadi gerakan dari daerah

yang terpantau”.

Closed circuit Television (CCTV) adalah penggunaan vidio kamera yang mentransmisi sinyal atau penyiaran tertuju kepada lingkup

perangkat tertentu, yakni kepada seperangkat monitor „spesifik

-terbatas‟. Penyiaran CCTV tidak secara „bebas‟ dapat ditangkap oleh

monitor lain selain monitor „spesifik-terbats‟ yang telah disediakan. CCTV dewasa ini sudah marak digunakan untuk menunjang


(34)

pengawasan suatu area tertentu, terutama utnuk keperluan pengamanan dan pengamatan kondisi).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa CCTV merupakan alat perekaman yang kinerjanya dapat memantau 24 jam, sehingga setiap kejadian dapat dilihat mealui CCTV dengan menggunakan komputer. CCTV merupakan suatu alat pengawasan yang sangat penting karna dapat membantu kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, pihak sekolah dapat terbantu dengan adanya alat CCTV.

1.2Tujuan closed circuit Television (CCTV)

Tujuan CCTV sangat penting untuk keamanan disegala situasi, baik disekolah maupun tempat yang perlu pengawasan yang dianggap penting dan memantau kejadian-kejadian yang dianggap melanggar. Tujuan dari CCTV adalah sebagai berikut :

a. Deterance/ Faktor pencegahan: Pelaku kriminal seringkali mengurungkan niat/ takut setelah melihat adanya kamera CCTV yang sudah terpasang di tempat sasaran apabila sasaran memiliki kamera CCTV.

b. Monitoring/ Pemantauan: System CCTV berguna untuk memonitoring/ mengawasi keadaan dan kegiatan di lokasi yang terpasang kamera CCTV.

c. Intensify/ Peningkatan kinerja: Dengan adanya system CCTV) terbukti meningkatkan kinerja karyawan secara signifikan. d. Investigation/ Penyelidikan: System closed CCTV berguna

untuk menunjang penyelidikan tindak kejahatan yang telah terjadi.

e. Evidence/ Bukti: Hasil rekaman video CCTV dapat dijadikan bukti tindak kejahatan/ kriminal.


(35)

14

Berdasarkan tujuan diatas maka media closed circuit Television (CCTV) sangat penting dan berguna dari tindak kejahatan yang dapat merugikan seseorang, selain sebagai pengawasan media CCTV dapat membantu pihak sekolah baik kepala sekolah guru dan murid. Dari pihak sekolah, kepala sekolah bisa mengawasi proses kegiatan belajar mengajar yang dialaksanakan didalam kelas.

1.3Manfaat closed circuit Television (CCTV) di lingkungan sekolah a. Manfaat closed circuit Television (CCTV) Untuk Kelas

Media CCTV pada awalnya lebih dimanfaatkan sebagai perangkat keamanan, namun kini perangkat tersebut banyak digunakan didalam lingkungan pendidikan. Seperti diungkapkan Wes Fernly (2008:41) dalam situs All CCTV info, menyebutkan CCTV sebagai perangkat Surveillance, dimana karena kemanan adalah hal yang penting dan menjadi prioritas, maka video surveillance perlu dikembangkan sebagai alat bantu mengawasi keamanan dan meningkatkan keselamatan. Ia juga menyatakan bahwa video surveillance baik untuk dimanfaatkan didalam sekolah maupun kampus sebagai area yang banyak dilalui orang dan keamanan bagi menjadi prioritas didalamnya.

Penempatan kamera CCTV di lingkungan sekolah termasuk hal yang penting. Misal penempatan kamera CCTV pada gerbang masuk, lorong kelas, tempat parkir, ruang lab dan ruang guru. Untuk penempatan kamera CCTV pada gerbang masuk ini


(36)

berfungsi untuk mengawasi siapa yang sering datang terlambat baik guru maupun murid dan untuk lorong kelas ini berfungsi untuk mengamati lalu lalang peserta didik yang keluar kelas. Untuk manfaat kamera CCTV non akademis yaitu pengawasan tempat parkir atau inventaris sekolah di laboratorium agar selalu aman dan terpantau. Berbagai manfaat kamera CCTV untuk sekolah, kamera CCTV dapat terus di kembangkan untuk memantau berbagai kegiatan pendidikan.

Penggunaan CCTV dalam lingkungan sekolah diharapkan mampu memberikan efek positif dan mencipatakan kondisi pendidikan yang lebih bermutu tinggi. Langkah pengawasan proses pembelajaran melalui perangkat CCTV pada dasarnya memiliki seperti pengawasan proses pembelajaran pada umumnya, yang membedakan bahwa terdapat penggunaan alat yang memudahkan dan cara pelaksanaanya yang dapat dibandingkan pengawasan dengan cara terdahulu. Penggunaan CCTV dalam pengawasan kegiatan pendidikan disekolah diharapkan bisa jadi pencapaian tujuan pendidikan lebih efektif dan efisien dan sesuai dengan kriteria yang ada.

b. Manfaat closed circuit Television (CCTV) sebagai pengawasan pembelajaran

Mengacu pada tahapan kegiatan pengawasan proses pembelajaran yang dinyatakan dalam PP No. 19 Tahun 2005, bahwa pengawasan


(37)

16

proses pembelajaran mencakup kegiatan : pemantauan, supervisi, evaluasi , pelaporan, dan tindak lanjut Maka jika ditambah dengan komponen CCTV didalamnya, tahapannya menjadi seperti berikut :

1) Pemantauan, kegiatan mengamati oleh kepala sekolah terhadap guru didalam aktivitas pembelajrannya, yang mencakup : a) Pemantauan pelaksanaan pembelajaran melalui CCTV b) Pemantauan pelaksanaan bimbingan melalui CCTV c) Pemantauan hasil belajar siswa

d) Pemantauan pelaksanaan ujian melalui CCTV

e) Pemantauan terhadap pemanfaatan sumber-sumber belajar f) Pemantauan terhadap rapat guru.

2) Supervisi, sebagai suatu upaya pembinaan intensif dari atasan kepada bawahan, dilakukan dengn pendekatan-pendekatan tertentu yang continu/berkelanjutan.

a) Pembinaan terhadap guru dalam peningkatan profesionalisme guru dan peningkatan pembelajaran.

b) Memberikan pengarahan kepada guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efesien

c) Memberikan pembimbingan yang kontinu (baik kolektif maupu indvidu)

3) Evaluasi, pemberian nilai pada suatu kondisi : pada tahapan ini dilakukan analisi atas kesenjangan yang ada anatara standar tugas dengan kenyataan tersebut sebagai sesuai standar atau tidak.

a) Pengevaluasian terhadap kegiatan pemanfaatan sumber-sumber dalam pembelajaran.

b) Pengevaluasian terhadap pelkasaan kurikulum (relevasi), dengan pelaksanaan pembeljaran

c) Pengevaluasian terhadap hasil belajar.

d) Pelaporan,kegiatan pelaporan perkembangan dan hasil pengawasan kepada warga sekolah yang dipimpinya, pada dan dewan komite sekolah (dalam rapat)


(38)

Empat langkah hal tersebut diatas dilakukan secara berurut dan penuh tanggung jawab, dan pemanfaatan CCTV sebagai alat bantu kegiatan pengawasan diyakini akan memberikan kontribusi pada kegiatan pengawasan.

Maka dapat disimpulkan bahwa dengan pemantauan pembelajaran melalui media CCTV siswa menjadi lebih terawasi sehingga akan mempengaruhi aktivitas peserta didik disekolah dan guru sebagai faslitator juga ikut merasa terpantau oleh kepal sekolah selaku supervisor. Dengan demkian, teori behavioristik yang merupakan teori tentang perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus dan rangsangan dari luar juga berhubungan dengan manfaat media CCTV karna dapat mempengaruhi aktivitas peserta didik disekolah khususnya dalam mengikuti pembelajaran dan prilaku sehari-hari, sehingga tinggkat kepatuhan peserta didik dapat ditingkatkan

c. Closed circuit Television (CCTV) sebagai media Evaluasi pembelajaran

Hasil rekaman kamera CCTV dapat berfungsi sebagai media evaluasi yang tepat untuk memaksimalkan cara terbaik untuk penyampaian informasi di ruang kelas, mengetahui aktivitas peserta didik. Kamera CCTV juga dapat digunakan untuk penunjang pengembangan guru atau tenaga pengajar. CCTV dapat dimanfaatkan dalam penelitian cara pembelajaranya, contohnya


(39)

18

dalam kegiatan evaluasi pengajaran terbuka para guru pengamat tidak perlu berada di ruangan yang sama dengan guru yang akan di evaluasi, mereka akan mengamati langsung dari ruangan terpisah. Hasil rekaman CCTV ini juga dapat di gunakan kembali untuk di cermati di kemudian hari, sehingga menjadi bahan acuan untuk kedepannya.

Keberadaan CCTV di SMA YP Unila Bandar Lampung sudah ada 34 unit CCTV yang sudah terpasang di setiap ruangan yang ada di sekolah seperti, ruangan kelas, ruangan guru, ruangan kepala sekolah, dan ruangan –ruangan yang menjadi tempat aktivitas peserta didik. Setiap kegiatan dan aktivitas peserta didik dapat terpantau dengan adanya CCTV, hal ini terbukti bahwa setiap sudut ruangan yang berada di sekolah sudah CCTV. Sehingga dengan terpantaunya kegiatan dan aktivitas peserta didik dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik dalam beraktivitas, dan dengan adanya sisi dan sudut yang terpantau, maka manfaat dan tujuan dari pada fungsi CCTV sebagai media pemantau dapat berjalan dengan baik.

2. Tinjauan Kedisiplinan 2.1 Pengertian Kedisiplinan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:168) “disiplin adalah

ketaatan (kepatuahn kepada peraturan dan tata tertib )”. Displin dalam


(40)

Mencakup setiap macam pengaruh yang ditunjukkan utnuk mebantu peserta didik agar dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya juga penting tentang cara menyelesaiannya tuntutan yang mengkin ingin ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya.

Disiplin merupakan suatu upaya sadar dan bertanggung jawab dari seseorang untuk mengatur, mengendalikan, dan mengontrol tingkah laku dan sikap hidupnya agar membuahkan hal-hal positif baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Menurut Soegeng Prijodarminto

(2004:23) mengatakan bahwa : “Disiplin adalah suatu kondisi yang

tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian prilaku yang menunjukkan nila-nilai ketaatan, kepatuahn, kesetiaan, keteraturan, ataupun ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah mejadi bagian prilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman.

Dapat disimpulkan bahwa menurut pernyataan-pernyataan yang dikemukakan oleh para ahli diatas yaitu, kedisiplinan yakni upaya sadar dan bertanggung jawab dengan penuh usaha agar seseorang dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya untuk mengatur, mengendalikan dan mengontrol tingkah laku dan sikap hidupnya agar membuahkan hal-hal positif baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

Penggunaan closed circuit Television (CCTV) dalam meningkatkan kedisiplinan peserta didik sangat berpengaruh karna disiplin adalah suatu perbuatan dan kegiatan belajar yang dilaksanakan sesuai dengan


(41)

20

aturan yang telah ditentukan sebelumnya. Kedisiplinan sebagai suatu keharusan yang harus ditaati oleh setiap orang dalam suatu organisasi, dengan sendirinya memiliki aktifitas yang bernilai tambah. Unsur pokok dalam disiplin peserta didik adalah tertib kearah siasat. Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai hubungan yang positif bagi kehidupan peserta didik dimasa yang akan datang.

2.2Fungsi kedisiplinan

Menurut Abu Ahmadi (2004:26) bahwa :“ Penyebab kegagalan belajar tidak lain karna belajar tidak teratur, tidak disiplin dan kurang bersemangat, tidak tahu cara berkonsentrasi dalam belajar, mengakibatkan masalah pengaturan waktu dalam belajar dan istirahat yang tidak cukup sehingga kurang tidur.”

Belajar yang efisien menuntut belajar secara teratur dan berdisiplin, maka dalam hal ini guru harus ikut menumbuhkan disiplin pada diri peserta didik, terutama disiplin diri (self-discpline). Disiplin menjadi persyaratan bagi pembentukan sikap, prilaku dan tata kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang peserta didik sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja.

Adapun fungsi didisiplin menurut Tulus Tu‟u (2004:10) adalah: a. Menata kehidupan bersama

Kedisiplinan sekolah berguna untuk menyadarkan peserta didik bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar.


(42)

Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik.

c. Melatih kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk melalui latihan.

d. Pemaksaan

Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar, misalnya ketika seorang peserta didik yang kurang disiplin masuk ke satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut.

e. Hukuman

Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut.

f. Menciptakan lingkungan yang kondusif

Kedisiplinan berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal ini dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru dan bagi siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara konsisten dan konsukuen. Dengan demikian, sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tentram, tertib, dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan. Didisiplin memiliki berbagai fungsi yang dapat mengantarkan peserta didik menjadi individu yang sukses, dengan demikian perlunya pembudayaan didisplin disegala aspek kehidupan terutama oleh peserta didik, agar kelak dapat terbawa dikehidupannya sehari-hari.

2.3Aspek-aspek Kedisiplinan Belajar

Pengertian belajar menurut Slameto (2010:2) bahwa “belajar adalah

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Pernyataan lain oleh W.S.Winkel yang dikutip oleh Max Darson


(43)

22

mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilakan perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”. Bahkan lebih lugas lagi pernyataan Mulyani (2007:12) bahwa “belajar mendisiplinkan

mental”.

Menurut Soegeng Prijodarmanto (2004:31) bahwa disiplin mempunyai tiga aspek, yaitu :

a. Sikap mental (mental attitude) yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atu pengembangan darilatihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak.

b. Pemahaman yang baik mengenal sistem aturan prilaku, norma, kriteria, dan standar yang sedemikian rupa, sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan pengertian yang mnedalam atau kesadaran bahwa ketaatan akan aturan, norma, kriteria, dan standar tadi merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan (sukses)

c. Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib

Aspek kedisiplinan belajar, penulis telah menguraikan sebagai berikut: a. Sikap mental dalam hal belajar dan mentaati peraturan. Terdiri dari

nilai-nilai ketaatan, kepatuahan, kesetiaan, keteraturan, dan atau ketertiban sebagaimana yang telah disebutkan Soegeng Prijodarminto (2004:23) dalam pengertian disiplin. Bila diuraikan kembali maka maksud dari nilai-nilai kedisiplinan tersebut yaitu : 1) Ketaatan adalah prilaku individu yang mengikuti apa-apa yang

menurut dirinya perintah atau aturan yang harus dijalaninya, terlebih dahulu mempertimbangkan kebenaran perintah itu.


(44)

2) Kepatuahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2003:252), “patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah, sednagkan kepatuhan adalah prilaku sesuai aturan”.

3) Kesetiaan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:286)

“setia memiliki arti berpegang teguh, tetap dan teguh hati”

4) Keteraturan menurut Liang Gie (2002:15) “keteratutan belajar akan membuat peserta didik memiliki kecakapan mengenal cara belajar dan juga proses ke arah pembentukan watak yang baik.

5) Ketertiban menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:302)

tertib adalah “keadaan serba teratur baik”. Pemahaman yang

baik mengenal sistem aturan prilaku, norma, kriteria, dan standar.

b. Menurut Asy Mas‟udi (2000:88) “Disiplin secara lengkap adalah

kesadaran untuk melakukan sesuatu hal dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh

tanggung jawab tanpa paksaan dari siapa pun.”

c. Sikap yang mnunjukkan kesungguhan mentaati segala hal secara cermat dan tertib. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:294)

“kesungguhan adalah : hal (perbuatan) sungguh-sungguh,


(45)

24

2.4Unsur-unsur disiplin

Menurut Tulus Tu‟u (2004:33) menyebutkan unsur-unsur disiplin

sebagai berikut :

a. Mengikuti dan mentaati peraturan, niali dan hukum yang berlaku. Pengikutn dan ketaatan tersebut terutama muncul karna kesadran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karna rasa takut, tekanan, paksaan, dan dorongan dari luar dirinya.

b. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk, perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.

c. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku.

d. Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.

Sejalan dengan pernyataan tersebut diatas, terdapat didalam komponen-komponen didalam disiplin menurut Elizabeth B. Hurlock (2000:307).

Berikut adalah tiga komponen disiplin tersebut :

a. Education. This means teaching children what they shuold or should not do

b. Reward. Praise approval, gift special trearts treats are given to children after they do, or al leats are given to children after they do, what is expected of them.

c. Punisment. This should only be given for wiiful wrong doing.

Terbukti dari pernyataan para ahli diatas bahwa disiplin tidak berdiri begitu saja, disiplin dibangun oleh berbagai unsur dan komponen pendukung. Setidaknya disiplin belajar dibangun oleh minimal tiga unsur yaitu :

a. Pendidikan sebgai alat bantu petunjuk bagi peserta didik, apa yang harus dan tidak dilakukan oleh peserta didik. Kedua, didalam


(46)

disiplin diperlukan penghargaan sebagai bentuk cara memberitahu bahwa sikap disiplin yang telah dilakukan oleh peserta didik merupakan hal yang benar juga memberikan motivasi agar semangat dalam melakukan kedisiplinan.

b. Hukuman, disiplin perlu dilakukan dengan terus menerus, untuk itu perlu adanya penegakkan sikap yang dapat tercipta melalui hukuman bagi peserta didik yang melanggar agar berefek jera terhadap pelanggaran disiplin yang telah peserta didik laukakn,

seperti pernyataan Abu Ahmadi (2004:15) bahwa “Tingkah laku

atau perbuatan manusia tidak terjadi secara sporadis (timbul dan hilang disaat-saat tertentu) tetapi selalu ada kelangsungan (kontiunitas) antara satu perbuatan dengan perbuatan berikutnya.”

2.5Perlunya Kedisiplinan

Disiplin diperlukan oleh semua orang dimanapun, begitupun seorang peserta didik, mereka harus disiplin baik itu disiplin dalam mentaati tata tertib sekolah, disiplin dalam belajar di sekolah, disiplin dalam mengerjakan tugas, displin dalam belajara dirumah, sehingga akan dicapai hasil belajar yang optimal. Menurut Mamam Rachman dalam Tulus Tu‟u (2004:35) pentingnya disiplin bagi para peserta didik adalah sebagai berikut :

a. Memberi dudkungan bagi terciptanya perilaku tindak menyimpang

b. Membant peserta didik memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya

c. Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya


(47)

26

d. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya.

e. Menjauhi peserta didik melakukan hal-hal yang dilarang sekolah

f. Mendorong peserta didik melakukan hal-hal yang baik dan benar

g. Peserta didik belajar dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya

h. Kebiasaan baik itu menyebabkan ketenangan jiwanya dan lingkungannya.

Disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berciri

keunggulan. Tulus Tu‟u (2004:37) mengemukakan disiplin itu penting

karna alasan sebagai berikut:

a. Dengan disiplin yang muncul karna kesadaran diri, peserta didik berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, peserta didik yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.

b. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi kurang kondusif bagi kegiaan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi pembelajaran.

c. Orang tua senantiasa berharap disekolah anak-anak dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan dmeikian, anak-anak menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.

d. Disiplin merupakan jalan bagi peserta didik untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.

Menurut pendapat diaas dapat disimpulakn bahwa, disiplin memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan peserta didik itu sendiri sebagai unsur yang membantu optimalisasi prestasi belajar, menjadikan individu yang taat dan patuh terhadap tata tertib didalam kehidupan sehari-harinya dan dengan disiplin menjadikan prasayarat dari kesuksesan peserta didik tersebut. Kontribusi lainnya untuk


(48)

lingkungan yaitu mencipatakan kondisi yang tenang dan tentram sehingga mampu membangun suasana yang nyaman untuk belajar.

Dengan demikian, tinjauan kedisiplinan menciptakan suasana tertib yang mengarahkan peserta didik untuk meningkatkan aktivitas belajarnya, yang dapat dipantau melalui closed circuit Television (CCTV), sehingga dalam mencapai suatu tujuan terutama dalam proses pembelajaran peserta didik melakukan aktivitas belajar. Tanpa aktivitas peserta didik tidak mungkin mengalami perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tidak akan terjadi jika pembelajaran bersifat verbalistis, akan tetapi peserta didik harus diberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan materi yang dipelajarinya. Guru hendaknya berusaha membangkitkan aktivitas belajar peserta didik dalam mempelajari setiap materi pembelajaran.

3. Tinjauan Aktivitas Belajar

Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja tanpa diimbangi dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan individu untuk mencapai perubahan tingkah laku. Sardiman A.M (2007:96) mengungkapkan.

Dalam belajar diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.


(49)

28

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan disadari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perbaikan pengetahuan dan keterampilan pada yang melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan dari bagaimana kegiatan interaksi dalam pembelajaran tersebut, semakin aktif peserta didik tersebut dalam belajar semakin ingat anak akan pembelajaran itu, dan tujuan pembelajaran akan lebih cepat tercapai.

Menurut Djamarah (2007:67) “Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang diharapkan

oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik”. Senada dengan hal di atas, Slameto (2003:36) mengatakan “Penerimaan

pelajaran jika dengan aktivitas sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja,tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda, atau peserta didik akan bertanya, mengajukan pendapat,

menimbulkan diskusi dengan guru”.

Jadi, dalam belajar sangatlah diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran.

Menurut Paul D. Dierich dalam Sardiman A.M ( 2006 : 100) aktivitas dalam kegiatan belajar diklasifikasikan menjadi 8 kelompok, yaitu:

1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya seperti: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.


(50)

2. Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listening activities, seperti, mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi, musik , pidato

4. Writing activities, misalnya : menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin

5. Drawing activities, misalnya :menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain : melakukan percobaan, membuat konstuksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7. Mental activities, misalnya : menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional activities, misalnya : menaruh minat, meras bosan,

gembira, bersemangat, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Berdasarkan klasifikasi aktivitas seperti diuraikan diatas, menunjukan bahwa aktivitas di sekolah itu cukup kompleks dan bervariasi, kalau berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan, dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan bahkan akan mempelancar perannya sebagai pusat dan transformasi kebudayaan. Tetapi sebaliknya, semua ini merupakan tantangan yang menuntut jawaban dari para guru. Kreativitas guru mutlak diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan peserta didik yang sangat bervariasi.

Penggunaan azas aktivitas dalam proses pembelajaran ternyata memiliki beberapa manfaat. Menurut Oemar Hamalik (2008:175) manfaat aktivitas dalam pembelajaran yaitu:

1. Para peserta didik mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.


(51)

30

2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik.

3. Memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan para peserta didik yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.

4. Peserta didik belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual.

5. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah dan mufakat.

6. Membina dan memupuk kerjasama antar sekolah dan masyarakat dan hubungan antar guru dan orang tua peserta didik yang bermanfaat dalam pendidikan peserta didik.

7. Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realitas dan kongrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis secara menghindarkan terjadinya verbalisme.

8. Pembelajaran dan kegiatan-kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa banyak manfaat yang bisa didapat peserta didik dengan penggunaan asas aktivitas dalam proses pembelajaran, yang paling penting adalah peserta didik dapat berbuat dan mengalami sendiri sehingga akan membantu peserta didik mengembangkan seluruh aspek pribadinya.

Dengan demikian, maka aktivitas peserta didik dalam melakukan kegiatan di lingkungan sekolah dapat dipantau melalui closed circuit television (CCTV) sehingga aktivitas peserta didik dapat diarahkan yang lebih baik, dan membawa siswa mengembangkan potensi dirinya sehingga prestasi yang dicapai oleh siswa dapat berjalan dengan baik.

4. Tinjauan Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar


(52)

secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan mereka.

Menurut Slameto (2003:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu

“hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang

dinyatakan dalam raport.” Selanjutnya menurut S. Nasution (1996:17)

prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam

berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut”.

Kemudian Oemar Hamalik (2008:62) mengatakan bahwa prestasi belajar

adalah “suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa

dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang

dicapainya”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa yang

dimaksud dengan prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian


(53)

32

diwujudkan dalam angka atau pernyataan. Prestasi belajar peserta didik dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar peserta didik.

Untuk mencapai prestasi belajar peserta didik sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu: 1) faktor-faktor intern; dan 2) faktor-faktor ekstern. Faktor-faktor intern, yakni faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Adapun faktor-faktor ekstern, yaitu faktor-faktor-faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang yang sifatnya berasal dari luar diri seseorang tersebut. 1) Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

a) Kecerdasan/intelegensi

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan


(54)

dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

Sedangkan Slameto (2003:56) mengemukakan pendapatnya yaitu : Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, peserta didik yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi rendah. Walaupun begitu peserta didik yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan inteligensi adalah salah satu faktor diantara faktor lain. Jika faktor lain itu bersifat menghambat atau berpengaruh negatif terhadap belajar, akhirnya peserta didik gagal dalam belajarnya. Peserta didik yang mempunyai tingkat inteligensi normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik, artinya belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya memberi pengaruh yang positif, jika peserta didik memiliki inteligensi yang rendah, ia perlu mendapat pendidikan di lembaga pendidikan khusus.


(55)

34

Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa inteligensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seseorang dalam usaha belajar.

b) Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Menurut Hilgard dalam Slameto (2003:57) bahwa bakat adalah the capacity to learn. Dengan kata lain, bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi pencapaian kecakapan yang nyata sesudah belajar atau terlatih.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2008:43) mengemukakan

bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata

aptitude yang berarti kecakapan yaitu mengenai

kesanggupan-kesanggupan tertentu”.

Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari peserta didik kurang sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. Adalah penting untuk mengetahui bakat peserta didik dan menempatkan peserta didik belajar di sekolah yang sesuai dengan bakatnya.


(56)

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Slameto (2003:57) mengemukakan bahwa minat adalah

“kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan-kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan

terus yang disertai dengan rasa sayang”.

Menurut Nurkencana (1986:214) bahwa minat adalah menyakut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar peserta didik, peserta didik yang gemar membaca akan dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, wawasan akan bertambah luas sehingga akan sangat mempengaruhi peningkatan atau pencapaian prestasi belajar peserta didik yang seoptimal mungkin karena siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu pelajaran akan mempelajari dengan sungguh-sungguh karena ada daya tarik baginya.

Berdasarkan pendapat diatas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar. Karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik, peserta didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan untuk belajar, ia tidak memperoleh


(57)

36

kepuasan dari pelajarn itu. Bahan pelajaran yang menarik minat peserta didik, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.

d) Motivasi

Motivasi merupakan dorongan agar anak mau melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak ataupun dari luar lingkungan. Untuk dapat memberi motivasi pada orang yang belajar, kita harus mengetahui dasar psikis dari orang yang belajar. Menurut Slameto (2003:58) bahwa motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya.

Sedangkan Hamzah B. Uno (2008 : 31) menyatakan bahwa motivasi adalah dorongan internal dan ekternal pada seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian peserta didik kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri peserta didik akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya


(58)

dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif.

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri peserta didik, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (2003:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah

“keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat”.

a) Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan

oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan

pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia”. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.


(59)

38

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.

Oleh karena itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.

b) Lingkungan Masyarakat

Selain orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta didik dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.


(60)

c) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar peserta didik, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan peserta didik, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan peserta didik kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.

Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, dengan adanya pemanfaatan alat closed circuit television (CCTV) dapat membantu peserta didik dalam membentuk kepribadiannya di sekolah karna aktivitas peserta didik dapat dipantau melalui closed circuit television (CCTV) sehingga membawa peserta didik dalam lingkungannya menjadi lebih baik. Kemampuan guru dalam hal ini sangat dibutuhkan karna, guru mengarahkan peserta didik dalam bertingkah laku yang baik.

5. Tinjauan Kemampuan Guru 5.1Pengertian Kemampuan Guru

Kemampuan adalah bahasa lain dari kompetensi, seperti yang dikemukakan oleh Usman dalam Fachrudin Saudagar (2009:30)


(61)

40

kompetensi adalah ”suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif”.

Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga seseorang dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomorik dengan sebaik-baiknya McAs han dalam Fachrudin Saudagar (2009; 30)

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005;31) guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru tidak mesti di lembaga pendidikan formal tetapi juga pendidikan nonformal atau di masyarakat Menurut Prof. Dr. Zakia Daradjat dalam Saiful Bahri Djamarah (2005;32), menjadi guru tidak sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan yakni takwa kepada Allah swt, berilmu, sehat jasmani dan berkelakuan baik.

Dari beberapa pengertian kompetensi dan pengertian guru diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi guru adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tingkatan guru yang profesional.

5.2Jenis-jenis Kemampuan (kompetensi) Dasar Guru 1) Kompetensi Pedagogik

Menurut Prof. Dr. J. Hoogeveld dalam Fachrudi Saudagar (2009;32) pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah


(62)

membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya.

Sedangkan Langeveld dalam Fachrudi Saudagar (2009;32) membedakan istilah pedagogik dengan istilah pedagogik. Pedagogik diartikannya sebagai ilmu pendidikan yang lebih menekankan pada pemikiran dan perenungan tentang pendidikan. Sedangkan pedagogi artinya pendidikan yang lebih menekankan pada praktek yang menyangkut kegiatan mendidik dan membimbing anak.

Berdasarkan teori diatas maka yang dimaksud dengan pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa. Dan kompetensi pedagogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa.

2) Kompetensi kepribadian

Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang menbedakan seorang guru dengan guru lainnya. Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur fisik dan psikis. Dengan demikian maka seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan satu gambaran dari kepribadian orang itu, asal dilakukan secara sadar.kepribadian guru adalah unsur yang menentukan interaksi guru dengan peserta didik sebagai teladan, guru harus memiliki


(63)

42

kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola. Kompetensi kepribadian mencakup sikap (attitude), nilai-nilai (value), kepribadian (personality) sebagai elemen perilaku dalam kaitannya dengan penampilan guru yang ideal sesuai dengan bidang pekerjaannya yang dilandasi oleh latar belakang pendidikan.

Menurut samani, Mukhlas dalam Fachrudin Saudagar (2009;41) secara rinci kompetensi kepribadian mencakup hal-hal sebagai berikut:

a) Berakhlak mulia b) Arif dan bijaksana c) Mantap

d) Berwibawa e) Stabil f) Dewasa g) Jujur

h) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat i) Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri

j) Mau siap mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan

Sedangkan menurut Djama‟an Satori dalam Fachrudin Saudagar (2009;41) yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari.

Dari beberapa pengertian seperti tersebut diatas maka ya ng dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan tingkah laku pribadi guru sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam


(64)

kehidupannya sehari-hari. Hal ini sesuai dengan harapan bahwa guru adalah orang model yang mempunyai nilai-nilai luhur.

3) Kompetensi Profesional

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratka untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi disini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosil, maupun akademis.

Menurut Mukhlas Samani dalam Fachruddin Saudagar (2009;48) yang dimaksud dengan kompetensi profesional ialah kemampuan menguasai pengetahuan bidang ilmu, tejnologi dan atau seni yang diampunya meliputi penguasaan:

a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang dianutnya.

b. Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, dan/atau seni yang relevan secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampunya.

Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih serta punya pengalaman di bidang keguruan. Seorang guru yang profesional harus memenuhi sejumlah persyaratan minimal antara lain: memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidangnya, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan berkomitmen tinggi terhadap profesinya dan selalu melakukan pengembangan


(1)

11

3. Ruang Lingkup Objek

Objek dalam penelitian ini adalah pengaruh CCTV (X) terhadap aktifitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran PKn.

4. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah SMA Yayasan Pembina Unila Bandar Lampung.

5. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada tanggal 28 Maret 2013 sampai dengan selesai.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang pengaruh closed circuit Television (CCTV) terhadap aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran PKn di SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, maka peneliti dapat menyimpulkan:

1. Pengaruh CCTV terhadap aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran PKn sudah cukup baik karna aplikasinya dengan adanya penggunaan CCTV peserta didik menjadi lebih terawasi, hal ini terbukti bahwa setiap sudut ruangan yang berada di sekolah sudah ada CCTV Sehingga dengan terpantaunya kegiatan dan aktivitas peserta didik dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik dalam beraktivitas, dan dengan adanya sisi dan sudut yang terpantau, maka manfaat dan tujuan dari pada fungsi CCTV sebagai media pemantau dapat berjalan dengan baik.

2. Aktivitas peserta didik dalam penggunaan CCTV sudah cukup baik karna dengan adanya CCTV peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya karna dengana adanya CCTV peserta didik menjadi lebih terawasi dan fokus dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga dapat mencapai prestasi yang yang diinginkan oleh peserta didik.


(3)

111

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif, signifikan, dan kategori keeratan tinggi antara pengaruh CCTV terhadap aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran PKn artinya semakin baik pengetahuan tentang kriteria penggunaan CCTV terhadap aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran PKn dan pada akhirnya akan mencapai prestasi yang baik.

B.Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian, menganalisis, dan mengambil kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti dapat mengajukan saran sebagai berikut:

1. Kepada siswa diharapkan dapat memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pembelajaran PKn dan arti pentingnya penggunaan CCTV bahwa dalam penggunaan CCTV dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik karna peserta didik diharapkan lebih aktif, kritis, kreatif, dan produktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat lebih mengembangkan pengetahuannya agar dapat mencapai prestasi yang baik sehingga dengan adanya CCTV diharapkan peserta didik menjadi lebih konsentrasi dan kondusif dalam mengikuti pembelajaran karna kondisi kelas menjadi lebih nyaman, sehingga budaya tertib dan disiplin sudah terbentuk dengan sendirinya. Dengan demikian, penggunaan CCTV sudah tidak perlu lagi karna budaya tertib dan disiplin sudah terbentuk.


(4)

112

2. Kepada guru mata pelajaran PKn diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dalam mengajar, menggunakan strategi pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menarik agar dapat menumbuhkan suasana kelas yang kondusif dan menyadarkan peserta didik bahwa peserta didik dalam kegiatan pembelajaran berlangsung sedang diawasi oleh kepala sekolah dengan pemantauan CCTV, sehingga aktivitas peserta didik lebih meminimalisir aktivitas-aktivitas yang dapat menganggu kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan demikian kegiatan pembelajaran menjadi lebih kondusif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

3. Kepada Kepala Sekolah diaharapakan dapat meningkatkan sarana pembelajaran baik dari segi jumlah maupun kualitas dengan meningkatkan kebutuhan semua warga sekolah. Sarana yang harus ditingkatkan seperti menambah kamera CCTV dan memfasilitasi peserta didik buku-buku yang dapat meningkatkan motivasi peserta didik agar peserta didik dapat termotivasi dalam belajar dan memperoleh prestasi yang baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu.2004. Ilmu Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta

Ali ,Mohammad. 1983. Penelilian Pendidikan dan Prosedur Strategi. Angkasa. Bandung.

A. M ,Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Raja Garafindo Persada : Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Depdiknas. Jakarta

Djamarah, Saiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.

Hurlock,Elizabeth B.2004.Psikologi Pengembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang. Terjemahan (Edisi Kelima).Erlangga.Jakarta.

Manase, Malo.1983.Metode Penelitian Jakarta.Universitas Terbuka.Jakarta. Mujiman,Haris. 2007.Manjemen Melatih Pelatihan Berbasis Belajar

Mandiri.Pustaka Belajar.Yokyakarta.

Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.

Nurkencana, Wayan dan Sunartana.1986.Evaluasi Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.


(6)

Prijodarminto,Soegeng.2004. Disiplin Kiat Menuju Sukses.Abadi.Jakarta. Rohani, Ahmad.2004.Pengelolaan Pengajaran.Rineka Cipta. Jakarta. Saudagar , Fachruddin (2009). Pengembangan Profesionalisme Guru,

Gaung Persada.Jakarta.

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sumantri,S.Mulyani.2007. Penegakkan disiplin dalam Upaya Meningkatkan Mutu Guru.Http://Mulyani.Blogspot.com. Diakses 13 Januari 2013.

Suryabrata, Sumadi.1983.Metodologi Penelitian.Raja Grafindo Persada.Jakarta Surjono, Herman Dwi. Drs.,M.Sc.,MT.,Ph.D. (1996). Eksperimen Pengiriman

sinyal televisi dengan pemancar TV dan CCTV serta Pemanfataanya

dalam Pendidikan.Journal PTK No.07 (V):37-43.

Tu’u, Tulus.2004.Peran Disiplin dan Prilaku Dan Prestasi Siswa.Grasindo. Jakarta.

Uno, B.Hamzah.2008.Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengjar

yang Efektif dan Kreatif.Bumi Aksara. Jakarta.

Winkel, W.S.2004.Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Pembelajaran.Gramedia. Jakarta.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN MINAT PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI PENDIDIKAN NON-FORMAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM BIDANG STUDI FIQIH DI KELAS VIII PONDOK PESANTREN ASY-SYARIF DESA AJUNG KABUPATEN JEMBER TAHUN 2012/2013

0 7 6

PENDEKATAN MULTIKULTUR BERBASIS CONTENT DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG

0 5 20

PENGARUH CCTV TERHADAP AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PKN DI SMA YP UNILA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

10 91 85

PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP OPTIMALISASI PELAYANAN PENDIDIKAN BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG

0 13 72

PENGARUH SIKAP DAN PERILAKU GURUPADA SAAT MENGAJAR DI KELAS TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH 3 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 20 74

PENGARUH MODEL SURVEY-QUESTION-READ-RECITE-REVIEW (SQ3R) TERHADAP KETERAMPILAN SISWA MENYIMPULKAN MATERI PELAJARAN SEJARAH TENTANG KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA KELAS X SMA YP UNILA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 58

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DAN MODEL PEMBELAJARAN PERSEORANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR GERAK DASAR TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT PADA SISWA KELAS X SMA YP UNILA TAHUN AJARAN 2012/2013

1 7 59

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DAN MODEL PEMBELAJARAN PERSEORANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR GERAK DASAR TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT PADA SISWA KELAS X SMA YP UNILA TAHUN AJARAN 2012/2013

1 11 61

NILAI AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA DI KELAS X.MIA 3 SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG

0 7 81

TINGKAT KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMA MUHAMMADIYAH 2

0 0 12